Anda di halaman 1dari 2

Tahun ini, kita dihadapkan dengan suatu peristiwa yang menggemparkan

dunia. Peristiwa tersebut yaitu peristiwa pecahnya perang antara Rusia dan Ukraina.
Konflik antara Rusia dan Ukraina sebenarnya sudah mengakar sejak lama. Semua
ini berawal pada November 2013, Presiden Ukraina kala itu Viktor Yanukovich,
menolak kerja sama perdagangan bebas dengan Uni Eropa. Ia justru lebih memilih
untuk menerima bantuan dari Rusia sebesar 15 Miliar US Dollar dan potongan harga
gas sebesar 30%.
Keputusan Yanukovich tersebut membuat Sebagian rakyat Ukraina geram.
Krisis politik pun terjadi di Ukraina. Salah satu konflik terbesar terjadi di bagian Timur
Ukraina, tepatnya di daerah Krimea. Penduduk Krimea menuntut untuk melakukan
referendum agar bisa bergabung dengan Rusia. Pada akhirnya, penduduk Krimea
melakukan referendum dan hasilnya yaitu 97,8% penduduk Krimea setuju untuk
bergabung dengan Rusia.
Namun pihak Ukraina tidak mengakui daerah Krimea sebagai daerah milik
Rusia. Ukraina mengacu pada 2 pasal, yaitu Undang-Undang Rusia yaitu Pasal 65
Ayat 2 yang berbunyi “Bergabungnya subyek-subyek federal baru diatur oleh
undang-undang konstitusi negara federal” dan Undang-Undang Ukraina Pasal 3
yang berbunyi perubahan wilayah hanya dapat disetujui melalui referendum yang
diikuti oleh semua rakyat Ukraina, termasuk mereka yang tidak tinggal di Krimea.
Akibat dari referendum Krimea yang tidak diakui oleh banyak negara ini,
Rusia mendapatkan sanksi ekonomi dan politik dari Uni Eropa, Amerika Serikat,
Australia, bahkan beberapa negara di Asia dan Oceania.Sanksi tersebut berupa
larangan ekspor barang-barang komoditas Rusia dan larangan kepada Bank dan
Perusahaan milik Rusia untuk beroperasi di wilayah Uni Eropa dan Amerika Serikat.
Situasi yang memanas antara Rusia dan negara barat ini diperkeruh dengan
intervensi NATO baru-baru ini. Organisasi yang beranggotakan negara Uni Eropa
dan Amerika Serikat ini, ingin agar Ukraina segera bergabung ke organisasi mereka.
Rusia takut kalau kota-kota besar Rusia bisa jadi “sasaran empuk” bagi NATO, jika
Ukraina ikut bergabung. Rusia pun bereaksi dengan menaruh pasukannya di
perbatasan Ukraina. Pada akhirnya, Rusia melakukan invasi besar-besaran ke
Ukraina karena sudah muak dengan sikap Uni Eropa dan Amerika Serikat.
Konflik ini sendiri berdampak besar bagi negara-negara lainnya. Dampak
yang paling bisa dirasakan yaitu dampak ekonomi. Karena sanksi ekonomi yang
dliakukan oleh Uni Eropa dan Amerika Serikat, harga minyak dan gas telah
melambung drastis. Harga minyak mentah yang sebelumnya berharga 90 USD,
sekarang melonjak drastis menjadi 139,13 USD. Harga gas juga melonjak menjadi
345 Euro. Hal ini terjadi karena Rusia merupakan salah satu penghasil dan
pengekspor bahan bakar fosil terbesar di dunia. Dan celakanya, banyak negara di
dunia yang bergantung dengan pasokan bahan bakar dari Rusia.
Hal ini menyebabkan naiknya harga komoditas di sejumlah negara di dunia.
Kenaikan harga komoditas ini bukan hanya disebabkan oleh naiknya harga bahan
bakar mentah, hal ini juga disebabkan oleh menipisnya pasokan gandum dan
minyak di dunia. Pasalnya, Rusia dan Ukraina menyumbang 30% dari ekspor
gandum global.
Akibat sanksi ekonomi yang dijatuhkan kepada Rusia, akan terjadi
ketidakseimbangan jumlah permintaan dan penawaran. Akibatnya, banyak kinerja
perusahaan yang menurun dan investor yang merugi. Hal ini akan mengakibatkan
pasar saham menjadi anjlok. Akibatnya, nilai cryptocurrency juga jatuh.
Dampak yang cukup signifikan juga dirasakan oleh perusahaan otomotif.
Selain karena harga bahan bakar yang naik drastis, pasokan besi dan nikel juga jadi
menurun. Hal ini terjadi karena Rusia dan Ukraina merupakan salah satu
pengekspor besi dan nikel terbesar di dunia.
Dampak yang paling bisa dirasakan adalah naiknya harga kebutuhan pokok.
Dengan naiknya harga kebutuhan pokok dan inflasi yang semakin tinggi,
dikhawatirkan akan terjadi konflik di masyarakat. Bukan tidak mungkin akan terjadi
banyak pemecatan karyawan karena beban bisnis yang semakin berat. Tentunya
pemerintah harus bekerja keras agar ekonomi negara kita tetap stabil walaupun
diguncang oleh peristiwa perang ini.

https://www.cnbcindonesia.com/opini/20220307200511-14-320747/perang-rusia-
vs-ukraina-butterfly-effect-ekonomi-dunia

https://www.kompas.com/global/read/2022/03/23/140100270/5-dampak-
ekonomi-global-dari-sebulan-perang-rusia-ukraina-?page=all

http://jurnal.unimor.ac.id/JPP/article/view/2502/914

Anda mungkin juga menyukai