Nim:2021051103
Kelas:2D manajemen
1. Konflik yang saat ini terjadi di Eropa Timur antara Ukraina dan Rusia bukan merupakan
konflik baru dan menjadi bagian dari sisa-sisa perang dingin yang masih bertahan hingga saat
ini meskipun beberapa pihak menyatakan perang dingin sudah lama selesai sejak runtuhnya
Hal tersebut disampaikan Dosen Studi Keamanan Internasional Program Studi Hubungan
Internasional (HI) UII, Irawan Jati, S.IP., M.Hum., MSS., Ph.D (Cand.) dalam International
Relations In Conversation dengan tema Russia-Ukraine Updates: What Happens Next, Kamis
Irawan Jati mengatakan bahwa apa yang saat ini dilakukan Rusia bukan merupakan hal yang
baru karena pernah terjadi di 2014 saat Rusia mencoba menganeksasi kembali dan mengklaim
Mohamad Rezky Utama, S.IP., M.Si., Dosen Studi Kawasan Eropa Program Studi HI UII yang juga
hadir sebagai menjadi narasumber menyampaikan bahwa situasi yang saat ini terjadi di Ukraina
tidak terlepas dari ekspansi NATO yang mulai melebarkan pengaruh di Eropa Timur. Rezky
Utama menambahkan bahwa ekspansi NATO ke Eropa Timur membahayakan Rusia karena hal
ini berpotensi memindahkan rudal balistik yang awalnya ditempatkan di Rumania Ukraina dan
buffer zone antara Rusia dan Eropa. Namun setelah revolusi 2014, pemerintah Ukraina
berpindah haluan, dari sebelumnya dekat dengan Rusia beralih mendekati NATO. Hal ini
menyebabkan Belarusia menjadi satu- satunya buffer zone antara Rusia dan negara-negara
Eropa.
Menurut Rezky Utama, invasi yang dilakukan oleh Putin menjadi salah satu cara untuk
mengembalikan Ukraina sebagai salah satu sekutu Rusia dengan mengganti rezim pemerintah
Lebih lanjut disampaikan Irawan Jati, dukungan yang diberikan Rusia kepada kelompok
separatis Ukraina tidak terlepas dari konsep the enemy of my enemy is my friend yang diadopsi
Jati.
Rezky Utama menambahkan, bahwa hal yang sama juga pernah dilakukan oleh Rusia
dengan mendukung kelompok separatis Georgia setelah negara tersebut mulai memihak
Terkait indikasi konflik yang mengarah ke perang dunia ketiga, kedua narasumber sepakat
bahwa hal ini masih terlalu jauh melihat kondisi yang saat ini terjadi. Salah satu indikatornya
adalah bantuan militer yang diberikan oleh negara-negara anggota NATO seperti Turki, Kanada
dan Spanyol lebih bersifat bantuan individu alih-alih atas nama organisasi.
“Hal ini ditambah dengan pernyataan Joe Biden (Presiden Amerika Serikat) yang tidak akan
Menurut Rezky Utama, faktor penghambat lainnya adalah Uni Eropa dan NATO yang cukup
berhati-hati dalam mengambil langkah untuk menghindari perang dunia ketiga karena hal ini
“Ancaman sanksi ekonomi dan embargo untuk mendorong Rusia menghentikan perang
tidak banyak berpengaruh karena Rusia merupakan suatu wilayah yang cukup sustain
sehingga mereka masih bisa survive menghadapi embargo tersebut.” Ujar Irawan Jati.
Irawan Jati menambahkan bahwa kondisi yang terjadi di lapangan adalah Rusia yang menjadi
pemasok utama gas untuk negara-negara di kawasan eropa sehingga sanksi tersebut bisa
Irawan Jati menilai Pendekatan diplomasi dipandang menjadi salah satu solusi meskipun cukup
bertele- tele. Hal ini disebabkan legitimasi militer negara-negara di sekitar Rusia belum cukup
kuat sehingga apabila memaksakan penyelesaian konflik lewat cara militer malah akan
Sementara Rezky Utama menilai bahwa penyelesaian konflik melalui PBB belum bisa
dilakukan karena Rusia masih memiliki hak veto di United Nations Security Council (Dewan
berpendapat bahwa NATO dan EU harus turun tangan dan terlibat dalam perjanjian damai
2. Jakarta, CNN Indonesia -- Laut China Selatan (LCS) merupakan satu perairan strategis
yang paling diperebutkan oleh China dan sejumlah negara di ASEAN. Berikut sejarah
Laut China Selatan dipandang sebagai perairan dengan sumber daya alam dan hasil laut yang
melimpah. Nilai komoditas perairan ini disebut bisa mencapai triliunan dolar. Hal tersebutlah
yang kerap memicu sengketa panas terhadap LCS oleh negara-negara kawasan.
Setidaknya terdapat enam negara yang memperebutkan Laut China Selatan, yakni China,
Laut China Selatan adalah laut tepi bagian dari Samudra Pasifik. Secara geografis, Laut China
Selatan berbatasan dengan Brunei Darussalam, China, Malaysia, Filipina, Singapura, Taiwan,
dan Vietnam.
China Selatan memanjang dari arah barat daya ke timur laut, berbatasan dengan China dan
Taiwan di sebelah utara, Filipina di sebelah barat, Malaysia dan Brunei di barat dan selatan, dan
Vietnam di timur.
Merujuk LIPI, garis batas Laut China Selatan menyerupai huruf "U", dimulai dari perairan
Batas tersebut ditandai oleh China dengan demarkasi sembilan garis putus-putus (the nine-
dash line), yang disebut juga sebagai lidah sapi atau "cow's tongue".
Sementara luas Laut China Selatan mencakup 3,685 juta kilometer persegi, mengutip Britannica.
Di dalamnya terdapat banyak terumbu karang, pulau karang (atol), ratusan pulau-pulau kecil
tak berpenghuni, serta dua kepulauan besar yakni Kepulauan Spratly dan Kepulauan Paracel
Sengketa atau konflik Laut China Selatan tidak bisa dilepaskan dengan klaim sepihak negara
Klaim ini bermula ketika China pada 1947 memproduksi peta LCS dengan 9 garis putus-
putus dan menyatakan bahwa wilayah yang masuk dalam lingkaran garis tersebut--
termasuk Kepulauan Spartly dan Paracel--sebagai wilayah teritorinya.
Peta ini kemudian ditegaskan kembali pada saat Partai Komunis berkuasa pada 1953.
Klaim ini didasarkan pada sejarah China kuno, mulai dari Dinasi Han yang berkuasa pada
Sengketa atau konflik Laut China Selatan tidak bisa dilepaskan dengan klaim sepihak negara
Klaim ini bermula ketika China pada 1947 memproduksi peta LCS dengan 9 garis putus-putus
dan menyatakan bahwa wilayah yang masuk dalam lingkaran garis tersebut--termasuk
Peta ini kemudian ditegaskan kembali pada saat Partai Komunis berkuasa pada 1953. Klaim
ini didasarkan pada sejarah China kuno, mulai dari Dinasi Han yang berkuasa pada abad 2 SM
Guna menjaga klaimnya atas LCS, China kini agresif membangun fasilitas militer,
tersebut.
Klaim China atas 80-90 persen wilayah di Laut China Selatan (LCS) dengan alasan sejarah
tersebut lantas memantik ketegangan di antara negara pantai lain yang juga sama-sama
Di sisi lain, Vietnam turut mengklaim kepemilikan Kepulauan Paracel dan Kepualaun Spratly,
yang tak lain mencakup hampir seluruh wilayah Laut Cina Selatan.
Filipina juga mengklaim sebagian wilayah LCS khususnya kepulauan Spartly atau dinamakan
Kepulauan Kalayaan dan beberapa kepulauan di sebelah barat Filipina yakni Scarborough
Shoal.
Sementara Brunei dan Malaysia mengklaim bagian selatan LCS dan sebagian Kepulauan Spratly.
Laut China Selatan adalah kawasan menggiurkan. Secara umum, ada dua hal yang penting dalam
Ditilik dari aspek strategis, perairan tersebut merupakan salah satu pintu gerbang komersial yang
krusial bagi beberapa jalur pelayaran dan sebagian besar industri logistik dunia.
Laut China Selatan adalah jalur tercepat dari Samudra Pasifik ke Samudra Hindia yang
menghubungkan Asia Timur dengan India, Asia Barat, Eropa, dan Afrika.
Dilansir CFR Global Conflict Tracker, total nilai perdagangan yang melintasi kawasan Laut China
Selatan pada 2016 mencapai US$3,37 triliun. Perdagangan gas alam cair global yang transit
melalui LCS pada 2017 sebanyak 40 persen dari total konsumsi dunia.
Selanjutnya dari potensi ekonominya, Laut China Selatan kaya akan sumber daya hasil laut,
meskipun dalam praktiknya cenderung dieksploitasi secara berlebihan. Perairan ini juga
Diperkirakan ada 11 miliar barel minyak yang belum dimanfaatkan dan 190 triliun kaki kubik
cadangan gas alam di LCS. Atas nilai kekayaan alam dan potensi ekonomi tersebut diduga
menjadi faktor yang memperburuk sengketa maritim dan teritorial antarnegara di kawasan
itu.
Persaingan klaim kedaulatan teritorial atas pulau-pulau dan perairan tersebut turut menjadi
sumber konflik Laut China Selatan dan saling curiga yang berlangsung sejak lama.
diakibatkan karena Rusia tidak menyetujui apabila ukraina menjadi anggota NATO
- Menurut analisa yang sudah saya buat konflik laut cina selatan terjadi karena
perbedaan pendapat antar indonesia dengan cina karena menurut cina garis line Dash
line merupakan milik cina tetapi menurut internasional Natuna adalah milik indonesia.
2. Yang dikhawatirkan antara perang ukraina dan rusia jika berlanjut maka akan
menyebabkan perang dunia ke 3 cina sebagai sekutu rusia pasti akan ikut andil
dalam peperangan tersebut yang mana ini jelas cina akan terang terangan
mendeklarasikan perang bersama rusia melawan pihak NATO hal ini bisa
menyebabkan cina tanpa ragu2 akan ikut menyerang kawasan yang dianggap
musuh dalam hal ini kita patut khawatir dengan akuisisi Natuna dari indonesia ke
cina.
3. - yang akan saya lakukan jika menjadi presiden di tengah konflik ukraina dan rusia
perang terutama warga sipil dan mengirim tentara untuk mengamankan dan
membantu warga sipil mengungsi sekaligus menjadi tentara perdamaian karena kita