Anda di halaman 1dari 8

-

TUGAS MAKALAH LEMBAGA-LEMBAGA NEGARA INDONESIA


“EKSISTENSI LEMBAGA PERWAKILAN RAKYAT DI INDONESIA”

NAMA: MARISSA TANJUNG


NPM: 1806182965

FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS INDONESIA


BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Lembaga Perwakilan Rakyat merupakan suatu perwujudan representasi Negara
Demokrasi yaitu dari rakyat, oleh rakyat dan untuk rakyat. Lembaga Perwakilan didasari oleh
kata “Perwakilan” yang jelas terlihat menjadi lembaga yang berfungsi untuk mewakili rakyat
dalam menjelankan dan memenuhi kepentingan hidup bernegara. Indonesia merupakan negara
yang memiliki jumlah penduduk yang banyak dan setiap individunya memiliki aspirasi tersendiri
yang perlu disampaikan kepada Pemerintah agar terciptanya tujuan negara itu sendiri, untuk itu
dalam prosesnya diperlukanlah suatu lembaga yang memiliki tugas dan fungsi menjadi
perwakilan bagi rakyat.
Undang-Undang Dasar 1945 sebelum amandemen meletakkan kedaulatan tertinggi
berada ditangan rakyat, yang menandakan bahwa rakyatlah yang menjalankan negara dan berada
pada posisi tertinggi dalam negara. Sehingga suatu tindakan yang dibuat Pemerintah atas suatu
negara haruslah sesuai dengan rakyat. Sehingga dibentuklah suatu Lembaga Perwakilan Rakyat
untuk memenuhi tujuan negara Indonesia. Indonesia memiliki 4 (empat) Lembaga Perwakilan
Rakyat yaitu MPR, DPR, DPD, dan DPRD. Keberadaan ke-empat lembaga tersebut menjadi titik
tolak bagi Pemerintah untuk menyusun kebijakan yang sesuai dengan kepentingan rakyat
Indonesia. Namun pada saat ini terdapat ​issue ​(permasalahan) yang timbul mengenai eksistensi
Lembaga Perwakilan Rakyat di Indonesia yang terlihat tidak berjalan sesuai dengan fungsi dan
kewenangannya yang telah diatur dalam Undang-Undang.
Keberadaan Lembaga Perwakilan Rakyat yang ada di Indonesia dianggap tidak berjalan
sesuai dengan harapan awal yang berfungsi sebagai penampung aspirasi rakyat. Lembaga
Perwakilan Rakyat yang terdiri dari kelompok orang yang merupakan Perwakilan dari seluruh
daerah di Indonesia kerap kali dianggap sebagai lembaga yang ada untuk mewakili aspirasi
sesama Wakil Rakyat. Oleh karena itu mengenai sudahkah sesuai Lembaga Perwakilan Rakyat
yang ada di Indonesia sesuai dengan fungsinya yang menjadi penampung aspirasi untuk
mewujudkan kehidupan bernegara dengan rakyat yang makmur dan sejahtera. Sehingga perlu
dibahas mengenai permasalahan tersebut.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa saja tugas dan fungsi masing-masing Lembaga Perwakilan Rakyat yang ada
di Indonesia?
2. Apakah kinerja Lembaga Perwakilan Rakyat di Indonesia sudah sesuai dengan
fungsi dan kewenanganya?
3. Apa upaya yang seharusnya dilakukan untuk menghindari penyelewengan fungsi
dan kewenangan Lembaga Perwakilan Rakyat?
1.3 Tujuan Penyusunan
1. Untuk mengetahui lebih mengenai fungsi dan kewenangan Lembaga Perwakilan Rakyat.
2. Untuk mengetahui kesesuaian kinerja Lembaga Perwakilan Rakyat dengan fungsi dan
kewenangan yang telah diatur.
3. Untuk mengetahui bagaimana upaya yang dilakukan untuk menghindari penyelewengan
fungsi dan kewenangan Lembaga Perwakilan Rakyat.

BAB II
ISI

2.1 Fungsi dan Kewenangan Lembaga Perwakilan Rakyat di Indonesia.


Sebelum membahas mengenai fungsi dan kewenangan dari Lembaga Perwakilan Rakyat
yang ada di Indonesia, ada baiknya apabila terlebih dahulu membahas mengenai Lembaga
Perwakilan itu sendiri. ​Kata “perwakilan” dapat bermakna pada perseorangan maupun suatu
kelompok yang memiliki kewenangan dan kewajiban untuk berbicara, membuat tindakan, dsb.
Pengertian perwakilan pun sangat banyak macamnya. Salah satunya menurut ​Hanna Penichel
Pitkin(1957)​, perwakilan adalah proses mewakili, dimana wakil bertindak dalam rangka
bereaksi terhadap kepentingan pihak yang diwakili. Wakil bertindak sedemikian rupa sehingga
antara wakil dan pihak yang diwakili tidak terjadi konflik dan jika terjadi, maka harus mampu
diselesaikan dengan penjelasan. Kemudian berdasarkan pendapat ​Budiarjo (1991)​, perwakilan
merupakan konsep bahwa seorang atau suatu kelompok memiliki kewenangan atau kewajiban
untuk berbicara dan bertindak atas nama suatu kelompok yang lebih besar. Oleh karena itu,
singkatnya sistem perwakilan ialah sistem yang dijalankan untuk mewakili seluruh rakyat
Indonesia oleh lembaga-lembaga tertentu yang diatur oleh undang-undang.
Terdapat tiga sistem lembaga perwakilan yang dikenal secara umum, yaitu unikameral,
bikameral, dan trikameral. Efektivitas masing – masing sistem lembaga perwakilan ini
ditentukan oleh keseimbangan kewenangan masing-masing kamar dalam menjalankan berbagai
fungsinya, seperti rekrutmen politik, anggaran, perwakilan, kontrol, dan fungsi legislasilah yang
paling penting. Mengacu kepada amandemen UUD 1945, Indonesia menganut sistem perwakilan
bikameral, yaitu DPR dan DPD. Namun terdapat pendapat lain juga yang menyatakan bahwa
Indonesia menganut sistem perwakilan trikameral, yaitu dengan adanya MPR, DPR, dan DPD.
Jimly Asshiddiqie (2009) ​dengan melihat tugas dan kewenangan yang dimiliki oleh MPR,
sependapat dengan ​Saldi Isra (2008)​, bahwa keberadaan MPR, yang dapat mengubah dan
menetapkan UUD NRI 1945, berarti tetap memiliki fungsi legislasi, sehingga lebih tepatnya
parlemen negara Indonesia adalah parleman tiga kamar (trikameral).
Membahas mengenai tugas dan wewenang Lembaga Perwakilan Rakyat yang ada di
Indonesia, yaitu sebagai berikut.
Tugas dan wewenang MPR:1

● Mengubah dan menetapkan undang-undang dasar.


● Melantik presiden dan wakil presiden berdasarkan hasil pemilihan umum, dalam sidang
paripurna MPR.
● Memutuskan usul DPR berdasarkan putusan Mahkamah Konstitusi untuk
memberhentikan presiden dan/atau wakil presiden dalam masa jabatannya setelah
presiden dan atau wakil presiden diberi kesempatan untuk menyampaikan penjelasan di
dalam sidang paripurna MPR.
● Melantik wakil presiden menjadi presiden apabila presiden mangkat, berhenti,
diberhentikan, atau tidak dapat melaksanakan kewajibannya dalam masa jabatannya.
● Memilih wakil presiden dari dua calon yang diajukan presiden apabila terjadi kekosongan
jabatan wakil presiden dalam masa jabatannya selambat-lambatnya dalam waktu enam
puluh hari.
● Memilih presiden dan wakil presiden apabila keduanya berhenti secara bersamaan dalam
masa jabatannya, dari dua paket calon presiden dan wakil presiden yang diusulkan oleh
partai politik atau gabungan partai politik yang paket calon presiden dan wakil
presidennya meraih suara terbanyak pertama dan kedua dalam pemilihan sebelumnya,
sampai habis masa jabatannya selambat-lambatnya dalam waktu tiga puluh hari.

Tugas dan wewenang DPR2

Terkait dengan fungsi legislasi, DPR memiliki tugas dan wewenang:


● Menyusun Program Legislasi Nasional (Prolegnas)
● Menyusun dan membahas Rancangan Undang-Undang (RUU)
● Menerima RUU yang diajukan oleh DPD (terkait otonomi daerah; hubungan pusat dan daerah;
pembentukan, pemekaran dan penggabungan daerah; pengelolaan SDA dan SDE lainnya; serta
perimbangan keuangan pusat dan daerah)
● Membahas RUU yang diusulkan oleh Presiden ataupun DPD
● Menetapkan UU bersama dengan Presiden
● Menyetujui atau tidak menyetujui peraturan pemerintah pengganti UU (yang diajukan Presiden) untuk
ditetapkan menjadi UU

Terkait dengan fungsi anggaran, DPR memiliki tugas dan wewenang:


● Memberikan persetujuan atas RUU tentang APBN (yang diajukan Presiden)
● Memperhatikan pertimbangan DPD atas RUU tentang APBN dan RUU terkait pajak, pendidikan dan
agama
● Menindaklanjuti hasil pemeriksaan atas pengelolaan dan tanggung jawab keuangan negara yang
disampaikan oleh BPK
● Memberikan persetujuan terhadap pemindahtanganan aset negara maupun terhadap perjanjian yang
berdampak luas bagi kehidupan rakyat yang terkait dengan beban keuangan negara

1 https://nasional.kontan.co.id/news/mengenal-tugas-dan-wewenang-mpr-di-masa-kini?page=all
2 http://www.dpr.go.id/tentang/tugas-wewenang
Terkait dengan fungsi pengawasan, DPR memiliki tugas dan wewenang:
● Melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan UU, APBN dan kebijakan pemerintah
● Membahas dan menindaklanjuti hasil pengawasan yang disampaikan oleh DPD (terkait pelaksanaan
UU mengenai otonomi daerah, pembentukan, pemekaran dan penggabungan daerah, pengelolaan SDA
dan SDE lainnya, pelaksanaan APBN, pajak, pendidikan dan agama)

Tugas dan wewenang DPD3


● DPD dapat mengajukan kepada DPR RUU yang berkaitan dengan otonomi daerah,
hubungan pusat dan daerah, pembentukan dan pemekaran, penggabungan daerah,
pengelolaan sumber daya alam dan sumber daya ekonomi lainnya; serta yang berkaitan
dengan pertimbangan keuangan pusat dan daerah.
● DPD ikut membahas RUU yang berkaitan dengan otonomi daerah, hubungan pusat dan
daerah, pembentukan dan pemekaran, penggabungan daerah, pengelolaan sumber daya
alam dan sumber daya ekonomi lainnya; serta yang berkaitan dengan pertimbangan
keuangan pusat dan daerah yang diajukan oleh DPR maupun oleh pemerintah.
● DPD memberikan pertimbangan kepada DPR atas RUU APBN, RUU yang berkaitan
dengan pajak, pendidikan dan agama. Pertimbangan tersebut diberikan dalam bentuk
tertulis sebelum memasuki tahapan pembahasan anatara DPR dan pemerintahan sehingga
menjadi bahan bagi DPR dalam melakukan pembahasan dengan pemerintah.
● DPD memberikan pertinmbagan kepada DPR dalam pemilihan anggota BPK.
Pertimbangan tersebut disampaikan secara tertulis sebelum pemilihan anggota BPK.
● DPD dapat melakukan pengawasan atas pelaksanaan undang-undang mengenai otonomi
daerah, hubungan pusat dan daerah, pembentukan dan pemekaran, penggabungan daerah,
pengelolaan sumber daya alam dan sumber daya ekonomi lainnya; pelaksaan APBN,
pajak, pendidikan dan agama. Pengawasan tersebut merupakan pengawasan atas
pelaksanaan undang-undang yang hasilnya disampaikan kepada DPR sebagai bahan
pertimbangan untuk ditindaklanjuti.
● DPD menerima hasil pemeriksaan keuangan negara dari BPK untuk dijadikan bahan
membuat pertimbangan bagi DPR tentang RUU yang berkaitan dengan APBN.

2.2 Kinerja Lembaga Perwakilan Rakyat di Indonesia


Kinerja Lembaga Perwakilan Rakyat belakangan ini banyak memperoleh kritikan bagi
rakyat. Permasalahan yang tidak asing didengar belakangan ini yaitu terkait dengan RUU KPK
dan RKUHP yang disusun Dewan Perwakilan Rakyat, yang kemudian senyatanya disetujui oleh
Presiden. Akan tetapi rumusan undang-undang terutama RUU KPK tersebut dianggap tidak
sesuai dan justru dianggap dapat memperburuk keadaan yang ada. Lembaga Perwakilan Rakyat
yang banyak menuai kritikan adalah DPR, karena kita ketahui banyak anggota dari Dewa
Perwakilan Rakyat yang ditangkap terkait operasi tangkap tangan KPK yang tentunya perkara
tersebut tidak asing lagi jika didengar. DPR selalu mendapat sorotan publik atas kinerjanya yang

3 Faqih Alhaq https://www.kompasiana.com/faqihus/59a438e28a635f05500f6162/membaca-tugas-fungsi-dan-wewenang-dewan-perwakilan-daerah?page=all


tidak mencapai pencapaian positif. Permasalahan konkret yang bisa kita lihat ialah mengenai
penyusunan anggaran yang dilakukan oleh DPR, Renovasi gedung DPR yang memerlukan RP
601 Milyar padahal rapat anggota pun tidak dilaksanakan di gedung tersebut melainkan di hotel.
melihat ​APBN sepanjang 2015 hingga 2019, alokasi anggaran untuk wakil rakyat selalu
meningkat. Dari Rp 3,6 triliun pada 2015, menjadi Rp 4,6 triliun pada 2019. Masalahnya,
peningkatan anggaran tersebut tidak diiringi dengan peningkatan kinerja, khususnya di bidang
legislasi.4
Kemudian jika memperhatikan DPD (Dewan Perwakilan Daerah), tentu jarang sekali kita
mendengar mengenai adanya pencapaian yang dilakukan oleh Dewan Perwakilan Daerah. DPD
sendiri memiliki fungsi untuk mengangkat isu daerah ditingkat nasional. DPD ternilai jarang
sekali menyampaikan isu daerah, DPD juga tidak tertangkap oleh sorotan publik. Hal tersebut
bukanlah karena tidak adanya cacat dalam kinerja DPD melainkan kinerja DPD yang ​stuck in
zone (terjebak dalam zona) atau berjalan ditempat. Karena kita ketahui banyak
permasalahan-permasalahan daerah yang belum terselesaikan atau bahkan belum diketahui oleh
pemerintah.
Selanjutnya dalam penjelasan sebelumnya disebutkan mengenai Tugas dari MPR yang
diantaranya adalah mengubah dan menetapkan UUD, melantik Presiden dan Wakil Presiden
berdasarkan pemilihan umum dalam Sidang Paripurna MPR, memutuskan usul DPR berdasarkan
putusan MK untuk memberhentikan Presiden dan atau wakil presiden dalam masa jabatannya
setelah Presiden dan atau wakil presiden diberi kesempatan untuk menyampaikan penjelasan di
dalam sidang Paripurna MPR. Jika dilihat fungsi MPR seperti itu, maka tampak bagaimana MPR
sekarang sudah tidak sekuat dulu lagi pada masa Orde Baru, hal ini berarti ada pengurangan
5
wewenang di dalam tubuh MPR.
2.3 Upaya untuk menghindari penyelewengan fungsi dan kewenangan Lembaga
Perwakilan Rakyat.
Penyelewengan wewenang dalam lingkup Lembaga Perwakilan Rakyat biasa disebabkan
oleh perkara korupsi yang dilakukan anggota Lembaga Perwakilan Rakyat. Setiap tahunnya
KPK tidak berhenti mempublikasikan kinerjanya yang melakukan penangkapan terutama pada
Dewan Perwakilan Rakyat. Kinerja dalam legislatif dari DPR kerap kali melenceng dari visi
awal. Upaya pemerintah sebenarnya sudah jelas yaitu dengan diadakannya KPK untuk
meluruskan sistem dan memperbaiki sikap buruk yang terjadi dalam Lembaga Perwakilan
Rakyat.
Lembaga Perwakilan Rakyat dipilih oleh rakyat langsung, dan sistem secara langsung
untuk memilih Perwakilan Rakyat tidak memberikan pandangan yang jelas bagi rakyat untuk
memilih wakil rakyat mana yang kompeten dan memiliki rekam jejak yang benar-benar baik,

Safrezi Fitra,Dwi Hadya Jayani.


4​

https://katadata.co.id/telaah/2019/10/03/mengukur-kinerja-dpr-lama-dan-harapan-untuk-dpr-baru
5
karena pada dasarnya pelaksanakan kewenangan dan fungsi yang baik utuk mencapai tujuan
yang sesuai haruslah dilaksanakan oleh pemimpin yang baik. Dengan demikian, jika
dipertimbangkan sistem pemilihan dan penentuan anggota perwakilan rakyat harus dilaksanakan
dengan seleksi yang lebih dalam. Oleh lembaga baru yang dibuat dengan pertimbangan presiden
dan Lembaga Perwakilan Rakyat itu sendiri. Karena Lembaga Perwakilan Rakyat merupakan
organ penting dalam negara demokrasi.

BAB III
KESIMPULAN

Lembaga Perwakilan Rakyat di Indonesia yang menggunakan sistem trikameral yang


terdiri dari DPR, MPR dan DPD. Setiap lembaga tersebut memiliki fungsi masing-masing yang
telah diatur dalam Undang- Undang Dasar 1945, yang menandakan bahwa keberadaan Lembaga
Perwakilan Rakyat memiliki posisi penting dalam Negara Republik Indonesia sehingga
eksistensinya sangat diperlukan dalam negara. Namun perkembangannya justru menunjukkan
stagnansi kinerja yang menurun, sehingga Lembaga Perwakilan Rakyat perlu diawasi dan
memerlukan perubahan sistem dalam penentuan Anggota parlemen, karena latar belakang
anggota dan bagaimana cara mengisi jabatan menentukan integritas anggota parlemen dalam
memimpin dan mewakili aspirasi rakyat.

[1]​
Jimly Asshiddiqie, ​Lembaga Perwakilan Rakyat dan Permusyawaratan Rakyat Tingkat Pusat​, hlm. 4
[2]​
Riza Novandra. ​Sistem Perwakilan di Indonesia​. ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga : Surabaya. 2009

2.3 Upaya menghindari penyelewengan kewenangan lembaga Perwakilan Rakyat

Anda mungkin juga menyukai