ANGGOTA TETAP DEWAN KEAMANAN PBB” Kelompok1 1. Anwar Saddat 2. Fariz Rafi Ardianto 3. Fitria Nurfadilla Palupi 4. Josifa Matilda Kanaya
Introduction 5. Khoerul Yusup
6. Lynovia Citra Phalosa
Kelompok 1 7. Muhammad Ebbya Farrhay Ahzari 8. Muhammad Fathir Najmi Hizbulloh 9. Muhammad Naufal Khadafi A. Dewan Keamanan PBB
Dewan Keamanan PBB atau sering disingkat dengan DK PBB adalah
salah satu dari 6 Badan Utama PBB (Perserikatan Bangsa-bangsa). Tugas utama Dewan Keamanan PBB ini adalah untuk menjaga Perdamaian dan keamanan Internasional. Berdasarkan Pasal 23 Piagam PBB yang diamandemen pada tahun 1963 dan mulai berlaku pada September 1965. B. Hak Veto Hak veto adalah hak untuk membatalkan keputusan, ketetapan, rancangan peraturan dan undang-undang atau resolusi. Dalam sejarahnya, hak veto dimiliki oleh lima negara anggota tetap Dewan Keamanan PBB. Negara itu ialah Amerika Serikat, Rusia (dahulu Uni Sovyet), Inggris, Perancis, Republik Rakyat Cina (menggantikan Republik China). Anggota tetap Dewan Keamanan PBB dipilih berdasarkan hasil Perang Dunia II. Kelima negara tersebut adalah pemenang dari Perang Dunia II. Tujuan dari pemberian hak veto pada awalnya ialah untuk melindungi kepentingan para pendiri PBB, dimana hal tersebut hanya diperuntukkan bagi negara-negara yang memenangkan Perang Dunia II. Hak veto melekat pada kelima negara tersebut berdasarkan Pasal 27 Piagam PBB.Selain anggota tetap, Dewan Keamanan PBB juga memiliki anggota tidak tetap yang berjumlah lima belas negara. Anggota tetap dan tidak tetap berbeda dalam pemilikan hak veto. Anggota tidak tetap tidak mempunyai hak veto Kewenangan-kewenangan itu antara lain adalah : (a) Kewenangan untuk memilih Ketua Majelis Umum yang mana Majelis Umum ini memiliki arti yang sangat penting dalam kelangsungan hidup PBB; (b) Kewenangan merekomendasikan suatu negara untuk masuk sebagai anggota PBB yang baru; (c) Kewenangan merekomendasikan suatu negara agar keluar dari keanggotaan PBB; (d) Kewenangan untuk mengamandemen Piagam PBB; (e) Kewenangan untuk memilih para hakim yang akan duduk dalam Mahkamah Internasional. C. Relevankah Pemberian Hak Veto Kepada Anggota Dewan Keamanan PBB Hingga saat ini, masalah hak veto selalu membayangi legitimasi PBB. Dengan hak veto, maka setiap anggota dari Dewan Keamanan PBB dapat mempengaruhi terjadinya perubahan substansi secara besar-besaran dari suatu resolusi. Bahkan, hak veto mampu mengancam terbitnya resolusi yang mampu mengancam terbitnya resolusi yang dianggap tidak menguntungkan bagi negara pemegang veto. Inilah sebuah kesalahan fatal dari penyalahgunaan sistem hak veto. Di lain sisi, para perwakilan negara di PBB kadang mengungkapkan kecenderungan negara pemegang veto untuk saling mengancam menggunakan vetonya dalam forum tertutup agar kepentingan mereka masing-masing dapat terpenuhi tanpa sama sekali peduli terhadap negara anggota tidak tetap. Hal inilah yang terkenal dengan istilah “closet veto”. Pada saat ini opini yang berkembang di media-media internasional menyebutkan keberadaan lima negara anggota tetap dan hak veto ditinjau kembali karena perkembangan dunia yang semakin kompleks serta sering dianggap membuat berlarut larutnya masalah internasional yang membawa akibat pada masalah kemanusiaan akibat digunakannya hak ini oleh negara-negara besar yang dianggap membawa kepentingannya sendiri dan juga kelompok. Hak veto bisa dipakai semaunya sendiri. Jika suatu resolusi akan mengganggu kepentingan negara pemilik hak veto, pasti resolusi tersebut akan diveto. Jadilah PBB sebagai badan yang tidak punya kekuasaan. PBB hanya dikuasai oleh 5 negara, Yaitu Amerika Serikat, Rusia(Uni Soviet), Cina, Inggris, Prancis. Mereka memiliki kepentingan masing-masing dan ingin mewujudkannya. Lewat hak 'istimewa' di PBB inilah, salah satu cara mereka mewujudkan kepentingannya. Dengan keistimewaan tersebut maka pemegang hak veto bisa menguasai PBB. Contoh yang paling jelas adalah Amerika Serikat. Negara yang satu ini menjadi negara kedua yang paling banyak melnggunakan hak vetonya setelah Uni Soviet. Tercatat sudah lebih dari 80 kali dalam rentan tahun 1946 sampai dengan 2002. Namun sungguh disayangkan, negara yang satu ini menggunakan hak vetonya kurang sesuai dengan 5 azas PBB yang tertulis di atas. Amerika Serikat menggunakan hak vetonya hanya untuk kepentingan negaranya sendiri tanpa memandang kepentingan negara lain. Contoh yang paling nyata adalah saat terjadinya agresi Israel terhadap Palestina. Saat itu sebagian besar negara mengecam tindakan Israel tersebut.Namun PBB disini tidak bisa berbuat apa- apa karena memang sudah dari awal PBB didirikan itu “disetir” oleh 5 negara itu tadi. Maka sekarang kelihatan kalau hak veto yang dimiliki oleh Amerika Serikat hanya dijadikan alat untuk melegalkan agresi Israel terhadap Gaza yang masih jadi bagian dari Palestina. Dan juga satistiknya dari 82 hak veto yang telah digunakan oleh Amerika Serikat, 41 diantaranya mereka gunakan untuk menghalangi warga masyarakat dunia dalam menghentikan kebrutalan Israel terhadap Palestina. Sungguh ironis Lembaga Internasional semacam PBB yang ber azaskan Persamaan derajat dan kedaulatan semua negara anggota. Persamaan hak dan kewajiban semuanegara anggota. Penyelesaian sengketa dengan cara damai. Setiap anggota akan memberikan bantuan kepada PBB sesuai ketentuan Piagam PBB. dan PBB tidak boleh mencampuri urusan dalam negeri negara anggota, seperti ini harus tidak berdaya dalam mewujudkan perdamaian hanya karena beberapa negara adidaya saja. Melihat realitas saat ini, penggunaan hak veto yang dimiliki oleh anggota tetap Dewan Keamanan PBB sangat jauh atau bertentangan dengan asas keadilan dan mengingkari realitas sosial. Adakala keputusan yang ditetapkan dalam forum PBB dibatalkan oleh negara pemilik veto. Sebagai contoh, tidak hanya sekali, dua kali hak veto digunakan oleh Amerika Serikat untuk melapangkan jalan bagi Israel untuk melancarkan perang, selain itu Amerika Serikat juga menggunakan hak vetonya untuk menghentikan serangan Israel ke Libanon. Sebenarnya, hak veto tidak menjadi sebuah masalah jika digunakan sebagaimana mestinya. Namun, jika melihat kondisi saat ini hak veto digunakan untuk menentang prinsip-prinsip keadilan dan kebenaran atau dengan kata lain merusak citra PBB sebagai penjaga perdamaian dunia. Dari penjabaran di atas sudah seharusnya kita menyuarakan agar hak veto dikaji ulang. Seperti kita ketahui, pemberian hak veto bagi Anggota Tetap DK PBB tidak terlepas dari faktor Perang Dunia II dimana negara- negara pemenang perang memiliki hak veto dan dikuatkan melalui Pasal 27 Piagam PBB. Artinya, pemberian hak veto sedikit banyak merupakan ambisi negara-negara pemenang perang untuk tetap memiliki kekuatan mengendalikan jalannya dunia. PBB hanya milik dari lima negara pemegang hak veto yang saling tumpang tindih dalam memperjuangkan kepentingan nasional atau national interest dalam menggunakan hak veto. PBB bukan lagi sebuah organisasi internasional seideal penjabaran dari Piagam PBB. PBB bukan lagi PBB yang sesuai pada hakikatnya, melainkan sebuah lembaga yang melegitimasi kepentingan nasional lima negara pemegang hak veto. Keberadaan Veto dalam Tubuh PBB mesti dihilangkan guna terciptanya demokrasi sebagai elemen utama dalam piagam PBB, sekaligus membawa dunia menuju kekuatan yang Unipolar, sederajat dan saling menghargai, agar perdamaian dunia yang sejati dapat diwujudkan. Thank you! Do you have any questions for me before we go?