LEMBAGA LEGISLATIF
Oleh:
Kel. 1
Alexander Darussman (1903040110)
Ama Lodo (1903040100)
Andre A. Bere Mau (1903040136)
Maria A. N. Pereira (1903040134)
Salomo Z. Tungga (1903040133)
Sry Y. Dimu Raba (1903040125)
Thomson E. F. Banamtuan (1903040114)
Yakobus Tamu Ama (1903040139)
Yohanes Smaut (1903040118)
DAFTAR ISI i
KATA PENGANTAR ii
BAB 1 PENDAHULUAN 1
1.1 Latar Belakang 1
1.2 Rumusan Masalah……………………………………………………………………………………………………………………...2
1.3 Tujuan Penulisan…………………………………………………………………………………………………………………………2
BAB 2 PEMBAHASAN………………………………………………………………………………………………………………………………..3
2.1 Pengertian Lembaga Legislatif…………………………………………………………………………………………………….3
2.2 Tugas dan Wewenang Lembaga-Lembaga Legislatif di Indonesia………………………………………………..4
2.3 Kondisi Lembaga Legislatif di Indonesia……………………………………………………………………………………….7
BAB 3 PENUTUP…………………………………………………………………………………………………………………………………………9
3.1 Kesimpulan…………………………………………………………………………………………………………………………………..9
3.2 Saran…………………………………………………………………………………………………………………………………………….9
REFERENSI………………………………………………………………………………………………………………………………………………….10
i
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah
memberikan karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah kami ini.
Di dalam makalah ini, akan dibahas mengenai lembaga legislatif. Penulis akan membahas
tugas dan wewenang dari lembaga legislatif di Indonesia, serta bagaimana kondisi lembaga
legislatif di Indonesia.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan masih banyak
kekurangan dalam makalah ini. Untuk itu, kami mengharapkan kritik dan saran dari pembaca,
supaya makalah ini nantinya dapat menjadi makalah yang lebih baik lagi. Kemudian apabila
terdapat banyak kesalahan pada makalah ini kami mohon maaf yang sebesar-besarnya.
Demikian makalah ini dibuat, semoga dapat bermanfaat. Terima Kasih.
Hormat kami,
Kelompok 1.
ii
BAB 1
PENDAHULUAN
1
1.2 Rumusan Masalah
a. Apa yang dimaksud dengan lembaga legislatif?
b. Apa saja tugas dan wewenang dari lembaga-lembaga legislatif di Indonesia?
c. Bagaimana kondisi lembaga legislatif di Indonesia?
2
BAB 2
PEMBAHASAN
3
2.2 Tugas dan Wewenang Lembaga-Lembaga Legislatif di Indonesia
Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR)
Mengubah dan menetapkan undang-undang dasar;
Melantik presiden dan wakil presiden berdasarkan hasil pemi-lihan
umum, dalam sidang paripurna MPR;
Memutuskan usul DPR berdasarkan putusan Mahkamah Konstitusi
untuk memberhentikan presiden dan/atau wakil presiden dalam
masa jabatannya setelah presiden daniatau wakil presiden diberi
kesempatan untuk menyampaikan penjelasan di dalam sidang
paripuma MPR,
Melantik wakil presiden menjadi presiden apabila presiden
mangkat, berhenti, diberhentikan, atau tidak dapat melaksanakan
kewajibannya dalam masa jabatannya;
Memilih wakil presiden dari dua .calon yang diajukan presiden
apabila terjadi kekosongan jabatan wakil presiden dalam masa
jabatannya selambat-lambatnya dalam waktu enam puluh hari;
Memilih presiden dan wakil presiden apabila keduanya berhenti
secara bersamaan dalam masa jabatannya, dari dua paket calon
presiden dan wakil presiden yang diusulkan oleh partai politik atau
gabungan partai politik yang paket calon presiden dan waki1
presidennya meraih suara terbanyak pertama dan kedua dalam
pemilihan sebelumnya, sampai habis masa jabatannya selambat-
lambatnya dalam waktu tiga puluh hari;
Menetapkan peraturan tata tertib dan kode etik MPR.
4
Dewan Perwakilan Rakyat
5
Tugas dan wewenang DPR lainnya, antara lain:
Menyerap, menghimpun, menampung dan menindaklanjuti aspirasi rakyat
Memberikan persetujuan kepada Presiden untuk: (1) menyatakan perang
ataupun membuat perdamaian dengan Negara lain; (2) mengangkat dan
memberhentikan anggota Komisi Yudisial.
Memberikan pertimbangan kepada Presiden dalam hal: (1) pemberian amnesti
dan abolisi; (2) mengangkat duta besar dan menerima penempatan duta besar
lain
Memilih Anggota BPK dengan memperhatikan pertimbangan DPD
Memberikan persetujuan kepada Komisi Yudisial terkait calon hakim agung
yang akan ditetapkan menjadi hakim agung oleh Presiden
Memilih 3 (tiga) orang hakim konstitusi untuk selanjutnya diajukan ke
Presiden
6
2.3 Kondisi Lembaga Legislatif di Indonesia
Badan Legislatif sangat krusial perannya demi menjaga kelangsungan
pemerintahan yang baik, terlebih di negara yang sedang mengalami transisi dari yang
sebelumnya otoriter ke demokrasi seperti Indonesia. Sejak reformasi 1998, badan
legislatif Indonesia menjadi kunci penting dalam membuat kebijakan politik. Namun,
citra lembaga legislatif di Indonesia kian hari kian memburuk. Seiring kebutuhan
masyarakat Indonesia untuk mengandalkan kinerja DPR sebagai pembuat kebijakan
publik malah membuat ragu masyarakat, contohnya pada tahun 2005 saat dilaksanakan
sidang paripurna DPR yang membahas mengenai kenaikan harga minyak yang mana
terjadi konflik di antara anggota Dewan yang melakukan sidang paripurna di hari kedua.
Konflik terjadi karena adanya anggota Dewan yang kebanyakan berasal dari fraksi PDI-P
tak setuju dengan kebijakan kenaikan harga BBM, merasa pendapatan mereka(anggota
yang tak setuju) tak diindahan Ketua DPR, Agung Lakshono, mereka pun melancarkan
protes kepada beliau dengan menghampiri mimbarnya, melihat itu fraksi Golkar mencoba
menghalangi dan melerai. Kisruh pada sidang tersebut tidaklah mencerminkan tindakan
dari orang terpelajar yang dipercaya masyarakat yang menyebabkan sentiment
masyarakat terhadap para legislator publik ini memburuk.
Ada beberapa parameter yang dibuat oleh masyarakat untuk mengukur kualitas
lembaga legislatif. Pertama, tingkat kehadiran yang rendah pada rapat paripurna atau
rapat- rapat komisi dan badan serta panitia khusus (pansus) dan panitia kerja (panja). Ada
yang beralasan hal ini terjadi karena jadwal rapat komisi, badan, pansus, atau panja kerap
berbenturan. Kedua, produktivitas DPR dari periode ke periode juga rendah, selalu gagal
merampungkan Program Legislasi Nasional (Prolegnas). Pada Prolegnas 2014- 2019
yang ditetapkan DPR terdapat 183 RUU yang harus diselesaikan. Memasuki 2017, baru
14 RUU yang diselesaikan. Ketiga, kualitas UU yang dihasilkan DPR sangat rendah.
Banyak UU yang baru disahkan sudah harus direvisi karena kalah dalam uji materi di
Mahkamah Konstitusi (MK). Kemudian diketahui di MK, untuk judicial review dan
sengketa pilkada, juga transaksional; amat sangat memprihatinkan. Keempat, DPR lebih
memprioritaskan bongkar pasang UU yang mestinya dibuat untuk jangka panjang.
Seperti UU tentang MPR, DPR, DPD, dan DPRD (UU MD3) versi terakhir yang
7
disahkan setelah Pemilu Legislatif (Pileg) 2014, baru berusia dua tahun, akan
disempurnakan lagi. UU Pemilu dan UU Pilpres setiap akan pemilu selalu dibongkar
pasang. Ini menunjukkan besarnya kepentingan yang jadi pertimbangan dan bukan upaya
membentuk tatanan secara sistemis. Kelima, kualitas fungsi pengawasan sangat
mengecewakan. Banyak anggota DPR dan DPRD provinsi/kabupaten/kota yang justru
menjadi terpidana korupsi atau suap dalam mega-skandal yang tak
terbayangkan besarnya.
Untuk menghadirkan DPR yang lebih berkualitas, hasil Pileg diperlukan rakyat
yang sadar untuk memilih wakilnya di lembaga legislatif yang berintegritas, kapabel, dan
bermoral, serta penyempurnaan UU Pemilu yang kondusif. Kini waktu yang tepat karena
parpol tengah memulai penjaringan untuk menyusun nominasi daftar caleg. Jika tak
dilakukan perubahan sistem pileg, orang-orang baik dan mampu yang tak populer dan tak
ber-uang akan sulit jadi anggota DPR. Sangat berbahaya kalau dalam Pileg terjadi apa
yang dalam ungkapan Jawa: "Sing iso ora gelem, sing gelem ora dadi, sing dadi sing ora
iso" (Yang mampu tak mau, yang mau tak jadi, yang jadi yang tak mampu).
Peranan parpol di negara demokrasi sangat penting dan strategis, sangat
menentukan dalam menghadirkan DPR dan DPRD berkualitas karena perannya
amat besar dalam mewarnai sistem pemilu, perekrutan caleg, dan dalam
mengartikulasikan aspirasi rakyat. Karena itu, selayaknyalah dipimpin oleh tokoh-tokoh
yang tulus mengabdi bagi bangsa, negara, dan rakyat. Kita berharap pemerintah dan DPR
dapat memformulasikan sistem pemilu yang memperbaiki kelemahan sistem proporsional
terbuka. Sistem pemilu merupakan alat strategis untuk menciptakan DPR RI sebagai
lembaga tepercaya karena diisi wakil rakyat yang lebih berkualitas, representatif
(mewakili semua unsur masyarakat), dan bergerak sinergis memajukan Indonesia di
segala bidang.
8
BAB 3
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Lembaga legislatif merupakan satu dari tiga lembaga “Trias Politica” yang
diajukan oleh Montesqueieu. Lembaga legislatif ini berfungsi untuk membuat undang-
undang serta juga berfungsi sebagai pengawas badan eksekutif, agar kepala negara tidak
menyalahgunakan kekuasaannya.
Di Indonesia sendiri, lembaga legislatif merupakan suatu badan atau dewan yang
terdiri dari perwakilan-perwakilan dari seluruh masyarakat. Lembaga legislatif ini
berperan untuk menampung aspirasi rakyat, membuat undang-undang, serta sebagai
pengontrol lembaga eksekutif.
Lembaga legislatif di Indonesia memiliki citra yang buruk di mata masyarakat.
Hal tersebut disebabkan oleh permasalahan-permasalahan yang ada di dalam lembaga
tersebut, seperti maraknya kasus korupsi di anggota DPR. Untuk mengatasi masalah ini,
diperlukan intervensi dari pemerintah serta masyarakat.
3.2 Saran
Untuk meningkatkan kualitas lembaga legislatif di Indonesia, diperlukan adanya
perubahan dalam sistem pemilihan legislatif. Sistem proporsional terbuka ternyata
mendorong politik uang/transaksional, bukan saja oleh caleg, melainkan juga pemilih.
Sistem ini juga menguntungkan calon populer, terutama kalangan selebritas. Sistem ini
harus diubah agar bukan hanya orang berduit atau orang populer saja yang dapat maju
dalam pileg, tetapi juga orang-orang yang mempunyai kualitas serta keahlian dalam ilmu
politik juga dapat maju, walaupun mereka tidak kaya atau tidak terlalu populer.
Selain itu, masyarakat juga berperan penting. Masyarakat haruslah dibekali
dengan pengetahuan politik, agar mereka dapat memilih calon anggota legislatif yang
9
berkualitas dan tidak termakan dengan rayuan serta janji manis para oknum yang hanya
ingin mendapat jabatan
REFERENSI
https://nasional.kompas.com/read/2017/03/14/18180051/mutu.lembaga.legislatif?page=all
https://news.detik.com/kolom/d-4097488/dilema-legislatif-dan-demokrasi-kita
https://shiningwiris.wordpress.com/2012/04/17/trias-politica/
https://jagokata.com/arti-kata/legislatif.html
https://dpd.go.id/halaman-700_fungsi-tugas--wewenang
https://mpr.go.id/halaman/d/tugas-dan-wewenang
https://www.academia.edu/18325267/Badan_Legislatif_di_Indonesia
http://www.dpr.go.id/tentang/tugas-wewenang
https://www.kompasiana.com/yogifebri14/55292f0bf17e6116498b45b4/sedikit-sejarah-tentang-
badan-legislatif-indonesia-sebelum-menapak-ke-2014
10