Anda di halaman 1dari 3

Abstrak

Perang Rusia-Ukrania terjadi pada tahun Februari 2022 hingga sekarang. Perang terjadi
karena kedua belah pihak baik Rusia dan Ukrania bersengkata. Konflik terjadi antara kedua
belah negara dipicu oleh Ukrania yang di pimpin oleh Volodymyr Zelenskyy ingin bergabung
oleh NATO sehingga Presiden Rusia yaitu Vladimir Putin merasa terancam. Ketegangan
kedua belah pihak secara empiris telah terjadi sejak tahun 2014. Dimana rusia kala itu
berusaha mengambil Semanjung Krimea yang secara de facto merupakan bagian wilayah
yang sah negara Ukrania. Sepanjang tahun tersebut telah terjadi pertempuran dan serangan
antara Rusia dan Ukrania yang telah banyak menewaskan banyak korban di kedua belah
pihak baik militer maupun warga sipil dengan sekitar korban tewas 14.000 orang.

Pendahuluan
Perang Rusia-Ukrania tahun Februari 2022 terjadi karena kedua belah pihak baik
Rusia dan Ukrania bersengketa dalam masalah politik, yang dimana warga Ukrania
mendesak presiden Volodymyr Zelenskyy untuk segera menjadi anggota NATO, oleh sebab
itu Rusia yang di pimpin Vladimir Putin merasa negaranya terancam dan terjadi lah perang
Rusia-Ukrania.
Perang saat ini berkaitan pada beberapa tahun silam. Tepatnya di awal tahun 90-an
ketika uni soviet bubar. Dulunya Rusia dan Ukrania merupakan satu negara yaitu bernama
Uni Soviet, yang kala itu merupakan negara adidaya yang memiliki fasilitas senjata nuklir
terbesar di dunia. Ketika Uni Soviet runtuh, terbentuklah negara-negara baru, seperti
ukrania yang dulunya tempat lokasi penyimpanan persenjataan atom atau nuklir terbesar
ketiga.
Setelah perang dunia ke-2 berakhir yang dimana terjadi pengeboman Hirosima dan
Nagasaki menggunakan senjata nuklir yang meluluhlantakan dan membinasakan sebagian
besar orang jepang serta memakan sekitar 140.000 korban tewas. Maka dari itu, banyak
upaya diplomatik untuk menghilangkan senjata nuklir . pada tahun 1994 diadakanlah
perjanjian Memorandum Budapest. Yaitu perjanjian yang dibentuk dengan tujuan utama
melakukan pelucutan senjata nuklir dari negara-negara eks Uni Soviet yang kini pecah yakni
Ukrania, Kazakhstan, Belarusia. Ke-3 negara ini merasa terancam oleh tetangganya yaitu
Rusia, oleh sebab itu 3 negara ini ingin mencari jaminan melalui perjanjian Memorandum
Budapest. Ke-3 negara tersebut bersedia melucuti senjata nuklirnya dengan syarat dijamin
aman dari ancaman atau penggunaan kekuatan terhadap integritas teritorial atau
kemerdekaan politik.
Pada tahun 2014 perjanjian Memorandum Budapest tercoreng oleh ingkar janjinya
Rusia yang menginvasi Ukrania. Invasi rusia saat itu ingin mengambil Semenanjung Krimea
dan mendukung pemberontakan yang dipimpin oleh separatis pro Rusia di wilayah Donbas
Timur. Kejadian ini menelan korban sekitar 14.000 orang.

Alasan Rusia Menginvasi Ukrania


Alasan Rusia untuk menginvasi Ukrania karena Presiden Rusia Vladimir Putin ingin
menguatkan pengaruhnya di Ukrania. Dulu Ukrania dipimpin presiden yang pro-Rusia yang
bernama Viktor Yanukovych. Dibawah kepimpinan Viktor Yanukovych, masyarakat Ukrania
merasa marah karena pada saat masa jabatannya banyak terjadi kasus korupsi. Dan
presiden Viktor Yanukovych mengabaikan perjanjian perdagangan Uni Eropa dan lebih akrab
dengan Rusia . maka dari itu Viktor Yanukovych digulingkan sebagai presiden.
Mendengar Viktor Yanukovych digulingkan sebagai presiden, presiden putin menjadi
marah karena kehilangan pengarunya di Ukrania. dari situlah serangan-serangan invasi
mulai terjadi. Rusia mengambil Semenanjung Krimea , mempersenjatai kelompok separatis
untuk merebut provinsi Donestk dan Luhansk hingga invasi yang terjadi saat ini.
Tujuan utama Presiden Vladimir Putin supaya Ukrania tidak diterima menjadi
anggota NATO. Semboyan NATO adalah apabila anggota NATO diserang, maka seluruh
anggota lainnya akan membantu pertahanan negara tersebut. maka dari itu Presiden Putin
merasa terancam, Jika Ukrania bergabung dengan NATO ancaman militer dan politik akan
masuk ke negaranya. Selain itu juga, Presiden Putin menyakini Ukrania merupakan bagian
kekuatan komunis Rusia, oleh sebab itu Presiden Putin berusaha menjauhkan pengaruh
negara barat dari negaranya.

Dampak Negatif Perang


Terjadinya Perang akan menimbulkan dampak negatif bagi negara yang sedang
berperang maupun tidak. Perang dapat mempengaruhi bidang ekonomi, kesehatan, politik,
dan dll. Berikut dampak negatif perang yang terjadi saat ini :
1. Harga pangan yang melonjak
Rusia dan Ukraina adalah lumbung pangan dunia, menyumbangkan 30% dari
ekspor gandum global. Bahkan Ukraina merupakan negara pemasok gandum nomor
satu di indonesia sekitar 20%. Dengan adanya perang Rusia-Ukrania akan berdampak
pada harga pangan dan dapat mengakibatkan tingkat kelaparan menjadi tinggi.
2. Harga minyak mentah dunia melonjok
Perang Rusia-Ukraina dapat berdampak pada kenaikan harga minyak.
Terlebih, Rusia merupakan penghasil/pemasok minyak terbesar di dunia.Kenaikan
minyak diperkirakan mencapai lebih dari US$100 per barel. Kenaikan harga minyak
di Rusia menimbulkan dampak bagi sejumlah negara. Karena minyak termasuk
kebutuhan yang vital di berbagai sektor.
3. Penurunan pasar modal
Dampak perang Rusia-Ukrania yang berkelanjutan membuat pasar modal
mengalami penurunan. Dikarenakan penarikan Dollar yang dilakukan investor ke
negara asalnya.
4. Pasar saham terguncang
Perang membawa volatilitas ke pasar sementara bursa sahammoskwa
ditutup selama 3 minggu. Sanksi barat melumpuhkan sektor perbankan dan sistem
keuangan rusia. Langkah-langkah tersebut upaya untuk membekukan 300 miliar
dolar cadangan mata uang asing Rusia yang disimpan di luar negeri. Moskhwa
membayar bunga atas dua obligasi berdenominasi dolar pekan lalu, memberi
pemerintah ruang bernafas sampai pembayaran utang berikutnya dalam beberapa
minggu mendatang.
5. Pemulihan ekonomi global setelah pandemi covid-19 terancam melambat
Adanya pandemi covid-19 beberapa negara mengalami goncangan ekonomi,
mengakibatkan ekonomi beberapa negara maju seperti Amerika Serikat hingga
indonesia mengalami penurunan, adanya pandemi mengakibatkan beberapa negara
mengambil kebijakan pembatasan ektivitas, baik bekerja ataupun sekedar keluar
rumah. Ditambah perang Rusia-Ukraina memperburuk keadaan, yang sebelumnya
ekonomi dunia mulai perlahan membaik menjadi beresiko mengganggu
pertumbuhan ekonomi.

Anda mungkin juga menyukai