Anda di halaman 1dari 10

Pengaruh Revolusi Rusia Pada Perang Rusia Ukraina

Andrew Liong, Farrell Aurelio Hamdani, Kaylynn Wiryawan, & Mohinder Dingri Moedylon

Bentuk pemerintahan Rusia saat ini yang dipimpin oleh Presiden Vladimir Putin
adalah federal yang demokratis. Negara ini menjalankan kekuasaan eksekutif, yudikatif, dan
legislatif dengan presiden sebagai penjamin konstitusi (Kristina, 2022). Akan tetapi, dalam
praktiknya Vladimir Putin dituding mengendalikan semua unsur kekuasaan di Rusia. Ia
dituduh mengikis Hak Asasi Manusia dan kebebasan demokratis di negara itu. Banyak yang
menganggap pemerintahan Putin sebagai kediktatoran yang dibangun di sekitar satu orang
dan ia telah memimpin federasi Rusia sejak tahun 2000 (kompas, 2021). Menurut KBBI
diktator memiliki arti pemerintahan yang memiliki kekuasaan mutlak dan biasanya diperoleh
melalui kekerasan (Setiawan, 2022).

Bukti kediktatoran Putin adalah ia mengendalikan 83 wilayah Rusia, menghapus


Pilkada pada tahun 2004, dan menggantinya dengan Pilkada oleh anggota DPRD. Putin
mempraktikkan ekspansi politik Rusia di wilayah negara-negara merdeka yang muncul
setelah Uni-Soviet runtuh dan masih dianggap Rusia sebagai wilayahnya. Salah satu
contohnya kekosongan kekuasaan pasca revolusi di Ukraina memberi celah bagi Putin untuk
mencaplok Krimea secara cepat pada Februari 2014 (Ontiveros, 2020).

Kronologi perang antara Rusia dan Ukraina, bermula ketika perang dingin terjadi
pada tahun 1990, orang Ukraina dan Rusia bergabung dalam sebuah negara federasi yang
bernama Uni Soviet yang merupakan sebuah negara komunis. Uni Soviet setelah Jerman
kalah dan Perang Dunia II selesai, memiliki pengaruh di belahan timur Eropa (News, 2022).
Kekalahan Uni Soviet pada perang dunia II menyebabkan terpecah-pecahnya wilayah Uni
Soviet. Pada tahun 1991, Ukraina meminta untuk memisahkan diri dari Uni Soviet dalam
sebuah referendum dan menjadi negara merdeka. Selanjutnya Rusia, Ukraina, dan Belarusia
membentuk Commonwealth of Independent States (CIS). Namun, Ukraina menganggap
bahwa CIS merupakan cara agar Rusia dapat mengendalikan negara-negara bawahannya
sehingga pada 1997, Rusia dan Ukraina menandatangani perjanjian persahabatan untuk
menyelesaikan ketidaksepakatan.
Krisis berlanjut antara Rusia-Ukraina, pada November 2013 Presiden Ukraina Victor
Yanukovich menolak untuk menandatangani perjanjian kerja sama perdagangan bebas
dengan Uni Eropa dan lebih memilih untuk menerima bantuan dari Federasi Rusia berupa
pinjaman sebesar 15 milyar dolar AS dan potongan harga gas sebesar 30%. Hal ini
menyebabkan protes besar-besaran dari rakyat Ukraina yang pro barat dengan menggunakan
aksi kekerasan mengakibatkan terbunuhnya puluhan demonstran, ratusan orang yang
terdampak secara signifikan, dan mengganggu kestabilan politik dalam negeri Ukraina.
Kejadian itu menyebabkan presiden Victor Yanukovich mengundurkan diri.

Presiden berikutnya adalah Presiden Olexander Turchnyov namun pada tahun 2015,
Presiden Petro Poroshenco menggantikannya dan membentuk sebuah negara baru yang pro
Uni Eropa. Pemerintahan Ukraina terbagi menjadi dua, yaitu pro Uni Eropa dan pro Rusia.
Pro Uni eropa terdiri dari masyarakat dan politisi Ukraina daratan sedangkan pro Rusia
berasal dari masyarakat dan politisi Krimea. Pada tahun 2014, Krimea meminta bantuan
Rusia untuk menyelesaikan konflik dalam negerinya lalu Rusia mengirimkan pasukannya
menduduki Krimea, Uni Eropa mengecam Rusia karena dianggap ikut campur urusan dalam
negeri Krimea.

Akhir februari 2014, terjadi demo oleh kelompok pro Rusia dan pemerintah di
wilayah Donetsz dan Luhansk. Pemerintah Ukraina meluncurkan serangan militer balasan
terhadap pemberontak dan memunculkan konflik bersenjata di Donbass. Rusia juga
mendukung Donetsk dan Luhanks untuk menentang pemerintah Ukraina (Kirby, 2022).
Donetsk dan Luhakns adalah dua wilayah di Ukraina Timur yang ingin merdeka dari Ukraina.
Rusia mengakui kemerdekaannya dan dituduh menghasut mereka memberontak terhadap
Ukraina. Putin juga mengirim pasukan untuk menjaga Donetsk dan Luhanks serta
membangun pangkalan militer di sana (Sabiila, 2022).

Saat ini, konflik kedua negara terus memanas karena keinginan Ukraina bergabung
dengan NATO. Secara geografi, Ukraina dianggap sebagai urat nadi pertahanan Angkatan
Laut Rusia. Jadi jika Ukraina bergabung dengan NATO maka hadirnya kekuatan militer
NATO di perbatasan Rusia dianggap sebagai ancaman keamanan bagi Rusia. Sebagai upaya
diplomasi pemerintahan Rusia mengirimkan surat kepada NATO yang isinya menolak ide
bergabungnya Ukraina ke dalam organisasi tersebut karena keinginannya untuk menguasai
Ukraina tidak berhasil (Atok, 2022).

Pada tanggal 24 Februari 2022 Vladimir Putin memerintahkan operasi militer khusus
di wilayah Ukraina dan memerintahkan agar militer Ukraina menjatuhkan senjatanya. Putin
menegaskan jika ada pasukan asing maka Rusia akan langsung merespons dan Moskow akan
berusaha untuk melakukan demiliterisasi dan denazifikasi (Intania, 2022). Akibatnya, sanksi
barat diberikan kepada Rusia seperti larangan investasi, pembekuan aset, dan penolakan
akses ke bandara agar menghalangi Rusia untuk meneruskan invasinya. Uni Eropa
membatasi ekspor barang dan teknologi dan menutup wilayah udara bagi maskapai Rusia.
AS membatasi penggunaan layanan dari operator seluler Rusia Rostelecom dengan harapan
Rusia tidak bisa memperoleh pendapatan dari pasar AS (kompas, 2022).

Akibat sanksi ini mata uang rubel jatuh sehingga Rusia akan menghadapi risiko gagal
bayar utang. Mengatasi inflasi, Rusia menaikkan suku bunga maka harga minyak dan gas
mulai merangkak naik serta akan terjadi gangguan rantai pasokan global. Bursa Moskow
telah ditutup dan sanksi barat melumpuhkan sektor Perbankan. Ratusan perusahaan barat
telah menutup kantor dan toko di Rusia karena sanksi, tekanan politik atau opini publik.
Perang akan menjadi penghambat pemulihan ekonomi global dari pandemi Covid-19 dan
pertumbuhan ekonomi akan mengalami penurunan secara global (Reditya, 2022).

Rusia dan Ukraina merupakan pengekspor minyak bunga matahari, gas, gandum,
energi, makanan, dan pupuk di dunia sehingga akan mengakibatkan lonjakan harga pangan
dan energi (Rakhmayanti, 2022). Perang ini telah mendorong harga minyak dunia hingga ke
level lebih dari US$ 100 per barel dan akan menyebabkan harga barang lain naik
(Administrator, 2022). Organisasi Pangan dan Pertanian PBB mengatakan dengan lonjakan
harga maka orang yang kekurangan gizi akan mengalami peningkatan delapan hingga 13 juta
orang. Kenaikan ini juga memengaruhi perekonomian di Asia Tenggara karena kawasan
tersebut merupakan pengimpor bersih minyak dan gas serta inflasi di Eropa mencapai rekor
7,5% per Maret 2022 (Damayanti, 2022) yang akan membawa lebih banyak orang ke dalam
kemiskinan dan akan meningkatkan jumlah pengangguran di seluruh dunia.
Akibat perang ini sangat banyak korban jiwa yang berjatuhan dari kedua belah pihak
dan rusaknya infrastruktur yang ada di Ukraina. Korban jiwa bukan hanya dari tentara militer
tetapi juga dari warga sipil yang tidak berkepentingan bahkan anak-anak dan perempuan.
Perubahan sosial yang dialami oleh korban akan menimbulkan trauma/depresi yang
mendalam bagi yang kehilangan keluarganya. Banyak yang kehilangan pekerjaan. anak-anak
tidak dapat melanjutkan sekolah dan otomatis akan menghancurkan masa depan mereka.

Mereka akan mengalami perubahan hidup yang sangat besar di mana keadaan akan
sulit, tidak adanya tempat untuk tinggal yang aman, dan kesulitan untuk mendapatkan bahan
makanan sehingga keadaan kelaparan akan terus menerus terjadi selama perang masih
berlangsung. Banyak yang mengalami kecacatan seperti kehilangan tangan, kaki, dan
anggota tubuh yang lain sehingga mereka tidak bisa menjalani kehidupan yang normal lagi.

Akibat perang ratusan situs budaya di Ukraina mengalami kerusakan. UNESCO telah
memverifikasi kerusakan pada 207 situs budaya Ukraina yang meliputi 88 situs keagamaan,
15 museum, 76 bangunan dengan nilai historis atau artistik, 18 monumen, serta 10
perpustakaan (Kompas, 2022). Dengan hancurnya benda-benda tersebut maka bukti sejarah,
sumber ilmu pengetahuan, dan peradaban di negara tersebut kemungkinan besar akan
sirna/terlupakan. Generasi berikutnya tidak akan mengerti lagi tentang masa lalu bangsanya
karena sudah tidak bisa dipelajari dan menghilangkan jati diri bangsa tersebut.

Sebenarnya, Ukraina yang sudah merdeka berhak mengatur urusan dalam dan luar
negerinya sendiri. Jika dilihat dari potensi wilayah Ukraina yang kaya pangan, mineral non
logam, dan bahan bakar mineral maka dapat menjadi negara yang maju tetapi campur tangan
Rusia membuatnya sulit untuk meraih hal itu. Oleh sebab itu, Ukraina berketetapan untuk
tetap melawan keotoriteran Vladimir Putin. PBB sangat mengecam agresi militer Rusia
terhadap Ukraina yang telah melanggar HAM dan integritas wilayah negara lain dengan
memakai kekuatan pasukan.

Oleh sebab itu, Ukraina mendapat dukungan dari PBB, NATO, dan 141 negara
sedangkan negara yang mendukung Rusia hanya 8 negara, yaitu: Belarusia, Venezuela, Iran,
Kuba, Myanmar, Suriah, Korea Utara, dan Eritrea (Muhaimin, 2022). Dengan adanya dua
kubu ini maka akan memicu konflik ke negara lain jika perang ini tidak dikendalikan ataupun
dicarikan solusi yang benar. Jika Rusia menjadikan seluruh wilayah Ukraina menjadi target
serangan maka NATO dan AS akan merespons tindakan itu, sebab Ukraina tidak memiliki
pertahanan dan alutsista yang terbatas. NATO bisa saja menerima Ukraina sebagai
anggotanya dan akan terjadi head to head antara NATO dan Rusia yang akan memicu PD
III. Jika terjadi seperti itu, maka mereka akan menggunakan senjata nuklir/biologi/ pemusnah
massal yang bisa menghancurkan seluruh dunia.

Menurut KBBI revolusi berarti perubahan ketatanegaraan berupa pemerintahan atau


keadaan sosial yang dilakukan dengan kekerasan seperti perlawanan bersenjata. Revolusi
menciptakan banyak perubahan dalam bidang budaya, ekonomi, dan politik (KBBI, 2022).
Revolusi yang diangkat adalah Revolusi Rusia yang berawal pada tahun 1917 dengan tujuan
menjatuhkan tsar/kekaisaran yang memerintah secara otoriter saat itu. Tokoh utama Revolusi
Rusia adalah Vladimir Lenin dengan dukungan buruh, petani, dan tentara menuju revolusi.
Dilatar belakangi ketidakpuasan masyarakat yang ingin menghapus feodalisme dan
diskriminasi/ menuntut persamaan hak dan kewajiban bagi semua kelas.

Kaitan revolusi Rusia dan masalah perang Rusia-Ukraina ini adalah karena tujuan
dan motif utama dari Vladimir Putin mendeklarasikan perang adalah untuk melakukan
revisionisme sejarah. Vladimir Putin dituduh ingin melakukan iridentisme Rusia dan
mengembalikan kejayaan Uni Soviet dengan mencoba untuk kembali mengambil ahli negara
Ukraina. Negara Eropa lain menuduh Rusia ingin melakukan kebijakan militer yang agresif
(Fandy, 2022).

Ukraina yang sedari dulu ditindas sewaktu menjadi bagian dari Uni Soviet sangat
ingin melepaskan diri. Setelah beberapa kali mengumumkan kemerdekaannya dan
digagalkan oleh Uni Soviet/Rusia akhirnya menyatakan kemerdekaannya pada tanggal 24
Agustus 1991. Keinginannya untuk masuk ke NATO agar dapat menjadi negara yang maju
tetapi hal itu ditentang oleh Rusia karena menganggap Ukraina sebagai bagian dari negaranya
oleh karena itu, terjadilah perang Rusia-Ukraina ini.
Jika Putin tidak berkehendak menyatukan kembali negara-negara menjadi satu Uni
Soviet maka tidak akan ada korban jiwa, kerusakan infrastruktur, kenaikan harga pangan dan
energi serta inflasi yang dirasakan oleh seluruh dunia, kebencian pada negara yang
menginvasi, dan trauma/kebencian mendalam bagi kedua belah pihak yang bertikai bahkan
dapat menyebabkan Perang Dunia ketiga.

Solusi bagi situasi politik yang menegang bukan hanya bagi pihak Rusia-Ukraina
tetapi kepada pihak-pihak yang mendukung mereka, sebaiknya negara yang tidak terlibat
perang secara langsung dapat aktif membuka jalur diplomasi berupa perundingan antara
kedua negara yang bermasalah dengan cara damai. Jika memungkinkan, Vladimir Putin dan
Volodymyr Zelenskyy sadar bahwa perang ini jika masih diteruskan maka akan memicu PD
III dan sebaiknya segera menghentikan perang yang sedang berlangsung. Pemimpin negara
lain juga berinisiatif untuk membujuk kedua pihak agar mau berdamai.

Alasan memilih solusi ini karena jika ada dua kubu yang saling bertentangan maka
keadaan akan semakin parah. Jika berdamai maka dampak besar yang akan terjadi dapat
dicegah. Dengan melihat akar permasalahan bahwa Rusia sangat kuatir Ukraina bergabung
ke NATO maka sebaiknya NATO jangan menerima Ukraina sebagai anggota karena akan
semakin memperpanjang konflik antar dua negara. Intinya meminta agar Rusia membiarkan
Ukraina menjadi negara merdeka yang netral dan tidak usah masuk NATO.

Solusi bagi situasi ekonomi adalah sebaiknya negara barat menghentikan sanksi
ekonomi kepada Rusia karena akan menyebabkan inflasi yang sangat besar memengaruhi
seluruh dunia. Alasannya adalah efek sanksi ini juga tidak terlalu memberi efek ke Rusia
karena merupakan negara penghasil pangan dan energi terbesar di dunia. Tetapi malah
berefek ke negara berkembang karena kebijakan ekonomi Rusia menaikkan suku bunga
makin meningkatkan inflasi.

Sebagai manusia sebaiknya kita tidak bersikap egois dan serakah karena keserakahan
dan egoisme bisa mendorong manusia melakukan dosa bahkan membunuh tidak sesuai
dengan bunyi ayat di kitab Yakobus 4: 1-3. Sebaiknya sebagai warga dunia kita harus
menjadi pembawa damai bukan menjadi sumber perpecahan karena sesuai dengan firman
Tuhan di kitab Roma 12:18 sebagai anak Tuhan kita harus membawa damai bukan membawa
konflik atau menambah-nambahi sehingga akan menjadi semakin runcing melainkan
mencari solusi bagi orang yang berkonflik. Jika dunia damai sejahtera maka kita warga dunia
juga yang akan merasakannya.
Referensi
Administrator. (2022, Februari 26). Indonesia. Retrieved from Indonesia:
https://indonesia.go.id/kategori/ekonomi/4268/perang-rusia-vs-ukraina-dan-
perekonomian-indonesia

Atok, F. (2022). Analisis Konflik Rusia dan Ukraina. Unimor, 1-5.

Damayanti, A. (2022, April Jumat). detik. Retrieved from detikfinance:


https://finance.detik.com/berita-ekonomi-bisnis/d-6012227/inflasi-eropa-cetak-
rekor-75-gara-gara-perang-rusia-ukraina

Fandy. (2022, September 26). gramedia. Retrieved from gramedia:


https://www.gramedia.com/literasi/invasi-rusia-ke-ukraina/

Intania, V. (2022). Peran Indonesia Dalam Konflik Rusia-Ukraina- Vita Intania 119303.
digilib, 1-11.

KBBI. (2022). KBBI. Retrieved from KBBI: https://kbbi.kemdikbud.go.id/entri/Revolusi

Kirby, P. (2022, September 16). bbc. Retrieved from bbc:


https://www.bbc.com/news/world-europe-56720589

kompas. (2021, November 10). kompas. Retrieved from kompas:


https://internasional.kompas.com/read/2021/11/10/102014370/bentuk-pemerintah-
rusia-institusi-demokrasi-pasca-soviet

kompas. (2022, Maret 5). kompas. Retrieved from kompas:


https://www.kompas.com/tren/read/2022/03/05/123000765/daftar-sanksi-yang-
dijatuhkan-kepada-rusia-atas-invasi-ukraina-apa-
saja-?page=all&jxconn=1*f4fxuy*other_jxampid*RF9vSDdkUktwZWl3X3hUTzE
0dzBVZ0hjVUwxR2tLWkZHS2tSZ2tkM3RwWTYwZEtrVmIwNXl4STRuSm5Td
XJNUg..

Kompas. (2022, Oktober 27). Kompas. Retrieved from Kompas:


https://www.kompas.com/cekfakta/read/2022/10/27/153000782/lebih-dari-200-
situs-budaya-di-ukraina-rusak-karena-
perang?page=all&jxconn=1*6fo9e3*other_jxampid*RF9vSDdkUktwZWl3X3hUT
zE0dzBVZ0hjVUwxR2tLWkZHS2tSZ2tkM3RwWTYwZEtrVmIwNXl4STRuSm5
TdXJNUg..#page2

Kristina. (2022, Maret 3). detik. Retrieved from detikedu:


https://www.detik.com/edu/detikpedia/d-5966805/mengenal-sistem-pemerintahan-
rusia-pasca-era-soviet

Muhaimin. (2022, Maret 3). sindonews. Retrieved from sindonews:


https://international.sindonews.com/read/701923/42/141-negara-termasuk-
indonesia-menentang-invasi-rusia-ke-ukraina-5-dukung-35-abstain-1646280213

News. (2022, Maret 6). CNBC. Retrieved from CNBC Indonesia:


https://www.cnbcindonesia.com/news/20220304133929-4-320041/kronologi-dan-
latar-belakang-perang-rusia-vs-ukraina

Ontiveros, E. (2020, Juni 25). bbc. Retrieved from bbc:


https://www.bbc.com/indonesia/dunia-53161689

Rakhmayanti, I. (2022, Februari 23). cnbc. Retrieved from cnbcIndonesia:


https://www.cnbcindonesia.com/news/20220223205024-4-317797/rusia-ukraina-
yang-perang-harga-pangan-dunia-beterbangan

Reditya, T. H. (2022, Maret 23). kompas. Retrieved from kompas:


https://www.kompas.com/global/read/2022/03/23/210000170/5-dampak-perang-
rusia-ukraina-yang-mengubrak-abrik-ekonomi-
global?page=all&jxconn=1%2A12l830p%2Aother_jxampid%2ARF9vSDdkUktwZ
Wl3X3hUTzE0dzBVZ0hjVUwxR2tLWkZHS2tSZ2tkM3RwWTYwZEtrVmIwNXl
4STRuSm5TdXJNUg.

Sabiila, S. I. (2022, Februari 23). detik. Retrieved from detiknews:


https://news.detik.com/internasional/d-5954820/donetsk-dan-luhansk-wilayah-
ukraina-timur-diakui-kemerdekaan-oleh-putin/2
Setiawan, E. (2022). KBBI. Retrieved from KBBI: https://kbbi.web.id/diktator

Anda mungkin juga menyukai