MAKALAH
diajukan guna memenuhi tugas kelompok Matakuliah Organisasi Internasional
Kelas A2
Oleh:
1.3 Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka tujuan pembuatan dari
makalah ini adalah untuk mengetahui:
1. Sejarah dan alasan berdirinya PBB.
2. Struktur organ PBB.
3. Sikap PBB yang condong ke negara – negara pemegang hak veto.
1.4 Teori
Salah satu teori peran organisasi internasional ialah organisasi
internasional berperan sebagai instrumen (alat) bagi para anggota organisasi
internasional tersebut untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Sikap
PBB sebagai salah satu dari organisasi internasional di dunia, sesuai dengan
teori peran organisasi internasional sebagai instrumen tersebut. PBB didirikan
dengan empat tujuan utama yaitu :
1. Menjaga perdamaian di seluruh dunia.
2. Mengembangkan dan menjaga hubungan baik antar negara.
3. Mencapai kerjasama internasional untuk meningkatkan taraf hidup
masyarakat, mengatasi kelaparan, penyakit dan kurangnya pendidikan dan
meningkatkan kesadaran akan hak dan kebebasan negara.
4. Negara-negara di dunia untuk mencapai tujuan PBB.
Hal ini dibuktikan dengan adanya kebijakan-kebijakan PBB yang sesuai
dengan alasan didirikannya. Beberapa di antaranya adalah adanya misi
pemeliharaan perdamaian, memberi sanksi militer bagi pihak yang
mengancam keamanan, serta upaya pengendalian senjata berbahaya seperti
nuklir.
BAB 2. PEMBAHASAN
BAB 3. KESIMPULAN
Perang dunia kedua menjadi salah satu sejarah kelam yang pernah
dihadapi seluruh umat manusia. Perang antar umat manusia yang meninggalkan
jejak nyata dan membekas ingatan bangsa-bangsa di seluruh dunia. atas dasar rasa
kekhawatiran akan terjadi perang dunia kembali, maka tercipta kerjasama antar
Negara-negara yang terwujud dalam bentuk Organisasi Internasional sebagai
instrument atau alat bagi para anggota untuk mencapai tujuan. Salah satunya
adalah PBB atau perserikatan Bangsa-bangsa, yang didirikan di San Fransisco
pada 24 Oktober 1945. PBB atau United Nations (UN) bertugas untuk menjaga
keamanan, perdamaian internasional, serta turut serta menyelesaikan konflik
internasional. Di dalam struktur organisasi PBB terbagi menjadi beberapa bagian
yaitu Majelis Umum, Dewan Keamanan, Dewan Ekonomi dna Sosial, Dewan
Perwalian, Mahkamah Internasional, Sekretariat, dan Badan-badan Khusus.
Terdapat dua jenis keanggotaan PBB, anggota tetap dan anggota tidak
tetap. Keanggotaan tetap PBB diisi oleh lima Negara yang dinilai memiliki hak
veto dan dinilai memiliki status yang luar biasa karna mengemban tanggung
jawab besar di dalam menjaga perdamaian dunia. Kelima Negara itu adalah
Inggris, Amerika Serikat, China, Prancis, dan Rusia. Kelima Negara ini
mendapatkan hak veto, sebuah hak istimewa sebagai kekuatan untuk menolak atau
menggagalkan suatu keputusan yang sudah disepakati anggota lain. Alasan utama
pemberian hak veto adalah pertama, Negara pemegang hak veto dapat
menghindarkan PBB untuk terlibat dalam hal yang diragukan oleh Negara
anggotanya, sehingga PBB dapat fokus kepada hal-hal yang lebih genting. Kedua,
hak veto merupakan tanggung jawab yang diberikan Negara-negara P5, sebagai
pemenang Perang Dunia II. Ketiga, sebuah bentuk variasi pengambilan keputusan
dalam DK PBB. Keempat, merupakan bentuk kebijaksanaan yang menopang
berdirinya PBB dan stabilitas politik internasional. Kelima, sebagai bentuk
instrument untuk mencegah kemungkinan perang, mengatasi politik kekuasaan,
dan menolak zero-sum games (Wang Yi, 2015). Pemeberian hak veto kepada
Negara-negara pemenang perang dunia ini menghasilkan beberapa keputusan
yang tepat seperti keberadaan Negara Palestina saat ini mungkin tidak akan ada.
Tetapi Palestina dapat bertahan karena Negara pemegang hak veto tidak
menyetujui keinginan Amerika Serikat terhadap Palestina. Kecondongan sikap
PBB terhadap Negara-negara pemegang veto ini dapat menghindari politik
kekuasaan Negara berkekuatan besar.
Meski demikian hak veto dinilai baik hanya pada keputusan-keputusan
yang bersifat procedural, hal-hal yang berjalan sesuai dengan mekanisme PBB
sahaja. Penggunaan hak veto yang awalnya bertujuan agar dewan keamanan
memiliki kekuatan yang memadai ternyata terdapat penyimpangan dalam
pelaksanaannya. Pada beberapa kasus hak veto digunakan untuk mempengaruhi
PBB dalam membuat keputusan. Sering kali digunakan diluar konteks yang
seharusnya. Hal ini menyalahi salah satu tujuan didirikannya PBB, dimana pada
awalnya PBB didirikan untuk menjaga keadamaian dan keamanan internasional
juga menyatukan Negara-negara. Dimana sikap yang PBB terapkan kepada
seluruh anggota organisasi seharusnya setara dan sama rata. Setiap Negara yang
bergabung menjadi anggota PBB mempunyai kedaulatan yang sama dan adil,
tidak ada rasa mengungguli atau diungguli Negara lain. Keuntungan dan kerugian
penggunaan hak veto dalam pengambilan keputusan dalam rapat PBB sendiri
hingga saat ini masih menjadi perdebatan hangat antar Negara-negara di dunia.
Beberapa beranggapan hak veto diperlukan dan beberapa merasa hak veto tidak
diperlukan. Tetapi hak veto tetap diperlukan sebagai instrument pengambilan
keputusan di PBB.
DAFTAR PUSTAKA
Sara Davies, Alex Bellamy. (2014). Don’t be too quick to condemn the UN
security council power of veto. https://theconversation.com/dont-be-too-
quick-to-condemn-the-un-security-council-power-of-veto-
29980#:~:text=The%20veto%20allows%20Security%20Council,of
%20cas es%20%E2%80%93%20where%20they%20can. (diakses pada 15
Desember 2020).
Sianturi, M. H., A, A., & J, L. (2014). Peran PBB sebagai Organisasi
Internasional dalam Menyelesaikan Sengketa Yurisdiksi Negara
Anggotanya dalam Kasus State Immunity antara Jerman dengan Italia
terkait Kejahatan Perang Nazi. Journal of International Law, 2(1).
https://media.neliti.com/media/publications/14991-ID-peran-pbb-sebagai-
organisasi-internasional-dalam-menyelesaikan-sengketa-
Thomas Weiss, Giovanna Kuele. (2014). The Veto: Problems and Prospects.
https://www.e-ir.info/2014/03/27/the-veto-problems-and-prospects/
(diakses pada 15 Desember 2020).
Wang Yi. (2015). Pidato saat the fourth World Peace Forum (WPF). (Diakses
melalui http://losangeles.china-consulate.org/eng/topnews/t1277592.htm
pada 15 desember 2020)