Anda di halaman 1dari 3

INVASI RUSIA KE UKRAINA DAN SIKAP AMERIKA TERHADAPNYA

Al Ustadz Ahmad Al-Khathwani

Pemimpin Rusia memandang bahwa invasi militer Rusia ke Ukraina merupakan kebutuhan geopolitik mendesak
yang tidak dapat dicapai Rusia melalui cara damai dan diplomatik. Oleh karena itu, Rusia terpaksa menggunakan
opsi militer untuk mengamankan kebutuhan keamanannya, yang telah dirusak oleh Ukraina.
Presiden Rusia Vladimir Putin menggambarkan situasi di Ukraina sebagai ancaman eksistensial bagi Rusia sendiri,
dan bahwa tindakan hidup atau mati harus diambil untuk menjaga kepentingan vital Rusia di kawasan itu.
Media massa Rusia menggambarkan para penguasa Ukraina saat ini bahwa mereka pro Amerika dan Barat. Dan
bahwa mereka adalah neo nazi yang berusaha untuk memiliki senjata nuklir, mereka ingin mengerahkan rudal
balistik Amerika di Ukraina, dan mengancam wilayah dan kota-kota Rusia, termasuk Moskow.
Putin menganggap bahwa jika Rusia tidak menyerang Ukraina sekarang, maka Rusia akan hancur di masa depan.
Putin juga menganggap bahwa gangguan Ukraina terhadap keamanan Rusia adalah garis merah yang tidak dapat
dilewati.
Pada faktanya, Ukraina sebenarnya dekat dengan Rusia secara geografis dan demografis. Ukraina merupakan
penghalang pemisah antara Rusia dan negara-negara Eropa yang menjadi anggota NATO. Jatuhnya Ukraina di
tangan NATO berarti jatuhnya garis pertahanan terakhir Rusia melawan Amerika dan Barat. Jadi Ukraina berbeda
dari bekas republik Soviet lainnya seperti Georgia dan Uzbekistan, misalnya. Karena dua yang terakhir (Georgia dan
Uzbekistan) tidak terletak pada garis kontak dengan Barat, jadi tidak ada bahaya dari sisi mereka ke Rusia seperti
halnya Ukraina. Olehnya itu, Rusia mengambil tindakan tegas dan membuat jera dengan Ukraina, sama sekali
berbeda dari apa yang dilakukannya di wilayah lain. Rusia tidak peduli dengan sanksi-sanksi Barat, karena Rusia
menganggap bahwa kerugiannya karena Ukraina jauh lebih besar dari kerugiannya akibat dari sanksi-sanksi itu.
Adapun Amerika, jelas Amerika menyadari pentingnya Ukraina bagi Rusia. Olehnya itu, Amerika menekan Rusia
menggunakan kartu Ukraina ini. Amerika berusaha untuk mengambil Ukraina melalui penguasa Ukraina yang pro ke
Amerika. Dan Amerika tidak keberatan jika harus berbagi dengan Rusia. Jadi Rusia mengambil provinsi timur
Ukraina dan Amerika mengambil sisanya.
Adapun ucapan bahwa Rusia ingin mengubah keseimbangan kekuatan global dan memaksakan tatanan internasional
baru yang menguntungkannya, dan menggusur Amerika dari kepemimpinan dunia; ucapan bahwa invasi ke Ukraina
akan menyebabkan pecahnya perang dunia ketiga; dan bahwa China akan terjun ke perang untuk menduduki
Taiwan, mengambil keuntungan dari krisis Ukraina, semua ucapan itu adalah spekulasi dan campuran politik yang
tidak memiliki nilai. Semua itu tidak berdasar.
Rusia menyadari ukuran dan kekuatannya. Rusia tidak menuntut lebih dari mengamankan kepentingan vitalnya di
negara-negara tetangga. Rusia tahu bahwa Amerika menutup mata terhadap invasi Rusia ke Ukraina. Apa yang
dikatakan oleh media massa Rusia dan arab yang mendukung Rusia yang membesarkan kekuatan Rusia maka itu
tidak lebih dari membesar-besarkan secara media dan retorika verbal.
Meskipun pasukan Rusia memasuki wilayah Ukraina dengan momentum besar, tetap sampai sejauh ini Rusia belum
mencapai hasil yang signifikan di lapangan, dan bahkan menderita kerugian besar. Adapun yang beredar di media
tentang penyerahan diri dan kekalahan Ukraina, dan pemberian suaka politik oleh Amerika Serikat dan Inggris untuk
presiden Ukraina, ini termasuk dalam tipuan terhadap Rusia untuk mendorong Rusia terjerumus lebih dalam ke
dalam rawa Ukraina.
Adapun sanksi-sanksi keuangan dan ekonomi terhadap Rusia, itu merupakan sanksi ringan atau sedang yang masih
dapat ditanggung oleh Rusia. Adapun sanksi berat yang dapat mematahkan punggung Rusia, Amerika menahan diri
untuk tidak menjatuhkannya terhadap Rusia, karena Amerika tidak ingin terlalu merugikan Rusia. Sebab Amerika
memiliki kepentingan untuk mempertahankan Rusia sebagai pemain internasional penting yang dapat digunakannya
melawan Eropa dan Cina, dan digunakannya di Timur Timur Tengah dan Afrika melawan lawan-lawannya dari
Eropa dan Cina. Jadi sanksi yang sangat keras, seperti sanksi pengusiran Rusia dari sistem pembayaran internasional
SWIFT (Society for Worldwide Interbank Financial Telecommunication) maka tidak dijatuhkan oleh Amerika
terhadap Rusia.
Presiden Amerika Joe Biden mengatakan pada Kamis 24/2/2022: “Melarang Rusia dari sistem SWIFT tidak ada di
meja saat ini dan bahwa dia (Biden) lebih mengutamakan sanksi yang lain”.
Pihak yang menyerukan dijatuhkannya sanksi pelarangan Rusia dari sistem SWIFT adalah Inggris, bukan Amerika.
Inggris lah yang menyerukan penghentian kerja sistem SWIFT di Rusia. Seruan itu hanya didukung oleh tiga negara
Baltik; Estonia, Lithuania dan Latvia. Jerman sangat menentang pelarangan Rusia dari sistem SWIFT. Sementara
Prancis dan Belanda mengatakan bahwa opsi untuk melarang Rusia dari SWIFT hanya akan digunakan jika benar-
benar diperlukan.
Sudah diketahui umum bahwa sistem SWIFT merupakan urat nadi keuangan global yang memungkinkan
pengiriman uang yang lancar dan cepat lintas batas, yang merupakan Asosiasi Komunikasi Keuangan Internasional
antar Bank. Sistem ini menghubungkan 11.000 bank dan institusi di lebih dari 200 negara, dan mengirimkan lebih
dari 40 juta pesan harian. Melalui sistem ini triliunan dolar disirkulasikan di antara Perusahaan dan Pemerintah. Dan
sistem ini membantu memungkinkan berlangsungnya perdagangan internasional yang aman dan lancar bagi para
anggotanya.
Melarang Rusia dari transaksi melalui sistem SWIFT, jika itu terjadi, akan mempengaruhi jaringan perbankan Rusia
dan kemampuan Rusia untuk mengakses uang. Dan jika dilarang, maka perusahaan-perusahaan Rusia akan
kehilangan akses ke transaksi yang lancar dan instan yang disediakan oleh sistem SWIFT, dan pembayaran untuk
produk-produk penting Rusia di sektor energi dan pertanian akan terkena dampak negatif yang sangat besar. Hal itu
tentu juga akan merugikan perusahaan-perusahaan Eropa yang memasok dan membeli barang dari Rusia, terutama
perusahaan Jerman. Sebab Rusia adalah pemasok utama minyak dan gas alam di Uni Eropa, dan menemukan
pasokan alternatif tidak akan mudah.
Jenis sanksi yang dijatuhkan Amerika kepada Rusia tidak membebani Rusia. Amerika bertujuan untuk membuat
Rusia tenggelam dalam lumpur Ukraina sehingga akan selalu membutuhkan Amerika. Juga supaya Amerika dapat
menggunakan Rusia untuk menjaga Eropa tetap menjadi bagian dari payung keamanan Amerika.
Adapun apa yang mungkin terjadi dari perang ini, itu adalah pembagian Ukraina menjadi dua wilayah yang saling
bermusuhan, satu di timur yang pro Rusia dan yang lainnya di barat yang pro Amerika. Dan permusuhan yang
meletus di antara kedua belah pihak ini melanggengkan api kebencian, kedengkian dan permusuhan di antara mereka
untuk waktu yang lama.

Anda mungkin juga menyukai