Oleh:
Nim : 2102010470
Kelas/ Semester : J/ IV
FAKULTAS HUKUM
KUPANG
2023
Latar Belakang Masalah
Laut China Selatan terletak di antara Samudera Pasifik di sebelah Timur dan
Samudera Hindia di sebelah Barat. Laut China Selatan memiliki luas 3.447 juta km²
dan mempunyai kedalaman sekitar 5.245 meter.1 Laut China Selatan merupakan
sebuah perairan dengan berbagai potensi yang sangat besar karena di dalamnya kaya
akan sumber daya alam seperti minyak dan gas serta memiliki peranan penting
sebagai jalur distribusi minyak dunia, perdagangan dan pelayaran internasional. Laut
China Selatan dikelilingi oleh 9 negara antara lain: Republik Rakyat China,
dan Filipina.
tergolong titik rawan dalam soal klaim teritorial adalah Kepulauan Spartly dan
pengklaim (claimantans).
PEMBAHASAN
dan Samudera Hindia di sebelah Barat. Laut China Selatan memiliki luas 3.447 juta
km² dan mempunyai kedalaman sekitar 5.245 meter.1 Laut China Selatan
merupakan sebuah perairan dengan berbagai potensi yang sangat besar karena di
dalamnya kaya akan sumber daya alam seperti minyak dan gas serta memiliki
peranan penting sebagai jalur distribusi minyak dunia, perdagangan dan pelayaran
internasional. Laut China Selatan dikelilingi oleh 9 negara antara lain: Republik
tergolong titik rawan dalam soal klaim teritorial adalah Kepulauan Spartly dan
pengklaim (claimantans).
Kepulauan Spratly memiliki letak yang strategis baik dari segi militer dan
Spratly disinyalir memiliki kekayaan sumber daya minyak dan gas alam yang
melimpah. Laut China Selatan juga terpetakan menyimpan cadangan minyak sekitar
1,2 kilometer kubik (7,7 miliar barel), sedangkan secara keseluruhan terdapat
cadangan minyak 4,5 kilometer kubik (28 miliar barel). Adapun potensi gas alam
yang dimilikinya sekitar 7.500 kilometer kubik (266 triliun kaki kubik).3 Fakta-fakta
inilah yang menyebabkan kepulauan ini diperebutkan oleh Negara - negara di sekitar
Laut China Selatan yang masing-masing mengklaim wilayah tersebut sebagai
wilayah kedaulatannya.
diklaim oleh 6 negara, yakni Republik Rakyat China, Taiwan, Vietnam, Filipina,
Brunei, dan Malaysia. Kepulauan Paracel diklaim oleh Republik Rakyat China,
daratan yang ada di kawasan Laut China Selatan dan kedaulatan maritim yang
berhubungan dengan penetapan batas yang diijinkan oleh Konvensi Hukum Laut
PBB ( UNCLOS III ) 1982. Dalam UNCLOS tersebut, kedaulatan teritorial laut
ditetapkan 12 mil dari tepi pantai dan Zona Ekonomi Eksklusif (EEZ) sejauh 200
mil. Akan tetapi, semua negara yang mengklaim bahwa Laut China Selatan
merupakan kedaulatan wilayahnya baik daratan maupun maritim, tidak ada yang
mampu memenuhi aturan yang ditetapkan PBB tersebut. Dengan demikian, konflik
Laut China Selatan terus berlangsung hingga saat ini dan banyak negara yang
yang paling tegas menyatakan klaimnya atas kepemilikan Kepulauan Spartly. Pada
wilayah Laut China Selatan dengan menerbitkan peta yang tidak hanya memuat
tanda sebelas garis putus-putus (yang juga di sebut garis-garis berbentuk huruf U
atau U Shape Line ) di seputar wilayah perairan Laut China Selatan. Pada tahun
1949 setelah kemenangan Partai Komunis China garis tersebut diubah menjadi garis
Sembilan dash.
dalam Undang - Undang maritimnya secara de jure, pada tanggal 25 Febuari 1992.
ambisinya untuk memasukkan wilayah ini ke dalam wilayah maritim China. Pada
tahun 1976 pemerintah Republik Rakyat China secara paksa mengambil alih dan
menguasai Kepulauan Paracel dari Vietnam. Kepulauan itu berada di sebelah Utara
kepulauan Spartly. Keduanya sama-sama di yakini kaya akan sumber daya alam gas
Selain itu, Republik Rakyat China juga telah melakukan aktivitas aktivitas
bangunan, serta mendorong warga negara China untuk tinggal secara permanen di
Republik Rakyat China menaikkan 7,5 anggaran belanja militernya pada bulan
Maret 2011 menjadi 77,9 miliar dollar Amerika Serikat. China juga sedang
membangun kekuatan Angkatan Laut yang besar, berencana membeli dua kapal
induk, dan membangun pangkalan udara militer yang dilengkapi radar canggih di
Pulau Woody, kelompok Kepulauan Paracel. Pangkalan ini, bila telah selesai,
Vietnam, dan Jepang yang besuara paling keras memprotes aksi China. Aksi-aksi
China dengan aksi represive. Melalui duta besarnya untuk Filipina, Liu Jianchao,
China menyatakan bahwa mereka tengah mengirim kapal perang ke daerah sengketa
China menguasai wilayah Laut China Selatan khususnya kepulauan Spratly, dan
kepulauan Paracel. Sebab pemerintah China masih beranggapan bahwa Laut China
wilayah dari Dinasti Tang di abad ke 7. Keinginan keras China kembali tampak
dalam pernyataan juru bicara kementerian luar negerinya, Hong Lei, yang
2. Mengapa Amerika Serikat Ikut Terlibat Dalam Konflik Laut Cina Selatan
Selain dari negara yang berbatasan dengan kawasan Laut Cina Selatan juga
Laut Cina Selatan, seperti Amerika Serikat, Jepang, dan India. Bukan hanya negara-
negara yang berbatasan langsung dengan Laut Cina Selatan, tetapi negara diluar
kawasan tersebut juga memiliki ketertarikan untuk ikut campur dalam konflik di
kawasan Laut Cina Selatan, termasuk negara adidaya Amerika Serikat. Amerika
Serikat merasa memiliki kepentingan dan peran penting dengan yang terjadi di
dalam kawasan Laut Cina Selatan. Amerika serikat sangatmembutuhkan kawasan ini
militernya serta dominasi globalnya. Selain itu juga, Amerika Serikat memiliki
Laut Cina Selatan. Menurut Amerika Serikat perairan Laut Cina Selatan sangat perlu
tumpang tindih beberapa negara terhadap sebagian atau seluruh kepulauan dan
dilakukan oleh Cina didasarkan oleh bukti dan fakta historis pada wilayah tersebut.
McCain menegaskan, Amerika Serikat selama ini menyambut baik hubungan kerja
antara Amerika Serikat dan Cina, akan tetapi Amerika Serikat mempertanyakan
sikap agresif Cina dalam wilayah sengketa tersebut dan klaim teritorialnya yang
konflik ini dikarenakan negara sekutu dan mitranya meminta bantuan untuk
untuk mengecam negara tetangga, dan sebaliknya mengambil tindakan sesuai hukum
kepentingan secara langsung atas perairan Laut Cina Selatan. Amerika Serikat
menyatakan mereka ikut campur dalam konflik Laut cina selatan sematamata hanya
demi terjaganya perdamaian antara Cina dan negara-negara tetangga yang bertikai
serta upaya kasus klaim wilayah Laut Cina Selatan ini dapat terselesaikan dengan
damai dan sesuai hukum internasional. Amerika Serikat sebagai negara yang selama
ini memiliki pengaruh besar terhadap dunia termasuk Asia, tentu tidak bisa
menerima begitu saja apabila ada negara yang muncul sebagai pesaingnya dan
Menteri Luar Negeri Amerika Serikat pada tanggal 19 September 2013, John Kerry,
yang mendorong agar Cina segera menyepakati Code of Conduct yangtelah disusun
menangani sengketa.
Upaya Amerika Serikat tetap ditolak oleh Cina dan menganggap Amerika
kawasan. Sejak tahun 2010, Laut Cina Selatan mulai menjadi perluasan strategi yang
akhirnya membawa Cina dan Amerika Serikat ingin memiliki dominasi di perairan.
Bagi Amerika Serikat, meningkatnya kekuatan baru Cina yang akan nantinya
menjadi ancaman dan melahirkan ketakutan dan ketidakstabilan serta bisa menyulut
sesuatu yang dalam pandangan Amerika Serikat tidak bisa di akomodasi. Bahkan
pendukung.
Konflik yang terjadi di kawasan Laut Cina Selatan menjadi perhatian utama
bagi Amerika Serikat yang dalam strateginya dikenal dengan Asia‟s Balancing. Hal
ini seperti yang pernah disampaikan oleh Menteri Luar Negeri Amerika Serikat
Hillary Clinton dalam pidatonya, bahwa: “Masa depan Amerika Serikat sangat
berhubungan dengan Asia Pasifik dan masa depan kawasan juga akan sangat
bergantung kepada peran Amerika Serikat. Dengan demikian Amerika Serikat harus
(Menlu AS, Hillary Clinton, East West entern honolulu, 14 january 2010 dalam ralf
emmers, the usrebalancing strategy: impact on the south china sea. National security
college, Australian National University). Pada tahun 2010, ada agenda perluasan
mengenai kebijakan yang dilakukan oleh Amerika Serikat mengenai persoalan yang
terjadi di kawasan sengketa Laut Cina Selatan, sebagai antisipasi terhadap semakin
persengketaan.
Kebijakan baru Amerika Serikat ke Laut Cina Selatan adalah pertemuan
tahunan Asian Regional Forum pada bulan Juli 2010. Pada saat pertemuan tertutup
tersebut yang dihadiri oleh dua belas negara, Amerika Serikat mengekspresikan
posisi Amerika Serikat terhadap persoalan yang terjadi di kawasan sengketa tersebut
dan elemen utama dari kebijakan Amerika Serikat yang sebelumnya sudah di
penggunaan ancaman dan kekuatan bagi pihak yang bersengketa serta sikap netral
Peran Amerika Serikat dalam sengketa konflik Laut cina selatan semakin
terlihat saat menteri luar negeri, Hillarry Clinton ikut mendukung dalam persetujuan
kongres “Law of the Sea Convention”, yang akan mendukung negara-negara lain
menantang klaim Cina di daerah sengketa tersebut. Pada Juli 2012, senat Amerika
Serikat mengeluarkan resolusi 524 yang salah satunya menyatakan dukungan penuh
Amerika Serikat untuk “202 Declaration of Conduct of Parties in the South China
asia tenggara untuk indepedent dan kuat dalam konflik Laut Cina Selatan. Mekipun
Laut Cina Selatan secara geografis berada jauh dengan Amerika Serikat dan
Amerika Serikat tidak memiliki klaim di Laut Cina Selatan, namun Amerika Serikat
tetap memiliki kepentingan di wilayah sengketa tersebut. Laut Cina Selatan menjadi
1. Kesimpulan
Konflik yang terjadi di Laut Cina Selatan adalah konflik klaim yang
tumpang tindih antara negara satu dengan negara lainnya yang memiliki kepentingan
di dalamnya, baik negara yang berdaulat langsung dengan kawasan tersebut maupun
yang tidak. Konflik ini masih memanas sampai saat ini sejak pertama saat
berlangsung yaitu sekitar tahun 1990-an. Konflik ini masih menjadi isu internasional
Seperti yang sudah dijelaskan, Cina selama beberapa tahun telah berusaha
untuk mengambil kontrol atas perairan Laut Cina Selatan. Klaim yang Cina lakukan
meliputi hampir sebagian besar wilayah tersebut, Cina menggunakan acuan “nine-
dash line” sebagai acuan klaim mereka tersebut. Hal inilah yang memicu konflik
dimulai yang sebelumnya perairan ini dianggap sebagai perairan internasional, yang
penghubung antara negara Asia dan Eropa, dan secara ekonomi Laut Cina Selatan
mengandung banyak sekali kekayaan alam yang belum dihitung secara pasti nilai
yang ada didalamnya, hal inilah yang membuat negara-negara yang terlibat konflik
Untuk negara seperti Amerika Serikat, yang mana merupakan negara diluar
kawasan konflik Laut Cina Selatan merasa memilki andil untuk penyelesaian konflik
ini. Keterlibatan Amerika Serikat dalam konflik ini tidak terlepas dari kepentingan
yang ingin dicapai. Amerika Serikat menginginkan Laut Cina Selatan untuk tetap
sebagai perairan internasional. Amerika Serikat telah ikut terlibat baik secara politik
tersebut. Seperti kerja sama yang dilakukan dengan filipina dan Vietnam. Strategi ini
digunakan Amerika Serikat dikarenakan letak geografisnya yang berada jauh dari
kawasan Laut Cina Selatan. Alasan lain Amerika Serikat menggunakan strategi ini
untuk tidak terlibat langsung karena dapat menimalkan resiko yang akan diterima
perkembangan tindakan Cina dalam konflik itu, serta menjaga eksistensinya sebagai
negara hegemon di kawasan Asia Pasifik. Amerika Serikat juga memiliki kebijakan
perairan tersebut. Yang menurut mantan presiden Barrack Obama bahwa Amerika
Serikat bebas untuk terbang, berlayar, maupun beroperasi selama hukum laut
internasional memungkinkan.
Serikat sebagai salah satu negara yang memiliki ekspor dan impor terbesar di dunia
Amerika Serikat ingin menunjukan kepada Cina bahwa mereka masih memiliki
kekuatan hegemon di Asia Pasifik dan ingin menunjukan eksistensinya dalam
2. Saran
sejauh ini belum ada perkembangan tentang sikap Amerika Serikat untuk
Amerika Serikat akan mendapatkan hak untuk duduk bersama dan membahas
terkait aturan ZEE bahkan bisa memajukan strategi Amerika Serikat untuk
perdamaian serta kemananan didalam kawasan Laut Cina Selatan guna mencapai
menghindari provokasi Cina yang lebih rumit di masa yang akan datang.
c. Amerika Serikat perlu untuk memastikan sikap dan kebijakan Cina untuk
konflik Laut Cina Selatan, oleh karena itu Amerika Serikat membutuhkan
mendukung kekuasaan Amerika Serikat serta mendukung secara aktif kerja sama
berbasis aturan sehingga hubungan Amerika Serikat dan Cina dapat menghindari
konflik militer.
ini di kawasan Laut Cina Selatan dengan berbasis aturan internasional yang ada
bersama dan tetap menjadikan kawasan perairan ini sebagai perairan internasional