Anda di halaman 1dari 17

ISU

KONFLIK RUSIA DAN UKRAINA

Disusun Oleh :

Dera Anggraika (1930702053)

Dosen Pengampu :

IbrahimMifhafariz Mirza, S.Ip.,M.PA

PRODI ILMU POLITIK

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI RADEN FATAH PALEMBANG

2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa. Atas rahmat dan hidayah-Nya, penulis dapat
menyelesaikan tugas makalah yang berjudul "Konflik Rusia dan Ukraina" dengan tepat
waktu.

Makalah disusun untuk memenuhi tugas UTS mata kuliah Isu-isu Politik Kontemporer.
Selain itu, makalah ini bertujuan Untuk Mengetahui lebih jelas mengenai Mengapa terjadinya
Konflik permasalahan antara Rusia dan Ukraina apa saja penyebab terjadinya konflik tersebut
dampak apa saja yang terjadi karena konflik rusia dan ukraina dan siapa saja yang terlibat
dalam konflik tersebu bagi para pembaca dan juga bagi penulis.

Penulis mengucapkan terima kasih kepada Bapak Ibrahim Mifhafariz S.Ip., M.P.A.
selaku Dosen Mata Kuliah Isu-isu Politik Kontemporer. Ucapan terima kasih juga
disampaikan kepada semua pihak yang telah membantu diselesaikannya makalah ini.

Penulis menyadari makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh sebab itu, saran dan kritik
yang membangun diharapkan demi kesempurnaan makalah ini.

Palembang, 21 April 2022

Dera Anggraika
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL.......................................................................................................1
KATA PENGANTAR.....................................................................................................2
BAB I PENDAHULIAN.................................................................................................4
A. LATAR BELAKANG.........................................................................................4
B. RUMUSAN MASALAH.....................................................................................6
C. TUJUAN MASALAH.........................................................................................6
BAB II PEMBAHASAN.................................................................................................7
A. Sejarah Konflik Rusia dan Ukraina..................................................................7
B. Alasan Mengapa Rusia dan Ukraina Terjadi Konflik.....................................9
C. Penyebab terjadinya Konflik Rusia dan Ukraina...........................................10
D. Dampak terjadinya konflik Rusia dan Ukraina..............................................11
E. Kelompok yang terlibat Konflik Rusia dan Ukraina......................................12

BAB III PENUTUP.......................................................................................................15

A. ANALISIS...........................................................................................................15
B. ALASAN MENGAMBIL ISU KONFLIK RUSIA DAN UKRAINA............16

DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................17
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Rusia dan Ukraina merupakan dua negara merdeka, yang muncul paska runtuhnya Uni
Soviet pada tahun 1991. Kedua negara pecahan ini tentunya memiliki hubungan baik secara
sosial, budaya dan ekonomi. Meski begitu, tidak dengan politik, dimana keduanya justru
memiliki sejarah konflik politik yang panjang. Lantas, apa latar belakang konflik Rusia dan
Ukraina yang saat ini tengah memanas? Menurut catatan sejarahnya, konflik Rusia dan
Ukraina sudah lama terjadi. Dahulu Ukraina, Rusia, dan negara tetangga Belarusia menjadi
negara adidaya di abad pertengahan. Sebagian besar wilayahnya mencakup Eropa Timur.
Menurut berbagai catatan lainnya, Rusia dan Ukraina seringkali terlibat konflik ketika
Revolusi Bolshevik terjadi pada 1917.

Pada masa itu, Ukraina membentuk pemerintahan sementara dan memproklamirkan


dirinya sebagai republik dalam struktur Federasi Rusia setelah penggulingan kaisar Soviet
pada Februari 1917.Dengan runtuhnya monarki Rusia pada tahun 1917 di bawah ketegangan
perang dan perselisihan politik, Ukraina mendirikan badan koordinasi mereka, Central Rada
(Dewan), yang segera berkembang menjadi parlemen revolusioner.Pemerintah Sementara
Rusia memberikan Ukraina otonomi dengan nama Republik Rakyat Ukraina (UNR), tetapi
kaum Bolshevik kemudian menolak untuk mengakuinya dan menyerbu Ukraina untuk
memasukkannya ke dalam negara Soviet.UNR mendeklarasikan kemerdekaan penuh pada
Januari 1918 dan menandatangani perjanjian damai dengan Blok Sentral di Brest sebelum
kaum Bolshevik melakukan hal yang sama.Pemerintah Jerman mengangkat seorang raja
Ukraina di bawah gelar bersejarah hetman, tetapi UNR kembali berkuasa setelah berakhirnya
Perang Dunia Pertama dan memproklamirkan penyatuan dengan tanah Ukraina bekas
Kekaisaran Austro-Hungaria.Kedua negara Ukraina sempat memproklamirkan persatuan
mereka pada awal 1919, tetapi kemerdekaan itu berumur pendek, karena mereka terlibat
konflik tiga arah melawan pasukan dari Polandia dan Rusia. Pemerintah Ukraina secara
singkat bersekutu dengan Polandia, tetapi tidak dapat menahan serangan Soviet.

Pada tahun 1922, Ukraina menjadi salah satu republik konstituen asli dari Uni Republik
Sosialis Soviet (USSR) dan baru mendapatkan kembali kemerdekaannya setelah Uni Soviet
pecah tahun 1991. Referendum Ukraina pada bulan Desember 1991 menandai berakhirnya
persatuan, dan Rusia, Ukraina, dan Belarusia memulai pembubaran resminya.Pada tahun
1997, sebuah perjanjian komprehensif antara Rusia dan Ukraina menegaskan integritas
perbatasan Ukraina, sesuatu yang juga dijamin oleh Rusia dan kekuatan nuklir Barat dalam
Memorandum Budapest tahun 1994, ketika Ukraina setuju untuk menyerahkan persenjataan
nuklir buatan Soviet. Perjanjian ini berakhir pada 31 Maret 2019.

Tahun 2013 Awal mula krisis di Ukraina ketika terjadi protes di ibu kota Kyiv. Pada
November 2013, Presiden Viktor Yanukovych dari Ukraina menolak untuk kesepakatan dan
ekonomi dengan UNI Eropa.

Tahun 2014 Pasukan militer Rusia mengambil wilayah Krimea, Ukraina. Warga Krimea
juga memilih bergabung dengan Federasi Rusia dalam sebuah Referendum. Kemudian
Presiden Vladimir Putin menjelaskan perlunya perlindungan dan hak-hak warga negara
Rusia, serta penutur bahasa Rusia di Krimea dan Ukraina Tenggara.Krisis ini membuat
perpecahan etnis. Terjadi gerakan separatis yang mendukung Rusia di wilayah Donetsk dan
Luhansk, di Ukraina Timur. Gerakan separatis ini ingin melakukan deklarasi kemerdekaan
dari Ukraina.

Tahun 2015 Negara Ukraina mengalami krisis internasional bulan Juli, 2014. Hal ini
membuat Amerika Serikat dan Uni Eropa (UE) berselisih dengan Rusia.

Tahun 2016 NATO mengumumkan aliansi akan mengerahkan 4 batalyon ke Eropa Timur
seperti Estonia, Latvia, Lithuania, dan Polandia. Pasukan ini untuk mencegah agresi Rusia di
wilayah Eropa Timur.Pasukan NATO ini bergabung dengan dua brigade tank Angkatan Darat
Amerika Serikat. Pengerahan pasukan ini terjadi bulan September 2017. Sejak konflik di
tahun 2014, warga Ukraina mendapatkan serangan siber. Tahun 2016, warga Kyiv terkena
pemadaman listrik. Tahun 2017 terjadi serangan siber komputer pemerintah dan bisnis di
Ukraina.

Tahun 2018 Ukraina menyetujui untuk bergabung dengan NATO untuk latihan udara skala
besar bulan Oktober 2018. Pelatihan tersebut dilakukan di wilayah Ukraina Barat. Latihan
tersebut dilakukan 1 bulan setelah Rusia mengadakan latihan militer tahunan.
B. Rumusan Masalah

1.Bagaimana Sejarah Konflik Rusia dan Ukraina ?

2.Apa Alasan Terjadinya Konflik Rusia dan Ukraina ?

2. Apa Penyebab Terjadinya Konflik Rusia dan Ukraina?

3.Apa Saja Dampak terjadinya konflik Rusia dan Ukraina?

4.Siapa Saja yang ikut terlibat Konflik Rusia dan Ukraina?

C. Tujuan

Tujuan Penulisan Makalah ini yaitu Untuk Mengetahui lebih jelas mengenai Mengapa
terjadinya Konflik permasalahan antara Rusia dan Ukraina apa saja penyebab terjadinya
konflik tersebut dampak apa saja yang terjadi karena konflik rusia dan ukraina dan siapa saja
yang terlibat dalam konflik tersebut.
BAB II

PEMBAHASAN

Pada 24 Februari 2022, Rusia mulai menyerang Ukraina hingga mengakibatkan


adanya ledakan di sejumlah kota besar di Ukraina. Serangan di sejumlah kota besar di
Ukraina tersebut dilakukan usai Presiden Rusia Vladimir Putin mengatakan dalam pidatonya
mengenai pendeklarasian operasi militer khusus di Ukraina. Beberapa saat usai pidato tayang,
suara ledakan terdengar di Kramators, Ukraina. Usai serangan tersebut setidaknya terdapat
137 warga Ukraina yang tewas dan 316 orang mengalami luka.

A.Sejarah Konflik Rusia dan Ukraina

Sejarah konflik Rusia vs Ukraina Dilansir dari Al Jazeera, sekitar 1.200 tahun lalu, Rusia,
Ukraina, dan Belarusia lahir di tepi Sungai Dnieper di Kievan Rus, sebuah negara adidaya
pada abad pertengahan yang luasnya mencakup sebagian besar Eropa Timur. Meski dari
tanah yang sama, Rusia dan Ukraina memiliki perbedaan yang menonjol, mulai dari bahasa,
sejarah, dan kehidupan politiknya. Namun, Putin berulang kali mengeklaim jika keduanya
adalah satu bagian dari peradaban Rusia.
Sementara Ukraina, berulang kali membantah klaim tersebut.

Keruntuhan Uni Soviet (1991)

Pemimpin Uni Soviet kala itu, Mikhail Gorbachev mengundurkan diri pada 25 Desember
1991. Pengunduran dirinya ini sekaligus tanda keruntuhan Uni Soviet. Sebelum pengunduran
Gorbachev, tepatnya pada 1 Desember 1991, 90 persen warga Ukraina menyetujui
referendum kemerdekaan dari Uni Soviet. Presiden Ukraina, Belarusia, dan Rusia pun
bertemu untuk secara resmi membubarkan Uni Soviet, sesuai aturan yang tertulis dalam
Konstitusi Uni Soviet.

Dengan demikian, Ukraina merdeka secara de jure (berdasarkan hukum) dan diakui oleh
komunitas internasional. Setelah Ukraina merdeka, hubungannya dengan Rusia mulai
memanas saat Viktor Yushchenko terpilih sebagai Presiden Ukraina pada 2005. Selama
periode kepemimpinan Yushchenko, Ukraina cenderung mendekat ke Uni Eropa ketimbang
Rusia. Hal inilah yang kian memanaskan hubungan keduanya. Hubungan keduanya lumayan
mereda saat pemilihan umum (pemilu) 2010, Viktor Yanukovych terpilih menjadi Presiden
Ukraina. Yanukovych adalah seseorang yang didukung oleh Rusia dan menginginkan
Ukraina lebih dekat dengan Moskwa (ibu kota Rusia).

Krisis 2013
Ukraina dilanda krisis dengan merebaknya protes di ibu kota Kiev, pada November 2013.
Kala itu, massa menentang keputusan Yanukovych yang menolak kesepakatan integrasi
ekonomi yang lebih besar dengan Uni Eropa. Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya,
kepemimpinan Yanukovych cenderung dekat dengan Rusia. Inilah yang menjadikan ia
menolak integrasi ekonomi Uni Eropa. Setelah tindakan keras oleh pasukan keamanan, massa
unjuk rasa justru bertambah dan konflik pun semakin meningkat. Puncaknya adalah pada
Februari 2014, saat parlemen Ukraina melengserkan Yanukovych dari jabatannya.
Pelengseran Yanukovych menyebabkan konflik dalam pemerintahan Ukraina. Pemerintahan
terbagi menjadi dua kubu, yakni pendukung Uni Eropa dan pendukung Rusia. Pendukung
Uni Eropa berasal dari masyarakat dan politisi Ukraina daratan, sedangkan pendukung Rusia
berasal dari masyarakat dan politikus Krimea, sebuah semenanjung di kawasan Laut Hitam.

Krisis Krimea (2014)

Awal 2014, Krimea meminta bantuan Rusia untuk menyelesaikan konflik di dalam
negerinya. Pemerintah Rusia pun menerima permintaan tersebut dan mengirimkan
pasukannya untuk menduduki Krimea. Hal tersebut Rusia lakukan lantaran letak geopolitik
Krimea yang strategis dan bisa dimanfaatkan Rusia untuk memperkuat pengaruh di kawasan
Eropa Timur dan Timur Tengah. Melihat campur tangan Rusia atas konflik dalam negeri
Ukraina, Uni Eropa pun mengecam.
Situasi Ukraina kemudian meningkat pada Juli 2014 dan membuat Amerika Serikat (AS) dan
Uni Eropa berselisih dengan Rusia. Sementara itu, sejak akhir Februari 2014, demonstrasi
oleh kelompok pro-Rusia dan anti-pemerintah berlangsung di kota-kota besar di seluruh
timur dan selatan Ukraina. Protes di wilayah Donetsk dan Luhansk meningkat dan
berkembang menjadi pemberontakan separatis bersenjata.

Hal tersebut membuat pemerintah Ukraina meluncurkan serangan militer balasan terhadap
pemberontak yang berdampak pada munculnya konflik bersenjata di Donbass.
Gagalnya Perjanjian Minsk (2015)
Sejak Februari 2015, Rusia dan Ukraina telah berusaha untuk menghentikan kekerasan
melalui Perjanjian Minsk, dengan Perancis dan Jerman sebagai penengah. Perjanjian tersebut
mencakup ketentuan untuk gencatan senjata, penarikan persenjataan berat, serta kontrol
penuh pemerintah Ukraina di seluruh zona konflik. Namun, upaya damai ini gagal dan
konflik bersenjata di Donbass masih terus berlangsung hingga sekarang.

Ukraina ingingabungNATO
Konflik Rusia vs Ukraina yang terjadi saat ini juga disebabkan keinginan Ukraina untuk
bergabung dengan North Atlantic Treaty Organization (NATO). Keinginan Ukraina tersebut
semakin memicu ketegangan antar keduanya. NATO sendiri adalah organisasi pertahanan
dan keamanan di kawasan Atlantik Utara yang meliputi negara-negara Eropa, Amerika
Serikat, dan Kanada. Beberapa negara bekas Uni Soviet juga menjadi bagian dari NATO,
seperti Lithuania, Estonia, dan Latvia.

B.Alasan Mengapa Rusia Dan Ukraina Terjadi Konflik

Dikutip dari BBC, beberapa saat sebelum serangan, Putin dalam pidatonya menyebut, alasan
Rusia menyerang adalah karena Rusia tak bisa merasa aman, berkembang, dan eksis karena
menurutnya Ukraina modern adalah ancaman yang konstan. Adapun Rusia menolak untuk
menyebut serangan sebagai perang ataupun invasi. Putin mengeklaim bahwa tujuannya
melakukan perang adalah untuk melindungi orang-orang yang menjadi sasaran intimidasi dan
genosida.

Selain itu, Putin menyebut serangan tersebut bertujuan untuk demiliterisasi dan denazifikasi.
Meski demikian, alasan tersebut dibantah oleh Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky.
Zelensky mengatakan tak ada genosida di Ukraina. Zelensky juga menyebut Ukraina adalah
negara demokrasi dengan seorang Presiden Yahudi. “Bagaimana saya bisa menjadi seorang
Nazi?” kata Zelensky.

Ukraina adalah bagian dari Rusia Banyak pihak menilai, alasan kuat serangan Putin ke
Ukraina sebenarnya yang utama adalah akibat rencana Ukraina yang ingin bergabung ke
NATO. Dikutip dari laman CNN, Putin sempat mengatakan bahwa ekspansi NATO adalah
ancaman eksistensi dan jika Ukraina bergabung dengan aliansi militer Barat hal ini adalah
sebuah tindakan permusuhan yang bisa memberikan ancaman bagi Rusia. Selama ini, Putin
telah menekankan pandangannya bahwa Ukraina adalah bagian dari Rusia secara budaya,
bahasa, dan politik. Karena itulah, Putin menentang bergabungnya Ukraina ke NATO. Rusia
bahkan menuntut jaminan hukum bahwa Ukraina tak akan pernah diterima di NATO ,
meskipun tuntutan tersebut ditolak. Dalam sebuah esai pada Juli 2021, Putin menyebut Rusia
dan Ukraina sebagai satu bagian dan mengatakan Barat telah merusak Ukraina dan
menariknya keluar dari orbit Rusia. Namun sejauh ini tampaknya upaya Putin untuk menarik
kembali Ukraina ke wilayah Rusia telah mendapat banyak reaksi. Dalam tiga dekade terakhir,
Ukraina telah berusaha merapat ke lembaga-lembaga Barat seperti Uni Eropa dan NATO.
Akibat tindakannya, Rusia mendapat kecaman internasional dengan Amerika Serikat, Uni
Eropa, Jepang, Australia dan Inggris memberikan sanksi terhadap Rusia.

C. Penyebab Terjadinya Konflik Rusia dan Ukraina


1. Tahun 2013 Awal mula krisis di Ukraina ketika terjadi protes di ibu kota Kyiv, Ukrarina.
Pada November 2013, Presiden Viktor Yanukovych dari Ukraina menolak untuk kesepakatan
dan ekonomi dengan UNI Eropa.

2. Tahun 2014 Pasukan militer Rusia mengambil wilayah Krimea, Ukraina. Warga Krimea
juga memilih bergabung dengan Federasi Rusia dalam sebuah Referendum. Kemudian
Presiden Vladimir Putin menjelaskan perlunya perlindungan dan hak-hak warga negara
Rusia, serta penutur bahasa Rusia di Krimea dan Ukraina Tenggara. Krisis ini membuat
perpecahan etnis. Terjadi gerakan separatis yang mendukung Rusia di wilayah Donetsk dan
Luhansk, di Ukraina Timur. Gerakan separatis ini ingin melakukan deklarasi kemerdekaan
dariUkraina.

3. Tahun 2015 Negara Ukraina menjadi krisis internasional bulan Juli, 2014. Hal ini membuat
Amerika Serikat dan Uni Eropa (UE) berselisih dengan Rusia. Terjadi kecelakaan pesawat
penerbangan Malaysia Airlines yang ditembak jatuh di wilayah udara Ukraina. Kecelakaan
pesawat tersebut menewaskan 298 penumpang. Bulan Oktober 2015, penyelidik dari Belanda
menyimpulkan pesawat tersebut jatuh karena rudal darat ke udara buatan Rusia.

4. Tahun 2015 Para penyelidik menjelaskan sistem rudal disediakan oleh Rusia bulan
September 2016. Sebelumnya negara Perancis, Jerman, Rusia, dan Ukraina melakukan
kesepakatan untuk menghentikan kekerasan di bulan Februari tahun 2015. Perjanjian tersebut
mencakup gencatan senjata, penarikan senjata, dan kontrol penuh pemerintah Ukraina, untuk
mengurus wilayah konflik. Tetapi penyelesaian diplomasi tidak berhasil.

5. Tahun 2016 NATO mengumumkan aliansi akan mengerahkan 4 batalyon ke Eropa Timur
seperti Estonia, Latvia, Lithuania, dan Polandia. Pasukan ini untuk mencegah agresi Rusia di
wilayah Eropa Timur. Pasukan NATO ini bergabung dengan dua brigade tank Angkatan
Darat Amerika Serikat. Pengerahan pasukan ini terjadi bulan September 2017. Sejak konflik
di tahun 2014, warga Ukraina mendapatkan serangan siber. Tahun 2016, warga Kyiv terkena
pemadaman listrik. Tahun 2017 terjadi serangan siber komputer pemerintah dan bisnis di
Ukraina.

6. Tahun 2018 Ukraina menyetujui untuk bergabung dengan NATO untuk latihan udara skala
besar bulan Oktober 2018. Pelatihan tersebut dilakukan di wilayah Ukraina Barat. Latihan
tersebut dilakukan 1 bulan setelah Rusia mengadakan latihan militer tahunan.

D. Dampak Konflik Ukraina dan Rusia


Konflik antara Rusia dan Ukraina berdampak pada politik, pengendalian senjata, terorisme,
dan ekonomi di dunia. Konflik di Ukraina beresiko memperburuk hubungan antara Amerika
Serikat dan Rusia. Mengutip dari mei.edu berikut dampak konflik Ukraina dan Rusia:

1. Krisis Energi Konflik kedua negara akan berpengaruh pada pasokan gas alam di Eropa.
Selain itu harga minyak bisa meningkat karena konflik ini. Pembeli tidak dapat membeli
produk energi dari Rusia. Gas alam Rusia menyumbang sekitar 40% pasar Uni Eropa.
Makanya, konflik ini bisa mempengaruhi harga gas alam dan minyak dunia.

2. Bidang Pertanian Ukraina mengekspor gandum sekitar 95% melalui laut hitam. Sekitar
50% ekspor gandung dikirim ke negara Timur Tengah dan Afrika Utara. Ukraina juga
memasok jagung ke Mesir. Konflik antara Rusia dan Ukraina dapat berdampak pada pasokan
pertanian ke negara Afrika dan Timur Tengah. Akibatnya terjadi kenaikan harga di bidang
pertanian.

3. Krisis Kemanusiaan Akibat konflik di Ukraina terjadi krisis kemanusiaan. Persatuan


Bangsa-Bangsa (PBB), memperkirakan jumlah penerima bantuan di tahun 2022 akan
meningkat
4. Terjadi Inflasi Amerika termasuk produsen dan pengekspor energi, sehingga ekonomi
tidak berdampak pada konflik Ukraina. Tetapi konflik antara Rusia dan Ukraina berdampak
pada inflasi.

5. Kenaikan Suku Bunga Cara mengatasi inflasi adalah menaikkan suku bunga. Sebagian
besar pakar ekonomi memperkirakan terjadi lonjakan harga karena konflik di Ukraina.
Konflik ini berdampak pada inflasi jangka panjang.

E.7 Kelompok Bersenjata yang Terlibat Pertempuran Rusia vs Ukraina

1. Pasukan Militer Rusia


Berdasarkan Global Fire Power, saat ini Rusia sendiri menduduki peringkat kedua dari total
140 negara yang memiliki pasukan militer.Negeri Beruang Merah itu memiliki total 1,35 juta
serdadu yang terdiri dari 850 ribu prajurit aktif, 250 ribu tentara cadangan, dan 250 ribu
sisanya paramiliter.Rusia memiliki 4.173 pesawat tempur dan lebih dari 2.000 helikopter.
Mereka juga memiliki 12.420 tank, 3.391 peluncur roket, dan 70 kapal selam.Sampai
pertengahan Maret ini, Rusia telah mengirim 190 ribu serdadu ke perbatasan Ukraina.

2. Pasukan Milter Ukraina


Ukraina memiliki 42 pesawat tempur, lima pesawat misi khusus, 111 helikopter, dan 34
helikopter serang.

3. Pasukan Chechen Rusia


Rusia mengirim ribuan pasukan Chechen dari Republik Chechnya untuk membuat pejuang
Ukraina gentar.Pakar dari agensi pertahanan intelijen Janes, James Rands, mengatakan
keberadaan pasukan Chechen diyakini mampu menambah teror psikis terhadap para pejuang
Ukraina.

4. Resimen Azov Ukraina


Batalion Azov atau yang dikenal dengan Resimen Azov merupakan paramiliter atau pasukan
milisi relawan Ukraina yang didirikan pada Mei 2014.Para batalion yang sebagian besar
bermarkas di Kota Mariupol merupakan kelompok militer yang terlatih dengan baik dan
terdiri dari nasionalis dan radikal sayap kanan.Rusia pun menuduh Batalion Azov sebagai
kelompok ekstremis Neo-Nazi yang mengganggu stabilitas keamanan di negara
mereka.Mulanya, Azov merupakan milisi sukarelawan yang dibentuk di kota Berdyansk
untuk mendukung tentara Ukraina dalam memerangi separatis pro-Rusia di Ukraina timur.
Beberapa pejuangnya berasal dari kelompok sayap kanan Pravyi (Sektor Kanan), yang
anggota intinya merupakan warga Ukraina timur dan berbicara bahasa Rusia.Kelompok itu
juga sempat menganjurkan persatuan bangsa Slavia Timur yang terdiri dari Rusia, Belarusia,
dan Ukraina. Kala itu, para pejuang Azov terdiri dari pendukung sepak bola dan yang lainnya
dari kalangan nasionalis.

5. Tentara Bayaran Rusia Wagner Group


Tentara Bayaran Rusia Wagner Group merupakan pasukan yang dibayar oleh Rusia untuk
membantunya melawan Ukraina.Kehadiran Wagner Group bukanlah sebuah kejutan karena
mereka sudah beberapa kali menjalin kedekatan dengan Presiden Rusia Vladimir Putin.
Wagner Group dituding menjadi bagian dari upaya separatisme di Luhansk dan Donetsk agar
berpisah dari Ukraina. Mereka juga ditengarai terlibat pertempuran di beberapa negara Afrika
seperti Libya, Suriah, Mozambique, Mali, Sudan, dan Republik Afrika Tengah. Berdasarkan
laporan Uni Eropa, Wagner Group dibentuk oleh mantan tentara Rusia Dmitry Utkin pada
2014 sebagai organisasi militer swasta. Ia pernah bertugas sebagai agen Badan Intelijen
Federal Rusia (GRU) dengan pangkat Letnan Kolonel. Pada 2016, Utkin pernah diundang
oleh Putin ke Istana Kremlin pada sebuah acara penyerahan penghargaan bagi tentara yang
bertugas di Ukraina dua tahun sebelumnya.

Seorang pengusaha Rusia Yevgeny Prigozhin dikabarkan menjadi salah satu pengalir dana
operasional Wagner Group, sekaligus menyediakan amunisi dan pesawat udara. Sayangnya,
belum ada informasi jelas besaran anggaran Wagner Group dan upah anggotanya.
6. Milisi Asal Suriah
Putin disebut setuju untuk merekrut sukarelawan dari Timur Tengah, khususnya Suriah untuk
membantu pasukan Negeri Beruang Merah melawan Ukraina demi merebut Kyiv.Proses
perekrutan disebut telah berlangsung di berbagai wilayah Suriah. Pada Jumat (11/3), Menteri
Pertahanan Rusia Sergei Shoigu mengungkapkan terdapat 16 ribu pendaftar asal Timur
Tengah. Namun ia tidak menjelaskan secara rinci daftar negara yang ikut
berpartisipasi.Sejumlah aktivis oposisi Suriah mengatakan Rusia baru-baru ini memulai
upaya perekrutan di Suriah untuk perang Ukraina. Namun sejauh ini skala upaya tersebut
dalam jumlah yang jauh lebih rendah.
Aktivis Omar Abu Layla mengatakan perekrutan yang dijalankan oleh Kelompok Wagner
telah berlangsung selama berhari-hari di provinsi timur Deir el-Zour dekat perbatasan dengan
Irak. Abu Layla mengatakan bahwa puluhan orang telah mendaftar di provinsi tersebut.
Dia juga mengklaim Rusia menawarkan sukarelawan dari negara bayaran sebesar $200 dan
$300 untuk beroperasi sebagai penjaga keamanan di Ukraina selama enam bulan.

7. Relawan Internasional Pro-Ukraina


Wakil Menteri Dalam Negeri Ukraina, Yevhen Yenin, mengatakan Ukraina telah membentuk
legiun internasional dari relawan asing, Selasa (8/3) lalu. Kombatan asing yang bertarung
melawan Rusia juga diizinkan untuk mendaftarkan diri menjadi warga negara Ukraina.
"Ukraina membentuk Legiun Internasional Pertahanan Wilayah yang beranggotakan warga
asing yang ingin bergabung melawan agresor Rusia dan mempertahankan keamanan global,"
kata Yenin dalam media pemerintah Ukraina, Ukrinform, dikutip dari CNN.Tak hanya itu,
Yenin mengklaim orang yang mendaftar ke unit tersebut juga semakin meningkat. Meski
demikian, CNN belum bisa mengonfirmasi jumlah tersebut.
BAB III

PENUTUP

A. Analisis

Rusia dan Ukraina merupakan dua negara merdeka, yang muncul paska runtuhnya Uni Soviet
pada tahun 1991. Kedua negara pecahan ini tentunya memiliki hubungan baik secara sosial,
budaya dan ekonomi. Meski begitu, tidak dengan politik, dimana keduanya justru memiliki
sejarah konflik politik yang panjang. latar belakang konflik Rusia dan Ukraina yang saat ini
tengah memanas Menurut catatan sejarahnya, konflik Rusia dan Ukraina sudah lama terjadi.
Dahulu Ukraina, Rusia, dan negara tetangga Belarusia menjadi negara adidaya di abad
pertengahan. Sebagian besar wilayahnya mencakup Eropa Timur. Menurut berbagai catatan
lainnya, Rusia dan Ukraina seringkali terlibat konflik ketika Revolusi Bolshevik terjadi pada
1917. Sejarah konflik Rusia vs Ukraina Dilansir dari Al Jazeera, sekitar 1.200 tahun lalu,
Rusia, Ukraina, dan Belarusia lahir di tepi Sungai Dnieper di Kievan Rus, sebuah negara
adidaya pada abad pertengahan yang luasnya mencakup sebagian besar Eropa Timur. Meski
dari tanah yang sama, Rusia dan Ukraina memiliki perbedaan yang menonjol, mulai dari
bahasa, sejarah, dan kehidupan politiknya. Namun, Putin berulang kali mengeklaim jika
keduanya adalah satu bagian dari peradaban Rusia.Sementara Ukraina, berulang kali
membantah klaim tersebut.
Dikutip dari BBC, beberapa saat sebelum serangan, Putin dalam pidatonya menyebut, alasan
Rusia menyerang adalah karena Rusia tak bisa merasa aman, berkembang, dan eksis karena
menurutnya Ukraina modern adalah ancaman yang konstan. Adapun Rusia menolak untuk
menyebut serangan sebagai perang ataupun invasi. Putin mengeklaim bahwa tujuannya
melakukan perang adalah untuk melindungi orang-orang yang menjadi sasaran intimidasi dan
genosida. Konflik antara Rusia dan Ukraina berdampak pada politik, pengendalian senjata,
terorisme, dan ekonomi di dunia. Konflik di Ukraina beresiko memperburuk hubungan antara
Amerika Serikat dan Rusia. Mengutip dari mei.edu berikut dampak konflik Ukraina dan
Rusia:
1. Krisis Energi Konflik kedua negara akan berpengaruh pada pasokan gas alam di Eropa.

2.Bidang Pertanian Ukraina mengekspor gandum sekitar 95% melalui laut hitam.
3. Krisis Kemanusiaan Akibat konflik di Ukraina terjadi krisis kemanusiaan.

4. Terjadi Inflasi Amerika termasuk produsen dan pengekspor energi, sehingga ekonomi
tidak berdampak pada konflik Ukraina. Tetapi konflik antara Rusia dan Ukraina berdampak
pada inflasi.

5. Kenaikan Suku Bunga Cara mengatasi inflasi adalah menaikkan suku bunga.
Ada 7 Kelompok Bersenjata yang Terlibat Pertempuran Rusia vs Ukraina
1. Pasukan Militer Rusia
2. Pasukan Milter Ukraina
3. Pasukan Chechen Rusia
4. Resimen Azov Ukraina
5. Tentara Bayaran Rusia Wagner Group.
6. Milisi Asal Suriah
7. Relawan Internasional Pro-Ukraina.

B. Alasan mengapa mengambil isu Konflik Rusia dan Ukraina

Alasan mengapa saya membahas Isu Konflik Rusia dan Ukraina ini dikarenakan awal
mula saya melihat banyak berita di televisi maupun media sosial yang pada saat itu tidak
henti-hentinya membahas mengenai konflik rusia dan ukraina hingga terjadi perang. Saat itu
ada rasa penasaran dan ingin tau saya mengenai hal tersebut oleh karena itu, saya mengambil
isu konflik Rusia dan Ukraina ini untuk mengetahui apakah ada sejarah sebelum terjadinya
konflik,apa penyebab nya,apakah ada alasan tertentu antara Rusia dan Ukraina untuk
melakukan perang tersebut,dampak apa saja yang terjadi ,serta siapa saja yang ikut terlibat di
dalam perang atau konflik tersebut.
DAFTAR PUSTAKA

https://www.kompas.com/tren/read/2022/02/25/060500265/sejarah-konflik-rusia-vs-ukraina?
page=all

https://www.kompas.com/tren/read/2022/03/04/190500665/kenapa-rusia-dan-ukraina-
perang-?page=all

https://katadata.co.id/safrezi/berita/621889ce4165b/dampak-dan-penyebab-konflik-rusia-
ukraina

https://www.cnnindonesia.com/internasional/20220319201652-134-773662/7-kelompok-
bersenjata-yang-terlibat-pertempuran-rusia-vs-ukraina/2

Anda mungkin juga menyukai