Anda di halaman 1dari 11

Konflik

UKRAINA
Konflik yang terjadi di Ukraina terkait aneksasi di
Krimea oleh Rusia merupakan salah satu konflik di
Benua Eropa yang belum menemukan titik terang
hingga saat ini. Konflik tersebut bermula pada
tahun 2013 dan masih terus berkembang hingga
saat ini. Rusia dinilai melanggar hukum
internasional oleh banyak pihak karena merebut
wilayah Ukraina secara sepihak.
Peta Ukraina
Latar Belakang
1. Sejarah Masa Lalu
antara Rusia dengan Ukraina Ukraina dulunya merupakan bagian
dari Rusia. Presiden Rusia, Vladimir Putin juga mengatakan
bahwa Rusia diambil saat Uni Soviet hancur pada tahun 1991.

Politik Ukraina menjadi anti-Rusia pasca Rusia mencoba


melakukan intervensi politik di Ukraina, dan sejak Rusia
mengambil alih semenanjung Krimea pada tahun 2014.
2. Rusia Tidak Setuju Ukraina bergabung dengan NATO
Ukraina ingin bergabung dengan NATO namun pemerintah
Rusia tidak setuju lantaran takut jika NATO membawa senjata ke
perbatasan Ukraina sehingga kota-kota di Rusia jadi sasaran.

3. Gerakan Pemerintah Rusia yang Mendukung Negara Bekas Uni


Soviet
Gerakan pemerintah Rusia yang mendukung gerakan separatis di
beberapa negara bekas Uni Soviet memicu reaksi negatif dari
negara Georgia. Rusia juga tak berhenti menyenggol Ukraina
dengan mengakui kedaulatan wilayah Donetsk dan Luhansk.
Jalannya Konflik
Pada 1991, Uni Soviet dan Pakta Warsawa bubar. Di tahun yang sama, Ukraina memberikan
suara untuk memerdekakan diri dari Uni Soviet dalam sebuah referendum. Presiden Rusia
Boris Yeltsin pada tahun itu, menyetujui hal tersebut. Selanjutnya Rusia, Ukraina dan Belarusia
membentuk Commonwealth of Independent States (CIS).

Namun perpecahan terjadi. Ukraina menganggap bahwa CIS adalah upaya Rusia untuk
mengendalikan negara-negara di bawah Kekaisaran Rusia dan Uni Soviet.
Pada Mei 1997, Rusia dan Ukraina menandatangani perjanjian persahabatan. Hal tersebut
adalah upaya untuk menyelesaikan ketidaksepakatan.

Rusia diizinkan untuk mempertahankan kepemilikan mayoritas kapal di armada Laut Hitam
yang berbasis di Krimea Ukraina. Rusia pun harus membayar Ukraina biaya sewa karena
menggunakan Pelabuhan Sevastopol.
Hubungan Rusia dan Ukraina memanas lagi sejak 2014. Kala itu muncul revolusi menentang
supremasi Rusia. Massa antipemerintah berhasil melengserkan mantan presiden Ukraina yang
pro-Rusia, Viktor Yanukovych. Kerusuhan bahkan sempat terjadi sebelum berdamai di 2015
dengan kesepakatan Minsk.

Saat Yanukovych jatuh, Rusia menggunakan kekosongan kekuasaan untuk mencaplok Krimea
di 2014. Rusia juga mendukung separatis di Ukraina timur, yakni Donetsk dan Luhansk, untuk
menentang pemerintah Ukraina. Lanjut pada April 2014, kelompok separatis pro-Rusia di
wilayah timur Donbas mendeklarasikan kedaulatannya.

Pada 2017, tercipta perjanjian kerja sama antara Ukraina dan Uni Eropa. Perjanjian ini
membuka pasar perdagangan bebas barang dan jasa hingga perjalanan bebas visa ke wilayah
Uni Eropa bagi Ukraina. Hingga 2019, mantan komedian yang kerap menghiasi TV di sana,
Volodymyr Zelenskyy terpilih untuk memimpin Ukraina.
Konflik dimulai dengan persiapan militer besar-besaran, berawal sejak Maret
hingga April 2021 dan kemudian dari Oktober 2021 hingga Februari 2022.
Selama persiapan militer kedua, Rusia mengeluarkan tuntutan kepada Amerika
Serikat dan NATO, lewat dua rancangan perjanjian yang berisi permintaan yang
disebut dengan “jaminan keamanan”.

Terlepas dari peningkatan aktivitas militer, pejabat-pejabat Rusia selama


berbulan-bulan berulang kali membantah bahwa Rusia memiliki rencana untuk
menyerang Ukraina. Pada pertengahan November 2021, Dmitry Peskov, juru
bicara Putin, menyampaikan pada para reporter bahwa “Rusia tidak mengancam
siapa pun. Pergerakan pasukan di wilayah kita seharusnya tidak menjadi
perhatian siapa pun”.

Namun hingga saat ini, Rusia masih melakukan serangan kepada Ukraina.
Dampak Konflik Ukraina
1. Krisis pangan, keterbatasan energi, dan inflasi dunia.
2. Banyaknya korban tewas.
3. Bagi Indonesia, akibat konflik ini menurunkan
ekspor nonmigas Indonesia dan menghambat impor
gandum sehingga berpotensi meningkatkan kenaikan
harga sejumlah bahan pangan di dalam negeri.
Tokoh Penting Konflik Ukraina

Victor
Zelensky Dmytro Kuleba
Yanukovych
Terima Kasih!

Anda mungkin juga menyukai