Anda di halaman 1dari 10

TUGAS TUTORIAL 1 (MKDU4111)

Nama : Aditya Bagus Nureza

NIM / Prodi : 045194638 / S1 Sistem Informasi

Soal 1.

Lakukanlah analisis terkait pentingnya posisi geografis Indonesia baik di tingkat


ASEAN maupun dunia! Berdasarkan buku yang berjudul “Diplomasi Indonesia dan
Pembangunan Konektivitas Maritim (2018)”

Jawaban:

Geostrategi adalah kebijaksanaan yang dilakukan dengan memanfaatkan kondisi


geografis suatu negara untuk mencapai tujuan nasional dengan menggunakan sarana yang
tersedia. Dalam hal ini, Indonesia berada pada posisi yang strategis yaitu berada di antara dua
benua Asia dan Australia, serta berada di antara dua samudra Hindia dan Pasifik. Dasar
geostrategi Indonesia adalah Pancasila, dimana pelaksanaannya agar bisa mencapai tujuan,
tertuang dalam Pembukaan UUD 1945.

Dengan posisi geografis Indonesia tersebut, membuka suatu peluang bagi Indonesia
untuk menjalankan geostrategi. Sehingga dengan adanya posisi geografis yang sangat
strategis ini, menjadikan peluang Indonesia sebagai negara hub dan kawasan jasa kelautan
yang berpengaruh dalam perdagangan dunia baik itu dalam tingkat Asia Tenggara (ASEAN)
bahkan dalam tingkat dunia.

Geostrategi yang dilakukan oleh Pemerintahan Presiden Joko Widodo tertuju pada
sebuah kebijakan yang dikenal sebagai Poros Maritim Dunia. Dasar kebijakan tersebut
adalah posisi geografis Indonesia yang sangat strategis di persimpangan jalur perdagangan
dunia, sehingga visi Presiden Joko Widodo tentang poros maritim dunia jelas terlihat dengan
dasar geografis Indonesia yang berlokasi di pusat Asia-Pasifik. Kebijakan ini juag diharapkan
akan meningkatkan perekonomian dan membawa kesejahteraan bagi seluruh masyarakat
Indonesia.

Pada awal masa pemerintahan Presiden Joko Widodo, beliau meluncurkan program 5
tahunan yang mendukung kebijakan tersebut, yaitu meningkatkan 6 pelabuhan internasional,
membangun 24 pelabuhan komersial baru, dan meningkatkan lebih dari 1.000 pelabuhan
komersial. Pemerintah mewujudkan Indonesia menjadi poros maritim dunia melalui visi
Kelautan Indonesia yang tertuang dalam Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 16 Tahun 2017.
Kebijakan Kelautan Indonesia terdiri dari tujuh pilar, yaitu (1) pengelolaan sumber daya
kelautan dan pengembangan sumber daya manusia (SDM), (2) pertahanan, keamanan,
penegakan hukum, dan keselamatan di laut, (3) tata kelola dan kelembagaan laut,(4) ekonomi
dan infrastruktur kelautan dan peningkatan kesejahteraan, (5) pengelolaan ruang laut dan
perlindunggan lingkungan laut, (6) budaya bahari, (7) diplomasi maritim.

Poros maritim dunia merupakan sebuah kebijakan strategis yang dihasilkan untuk
menjamin konektivitas antarpulau, pengempangan insudtri perkapalan dan perikanan,
perbaikan transportasi laut serta fokus pada keamanan maritim. Karena untuk menjadi sebuah
negara maritim, infrastruktur antarpulau dan sepanjang pantai harus benar-benar dibangun
dan dikembangkan agar dapat direalisasikan untuk mempercepat transportasi antarpulau di
Indonesia. Kebijakan tersebut diikuti dengan pembangunan dan perbaikan pelabuhan-
pelabuhan utama yang diupayakan mengikuti standarisasi internasional dan kebijakan tol
laut. Sehingga pelayanan dan akses di seluruh pelabuhan yang harus mengikuti prosedur
internasional, agar dapat mewujudkan cita-cita Indonesia menjadi poros maritim dunia.

Sebagai negara kepulauan terbesar di dunia, Indonesia saat ini tengah berupaya untuk
dapat memanfaatkan posisi strategisnya sebagai poros maritim dunia. Letak geografis adalah
salah satu unsur yang sangat penting dari kekuatan negara agar bisa dipandang serius di dunia
internasional dalam ruang lingkup yang luas, serta di Asia Tenggara (ASEAN) dalam ruang
lingkup yang kecil.

Kemampuan diplomasi Indonesia untuk membawa kepentingan nasional ke berbagai


forum internasional agar dapat dipahami serta dipatuhi oleh negara dan pohak terkait lainnya,
adalah salah satu penunjang penting dalam kebijakan poros maritim dunia yang dilakukan
Indonesia saat ini. Pemetaan strategis dan efektivitas antar-wilayah bahkan antar-negara
menjadi pertimbangan strategis untuk menempatkan dan menentukan jalur tol laut yang
menjadi konsep poros maritim dunia.
Dari segi keamanan, bisa dilihat dalam beberapa tahun terakhir tercatat peningkatan
serangan perompakan terhadap kapal-kapal niaga di sekitar Kawasan Timur Indonesia (KTI).
Bukan hanya di sekitar KTI saja, tidak menutup kemungkinan bahaya serangan perompak
tersebut juga bisa mengancam di Kawasan Barat Indonesia. Sehingga bisa memberikan
dampak terbesar pada jalur perdagangan yang melalui tol laut, imbasnya mengarah ke jalur
perdagangan itu di tingakatan Asia Tenggara atau di tingkatan dunia internasional.

Merespon kondisi yang mengkhawatirkan tersebut, Indonesia dan negara-negara di


sekitar kawasan yang rawan (terutama negara-negara Asia Tenggara) mulai membangun
kerjasama. Dikarenakan kepentingan ekonomi dan politik negara-negara anggota ASEAN
tidak dapat dipisahkan begitu saja dari lautan. Oleh karena itu, Indonesia selalu menempatkan
ASEAN sebagai kerangka utama kerja multilateral dalam menghadapi dan menyelesaikan
ancaman perompakan.

Seperti yang terjadi di perairan Laut Sulu sejak tahun 2015, telah mendorong Filipina,
Malaysia, dan Indonesia untuk bekerja sama menekan jumlah serangan perompak dengan
cara pembentukan patrol bersama (joint patrol). Terbentuknya kerja sama secara trilateral
dengan Filipina dan Malaysia tersebu, merupakan upaya diplomasi maritim Indonesia yang
paling signifikan dalam hal memberantas perompakan di laut. Namun, Indonesia perlu
mengajak kedua negara untuk menyusun rencana penyelesaian yang bukan hanya bersifat
sementara tetapi menyusun rencana penyelesaian yang bersifat jangka panjang.

Melalui diplomasi maritim, Indonesia perlu mendorong kerja sama lebih erat pada
seluruh negara anggota ASEAN untuk melihat ancaman perompakan sebagai ancaman yang
nyata, dimana ancanman ini menjadi masalah bersama yang membutuhkan kerja sama yang
nyata di lapangan. Melalui kerangka ASEAN lah, dapat diupayakan pengembangan bentuk
kerja sama multilateral dan juga kerja sama dengan negara-negara yang memiliki
kepentingan langsung terhadap keamanan jalur pelayaran internasional di Kawasan
Nusantara seperti Australia, Tiongkok, Jepang dan Amerika (melalui kerangka PBB).

Sumber materi:

- BMP MKDU 4111/ Modul 3, Hal. 3.15 - 3.20


- Wangke, H (2018), Diplomasi Indonesia dan Pembangunan Konektivitas Maritim,
Yayasan Pustaka Obor Indonesia.
(diakses di https://berkas.dpr.go.id/puslit/files/buku_tim/buku-tim-public-97.pdf pada
tanggal 13 Mei 2022 pukul 08:00)
Soal 2.

Uraikan peran Anda sebagai mahasiswa agar dapat melindungi Negara Kesatuan
Repunlik Indonesia dari (ATHG) baik yang berasal dari dalam dan luar negeri serta berupa
fisik dan non fisik!

Jawaban:

Konsep ketahanan nasional adalah konsep tentang kemampuan suatu bangsa untuk
mempertahankan kedaulatan dan kesatuannya dalam menghadapi ancaman baik dari dalam
maupun dari luar negeri, serta mengusahakan sumber daya secara maksimal untuk
mememnuhi kebutuhan hidup warga negaranya.

Konsep ketahanan nasional memiliki pengertian dan cakupan yang sangat luas.
Namun intinya, gagasan pokok ketahanan nasional adalah kemampuan suatu bangsa atau
negara hanya akan dapat mempertahankan kelangsungan hidupnya jika negara atau bangsa
itu sendiri memiliki ketahanan nasional. Istilah ketahanan nasional diperkenal di Indonesia
melalui Lembaga Ketahanan Nasional Republik Indonesia (Lemhanas RI) sekitar tahun 1960-
an, oleh seorang ahli yang bernama S. Suryomataraman. Adapun ketahanan nasional yang
diperkenalkan oleh beliau, diantaranya (1) Ketahanan nasional sebagai doktrin, (2) Ketahanan
nasional sebagai kondisi, (3) Ketahanan nasional sebagai strategi, cara atau pendekatan.

Dalam point no (3) Ketahanan nasional sebagai strategi, cara, atau pendekatan
tersebut menggunakan ajaran yang memasukkan segala aspek ilmiah dan sosial dalam usaha
menanggulangi ancaman yang ada. Baik ancaman dari dalam maupun luar, dan dari waktu ke
waktu.

Ketahanan Nasional dapat diperincikan, yang mana terdiri dari 5 ketahanan yaitu: (1)
Ketahahan ideologi, (2) Ketahanan politik, (3) Ketahanan ekonomi, (4) Ketahanan sosial dan
budaya, serta (5) Ketahanan pertahanan dan keamanan.

Peran serta mahasiswa agar dapat melindungi Negara Kesatuan Republik Indonesia
(NKRI) dari ancaman, tantangan, hambatan dan ganggungan (ATHG) yang berasal dari
dalam maupun dari luar serta berupa fisik dan non fisik, bisa mengacu ke beberapa dari 5
ketahanan yang telah disebutkan di atas. Diantaranya sebagai berikut :
1. Ketahanan ideologi merupakan kondisi mental bangsa Indonesia yang berdasarkan
pada ideologi Pancasila yang menjadi ideologi nasional, sehingga mempunyai kemampuan
untuk memelihara persatuan dan kesatuan nasional serta mampu menangkal penetrasi
ideologi asing atau nila-nilai yang tidak sesuai dengan kepribadian bangsa. Pendidikan
kewarganegaraan yang didapat oleh mahasiswa selama mengikuti kuliah adalah sesuatu yang
wajib ditanamkan pada jiwa seorang mahasiswa, termasuk ideologi Pancasila yang menjadi
ideologi nasional. Terlebih lagi di masa sekarang (era digital), perubahan-perubahan terus
terjadi. Dengan adanya ketahanan ideologi yang dimiliki oleh mahasiswa, bisa menangkal
dan menyaring sehingga bisa berperan sepenuhnya pada mahasiswa dalam mengantisipasi
ATHG dari dalam maupun luar serta berupa fisik dan non fisik (seperti perkembangan media
sosial yang merebak di zaman modern saat ini)

2. Ketahanan sosial-budaya merupakan kondisi kehidupan sosial-budaya bangsa


Indonesia yang memiliki jiwa kepribadian nasional berdasarkan Pancasila. Dasar dari
Pancasila tersebut, mempunyai kemampuan membentuk dan mengembangkan kehidupan
sosial budaya masyarakat Indonesia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha
Esa dalam kehidupan yang selaras, serasi, dan seimbang serta mampu menangkal penetrasi
budaya asing yang tidak sesuai dengan kebudayaan nasional. Sosial-budaya mencakup dua
aspek yaitu masyarakat dan kebudayaan. Peran aktif mahasiswa sangat dibutuhkan dalam dua
aspek tersebut. Dalam hal masyarakat, mahasiswa turut serta membentuk organisasi sosial
yang bertujuan mengembangkan norma-norma sosial yang meliputi kehidupan bersosialnya.
Begitupun juga dalam kebudayaan, tiap-tiap kebudayaan daerah memiliki kearifan local
masing-masing. Sehingga mahasiswa dari berbagai daerah mempunyai nilai-nilai budaya
yang menjadi identitas atau ciri mereka tersendiri, dan mempunyai kemampuan menangkal
pengaruh buruk dari budaya luar.

3. Bela negara. Istilah bela negara dapat ditemukan dalam Pasal 27 ayat 3 Undang-
Undang Dasar 1945, yang menyatakan “Setiap warga negara berhak dan wajib ikut serta
dalam upaya pembelaan negara”. Dijelaskan bahwa Pasal 27 ayat 3 ini dimaksudkan untuk
memperkuat keteguhan bangsa Indonesia di bidang pembelaan negara, bukan semata-mata
hanya monopoli TNI/ POLRI, tetapi merupakan hak dan sekaligus kewajiban setiap warga
negara Indonesia. Termasuk peran serta mahasiswa dituntut aktif dalam melaksanakan upaya
pembelaan negara. Seperti dilaksanakannya kegiatan Komando Cadangan yang dicetuskan
oleh Menteri Pertahanan Prabowo Subianto, semua elemen masyarakat termasuk mahasiswa
yang berada didalamnya, seharusnya bisa diterapkan dalam kegiatan mahasiswa yakni
pelatihan militer pada mahasiswa selain kegiatan mahasiswa berorganisasi di ruang lingkup
kampus atau masyarakat (non militer).

Sumber materi:

- BMP MKDU 4111/ Modul 3, Hal. 3.15 - 3.20

Soal 3.

Lakukanlah analisis penyebab munculnya ATHG yang bisa memecah belah NKRI!

Jawaban:

Sebelum melakukan analisis. Pengertian ancaman, tantangan, hambatan, dan


gangguan akan saya jelaskan terlebih dahulu.

Ancaman adalah suatu usaha atau kegiatan dari dalam maupun dari luar negeri yang
dinilai membahayakan kedaulatan negara, keutuhan wilayah negara, dan keselamatan
segenap bangsa.

Tantangan adalah suatu hal yang memiliki tujuan untuk menggugah kemampuan.

Hambatan adalah usaha yang ada dan berasal dari dalam diri sendiri yang memiliki
sifat atau tujuan untuk menghalangi konsep, pikiran dan cita-cita.

Gangguan adalah hal yang muncul dari luar bertujuan untuk menghalangi secara tidak
terarah.

Analisis penyebab munculnya ATHG yang bisa memecah belah NKRI ada beberapa
faktor & contoh, diantaranya sebagai berikut:

A. Ancaman.

Ancaman dapat berasal dari dua tempat, yakni

- Dari dalam negeri. Fakor yang terjadi adalah terjadinya pergesekan, konflik, atau
pertikaian dalam diri bangsa itu sendiri. Sebagai contoh: Pemberontakan separatis
yang terjadi di Indonesia seperti PKI (bagian sejarah kelam Indonesia) dan yang
sampai saat ini mengancam dan terus di awasi oleh negara yaitu OPM yang berada di
Papua.
- Dari luar negeri. Faktor yang terjadi adalah pertikaian dengan bangsa lain. Sebagai
contoh: Tindakan terorisme yang terjadi di Indonesia dalam 2 dekade ini, seperti
Kasus Bom BALI, Kasus Bom JW Marriot & Ritz-Carlton. Itu terjadi karena adanya
pihak luar yang mengatasnamakan agama mayoritas di Indonesia untuk melakukan
suatu bentuk kejahatan.
Dari dua tempat ancaman berasal yakni dari dalam maupun dari luar negeri. Bentuk
ancaman ada yang berbentuk ancaman non militer dan militer. Bentuk ancaman militer yaitu
perang saudara, pemberontakan militer. Seperti PKI dan OPM adalah ancaman yang nyata
berbentuk militer. Sedangkan ancaman yang berbentuk non militer, seperti perpecahan politik
sehingga mengganggu stabilitas negara dan merusak suatu Ideologi bangsa Indonesia yaitu
Pancasila.

B. Tantangan.

Dalam menyikapi suatu ancaman, diperlukan suatu tantangan yang dapat menggugah
kemampuan wawasan kebangsaan dan wawasaan kenegeraan kita sebagai warga negara
Indonesia agar bisa mempertahankan negara tercinta dari berbagai ancaman baik dari dalam
maupun luar serta dalam bentuk militer maupun non militer. Bentuk tantangan ada berbagai
macam, sebagai contoh: menentang adanya pemberontakan yang saat ini terjadi (OPM di
Papua) serta menentang budaya dari luar negeri yang tidak sesuai dengan ideologi Pancasila,
yang dapat memecah belah persatuan dan kesatuan Negara Kesatuan Republik Indonesia.

C. Hambatan.

Hambatan yang terjadi saat ini adalah inkonsisten dari beberapa masyarakat Indonesia
yang seharusnya tidak boleh terjadi. Sebagai contoh: perpecahan politik. Dengan adanya
pemberitaan yang kurang dapat dipertanggungjawabkan (berita hoaks) bisa menjadi
boomerang pada masyarakat Indonesia yang mengakibatkan perpecahan bangsa. Dengan
menanamkan ideologi Pancasila pada diri masing-masing masyarakat Indonesia, tentu tidak
akan semudah itu pendirian kita goyah sebagai masyarkat Indonesia yang menjunjung
ideologi Pancasila serta semboyan Bhineka Tunggal Ika.

D. Gangguan.

Sebagaimana yang kita ketahui, gangguan terjadi dari beberapa pihak luar yang ingin
perpecahan di negara tercinta kita. Sebagai contoh: kasus terorisme yang terjadi dalam 2
dekade. Yang mana mengatasnamakan suatu agama mayoritas yang berada di Indonesia,
merupakan bentuk gangguan yang nyata. Sehingga kita sebagai bangsa Indonesia yang
menjunjung tinggi ideologi Pancasila, haruslah dan wajib tidak terpengaruh oleh gangguan
tersebut. Agar kita bisa menunjukkan pada pihak luar yang memberikan gangguan tersebut
bahwa bangsa Indonesia terdiri dari berbagai macam suku, agama, ras dan budaya bisa
bersatu padu dalam persatu dan kesatuan yang kuat.

Sumber materi

- Analisis berdasarkan opini pribadi, serta


- BMP MKDU 4111
- Referensi dari internet (https://sman111jkt.sch.id/Bahanajar/Materi%20ATHG_2.pdf)

Soal 4.

Lakukanlah telaah bagaimana cara memperkuat ideologi Pancasila sebagai usaha


untuk memperkuat wawasan ideologi Indonesia terkait dengan pembinaan ketahanan
nasional!

Jawaban:

Pancasila merupakan dasar dan ideologi bangsa Indonesia yang dapat menjadi
pedoman bagi masyarkat Indonesia untuk hidup berbangsa dan bernegara.

Di zaman modern yang penuh persaingan saat ini, makna dan nilai-nilai Pancasila
sebagai ideologi bangsa harus tetap diamalkan dalam keseharian kita. Keberadaannya bukan
hanya dijadikan sebagai simbol semata atau hanya sekadar hafalan, tetapi juga diterapkan
dalam kehidupan sehari-hari. Pancasila sebagai ideologi bangsa, mempunyai sejarah yang
sangat panjang dalam perumusannya oleh para pendiri negara ini. Apabila kita tidak
menjalankan amanat para pendiri negeri ini, maka pengorbanan mereka hanyalah sia-sia
belaka. Sehingga kehidupan kita dalam berperilaku dan bersosialisasi antar sesama manusia
dalam lingkungan masyarakat dapat menjadikan Pancasila sebagai pedoman hidup berbangsa
dan bernegara. Agar segala sesuatu yang kita lakukan diharapkan tidak melenceng dari aturan
yang telah ditetapkan sesuai dengan Pancasila. Dengan demikian, apa yang dicita-citakan
oleh pendahulu bangsa Indonesia dapat terlaksana dengan baik.

Ideologi Pancasila seharusnya menjadi sebuah garis pandangan bagi setiap warga
negara Indonesia yang sekarang sedang menghadapi fenomena perubahan zaman yang terjadi
secara besar-besaran, baik dari dalam maupun dari luar negeri. Dengan adanya perubahan ini,
Pancasila sebagai ideologi bangsa Indonesia mempunyai tantangan yang semakin kompleks
dalam mengikuti perkembangan zaman. Tantangan tersebut tidak hanya datang dari ideologi
liberalisme, komunisme, dan kapitalisme bahkan dalam kehidupan sosial, kebudayaan global,
serta dalam segi ekonomi dimana terjadi kasus narkoba, korupsi dan terorisme.

Perubahan zaman yang sudah bisa dirasakan ialah perkembangan teknologi. Salah
satunya ditujukan pada penciptaan Artificial Intelligence (AI) atau robot yang mirip denga
manusia (pola pikir dan pola perilaku) sudah banyak digunakan oleh perusahaan-perusahaan
besar sehingga terjadi pergeseran peran manusia dalam hal melakukan pekerjaan.
Perkembangan teknologi yang semakin pesat ini, jelas menguntungkan dunia namun juga
cukup memberikan dampak yang signifikan terhadap pasar tenaga kerja. Akhirnya, banyak
perusahaan yang melakukan PHK secara massal dan menyebabkan terjadinya pengangguran
teknologi (Nabila, 2019).

Hakikat dari Pancasila yang lahir dari gagasan-gagasan para pendiri negeri ini
seharusnya menjadi nilai dasar yang harus diterapkan dan dijunjung oleh segenap bangsa.
Meskipun banyak tantangan dan juga ancaman yang dihadapi oleh Pancasila terutama di
zaman sekarang, dimana masyarakat Indonesia semakin maju dalam penggunaan teknologi.
Tetapi perlu diingat dan digarisbawahi, teknologi juga bisa menjadi alat yang dapat
membahayakan kehidupan manusia apabila tidak digunakan secara bijaksana.

Dari hasil dan pengembangan sumber literasi yang saya dapatkan. Dapat saya
simpulkan menurut opini saya pribadi berdasarkan sumber literasi tersebut. Bahwa penguatan
Pancasila sebagai dasar dan ideologi negara dalam menghadapi ancaman, tantangan,
hambatan serta gangguan dalam menghadapi perubahan zaman ialah:

1. Pendidikan Kewarganegaraan harus diterapkan dalam proses pendidikan dasar


wajib belajar 12 tahun (SD, SMP, SMA) serta dalam proses pendidikan tinggi.
Termasuk penguatan Pancasila sebagai ideologi negara terhadap setiap
generasi-generasi muda yang akan menghadapi perubahan zaman. Sehingga
ideologi Pancasila bisa melekat dalam pikiran dan ucapan dan dapat dijadikan
pedoman hidup berbangsa dan bernegara.
2. Dengan adanya perkembangan teknologi yang telah terjadi. Tantangan yang
dihadapi dalam penanaman nilai-nilai Pancasila terhadap generasi-generasi
muda ini, perlu ditingkatkan pengawasannya baik dalam lingkungan
masyakarat, lingkungan sekolah maupun lingkungan terkecilnya yaitu
keluarga. Peristiwa yang terjadi saat ini seperti generasi muda yang tidak bisa
lepas dari gadget, lini masa dan sebagainya. Akan berdampak buruk apabila
peran serta keluarga, para guru dan pengajar tidak ditingkatkan. Terutama
untuk para guru serta dosen pengajar, agar bisa dituntut untuk lebih kreatif
dalam mengembangkan motede pembelajaran dan penanaman nilai-nilai
Pancasila terhadap generasi-generasi muda, khususnya dalam hal ini para
pelajar. Sehingga dapat menghasilkan karakter bangsa yang kuat yang selalu
berpedoman pada dasar dan ideologi Negara Kesatuan Republik Indonesia
yaitu Pancasila.

Sumber materi:

- Fadilah, N (September 2019) Journal of Digital Education, Communication, and Arts


Vol. 2, No.2, 66-78 *TANTANGAN DAN PENGUATAN IDEOLOGI PANCASILA
DALAM MENGHADAPI ERA REVOLUSI INDUSTRI 4.0*
- Beberapa opini pribadi yang telah saya telaah dan saya pelajari berdasarkan jurnal
yang tercantum di atas.

Demikian tugas MKDU4111 ini saya kerjakan berdasarkan sumber-sumber materi yang
telah saya cantumkan di akhir jawaban. Apabila ada kesalahan penulisan dalam pengerjaan
tugas ini, mohon untuk diberikan arahan serta bimbingan Ibu Tutor

Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai