Anda di halaman 1dari 6

PEMBAHASAN : STRATEGIC COMPREHENSIVE PARTNERSHIP INDONESIA

DENGAN AS DALAM UPAYA MENGURANGI PENGARUH POLITIK LUAR


NEGERI CHINA

1. Latar Belakang
Kemitraan kerja sama yang dilakukan oleh AS-Indonesia ini memiliki latar belakang
yaitu untuk menggapai national interest kedua negara tersebut dan juga untuk mempererat
hubungan bilateral. Indonesia yang saat itu dipimpin oleh Susilo Bambang Yudhoyono menilai
hubungan AS-Indonesia ini masih harus dioptimalkan. Kedua negara ini ingin menghadapi
permasalahan di abad-21 yang semakin menantang seperti perubahan iklim, energi baru dan
terbarukan, EBT n. (EBT) dan Millenium Development Goals (MDGs). Rencana aksi
kolaboratif ini mencakup tiga pilar, yakni (1) politik dan keamanan, (2) ekonomi dan
pembangunan, serta (3) sosial budaya, pendidikan, iptek.

Bagi AS, Indonesia merupakan wilayah pasar penting bagi Amerika Serikat dengan
lebih dari 200 juta penduduk. Seperti diketahui, produk China saat ini merajai pasar di Asia,
termasuk Indonesia. Oleh karena itu, Amerika Serikat harus mampu mengembangkan
hubungan dagang yang menguntungkan dengan Indonesia untuk Diplomasi Pertahanan, dapat
menguasai pasar Indonesia yang potensial. Tentu saja, AS berharap pasar Indonesia yang
sebagian diambil alih oleh China, dapat diambil alih atau dialihkan ke produk AS.
Sehingga AS membutuhkan indonesia untuk mengimbangi China di Asia.

Selain itu, Amerika Serikat mewaspadai gagasan Presiden China Xi Jinping tentang
Jalur Sutra Maritim, yang bersinergi dengan gagasan Presiden Jokowi tentang Poros
Maritim Global. Kebijakan Jalur Sutra Laut China ini nantinya akan menghubungkan China
dengan negara-negara Asia Tenggara, pesisir Samudra Hindia, mengitari Laut Merah, dan
terakhir ke Eropa. Gagasan ini akan semakin mempercepat kerjasama China dengan
Indonesia dan memperkuat kebijakan China. Posisi China dalam perdagangan
internasional dan dalam bidang militer semakin kuat. Amerika Serikat harus segera
mengantisipasi gagasan penguatan kerja sama ini.

Indonesia di mata Amerika Serikat juga terlihat sehubungan dengan kuatnya


pengaruh Indonesia di kawasan Asia Tenggara, khususnya dalam kaitannya dengan
negara-negara ASEAN. AS membutuhkan Indonesia untuk melawan agresivitas China yang
semakin meningkat di Laut China Selatan. Kepulauan Spratly diklaim oleh China dan beberapa
negara ASEAN seperti Malaysia, Brunei, Filipina, dan Vietnam. Amerika Serikat percaya
bahwa pendekatan China yang semakin agresif, disertai dengan peningkatan kemampuan
militernya, secara serius mengancam perdamaian di Asia Tenggara.

2. Apa Saja Yang Dijalin ?


Kemitraan Kerjasama Komprehensif merupakan kesepakatan yang
dilaksanakan oleh kedua negara yang menunjukkan komitmen jangka panjang untuk
memperluas, memperdalam dan memperkuat hubungan bilateral. Inisiatif pembentukan
kemitraan ini datang dari Indonesia di bawah arahan Presiden Susilo Bambang
Yudhoyono (SBY) pada USINDO Luncheon, 14 November 2008 di Washington
Alasan Indonesia untuk menjalin kemitraan dengan Amerika adalah
dikarenakan adanya anggapan bahwa ada dua poros kekuatan utama dalam kawasan
pasifik yang memenuhi persyaratan poros utama, yaitu Amerika dan China. (Odgaard,
2007). Indonesia telah menjalin hubungan bilateral dan multilateral melalui bentuk
Kemitraan Strategis dan Kemitraan Strategis Komprehensif dengan Amerika. Selama
menjalin kemitraan ini, AS menjadi salah satu motor penggerak dalam langkah
memahami karakteristik hubungan China - AS.
Kemitraan AS-Indonesia tidak lepas dari kepentingan nasional masing-masing
negara. Indonesia adalah negara majemuk, yang merupakan contoh nyata keberhasilan
dalam menerapkan sistem demokrasi dengan toleransi antar umat beragama yang
tinggi. Itulah sebabnya Amerika Serikat membutuhkan dukungan Indonesia dalam
upayanya untuk mempromosikan demokrasi, perdamaian dunia, supremasi hukum dan
toleransi beragama di seluruh dunia.

Rencana aksi kolaboratif ini mencakup tiga pilar, yakni :


1. Politik, Pertahanan, dan Keamanan.
Kemitraan strategis dengan Indonesia, khususnya dalam urusan pertahanan dan
angkatan laut, merupakan salah satu cara untuk memanfaatkan kepentingan AS di Indo-
Pasifik. Amerika saat ini memungkinkan Indonesia untuk mengembangkan kerjasama,
seperti latihan militer bersama dalam jangka menengah dan panjang, khususnya di
Samudera Hindia. Indonesia-AS yang memiliki kepentingan yang sama dalam masalah
maritim. Salah satu bentuk dukungan nyata AS untuk sektor maritim Indonesia adalah
pemberian hibah sebesar $68 juta, dimana $35 juta dialokasikan untuk Program
Maritim Indonesia dan $33 juta untuk program pemantauan penangkapan ikan ilegal
yang sama. Amerika Serikat juga telah menyatakan dukungan untuk perlindungan tuna
sirip kuning, yang 40 persennya hidup di perairan Indonesia, dan terumbu karang.
Selain itu, US National Oceanic and Atmospheric Administration membantu
Kementerian Kelautan dan Perikanan Indonesia untuk menyebarkan satelit baru yang
dapat mendeteksi lampu kapal penangkap ikan, terutama kapal penangkap ikan asing
yang menangkap ikan secara ilegal di malam hari.

2. Ekonomi dan pembangunan.


Bentuknya mencakup perluasan dalam perdagangan dan menghilangkan
hambatan dalam perdagangan, seperti pengurangan terhadap kepabeanan dalam proses
ekspor maupun impor, serta pengembangan EBT dan mengatasi masalah tantangan
iklim dan lingkungan.

3. Sosial budaya, pendidikan, IPTEK (ilmu pengetahuan dan teknologi).


Dalam bentuk perluasan kerjasama pendidikan, melalui pertukaran pelajar,
peningkatan kualitas pendidikan tinggi di Indonesia dan penguatan kerjasama IPTEK
dan penelitian. Kedua negara ini juga telah menyepakati untuk menjalin kerjasama
perdamaian melalui dialog, toleransi, dan penghormatan terhadap keragaman. Amerika
Serikat juga mendukung pelatihan profesional siswa sekolah menengah Indonesia di
industri perikanan dan kemudian bekerja sama dengan tiga universitas Amerika, yaitu
University of Rhode Island dan University of Mississippi, dan Universitas Oregon.

3. Perbedaan sebelum menjalin dan sesudah menjalin kemitraan :

Sebelum :
Indonesia menjalin hubungan kemitraan dengan Amerika Serikat di bidang
politik dan keamanan,ekonomi dan pembangunan, serta sosial budaya, pendidikan,
iptek. Kondisi Indonesia sebelum menjalin kemitraan dengan Amerika yaitu Indonesia
belum memiliki berbagai senjata yang memadai untuk menunjang keamanan negara,
dan masih kurang dalam urusan pertahanan.
Sesudah :
Kedua negara menyepakati menjalin kerja sama damai melalui dialog, toleransi,
dan penghormatan terhadap keberagaman. Indonesia sendiri merupakan negara
demokrasi yang majemuk, hal ini menjadi dampak yang tidak dapat dipungkiri bahwa
Amerika membutuhkan dukungan Indonesia dalam upaya mempromosikan demokrasi,
perdamaian dunia dan keberagaman agama di dunia. Kondisi setelahnya Indonesia
menjadi negara yang lebih dibutuhkan Amerika Serikat dan menjadi ketergantungan
karena beberapa faktor. Dalam hal ekonomi dan perdagangan, sampai kepada bantuan
militer.

4. kelebihan dan kelemahan :


Kelebihan :
- Meningkatkan kondisi dan kemampuan negara
- Melindungi kawasan Asia Tenggara dari pengaruh negara lain
- dukungan dari Amerika Serikat untuk sektor maritim Indonesia dengan memberikan hibah
sebesar $68 juta, dimana $35 juta dialokasikan untuk Program Maritim Indonesia dan $33 juta
untuk program pemantauan penangkapan ikan ilegal yang sama.
-memperluas, memperdalam dan memperkuat hubungan bilateral.
-dilandasi kesetaraan dan saling menguntungkan, serta yang tak kalah penting bukan aliansi.
-bersama menghadapi tantangan abad ke-21 yang semakin kompleks, seperti isu perubahan
iklim, energi baru dan terbarukan.

Kelemahan :
- Kondisi geopolitik di kawasan Asia Tenggara yang panas membuat Amerika Serikat semakin
melihat peluang dan ancaman di China.
- membuat indonesia berada pada keadaan yang ambigu dimana bisa menyebabkan persaingan
akan tetapi memunculkan kerjasama.
- karena keterbatasannya teknologi di indonesia, menyebabkan kurang maksimalnya
pengolahan sumber daya alam seperti dalam sektor maritim

5. Tujuan dari kemitraan


Kemitraan AS-Indonesia tidak lepas dari kepentingan nasional masing-masing negara.
Kemitraan strategis komprehensif antara Amerika Serikat dan Indonesia serta beberapa negara
lain bertujuan untuk meningkatkan kerja sama antarnegara, tetapi juga berfungsi sebagai alat
untuk mempengaruhi perilaku politik luar negeri China.
Posisi penting Indonesia di mata Amerika Serikat terlihat sehubungan dengan kuatnya
pengaruh Indonesia di kawasan Asia Tenggara, khususnya dalam kaitannya dengan negara-
negara ASEAN. AS membutuhkan Indonesia untuk melawan agresivitas China yang semakin
meningkat di Laut China Selatan.

Hal ini karena AS membutuhkan Indonesia dalam melakukan persaingan strategis


dengan China, dimana Indonesia merupakan wilayah pasar yang amat penting bagi AS.
Sehingga dapat kita lihat, jika 2 kekuatan besar yaitu AS dan China, menggunakan Indonesia
sebagai alat dalam strategi politik untuk mencapai kepentingan nasional yang mereka miliki.
hal ini tidak terlepas dari posisi penting yang Indonesia miliki pada kawasan Asia Tenggara.

Indonesia adalah negara majemuk, yang merupakan contoh nyata keberhasilan dalam
menerapkan sistem demokrasi dengan toleransi antar umat beragama yang tinggi. Itulah
sebabnya Amerika Serikat membutuhkan dukungan Indonesia dalam upayanya untuk
mempromosikan demokrasi, perdamaian dunia, supremasi hukum dan toleransi beragama di
seluruh dunia.

Kemitraan strategis Indonesia-AS dapat berdampak signifikan dalam mempengaruhi perilaku


kebijakan luar negeri China. Sebagai dua kekuatan besar di Asia, Indonesia dan Amerika
Serikat memainkan peran penting dalam mendorong stabilitas dan perdamaian di
kawasan. Kedua negara bekerja sama untuk meningkatkan tekanan politik dan ekonomi
terhadap China untuk memperbaiki perilaku eksternalnya.
Untuk mengatasi hal tersebut, beberapa upaya kemitraan strategis antara Indonesia dan
Amerika Serikat dapat meliputi:
1. Memperkuat dialog dan koordinasi antara Indonesia dan Amerika Serikat dalam
penyelesaian isu geopolitik dan geoekonomi di Asia.
2. Mendorong China untuk lebih terbuka dan transparan dalam melakukan kebijakan luar
negerinya, khususnya yang berkaitan dengan kebijakan maritim di Laut China Selatan
dan Laut China Timur.
3. China menghadapi tekanan politik dan ekonomi yang meningkat pada hak asasi
manusia, perlindungan lingkungan, dan demokrasi.
4. Memperkuat kerjasama bilateral dan multilateral antara Indonesia dengan Amerika
Serikat dan negara-negara Asia lainnya untuk meningkatkan stabilitas dan perdamaian
di kawasan.
5. Mendorong Tiongkok untuk terlibat dalam kerja sama dan dialog yang lebih konstruktif
dengan negara-negara Asia lainnya untuk mengatasi masalah geopolitik dan
geoekonomi di kawasan.

GAP atau Hambatan


Posisi Indonesia dan Amerika Serikat dalam kemitraan ini setara (equal partnership),
namun ternyata posisi Indonesia masih berada di bawah Amerika Serikat. Hal ini karena
Indonesia masih menghadapi keterbatasan dalam mengimplementasikan kemitraan
komprehensif ini. Pemerintah harus menghilangkan hambatan tersebut agar Indonesia dapat
memperoleh manfaat maksimal dari kemitraan ini. Hambatan utama adalah pelaksanaan
program-program yang termasuk dalam kemitraan komprehensif. Meskipun rencana aksi dan
prioritas telah ditetapkan untuk kemitraan komprehensif ini, program-program tersebut tidak
dilaksanakan secara optimal karena kurangnya sinergi antar lembaga yang terlibat. Kendala
lain adalah keterbatasan teknologi yang dimiliki Indonesia. Karena keterbatasan teknologi,
Indonesia tidak dapat memaksimalkan potensi sumber daya alamnya seperti sektor maritim.

Anda mungkin juga menyukai