Anda di halaman 1dari 15

Upaya PBB Sebagai Organisasi Internasional Dalam Menengahi Konflik

Rusia-Ukraina

Mata Kuliah : Organisasi Internasional

Dosen Pengampu : Hasbi Asyidiqi, S.Sos.,M.Si

Di susun Oleh :

Hafifa Haerani

L1A021095 (C)

PROGRAM STUDI HUBUNGAN INTERNASIONAL

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN POLITIK

UNIVERSITAS MATARAM

2023

1
DAFTAR ISI

Cover
Daftar isi.........………………………………......…..….………………………..2
BAB I PENDAHULUAN.............................….........….………………………..3
1. Latar Belakang….......................…………...........……………………….3
2. Pertanyaan Penelitian..…................…...........………….....….…………..6
BAB II PEMBAHASAN
1. Metode PBB dalam upaya menengahi konflik Rusia-Ukraina……..……8
2. Peran PBB dalam konflik Rusia-Ukraina.……………….….…………..10
BAB III PENUTUP
Kesimpulan…......................................……..………………………….………14
DAFTAR PUSTAKA…....................................…………….……………….…14

2
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Secara Historis, Fenomena konflik yang terjadi antara Rusia-Ukraina dikatakan


berlangsung sudah cukup lama. Hal tersebut berawal dari Runtuhnya Uni Soviet, Tetapi
konflik tersebut memuncak ketika akhirnya, Ukraina menolak supremasi Rusia dan
memilih untuk mencari cara untuk bergabung dengan Uni Eropa dan NATO. Selain itu,
pada 2014, Rusia juga melakukan aneksasi terhadap wilayah Ukraina, yakni Krimea.
aneksasi tersebut berakhir dengan bergabungnya Krimea dengan Federal Rusia. Rusia
menganggap bahwa Ukraina ini merupakan “saudara sepenanggungan” sebab Ukraina
memiliki ras, dan bahasa yang sama serta letak geografis yang berdekatan dengan Rusia.
Tetapi ketika runtuhnya Uni Soviet, Rusia beranggapan bahwa Ukraina tak lagi
berpihak kepadanya, dan lebih condong terhadap koloni rivalnya, yakni Amerika
Serikat.

Dalam berpolitik, Rusia juga sering mengintervensi Politik Ukraina, namun hal
tersebut berakhir sejak Rusia menganeksasi Krimea sehingga arus politik Ukraina
menjadi bertolak belakang dengan Rusia. Pada sisi politik juga, kekhawatiran Rusia
terkait Ukraina ini terletak pada usaha bergabungnya Ukraina dengan NATO dimulai
sejak tahun 2006. Secara geografis, Rusia dan Ukraina merupakan dua daerah yang
berbatasan langsung, dimana Ukraina berbatasan dengan wilayah territorial barat Rusia.
hal tersebut tentu saja membuat khawatir Rusia jika NATO sewaktu-waktu akan
membawa persenjataan ke perbatasan Ukraina yang tentu akan mengancam keamanan
kota-kota besar Rusia.

3
Di sisi lain, alasan Rusia melakukan Agresi militer ke Ukraina adalah adanya
permintaan bantuan dari kaum Separatis di Ukraina timur, yang menyebabkan peristiwa
tersebut tentu saja juga akan mengancam keamanan dan perdamaian Internasional.1
Oleh sebab itu, diperlukan adanya campur tangan dari PBB atau Perserikatan
Bangsa-bangsa dalam menengahi konflik berkelanjutan antara Rusia-Ukraina. Sebab,
PBB merupakan suatu organisasi internasional dalam skala besar yang memiliki lebih
dari 100 Anggota dari berbagai negara dan memiliki wewenang untuk mencegah
hadirnya perang dunia yang baru. Melalui Dewan Keamanan PBB, PBB memiliki
tuntutan dan tanggung jawab yang fokusnya pada ranah perdamaian dan keamanan
internasional.

Membahas mengenai dua komponen tersebut, tugas dan fungsi dari Dewan
Keamanan PBB sejatinya ialah yang pertama sebagai penjaga keadaan dunia
internasional yang melingkupi perdamaian dan keamaanan sebagaimana seperti telah
dicantumkan pada piagam PBB dalam pasal 24 sampai dengan 26. Yang kedua, Dewan
Keamanan PBB bertugas dalam upaya penegakan bagi negara-negara terutama negara
yang terlibat perang serta mengatur penggunaan senjatanya dalam perang agar tetap
memperhatikan nilai kemanusiaan yang telah diatur dalam Hukum Humaniter
Internasional Kebiasaan dan Konvensu Den Haag IV pada tahun 1907 yang dikeluarkan
melalui resolusi.2

1
Amelia and Tansia, (2015). “Peran Dewan Keamanan Perserikatan Bangasa Bangsa Dalam Pembatasan
Penggunaan Senjata.”
2
Susetio et al., (2022). “Perang Rusia-Ukraina : Mencari Keseimbangan Dunia Baru.”

4
Dalam menangani konflik berkelanjutan Rusia - Ukraina, PBB kemudian ikut andil
berupa dikeluarkannya resolusi yang telah disetujui oleh berbagai Negara, termasuk
Indonesia. Resolusi tersebut dibagi beberapa poin, Yakni resolusi pertama berupa
penuntutan terhadap gencatan senjata dan penarikan semua pasukan Rusia di Ukraina,

Kedua, Menyalahkan Rusia atas kriris kemanusiaan dan menyerukan perlindungan


warga sipil Ukraina serta rumah dan infrastruktur penting demi kelangsungan hidup
mereka. Ketiga, mengutuk upaya aneksasi Rusia terhadap empat wilayah Ukraina.
Keempat, PBB menegaskan tidak akan mengakui wilayah yang direbut dengan
kekuatan militer.

Resolusi-resolusi tersebut menandakan tindakan tegas yang dilakukan PBB sebagai


alternatif mendorong berakhirnya invasi yang dilakukan Rusia kepada Ukraina. Di lain
sisi, Resolusi ini bertujuan untum memperlihatkan dukungan PBB terhadap pengakuan
dan penegasan kembali kedaulatan dan integritas wilayah teritorial Ukraina. Tetapi,
Pada realitanya, PBB kesulitan untuk menangani ketika Rusia mengeluarkan Hak
Vetonya, hal tersebut dikarenakan posisi krusial Rusia dalam kepemilikan hak veto di
Dewan Keamanan PBB. Dengan Adanya Hak Veto yang dimiliki Rusia seperti
menghilangkan harapan terhadap keputusan Dewan Keamanan dan resolusi-resolusi
yang telah dikeluarkan oleh PBB. Hak veto yang dimiliki Rusia tersebut
memungkinknan Rusia untuk melemahkan keputusan Dewan Kemanan. Kemudian hal
tersebut menjadikan resolusi-resolusi yang telah dikeluarkan hanya menjadi
angan-angan kosong saja.

5
Oleh sebab itulah, mengapa topik yang penulis gunakan menjadi menarik untuk
diteliti dan dikaji lebih detail. Fenomena Konflik Rusia-Ukraina ini perlu dibahas lebih
dalam lagi, sebab secara alamiah, penulis ingin mengetahui sampai sejauh mana resolusi
yang dikeluarkan PBB dapat berjalan dan diaplikasikan terutama setelah Rusia
mengeluarkan hak vetonya. Di lain sisi, Tujuan penulis melakukan penelitian ini ialah
untuk menganalisis Upaya-upaya yang nantinya akan dilakukan Dewan Keamanan PBB
untuk mampu mengakhiri Invasi Rusia terhadap Ukraina. Juga, untuk menjawab
pertanyaan bagaimana efektifitas dari peranan PBB terhadap isu maupun konflik
internasional.

1.2 Pertanyaan Penelitian

Berdasarkan uraian latar belakang yang penulis jabarkan, maka dapat direpresentasikan
identifikasi masalah yang penulis temukan ialah sebagai berikut :

Bagaimana metode yang digunakan PBB dalam upaya penyelesaian konflik


Rusia-Ukraina, serta seberapa efektif upaya tersebut sebagai alternatif yang kemudian
digunakan oleh PBB? dan bagaimana peran yang dilakukan PBB dalam menghadapi isu
ataupun konflik Internasonal, contohnya seperti konflik Rusia-Ukraina ini?

6
PEMBAHASAN

Pada akhir tahun 2021 atau tepatnya pada dua bulan terakhirnya, yaitu
November-Desember menjadi penanda terjadinya ketegangan Rusia - Ukraina yang
disebabkan oleh Rusia mengirim pasukannya sebanyak 100.000 diperbatasan Ukraina
yang kemudian hal tersebut menjadi perhatian dunia. Bagaimana tidak? Rusia dikenal
sebagai negara yang memiliki kekuatan nuklir yang tentu, hal tersebut dapat
mengancam perdamaian dunia. Ketegangan yang tejadi antara Rusia dan Ukraina ini
kemudian memuncak pada Februari 2022 dimana Rusia menyatakan melakukan
gencatan senjata terhadap Ukraina. Oleh sebab itu, Tatanan dunia dari berbagai aspek
seperti keamanan, politik internasional, serta aspek ekonomi ikut terancam karena
adanya konflik yang terjadi antara dua negara ini.

PBB atau Perserikatan Bangsa-Bangsa sendiri merupakan organisasi internasional


yang seharusnya memainkan peran penting dalam perdamaian dan penyelesaian
perselisihan antar negara. Oleh karenanya, setelah di keluarkannya berita penyerangan
Rusia terhadap Ukraina, PBB langsung mengklasifikasin bahwa tindakan tersebut
termasuk kedalam kekerasan dalam integritas tertorial karena melanggar kedaulatan
wilayah Ukraina. Selain itu, PBB melalui satuan unitnya yang disebut sebagai UNRIC
(United Nations Regional Information Centre) dan juga ICC (International Criminal
Court) mulai menginvestigasi hal-hal yang dianggap sebagai kejahatan perang karena
konflik ini menghasilkan banyak cedera kemanusiaan yang terjadi di wilayah Rusia
maupun Ukraina terhitung sejak tanggal 28 Februari.

7
Sebagai organisasi internasional, PBB juga ditekan untuk terus memiliki peran agar
dapat cepat memperbaiki hubungan kedua negara tersebut, hingga PBB kemudian
menganggapi dengan mengeluarkan resolusi melalui UNHCR (Dewan Hak Asasi
Manusia Perserikatan Bangsa-Bangsa) berupa pembentukan segera komisi investigasi
yang tidak memihak kedua belah pihak. Resolusi ini kemudian disetujui pada tanggal 5
Maret 2022, melalui Court of Justice (ICC) atau Mahkamah Internasional.

Metode PBB dalam upaya penyelesaian kontlik Rusia-Ukraina

Sebagai organisasi dunia yang memilki kekuasaan yang cukup besar, PBB tentu saja
telah sering terlibat dalam berbagai kegiatan penegakan hukum internasional, termasuk
terlibat dalam menengahi konflik yang terjadi antara dua negara. Oleh sebab itu, Upaya
PBB dalam menengahi konflik Rusia - Ukraina ini dilakukan dengan berjuang dalam
mencegah terjadinya perang besar dan berusaha melakukan rekonsiliasi dengan
menggunakan metode-metode yang terbagi menjadi beberapa, yaitu sebagai berikut ;

1. Preventive diplomacy, Diplomasi ini ditujukan untuk mengurangi adanya


ketegangan dan menyelesaikan perselisihan yang memungkinkan dapat berubah
menjadi konflik terbuka.
2. Peace making, Pada metode ini dibutuhkan upaya diplomasi dan perundingan yang
tujuannya ialah untuk mengurangi intensitas permasalahan yang terlanjur terjadi serta
membawa blokade-blokade yang sedang berkonfrontasi untuk mencapai jalan
tengah melalui cara-cara yang lebih koheren.
3. Peace building, di masa konflik, metode ini dapat digunakan untuk memperkuat
institusi seperti layanan sosial, pemerintahan dan peradilan agar dapat memperkokoh
pertahanan negara.

8
4. Peace keeping, Adanya amandemen peace keeping menjadi instrumen penting
untuk menjaga ketertiban dan perdamaian dunia. Sebab metode Peace keeping ini dapat
memberi wewenang kepada anggota PBB untuk menegakkan gencatan senjata,
membubarkan pasukan, melakukan pembatasan kontrol senjata, melatih serta
mengawasi pasukan polisi, dan memberikan pengawasan administratif untuk
melindungi pekerja bantuan kemanusiaan di masa perang.

Selain menggunakan metode dalam upaya penyelasaian konflik Rusia - Ukraina ini,
PBB juga memiliki berbagai fungsi tambahan yang dapat membantu dalam upaya
bersama mencegah dan mencoba menghentikan invasi yang dilakukakan Rusia terhadap
Ukraina. Fungsi-fungsi tersebut berupa Fungsi proteksi, Intergrasi, Sosialisasi,
3
Pengendali konflik, Koorperatif, Negosiasi, dan Arbitrase.

Pada Fungsi Negosiasi, dalam konteks perang antara Rusia-Ukraina, PBB memiliki
tanggung jawab untuk mempertemukan kedua belah pihak guna membahas jalan keluar
atas konflik yang sedang terjadi. Hal tersebut berkaitan dengan makna dari fungsi ini
yang berarti PBB menjadi fasilitator ataupun penengah untuk pertemuan pihak-pihak
yang berkonflik.

Selanjutnya ialah fungsi Pengendali konflik. Pada fungsi ini, PBB bertindak sebagai
aktor untuk mengendalikan dan mendorong kerjasama antara Rusia dan Ukraina agar
mampu mengakhiri konfrontasi yang terjadi. PBB sebagai aktor utama yang
megupayakan penyelesaian permasalahan harus bisa menjadi otoritas yang mengawasi
tindakan diantara kedua negara tersebut, agar problematika tidak semakin mengeruh.

3
Aryawan, (2023). “Peran Perserikatan Bangsa-Bangsa Sebagai Organisasi Internasional Dalam Kasus
Perang Rusia-Ukraine.”

9
Fungsi yang berikutnya, yaitu Arbitrase. Fungsi ini merupakan tempat dimana PBB
berperan penuh dan menggunakan seluruh kewenangannya dalam upaya resolusi
konflik dengan melakukan negosiasi serta meningkatkan pertemuan agar permasalahan
terselesaikan serta tidak terulang lagi di masa mendatang. Karena, konflik
Rusia-Ukraina ini sangat jelas berdampak signifikan di berbagai aspek kehidupan dalam
skala internasional.

Peran PBB dalam konflik Rusia-Ukraina

PBB atau perserikatan Bangsa-bangsa sebagai organisasi dunia, memiliki peran untuk
mempropagandakan terkait perdamaian dan keamanan internasional, berbagai hal telah
dilakukan sejak di beritakannya invasi yang dilakukan Rusia terhadap Ukraina, dimana
PBB melakukan pendekatan diplomasi dalam membicarakan terkait konflik dua negara
tersebut. Selain itu, PBB juga melakukan tindakan pencegahan preventif agar tidak
meningkatkan ketegangan dan perang tidak terealisasikan. Tetapi hal tersebut tetap saja
gagal ketika akhirnya Rusia secara resmi menyatakan perang kepada Ukraina. Maka
ketika perang antara Rusia dan Ukraina ini terjadi, PBB lamgsung turut andil dalam
menengahinya melalui keterlibatan langsung dewan keamanan PBB terhadap konflik
Rusoa-Ukraina ini. Dewan Keamanan PBB sendiri mengecam keras tindakan invasi
yang dilakukan Rusia tersebut karena telah melanggar hukum internasional, menganggu
keamanan global serta melanggar hak asasi manusia.

10
Maka dari itu, Perserikatan Bangsa-bangsa dalam menggunakan perannya,
melakukan tindakan berupa mengeluarkan tujuh resolusi yang khusus untuk rusia
karena telah menginvasi Ukraina. Tujuh resolusi tersebut berupa ;

1. Mengecam agresi yang dilakukan oleh Rusia terhadap Ukraina, serta mengutuk
deklarasi yang dilakukan pada tanggal 24 Februari 2022 oleh Rusia terkait 'operasi
militer khusus' di Ukraina. Resolusi tersebut juga berisikan tuntutan agar Rusia
mematuhi Piagam PBB Pasal 2, yang melarang anggotanya untuk secara paksa
melanggar integritas teritorial negara lain.

2. Menuntut agar keputusan yang dibuat oleh Rusia mengenai status wilayah Ukraina
di Donetsk dan Luhansk segera dibatalkan. Serta, menuntut Rusia untuk mengevakuasi
semua pasukan militernya dari wilayah Ukraina di dalam perbatasan dengan segera, dan
evakuasi tersebut di akui oleh dunia internasional.

3. Mengharuskan agar segala bentuk ancaman kekerasan kepada semua Negara


Anggota, termasuk Ukraina, segera dihentikan. Mengungkapkan rasa kekhawatiran
ekstrim tentang laporan penyerangan terhadap sasaran sipil seperti rumah, rumah sakit,
dan sekolah serta kematian warga sipil yang diakibatkannya, termasuk wanita, anak-
anak, orang tua, dan penyandang disabilitas.

4. Perserikatan Bangsa-Bangsa juga menyatakan bahwa, tidak akan mengakui wilayah


mana pun yang direbut dengan menggunakan kekuatan militer.

5. Memberikan peringatan kepada semua Negara tentang kewajiban mereka berdasar


pada Pasal 2 Piagam PBB untuk menghindari penggunaan kekerasan, ancaman,
maupun tindakan lain yang tidak sesuai dengan tujuan PBB, yaitu menyelesaikan
konflik internasional secara damai.

11
6. Mengingat bahwa wilayah tersebut adalah salah satu pengekspor utama gandum
dan produk pertanian lainnya di seluruh dunia membuat PBB juga mengkhawatirkan
potensi dampak konflik dari kerawanan pangan global. Maka dari itu, PBB kemudian
mendesak agar invasi yang dilakukan Rusia segera di akhiri.

7. Mengecam keputusan Rusia untuk memperkuat kesiapan pasukan nuklirnya.


Resolusi tersebut PBB lakukan karena tindakan yang dilakukan Rusia itu tentu saja
mengakibatkan ketegangan yang semakin memuncak dan memgancam keamanan
4
internasional.

Dari adanya pemaparan mengenai peran PBB dalam menangani konflik


Rusia-Ukraina ini sudah cukup memperlihatkan beragam tindakan yang dilakukan oleh
PBB, dengan tujuan untuk mampu meredamkan konflik dan menjaga perdamaian dunia.
PBB sendiri sebagai badan yang memiliki kuasa yang cukup kuat dalam hegemoninya
melakukan berbagai hal seperti rekonsiliasi, dan mengeluarkan resolusi yang dianggap
dapat menjadi solusi yang efektif untuk menanggapi konflik yang sedang berlangsung.
Maka dari tiu, sebagai organisasi internasional, PBB telah memenuhi salah satu
tugasnya, yaitu mengambil tindakan untuk mencegah peningkatan konflik.

4
Aryawan, (2023). “Peran Perserikatan Bangsa-Bangsa Sebagai Organisasi Internasional Dalam Kasus
Perang Rusia-Ukraine.”

12
Namun, Jika berbicara mengenai efektifias peran PBB dalam menangani konflik ini,
menurut perspektif penulis, PBB masih kurang tegas dan tidak memiliki kapabilitas
yang cukup kuat untuk dapat memberhentikan konflik. Mengapa demikian? karena
berkaca dari fakta yang terjadi, bahwa perseteruan antara Rusia dan Ukraina terus
berlanjut karena PBB belum siap menjatuhkan hukuman pada Rusia.

Pada saat dikeluarkannya resolusi ini, Rusia langsung meresepon dengan


menggunakan hak veto nya sebagai anggota dewan keamanan PBB. Namun, resolusi ini
di keluarkan oleh majelis umum PBB sehingga meskpiun Rusia menggunakan hak veto
nya, jenis resolusi ini tidak dapat di veto oleh anggota dewan keamanan PBB sekalipun.
Hal tersebut sedikit tidak dapat mempengaruhi Rusia, namun hasil dari resolusi ini
menyebabkan PBB tidak di izinkan untuk mengirim pasukan penjaga ke zona perang.

13
PENUTUP

Kesimpulan

PBB sebagai organisasi internasional telah menjalankan tugasnya dengan melakukan


berbagai upaya dalam menengahi konflik Rusia-Ukraina ini. Keterlibatan PBB sudah
mencerminkan makna dari hadirnya PBB sebagai organisasi internasional yang
anggotanya dari berbagai negara. PBB bahkan melakukan berbagai resolusi untuk dapat
menemukan tiik terang dari konflik ini. Selain itu, PBB juga melakukan tindakan
pencegahan tuntuk mengurangi dampak dari agresi militer yang dilakukan oleh Rusia.
Namun, pada realitanya, konflik ini masih berkelanjutan hingga saat ini, yang mau tidak
mau menjadikan PBB terus menerus melakukan tindakan represif untuk mengurangi
skala peningkatan konflik serta melalukan upaya terhadap kegiatan pelanggaran hukum
internasional yang dilakukan oleh Rusia. Tetapi, meski demikian, PBB masih terbilang
tidak memiliki kapabilitas yang memumpuni untuk mampu menghentikan konflik yang
terjadi.

DAFTAR PUSTAKA

Nawradita, S. (2023). Eksistensi Peran PBB Dalam Penyelesaian Konflik Rusia -


Ukraina.https://www.kompasiana.com/syakirahnawradita5922/645a4bce08a8b541ca28d6
a6/eksistensi-peran-pbb-dalam-penyelesaian-konflik-rusia-ukraina (Di akses pada 9 Mei
2023).

Aryawan, M. K. D., dkk. (2023). Peran Perserikatan Bangsa-Bangsa Sebagai Organisasi


Internasional Dalam Kasus Perang Rusia-Ukraine. Jurnal Locus Delicti. 4, (1), 14-26.

14
https://ejournal2.undiksha.ac.id/index.php/JLD/article/view/1925

Tansia, A. A.,dkk. (2015. Peran Dewan Keamanan Perserikatan Bangasa Bangsa Dalam
Pembatasan Penggunaan Senjata. Jurnal Ilmu Hukum. 3, (1). 1-5.
https://ojs.unud.ac.id/index.php/Kerthanegara/article/view/11859

Susetio, W., dkk. (2022). Perang Rusia-Ukraina : Mencari Keseimbangan Dunia Baru.
Jurnal Pengabdian Masyarakat. 8, (5). 333-339. https://doi.org/10.47007/abd.v8i05.5521

15

Anda mungkin juga menyukai