Anda di halaman 1dari 4

Sebagaimana diketahui bahwa tujuan dibentuknya PBB adalah memelihara perdamaian dan

keamanan internasional, mengmebangkan hubungan-hubungan persaudaraan antara bangsa-


bangsa, bekerjasama seraca internasional untuk memecahkan persoalan-persoalan ekonomi,
sosial, kebudayaan, dan kemanusiaan serta untuk memajukan rasa hormat untuk hak-hak
manusia dan kemerdekaan asasi, menjadi pusat bagi persesuaian tindakan bangsa-bangsa dalam
mencapai tujuan bersama.

Namun dalam kenyataannya tidak seperti yang disuarakan di dalam perjanjian tersebut. Kita
ambil saja Piagam Atlantik (Atlantic Charter) United Nation Declaration maupun Konferensi San
Fransisco sudah seberapa jauh pereka mereka terhadap kehidupan yang terjadi di muka bumi ini,
baik dari sisi sosial, ekonomi maupun HAM.

Silakan diskusikan ketiga peristiwa tersebut.

Selamat dan Sukses Selalu

JAWABAN UNTUK PERSOALAN TERSEBUT ADALAH

Sebelum saya tekankan opini saya, maka saya akan sedikit men-drag bagaimana sebenarnya
PBB dan apa tujuan PBB itu sendiri.

Perserikatan Bangsa Bangsa merupakan organisasi internasional terbesar dalam sistem


internasional. PBB lahir setelah perang dunia ke dua melalui The United Nations Charter yang
ditandatangani oleh 50 negara di San Fransisco pada 26 Juni 1945. Tetapi pada 24 Oktober 1945-
lah yang diakui sebagai hari lahirnya PBB. Hal tersebut dikarenakan, pada tanggal tersebutlah
negara-negara besar Permanent Five (P5) menandatangani The United Nations Charter. PBB
memiliki enam badan utama yaitu majelis umum, dewan keamanan, dewan ekonomi dan sosial,
dewan perwalian, mahkamah internasional, dan sekretaris jenderal. PBB menjadi wadah yang
merefleksikan kepentingan banyak negara. Dalam perkembangannya saat ini PBB memiliki
jumlah anggota 193 negara.

Latar belakang pendirian PBB pada pokoknya adalah untuk mencegah terjadinya perang dunia
kembali, yang memuat nilai-nilai universal dan keadilan. Sesuai dengan tujuan dan prinsip PBB
dalam piagam PBB yang menyebutkan 4 tujuan PBB, yaitu:

1. Untuk menciptakan perdamaian dan keamanan internasional


2. Untuk membangun hubungan bersahabat antar negara
3. Untuk mencapai kerjasama internasional dalam menyelesaikan masalah internasional
baik dalam bidang ekonomi, budaya, kemanusiaan, dan dalam mendorong penghormatan
pada hak asasi manusia, kebebasan tanpa perbedaaan ras, jenis kelamin, bahasa, ataupun
agama.

This study source was downloaded by 100000824187832 from CourseHero.com on 05-23-2022 10:45:07 GMT -05:00

https://www.coursehero.com/file/74372057/PEKAN-6docx/
4. Untuk menjadi pusat aksi harmonisasi negara-negara dalam pencapaian hal-hal umum
diatas.

Nah dari pertanyaan bapak dosen pembimbing di atas saya menyoroti beberapa benang
merah sebegai berikut hasilnya :

1. Apakah masih bisa kita melihat eksistensi dan relevankah PBB dalam menjamin
perdamaian dunia?
2. Apakah PBB masih diperlukan untuk perkembangan dunia internasional dan perdamaian
dunia?

Berikut ini pendapat saya pribadi dibantu beberapa literatur , yaitu :

 PBB seringkali dihujani kritik karena tak mampu mencegah pecahnya perang atau
terjadinya krisis di berbagai belahan dunia. Bagaimana bisa negara yang justru menjadi
tonggak sejarah HAM sendiri bahkan negara asalnya mempunyai sisi gelap yang sudah
terkontaminasi pelanggaran HAM? Baiklah anggap saja US telah gagal dalam
menjalankan misinya sendiri.

 Ada seorang pengamat bernama Richard Gowan dimana beliau memiliki pendapat lain.
Menurutnya mencari solusi cepat dari PBB adalah tindakan bodoh, Mungkin inilah
beberapa alasan yang melatarbelakangi hal tersebut :

- Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) adalah pejuang perdamaian yang lamban,


tidak sempurna dan seringkali tidak berhasil. Namun kita harus menghargainya.
- Pekan lalu, pejabat PBB bergulat dengan tiga krisis yang masing-masing berada
dalam agenda organisasi selama lebih dari setengah abad. Pada hari Selasa (5/12),
Wakil Sekretaris Jenderal PBB Urusan Politik Jeffrey Feltman terbang ke Korea
Utara untuk meminta “saluran terbuka” komunikasi diplomatik dengan
Pyongyang untuk menghindari sebuah konfrontasi nuklir. Kunjungannya terjadi
untuk pertama kalinya dalam lebih dari 70 tahun setelah Majelis Umum PBB
pertama kali membentuk sebuah komisi internasional untuk memfasilitasi
penyatuan kembali bagian utara dan selatan negara tersebut, sebuah mimpi yang
tetap sangat sulit untuk diwujudkan.
- Pada hari Rabu (6/12), Sekretaris Jenderal Antonio Guterres maju untuk menolak
pengakuan pemerintahan Donald Trump terhadap Yerusalem sebagai ibukota
Israel, yang bertentangan dengan resolusi PBB. Hal ini juga terjadi hampir tepat
tujuh dekade setelah PBB melibatkan dirinya ke dalam urusan Timur Tengah
dengan memberikan suara untuk solusi Inggris yang menyarankan untuk
membagi dua Palestina menjadi dua negara Yahudi dan Arab yang independen
pada akhir November 1947. Guterres kini mendukung solusi dua-negara untuk
mengakhiri konflik Israel-Palestina, yang hampir sama tuanya dengan PBB
sendiri.

This study source was downloaded by 100000824187832 from CourseHero.com on 05-23-2022 10:45:07 GMT -05:00

https://www.coursehero.com/file/74372057/PEKAN-6docx/
- Pada hari Jumat (8/12), saat Dewan Keamanan PBB memperdebatkan keputusan
Trump di Yerusalem, muncul berita yang mengabarkan kematian 15 anggota
pasukan penjaga perdamaian PBB di Republik Demokratik Kongo, atau DRC.
PBB pertama kali menugaskan pasukan helm biru (pasukan penjaga perdamaian
PBB) ke Kongo pada tahun 1960, ketika bekas koloni Belgia itu hancur sesaat
setelah mendapatkan kemerdekaan.

Dari permasalahan tersebut yang mungkin berbeda dengan permasalahan dari Piagam

Atlantik (Atlantic Charter) United Nation Declaration maupun Konferensi San Fransisco

kesimpulan kecil saya adalah :

 Peran PBB dalam ketiga kasus ini sangat beragam. Amerika Serikat telah secara efektif
mewujudkan hubungan organisasi tersebut dengan Korea sejak perang 1950-1953.
Pasukan AS di semenanjung Korea masih mengatasnamakan “Komando Perserikatan
Bangsa-Bangsa.” Sebaliknya, Dewan Keamanan PBB dan sekretaris jenderal PBB telah
terlibat dalam upaya menyelesaikan konflik Israel-Palestina sejak tahun 1940an.
Sedangkan untuk DRC, operasi perdamaian tahun 1960-an berakhir setelah beberapa
tahun, dan dewan tersebut hanya memerintahkan pasukan penjaga perdamaian kembali
pada tahun 1999 di akhir perang sipil yang dahsyat.
 Jika PBB demikian sering gagal menangani negara-negara yang dilanda perang, hal itu
membuat mereka gagal dengan cara yang sangat berbeda. Pengkritik organisasi saat ini
menyerang ketidakmampuan PBB untuk memberikan solusi yang cepat dan menentukan
dalam krisis-krisis berdampak besar. Mereka harus waspada tentang seberapa jauh mereka
mendorong kritik mereka.
 Sistem yang ada pada dunia internasional bersifat anarkis. Setiap negara, mereka
berlomba-lomba untuk mencapai kepentingannya dengan berbagai cara dan inisiatif,
bahkan tanpa memperhatikan piagam PBB yang telah disepakati bersama. Dunia
seharusnya diorganisasikan dan dianalisis sesuai dengan apa yang telah terjadi , sehingga
keadilan yang dipromosikan PBB dalam mencegah perang dunia dapat terealisasikan.
Negara-negara anggota PBB secara jelas melakukan berbagai pelanggaran tanpa adanya
sanksi yang berarti. Reward ataupun punishment dalam PBB merupakan hal yang
diperlukan tetapi dunia internasional tidak memiliki aparat penegak hukumnya, jadi apa
yang telah terjadi hanyalah angin berlalu yang akan hilang seiringnya waktu.
 Pelanggaran-pelanggaran yang dimaklumi dan dibiarkan tersbut tidak dapat dibiarkan
terus-menerus karena pada akhirnya akan menciptakan konflik yang besar hingga potensi
perang dunia ke-tiga.

This study source was downloaded by 100000824187832 from CourseHero.com on 05-23-2022 10:45:07 GMT -05:00

https://www.coursehero.com/file/74372057/PEKAN-6docx/
Perdamaian dunia menjadi hal yang dicita-citakan oleh PBB untuk terjadi dan dipertahankan
keadaannya. Anarkisnya sistem internasional tidak dapat dihindari pula dalam organisasi ini.
Dimana, negara yang memiliki high power akan menguasai negara yang low power. Dengan
kata lain, keadaan yang win-win solution sulit untuk dicapai.

Hal-hal tersebut mengindikasikan bahwa tujuan awal pembentukan PBB saat ini telah
mengalami pergeseran dalam prosesnya. Saat ini, PBB lebih berperan sebagai instrumen
negara high power dalam rangka pencapaian kepentingan nasionalnya. Dengan latar belakang
negara high power menjadi anggota permanen dewan keamanan PBB dan menjadi negara
donor pendanaan PBB, sehingga kebijakan yang tidak sesuai dengan kepentingan mereka
dengan mudah mereka veto ataupun tidak disponsori. Tergantungnya PBB terhadap dana
negara high power menjadi salah satu hal yang membuat PBB hingga saat ini belum menjadi
organisasi yang independen dan benar-benar berprinsip nilai-nilai universal.

PBB mempunyai tujuan dalam mencapai dan menjaga perdamaian dunia merupakan hal yang
tak lebih dari sekedar kata – kata apabila PBB masih tidak dapat lepas dari belenggu negara
high power yang selalu menjadi pembuat dan penentu berbagai kebijakan atau resolusi PBB
yang mereka anggap adalah yang terbaik, dalam arti kata untuk negaranya sendiri. Yang
realitanya tidak ada satu negara pun yang secara sukarela menjadikan negara lain setara
ataupun melebihinya.

Demikian yang bisa saya sampaikan. Terimakasih bapak dosen.

This study source was downloaded by 100000824187832 from CourseHero.com on 05-23-2022 10:45:07 GMT -05:00

https://www.coursehero.com/file/74372057/PEKAN-6docx/
Powered by TCPDF (www.tcpdf.org)

Anda mungkin juga menyukai