Anda di halaman 1dari 18

BAB 1.

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Kerja sama internasional adalah bentuk hubungan yang dilakukan oleh suatu
Negara dengan Negara lain yang bertujuam untuk memenuhi kebutuhan rakyat
untuk kepentingan Negara-negara di dunia. Kerja sama internasional, yang
meliputi kerja sama di bidang politik, sosial, pertahanan keamanan, kebudayaan,
dan ekonomi, berpedoman pada politik luar negeri masing-masing.
Agar kerja sama tersebut berhasil dan menguntungkan, maka kerja sama
antar negara tersebut diatur dalam suatu bentuk organisasi resmi. Pada dasarnya di
dunia ini banyak dikenal berbagai macam organisasi. Pertama, organisasi
internasional yaitu menghimpun berbagai berbagai negara tanpa memperhatikan
latar belakang suatu negara. Satu-satunya organisasi yang demikian adalah
Peserikatan Bangsa-Bangsa (PBB). Kedua, organisasi regional, yaitu organisasi
yang menghimpun negara-negara dalam suatu kawasan tertentu. Ketiga,
organisasi multilateral, yaitu organisasi yang menghimpun tiga negara atau lebih
berdasarkan pertimbangan tertentu, seperti kepentingan agama, ekonomi,
pertahanan-keamanan dan lain-lain. Keempat organisasi yang melibatkan dua
negara, terutama untuk mempererat perrsahabatan kedua negara, seperti Lembaga
Persahabatan Indonesia-Amerika (LPIA), Persahabatan Indonesia-Malaysia, dan
lain-lain.

1.2 Rumusan Masalah


Dari latarbelakang di atas, dapat kita tarik rumusan masalah
sebagai berikut:
1) apa yang melatarbelakangi terjalinnya hubungan diplomasi
Indonesia-Kanada?
2) bagaimana peran Indonesia dalam hubungan diplomasi
dengan Kanada?
3) bagaimana dampak yang diperoleh Indonesia dan Kanada
dari terjalinnya diplomasi?

1
1.3 Tujuan
1) Untuk menganalisis apa yang melatarbelakangi terjalinnya
hubungan diplomasi Indonesia-Kanada?
2) Untuk menganalisis peran Indonesia dalam hubungan
diplomasi dengan Kanada?
3) Untuk menganalisis dampak yang diperoleh Indonesia dan
Kanada dari terjalinnya diplomasi?

BAB 2. PEMBAHASAN

2.1 Latar Belakang Terjalinnya Hubungan Diplomasi Indonesia-Kanada

Indonesia dan Kanada menjalin hubungan bilateral yang kuat dan


bersahabat, dan memiliki sejarah keterlibatan yang panjang dalam memajukan dan
melindungi hak asasi manusia, kebebasan beragama, demokrasi, tata
pemerintahan yang baik, dan pluralisme. Kerja sama kontra terorisme dan

2
pembangunan kapasitas adalah pilar lain dalam hubungan bilateral dan Indonesia
juga menjadi salah satu peserta Program Kerjasama Pelatihan Militer (MTCP)
Kanada. Sebagai mitra pembangunan, Kanada bekerja secara dekat dengan
Indonesia dalam mendukung pertumbuhan ekonomi dan mengurangi angka rawan
kemiskinan. Kanada dan Indonesia adalah mitra dalam beberapa organisasi
multilaterael, seperti Kerjasama Ekonomi Asia-Pasifik (APEC), Perhimpunan
Bangsa-Bangsa Asia Tenggara (ASEAN), Forum Regional ASEAN (ARF), G20,
dan Organisasi Perdagangan Dunia (WTO). Hal ini menunjukkan komitmen
bersama kedua negara terhadap kawasan Asia-Pasifik dan kerjasama multilateral.

Hubungan diplomatik antara Indonesia dan Kanada dimulai sejak


ditandatanganinya persetujuan kedua negara untuk masing-masing membuka
perwakilan diplomatiknya pada tanggal 9 Oktober 1952. Namun demikian secara
historis hubungan keduanya sudah dimulai sejak tahun 1948, yaitu ditengah usaha
Indonesia mencari dukungan politik serta pengakuan internasional di forum PBB
atas kemerdekaannya yang diproklamasikan tiga tahun sebelumnya. Dalam hal ini
peran Jenderal McNaughton (Kanada) sebagai Presiden DK-PBB di tengah
keadaan yang tidak menentu pada pasca PD II- sangat signifikan di dalam
menentukan keberhasilan diadopsinya suatu resolusi yang pada akhirnya
menjadikan Indonesia sebagai negara yang berdaulat. Kesungguhan dan
konsistensi Kanada dalam membantu negara berkembang tidak berhenti disitu,
namun terus berlanjut melalui program Colombo Plan tahun 1950-an.

Sejak tanggal 30 Juli 1997, Menlu RI Ali Alatas dan Menlu Kanada Loyd
Axworthy telah menandatangani Joint Declaration by the Government of the
Republic of Indonesia and the Government of Canada on the Establishment of a
Bilateral Consultative Forum guna membahas berbagai kepentingan bersama
pada tingkat menteri maupun tingkat pejabat tinggi secara berkala guna meninjau
pelaksanaan program yang disepakati serta untuk menyusun program bersama
selanjutnya. Pelaksanaan Forum tersebut sempat terhenti, namun sesuai hasil
rekomendasi Simposium 50 Tahun Hubungan Bilateral Indonesia-Kanada, setuju
untuk diaktifkan kembali.

3
Hingga saat ini pertemuan bilateral khusus hanya terlaksana disela-sela
pertemuan internasional, dan belum dilakukan dalam forum tersendiri.Pertemuan
bilateral terakhir antar Menlu kedua negara terlaksana di Jenewa di sela-sela
Konferensi Hak Asasi Manusia yang ke 61. Joint Statement terakhir yang disetujui
oleh kedua Menlu dihasilkan dalam pertemuan bilateral yang diadakan disela-sela
sidang ARF/ PMC/ AMM (Jakarta, 1-2 Juli 2004) yang berisi antara lain:

1) Persetujuan pencapaian tujuan bersama dalam menciptakan perdamaian,


keamanan regional dan internasional, dan pengakuan akan pentingnya
peningkatan kerjasama antara Indonesia-Kanada melalui pemikiran
peningkatan kinerja ARF (ASEAN Regional Forum). Dalam hal inisiatif
keamanan regional, sejak tahun 1990, Kanada melalui Canadian
International Development Agency (CIDA) telah mensponsori usaha
Pemerintah Indonesia untuk melakukan diplomasi preventif di Laut Cina
Selatan (South China Sea) melalui penyelenggaraan Lokakarya tentang
Mananging Potential Conflicts in the South China Sea;

2) Komitmen bersama untuk meningkatkan kerjasama bilateral dan


multilateral dalam merespon terorisme serta mendukung kinerja JCLEC.
Kanada berjanji membantu Indonesia dalam menghadapi ancaman
terorisme. Selama dua tahun terakhir ini, pemerintah Kanada telah
memberikan bantuan counter terrorism capacity building kepada Indonesia
dan keduanya akan terus menilai peluang dimana keduanya dapat
bekerjasama dimasa depan. Inisiatif Menlu RI, Hassan Wirajuda, untuk
mengembangkan pendekatan regional dalam usaha pemberantasan
terorisme Asia Tenggara disampaikan pada ASEAN Regional Forum
(ARF) dan pertemuan ASEAN PMC 10 + 10 di Phnom Penh. Hal ini
dinilai Kanada sebagai model yang dapat ditiru kawasan lain dalam
strategi memberantas terorisme internasional. Dalam perkembangannya,
Indonesia tengah membentuk kerjasama dengan Kanada di bidang
Counter-Terrorism on Nuclear, Biological and Chemical Weapons (CT-
NBC) dalam bentuk program Training for Trainers melalui pengiriman

4
tenaga pelatih untuk melatih aparat Indonesia. Pihak Kanada
mengharapkan kerjasama ini dapat ditujukan untuk membantu program
JCLEC (Jakarta Center for Law Enforcement Cooperation);

3) Komitmen kedua pemerintah untuk bersama meningkatkan hubungan


komersial dan ekonomi bilateral, dengan menekankan pada usaha untuk
peningkatan iklim investasi serta perdagangan volume perdagangan
bilateral. Keduanya juga setuju untuk mengadakan Canada-ASEAN Trade
and Investment Summit and Business Forum di Toronto (Mei 2005)
mendatang yang akan memfokuskan pada peluang bagi kerjasama
ekonomi antara Canada dan ASEAN;

4) Kesepakatan kedua Menlu untuk meningkatkan kerjasama bilateral untuk


mendukung tujuan bersama dalam hal pengembangan demokrasi,
pluralisme dan perlindungan HAM. Selama ini dukungan Kanada dalam
penciptaan demokrasi, good governance di Indonesia terlihat dalam
bantuan dana yang dikeluarkan bagi pelaksanaan Pemilu 1999 (Juni),
Pemilu 2004 (April) sebesar Can$ 5 juta untuk kepentingan Voters
Education. Dalam penegakan HAM, sebagai realisasi awal dari MOU
sebelumnya (30 Juli 1997), telah diadakan Indonesia-Canada Human
Rights Colloquium di Jakarta pada tanggal 28-30 Oktober 1997 dan
selanjutnya the 2nd Indonesia-Canada Bilateral Human Rights Dialogue
(31 Agustus1 September 2004) yang berlangsung di Ottawa. RI juga
mendapatkan bantuan (pledge) keuangan sebesar Can$ 700.000 bagi upaya
perjanjian damai GAM-RI (9 Desember 2000) serta Can$ 500.000 bagi
pelaksanaan perjanjian Aceh Cessation of Hostilities Agreement (COHA);

5) Kesepakatan kedua negara dalam mendukung perluasan dialog dan


pertukaran pelajar antara Indonesia dan Kanada dalam studi Islam dan
pluralisme serta peningkatan dialog antar agama (Inter-Faith Dialogue).

5
2.2 Peran Indonesia dalam Hubungan Diplomasi dengan Kanada
2.2.1 Aspek Ekonomi

Di mata Kanada, Indonesia mempunyai peranan yang penting dalam


percaturan ekonomi global dan memiliki potensi ekonomi yang cukup
menjanjikan.Bahkan Kanada mendukung strategi pemulihan ekonomi Indonesia
terutama menyangkut pengentasan kemiskinan dan peningkatan investasi.

A. Kerjasama Perdagangan

Hubungan ekonomi bilateral Indonesia-Kanada selama ini telah


menunjukkan peningkatan yang cukup berarti. Dalam tahun 2004 nilai
perdagangan barang dua arah (Two Way Trade) mencapai US$ 714,58. juta atau
meningkat 8,1% dibandingkan tahun 2004 yang bernilai US$ 516,55 juta.
Peluang Indonesia untuk dapat lebih meningkatkan hubungan ekonomi dengan
Kanada secara optimal dapat dikatakan cukup besar potensinya sepanjang
Indonesia dapat mempertahankan dan bahkan meningkatkan daya saing di pasar
Kanada. Hal ini didukung oleh adanya prospek ekonomi Kanada yang
menjanjikan, dimana Kanada diproyeksikan akan mengalami pertumbuhan
sebesar 2,75 % pada tahun 2004 dan 3,75% pada tahun 2005 serta daya beli yang
cukup tinggi dengan pendapatan per kapita US$ 26.539. Dengan adanya
peningkatan pertumbuhan ekonomi Kanada (khususnya dalam sektor perdagangan
eceran), maka perkembangan ini diperkirakan akan memberikan dampak positif
bagi hubungan ekonomi bilateral Kanada-Indonesia. Hal ini tercermin dari
kegiatan ekspor Indonesia ke Kanada mengalami kenaikan 4,8% pada periode
Januari-April 2004, yaitu dari US$ 203,8 juta (Januari-April 2003) menjadi US$
213,5 juta.

Tekstil dan produk tekstil masih merupakan mata dagangan ekspor utama
Indonesia ke Kanada. Mata dagang ekspor utama Indonesia yang memberikan
kontribusi cukup signifikan terhadap peningkatan ekspor Indonesia (Januari

6
April 2004) selain produk sepatu, peralatan dapur, biji coklat, biji tembaga, kopi,
baja dan rempah-rempah, adalah produk:

1) Karet alam (senilai US$ 38,4 juta);

2) Pakaian (sebesar US$ 30,4 juta);

3) Elektronik (sebesar US$ 28,8 juta);

4) Meubel (sebesar US$ 13,1 juta);

5) Kayu (senilai US$9,3 juta);

6) Mesin dan peralatan mesin (sekitar US$ 9,2 juta).

Sedangkan komoditi impor utama Indonesia yang cukup substansial dari Kanada
selain bahan kimia, plastik, kertas, adalah mencakup:

1) Pulp/ pulp of wood (senilai 46,2 US$ juta);

2) Gandum (naik dari US$ 162,7 ribu (Januari-April 2003) menjadi US$
38,1 juta). Dalam skala bilateral, Indonesia merupakan pasar produk
pertanian Kanada terbesar kedua di antara negara-negara ASEAN setelah
Filipina;

3) Mesin dan peralatan mesin (senilai US$ 29,6 juta);

4) Pupuk (senilai US$ 23,9 juta).

B. Kerjasama Investasi

Sektor utama investasi langsung Kanada di Indonesia adalah di dalam


bidang pertambangan, minyak dan gas, keuangan, jasa, lingkungan dan
agrifood.Indonesia merupakan negara tujuan investasi terbesar kedua setelah
Jepang dan Singapura. Bahkan investasi tunggal Kanada di Asia berada di

7
Indonesia yaitu perusahaan tambang PT. INCO di Soroako, Sulawesi Selatan
dengan nilai investasi sekitar Can$ 3,54 milyar (US$ 2,5US$ 2,9). Menurut
data statistik Kanada, nilai akumulatif Investasi Langsung (FDI) Kanada di
Indonesia tahun 2003 sebesar Can$ 5,4 milyar (US$ 3,9 milyar). Sedangkan total
investasi Kanada di Indonesia hingga awal tahun 2004 telah mencapai lebih dari
Can$ 6,3 miliar dan perusahaan-perusahaan Kanada telah mempekerjakan ribuan
warga Indonesia.

Pameran Dagang Utama di Kanada

1) Toronto International Home Furnishings, annual (Januari): Perabotan;

2) Hardware & Building Material Show, annual (Februari): Peralatan dan


Bahan Bangunan;

3) Spring Gift Show, annual (Toronto-Februari) & (VancouverMaret):


Kerajinan;

4) Comdex Canada West, annual (Maret): IT, Computer, Komunikasi;

5) Fall Gift Show, annual (Toronto-Juli) & (Montreal-Agustus): Kerajinan;

6) Calgary Exhibition & Stampede, annual (Juli): Pameran Dagang;

7) Jewellery World Expo, annual (Toronto-Agustus): Perhiasan;

8) Canadian National Exhibition, annual (Toronto-Agustus): Consumer;

9) Pacific National Exhibition, annual (Vancouver-Agustus): Perdagangan


dan konsumer;

10) International Tourism and Travel Show, annual (Oktober): Pariwisata;

11) Innovation and Export 2004 Conference, annual (November): Barang


Manufaktur dan Ekspor;

8
12) Edmontons Klondike Days, annual (Edmonton-Desember): Perdagangan,
Investasi, Pariwisata dan seni Budaya.

Permintaan Produk Indonesia di Pasar Kanada

1) Produk Besi Baja

a. Steel Re-Bars (Spec: ASTM 400 MPA W)

b. Steel Angles (Spec: ASTM G40.21-44 W)

c. Steel Angles (Spec: ASTM A 572 Grade 50)

d. Hot Rolled Steel Channels (Spec: ASTM G-40.21-44 W)

e. Hot Rolled Steel Channels (Spec: A 572 Grade 50)

2) Produk Furniture : Rotan, wood carving;

3) Produk Garment : Batik, Light weight printed cottons, printed silk,


polyesters, rayons, bed sheets, pillow cases, duve cover;

4) Produk Cooking Coal;

5) Produk IT : Floppy discs, CDs, Computer Printer cartridges,;

6) Produk Vegetable Oil: Canola, Soy Bean, Peanut, Corn;

7) Produk housewares, decoration accessories;

8) Rempah-rempah.

2.2.2 Aspek Pembangunan


A. Kerjasama Pembangunan
Di bidang kerjasama pembangunan, bantuan proyek yang disalurkan
Kanada melalui CIDA difokuskan pada dua bidang : good governance and

9
economic opportunity, natural resources management. Adapun program CIDA
20042009, adalah:
1 Mengurangi kemiskinan dalam artian membantu usaha-usaha
pemerintah Indonesia yang berkaitan dengan reducing vulnerability to
poverty;
2. Good Governance dimaksudkan untuk membantu peningkatan
capacity buildingdi daerah.
2 Pada Country Development Framework (CDPF) 2004-2009 untuk
Indonesia kali ini pulau Sulawesi ditetapkan sebagai tujuan utama bagi
bantuan Kanada. Pertimbangannya adalah karena bantuan CIDA tidak
tergolong besar, sehingga untuk mengoptimalkan manfaat bantuan
tersebut maka ditempuh cara dengan memusatkan kegiatan bantuan
pada wilayah tertentu.
CDPF berisi kebijakan kerjasama pembangunan Kanada terhadap Indonesia yang
difokuskan pada 3 sektor utama:
1 Pengentasan kemiskinan,
2 Usaha kecil-menengah (UKM), dan
3 Pengelolaan sumber alam
Bantuan Kerjasama Pembangunan Kanada kepada Indonesia setiap tahun
diberikan melalui forum CGI (Consultative Group on Indonesia).Bantuan Kanada
kepada Indonesia mempunyai tempat tersendiri bagi Indonesia karena semua
bantuannya bersifat hibah (Grant) sehingga tidak menimbulkan beban hutang dan
tekanan APBN. Pada pertemuan CGI ke 8 tahun 2004 di Bali, bantuan yang
disepakati oleh Kanada adalah US$ 19,9 juta (naik dari tahun 2003 PDB Kanada
mencapai Can$ 1,1 Trilyun, namun kontribusinya untuk Official Development
Assistant (ODA) masih berkisar 0,25% atau senilai C 2,7 milyar dari PDB.
Artinya masih jauh dari angka yang ditentukan PBB sebesar 0,7% dari PDB.
Sejak 2 tahun lalu, Pemerintah Kanada telah memberikan komitmen untuk
tingkatkan bantuan ODA dan himbau negara-negara maju lainnya untuk
memperbesar bantuan ODA mereka kepada negara-negara berkembang.

B. Kerjasama Kelautan dan Perikanan

10
Sejak tanggal 4 Maret 2002 telah ditandatangani MRA (Mutual
Recoqnition Arrangement) Produk Perikanan antara Menteri Kelautan dan
Perikanan Indonesia dengan Menteri Perdagangan Internasional Kanada. Dengan
penerapan MRA tersebut frekuensi pemeriksaan bagi produk perikanan asal
Indonesia oleh CFIA jauh lebih berkurang, yaitu hanya satu kali setiap 20
pengiriman atau hanya 5% dari total pengiriman dibandingkan sebelumnya, yaitu
satu kali setiap 7 pengiriman atau 15% dari total pengiriman. Untuk memantapkan
kerjasama yang telah ditandatangani tahun lalu, pada tahun 2003 Menteri
Kelautan dan Perikanan telah berkunjung kembali Kanada.
Kerjasama bilateral Indonesia-Kanada di sektor perikanan telah berjalan
baik, yang ditandai dengan kunjungan Menteri Kelautan dan Perikanan dan
berbagai pejabat lain ke Kanada serta penandatanganan dokumen kerja-sama
dengan berbagai universitas Kanada. Diantara kerjasama tersebut adalah
kerjasama pemetaan satelit untuk pemantauan wilayah laut Indonesia oleh
Radarsat, yang membantu memonitor kegiatan pencurian ikan di wilayah perairan
Indonesia.

C. Kerjasama antar Pemerintah Daerah


Beberapa Pemda di Indonesia, seperti propinsi: Banten, Riau, Kaltim,
Serang, Kutai dan Sleman) telah menunjukkan minatnya untuk membentuk
kerjasama Sister City/ Province dengan Kanada.Sementara itu propinsi Alberta,
Nova Scotia, Montreal, juga ingin bekerjasama dengan pihak Indonesia. Namun
demikian, pada prakteknya keinginan ke dua pihak masih belum bisa berjalan
karena berbagai alasan seperti: pendanaan, komunikasi dan informasi.
D. Kerjasama Pengembangan Sumber Daya Manusia
Pada tanggal 9 Juni 1998, di Jenewa telah ditandatangani sebuah
Memorandum of Cooperation on Human Resources Development antara
Departemen Pengembangan Sumber Daya Manusia Kanada (Department of
Human Resources Canada) dan Departemen Tenaga Kerja RI (the Ministry of
Manpower). Perjanjian tersebut berlaku selama tiga tahun terhitung dari tanggal
penandatanganan dan dapat diperpanjang lagi. Bidang kerjasama yang telah di

11
identifikasi untuk dikembangkan adalah: Pertukaran tenaga kerja, pengembangan
SDM, Keselamatan dan Kesehatan Kerja, Pengembangan UKM, Pelatihan staf
dari Universitas, Pengembangan kepemimpinan untuk sektor swasta dan
hubungan industri.

E. Persetujuan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi


Canada National Research Center (CNRC) pada bulan September 1999
telah menandatangani MOU dengan Kantor Menneg Riset dan Teknologi di
bidang Ilmu Pengetahuan dan Teknologi.MOU ini dimaksudkan untuk saling
bertukar informasi di bidang teknologi terutama dalam rangka membentuk Usaha
Kecil dan Menengah (UKM).
F. Bantuan Kanada Bagi Bencana Tsunami
Perhatian Pemerintah dan Rakyat Kanada Pemerintah Kanada memberikan
perhatian yang besar terhadap bencana di Aceh dan Sumatera Utara melalui
pembentukan gugus tugas, baik di tingkat nasional yang dipimpin Deputi PM
maupun gugus tugas antar departemen yang paling terkait yang diketuai oleh Bill
Graham (Menteri Pertahanan Kanada). Untuk keperluan di lapangan, pihak
Kedubes Kanada di Jakarta menempatkan stafnya di Aceh dengan tugas utama
untuk memonitor penyaluran bantuan Kanada agar mencapai sasaran.Besarnya
bantuan masyarakat Kanada melampaui ekspektasi pemerintah. Dalam
pengumpulan dana bantuan oleh masyarakat, Pemerintah Kanada menerapkan
Matching Policy dalam arti setiap dolar yang dikumpulkan oleh individu akan
dilipatduakan oleh pemerintah. Dengan besarnya dana yang terkumpul, bantuan
yang sebelumnya dimaksudkan untuk emergency relief (tanggap darurat) sebagian
akan disalurkan untuk rekonstruksi.
G. Moratorium Kanada
1 Kanada merupakan negara yang pertama kali mengumumkan penawaran
Debt Moratorium secara unilateral, jauh sebelum pertemuan Paris Club
(12 Januari 2005).
2 Total komitmen Kanada juta (untuk 5 tahun) bagi Debt Moratorium
berjumlah Can$ 425juta.

12
3 Menyusul hasil pertemuan negara-negara anggota Paris Club tanggal 10
Maret 2005 di Paris, diketahui bahwa:
a Kanada menyambut baik penerimaan Indonesia atas tawaran debt
moratorium dari Kanada. Berita atas penerimaan ini kemudian
disebarkan kepada Export Development Canada (EDC) dan CIDA
dimana Indonesia berhutang kepada ke dua badan tersebut;
b Kanada tidak mensyaratkan program IMF dan tidak akan
memberlakukan Comparability of Treatment.

H. Pledge Kanada
1 Dari hasil penyelenggaraan pertemuan sidang CGI ke 14 diperoleh
informasi sebagai berikut sejalan dengan upaya rekonstruksi, Kanada telah
mengalokasikan Can$ 160 juta untuk periode 4-5 tahun yang dikhususkan
untuk membantu rekonstruksi di Sri Lanka dan Indonesia. Dana Can$ 160
juta tersebut tidak akan disalurkan langsung kepada pemerintah RI namun
melalui NGOs Kanada yang ditunjuk berdasarkan kontrak dan organisasi
internasional.
2 Sementara ini belum diketahui jumlah yang diperoleh Indonesia karena
masih menunggu hasil pertemuan kabinet yang membicarakan anggaran
(15 Februari 2005). Akan tetapi bisa dipastikan bahwa lebih dari 50% dana
yang tersedia akan diberikan untuk Indonesia, bahkan masih akan ada dana
tambahan untuk rekonstruksi yang diperoleh dari dana Matching yang
dikelola oleh NGOs Kanada. Dalam penyaluran bantuan tersebut, CIDA
akan tetap berkoordinasi dengan Indonesia (Bappenas dan Depkeu RI).
3 Pledge Kanada dalam kerangka CGI adalah sekitar CDN$ 24-25 juta
(regular pledge), sedangkan pledge untuk Acehs Aid belum diketahui
angka pastinya karena masih menunggu hasil penilaian IMF dan World
Bank.

I. Program CIDA
1 Kerjasama NGOs, CIDA, FAC, Kedubes Kanada dengan Indonesia akan
tetap dilakukan secara koordinatif. Bahkan untuk keperluan rehabilitasi
dan rekonstruksi, CIDA akan menunggu masukan dan arahan dari

13
Bappenas mengenai apa yang bisa dilakukan CIDA dalam rekonstruksi
Aceh.
2 Terdapat indikasi pengalihan fokus bantuan pembangunan CIDA yang
selama ini ditujukan di Sulawesi sekarang akan diarahkan ke Aceh.
Indonesia mengharapkan bahwa penyaluran dana bantuan pembangunan
CIDA yang selama ini dilakukan melalui mekanisme CGI, hendaknya
dipisahkan dari dana bantuan dalam kerangka bencana Tsunami. CIDA
akan memusatkan resources dan aktifitasnya di Aceh, sementara proyek-
proyek yang sedang berjalan di pulau Sulawesi akan tetap dilanjutkan.
CIDA berpandangan bahwa sesungguhnya apa yang hendak dicapai di
Sulawesi dapat juga dilakukan di Aceh.

2.2.3 Aspek Pertahanan


Program Pertahanan di Indonesia dipimpin oleh Atase Pertahanan Kanada (CDA)
dengan tiga tujuan utama:
1 Membangun dan menjaga kontak yang efektif dan hubungan yang baik
dengan Departemen Pertahanan dan Angkatan Bersenjata di Indonesia
dan negara-negara lain yang mengakreditasi;
2 Memberi nasihat kepada perwakilan resmi Kanada di semua negara
yang mengakreditasi mengenai urusan kemiliteran dan;
3 Menjadi titik kontak urusan pertahanan dan keamanan yang menjadi
kepentingan Kanada.
CDA di Jakarta juga terakreditasi untuk negara-negara berikut: Brunei
Darussalam; Malaysia; Philipina; dan Timor Leste.
Penasihat Pertahanan Kanada (CDA) bertanggung jawab atas pelaksanaan
Program Pertahanan.

2.3 Dampak yang Diperoleh bagi Kedua Negara Setelah


Terjalinnya Diplomasi
Terciptanya perdamaian, keamanan regional dan
internasional, dan pengakuan akan pentingnya
peningkatan kerjasama antara Indonesia-Kanada melalui

14
pemikiran peningkatan kinerja ARF (ASEAN Regional
Forum);
Terciptanya kerjasama bilateral dan multilateral dalam
merespon terorisme serta mendukung kinerja JCLEC;
Terciptanya Komitmen kedua pemerintah untuk bersama
meningkatkan hubungan komersial dan ekonomi bilateral,
dengan menekankan pada usaha untuk peningkatan iklim
investasi serta perdagangan volume perdagangan
bilateral;
Terciptanya Kesepakatan kedua Menlu untuk
meningkatkan kerjasama bilateral untuk mendukung
tujuan bersama dalam hal pengembangan demokrasi,
pluralisme dan perlindungan HAM;
Terciptanya Kesepakatan kedua negara dalam mendukung
perluasan dialog dan pertukaran pelajar antara Indonesia
dan Kanada dalam studi Islam dan pluralisme serta
peningkatan dialog antar agama.

BAB 3. PENUTUPAN

3.1 Simpulan
Dari pembahasan di atas, dapat kita tarik kesimpulan sebagi berikut:
1) Latar belakangan hubungan diplomasi antara Indonesia dan Kanada
diantaranya sebagai berikut:
pencapaian tujuan bersama dalam menciptakan perdamaian, keamanan
regional dan internasional, dan pengakuan akan pentingnya
peningkatan kerjasama antara Indonesia-Kanada;

15
meningkatkan kerjasama bilateral dan multilateral dalam merespon
terorisme serta mendukung kinerja JCLEC. Kanada berjanji
membantu Indonesia dalam menghadapi ancaman terorisme;
meningkatkan hubungan komersial dan ekonomi bilateral, dengan
menekankan pada usaha untuk peningkatan iklim investasi serta
perdagangan;
meningkatkan kerjasama bilateral untuk mendukung tujuan bersama
dalam hal pengembangan demokrasi, pluralisme dan perlindungan
HAM;
Kesepakatan kedua negara dalam mendukung perluasan dialog dan
pertukaran pelajar antara Indonesia dan Kanada.

2) Peran Indonesia dalam hubungan diplomasi dengan Kanada ialah dalam


bidang-bidang berikut ini:
Aspek Ekonomi (Kerjasama Perdagangan, Kerjasama Investasi);
Aspek Pembangunan (Kerjasama Pembangunan, Kerjasama Kelautan
dan Perikanan, Kerjasama antar Pemerintah Daerah, Kerjasama
Pengembangan Sumber Daya Manusia, Persetujuan Ilmu Pengetahuan
dan Teknologi, Bantuan Kanada Bagi Bencana Tsunami, Moratorium
Kanada, Pledge Kanada, Program CIDA);
Aspek Pertahanan
3) Dampak yang diperoleh dari kedua Negara tersebut ialah terciptanya
kemakmuran, pertumbuhan dan perkembanagn dalam bidang ekonomi,
pembangunan dan pertahanan di kedua Negara tersebut yang mana
sesuai dengan cita-cita bersama dalam menciptakan perdamaian,
keamanan regional dan internasional, dan pengakuan akan pentingnya
peningkatan kerjasama antara Indonesia-Kanada, serta mendukung
tujuan bersama dalam hal pengembangan demokrasi, pluralisme dan
perlindungan HAM.

16
DAFTAR PUSTAKA

Budiscyan.2009. Hubugan Bilateral RI Kanada.


[Di aksespada 4 Juni 2016]

Canada International.
http://www.canadainternational.gc.ca/Indonesia
indonesie/bilateral_relations_bilaterales/defence-
defense.aspx?lang=ind&menu_id=44 [Di aksespada 4 Juni
2016]

http://ceritaanda.viva.co.id/news/read/438964-indonesia-dan-
kanada-perkuat-kerjasama-bilateral [Di aksespada 4 Juni
2016]

https://jendelablog.wordpress.com/2009/02/20/hubugan-bilateral-
ri-kanada/
[Di aksespada 4 Juni 2016]

https://jendelablog.wordpress.com/2009/02/20/hubugan-bilateral-
ri-kanada/
[Di aksespada 4 Juni 2016]

17
18

Anda mungkin juga menyukai