Pembelajaran PKn di SD
OLEH :
2. Mengapa manusia bersikap, dan melakukan perbuatan lahir dan batin sebagai
dorongan kehendak yang didasarkan atas putusan akal, rasa, dan kehendak sikap,
perkataan dan perbuatan tersebut harus senantiasa diarahkan kepada kebenaran dan
kebaikan?
Jawab : Karena pada diri manusia selalu ada kemampuan untuk menyelenggarakan
kerjasama akal, rasa, dan kehendak itu dalam hubungan kesatuan, akal ialah yang
memberikan pengetahuan tentang perbuatan bagaimana yang harus dilakukan, rasa yang
mengujinya dengan berpedoman kepada hasratnya sendiri, sedangkan kehendaklah yang
menentukan sikap akan dilakukan atau tidaknya.
Kebhinekaan ini merupakan aset bangsa Indonesia jika diterima secara ikhlas untuk saling
menerima dan menghormati dalam wadah NKRI. Masyarakat Indonesia sangat heterogin dan
pluralistis. Oleh karena itu, bagi integrasi sosial budaya unsur-unsurnya memerlukan nilai-
nilai sebagai orientasi tujuan kolektif bagi interaksi antar unsur. Dalam hubungan ini ideology
bangsa, nilai nasionalisme, kebudayaan nasional mempunyai fungsi strategis. Nilai-nilai yang
terkandung di dalamnya dapat menggantikan nilai-nilai tradisonal dan primodial yang tidak
relevan dengan masyarakat baru. Dengan demikian nilai nasionalisme memiliki nilai ganda,
yaitu selain meningkatkan integrasi nasional, juga berfungsi menanggulangi dampak
kapitalisme dan globalisasi serta dapat mengatasi segala hambatan ikatan primordial.
Menurut pemahaman saya Mmakna dari kalimat “Wawasan dalam mencapai tujuan
Pembangunan Nasional adalah Wawasan Nusantara yang mencakup perwujudan Kepulauan
Nusantara sebagai satu kesatuan Ekonomi dan Sosial Budaya” adalah :
4. Ancaman yang bersifat nyata merupakan ancaman yang bisa dirasakan langsung oleh
suatu negara merupakan definsi dari ancaman fisik. Mengapa ketahanan nasional
sangat erat kaitannya dengan pembangunan nasional?
Jawab : Karena Kokohnya persatuan dan kesatuan merupakan modal suksesnya
pembangunan nasional. Cita-cita perjuangan bangsa (alinea 2 pembukaan UUD 1945)
mewujudkan Negara Kesatuan Republik Indonesia yang merdeka, bersatu, berdaulat, adil, dan
makmur berdasarkan Pancasila dan UUD 1945. Untuk mewujudkan cita-cita bangsa tersebut
maka perlu dipelihara adanya Kepentingan Nasional demi tetap tegaknya Negara Kesatuan
Republik Indonesia serta terwujudnya tujuan Nasional melalui Pembangunan Nasional.
Pemerintah sendiri berupaya untuk mewujudkan tujuan Negara melalui pembangunan
Nasional. Upaya tersebut antara lain menciptakan Ketahanan Nasional yang meliputi :
Untuk tetap memungkinkan berjalannya pembangunan nasional yang selalu harus
menuju ketujuan yang ingin dicapai dan agar dapat secara efektif dihindarkan dari
hambatan, tantangan, ancaman dan gangguan yang timbale balik dari luar maupun dari
dalam maka pembangunan nasional diselenggarakan melalui pendekatan ketahanan
Nasional yang mencerminkan keterpaduan antara segala aspek kehidupan bangsa
secara utuh dan menyeluruh.
Ketahanan Nasional adalah kondisi dinamis yang merupakan intergrasi dan kondisi tiap
aspek kehidupan bangsa dan negara. Pada hakikatnya ketahanan nasional adalah
kemampuan dan ketangguhan suatu bangsa untuk dapat menjamin kelangsungan
hidupnya menuju kejayaan bangsa dan negara. Berhasilnya Pembangunan Nasional
akan meningkatkan ketahanan Nasional. selanjutnya, ketahanan nasional yang tangguh
akan lebih mendorong Pembangunan Nasional (Ketahanan Nasional: GBHN 1993)
HANKAMAS adalah upaya rakyat semesta yang merupakan salah satu fungsi utama
Pemerintah Negara, dalam rangka Penegakan Ketahanan Nasional, dengan tujuan
mencapai keamanan Bangsa dan Negara serta Keamanan Perjuangan Nasional.
5. Model pembelajaran berbasis portofolio merupakan alternatif cara belajar siswa aktif
(CBSA) dan cara mengajar guru aktif (CMGA). Karena sebelum, selama, dan sesudah
proses belajar mengajar guru dan siswa dihadapkan pada sejumlah kegiatan. Susunlah
sebuah kegiatan pembelajaran kontekstual dengan model portofolio dengan memilih
tema pembiasaan bersikap jujur di lingkungan sekolah?
Asesmen Portofolio
Salah satu alasan asesmen portofolio digunakan dalam dunia pendidikan dewasa ini
adalah karena adanya ketidakpuasan terhadap penggunaan tes-tes baku yang dianggap
tidak mampu menampilkan kemampuan siswa secara menyeluruh. Dalam konteks ini, yang
dimaksud dengan tes baku adalah tes-tes yang secara tradisional digunakan untuk
mengukur perkembangan belajar. Tes-tes tersebut kebanyakan berbentuk tes objektif
dimana hanya ada satu pilihan jawaban yang benar. Tes-tes tersebut dikembangkan dalam
format pilihan ganda, satu butir tes disediakan tiga hingga lima kemungkinan jawaban.
Sebelum digunakan, tes-tes tersebut distandarisasi terlebih dahulu. Dalam perkembangan
berikutnya, tes-tes di kelas pun, yang sifatnya formatif, juga menggunakan bentuk-bentuk
tes baku tersebut. De Fina (1994) merangkum ciri-ciri dari asesmen portofolio dan tes
baku sebagai berikut.