Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB) atau United Nations (UN) adalah organisasi negara-
negara terbesar di dunia. Namun, PBB bukanlah organisasi internasional pertama yang dibuat.
Dikutip dari Encyclopaedia Britannica (2015), PBB berdiri pada 24 Oktober 1945. Sebelumnya
sudah ada Liga Bangsa-bangsa (LBB) atau League of Nations yang didirikan pada 1919. LBB
dibubarkan pada 1946, setelah PBB lahir. LBB yang berdiri lebih dulu, kesulitan menghadapi
konflik dunia setelah Perang Dunia I. Perang Dunia II tetap terjadi dan tak bisa dihentikan. Baca
juga: Hari Ini dalam Sejarah: Lahirnya Persatuan Bangsa-Bangsa Menjelang berakhirnya PD II,
negara-negara kubu Sekutu sepakat membentuk organisasi global yang menangani urusan
antarnegara. Usulan ini pertama disampaikan oleh Presiden Amerika Serikat Franklin D
Roosevelt dan Perdana Menteri Inggris Winston Churchill ketika menandatangani Piagam
Atlantik pada Agustus 1941. Nama "United Nations" tadinya dipakai untuk melawan negara
yang bertentangan dengan kubu Sekutu. Musuh sekutu yakni Jerman, Italia dan Jepang. Pada 1
Januari 1942, 26 negara menandatangani Declaration by United Nations, yang berisi tujuan
perang negara-negara Sekutu. AS, Inggris, dan Uni Soviet merancang struktur dan fungsi PBB.
Tiga negara itu atau kerap disebut "Big Three" adalah pemrakarsa yang kerap berbeda pendapat.
Baca juga: Indonesia Dukung Upaya Penghapusan Hak Veto di PBB Uni Soviet meminta
keanggotaan individu dan hak voting bagi negara-negara republiknya. Sementara Inggris
meminta kepastian agar koloninya tidak dikendalikan PBB. Ada juga perbedaan pendapat soal
sistem pemungutan suara yang digunakan di Dewan Keamanan. Kelak, lahir "Hak Veto" yang
mengistimewakan negara-negara pendiri PBB (Nailufar, 2020 dalam Kompas.com). .
Langkah awal dalam melahirkan PBB berlangsung pada 21 Agustus sampai 7 Oktober 1944.
Dalam Konferensi Dumbarton Oaks di Washington DC, para diplomat tiga negara (AS, Inggris,
Uni Soviet) bertemu dengan diplomat China. Negara empat besar atau "Big Four" ini
merumuskan tujuan, struktur, fungsi, namun masih berselisih pendapat soal pemungutan suara.
Lihat Foto Para pemimpin negara Big Three pendiri PBB (dari kiri ke kanan): Perdana Menteri
Inggris WInston Churchill, Presiden Amerika Serikat Franklin D Roosevelt, dan Pemimpin Uni
Soviet Josef Stalin dalam Konferensi Yalta yang digelar pada Februari 1945. (National Archives
and Records Administration) Kemudian pada Konferensi Yalta, pertemuan tiga negara di Krimea
pada Februari 1945 melahirkan dasar PBB.
Roosevelt, Churchill, dan pemimpin Uni Soviet, Josef Stalin menyapakati sistem
pemungutan suara. Mereka juga setuju PBB akan meneruskan kerja dan mandat LBB. Pada 25
April 1945, perwakilan dari 50 negara hadir dalam Konferensi PBB tentang Organisasi
Internasional di San Francisco. Mereka yang mengirim perwakilan yakni sembilan negara dari
Eropa, 21 dari Amerika, tujuh dari Timur Tengah, dua dari Asia Timur, tiga dari Afrika, dan
masing-masing satu dari Ukraina dan Belarusia. Kemudian ada lima dari negara-negara
persemakmuran Inggris. Polandia yang tak mengirim perwakilan, tetap diikutkan sebagai
anggota PBB.
Bahasa Resmi yang digunakan dala forum internasional PBB antara lain Bahasa Inggris,
Bahasa Spanyol, Bahasa Prancis, Bahasa Rusia, Bahasa Cina dan Bahasa Arab
C. STRUKTUR ORGANISASI
PBB sebagai organisasi memiliki struktur yang membentuk organisasi. Merangkum dari
situs resmi PBB, berikut struktur organisasi PBB: Majelis Umum (General Assembly) Badan ini
merupakan penasihat utama, pembuat kebijakan, dan representatif dari PBB. Anggota dari
Majelis Umum adalah 193 negara yang masuk dalam PBB. Setiap tahun akan dipilih presiden
Majelis Umum yang menjabat selama satu tahun. Dewan Keamanan (Security Council) Berbeda
dengan Majelis Umum, Dewan Keamanan PBB hanya beranggotakan 15 negara. Anggota
tersebut terdiri dari 5 anggota tetap, dan 10 anggota tidak tetap. Dewan Ekonomi dan Sosial
(Economic and Social Council) Dewan ini bertugas memberikan rekomendasi, dan menilai
kebijakan mengenai masalah ekonomi, sosial, dan lingkungan. Dewan Ekonomi dan Sosial
memiliki anggota sebanyak 54. Anggota ini dipilih langsung oleh Majelis Umum dengan masa
bakti 3 tahun. Baca Juga: 11 Kampus ini masuk daftar terbaik di Indonesia 2021 versi QS WUR,
siapa saja? Dewan Perwalian (Trusteeship Council) Dewan perwalian pertama kali didirikan
pada 1945. Fungsi dari dewan ini adalah sebagai perpanjangan tangan daerah-daerah yang
diwakilkan. Dewan Perwalian akan mengusahakan daerah tersebut untuk mencapai pemerintahan
sendiri. Mahkamah Internasional (International Court of Justice) Fungsi dari Mahkamah
Internasional adalah menegakkan hukum sesuai dengan hukum internasional. Mahkamah
Internasional juga bertugas untuk menyelesaikan masalah antarnegara anggota. Sekretariat
(Secretariat) Ada banyak tugas yang diemban oleh Sekretariat PBB. Tugas tersebut di antaranya
adalah melakukan tugas administrasi PBB hingga menyediakan informasi untuk dewan-dewan.
Sekretaris jenderal yang merupakan pemimpin Dewan Sekretariat dipilih oleh Majelis Umum.
Pemilihan tersebut berdasarkan rekomendasi dari dewan keamanan. Masa bakti dari sekretaris
jenderal selama 5 tahun (Septiana, 2021).
D. PROGRAM KERJA
1. Food and Agriculture Organization (FAO)
FAO bertujuan memimpin upaya internasional untuk memerangi kelaparan di seluruh dunia.
FAO merupakan badan khusus yang memfasilitasi perundingan kesepakatan antara negara
berkembang dan negara maju, serta ahli pangan untuk mendorong pembangunan sektor pangan.
FAO bermarkas di Roma, Italia. Belum lama ini, FAO mengeluarkan peringatan mengenai krisis
pangan akibat pandemi Covid-19.
7. UNICEF
UNICEF (United Nations International Children’s Emergency Fund) adalah organisasi
internasional yang dibentuk oleh PBB (Perserikatan Bangsa-bangsa). UNICEF didirikan pada
tanggal 11 Desember 1946 dan memiliki fungsi sebagai organisasi yang menyalurkan bnatuan
kemanusiaan khususnya kepada anak-anak (Ariana, 2020:2).
8. UNESCO
Menciptakan perdamaian melalui pengetahuan, dengan melaksanakan strategi yang berdasarkan
pada:
1. promosi prinsip dan norma universal, berdasarkan atas shared values, dalam kompetensi
UNESCO untuk melindungi dan mempertahankan common value
2. promosi keragaman dengan menghormati hak asasi manusia
3. pemberdayaan dan penguatan partisipasi dalam lingkungan masyarakat intelektual,
melalui pemerataan, peningkatan dan penyebaran penggunaan ilmu pengetahuan
(Kemendikbud, 2019).