Anda di halaman 1dari 9

MAKALAH PENDIDIKAN

KEWARGANEGARAAN

“Masih Relevankah Pemberian Hak Veto Kepada


Anggota Tetap Dewan Keamanan PBB”

DISUSUN OLEH KELOMPOK 1:

A. NURTASYA WAHDA
IKA RAHMI SASMITA
MILAWATI
FAUZAN
RENDI
ANDI NURAKSA NULHAQ AWAL

XI MIPA 2 (CREATNESS)
SMAN 4 BULUKUMBA
TAHUN PELAJARAN 2018/2019
KATA PENGANTAR

Segala puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah yang telah memberikan
hikmah, hidayah, kesehatan serta umur yang panjang sehingga makalah yang
berjudul “Masih Relavankah Pemberian Hak Veto Kepada Anggota Tetap
Dewan Keamanan PBB” ini dapat terselesaikan.

Sholawat serta salam senantiasa kita limpahkan kepada junjungan alam nabi
besar Muhammad SAW yang telah membawa umatnya dari alam yang berliku-
liku menuju alam yang lurus. Amin

Kami menyadari sepenuhnya, bahwa dalam penulisan makalah ini jauh dari
kesempurnaan.Oleh karena itu, kami mengharapkan kritik dan saran yang bisa
membangun menuju kesempurnaan dari pada pembaca untuk kesempurnaan
makalah selanjutnya.

Bontotiro, 25 Februari 2019

Penulis

i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR………………………….………………………………..i

DAFTAR ISI………………………………...………………………………….ii

PENDAHULUAN…………...………………………………………………….1

A. Latar Belakang……...…………………………………………………1

B. Rumusan Masalah…...…………………………...……………………1

C. Tujuan..…………………………...……………………………….......2

PEMBAHASAN………….…..…………………………………………………3

MASIH RELAVANKAH PEMBERIAN HAK VETO KEPADA


ANGGOTA TETAP DEWAN KEAMANAN PBB……………………..3

PENUTUP…………...……………………………………………….…………8

A. Kesimpulan…………………………………...…………….…………8

B. Saran…………………………………………...…………….………..8

DAFTAR PUSTAKA………………………………………………...………....9

ii
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) adalah organisasi internasional yang


beranggotakan negara-negara berdaulat yang bertujuan menghindar
menghindari perang dunia dan malapetaka kemanusiaan akibat perang. Piagam
PBB ditandatangani oleh delegasi 51 negara pada tanggal 26 Juni 1945. Dan
Piagam PBB mulai beroperasi pada tanggal 24 Oktober 1945. Seperti Liga
Bangsa-Bangsa, tujuan utama PBB adalah menjaga perdamain dan keamanan
internasional, menyelesaikan sengketa secara damai, melakukan tindakan
kolektif,mencegah ancaman terhadap perdamaian, mempromosikan kerjasama
sosial ekonomi internasional dan hak asasi manusia. Keanggotaan PBB terbuka
bagi negara-negara yang cinta damai untuk mendukung penyelesaian sengketa
secara damai.

B. Rumusan Masalah
Masih relavankah pemberian hak veto kepada anggota tetap
dewan keamanan PBB
C. Tujuan
 Untuk mengetahui apakah pemberian hak veto kepada anggota tetap
dewan keamanan PBB masih relevan

1
PEMBAHASAN
“MASIH RELEVANKAH PEMBERIAN HAK VETO KEPADA ANGGOTA
TETAP DEWAN KEAMANAN PBB”

Pemberian hak veto kepada anggota tetap PBB saat ini tidak relevan.
hal itu bisa kita lihat, contohnya masalah palestina dan israel. dewan PBB tidak
bertindak sama sekali. padahal mereka tahu, jika peperangan tersebut bisa
membahayakan keamanan rakyat palestina. itu semua karena adanya pemberian
hak veto kepada 5 negara yg menjadi anggota teyap dewan PBB, jika salah satu
dari mereka tidak setuju. maka kebijakan yang ingin diterapkan tidak akan bisa
diterapkan.

Jauh lebih lemah bila dibandingkan dengan awal berdirinya PBB.

Hak veto adalah hak untuk menolak keputusan yang dimiliki oleh 5 dewan
keamanan tetap PBB ( China, Amerika, Rusia , Perancis, dan Inggris)

Waktu PBB baru pertama kali dibentuk, dunia sedang dalam keadaan perang
sehingga dibentuk 5 negara superpower untuk membantu menjaga keamanan
dunia.

Namun sekarang, sepertinya ke -5 negara tersebut tidak lagi memiliki


kekuasaaan seperti yang dulu karena dunia cenderung lebih aman dibanding
zaman waktu itu, dan perekonomian negara - negara lain berkembang dengan
sangat pesat. Sehingga hak veto tidak lagi memiliki relevansi seperti yang dulu.

PBB: MASIH RELAVANKAH?

Sejarah

Perserikatan Bangsa-Bangsa atau disingkat PBB (bahasa Inggris: United


Nations atau disingkat UN) adalah sebuah organisasi internasional yang
anggotanya hampir seluruh negara di dunia. Lembaga ini dibentuk untuk
memfasilitasi dalam hukum internasional, pengamanan internasional, lembaga
ekonomi, dan perlindungan sosial.

Perserikatan Bangsa-bangsa didirikan di San Francisco pada 24 Oktober 1945


setelah Konferensi Dumbarton Oaks di Washington, DC, namun Sidang Umum
yang pertama - dihadiri wakil dari 51 negara - baru berlangsung pada 10 Januari
2
1946 (di Church House, London). Dari 1919 hingga 1946, terdapat sebuah
organisasi yang mirip, bernama Liga Bangsa-Bangsa, yang bisa dianggap
sebagai pendahulu PBB.

Sejak didirikan di San Francisco pada 24 Oktober 1945 sedikitnya 192


negara menjadi Anggota PBB. Semua negara yang tergabung dalam wadah
PBB menyatakan independensinya masing-masing, selain Vatikan dan Takhta
Suci serta Republik Cina (Taiwan) yang tergabung dalam wilayah Tiongkok
pada 1971.

Hingga tahun 2007 sudah ada 192 Anggota PBB. Sekretaris Jenderal Ban
Ki-moon asal Korea Selatan yang saat ini menjabat sejak 1 Januari 2007.

Dominasi Beberapa Negara

Dominasi beberapa negara dimulai dengan adanya hak veto. Hak veto
adalah hak untuk membatalkan keputusan atau resolusi yang diajukan oleh PBB
atau Dewan Keamanan PBB PBB. Hak Veto dimiliki oleh Negara Negara
Anggota Tetap Dewan keamanan PBB yang saat ini dimiliki oleh Amerika
Serikat, Rusia (dulu Uni Soviet), Republik Rakyat China menggantikan
Republik China (Taiwan) pada tahun 1979, Inggris dan Perancis.

Pada saat ini opini yang berkembang di media media internasional


menyebutkan keberadaan lima negara anggota tetap dan hak veto ditinjau
kembali karena perkembangan dunia yang semakin kompleks serta sering
dianggap membuat berlarut larutnya masalah internasional yang membawa
akibat pada masalah kemanusiaan akibat digunakannya hak ini oleh negara
negara besar yang dianggap membawa kepentingannya sendiri.

Karena keberadaanya merupakan warisan Perang Dunia II yang diambil


dari negara negara kuat pemenang perang, banyak suara suara dari tokoh tokoh
internasional agar PBB dirombak atau direformasi agar dapat mengamodasi
perkembangan dunia internasional khususnya negara negara dunia ketiga.
Diantara tokoh tokoh yang menyarakan perlunya reformasi pada PBB
khususnya Dewan Keamanan diantaranya adalah Presiden Sukarno pada tahun
1960-an kemudian Dr Mahathir Mohammad.

Perjuangan dan suara dari tokoh-tokoh internasional untuk mereformasi


PBB dengan menghilangkan hak veto patut mendapat perhatian. Bila kita kritis,
3
kita akan melihat betapa PBB telah menjadi sarana beberapa netgara untuk
menebar pengaruh dan dominasinya terhadap negara lain. Dominasi mereka kini
dilembagakan di dalam organisasi negara-negara dunia tersebut.

Sangat menyedihkan menyaksikan dan mengalami PBB sebagai sebuah


organisasi dunia di mana hak-hak setiap anggotanya ternyata tidak sama. AS
sangat jelas menunjukkan arogansinya dalam PBB. Rasanya PBB hanya
menjadi boneka dari negara adikuasa tersebut. Mereka mengkalim diri sebagai
guru dan polisi dunia. betapa mengenaskan nasib banyak negara dan manusia di
dunia karena suara dan harapan mereka bisa kandas di tangan saru atau
beberapa negara saja.

AS bisa dengan bebas melarang negara lain untuk berbuat ini atau itu,
padahal mereka sendiri melakukannya. kita menyaksikan betapa sombongnya
mereka melarang negara lain mengembangkan senjata padahal mereka sendiri
sudah lebih dahulu melakukannya. perlombaan senjata dan penggunaan nuklir
memang patut kita kecam dan harus dihindari. akan tetapi betapa tidak adilnya
bila AS dengan alasan suci melarang negara lain mengembangkjan nuklir
sedangkan mereka sudah sejak beberapa dekade lalu memakai nuklir.

Ketika dunia prihatin dengan persoalan lingkungan dan pemanasan


global, AS negara pengguna energi terbesar di dunia, malah tidak mau tahu.
Mereka tidak mendukung langkah-langkah yang telah disepakati banyak negara
seperti yang terdapat dalam Piagam Kyoto. Inilah dominasi AS di dunia. PBB
sebagai organisasi dunia tidak berdaya.

4
PENUTUP
Kesimpulan

Saat ini pemberian hak veto kepada anggota tetap dewan keamanan PBB
menurut saya belum relevan. Karena, seperti yang kita ketahui bahwa ketika
terjadi kekacauan antara Palestina dan Israel pihak keamanan PBB atau
penerima hak veto tersebut tidak ambil tindakan.

Saran

Kami menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih banyak terdapat
kekurangan. Oleh karena itu, kami mengharapkan kritik dan saran yang
membangun dari para pembaca atau pendengar, agar makalah ini lebih baik
untuk kedepannya.

5
DAFTAR PUSTAKA
https://deparita.blongspot.com

https://brainly.com

Anda mungkin juga menyukai