Anda di halaman 1dari 3

NAMA : GRESIA GLENFIRA

KELAS : X IPA 3
MATA PELAJARAN : PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN

MENGENAL LEMBAGA PEMERINTAH

A. PENGERTIAN LEMBAGA NEGARA

Lembaga Negara adalah lembaga pemerintahan yang berkedudukan dipusat yang


tugas, fungsi, dan kewenangannya secara tegas diatur dalam Undang-Undang.
Sederhananya, lembaga negara merupakan lembaga pemerintahan (civilizated
organization) yang dibuat oleh negara, dari negara, dan untuk negara, demi mencapai
tujuan negara itu.
Dalam lembaga negara, anggotanya juga turut menjaga kestabilan kinerjanya
supaya dapat mencapai tujuan negara tersebut.

Menurut George Jellinek, lembaga negara dibagi menjadi dua bagian besar yakni :
1) Alat-alat perlengkapan negara yang langsung (unmittebare organ).
2) Alat-alat perlengkapan negara yang tidak langsung (mitterbare organ).

Keberadaan lembaga Negara di Indonesia diatur sepenuhnya oleh Undang-undang


Dasar 1945 dan peraturan perundangan lainnya. Sehingga, kedudukan setiap lembaga
negara di Indonesia bergantung pada wewenang, tugas, dan fungsi yang telah diberikan
oleh Undang-undang Dasar 1945.

B. TUGAS LEMBAGA NEGARA SECARA UMUM


1. Menjaga kestabilan keamanan, politik, hukum, Hak Asasi Manusia (HAM), dan
budaya dalam suatu negara yang bersangkutan.
2. Menciptakan suatu lingkungan negara yang kondusif, aman, dan harmonis.
3. Menjaga penghubung antara negara dengan rakyat.
4. Menjadi sumber inspirator dan aspirator rakyat.
5. Membantu menjalankan roda pemerintah negara.
6. Memberantas adanya tindak korupsi, kolusi, dan nepotisme (KKN).
C. PEMBAGIAN LEMBAGA NEGARA DI INDONESIA

Indonesia selaku negara demokrasi, menjalankan pemerintahan dan penerapan


teori Trias politika.
Trias politika merupakan pembagian kekuasaan pemerintahan menjadi tiga bidang
dengan kedudukan yang sejajar. Tiga bidang tersebut adalah Eksekutif, Legislatif, dan
Yudikatif.

1. Presiden Eksekutif, bertugas menerapkan dan melaksanakan perundang-undang,


yakni dan wakil presiden, beserta para mentri.
2. Legislatif, bertugas membuat perundang-undang, yakni Dewan Perwakilan
Rakyat (DPR).
3. Yudikatif, bertugas mempertahankan pelaksanaan perundang-undangan, yakni
Mahkamah Agung (MA) dan Mahkamah Konsitusi (MK).

D. FUNGSI LEMBAGA NEGARA INDONESIA


Sebelumnya, telah ditulis bahwa keberadaan lembaga negara menjadi salah unsur
penting dalam sebuah negara. Berdasarkan adanya penerapan Trias politika, maka
lembaga negara di Indonesia ada tiga yakni lembaga Eksekutif, Legislatif, dan
Yudikatif.

1. Lembaga Eksekutif
Lembaga eksekutif merupakan lembaga pemerintahan yang berfungsi untuk
melaksanakan perundang-undangan yang telah diterapkan oleh lembaga legislatif.
Di negara-negara yang menganut pemerintahan domokratis, biasanya pada lembaga
eksekutif terdiri atas kepala negara, bisa raja atau presiden, disertai dengan para
menterinya.
Di Indonesia, lembaga eksekutif-nya adalah MPR (Majelis Permusyawaratan Rakyat),
presiden dan wakil presiden, serta para menteri.

 MPR (Majelis Permusyawaratan Rakyat)


MPR adalah lembaga negara. Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR), sekarang ini
bukan lagi merupakan lembaga tertinggi negara. Ia adalah lembaga negara yang
sederajat dengan lembaga negara lainnya. Dengan tidak adanya lembaga tertinggi
negara maka tidak ada lagi sebutan lembaga tinggi negara dan lembaga tertinggi negara.
Semua lembaga yang disebutkan dalam UUD 1945 adalah lembaga negara. 
Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) merupakan lembaga pelaksana kedaulatan
rakyat oleh karena anggota Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) adalah para wakil
rakyat yang berasal dari pemilihan umum. MPR bukan pelaksana sepenuhnya
kedaulatan rakyat sebagaimana tertuang dalam Pasal 1 Ayat (2) UUD 1945 ,perubahan
ketiga bahwa kedaulatan berada di tangan rakyat dan dilaksanakan menurut undang-
undang dasar. Ketentuan mengenai keanggotaan MPR tertuang dalam Pasal 2 Ayat (1)
UUD 1945 sebagai berikut:

Tugas dan Wewenang MPR


1. Mengubah dan menetapkan undang-undang dasar;
2. Melantik presiden dan wakil presiden berdasarkan hasil pemilihan umum dalam
sidang paripurna MPR;
3. Memutuskan usul DPR berdasarkan putusan Mahkamah Konstitusi untuk
memberhentikan presiden dan/atau wakil presiden dalam masa jabatannya
setelah presiden dan atau wakil presiden diberi kesempatan untuk
menyampaikan penjelasan di dalam sidang paripuma MPR;
4. Melantik wakil presiden menjadi presiden apabila presiden mangkat, berhenti,
diberhentikan, atau tidak dapat melaksanakan kewajibannya dalam masa
jabatannya;
5. Memilih wakil presiden dari dua calon yang diajukan presiden apabila terjadi
kekosongan jabatan wakil presiden dalam masa jabatannya selambat-lambatnya
dalam waktu enam puluh hari;
6. Memilih presiden dan wakil presiden apabila keduanya berhenti secara
bersamaan dalam masa jabatannya, dari dua paket calon presiden dan wakil
presiden yang diusulkan oleh partai politik atau gabungan partai politik yang
paket calon presiden dan wakil presidennya meraih suara terbanyak pertama
dan kedua dalam pemilihan sebelumnya, sampai habis masa jabatannya
selambat-lambatnya dalam waktu tiga puluh hari;
7. Menetapkan peraturan tata tertib dan kode etik MPR.

Anda mungkin juga menyukai