Oleh :
PENDAHULUAN
1.1Latar Belakang
ISI
b) Panitia musyawarah
Panmus DPD dapat dibandingkan dengan Badan Musyawarah (Bamus
DPR), karena peran dan fungsinya yang sama. Keduanya dapat dianggap
sebagai miniatur dari lembaganya masing-masing, karena di sinilah
keputusan-keputusan penting mengenai DPD dan DPR
direncanakan. Dari segi keanggotaan, karenapegelompokan Anggota
DPR disusun dalam bentuk fraksi maka keanggotaan Bamus DPR pun
terdiri dari perwakilan fraksi. Sementara itu, anggota DPD yang bukan
berasal dari partai politik dikelompokkan berdasarkan daerah (Provinsi)
pemilihannya, sehingga Anggota Panmus DPD berjumlah sama dengan
jumlah provinsi yang ada di Indonesia saat ini.
c) Komite
Secara garis besar, tugas Komite adalah mendukung berjalannya fungsi
dari DPD sebagai bagian dari parlemen nasional, yaitu memiliki peran
dalam pengajuan rancangan undang-undang (RUU), pembahasan RUU,
pemberian pertimbangan dan
pengawasan. Tugas Komite
dalam pengajuan RUU adalah
mengadakan persiapan dan
pembahasan RUU tertentu.
d) Panitia Perancang Undang-Undang (PPUU)
a) Fungsi Legislasi
Tugas dan wewenang:
Dapat mengajukan rancangan undang-undang (RUU) kepada DPR
Ikut membahas RUU
Bidang Terkait: Otonomi daerah; Hubungan pusat dan daerah;
Pembentukan, pemekaran, dan penggabungan daerah; Pengelolaan
sumberdaya alam dan sumberdaya ekonomi lainnya; Perimbangan
keuangan pusat dan daerah.
b) Fungsi Pertimbangan
Memberikan pertimbangan kepada DPR
c) Fungsi Pengawasan
Tugas dan wewenang:
Dapat melakukan pengawasan atas pelaksanaan undang-undang
dan menyampaikan hasil pengawasannya kepada DPR sebagai bahan
pertimbangan untuk ditindaklanjuti.
Menerima hasil pemeriksaan keuangan negara yang dilakukan BPK
Bidang Terkait : Otonomi daerah; Hubungan pusat dan
daerah: Pembentukan dan pemekaran, serta penggabungan
daerah, Pengelolaan sumberdaya alam serta sumberdaya ekonomi
lainnya; Perimbangan keuangan pusat dan daerah, Pelaksanaan
anggaran pendapatan dan belanja negara (APBN)seperti Pajak,
pendidikan, dan agama.
Hak :
c. Membela diri
d. Imunitas
e. Protokoler dan
f. Protokoler dan
Kewajiban :
a. Mengamalkan Pancasila
PENUTUP
3.1. Saran
3.2 Kesimpulan
Dari semua uraian diatas, dapat ditarik beberapa kesimpulan tentang DPD
( Dewan Perwakilan Daerah), Antara lain :
4. Tuntutan pembentukan DPD dapat dilihat sebagai salah satu usaha untuk
menghasilkan pemerintahan yang lebih demokratis mengingat beragamnya
kepentingan kondisi daerah-daerah di Indonesia.
5. DPD dilengkapi dengan delapan unit kerja yang disebut sebagai “alat
kelengkapan”Sebagai usaha untuk melancarkan pelaksanaan tugas dan
wewenang yang dimilikinya,.Yang diatur dalam Undang-undang No. 27
tahun 2009 tentang MPR,DPR, DPD, dan DPRD (UU No. 27/2009), serta
dalam Peraturan DPD RI No. 01/DPD-RI/I/2009-2010 tentang Tata Tertib
(Tatib) DPD
7. Hak dan kewajiban anggota DPD diatur Sesuai dengan ketentuan Pasal 49
dan 50 Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2003 tentang Susunan dan
Kedudukan MPR, DPR, DPD, dan DPRD.