Anda di halaman 1dari 15

NAMA : MUHAMMAD AZHAR

NIM : 044450551

JURUSAN : AKUNTANSI

TUGAS TUTOR 1 PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN

1. Dalam buku yang berjudul “Diplomasi Indonesia dan Pembangunan Konektivitas Maritim
(2018), Indonesia berada di dalam garis equator yang berada di antara dua benua yaitu Benua Asia
dan Australia, serta beada di antara samudra Hindia dan Pasifik. Indonesia tengah berupaya untuk
memanfaatkan posisi tersebut untuk menjadi poros maritime dunia.
Lakukanlah analisis terkait pentingnya posisi grografis Indonesia baik di tingkat ASEAN maupun
dunia!

2. Sebagai warga negara Indonesia kita harus bisa ikut berpatisipasi secara aktif dalam melindungi
berbagai bentuk Ancaman, Tantangan, Hambatan, dan Gangguan (ATHG) agar dapat mewujudkan
ketahanan nasional. Ganguan tersebut bisa berasal dari dalam dan luar negeri serta bisa berupa fisik
dan non fisik.
Uraikan peran Anda sebagai mahasiswa agar dapat melindungi Negara Kesatuan Republik
Indonesia dari (ATHG) baik yang berasal dari dalam dan luar negeri serta berupa fisik dan non
fisik!

3. Upaya pembangunan integrasi nasional selalu mendapat Ancaman, Tantangan, Hambatan, dan
Gangguan atau yang disingkat dengan ATHG. Hal tersebut dapat memecah belah persatuan dan
kesatuan bangsa yang bisa berasal dari dalam danluar negeri serta bisa berupa fisik dan nonfisik.
Lakukanlah analisis penyebab munculnya ATHG yang bisa memecah belah NKRI!
4. Pancasila merupakan dasar dan ideologi bangsa Indonesia yang menjadikan pedoman untuk
hidup berbangsa dan bernegara. Kondisi sekarang ini banyak teradapat Ancaman, Tantangan,
hambatan dan Gangguan (ATHG) yang dapat merusak ketahanan nasional, sehingga Pancasila
seharusnya dinternalisasikan bukan hanya sekedar dihafalkan supaya ketahanan nasional negara
Indoneisa menjadi kokoh.
Lakukanlah telaah bagaimana cara memperkuat ideologi Pancasila sebagai usaha untuk
memperkuat wawasan ideologi Indonesia terkait dengan pembinaan ketahanan nasional!

JAWAB

1. Visi Presiden Joko Widodo tentang poros maritim dunia pada dasarnya melihat Indonesia secara
geografis berlokasi di pusat Asia-Pasifik, sebagai pusat komersial maritim Indo-Pasifik. Dengan
perspektif seperti itu, Presiden Joko Widodo secara resmi meluncurkan program lima tahun yang
ambisius, yaitu meningkatkan 6 pelabuhan internasional, membangun 24 pelabuhan komersial baru,
dan meningkatkan lebih dari 1.000 pelabuhan komersial. Mega proyek ini membuka akses baru ke
sumber daya ekonomi melalui penciptaan tol laut karena menghubungkan bagian terpencil
nusantara ke perdagangan dunia. Biaya mega proyek ini diperkirakan mencapai US$ 6-7 miliar.
Biaya ini hanya salah satu bagian dari visi tol laut yang mencakup ratusan kapal baru, pembangunan
kapal baru dan fasilitas perbaikan, jalan akses baru, pengembangan perikanan, dan pendidikan
kelautan. Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) memperkirakan bahwa sampai
tahun 2019 biaya yang dibutuhkan akan mencapai US$ 55 miliar. Sebagian dari biaya itu akan
ditutup oleh pengurangan biaya logistik nasional yang diproyeksikan dari 23,5 persen PDB menjadi
19,2 persen. Poros maritim merupakan sebuah gagasan strategis yang diwujudkan untuk menjamin
konektivitas antarpulau, pengembangan industri perkapalan dan perikanan, perbaikan transportasi
laut 2 serta fokus pada keamanan maritim. Untuk menjadi sebuah negara maritim, maka infrastrukur
antarpulau dan sepanjang pantai di setiap pulau merupakan hal yang harus dibangun dan
dikembangkan. Infrastruktur antarpulau ini harus benar-benar dapat direalisasikan untuk
mempercepat transportasi antarpulau di Indonesia. Tentunya bukan sekadar kelancaran mobilitas
barang dan orang, tetapi juga dampak ekonomi bagi masyarakat luas sebagai bagian dari percepatan
pembangunan dan pemerataan pembangunan antar-kawasan. Pembentukan poros maritim juga
bukan hanya untuk menjawab masalah kebutuhan domestik dan regional, tetapi juga yang
terpenting adalah menjawab tantangan global tentang pentingnya jalur perdagangan transnasional
dan internasional yang melalui jalur laut. Potensi besar yang dimiliki Indonesia untuk menjadi
negara maritim pertama karena letak geografisnya. Indonesia berada di daerah ekuator, antara benua
Asia dan Australia, antara Samudra Pasifik dan Hindia, serta berada di Kawasan Asia Tenggara.
Untuk dapat menjadi poros maritim dunia maka sistem pelabuhan di Indonesia harus dimodernisasi
sesuai dengan standar intenasional sehingga pelayanan dan akses di seluruh pelabuhan harus
mengikuti prosedur internasional. Sebagai negara kepulauan terbesar di dunia, Indonesia tengah
berupaya untuk dapat memanfaatkan posisi geostrategisnya sebagai poros maritim dunia. Letak
geografis negara adalah salah satu unsur yang penting dari kekuatan negara di dunia internasional.

Pemerintahan Presiden Joko Widodo telah mengeluarkan sebuah kebijakan yang dikenal sebagai
Poros Maritim Dunia. Dasar kebijakan tersebut adalah posisi geostrategis Indonesia di
persimpangan jalur perdagangan dunia, antara Samudra Pasifik dan Samudra Hindia, antara Asia
Barat dengan Asia Timur. Selat Malaka, yang membentang antara Indonesia, Malaysia dan
Singapura, dan merupakan jalur utama perdagangan dari dan ke Asia. Berfungsi sebagai rute utama
pasokan komoditas minyak ke Asia, khususnya ke Asia Timur, rute ini menjadi penting karena
merupakan rute laut terpendek antara pemasok Afrika dan Teluk Persia dan pasar Asia. Posisi
geostrategis Indonesia tersebut membuka peluang Indonesia menjadi negara hub dan kawasan jasa
kelautan yang berpengaruh dalam perdagangan dunia. Kebijakan ini diharapkan akan meningkatkan
perekonomian dan membawa kesejahteraan bagi seluruh masyarakat Indonesia. Doktrin poros
maritim dunia oleh Presiden Joko Widodo yang fokus pada perdagangan, maritim, infrastruktur,
dan keamanan Indonesia, adalah untuk memperluas kekuatan maritim Indonesia. Doktrin ini
berpendapat bahwa Indonesia adalah poros laut antara kekuatan Samudra Hindia (yaitu, India) dan
kekuatan Pasifik seperti Tiongkok dan Amerika Serikat. Kedua samudra harus menjadi wilayah
damai dan kawasan perdagangan bebas, serta akan membantu melindungi sumber daya alam lautan.
Doktrin Presiden Joko Widodo ini mempunyai komitmen untuk secara permanen memperluas aset-
aset angkatan lautnya, untuk menjamin kebebasan navigasi dan perdagangan di lautan. Untuk
pembentukan poros maritim, Presiden Joko Widodo akan meningkatkan secara signifikan jumlah
pelabuhan dan infrastruktur pelayaran lainnya sehingga Indonesia akan terintegrasi dalam
perdagangan dengan kawasan Samudra Hindia dan Pasifik. Tantangan yang dihadapi Indonesia
adalah biaya pengelolaan pelabuhan dan pengiriman barang yang masih lebih tinggi dari standar
regional. Secara teoretis, doktrin Presiden Joko Widodo terdengar praktis dan bijaksana untuk
melaksanakan kebijakan luar negeri yang lebih konkret, namun sebenarnya menghadapi rintangan
yang signifikan dalam praktiknya. Dengan doktrin poros maritim dunia, Presiden Joko Widodo
ingin memusatkan semua kegiatan pemerintahannya di bawah platform transformatif itu agar
Indonesia menjadi jembatan penghubung antara Samudra Hindia dan Pasifik (Indo-Pasifik) serta
menjadikan Indonesia sebagai negara tangguh berkat kesejahteraan rakyatnya yang meningkat.

2. Mahasiswa merupakan agent of change dalam hal ini mahasiswa dituntut sebagai agen
perubahan,apabila dalam kegiatan berpartisipasi untuk melindungi ketahahan Negara atau disebut
juga bela Negara.partisipasi mahasiswa dalam kegiatan bela Negara berdasarkan Pasal 27 ayat 3
UUD NRI 1945 yang dapat disimpulkan bahwa usaha pembelaan Negara merupakan hak dan
kewajiban setiap warga Negara Indonesia.dalam hal ini selain mahasiswa,semua warga Negara
dituntut untuk melakukan partisipasinya dalam usaha bela Negara.kita sebabagi mahsiswa agent of
change tidak boleh acuh terhadap perkembangan pemerintahan yang ada di Negara kita,dan kita
sebagai mahsiswa harus peduli ke Negara kita agar terhindar dari ancaman maupun serangan baik
dalam negeri kita sendiri maupun luar negeri,dan juga kita mahasiswa yaitu menjadi garda terdepan
dalam masyarakat.
Berdasarkan Pasal 27 Ayat 3 UUD NRI 1945, dapat disimpulkan bahwa usaha pembelaan
negara merupakan hak dan kewajiban setiap negara Indonesia. Hal ini berkonsekuensi bahwa
setiap warganegara berhak dan wajib untuk turut serta dalam menentukan kebijakan tentang
pembelaan negara melalui lembaga-lembaga perwakilan sesuai dengan UUD 1945 dan
perundang-undangan yang berlaku termasuk pula aktifitas bela negara. Selainnitu, setiappwargaa
negaraadapattturuttsertaadalammsetiappusahaapembelaannnegaraasesuaiidengannkemampuanndan
profesiimasing-masingg. Dalam Undang-Undang No. 3 Tahun 2002 tentang Pertahanan Negara
pasal 9 ayat 1 disebutkan bahwa,Setiap warga negara berhak dan wajib ikut serta dalam upaya
bela negara yang diwujudkan dalam penyelenggaraan pertahanan negara . Dalamm
bagiannpenjelasannUndang-undang No. 3 Tahun 2002 tersebut dinyatakan bahwa upaya bela
negara adalah sikap dan perilaku warga Negara yang dijiwai oleh kecintaannya kepada Negara
Kesatuan Republik Indonesia yang berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945 dalam
menjamin kelangsungan hidup bangsa dan negara. Upaya bela negara, selain sebagai kewajiban
dasarrmanusiaa,jugaamerupakannkehormatannbagiisetiappwargaanegaraayanggdilaksanakann
dengan penuh kesadaran, tanggung jawab, dan rela berkorban dalam pengabdian kepada negara dan
bangsa. Belaanegaraadapatadibedakannsecaraafisikkmaupunnnonfisikk. Secara fisik yaitu dengan
cara "memanggul senjata" menghadapi serangan atau agresi musuh. BelaaNegaraasecaraafisik
dilakukan untuk menghadapi ancaman dari luar. Pengertian ini dapat disamakan dengan bela
negara dalam arti militer. Sedangkan bela negara secara nonfisik dapat didefinisikan sebagai
"segala upaya untuk mempertahankan negara kesatuan Republik Indonesia dengan cara
meningkatkan kesadaran berbangsa dan bernegara, menanamkan kecintaan terhadap tanah air
serta berperan aktif dalam memajukan bangsa dan negara, termasuk penanggulangan
ancaman. Bela negara demikian dapat dipersamakan dengan bela negara secara nonmiliter.
Berdasar pada pengertian ketahanan nasional sebagai kondisi dinamik bangsa yang ulet dan
tangguh dalam menghadapi berbagai ancaman, ketahanan nasional tetap relevan sebagai kekuatan
penangkalan dalam suasana sekarang maupun nanti, sebab ancaman setelah berakhirnya perang
dingin lebih banyak bergeser kearah nonfisik, antara lain; budaya dan kebangsaan (Sudradjat,
1996:1-2). Inti ketahanan Indonesia pada dasarnya berada pada tataran bangsa Indonesia
sendiri dalam menghadapi dinamika masyarakat yang menghendaki kompetisi di segala bidang.
Hal ini tetap penting agar kita benar-benar memiliki ketahanan yang benar-benar ulet dan
tangguh. Ketahanan nasional dewasa ini sangat dipengaruhi oleh kondisi ketidakadilan sebagai
musuh bersama. (Armawi, 2012:90). Konsep ketahanan juga tidak hanya ketahanan nasional tetapi
sebagai konsepsi yang berlapis, atau Ketahanan Berlapis yakni ketahanan individu, ketahanan
keluarga, ketahanan daerah, ketahanan regional dan ketahanan nasional (Basrie, 2002). Hal ini
disebabkan bentuk ancaman di era modern semakin luas dan kompleks. Bahkan ancaman yang
sifatnya nonfisik dan nonmiliter lebih banyak dan secara masif amat mempengaruhi kondisi
ketahanan nasional. Misalnya, ancaman datangnya kemarau yang panjang di suatu daerah
akan mempengaruhi kondisi ketahanan pangan di daerah yang bersangkutan.
Berikut ini hal yang dapat dilakukan mahasiswa dalam melindungi Negara Kesatuan Republik
Indonesia dari (ATHG) baik yang berasal dari dalam dan luar negeri serta berupa fisik dan non
fisik:
1. ATHG dari dalam negeri
a. Penguatan ideologi Pancasila dengan mengamalkan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan
sehari-hari, diawali di lingkungan keluarga.
b.Memberikannketauladanannsebagai pemuda-pemudi yang berpendidikan dengan
mengedepankan toleransi dan keharmonisan dalam kehidupan bermasyarakat.
c. Menunjukkannmoralitas dan karakter yang kuat.
d. Mahasiswa harus mampu mengembangkan inovasi dan menghargai kearifan lokal agar bangsa ini
tidak ketergantungan terhadap nilai-nilai asing.
e. Melatih kepemimpinan karena dalam kepemimpinan, karakter menempati prosentasi tertinggi
yaituu80% sementaraailmuu5%, pengetahuan umumm5% dan pengambilan keputusann10%.
f. Mempersiapkan diri menjadi manusia Indonesia seutuhnya serta peka danm cermat terhadap hal-
hal yang menyimpang dari jati diri dan nilai-nilai kebangsaan.
2. ATHG dari luar negeri
a. Mahasiswa berperan sebagai the agent of change dengan cara mendoronggmotivasiiberprestasi,
berpikir positif, kritis, kreatif, serta inovatif.
b. Mahasiswa berperan dalam control social (idealisme).
c. Selalu berusaha untuk meng-upgrade diri mengenai perubahan dari segi geoekonomiidan
geopolitikkserta kemajuan teknologi dan informasi.

3. Dalam membangun integrasi nasional, bangsa Indonesia selalu dihadapkan pada

Ancaman, Tantangan, Hambatan dan Gangguan (ATHG).

Indonesia tidak terbebas dari ancaman yang dapat memecah belah bangsa. Ancaman

bagi integrasi nasional tersebut datang dari luar maupun dari dalam negeri Indonesia

sendiri. Ancaman muncul dalam berbagai dimensi kehidupan berupa ancaman militer dan

nonmiliter. Ancaman di bidang ideologi, politik, ekonomi, sosial budaya serta pertahanan

dan keamanan.
1. Ancaman ideologis

Ancaman ideologis adalah ancaman yang mengancam Pancasila, seperti komunisme dan
liberalisme. Liberalisme adalah hasil dari globalisasi. Dampak negatif globalisasi antara lain gaya
hidup boros, pergaulan bebas, dan lainnya. Hal-hal tersebut, jika dibiarkan, mengancam karakter
bangsa Indonesia.

2. Ancaman di bidang politik Ancaman di bidang politik menimbulkan risiko yang tinggi terhadap
kedaulatan, keutuhan dan keamanan suatu bangsa. Ancaman politik

berasal dari dalam dan luar negeri. Ancaman politik dari luar negeri misalnya tekanan politik dari
negara lain terhadap Indonesia. Ancaman nonmiliter yang berdimensi politik meliputi ancaman,
provokasi, atau blokade politik. Ancaman domestik skala politik dapat mengambil bentuk berikut:
Kekuatan politik yang dia kumpulkan

dan melemahkan kekuasaan pemerintah. Separatisme dengan pola politik perjuangan bersenjata dan
tidak bersenjata di Separatisme tak bersenjata, yang membangkitkan simpati internasional, sulit
dihadapi dengan kekuatan militer.

3 Ancaman terhadap Ekonomi Tidak ada ekonomi negara yang dapat berdiri sendiri. Hal ini jelas
menunjukkan dampak globalisasi. Saat ini, tidak ada negara yang memiliki kebijakan ekonomi yang
tertutup terhadap pengaruh negara lain. Di satu sisi, globalisasi ekonomi membuka peluang pasar
bagi

produk dalam negeri di pasar internasional secara kompetitif. Di samping itu,

juga membuka peluang masuknya produk-produk global ke dalam pasar domestik.

berpotensi terjadinya pelanggaran wilayah.


4. Ancaman bidang sosial budaya

Ancaman berdimensi sosial budaya bisa berasal dari dalam dan dari luar. Ancaman

dari dalam didorong oleh isu-isu kemiskinan, kebodohan, keterbelakangan dan

ketidakadilan. Isu-isu tersebut menjadi titik pangkal timbulnya permasalahan, seperti

separatisme, terorisme, kekerasan dan bencana akibat perbuatan manusia.

Dampaknya akan mengancam persatuan dan kesatuan bangsa, nasionalisme dan

patriotisme. Sedangkan ancaman dari luar timbul akibat pengaruh globalisasi.

Ancaman bidang pertahanan dan keamanan

Wujud ancaman di bidang pertahanan dan keamanan umumnya berupa ancaman

militer. Ancaman militer adalah ancaman yang menggunakan kekuatan bersenjata

dan terorganisasi. Ancaman militer membahayakan kedaulatan negara, keutuhan

wilayah, dan keselamatan segenap bangsa. Berikut ini beberapa ancaman militer:

• Agresi atau invasi, skala agresi ada yang besar hingga terendah. Invasi ialah

bentuk agresi berskala paling besar dengan kekuatan militer bersenjata untuk

menyerang dan menduduki wilayah suatu negara. Bangsa Indonesia pernah

diinvasi dua kali oleh Belanda yang ingin kembali menjajah, yaitu 21 Juli 1947

dan 19 Desember 1948.

• Pelanggaran wilayah, ancaman militer yang peluangnya cukup tinggi adalah

tindakan pelanggaran wilayah (laut, udara dan daratan) oleh negara lain.

Konsekuensi Indonesia yang memiliki wilayah yang sangat luas dan terbuka,
• Pemberontakan bersenjata, ancaman militer berupa pemberontakan senjata oleh

pihak-pihak tertentu dari dalam negeri. Pemberontakan bersenjata bisa jadi

disokong kekuatan asing baik terbuka atau tertutup. Pemberontakan bersenjata

melawan pemerintah Indonesia yang sah adalah bentuk ancaman militer yang

dapat merongrong kewibawaan negara dan pemerintahan.

Indonesia pernah mengalami sejumlah aksi pemberontakan bersenjata oleh

gerakan radikal seperti DI/TII, PRRI, Permesta, Pemberontakan PKI Madiun

dan G-30-S/PKI. sejumlah pemberontakan tersebut mengancam pemerintahan

yang sah, mengancam tegaknya NKRI yang berlandaskan Pancasila dan UUD

1945.

• Sabotase, Indonesia memiliki sejumlah obyek vital nasional dan instalasi strategi

yang rawan terhadap aksi sabotase. Fungsi pertahanan negara ditujuan

memberikan perlindungan terhadap obyek-obyek vital nasional dan instalasi

strategi dari setiap kemungkinan aksi sabotase. Caranya dengan mempertinggi

yang didukung oleh teknologi yang mampu mendeteksi dan

mencegah secara dini.

Spionase, di abad modern, kegiatan spionase dilakukan oleh agen-agen rahasia

untuk mencari dan mendapatkan perlindungan rahasia negara lain. Kegiatan

spionase dilakukan secara tertutup menggunakan kemajuan ilmu pengetahuan

dan teknologi sehingga tidak mudah dideteksi. Spionase adalah ancaman bentuk
militer yang perlu perawatan khusus untuk mencegah kebocoran yang akan digunakan oleh pihak
oposisi untuk merugikan kepentingan pertahanan.

• Aksi teror bersenjata adalah jenis terorisme yang menyebarkan ketakutan dan menimbulkan
korban jiwa tanpa memperhatikan kemanusiaan sehingga mengancam keamanan negara.

Mengantisipasi sasaran aksi teroris bersenjata adalah tantangan dan normal untuk menghadapinya
dengan cara yang berbeda. Aksi teror bersenjata teroris telah berkembang pesat selama dekade
terakhir seiring dengan perkembangan politik, lingkungan strategis, dan ilmu pengetahuan dan
teknologi.

• Ancaman terhadap keamanan laut dan udara, masalah keamanan di udara dan laut merupakan
salah satu jenis ancaman militer yang menggoyahkan stabilitas keamanan Indonesia di kawasan.
Ancaman terhadap keamanan udara dan laut Indonesia merupakan ancaman gangguan yang
signifikan. Hal ini dikarenakan Indonesia memiliki transportasi laut dan dirgantara yang baik karena
kondisi geografisnya, yang meliputi wilayah perairan dan udara yang terbentang melintasi lintasan
transportasi dunia yang padat. Pembajakan, penyelundupan senjata, amunisi, bahan peledak, atau
bahan lainnya, dan lainnya. bentuk-bentuk pelanggaran keamanan di udara dan laut mendapat
perhatian prioritas dalam penyelenggaraan pertahanan negara. Penangkapan ikan secara ilegal,
pencurian sumber daya laut, dan pencemaran lingkungan semuanya mengganggu keamanan laut.

Faktor-faktor berikut bertanggung jawab atas munculnya ATHG, seperti dijelaskan di atas:

• Kurangnya toleransi masyarakat

• Dengan adanya keragaman suku, budaya, agama, dan ras dalam masyarakat Indonesia, konflik
SARA mudah sekali muncul.

• Etnosentrisme, atau keyakinan bahwa satu etnis atau budaya lebih unggul dari suku atau budaya
lain, tetap ada.

• Adanya rasa ketidakadilan dan ketidakpuasan atas ketidaksetaraan akibat pembangunan fasilitas
umum oleh masyarakat.

• Kurangnya kesadaran diri untuk menegakkan persatuan dan kesatuan dalam masyarakat.
• Wilayah Indonesia yang luas, yang meliputi ribuan pulau dari Merauke sampai Sabang.

• Pengaruh budaya asing yang belum tentu sesuai dengan identitas nasional mulai menggerogoti
budaya asli.

4.Istilah "ideologi" mengacu pada kumpulan ide-ide metodis yang digunakan sebagai prinsip opini
(peristiwa) yang memberikan arah dan tujuan untuk kelangsungan hidup.

cara berpikir tentang seseorang atau sesuatu;meliputi pemahaman, teori, dan tujuan dalam satu
program sosial politik.Oleh karena itu, ideologi Pancasila adalah pemahaman yang bertumpu
terutama pada Pancasila.

Tujuan ideologi Pancasila adalah untuk menjaga dan mempersatukan bangsa.

mengukuhkan persatuan dan kesatuan itu. Fungsi ini sangatlah penting bagi bangsa

Indonesia karena sebagai masyarakat majemuk sering kali terancam perpecahan.

Selain itu, Pancasila membimbing dan mengarahkan bangsa menuju tujuannya.

Pancasila memberi gambaran cita-cita bangsa Indonesia sekaligus menjadi sumber

motivasi dan tekad perjuangan mencapai cita-cita, menggerakkan bangsa melaksanakan

pembangunan nasional sebagai pengamalan Pancasila.

Pancasila juga memberikan tekad untuk memelihara dan mengembangkan identitas

bangsa. Pancasila memberi gambaran identitas bangsa Indonesia, sekaligus memberi

dorongan bagi nation and character building berdasarkan Pancasila.

Ketahanan Nasional (Tannas) adalah kondisi dinamis bangsa Indonesia, yang berisi

keuletan dan ketangguhan, yang mengandung kemampuan mengembangkan kekuatan

nasional dalam menghadapi segala tantangan, ancaman, hambatan dan gangguan baik dari

dalam maupun dari luar, untuk menjamin identitas, integritas, kelangsungan hidup bangsa
dan negara, serta untuk mencapai perjuangan nasionalnya.

Dalam pengertian tersebut, ketahanan nasional adalah kondisi kehidupan nasional

yang harus diwujudkan. Kondisi tersebut harus terus diusahakan sejak dini, dibina dan

dapat dimulai dari pribadi, keluarga, lingkungan, daerah, dan nasional. Proses

berkelanjutan untuk mewujudkan kondisi tersebut dilakukan berdasar pemikiran

geostrategi berupa konsepsi yang dirancang dan dirumuskan dengan memperhatikan

kondisi bangsa dan konstelasi geografi Indonesia. Konsep inilah yang disebut ketahanan

nasional.

jadi dapat disimpulkan bahwa ketahanan nasional adalah konsep geostrategi

Indonesia. Sejak bangsa Indoensia memproklamirkan kemerdekaannya 17 Agustus 1945,

Bangsa Indonesia tidak luput dari berbagai gejolak dan gangguan baik dari dalam maupun

luar yang nyaris mengoyak persatuan dan integritas nasional sebagai sebuah bangsa yang

bersatu. Misalnya di era-era awal kemerdekaan, bangsa Indonesia harus berjuang sekuat

tenaga untuk mempertahankan kemerdekaan dari agresi militer I dan II Belanda yang tidak

rela melepaskan negara Indonesia menjadi sebuah negara merdeka setelah periode

berabad-abad penjajahannya di seluruh Wilayah Nusantara.

Dalam konteks gangguan yang mucul dari dalam negeri sendiri, kita juga bias

menyaksikan pergolakan-pergolakan di dalam negeri (daerah) selama masa awal

kemerdekaan seperti gerakan APRA di bandung, Andi Aziz di Makasar, pemberomntakan

RMS, pemberontakan PRRI di daerah sumatera, dan permesta di daerah sulawesi, serta

gerakan DI/TII di bawah pimpinan Kartosuwiryo (1947-1962), serta pemberontakan PKI


tahun 1965 (Karsono, 1999: 96).

Menyoroti kenyataan yang ada dan mengkritisi upaya perwujudan cita-cita yang

terkandung dalam Pancasila, kita tentu harus menerima dan melaksanakan Pancasila secara

konsekuen. Pancasila menjadi ukuran untuk melakukan kritik mengenai keadaan Bangsa

dan Negara.

Dengan fungsi-fungsi tersebut, jika Indonesia tidak memiliki ideologi yang

mempersatukan seperti ideologi Pancasila, maka Indonesia akan mengalami perpecahan di

Dari Sabang sampai Merauke, konflik akan menyebar ke seluruh Indonesia, dan masyarakat
Indonesia akan semakin tidak bisa ditolerir oleh orang-orang yang berbeda suku, agama, ras, dan
adat.

Menurut saya, memperkuat ideologi Pancasila dengan memulai dari diri sendiri adalah pendekatan
yang paling efisien. Seperti peningkatan toleransi Indonesia terhadap suku, agama, ras, dan praktik
budaya lainnya. Dengan demikian, kita dapat memberikan contoh yang sangat baik bagi orang lain
dan mendorong mereka untuk ikutilah. Karena tidak ada yang mau mendengar apa yang kita
katakan tentang melestarikan ideologi Pancasila jika kita tidak memberi contoh. Oleh karena itu,
hidup dalam toleransi dengan pemeluk berbagai agama dan mencintai sesama manusia tanpa
pandang bulu adalah salah. suku, agama, warna kulit, suku, golongan, atau agama mereka. Ini
adalah salah satu cara untuk melestarikan ideologi Pancasila.

Selain itu, ideologi Pancasila dapat diperkuat dengan berbagai cara dalam upaya meningkatkan
wawasan ideologi Indonesia tentang pembinaan.

Anda mungkin juga menyukai