Anda di halaman 1dari 4

ANALISIS KEKUASAAN INDONESIA PADA PRESIDENSI G20 DALAM

MEMENUHI KEPENTINGAN NASIONAL DI TENGAH KONFLIK


RUSIA-UKRAINA

1.1 Latar Belakang

Konflik Rusia-Ukraina yang telah terjadi beberapa bulan terakhir ini telah
memiliki dampak yang sangat besar bagi perekonomian global serta suasana politik
dunia. Dampak yang telah dilihat sekarang adalah krisis pangan dan energi global. Dalam
laporan PBB berjudul Hunger Hotspot terbaru yang dikutip dari situs resmi FAO, perang
Rusia Ukraina bisa mendorong jumlah orang yang rawan pangan akut dibekap krisis
pangan sebanyak 47 juta di berbagai negara. Sementara menurut simulasi dari Organisasi
Pangan Dunia (FAO), peningkatan masyarakat yang kekurangan gizi akan meningkat
antara 7,6 dan 13,1 juta orang pada tahun 2022 sampai 2023 akibat konflik itu (Fathur
Rachman, 2022, Juni 23). Presiden Joko Widodo sendiri telah menegaskan bahwa sudah
ada beberapa negara yang terdampak krisis pangan. Selain pangan, perang Rusia-Ukraina
juga berdampak pada krisis energi. Sebelum invasi, harga minyak mentah sudah
menembus USD86 per barel sebagai akibat lonjakan permintaan dan mulai pulihnya
ekonomi global. Saat ini harga minyak USD116 per barel. Bursa saham dunia langsung
anjlok. Pasca invasi, harga baru bara Newcastle melesat ke level USD270 per ton (Eko
Setiadi, 2022, Maret 04). Krisis pangan dan energi tersebut dapat dirasakan oleh
masyarakat Indonesia, yaitu salah satunya di mana harga minyak goreng mengalami
kenaikan menjadi Rp18.000 pada awal bula Februari. Rusia dan Ukraina merupakan
negara yang memproduksi minyak dari biji bunga matahari. Namun, karena mereka
berkonflik, pengguna minyak biji matahari atau sunflower dialihkan ke CPO. Hal itulah
yang mengakibatkan harga CPO menjadi mahal dan otomatis berimbas pada harga
minyak goreng di dalam negeri (Shelma Rachmayati, 2022, Maret 18). Beberapa dampak
lainnya di Indonesia adaah seperti harga LPG dan BBM yang naik serta kelangkaan
komoditas gandum.
Dari berbagai permasalahan krisis global itu maka setiap negara dituntut untuk
dapat mempertahankan resiliensi ekonomi mereka agar kebutuhan pangan dan energi
dalam negeri tetap terpenuhi. Ketahanan eknomi suatu negara merupakan salah satu
kepentingan nasional dari negara tersebut. Kepentingan nasional—atau dalam ungkapan
Prancis yaitu raison d'État—adalah tujuan dan ambisi negara, baik ekonomi, militer, atau
budaya (Arry Bainus & Junita B. Rachman, 2018:109). Kepentingan Nasional adalah
konsep utama dalam Hubungan Internasional. Semua bangsa selalu terlibat dalam proses
memenuhi atau mengamankan tujuan kepentingan nasional mereka. Kebijakan luar
negeri masing-masing negara dirumuskan berdasarkan kepentingan nasionalnya dan
selalu bekerja untuk mengamankan tujuannya. Ini adalah hak yang diterima secara
universal dari setiap negara untuk mengamankan kepentingan nasionalnya (Suwarman
dkk, 2018:182). Ada banyak perspektif dalam melihat kepentingan nasional dari sebuah
negara. Salah satu persepektif itu adalah konstruktivisme, yang mengatakan bahwa
kepentingan nasional dikonstruksi secara sosial sesuai dengan kondisi masyarakat
internasional. Kepentingan nasional senantiasa terbentuk, bertransformasi, dan
menyesuaikan diri dengan struktur politik internasional yang ada (Umar, 2014:188). Jika
ditarik pada konteks sekarang, maka dapat dilihat bahwa perang Rusia-Ukraina
“mengkonstruksi” kepentingan nasional berbagai negara yang terdampak krisis pangan
dan energi dari perang tersebut. Kepentingan nasional itu ialah menjamin tersedianya
pangan dan energi yang cukup bagi masyarakat tiap negara tesebut.
Kepentingan nasional Indonesia sendiri telah tercantum dalam pembukaan UUD
1945 alinea keempat, yaitu, “melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah
darah Indonesia, dan untuk memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan
bangsa dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan,
perdamaian abadi, dan keadilan sosial”. Salah satu pemenuhan kepentingan nasional
tersebut di masa sekarang adalah dengan menangani krisis pangan dan enerigi global. Hal
ini karena krisis pangan dan energi global tersebut telah berdampak ke Indonesia dan
mengganggu kesejahteraan umum melalui naiknya harga minyak dan gas serta
kelangkaan beberapa komoditas. Pemenuhan kepentingan nasional yang lainnya yaitu
ikut melaksanakan ketertiban dunia. Ketertiban dunia tidak hanya akan membawa
perdamaian bagi negara-negara yang berperang, tetapi juga dapat memulihkan ekonomi.
Seperti yang telah dibahas sebelumnya bahwa krisis pangan dan energi global di masa
sekarang disebabkan oleh perang Rusia-Ukraina, maka dari itu jika Indonesia ikut
melaksanakan ketertiban dunia maka hal ini juga dapat membantu memenuhi
kepentingan nasional lainnya yaitu kesejahteraan umum.
Kepentingan-kepentingan nasional tersebut dapat terwujud melalui hubungan
diplomatik dengan negara-negara bersangkutan. Kekuasaan Indonesia sebagai pemegang
presidensi G20 juga membantu dalam memengaruhi situasi politik dan ekonomi global
sehingga kepentingan nasional Indonesia tersebut dapat terpenuhi. G20 sendiri
merupakan sebuah forum yang beranggotakan 19 negara ditambah Uni Eropa dengan
total GDP yang mencapai sekitar 85% total ekonomi dunia dan dua pertiga pangsa pasar
dunia (Rohidin & Hapsari, 2015). Menurut Hermawan (2011), G20 sudah diakui
perannya dalam menghadapi krisis ekonomi, dan juga bahwa implementasi kerja sama
ekonomi dalam forum G20 adalah melalui penguatan lembaga keuangan domestik. Dari
sini dapat dilihat bahwa walaupun G20 merupakan sebuah forum internasional, akan
tetapi kepentingan nasional setiap negara terkhususnya dalam bidang ekonomi dipakai
sebagai landasan kebijakan.

1.2 Identifikasi Masalah


a. Perang Rusia-Ukraina menyebabkan krisis pangan dan energi global, yang telah
dirasakan di Indonesia dan mengganggu harga beberapa komoditas.
b. Krisis pangan dan energi global membuat Indonesia untuk harus mampu memakai
kekuasaannya sebagai Presiden G20 agar dapat menyelesaikan permasalahan
ekonomi global.

1.3 Pembatasan Masalah


Kekuasaan yang dimaksud di sini dibatasi pada kekuasaan yang dipegang
Indonesia sebagai Presiden G20. Kepentingan nasional yang dimaksud dibatasi pada
pemenuhan pangan dan energi masyarakat Indonesia dan hubungannya dengan krisis
pangan dan energi yang sedang terjadi. Konflik Rusia-Ukraina dibatasi pada dampaknya
pada krisis pangan dan energi global.
1.4 Rumusan Masalah
a. Bagaimana dampak konflik Rusia-Ukraina pada krisis pangan dan energi
terkhususnya di Indonesia?
b. Bagaimana Indonesia menggunakan kekuasaannya sebagai Presiden G20 untuk
memenuhi kepentingan nasional dalam mengatasi krisis pangan dan energi di
Indonesia?

Anda mungkin juga menyukai