Anda di halaman 1dari 16

DAMPAK DARI GEOPOLITIK (RUSIA-

UKRAINA)TERHADAP PEREKONOMIAN GLOBAL


KHUSUSNYA PADA PERUSAHAAN MAKANAN CEPAT SAJI
MCDONALD’S

TUGAS MANAJEMEN KEUANGAN

AILA VAIRUS ZAHWA– 212361201067

MANAJEMEN (A)

UNIVERSITAS DARUL ‘ULUM

JOMBANG

2022
BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar belakang

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), geopolitik adalah ilmu tentang
faktor geografi terhadap ketatanegaraan atau dengan kata lain KBBI juga mengartikan
geopolitik sebagai kebijakan negara atau bangsa sesuai dengan posisi geografisnya.

Secara akademik, studi geopolitik mencakup analisis geografi, sejarah, dan ilmu
sosial dengan mengacu pada politik ruang dan pola-polanya dalam berbagai skala.
Geopolitik memiliki cakupan multidisipliner, dan meliputi segala aspek ilmu sosial
dengan penekanan tertentu terhadap geografi politik, hubungan internasional, aspek
teritorial ilmu politik, dan hukum internasional. Selain itu, studi geopolitik meliputi
studi hubungan bersama antara kepentingan aktor politik internasional, kepentingan
yang terfokus pada wilayah, ruang, elemen geografis, hubungan yang menciptakan
sistem geopolitik.

Salah satu contoh konflik yang diakibatkan dengan Geopolitik yaitu terjadinya
konflik antara Rusia dan Ukraina. Konflik antara keduanya mengakibatkan banyak
dampak atau pengaruh terhadap sektor-sektor global. Dampak saat ini yang sangat
dirasakan yaitu terhadap sektor perekonomian global dimana banyak perusahaan-
perusahaan mengalami kerugian yang cukup besar. Salah satu contoh perusahaan besar
yang terdampak yaitu McDonald’s. McDonald’s terpaksa menutup gerai yang tersebar
di negara yang sedang berkonflik tersebut, akibatnya perusahaan itu mengalami
kerugian yang cukup besar.

B. Rumusan Masalah
1) Apakah dampak dan penyebab terjadinya konflik Rusia dengan Ukraina?
2) Bagaimana dampak dari perang Rusia dengan Ukrania terhadap perekonomian
global?
3) Bagaimana dampak yang terjadi pada perusahaan McDonald’s setelah terjadinya
perang Rusia dengan Ukraina?

1
C. Tujuan
1) Untuk mengetahui dampak dan penyebab konflik Rusia dengan Ukraina.
2) Untuk mengetahui dampak dari perang Rusia dengan Ukraina terhadap
perekonomian global.
3) Untuk mengetahui dampak yang terjadi pada perusahaan McDonald’s akibat
terjadinya perang Rusia dengan Ukraina.

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Dampak dan Penyebab Konflik Rusia dengan Ukraina

Penyebab konflik Rusia-Ukraina dimulai tahun 2013, ketika presiden Ukraina


memulai kesepakatan ekonomi dengan UNI Eropa. Setelah itu konflik terjadi karena
gerakan separatis. Konflik antara Ukraina dan Rusia menjadi pembahasan di seluruh
dunia. Penyebab konflik Rusia-Ukraina ini sudah ada sejak dulu. Konflik bersenjata di
Ukraina Timur sempat terjadi di awal tahun 2014. Sementara itu bulan Oktober 2021,
Rusia mulai memindahkan pasukan dan peralatan militer di dekat perbatasan Ukraina.
Pemindahan pasukan dan militer ini memicu potensi invasi.

Penyebab Konflik Rusia-Ukraina Menurut sejarah konflik antara Ukraina dan Rusia
sudah lama terjadi. Mengutip dari aljazeera.com, dahulu Ukraina, Rusia, dan negara
tetangga Belarusia menjadi negara adidaya di abad pertengahan. Sebagian besar wilayah
mencakup Eropa Timur. Kedua negara ini mempunyai bahasa, sejarah, dan politik.
Presiden Putin dari Rusia mengklaim negaranya dan Ukraina adalah satu orang. Klaim
tersebut menyebut Ukraina termasuk peradaban Rusia. Namun, Ukraina menolak klaim
ini.

Tahun 2005 dan 2014, terjadi revolusi di negara Ukraina. Negara tersebut menolak
supremasi Rusia dan mencari cara untuk bergabung dengan Uni Eropa dan NATO
(North Atlantic Treaty Organization). Mengutip dari dw.com, NATO adalah aliansi
militer yang terdiri dari 28 negara di Eropa dan Amerika Utara, NATO mewajibkan
anggota setiap negara mencari solusi damai dan menuntaskan konflik. Posisi NATO
murni sebagai aliansi pertahanan. Jika salah satu negara diserang, maka anggota dari
negara NATO mewajibkan untuk solidaritas. Mengutip dari Global Conflict Tracker
(CFR) menjelaskan latar belakang konflik kedua negara ini. Berikut penyebab konflik
Rusia-Ukraina:

1) Tahun 2013 Awal mula krisis di Ukraina ketika terjadi protes di ibu kota Kyiv,
Ukrarina. Pada November 2013, Presiden Viktor Yanukovych dari Ukraina menolak
untuk kesepakatan dan ekonomi dengan UNI Eropa.

3
2) Tahun 2014 Pasukan militer Rusia mengambil wilayah Krimea, Ukraina. Warga
Krimea juga memilih bergabung dengan Federasi Rusia dalam sebuah Referendum.
Kemudian Presiden Vladimir Putin menjelaskan perlunya perlindungan dan hak-hak
warga negara Rusia, serta penutur bahasa Rusia di Krimea dan Ukraina Tenggara.
Krisis ini membuat perpecahan etnis. Terjadi gerakan separatis yang mendukung
Rusia di wilayah Donetsk dan Luhansk, di Ukraina Timur. Gerakan separatis ini
ingin melakukan deklarasi kemerdekaan dari Ukraina.
3) Tahun 2015 Negara Ukraina menjadi krisis internasional bulan Juli, 2014. Hal ini
membuat Amerika Serikat dan Uni Eropa (UE) berselisih dengan Rusia. Terjadi
kecelakaan pesawat penerbangan Malaysia Airlines yang ditembak jatuh di wilayah
udara Ukraina. Kecelakaan pesawat tersebut menewaskan 298 penumpang. Bulan
Oktober 2015, penyelidik dari Belanda menyimpulkan pesawat tersebut jatuh karena
rudal darat ke udara buatan Rusia.
4) Tahun 2015 Para penyelidik menjelaskan sistem rudal disediakan oleh Rusia bulan
September 2016. Sebelumnya negara Perancis, Jerman, Rusia, dan Ukraina
melakukan kesepakatan untuk menghentikan kekerasan di bulan Februari tahun
2015. Perjanjian tersebut mencakup gencatan senjata, penarikan senjata, dan kontrol
penuh pemerintah Ukraina, untuk mengurus wilayah konflik. Tetapi penyelesaian
diplomasi tidak berhasil.
5) Tahun 2016 NATO mengumumkan aliansi akan mengerahkan 4 batalyon ke Eropa
Timur seperti Estonia, Latvia, Lithuania, dan Polandia. Pasukan ini untuk mencegah
agresi Rusia di wilayah Eropa Timur. Pasukan NATO ini bergabung dengan dua
brigade tank Angkatan Darat Amerika Serikat. Pengerahan pasukan ini terjadi bulan
September 2017. Sejak konflik di tahun 2014, warga Ukraina mendapatkan
serangan siber. Tahun 2016, warga Kyiv terkena pemadaman listrik. Tahun 2017
terjadi serangan siber komputer pemerintah dan bisnis di Ukraina.
6) Tahun 2018 Ukraina menyetujui untuk bergabung dengan NATO untuk latihan
udara skala besar bulan Oktober 2018. Pelatihan tersebut dilakukan di wilayah
Ukraina Barat. Latihan tersebut dilakukan 1 bulan setelah Rusia mengadakan latihan
militer tahunan.

Dampak Konflik Ukraina dan Rusia Konflik antara Rusia dan Ukraina berdampak
pada politik, pengendalian senjata, terorisme, dan ekonomi di dunia. Konflik di Ukraina

4
beresiko memperburuk hubungan antara Amerika Serikat dan Rusia. Mengutip dari
mei.edu berikut dampak konflik Ukraina dan Rusia:

a. Krisis Energi Konflik kedua negara akan berpengaruh pada pasokan gas alam di
Eropa. Selain itu harga minyak bisa meningkat karena konflik ini. Pembeli tidak
dapat membeli produk energi dari Rusia. Gas alam Rusia menyumbang sekitar
40% pasar Uni Eropa. Makanya, konflik ini bisa mempengaruhi harga gas alam
dan minyak dunia.
b. Bidang Pertanian Ukraina mengekspor gandum sekitar 95% melalui laut hitam.
Sekitar 50% ekspor gandung dikirim ke negara Timur Tengah dan Afrika Utara.
Ukraina juga memasok jagung ke Mesir. Konflik antara Rusia dan Ukraina dapat
berdampak pada pasokan pertanian ke negara Afrika dan Timur Tengah.
Akibatnya terjadi kenaikan harga di bidang pertanian.
c. Krisis Kemanusiaan Akibat konflik di Ukraina terjadi krisis kemanusiaan.
Persatuan Bangsa-Bangsa (PBB), memperkirakan jumlah penerima bantuan di
tahun 2022 akan meningkat.
d. Terjadi Inflasi Amerika termasuk produsen dan pengekspor energi, sehingga
ekonomi tidak berdampak pada konflik Ukraina. Tetapi konflik antara Rusia dan
Ukraina berdampak pada inflasi.
e. Kenaikan Suku Bunga Cara mengatasi inflasi adalah menaikkan suku bunga.
Sebagian besar pakar ekonomi memperkirakan terjadi lonjakan harga karena
konflik di Ukraina. Konflik ini berdampak pada inflasi jangka panjang.

B. Dampak Terjadinya perang Rusia dengan Ukraina Terhadap Perekonomian


Global

Badan Pusat Statistik (BPS) memaparkan dampak perang Rusia-Ukraina terhadap


perekonomian dunia. Dampaknya sangat signifikan, karena kedua negara ini adalah
produsen dan eksportir utama sejumlah komoditas.

"Rusia dan Ukraina punya peran strategis di perdagangan global. Tentu perang ini
mempengaruhi supply chain yang dimiliki Rusia dan Ukraina," kata Margo Yuwono,
Kepala BPS, dalam konferensi pers, Senin (18/4/2022). Rusia adalah negara eksportir
kedua terbesar untuk minyak mentah. Kemudian nomor tiga untuk ekpsor batu bara,

5
nomor satu di gandum, dan nomor tujuh dalam hal gas alam cair (LNG). Sementara
Ukraina adalah eksportir seed oil terbesar dunia. Lalu jagung nomor empat dan gandum
nomor lima. Oleh karena itu, efek perang Rusia versus Ukraina akan terasa di secara
global. Efek yang paling terlihat adalah tekanan inflasi.

"Dampak perang Rusia-Ukraina di negara-negara belahan Barat akan berpengaruh ke


inflasi. Kemudian di Timur Tengah dan Afrika Utara, di samping kenaikan harga
komoditas juga terpengaruh karena kawasan tersebut adalah tujuan wisata turis Rusia
dan Ukraina. Sementara di Eropa, pasokan gas alam menjadi tantangan besar di sana,"
terang Margo.

Bagi Indonesia, demikian Margo, dampak yang terpantau adalah kenaikan harga
komoditas non-migas terutama batu bara dan minyak sawit mentah (CPO). Kenaikan
harga kedua komoditas ini akan berdampak positif kepada ekspor Indonesia.

Dilansir dari AFP, berikut adalah dampak ekonomi dari invasi Rusia yang dimulai
pada 24 Februari. Sebulan invasi, dan kian mengubrak-abrik ekonomi global:
1. Komoditas Melambung

Harga minyak dan gas telah melonjak akibat kekhawatiran pasokan karena Rusia
adalah salah satu produsen dan pengekspor bahan bakar fosil terbesar di dunia. Minyak
mentah Brent North Sea, patokan internasional, berdiri di sekitar 90 dollar AS pada
Februari. Pada 7 Maret, melonjak ke 139,13 dollar AS mendekati level tertinggi 14
tahun dan harga tetap sangat fluktuatif. Harga yang naik mendorong pemerintah negara-
negara di dunia mengambil langkah-langkah untuk meringankan kesulitan keuangan
bagi konsumen. Mulai PPN yang lebih rendah di Swedia, batas harga di Hongaria, atau
diskon di Perancis. Harga gas juga meroket, dengan referensi Eropa TTF Belanda
melonjak ke level tertinggi sepanjang masa di 345 euro pada 7 Maret. Komoditas lain
yang diproduksi secara besar-besaran di Rusia telah melonjak, termasuk nikel dan
aluminium. Rantai pasokan industri otomotif juga menghadapi gangguan karena suku
cadang utama berasal dari Ukraina.

6
2. Ancaman Makanan

Sekjen PBB Antonio Guterres telah memperingatkan bahwa konflik dapat bergema
jauh di luar Ukraina, menyebabkan "badai kelaparan dan kehancuran sistem pangan
global". Rusia dan Ukraina adalah lumbung pangan dunia, menyumbang 30 persen dari
ekspor gandum global. Harga sereal dan minyak goreng telah meningkat. Organisasi
Pangan dan Pertanian PBB mengatakan jumlah orang yang kekurangan gizi dapat
meningkat delapan hingga 13 juta orang selama tahun ini dan tahun depan. Amerika
Serikat, India dan Eropa dapat menutupi kekurangan gandum. Tapi bisa lebih rumit
untuk menggantikan minyak bunga matahari dan jagung, yang masing-masing jadi
barang eksportir nomor satu dan empat dunia di Ukraina.

3. Pasar Saham Terguncang

Perang telah membawa volatilitas ke pasar sementara bursa saham Moskwa ditutup
selama tiga minggu dan hanya dibuka kembali sebagian pada hari Senin. Sanksi Barat
telah melumpuhkan sektor perbankan dan sistem keuangan Rusia, sementara rubel telah
runtuh. Langkah-langkah tersebut termasuk upaya untuk membekukan 300 miliar dollar
AS cadangan mata uang asing Rusia yang disimpan di luar negeri. Rusia sekarang
menghadapi risiko gagal bayar utang untuk pertama kalinya dalam beberapa dekade.
Moskwa membayar bunga atas dua obligasi berdenominasi dolar pekan lalu, memberi
pemerintah ruang bernapas sampai pembayaran utang berikutnya dalam beberapa
minggu mendatang.

4. Perusahaan Melarikan Diri

Ratusan perusahaan Barat telah menutup toko dan kantor di Rusia sejak perang
dimulai. Ini karena sanksi, tekanan politik atau opini publik. Daftar tersebut mencakup
nama-nama terkenal seperti Ikea, Coca-Cola dan McDonald's. Presiden Rusia Vladimir
Putin telah mengangkat ancaman nasionalisasi perusahaan milik asing. Beberapa
perusahaan telah memilih untuk tinggal di Rusia, dengan alasan tanggung jawab sosial
mereka untuk tidak meninggalkan karyawan lokal mereka dan merampas barang-barang
penting penduduk. Baca juga: Rusia Tantang NATO Perang jika Sampai Kirim Pasukan
Perdamaian ke Ukraina 5. Pertumbuhan Ekonomi Lebih Lambat Perang mengancam
akan menjadi penghambat pemulihan ekonomi global dari pandemi Covid. OECD telah

7
memperingatkan bahwa konflik tersebut dapat menimbulkan pukulan satu persen pada
pertumbuhan global. IMF diperkirakan akan menurunkan perkiraan pertumbuhannya,
yang saat ini berada di 4,4 persen untuk tahun 2022.

5. Pertumbuhan Ekonomi Lebih Lambat

Perang mengancam akan menjadi penghambat pemulihan ekonomi global dari


pandemi Covid. OECD telah memperingatkan bahwa konflik tersebut dapat
menimbulkan pukulan satu persen pada pertumbuhan global. IMF diperkirakan akan
menurunkan perkiraan pertumbuhannya, yang saat ini berada di 4,4 persen untuk tahun
2022.

C. Masalah yang Ditimbulkan Akibat Perang Rusia dengan Ukraina Terhadap


Perusahaan McDonald’s

McDonald's Corporation adalah perusahaan makanan cepat saji Amerika, yang


didirikan pada tahun 1940 sebagai restoran yang dioperasikan oleh Richard dan
Maurice McDonald, di San Bernardino, California, Amerika Serikat. Mereka mengisi
ulang bisnis mereka sebagai kios hamburger, dan kemudian mengubah perusahaan
menjadi waralaba, melayani lebih dari 69 juta pelanggan setiap hari di lebih dari 100
negara.(wikipedia.com)

Invasi yang dilakukan Rusia ke Ukraina mengakibatkan banyak perusahaan keluar


dari negara beruang merah tersebut, seperti McDonald's, Starbucks, PepsiCo, dan Coca-
Cola juga mengumumkan rencana mereka untuk menghentikan aktivitas bisnis di Rusia.
Lebih lanjut, Yum Brands yang mewaralabakan sekitar 1.000 restoran KFC dan 50
lokasi Pizza Hut di Rusia pun menangguhkan semua investasi dan pengembangan
restoran di negara tersebut. Saat ini, total lebih dari 750 perusahaan telah membatasi
operasional mereka di wilayah Rusia.

Tercatat, sedikitnya 850 gerai McDonald's yang tersebar di berbagai lokasi di Rusia
ditutup sejak Maret 2022 lalu. Tidak cuma itu, McDonald's juga menutup sementara
108 gerainya di Ukraina demi alasan keamanan. McDonald's Rusia dan Ukraina
berkontribusi sekitar 2 persen dari penjualan global. Dari sisi pendapatan operasional,
gerai-gerai di kedua negara berkonflik itu malah menyumbang tiga persen. Tahun lalu

8
itu menghasilkan sekitar 9%, atau $2 miliar, dari pendapatannya dari Rusia dan
Ukraina.

Setelah lebih dari 30 tahun, McDonald's memutuskan menutup gerainya di Rusia,


dipicu tekanan dari konsumen di seluruh dunia sebagai protes terhadap invasi militer
Rusia ke Ukraina. Namun, ada biaya yang harus ditanggung McD akibat kebijakan itu,
yakni kerugian yang sangat besar. Tercatat, biaya yang dikeluarkan akibat penutupan
gerai di pasar Rusia pada kuartal pertama tahun ini mencapai US$ 127 juta atau setara
dengan Rp 1,82 triliun. Adapun biaya yang dialami berasal dari pembayaran gaji staf
yang berkelanjutan dan inventaris yang tidak terjual. Angka tersebut 2,5 kali lebih
banyak dari yang diharapkan. McDonald's telah kehilangan sekitar $55 juta per bulan
untuk membayar staf, tuan tanah, dan pemasok untuk restorannya di Ukraina dan Rusia,
kata eksekutif perusahaan. Sejumlah perusahaan Barat lainnya juga telah setuju untuk
menjual aset Rusia mereka atau menyerahkannya kepada manajer lokal saat mereka
berjuang untuk mematuhi sanksi atas konflik Ukraina dan menghadapi ancaman dari
Kremlin bahwa aset milik asing dapat disita.

Rantai burger terbesar di dunia pada bulan Maret memutuskan untuk menutup 847
restorannya di negara itu, termasuk lokasi Pushkin Square yang ikonik di pusat kota
Moskow. Dibuka pada tahun 1990, toko itu adalah simbol kapitalisme Amerika yang
berkembang di bara api Uni Soviet yang sekarat. Lebih dari 5.000 orang menghadiri
pembukaan.

Perusahaan restoran lain telah menghindari eksposur yang lebih besar ke Rusia dan
Ukraina karena sebagian besar atau semua lokasi mereka di negara-negara tersebut
dioperasikan oleh pewaralaba. Sementara restoran-restoran tersebut menghasilkan lebih
sedikit pendapatan bagi pemilik waralaba, itu juga berarti bahwa penurunan ekonomi
yang signifikan di kedua negara cenderung mengurangi hasil keseluruhan perusahaan.
Daripada menghadapi reaksi konsumen atau pemerintah dari kedua sisi konflik, pemilik
waralaba dan restoran waralaba dapat menunjukkan kepemilikan lokal mereka, bahkan
jika rantai tersebut berbasis di AS.

Sejak membuka lokasi pertamanya di Uni Soviet 32 tahun lalu, McDonald's telah
mengembangkan jejaknya di Rusia dan Ukraina ke lebih dari 900 lokasi. Restoran-

9
restoran tersebut menyumbang 2% dari penjualan seluruh sistemnya, sekitar 9% dari
pendapatannya dan 3% dari pendapatan operasionalnya. Perusahaan yang berbasis di
Chicago ini telah menyusutkan kepemilikannya dari 100% menjadi sekitar 84% restoran
di Rusia sejak Kremlin menginvasi Krimea.

"Pada tahun 2014, setelah Rusia terkena sanksi sebagai tanggapan atas invasi
Krimea, ada reaksi negatif yang dirasakan di tingkat negara terhadap perusahaan-
perusahaan Amerika, termasuk McDonald's yang restorannya di Moskow ditutup karena
'pelanggaran sanitasi'," analis Bank of America Securities Sara Senatore menulis dalam
sebuah catatan kepada klien Senin. Franchisee mengoperasikan sisa jejak kaki
McDonald's Rusia. Menurut Senatore, ancaman yang lebih besar bagi bisnis
McDonald's adalah apakah konflik meluas ke seluruh Eropa. Benua menyumbang
hampir seperempat dari penjualan seluruh sistem McDonald's. Senatore memperkirakan
bahwa wilayah tersebut dapat menghasilkan sekitar sepertiga dari laba operasinya.

10
BAB III

KESIMPULAN

Penyebab konflik Rusia-Ukraina dimulai tahun 2013, ketika presiden Ukraina


memulai kesepakatan ekonomi dengan UNI Eropa. Setelah itu konflik terjadi karena
gerakan separatis. Mengutip dari aljazeera.com, dahulu Ukraina, Rusia, dan negara
tetangga Belarusia menjadi negara adidaya di abad pertengahan. Klaim tersebut
menyebut Ukraina termasuk peradaban Rusia. Tahun 2005 dan 2014, terjadi revolusi di
negara Ukraina. Pasukan ini untuk mencegah agresi Rusia di wilayah Eropa Timur.
Tahun 2018 Ukraina menyetujui untuk bergabung dengan NATO untuk latihan udara
skala besar bulan Oktober 2018. Pelatihan tersebut dilakukan di wilayah Ukraina Barat.

Dampak Konflik Ukraina dan Rusia Konflik antara Rusia dan Ukraina berdampak
pada politik, pengendalian senjata, terorisme, dan ekonomi di dunia. Badan Pusat
Statistik (BPS) memaparkan dampak perang Rusia-Ukraina terhadap perekonomian
dunia. "Rusia dan Ukraina punya peran strategis di perdagangan global. Tentu perang
ini mempengaruhi supply chain yang dimiliki Rusia dan Ukraina," kata Margo Yuwono,
Kepala BPS, dalam konferensi pers, Senin (18/4/2022).

Rusia adalah negara eksportir kedua terbesar untuk minyak mentah. Sementara
Ukraina adalah eksportir seed oil terbesar dunia. Oleh karena itu, efek perang Rusia
dengan Ukraina akan terasa di secara global. Efek yang paling terlihat adalah tekanan
inflasi. Dampak perang Rusia-Ukraina di negara-negara belahan Barat akan
berpengaruh ke inflasi. Kemudian di Timur Tengah dan Afrika Utara, di samping
kenaikan harga komoditas juga terpengaruh karena kawasan tersebut adalah tujuan
wisata turis Rusia dan Ukraina. Bagi Indonesia dampak yang terpantau adalah kenaikan
harga komoditas non-migas terutama batu bara dan minyak sawit mentah (CPO).

Dilansir dari AFP, berikut adalah dampak ekonomi dari invasi Rusia yang dimulai
pada 24 Februari. 1. Harga minyak dan gas telah melonjak akibat kekhawatiran pasokan
karena Rusia adalah salah satu produsen dan pengekspor bahan bakar fosil terbesar di
dunia. Harga yang naik mendorong pemerintah negara-negara di dunia mengambil
langkah-langkah untuk meringankan kesulitan keuangan bagi konsumen. 2. Harga
sereal dan minyak goreng telah meningkat. Organisasi Pangan dan Pertanian PBB

11
mengatakan jumlah orang yang kekurangan gizi dapat meningkat delapan hingga 13
juta orang selama tahun ini dan tahun depan. 3. Sanksi Barat telah melumpuhkan sektor
perbankan dan sistem keuangan Rusia, sementara rubel telah runtuh. Langkah-langkah
tersebut termasuk upaya untuk membekukan 300 miliar dollar AS cadangan mata uang
asing Rusia yang disimpan di luar negeri. 4. Ratusan perusahaan Barat telah menutup
toko dan kantor di Rusia sejak perang dimulai. OECD telah memperingatkan bahwa
konflik tersebut dapat menimbulkan pukulan satu persen pada pertumbuhan global. 5.
Perang mengancam akan menjadi penghambat pemulihan ekonomi global dari pandemi
Covid. OECD telah memperingatkan bahwa konflik tersebut dapat menimbulkan
pukulan satu persen pada pertumbuhan global.

Banyak perusahaan-perusahaan besar yang terdampak oleh konflik yang diakibatkan


oleh konflik Rusia dan Ukraina. Perusahaan restoran lain telah menghindari eksposur
yang lebih besar ke Rusia dan Ukraina karena sebagian besar atau semua lokasi mereka
di negara-negara tersebut dioperasikan oleh pewaralaba. Sementara restoran-restoran
tersebut menghasilkan lebih sedikit pendapatan bagi pemilik waralaba, itu juga berarti
bahwa penurunan ekonomi yang signifikan di kedua negara cenderung mengurangi hasil
keseluruhan perusahaan. Daripada menghadapi reaksi konsumen atau pemerintah dari
kedua sisi konflik.Salah satunya yaitu perusahaan McDonald’s. Sejak membuka lokasi
pertamanya di Uni Soviet 32 tahun lalu, McDonald's telah mengembangkan jejaknya di
Rusia dan Ukraina ke lebih dari 900 lokasi. Perusahaan yang berbasis di Chicago ini
telah menyusutkan kepemilikannya dari 100% menjadi sekitar 84% restoran di Rusia
sejak Kremlin menginvasi Krimea.

McDonald's Corporation adalah perusahaan makanan cepat saji Amerika, yang


didirikan pada tahun 1940 sebagai restoran yang dioperasikan oleh Richard dan Maurice
McDonald, di San Bernardino, California, Amerika Serikat. Invasi yang dilakukan
Rusia ke Ukraina mengakibatkan banyak perusahaan keluar dari negara beruang merah
tersebut, seperti McDonald's, Starbucks, PepsiCo, dan Coca-Cola juga mengumumkan
rencana mereka untuk menghentikan aktivitas bisnis di Rusia. Lebih lanjut, Yum
Brands yang mewaralabakan sekitar 1.000 restoran KFC dan 50 lokasi Pizza Hut di
Rusia pun menangguhkan semua investasi dan pengembangan restoran di negara
tersebut. Tercatat, sedikitnya 850 gerai McDonald's yang tersebar di berbagai lokasi di

12
Rusia ditutup sejak Maret 2022 lalu. Namun, ada biaya yang harus ditanggung McD
akibat kebijakan itu, yakni kerugian yang sangat besar. Angka tersebut 2,5 kali lebih
banyak dari yang diharapkan.

Rantai burger terbesar di dunia pada bulan Maret memutuskan untuk menutup 847
restorannya di negara itu, termasuk lokasi Pushkin Square yang ikonik di pusat kota
Moskow. Dibuka pada tahun 1990, toko itu adalah simbol kapitalisme Amerika yang
berkembang di bara api Uni Soviet yang sekarat. Perusahaan restoran lain telah
menghindari eksposur yang lebih besar ke Rusia dan Ukraina karena sebagian besar
atau semua lokasi mereka di negara-negara tersebut dioperasikan oleh pewaralaba.

13
DAFTAR PUSTAKA

Fajri, Latifatul Dwi. 2022. Dampak dari konflik Rusia dan Ukraina. URL:
https://katadata.co.id/safrezi/berita/621889ce4165b/dampak-dan-penyebab-konflik-
rusia-ukraina. Diakses pada tanggal 3 juni 2022.

Kompas.com. 2022. Dampak dari konflik Rusia dan Ukraina terhadap perekonomian
global. URL: https://www.kompas.com/global/read/2022/03/23/210000170/5-dampak-
perang-rusia-ukraina-yang-mengubrak-abrik-ekonomi-global?page=all. Diakses pada
tanggal 3 juni 2022.

Rachmawati, Dinda. 2022. Dampak konflik Rusia dan Ukraina terhadap perusahaan
McDonald’s. URL: https://www.suara.com/lifestyle/2022/05/17/122000/protes-perang-
di-ukraina-mcdonalds-bakal-jual-ratusan-cabangnya-di-rusia. Diakses pada tanggal 3
juni 2022.

Syahputra, Eqqi. 2022. Dampak konflik Rusia dan Ukraina terhadap perusahaan
McDonald’s. URL:
https://www.cnbcindonesia.com/news/20220508064220-4-337167/suram-segini-
kerugian-mcdonalds-setelah-keluar-dari-rusia. Diakses pada tanggal 3 juni 2022

14
15

Anda mungkin juga menyukai