Anda di halaman 1dari 10

STRATEGI BALANCE OF POWER INDONESIA DALAM “PERANG

DINGIN” ANTARA AMERIKA SERIKAT DAN CHINA DI LAUT CHINA


SELATAN
Siti Sarah1, Widodo2, Yusnaldi3

Abstrak: Kawasan Laut China Selatan dikenal sebagai jalur laut tersibuk kedua di dunia setelah Terusan
Suez di Mesir, kawasan ini juga memiliki kekayaan makhluk hidup yang berlimpah serta mempunyai
cadangan minyak dan gas alam yang besar. Karena potensinya, kawasan tersebut sampai saat ini masih
menjadi perebutan claim antara beberapa negara. Saat ini diketahui bahwa Amerika Serikat dan China
menjadi negara hegemoni terbesar dalam bidang ekonomi yang memperebutkan kekuasaan di wilayah Laut
China Selatan. Beberapa pakar bahkan mendiskusikan adanya kemungkinan persaingan yang akan diakhiri
dengan perang atau konflik militer di abad 21. Indonesia bukan termasuk negara claimant di wilayah Laut
China Selatan, namun memiliki kedaulatan di dekat wilayah tersebut.. Jika terjadi konflik antara AS dan
China pada kawasan Laut China Selatan, tentunya akan berimplikasi langsung terhadap kedaulatan negara
Indonesia di Natuna dan sekitarnya. Untuk menghadapi skenario tersebut, Indonesia harus mempersiapkan
kekuatan pertahanannya. Indonesia berfokus pada strategi balance of power dengan negara lain yang juga
tidak menginginkan adanya konflik atau perang dan juga berusaha untuk menyeimbangkan kekuatannya
dengan negara China maupun AS.

Kata Kunci: Balance of Power, Perang dingin, Laut China Selatan.

1
Siti Sarah, Mahasiswa Prodi Keamanan Maritim, Fakultas Keamanan Nasional, Universitas Pertahanan Republik
Indonesia, sitisarah0201@gmail.com.
2
Laksdya TNI (Purn) Dr. Widodo, S.E., M.Sc. Dosen Tetap Prodi Keamanan Maritim, Fakultas Keamanan Nasional,
Universitas Pertahanan Republik Indonesia, widodounhan2017@gmail.com.
3
Kolonel Laut (KH) Dr. Yusnaldi, S.H., S.E., S.Ag., M.Pd, M.M., Dosen Tetap Prodi Keamanan Maritim, Fakultas
Keamanan Nasional, Universitas Pertahanan Republik Indonesia, yusnaldy@yahoo.com.
Volume 6 Nomor 1, April 2022 | 48
1. PENDAHULUAN menunjukkan karakteristik hegemoninya
Wilayah Laut China Selatan (LCS) dalam sengketa Laut China Selatan.
merupakan jalur laut yang sangat strategis Karakteristik hegemoni yang selalu berusaha
untuk bidang perekonomian khususnya meningkatkan kekuatannya untuk menekan
sebagai jalur perdagangan atau pelayaran negara lain ditunjukkan dengan terus
internasional. Selain sebagai jalur laut meningkatkan anggaran militer,
tersibuk kedua di dunia, kawasan laut ini juga memodernisasi peralatan militer, terutama
memiliki kekayaan makhluk hidup yang angkatan laut, serta melakukan reklamasi,
berlimpah serta mempunyai cadangan minyak diantaranya untuk membuat landasan
dan gas alam yang besar. Karena potensinya, pesawat dan pembangunan yang dicurigai
kawasan Laut China Selatan sampai saat ini instalasi militer di pulau-pulau yang dikuasai,
masih menjadi perebutan claim antara baik di Kepulauan Paracel maupun Kepulauan
beberapa negara di Asia Tenggara yang Spratly5.
memiliki zona laut berdekatan dengan Akibat dari ketegangan ini, negara-negara
kawasan tersebut. Selain negara-negara di lain di Asia Tenggara yang pada umumnya
Asia Tenggara, Amerika Serikat juga menjadi bukan negara adidaya akhirnya menempatkan
salah satu negara yang ikut andil dalam dirinya pada beberapa opsi. Pertama yaitu
memanasnya ketegangan di kawasan Laut bersekutu dengan China agar tidak menjadi
China Selatan. musuh. Kedua yaitu bersekutu dengan
Saat ini diketahui bahwa Amerika Serikat Amerika agar mendapat bantuan melawan
dan China menjadi negara hegemoni terbesar china dalam mengklaim wilayahnya di Laut
dalam bidang ekonomi yang memperebutkan China selatan. Opsi terakhir yaitu
kekuasaan di wilayah Laut China Selatan. meningkatkan kekuatan negara dengan cara
Beberapa pakar bahkan mendiskusikan membuat satu ikatan bersama atau aliansi
adanya kemungkinan persaingan yang akan untuk upaya menyeimbangi China maupun
diakhiri dengan perang atau konflik militer di Amerika Serikat. Terlepas dari beberapa opsi
abad 21 4 . Amerika Serikat (AS) mengubah di atas, saat ini jelas berlangsung ketegangan
fokus kebijakan luar negerinya dari berfokus pada aspek keamanan dan pertahanan di
ke wilayah Timur Tengah menjadi kawasan kawasan Laut China Selatan karena khawatir
Asia Pasifik. Strategi rebalancing ini diprediksi terjadinya konflik antara dua Negara besar.
akan menimbulkan resiko terhadap hubungan, Masalahnya adalah pada negara-negara di
baik kerjasama atau kesepakatan antar Asia Tenggara. Karena pilihan manapun yang
negara-negara di Asia-Pasifik, salah satunya diambilnya akan mempengaruhi negaranya
dengan munculnya persepsi ancaman dari secara internal maupun eksternal. Secara
negara lain. Muncul tanggapan pro dan kontra internal akan mempengaruhi militer negara
mengikuti penetapan strategi rebalancing AS, yaitu pertahanan di wilayah laut perbatasan
karena kemungkinan yang muncul hanya dua dan secara external akan mempengaruhi
opsi, yaitu antara menguntungkan atau kerjasama dalam bidang ekonomi, politik,
merugikan negara di Kawasan Asia-Pasifik. sosial budaya, dan sebagainya.
Beberapa pihak mengambil kesimpulan Indonesia bukan termasuk negara
bahwa kedatangan AS ke Kawasan Asia- pengklaim di wilayah Laut China Selatan,
Pasifik ini dipicu oleh meningkatnya namun Indonesia juga memiliki kepentingan di
kapabilitas China yang menjadi negara kawasan tersebut. Salah satunya yaitu
dengan kekuatan besar di kawasan Asia baik kepentingan ekonomi khusunya pada zona
dalam bidang ekonomi, diplomasi, maupun ekonomi ekslusif (ZEE) di Laut Natuna dan
militernya. sekitarnya. Jika terjadi konflik antara Amerika
China saat ini bangkit menjadi kekuatan Serikat dan China pada kawasan Laut China
baru di wilayah Asia Pasifik. Selain itu China
5
SIPRI. “Recent Trends in Military Expenditure,” 2015,
4
Hendra Maujana Saragih, “Diplomasi Pertahanan Indonesia http://www.sipri.org/research/armaments/milex/research/armam
Dalam Konflik Laut China Selatan”, (Jakarta: Universitas ents/milex/research/armaments/milex/milex_database diakses
Nasional, 2018), hlm 2. pada 21 November 2021.

Volume 6 Nomor 1, April 2022 | 49


Selatan, tentunya akan berimplikasi langsung intensitasnya, konflik Laut China Selatan
terhadap kedaulatan Indonesia. Untuk selama ini dapat dikategorikan sebagai konflik
menghadapi skenario tersebut, Indonesia berskala rendah. Namun, dalam
tentunya harus sudah memiliki kesiapan perkembangan di masa depan, jika tidak
kekuatan dalam bidang pertahanan guna dapat dikelola dan dicari solusi yang efektif,
mengantisipasi konflik yang mungkin terjadi konflik tersebut dapat semakin terbuka
tersebut. Selama ini Indonesia diketahui sifatnya dan berkembang luas menjadi suatu
sebagai negara yang menghindari terjadinya konflik bersenjata antar-negara di kawasan
konflik, sehingga tidak memihak pada negera (regional conflict)6.
manapun. Indonesia mendeklarasikan dirinya Indonesia bukan termasuk negara
sebagai non-claimant states saat terjadi pengklaim di wilayah Laut China Selatan,
persengketaan di Laut China selatan. namun Indonesia juga memiliki kepentingan di
Indonesia juga tidak mengikuti jejak negara- kawasan tersebut. Jika terjadi konflik antara
negara lain yang mulai mengembangkan Amerika Serikat dan China, tentunya akan
nuklir pada saat ketegangan sengketa ini berimplikasi langsung terhadap kedaulatan
terjadi, karena tidak sesuai dengan peri Indonesia. Maka dari itu untuk menyeimbangi
kemanusiaan. Selain dengan memperkuat kekuatan dua negara tersebut, Indonesia
strategi pertahanan maritimnya, Indonesia menerapkan balance of power strategi. Teori
berfokus pada strategi balance of power balance of power merupakan teori yang
dengan negara-negara lain yang juga tidak dicetuskan oleh Stephen M. Walt menjelaskan
menginginkan adanya konflik/perang dan juga bahwa aliansi secara umum dilihat sebagai
untuk menyeimbangi kekuatannya dengan respon negara terhadap suatu ancaman.
negara China maupun Amerika Serikat. Respon yang ditimbulkan negara
Artikel ini akan memiliki 3 bagian diskusi memunculkan dua kemungkinan formasi
pembahasan. Pertama akan membahas aliansi yang akan dipilih oleh negara, yaitu
mengenai ketegangan yang terjadi antara melakukan penyeimbangan (balancing) atau
Amerika Serikat dan China di kawasan Laut bandwagoning 7 . Seringkali balance of power
China Selatan. Kedua membahas Indonesia akan terjadi apabila adanya bipolarisme yang
dalam pusaran konflik Laut China Selatan. terbentuk, Seperti pada saat perang dingin
Terakhir akan membahas bagaimana strategi terjadi.
Balance of Power Indonesia dalam
menghadapi konflik atau perang yang Amerika Serikat China
mungkin terjadi.
2. ISI PENELITIAN
2.1. Kerangka Pemikiran
Konflik dapat dilihat dari berbagai Konflik di Laut China Selatan
perspektif, dengan melihat latar belakang,
aktor yang terlibat dan kepentingannya, serta
intensitas dan keluasan wilayah konflik. Dari
Ancaman untuk kedaulatan
latar belakangnya, konflik Laut China Selatan
Indonesia
dapat dilihat dari klaim historis kepenguasaan
wilayah di masa lalu oleh penguasa-penguasa
tradisional yang berujung pada klaim
pemilikan oleh penguasa selanjutnya dari Strategi Balance Of Power
wilayah kerajaan atau negara yang sama.
Sedangkan dari aktor yang terlibat dan Gambar 1. Kerangka Pemikiran
kepentingan yang menyertainya, beberapa 6
Rizki Roza, Konflik Laut China Selatan dan Implikasinya
negara di kawasan, baik yang merupakan terhadap Kawasan, (Jakarta: P3DI Setjen DPR Republik
anggota ASEAN maupun bukan, serta negara Indonesia dan Azza Grafika, 2013), hlm. xii-xiii
di luar kawasan adalah pemangku 7
Claritha Cendrawati Warembai, “Kebijakan Luar Negeri
Amerika Serikat Terhadap Masalah Nuklir Korea Utara”.
kepentingannya. Sementara, dilihat dari (Yogyakarta: Universitas Gajah Mada, 2014), hlm. 3.

Volume 6 Nomor 1, April 2022 | 50


aliansi AS. Kegagalan komitmen AS terhadap
3. ISI PENELITIAN aliansinya dapat merusak kepentingannya di
3.1. Ketegangan Antara Amerika Serikat wilayah Asia-Pasifik. Ketiga, kepentingan AS
Dan China Di Laut China Selatan dalam ekonomi. Setiap tahunnya, $5,3 triliun
Laut China Selatan telah lama menjadi perdagangan melewati Laut China Selatan.
arena pertarungan politik regional maupun AS menyumbang $1,2 triliun dari totalnya,
internasional. Potensi Laut China Selatan sehingga konflik dalam skala apapun dapat
menyebabkan adanya keadaan asimetri dan membahayakan ekonomi regional dan AS.
ketegangan dalam perselisihan kedaulatan Keempat, AS memiliki kepentingan untuk
wilayah dan yurisdiksi maritim. Hal itu juga tetap menjaga stabilitasnya dengan China dan
menarik AS untuk berusaha terlibat di wilayah mengamankan masalah regional dan global9.
Laut China Selatan. Rivalitas antara AS dan Ketegangan ini memanas kembali ketika
China di Laut China Selatan juga memiliki AS dengan seenaknya mengirim kapal dan
kepentingan masing-masing yang ingin pesawat militer canggih ke Laut China
dicapai. Melalui aksi China selama empat Selatan. Pada 12 Juli 2021, tanpa izin dari
dekade terakhir, diketahui bahwa China pemerintah China, kapal perusak dengaan
mengejar setidaknya tiga kepentingan. rudal berpemandu AS USS Benfold secara
Pertama, tujuan China adalah adanya ilegal masuk tanpa izin ke perairan tertorial
integrasi regional dengan negara-negara Asia China. Dai Bing, kuasa usaha misi permanen
Tenggara. Investasi China merupakan strategi China untuk PBB saat debat terbuka dewan
untuk mengimbangi kekuatan AS dan keamanan tentang keamanan maritim tanggal
membekukan ketegangan antara China dan 9 Agustus 2021 berpendapat “mereka tidak
negara-negara Asia Tenggara atas klaim Laut bergabung dengan konvensi PBB tentang
China Selatan. Kedua, China ingin Hukum Laut, tetapi menganggap dirinya
memastikan kontrolnya atas sumber daya di sebagai hakim Konvensi, menuding negara
Laut China Selatan. Minyak, gas, dan stok lain dan mencampuri secara sewenang-
ikan menjadi hal penting bagi China untuk wenang. Mereka tidak memiliki kredibilitas
memastikan kontrol sumber daya di Laut dalam masalah maritim”. Bing mengatakan
China Selatan. Ketiga, China ingin bahwa saat ini China dan para anggota
meningkatkan kontrol atas Laut China Selatan ASEAN sedang bersama-sama menjaga
untuk menciptakan zona penyangga stabilitas umum di Laut China Selatan dan
keamanan maritim yang melindungi wilayah memastikan semuanya menikmati kebebasan
vital China8. navigasi dan penerbangan sesuai dengan
Pada lensa yang berbeda, AS juga hukum internasional.
diketahui memiliki kepentingan signifikan Sementara pihak Angkatan Laut AS
dalam politik, keamanan, dan ekonomi yang memberikan pernyataan “Di bawah hukum
ingin dicapai di Laut China Selatan. Pertama, internasional sebagaimana tercermin dalam
dalam aturan dan norma global, AS memiliki Konvensi Hukum Laut, semua kapal negara
kepentingan pada penyelesaian damai termasuk kapal perang mereka berhak
perselisihan Laut China Selatan berdasarkan menikmati kebebasan melintasi secara damai
hukum internasional. Pembenaran China atas di laut teritorial. Dengan melintasi perairan
klaim Laut China Selatan berdasarkan pada secara damai tanpa memberikan
nine-dash line merupakan kegagalan pemberitahuan atau meminta izin, AS
penegakan hukum internasional yang bisa menentang pembatasan atau larangan
membahayakan kepentingan AS. Kedua, berlayar yang diberlakukan oleh China,
terkait dengan keamanan aliansi dan stabilitas Taiwan, dan Vietnam di perairan bebas ini”.
regional. Kehadiran AS di Laut China Selatan Masuknya kapal perang AS di wilayah Laut
merupakan penjamin keamanan regional bagi China Selatan ini bertepatan dengan hari
8
Peter Dutton, 2011, “Three Disputes and Three Objectives— 9
Bonnie S Glaser, 2012, “Contingency Planning Memorandum
China and the South China Sea”, Naval War College Review, No. 14: Armed Clash in the South China Sea”, Council on
64(4). hlm. 55-58. Foreign Relations.

Volume 6 Nomor 1, April 2022 | 51


peringatan lima tahun kemenangan Filipina permainan besar dan tantangan dalam
atas gugatannya soal klaim wilayah di mempertahankan wilayah kedaulatan Negara
perairan Laut China Selatan. Tindakan ini juga Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) yang
mempertegas bahwa AS tidak menyetujui berbatasan dengan Laut China Selatan 10 .
kawasan Laut China Selatan dan Kepulauan Konflik yang terjadi di Laut China Selatan
Paracel sebagai kepemilikan China dan klaim sudah tidak bisa terhindarkan lagi, Indonesia
China atas perairan tersebut tidak sesuai yang memiliki wilayah perbatasan laut dengan
hukum internasional. Laut China Selatan terpaksa mengikuti
Jika dilihat dari pernyataan Angkatan Laut pusaran konflik tersebut dan mengharuskan
AS, sebenarnya mereka menginginkan Indonesia mempertahankan kedaulatan NKRI
adanya kebebasan berlayar di laut atas invasi asing karena diperkirakan akan
Internasional dan menganggap tindakan yang ada beberapa ancaman, antara lain:
dilakukan China, Taiwan, dan Vietnam ini a. Agresifitas serangan nelayan asing
melanggar kebebasan berlayar di perairan b. Penguasaan wilayah sengketa
bebas. Jika dilihat dari sisi positifnya, AS c. Pembangunan pulau buatan
membantu menyuarakan pendapat negara- Agresifitas tindakan nelayan asing yang
negara yang juga tidak setuju pada kebijakan memasuki wilayah perairan Indonesia
baru yang dibuat oleh China. Namun melihat bukanlah tanpa alasan. Tindakan illegal atau
dari sisi negatif, ditakutkan dibalik ikut bisa disebut serangan yang dilakukan oleh
campurnya AS pada wilayah Asia Tenggara nelayan asing tersebut dapat diartikan
adalah untuk mengontrol perekonomian di sebagai bentuk ancaman perang hibrida yang
wilayah tersebut agar tidak ada negara di Asia berkembang di kawasan Laut China Selatan.
yang mendominasi ekonomi bidang kelautan Ancaman perang hibrida dengan strategi
karna jika dilihat potensi kelautan yang dimiliki agresifitas nelayan asing ini perlu dijadikan
perairan Asia ini sangat besar. perhatian khusus negara mengingat mereka
3.2. Indonesia Dalam Pusaran Konflik bisa keluar masuk perbatasan perairan
Laut China Selatan dengan leluasa. Kebijakan pemerintah dalam
Berbicara mengenai rebalancing hal pemberantasan pelanggaran nelayan
Amerika Serikat dan kebangkitan kekuatan asing perlu diperjelas dan dipertegas.
China di wilayah Asia Pasifik, security Pelemahan terhadap hukuman yang membuat
dilemma akan tepat digunakan untuk jera pelanggar nelayan tersebut dapat juga
menggambarkan kekhawatiran negara lain di diartikan sebagai pelemahan pertahanan laut
Asia Tenggara yang berdekatan dengan Indonesia 11 . Seperti eksekusi hukuman
kawasan Laut China Selatan. Beberapa penenggelaman kapal yang dilakukan oleh
negara memperkuat militernya dan mulai Kementerian Kelautan dan Perikanan RI
membuat aliansi dengan negara lain. (KKP). Hukuman ini dinilai efektif karena
Tindakan defensif yang diambil oleh negara- mampu mengurangi angka pelanggaran
negara di Asia Tenggara dikarenakan Illegal, Unreported and Unregulated (IUU)
sengketa yang terjadi di Laut China Selatan Fishing di perairan Indonesia 12 . Namun,
bersifat mengancam. Selain itu, Amerika kebijakan ini sudah dihentikan sejalan dengan
Serikat dan China merupakan negara
hegemoni terbesar dalam bidang ekonomi. 10
Khanisa, “Pembangunan Maritim Indonesia” dalam Khanisa
dan Faudzan Farhana, Keamanan Maritim ASEAN Dalam
Kedua negara tersebut termasuk negara Perspektif Ekonomi Politik Indonesia, (Jakarta: LIPI Press,
super power jika dibandingan dengan negara 2018), hlm. 8.
lainnya di Asia Tenggara. Laut China Selatan
11
Gideon A, “Menteri Susi Kembali Tenggelamkan 13 Kapal
Asing Pencuri Ikan”, 12 Mei 2019, https://
menjadi bukti arena pertarungan antara AS www.liputan6.com/bisnis/read/3963901/menteri-susi-kembali-
dan China dalam memperebutkan tenggelamkan-13-kapal-asing-pencuri-ikan diakses pada 27
November 2021.
kekuasaannya. 12
Ilma N, “Peri Laut: Kembalikan Kejayaan Laut Nusantara,”
Sebenarnya Indonesia bukanlah negara dalam Umi N, Ilma N, Raja HP, dan Febrina P (eds), Mina
yang bersengketa di wilayah Laut China Bahari: Illegal Fishing No More...! Komitmen Serius Pemerintah
Perangi Ilegal Fishing, (Jakarta: Pusdatin Sekjen KKP, 2015),
Selatan, akan tetapi dihadapkan pada hlm. 62-66.

Volume 6 Nomor 1, April 2022 | 52


pergantian kabinet pemerintahan Indonesia. hanya itu, pembangunan kekuatan
Selain itu, pembangunan pangkalan TNI di pertahanan militer sebagai upaya deterrence
wilayah Natuna yang telah diresmikan pada effect atau pencegahan adalah ranah
18 Desember 2019 dapat berfungsi sebagai strategis 15 . Pembangunan kekuatan
deterrence effect atau pencegahan tindak- pertahanan militer diwilayah tersebut selain
tindak pelanggaran yang mungkin terjadi. untuk menunjukkan keberadaan negara,
Penambahan kekuatan militer untuk menegaskan wilayah kedaulatan dan klaim
ketahanan nasional di wilayah perairan atas suatu wilayah, melainkan juga untuk
Natuna juga memberikan dampak positif, yaitu meningkatkan kekuatan pertahanan lebih dari
tindakan ilegal atau agresifitas serangan yang negara lain yang sedang bersitegang. China
dilakukan oleh nelayan asing berkurang. yang dalam kurun waktu 2012 hingga 2018
Persengketaan wilayah di kawasan Laut telah berhasil membangun pulau buatan dan
China Selatan masih terus berlangsung. difungsikan sebagai pangkalan militer.
Manuver yang dilakukan negara pihak sangat Permasalahan utama dari kegiatan
agresif dan intensif. Mulai dari melakukan membangun pulau tersebut adalah
kegiatan explorasi, seperti pengeboran pembangunan pulau buatan ini berada dalam
minyak serta gas dan aksi-aksi klaim lainnya kawasan yang berstatus quo atau belum
untuk mempertegas wilayah kedaulatan ditetapkannya batas wilayah. Selain
mereka. Hal tersebut juga dilakukan oleh melanggar hukum internasional, juga dapat
Indonesia, yaitu mengelola sumber daya alam mengeskalasi ketegangan. Terdapat
yang ada di Natuna. Indonesia beberapa alasan yang mampu menjelaskan
mempercayakan pembangunan dan kepentingan China dalam membangun pulau
pengeksplorasian SDA di Natuna kepada buatan tersebut. Pertama, pengakuan
Badan Usaha Milik Negara (BUMN) dan kedaulatan atas wilayah di Laut China
swasta 13 . Upaya negara-negara yang Selatan. Center for Strategic and International
bersengketa di Laut China Selatan dan Studies (CSIS) telah mengamati dan
Indonesia menunjukkan bahwa mereka mendokumentasikan seluruh atifitas China di
mempunyai hak untuk melakukan Laut China Selatan. Pengamatan ini mulai
pengelolaan SDA di wilayahnya. Menurut dari persengketaan perebutan pulau hingga
United Nations Convention on the Law of the pembangunannya. CSIS melihat bahwa
Sea (UNCLOS), negara pantai berhak atas tujuan pembangunan pulau buatan tersebut
Zona Ekonomi Ekslusif (ZEE) untuk adalah salah satu upaya China untuk
melakukan pengelolaan SDA14. Upaya-Upaya mendeklarasikan kedaulatan16.
pengelolaan sumber daya nasional baik alam
ataupun lainnya yang dilakukan di wilayah 3.3. Strategi Balance Of Power Indonesia
kedaulatan dapat dijadikan sebagai strategi dalam konflik Laut China Selatan
settlement atau pendudukan atas hak penuh Indonesia termasuk negara yang tidak
wilayahnya sendiri sehingga ada bukti nyata suka menyelesaian masalah dengan konflik
pengelolaan wilayah yang dilakukan oleh ataupun perang. Hal tersebut juga berlaku
negara sebagai pemilik. pada kasus sengketa di kawasan Laut China
Upaya perebutan wilayah dan saling Selatan. Menteri Pertahanan Indonesia
klaim kedaulatan sudah membentuk sebuah Prabowo Subiyanto berpendapat dalam siaran
perang hibrida yang begitu kompleks. Tidak pers yang dilansir dari laman resmi Kemhan
pada bulan Juni 2021 “Dialog dan Konsultasi
13
Karunia A.M, “Tahun Ini Pertamina Mulai Lakukan
Pengeboran Minyak di Blok East Natuna”, 9 Januari 2020, 15
Stashwick S, “Argument: China’s South China Sea
https://money.kompas.com/read/2020/01/09/155624826/tahun- Militarization Has Peaked”, 19 Agustus 2019,
ini-pertamina-mulai-lakukan-pengeboran-minyak-di-blok-east- https://foreignpolicy.com/2019/08/19/chinas-south-china-sea-
natuna?page=all diakses pada 27 November 2021. militarization-has-peaked/ diakses pada 27 November 2021.
14
CSIS, “Signaling Sovereignty: Chinese Patrols At Contested 16
CSIS, “Signaling Sovereignty: Chinese Patrols At Contested
Reef”, 26 September 2019, https://amti.csis.org/signaling- Reef”, 26 September 2019, https://amti.csis.org/signaling-
sovereignty-chinese-patrols-at-contested-reefs/ diakses pada sovereignty-chinese-patrols-at-contested-reefs/ diakses pada
27 November 2021. 27 November 2021.

Volume 6 Nomor 1, April 2022 | 53


dengan kepercayaan dan keyakinan bersama Kekuatan ekonomi China mampu memberikan
dapat menyelesaikan semua masalah di kerentanan terhadap ekonomi domestik AS.
kawasan termasuk permasalahan Laut China Dengan demikian, ekonomi China juga akan
Selatan. Dengan demikian Laut China Selatan mampu memberikan pengaruhnya pada
yang dikelola dengan baik akan memperkuat negara di kawasan, termasuk Indonesia19.
kemitraan bersama yang setara, saling Politik luar negeri Indonesia menganut
menguntungkan, dan sangat diperlukan untuk prinsip bebas aktif yang bertujuan untuk
perdamaian dan stabilitas global.”17 mewujudkan dan menjaga kepentingan
Untuk mempertahankan kedaulatan nasional. Demi melindungi kemerdekaan dan
wilayahnya, Indonesia melakukan strategi integritas teritorialnya, Indonesia telah
balance of power. Ada beberapa tindakan berupaya untuk mengelola penyebaran
yang diambil Indonesia guna kewenangan di Asia Tenggara. Strategi ini
menyeimbangkan kekuatan dalam perang sebagai suatu “keseimbangan dinamis”, dan
dingin antara Amerika Serikat dan China di melalui strategi ini Indonesia akan berusaha
Laut China Selatan. Indonesia melakukan untuk menggeser beban diplomasinya antara
kerjasama dengan negara-negara lain guna China dan Amerika Serikat untuk
memperkuat kedaulatannya. Antara lain mempertahankan keseimbangan di antara
kerjasaman ekonomi, politik dan militer. kedua negara itu. Indonesia memang telah
Strategi balance of power yang dilakukan lama berupaya menghindari persepsi atau
Indonesia juga disebabkan oleh prinsip pandangan dari negara lain yang menyatakan
Indonesia yang cinta damai tapi lebih cinta bahwa Indonesia telah bersekutu terlalu dekat
kemerdekaan. Indonesia sangat menghindari dengan Amerika Serikat ataupun China, oleh
konflik dan perang karena tidak sesuai sebab itu Indonesia masih setia dengan
dengan peri kemanusiaan. kebijakan politiknya. Akibat dari langkah
Mengingat adanya potensi ancaman tersebut, berarti Indonesia mengambil sikap
ekonomi dari China, Indonesia harus yang terlihat tidak konsisten di mata negara
melakukan tindakan antisipasi terhadap lain dengan kebijakan lemah Indonesia dalam
serangan ekonomi China. Ancaman ekonomi isu-isu tertentu.
China bukanlah hal yang baru. Melalui pandangan bahwa diplomasi
Ketergantungan ekonomi Indonesia sudah sebagai upaya elitis yang terlalu mengurusi
terlihat dari dua dekade terakhir semenjak RI konsep-konsep abstrak, Presiden Jokowi
menandatangani perjanjian ASEAN-China khususnya berpandangan skeptis akan
Free Trade Agreement (ACFTA) tahun 2001. manfaat summit diplomacy (diplomasi
Tidak hanya Indonesia, ancaman multilateral lewat pertemuan puncak), yang ia
ketergantungan terhadap ekonomi China juga hubungkan dengan gaya keliling dunia
dirasakan oleh negara-negara anggota Yudhoyono. Saat ia menduduki jabatan,
ASEAN 18 . Jika dibandingkan, kekuatan kebijakan luar negeri menjadi kurang penting
ekonomi yang dimiliki Indonesia dengan karena penekanan baru pada pengembangan
negara lain yang bersitegang di Laut China ekonomi 20 . Presiden Jokowi sepertinya lebih
Selatan masih tergolong kuat. Hal ini fokus kepada kegiatan yang menghasilkan
dibuktikan dengan masuknya Indonesia dan bermanfaat bagi masyarakat, beliau
menjadi anggota negara G2070. Satu-satunya menginstruksikan Kementerian Luar Negeri
negara pihak yang dapat mempengaruhinya Indonesia untuk berfokus pada kegiatan
adalah China. Selain keanggotaannya di G20, diplomasi membumi, atau dapat diartikan
China juga masuk dalam keanggotaan WTO. sebagai diplomasi yang akan “berguna bagi
rakyat”, dengan fokus utamanya pada
17
Bayu Hermawan, “Bertemu Menhan China, Prabowo
Singgung Persoalan LCS”, 2021,
https://www.google.com/amp/s/m.republika.co.id/amp/qusx5q35 19
Wing Thye Woo, “What are the legitimate worries about
4 diakses pada 27 November 2021. China’s WTO membership?,” dalam Ligang Song (ed),
18
Latif A dan Siwage D.N, “Asean-China Free Trade Dilemmas of China’s Growth in the Twenty-First Century,
Agreement: Tantangan Dan Peluang Bagi Indonesia”, Lembaga (Canberra: ANU E Press, 2012), hlm. 11-25.
20
Ilmu Pengetahuan Indonesia, Edisi XXVI no.1 (2010), hlm. 2-4. Ibid, hlm. 12.

Volume 6 Nomor 1, April 2022 | 54


kerjasama perdagangan dan investasi dalam dengan rudal-rudal antipesawat, juga torpedo
meningkatkan perekonomian di Indonesia. anti-kapal selam, yang membuatnya mampu
Dalam bidang pertahanan, Indonesia memberikan pertahanan terhadap ancaman
melakukan banyak kerja sama dengan udara dan laut. Kapal ini juga punya
berbagai negara. Antara lain ialah pertukaran kemampuan untuk menjadi kapal induk mini
Perwira Muda ASEAN-China dan Latihan bagi helikopter angkatan laut baik untuk misi
Maritim ASEAN-China adalah beberapa antar-jemput personel maupun misi
bidang kerja sama yang telah menghasilkan penyelamatan SAR (search and rescue)23.
manfaat bagi langkah-langkah pembangunan Selanjutnya Indonesia dan Jepang
kepercayaan dan peningkatan kapastitas dan sepakat meningkatkan kerja sama di bidang
kemampuan ASEAN dan China di bidang pertahanan dengan menandatangani
pertahanan21. perjanjian transfer peralatan dan teknologi
Masih dengan kebijakan luar negerinya, pertahanan. Hal ini dilakukan di tengah sikap
Indonesia juga berminat untuk bergabung China yang meningkatkan pengaruhnya di
dengan latihan perang gabungan dengan perairan Laut China Selatan dan Timur serta
Amerika Serikat di wilayah Natuna. Tercatat memperluas kekuatan ekonominya. Menteri
dua kali latihan dilakukan bersama AS di Prabowo menuturkan Indonesia mengajak
Batam yang berjarak 480 km dari Natuna. pihak Jepang untuk berpartisipasi dalam
Latihan ini termasuk penggunaan modernisasi kapasitas pertahanan. “Kami juga
pengawasan dan pesawat patroli, seperti mendorong pelatihan bersama antara layanan
penggunaan pesawat P-3 Orion, yang dapat kami, angkatan laut dan juga darat.” ucapnya
mendeteksi kapal di permukaan dan kapal dalam konferensi pers bersama di Tokyo.
selam. Menteri pertahanan mengatakan telah China yang terus mengklaim wilayahnya di
menghabiskan US$14,2 juta (sekitar Rp196 Laut China Timur dan Selatan telah menjadi
miliar) untuk memperkuat pangkalan militer di masalah prioritas dalam hubungan China-AS.
Pulau Natuna 22 . Namun pemerintah Hal ini meningkatkan kekhawatiran keamanan
membantah bahwa latihan gabungan yang yang signifikan bagi Jepang serta negara-
dilakukan tersebut merupakan salah satu negara ASEAN termasuk Indonesia24. Selain
antisipasi terhadap meningkatnya ketegangan Inggris dan Jepang, masih banyak kerja sama
di Kawasan Laut Cina Selatan. Pemerintah bidang pertahanan yang dilakukan Indonesia
memilih menyebutnya sebagai bentuk dengan negara lain. Kerja sama ini bertujuan
"diplomasi pertahanan." antar dua negara, untuk memperkuat pertahanan dan
pelatihan gabungan ini bisa juga diartikan meningkatkan kemampuan militer Indonesia
sebagai sebuah bentuk strategi penangkalan sebagai upaya deterrence effect atau
seperti yang sudah dijelaskan di poin pencegahan.
sebelumnya.
Selain itu Indonesia juga melakukan kerja 4. PENUTUP
sama dengan negara di luar sengketa Laut Laut China Selatan telah lama menjadi
China Selatan yaitu Inggris dan Jepang. arena pertarungan politik regional maupun
Melalui kerja sama dengan Inggris, Indonesia internasional. Potensi Laut China Selatan
membawa pulang teknologi kapal perang menyebabkan adanya ketegangan dalam
canggih jenis frigate tipe arrowhead 140. perselisihan kedaulatan wilayah dan yurisdiksi
Frigate adalah jenis kapal perang ringan
dengan kecepatan tinggi dan kemampuan 23
Eva. “Prabowo Jawab Ancaman Kapal Perang China di
manuver yang dilengkapi teknologi militer Natuna”. 2021,
https://www.google.com/amp/s/news.detik.com/berita/d-
canggih terkini. Arrowhead 140 dipersenjatai 5729444/prabowo-jawab-ancaman-kapal-perang-china-di-
natuna/amp diakses pada 27 November 2021.
24
Ahmad Faiz. “Indonesia-Jepang Kerja Sama Transfer
21
Bayu Hermawan, “Bertemu Menhan China, Prabowo Teknologi Pertahanan”, 31 Maret 2021,
Singgung Tentang LCS”. https://www.google.com/amp/s/dunia.tempo.co/amp/1447676/in
https://www.google.com/amp/s/m.republika.co.id/amp/qusx5q35 donesia-jepang-kerja-sama-transfer-teknologi-pertahanan
4 diakses pada 27 November 2021. diakses pada 27 November 2021.
22
Hendra Maujana Saragih, Op.Cit, hlm. 13.

Volume 6 Nomor 1, April 2022 | 55


maritim. Terbukti dari AS yang berusaha contested-reefs/. Diakses pada
terlibat di wilayah Laut China Selatan. 27 November 2021.
Rebalancing antara AS dan China di Laut Dutton, Peter. 2011. “Three Disputes and
China Selatan membuat ketegangan di Three Objectives—China and the South
wilayah tersebut semakin tinggi. Beberapa China Sea”, Naval War College Review,
ahli pun berpendapat persaingan atau 64(4).
perebutan kawasan yang terjadi saat ini Eva. “Prabowo Jawab Ancaman Kapal Perang
kemungkinan akan menimbulkan perang atau China di Natuna”. 2021.
konflik bersenjata di abad 21. Jika terjadi https://www.google.com/amp/s/news.det
konflik antara AS dan China pada kawasan ik.com/berita/d-5729444/prabowo-
Laut China Selatan, tentunya akan jawab-ancaman-kapal-perang-china-di-
berimplikasi langsung terhadap kedaulatan natuna/amp. Diakses pada 27
negara Indonesia. Untuk menghadapi November 2021.
skenario tersebut, Indonesia harus Faiz, Ahmad. Indonesia-Jepang Kerja
mempersiapkan kekuatan pertahanannya. Sama Transfer Teknologi
Untuk mempertahankan kedaulatan Pertahanan. 31 Maret 2021.
wilayahnya, Indonesia melakukan strategi https://www.google.com/amp/s/dunia.
balance of power. Indonesia melakukan tempo.co/amp/1447676/indonesia-
kerjasama dengan negara-negara lain guna jepang-kerja-sama-transfer-teknologi-
memperkuat kedaulatannya. Antara lain pertahanan. Diakses pada 27 November
kerjasaman ekonomi, politik dan militer. 2021.
Glaser, Bonnie S. 2012. “Contingency
5. UCAPAN TERIMA KASIH Planning Memorandum No. 14:
Terima kasih kepada Bapak Widodo dan Armed Clash in the South China
Bapak Yusnaldi selaku dosen di Universitas Sea”, Council on Foreign Relations.
Pertahanan Republik Indonesia yang telah Hermawan, Bayu. Bertemu Menhan China,
membantu saya dalam penulisan artikel ini. Prabowo Singgung Tentang LCS.
DAFTAR PUSTAKA 2021.https://www.google.com/amp/s/m.r
A, Gideon. Menteri Susi Kembali epublika.co.id/amp/qusx5q354. Diakses
Tenggelamkan 13 Kapal Asing Pencuri pada 27 November 2021.
Ikan, 12 Mei 2019. Khanisa. 2018. “Pembangunan Maritim
https://www.liputan6.com/bisnis/read/39 Indonesia” dalam Khanisa dan Faudzan
63901/menteri-susi-kembali- Farhana, Keamanan Maritim ASEAN
tenggelamkan-13-kapal-asing- pencuri- Dalam Perspektif Ekonomi Politik
ikan. Diakses pada 27 November 2021. Indonesia. (Jakarta: LIPI Press).
A, Latif dan Siwage D.N. 2010. “Asean- M, Karunia A. Tahun Ini Pertamina Mulai
China Free Trade Agreement: Lakukan Pengeboran Minyak di Blok
Tantangan Dan Peluang Bagi East Natuna. 9 Januari 2020.
Indonesia”, Lembaga Ilmu https://money.kompas.com/read/2020/0
Pengetahuan Indonesia, Edisi XXVI 1/09/155624826/tahun-ini-pertamina-
no.1. mulai-lakukan- pengeboran-minyak-di-
Claritha Cendrawati Warembai. 2014. blok-east-natuna?page=all. Diakses
Kebijakan Luar Negeri Amerika pada 27 November 2021.
Serikat Terhadap Masalah Nuklir N, Ilma. 2015. Peri Laut: Kembalikan
Korea Utara. (Yogyakarta: Kejayaan Laut Nusantara,” dalam
Universitas Gajah Mada). Umi N, Ilma N, Raja HP, dan
CSIS. Signaling Sovereignty: Chinese Febrina P (eds), Mina Bahari: Illegal
Patrols At Contested Reef”. 26 Fishing No More...! Komitmen
September 2019. Serius Pemerintah Perangi Ilegal
https://amti.csis.org/signaling- Fishing. (Jakarta: Pusdatin Sekjen
sovereignty-chinese-patrols-at- KKP).

Volume 6 Nomor 1, April 2022 | 56


Roza, Rizki. 2013. Konflik Laut China Selatan
dan Implikasinya terhadap Kawasan.
Jakarta: P3DI Setjen DPR Republik
Indonesia dan Azza Grafika.
S, Stashwick. Argument: China’s South China
Sea Militarization Has Peaked. 19
Agustus 2019.
https://foreignpolicy.com/2019/08/19/chi
nas-south-china-sea-militarization-has-
peaked/. Diakses pada 27 November
2021.
Saragih, Hendra Maujana. 2018.
Diplomasi Pertahanan Indonesia Dalam
Konflik Laut China Selatan. Jakarta:
Universitas Nasional.
SIPRI. Recent Trends in Military
Expenditure. 2015.
http://www.sipri.org/research/armaments
/milex/research/armaments/milex/resear
ch/armaments/milex/milex_d atabase.
Diakses tanggal 21 November 2021.
Woo, Wing Thye. 2012. “What are the
legitimate worries about China’s
WTO membership?,” dalam Ligang
Song (ed), Dilemmas of China’s
Growth in the Twenty-First Century.
(Canberra: ANU E Press).

Volume 6 Nomor 1, April 2022 | 57

Anda mungkin juga menyukai