Anda di halaman 1dari 1

Pada awalnya, konflik antar warga negara yang menyebabkan adanya perpecahan di semenanjung Crimea yaitu

dipicu oleh kekecewaan rakyat Ukraina terhadap Presiden Yanukovich. Sedangkan konflik kemudian
berkembang semakin panas dan memburuk, ketika Yanukovich melarikan di ke Rusia untuk meminta
perlindungan dan bantuan Pemerintah Vladimir Putin. Oleh karena itu, hal ini secara tidak langsung membuat
Rusia terlibat dalam urusan dalam negeri Ukraina. Meskipun demikian, Rusia tampaknya memanfaatkan kondisi
Ukraina yang sedang kacau sebagai peluang untuk terlibat dalam urusan dalam negeri Ukraina dengan adanya
Rusia yang melakukan gebrakan mengejutkan oleh AS dan Uni Eropa dengan penyerbuan secara halus untuk
menguasai Crimea dan cepat-cepat melakukan referendum atas wilayah yang dikuasai itu.
Fenomena akan aneksasi Crimea merefleksikan hubungan diplomatik Rusia-Ukraina yang fluktuatif
pasca kemerdekaannya dari Uni Soviet di tahun 1991. 1 Kebijakan pemerintah serta dorongan domestik Ukraina
yang cenderung memperat hubungan dengan barat terutama dalam hal keamanan dan ekonomi berdampak pada
hubungan antagonistik negara Ukraina dengan Rusia. Sedangkan menurut Devindra (2015), aneksasi
Semenanjung Crimea merupakan sebuah episode lanjutan dalam krisis Ukraina yang merupakan suatu konflik
internal Ukraina yang dilanjutkan oleh penarikan diri Presiden Viktor Yanukovich dari rencana perjanjian
dagang dengan Uni Eropa pada tanggal 21 November 2013 lalu. 2
Menurut sejarah, negara Ukraina adalah salah satu negara bagian Uni Soviet sebelum akhirnya lepas dan
merdeka pada tahun 1991. Secara garis besar, Ukraina terbagi menjadi bagian yang dipisahkan oleh Sungai
Dnieper, yakni bagian Barat yang dipenuhi oleh hutan-hutan dan bagian Timur dihampari oleh banyak stepa.
Kedua bagian ini mempunyai sejarah yang berbeda, dan mereka pun masih menggunakan bahasa yang berbeda
hingga saat ini. Sedangkan banyak penduduk yang berdomisili di bagian Timur dengan bangga mengatakan
bahwa mereka bagian dari Rusia. Hal ini disebabkan oleh warisan kebijakan Rusifikasi yang dilakukan oleh
Pemerintah Joseph Stalin, dengan memindahkan banyak penduduk etnis Rusia ke wilayah Ukraina bagian
Timur. Namun sebaliknya, penduduk yang bertempat tinggal di wilayah Ukraina bagian Barat mendesak
pemerintah Ukraina supaya negaranya segera bergabung ke dalam Uni Eropa. 3 Terlebih saat Ukraina mulai
dilanda oleh resesi ekonomi Uni Eropa, sehingga penduduk bagian Barat sangat berharap agar Uni Eropa bisa
mengulurkan tangan untuk segera membantu memecahkan kemelut ekonomi di negara itu.4
Semenanjung Crimea menjadi titik krusial dari krisis ini. Menurut Press Now News (2014), Semenanjung ini
berada di bagian utara Laut Hitam dan terlihat lebih seperti pulau yang terpisah dari daratan utama Ukraina.
Dengan jumlah penduduk sebanyak 2,4 juta jiwa, dan hampir 60 persen mengidentifikasikan diri mereka
sebagai bangsa Rusia, dan menjadikan bahasa Rusia sebagai bahasa ibunya. Hal ini kemudian menjadi salah
satu alasan mengapa terjadi perebutan wilayah itu antara Rusia

1
Driest, Simone. (2015). From Kosovo to Crimea and Beyond: On Territorial Integrity, Unilateral Secession and Legal
Neutrality in International Law. International Journal on Minority and Group Rights. 22. 467-485. 10.1163/15718115-
02204002.
2
Devindra Ramkas Oktaviano. 2015. Motivasi Rusia Menganeksasi Semenanjung Krimea Tahun 2014. JOM FISIP Volume.
2 No. 2
3
Gricius, Gabriella. (2018). The Russian Annexation of Crimea: The Securitization of Political Identity.
4
Missala, A. B., (2016). Poland’s Foreign and Security Policy: Main Directions. University of Warsaw.

Anda mungkin juga menyukai