Rusia-Ukraina
Di susun Oleh :
Hafifa Haerani
L1A021095 (C)
UNIVERSITAS MATARAM
2023
1
DAFTAR ISI
Cover
Daftar isi.........………………………………......…..….………………………..2
BAB I PENDAHULUAN.............................….........….………………………..3
1. Latar Belakang….......................…………...........……………………….3
2. Pertanyaan Penelitian..…................…...........………….....….…………..6
BAB II PEMBAHASAN
1. Metode PBB dalam upaya menengahi konflik Rusia-Ukraina……..……8
2. Peran PBB dalam konflik Rusia-Ukraina.……………….….…………..10
BAB III PENUTUP
Kesimpulan…......................................……..………………………….………14
DAFTAR PUSTAKA…....................................…………….……………….…14
2
PENDAHULUAN
Dalam berpolitik, Rusia juga sering mengintervensi Politik Ukraina, namun hal
tersebut berakhir sejak Rusia menganeksasi Krimea sehingga arus politik Ukraina
menjadi bertolak belakang dengan Rusia. Pada sisi politik juga, kekhawatiran Rusia
terkait Ukraina ini terletak pada usaha bergabungnya Ukraina dengan NATO dimulai
sejak tahun 2006. Secara geografis, Rusia dan Ukraina merupakan dua daerah yang
berbatasan langsung, dimana Ukraina berbatasan dengan wilayah territorial barat Rusia.
hal tersebut tentu saja membuat khawatir Rusia jika NATO sewaktu-waktu akan
membawa persenjataan ke perbatasan Ukraina yang tentu akan mengancam keamanan
kota-kota besar Rusia.
3
Di sisi lain, alasan Rusia melakukan Agresi militer ke Ukraina adalah adanya
permintaan bantuan dari kaum Separatis di Ukraina timur, yang menyebabkan peristiwa
tersebut tentu saja juga akan mengancam keamanan dan perdamaian Internasional.1
Oleh sebab itu, diperlukan adanya campur tangan dari PBB atau Perserikatan
Bangsa-bangsa dalam menengahi konflik berkelanjutan antara Rusia-Ukraina. Sebab,
PBB merupakan suatu organisasi internasional dalam skala besar yang memiliki lebih
dari 100 Anggota dari berbagai negara dan memiliki wewenang untuk mencegah
hadirnya perang dunia yang baru. Melalui Dewan Keamanan PBB, PBB memiliki
tuntutan dan tanggung jawab yang fokusnya pada ranah perdamaian dan keamanan
internasional.
Membahas mengenai dua komponen tersebut, tugas dan fungsi dari Dewan
Keamanan PBB sejatinya ialah yang pertama sebagai penjaga keadaan dunia
internasional yang melingkupi perdamaian dan keamaanan sebagaimana seperti telah
dicantumkan pada piagam PBB dalam pasal 24 sampai dengan 26. Yang kedua, Dewan
Keamanan PBB bertugas dalam upaya penegakan bagi negara-negara terutama negara
yang terlibat perang serta mengatur penggunaan senjatanya dalam perang agar tetap
memperhatikan nilai kemanusiaan yang telah diatur dalam Hukum Humaniter
Internasional Kebiasaan dan Konvensu Den Haag IV pada tahun 1907 yang dikeluarkan
melalui resolusi.2
1
Amelia and Tansia, (2015). “Peran Dewan Keamanan Perserikatan Bangasa Bangsa Dalam Pembatasan
Penggunaan Senjata.”
2
Susetio et al., (2022). “Perang Rusia-Ukraina : Mencari Keseimbangan Dunia Baru.”
4
Dalam menangani konflik berkelanjutan Rusia - Ukraina, PBB kemudian ikut andil
berupa dikeluarkannya resolusi yang telah disetujui oleh berbagai Negara, termasuk
Indonesia. Resolusi tersebut dibagi beberapa poin, Yakni resolusi pertama berupa
penuntutan terhadap gencatan senjata dan penarikan semua pasukan Rusia di Ukraina,
5
Oleh sebab itulah, mengapa topik yang penulis gunakan menjadi menarik untuk
diteliti dan dikaji lebih detail. Fenomena Konflik Rusia-Ukraina ini perlu dibahas lebih
dalam lagi, sebab secara alamiah, penulis ingin mengetahui sampai sejauh mana resolusi
yang dikeluarkan PBB dapat berjalan dan diaplikasikan terutama setelah Rusia
mengeluarkan hak vetonya. Di lain sisi, Tujuan penulis melakukan penelitian ini ialah
untuk menganalisis Upaya-upaya yang nantinya akan dilakukan Dewan Keamanan PBB
untuk mampu mengakhiri Invasi Rusia terhadap Ukraina. Juga, untuk menjawab
pertanyaan bagaimana efektifitas dari peranan PBB terhadap isu maupun konflik
internasional.
Berdasarkan uraian latar belakang yang penulis jabarkan, maka dapat direpresentasikan
identifikasi masalah yang penulis temukan ialah sebagai berikut :
6
PEMBAHASAN
Pada akhir tahun 2021 atau tepatnya pada dua bulan terakhirnya, yaitu
November-Desember menjadi penanda terjadinya ketegangan Rusia - Ukraina yang
disebabkan oleh Rusia mengirim pasukannya sebanyak 100.000 diperbatasan Ukraina
yang kemudian hal tersebut menjadi perhatian dunia. Bagaimana tidak? Rusia dikenal
sebagai negara yang memiliki kekuatan nuklir yang tentu, hal tersebut dapat
mengancam perdamaian dunia. Ketegangan yang tejadi antara Rusia dan Ukraina ini
kemudian memuncak pada Februari 2022 dimana Rusia menyatakan melakukan
gencatan senjata terhadap Ukraina. Oleh sebab itu, Tatanan dunia dari berbagai aspek
seperti keamanan, politik internasional, serta aspek ekonomi ikut terancam karena
adanya konflik yang terjadi antara dua negara ini.
7
Sebagai organisasi internasional, PBB juga ditekan untuk terus memiliki peran agar
dapat cepat memperbaiki hubungan kedua negara tersebut, hingga PBB kemudian
menganggapi dengan mengeluarkan resolusi melalui UNHCR (Dewan Hak Asasi
Manusia Perserikatan Bangsa-Bangsa) berupa pembentukan segera komisi investigasi
yang tidak memihak kedua belah pihak. Resolusi ini kemudian disetujui pada tanggal 5
Maret 2022, melalui Court of Justice (ICC) atau Mahkamah Internasional.
Sebagai organisasi dunia yang memilki kekuasaan yang cukup besar, PBB tentu saja
telah sering terlibat dalam berbagai kegiatan penegakan hukum internasional, termasuk
terlibat dalam menengahi konflik yang terjadi antara dua negara. Oleh sebab itu, Upaya
PBB dalam menengahi konflik Rusia - Ukraina ini dilakukan dengan berjuang dalam
mencegah terjadinya perang besar dan berusaha melakukan rekonsiliasi dengan
menggunakan metode-metode yang terbagi menjadi beberapa, yaitu sebagai berikut ;
8
4. Peace keeping, Adanya amandemen peace keeping menjadi instrumen penting
untuk menjaga ketertiban dan perdamaian dunia. Sebab metode Peace keeping ini dapat
memberi wewenang kepada anggota PBB untuk menegakkan gencatan senjata,
membubarkan pasukan, melakukan pembatasan kontrol senjata, melatih serta
mengawasi pasukan polisi, dan memberikan pengawasan administratif untuk
melindungi pekerja bantuan kemanusiaan di masa perang.
Selain menggunakan metode dalam upaya penyelasaian konflik Rusia - Ukraina ini,
PBB juga memiliki berbagai fungsi tambahan yang dapat membantu dalam upaya
bersama mencegah dan mencoba menghentikan invasi yang dilakukakan Rusia terhadap
Ukraina. Fungsi-fungsi tersebut berupa Fungsi proteksi, Intergrasi, Sosialisasi,
3
Pengendali konflik, Koorperatif, Negosiasi, dan Arbitrase.
Pada Fungsi Negosiasi, dalam konteks perang antara Rusia-Ukraina, PBB memiliki
tanggung jawab untuk mempertemukan kedua belah pihak guna membahas jalan keluar
atas konflik yang sedang terjadi. Hal tersebut berkaitan dengan makna dari fungsi ini
yang berarti PBB menjadi fasilitator ataupun penengah untuk pertemuan pihak-pihak
yang berkonflik.
Selanjutnya ialah fungsi Pengendali konflik. Pada fungsi ini, PBB bertindak sebagai
aktor untuk mengendalikan dan mendorong kerjasama antara Rusia dan Ukraina agar
mampu mengakhiri konfrontasi yang terjadi. PBB sebagai aktor utama yang
megupayakan penyelesaian permasalahan harus bisa menjadi otoritas yang mengawasi
tindakan diantara kedua negara tersebut, agar problematika tidak semakin mengeruh.
3
Aryawan, (2023). “Peran Perserikatan Bangsa-Bangsa Sebagai Organisasi Internasional Dalam Kasus
Perang Rusia-Ukraine.”
9
Fungsi yang berikutnya, yaitu Arbitrase. Fungsi ini merupakan tempat dimana PBB
berperan penuh dan menggunakan seluruh kewenangannya dalam upaya resolusi
konflik dengan melakukan negosiasi serta meningkatkan pertemuan agar permasalahan
terselesaikan serta tidak terulang lagi di masa mendatang. Karena, konflik
Rusia-Ukraina ini sangat jelas berdampak signifikan di berbagai aspek kehidupan dalam
skala internasional.
PBB atau perserikatan Bangsa-bangsa sebagai organisasi dunia, memiliki peran untuk
mempropagandakan terkait perdamaian dan keamanan internasional, berbagai hal telah
dilakukan sejak di beritakannya invasi yang dilakukan Rusia terhadap Ukraina, dimana
PBB melakukan pendekatan diplomasi dalam membicarakan terkait konflik dua negara
tersebut. Selain itu, PBB juga melakukan tindakan pencegahan preventif agar tidak
meningkatkan ketegangan dan perang tidak terealisasikan. Tetapi hal tersebut tetap saja
gagal ketika akhirnya Rusia secara resmi menyatakan perang kepada Ukraina. Maka
ketika perang antara Rusia dan Ukraina ini terjadi, PBB lamgsung turut andil dalam
menengahinya melalui keterlibatan langsung dewan keamanan PBB terhadap konflik
Rusoa-Ukraina ini. Dewan Keamanan PBB sendiri mengecam keras tindakan invasi
yang dilakukan Rusia tersebut karena telah melanggar hukum internasional, menganggu
keamanan global serta melanggar hak asasi manusia.
10
Maka dari itu, Perserikatan Bangsa-bangsa dalam menggunakan perannya,
melakukan tindakan berupa mengeluarkan tujuh resolusi yang khusus untuk rusia
karena telah menginvasi Ukraina. Tujuh resolusi tersebut berupa ;
1. Mengecam agresi yang dilakukan oleh Rusia terhadap Ukraina, serta mengutuk
deklarasi yang dilakukan pada tanggal 24 Februari 2022 oleh Rusia terkait 'operasi
militer khusus' di Ukraina. Resolusi tersebut juga berisikan tuntutan agar Rusia
mematuhi Piagam PBB Pasal 2, yang melarang anggotanya untuk secara paksa
melanggar integritas teritorial negara lain.
2. Menuntut agar keputusan yang dibuat oleh Rusia mengenai status wilayah Ukraina
di Donetsk dan Luhansk segera dibatalkan. Serta, menuntut Rusia untuk mengevakuasi
semua pasukan militernya dari wilayah Ukraina di dalam perbatasan dengan segera, dan
evakuasi tersebut di akui oleh dunia internasional.
11
6. Mengingat bahwa wilayah tersebut adalah salah satu pengekspor utama gandum
dan produk pertanian lainnya di seluruh dunia membuat PBB juga mengkhawatirkan
potensi dampak konflik dari kerawanan pangan global. Maka dari itu, PBB kemudian
mendesak agar invasi yang dilakukan Rusia segera di akhiri.
4
Aryawan, (2023). “Peran Perserikatan Bangsa-Bangsa Sebagai Organisasi Internasional Dalam Kasus
Perang Rusia-Ukraine.”
12
Namun, Jika berbicara mengenai efektifias peran PBB dalam menangani konflik ini,
menurut perspektif penulis, PBB masih kurang tegas dan tidak memiliki kapabilitas
yang cukup kuat untuk dapat memberhentikan konflik. Mengapa demikian? karena
berkaca dari fakta yang terjadi, bahwa perseteruan antara Rusia dan Ukraina terus
berlanjut karena PBB belum siap menjatuhkan hukuman pada Rusia.
13
PENUTUP
Kesimpulan
DAFTAR PUSTAKA
14
https://ejournal2.undiksha.ac.id/index.php/JLD/article/view/1925
Tansia, A. A.,dkk. (2015. Peran Dewan Keamanan Perserikatan Bangasa Bangsa Dalam
Pembatasan Penggunaan Senjata. Jurnal Ilmu Hukum. 3, (1). 1-5.
https://ojs.unud.ac.id/index.php/Kerthanegara/article/view/11859
Susetio, W., dkk. (2022). Perang Rusia-Ukraina : Mencari Keseimbangan Dunia Baru.
Jurnal Pengabdian Masyarakat. 8, (5). 333-339. https://doi.org/10.47007/abd.v8i05.5521
15