Anda di halaman 1dari 3

ANALISIS KONFLIK RUSIA DAN UKRAINA

Oleh

Nurmin Koungo

231419030

Dosen Pengampuh : Drs. Darwin Une, M.Pd

Berbicara tentang konflik antara negara Rusia dan Ukraina sudah sangat
terkenal dan sudah sering kita dengar, dimana Rusia dan Ukraina merupakan dua
negara merdeka yang muncul paska runtuhnya Uni Soviet pada tahun 1991.
Kedua negara pecahan ini tentunya memiliki hubungan yang sangat baik secara
sosial, budaya dan juga ekonomi. Meski begitu tidak dengan dunia politik dimana
keduanya justru memiliki sejarah konflik politik yang panjang. Menurut catatan
sejarah, konflik antara Rusia dan Ukraina sudah cukup lama terjadi. Dahulu
Ukraina, Rusia dan negara tetangga Belarusia menjadi negara adidaya di abad
pertengahan. Sebagian besar wilayah nya mencakup Eropa Timur. Dan menurut
catatan sejarah juga Rusia dan Ukraina seringkali terlibat konflik ketika Revolusi
Bolshevik yang terjadi pada tahun 1917.

Sampai sekarang konflik yang terjadi antara Rusia dan juga Ukraina masih
terus berlanjut. Serangan dengan skala penuh tersebut dilancarkan ke sejumlah
wilayah di Ukraina seperti Kyiv dan Kahrkiv. Hal tersebut dilakukan setelah
adanya pengakuan Moskow terhadap dua wilayah di timur Ukraina, yaitu
Luhansk dan Donetsk sebagai wilayah yang merdeka tiga hari sebelumnya.
Serangan konvensional menggunakan kekuatan bersenjata ini merupakan puncak
ke-2 dari ketegangan yang terjadi antara Rusia dan Ukraina sejak pecahnya Uni
Soviet pada 1991. Pada 2014, Rusia dan Ukraina juga terlibat konflik bersenjata
di wilayah yang juga berada di bagian timur Ukraina, yaitu Krimea. Setelah
adanya aneksasi atau pendudukan yang dilakukan Rusia terhadap Krimea pada
tahun tersebut, ketegangan antarkedua negara ini sempat 'membeku' dan pada
akhirnya kembali mencair menjadi perang terbuka seperti yang sedang
berlangsung saat ini.

Dengan kata lain, konflik Rusia-Ukraina ini tidaklah terjadi secara


kebetulan dan tiba-tiba. Ada sejumlah faktor eksternal dan internal disertai alasan-
alasan politis yang begitu kompleks menjadi sebab dua negara itu berada dalam
pusaran konflik selama betahun-tahun lamanya. Yang terbaru ialah adanya
keinginan pemerintah Ukraina bergabung dengan NATO seperti yang sudah
dilakukan dua negara tetangganya, Polandia dan Rumania. Bagi Moskow, rencana
Ukraina tersebut dianggap 'terlalu berani' karena dapat membahayakan dominasi
militer dan hegemoni politik regional Rusia, khususnya di wilayah timur dan
Pasifik Utara.

Jika itu benar-benar terlaksana, masuknya Ukraina keanggotaan NATO


dianggap akan menjadi hambatan besar bagi ruang gerak geopolitik Rusia. Karena
nantinya posisi militer NATO akan benar-benar berada langsung dengan
perbatasan Rusia. Dalam kacamata Rusia, itu akan sangat membahayakan
kepentingannya. Saat ini situasi di Ukraina begitu mengkhawatirkan. Serangan
militer yang dilakukan Rusia telah menyebabkan terjadinya pengungsian besar-
besaran dan hilangnya ratusan nyawa penduduk sipil Ukraina yang tidak bersalah.
Tidak hanya itu, krisis Rusia-Ukraina ini juga telah menghadirkan instabilitas dan
bencana ekonomi serta geopolitik di seluruh kawasan

Bagi Ukraina, apa yang dilakukan oleh Rusia ini tak sedikit pun dapat
dicerna dengan akal sehat. Tindakan tersebut tidak hanya menghadirkan tragedi
yang memilukan bagi penduduk Ukraina, tetapi juga telah memicu ancaman
paling serius bagi perdamaian dan keamanan khususnya di wilayah Eropa.
Meskipun telah banyak negara di dunia yang tegas mengutuk dan mengecam
tindakan Rusia ke Ukraina, sama sekali tidak dapat menghentikan Rusia untuk
terus bermanuver.

Anda mungkin juga menyukai