Disusun Oleh :
NIM : 22009053
KELAS :A
FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS MUHAMMDIYAH
KENDARI
2021
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah Swt sebab karena limpahan rahmat serta anugrah
dari-Nya saya dapat menyelesaikan tugas ini yang saya buat dengan judul
“Perbedaan Resolousi Majelis Umum dan Dewan Keamanan PBB”
Tidak lupa shalawat dan salam selalu kita hanturkan kepada Nabi
Muhammad SAW yang telah menyampaikan petunjuk Allah Swt untuk kita
semua sebagai umatnya.
Saya menyadari, makalah yang saya tulis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh
karena itu, kritik dan saran yang membangun akan saya nantikan demi
kesempurnaan makalah ini.
Ilham Kurniawan
i
DAFTAR PUSTAKA
KATA PENGANTAR........................................................................................i
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN..................................................................................1
A. Latar Belakang.........................................................................................1
B. Rumusan Masalah...................................................................................2
C. Tujuan......................................................................................................2
D. Manfaat....................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN...................................................................................3
A. Kesimpulan............................................................................................12
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................14
ii
BAB I
PEMBAHASAN
A. Latar belakang
Perang Dunia Pertama (Selanjutnya disingkat PD I) yang
berlangsung pada tahun 1914 sampai tahun 1919, melatarbelakangi
lahirnya sebuah pemikiran untuk segera mengakhiri penderitaan yang
ditimbulkan akibat perang, yaitu untuk segera membentuk sebuah lembaga
perdamaian yang mampu mempersatukan seluruh bangsa . Pendirian
Perserikatan Bangsa-Bangsa (Selanjutnya disingkat PBB) dilatarbelakangi
oleh kekhawatiran umat manusia terhadap perdamaian dan keamanan
internasional yang didasarkan pada pengalaman PD I dan Perang Dunia
Kedua (Selanjutnya disingkat PD II). Kekhawatiran umat manusia ini
nampak melalui pembukaan Piagam PBB yang berbunyi: “We the Peoples
of the United Nations determined to save our succeeding generations from
scourge of war, which twice in our lifetime has brought sorrow to
mandkind and ..”
Penegasan lebih lanjut mengenai tujuan pendirian PBB dapat
dilihat dalam Pasal 1 Angka 1 Piagam PBB yang berbunyi :
Memelihara perdamaian dan Keamanan Internasional dan untuk
tujuan itu: melakukan tindakan-tindakan bersama yang efektif untuk
mencegah dan melenyapkan ancaman-ancaman terhadap
pelanggaranpelanggaran terhadap perdamaian dan akan menyelesaikan
dengan jalan damai, serta sesuai dengan prinsip-prinsip keadilan dan
hukum internasional, mencari penyelesaian terhadap pertikaian-
pertikaian internasional atau keadaan-keadaan yang dapat menganggu
perdamaian.”
Dalam PBB Terdapat lima organ utama di dalamnya, dan dua
diantaranya adalah apa yang akan menajdi focus dalam topik pembahasan
yang akan dibahas oleh penulis yaitu, Majelis Umum PBB dan Dewan
Keamanan PBB, Majelis Umum Majelis Umum adalah majelis
1
permusyawaratan utama Perserikatan Bangsa-Bangsa. Terdiri dari semua
negara anggota PBB, majelis bertemu setiap tahun di bawah pimpinan
yang di pilih negara negara anggota. Dewan keamanan yaitu dewan yang
diberi tugas untuk menjaga perdamaian dan keamanan antar negara. Bila
organ-organ lain dari PBB hanya bisa membuat ‘rekomendasi’ untuk
pemerintah negara anggota, dewan keamanan benar kekuatan untuk
membuat keputusan yang mengikat.
B. Rumusan Masalah
1. Apa itu PBB?
2. Apa itu Majelis Umum PBB?
3. Apa itu Dewan Keamanan PBB?
4. Jelaskan Perbedaan Soft law dan Hard Law dalam Hukum
Internasioanl!
5. Jelaskan Perbandingan Resolusi Majelis Umum dan Dewan
Keamanan PBB!
C. Tujuan
1. Untuk Mengetahui Apa itu PBB
2. Untuk Mengetahui Apa itu Majelis Umum PBB
3. Untuk Mengetahui Apa itu Dewan Keamanan PBB
4. Untuk Mengetahui Apa itu Soft law dan Hard Law
5. Untuk Mengetahui Perbedaan Resolusi Daya Ikat dari Majelis
Umum dan Dewan Keamanan PBB
D. Manfaat
Diharapkan dengan penulisan makalah ini dapat menambah
wawasan pembaca dan juga wawasan dari penulis sendiri mengenai
perbedaan serta alasan mengapa Resolusi dari Majelis Umum PBB bersifat
Soft Law sedangkan Dewan Keamana Memiliki Resolusi yang bersifat
Hard Law.
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
Sidang Umum pertama, dengan 51 wakil negara, dan Dewan
Keamanan, diadakan di Westminster Central Hall di London pada Januari
1946. Kedudukan organisasi ini awalnya menggunakan bangunan milik
Sperry Gyroscope Corporation di Lake Success, New York, mulai dari
1946 hingga 1952. Penggunaannya sampai gedung Markas Besar PBB di
Manhattan telah selesai dibangun.
Sejak pendiriannya, banyak kontroversi, dan kritik tertuju pada
PBB. Di Amerika Serikat, saingan awal PBB adalah John Birch Society,
yang memulai kampanye "get US out of the UN" pada tahun 1959, dan
menuduh bahwa tujuan PBB adalah mendirikan "One World Government"
atau Pemerintah Seluruh Dunia.
Setelah Perang Dunia Kedua berakhir, Komite Kemerdekaan
Prancis terlambat diakui oleh AS sebagai pemerintah resmi Prancis,
sehingga Prancis awalnya tidak diikutsertakan dalam konferensi yang
membahas pembentukan PBB. Charles de Gaulle menyindir PBB dengan
menyebutnya le machin (dalam bahasa Indonesia: "Si Itu"), dan merasa
tidak yakin bahwa aliansi keamanan global akan membantu menjaga
perdamaian dunia, dia lebih percaya pada perjanjian/pakta pertahanan
antar negara secara langsung.
3. Organisasi
PBB saat ini terdiri dari lima organisasi utama, yaitu: Majelis
Umum (dewan musyawarah utama); Dewan Keamanan (dewan yang
membuat beberapa resolusi mengikat mengenai perdamaian, dan
keamanan); Dewan Ekonomi dan Sosial (ECOSOC) (dewan yang
mendorong kerjasama dan pembangunan ekonomi sosial
4
internasional); Sekretariat (yang berfungsi menyediakan studi, informasi,
dan fasilitas yang dibutuhkan PBB); dan Mahkamah Internasional (badan
yudisial utama)[13]. Adapun sebuah organ utama PBB yang telah
dinonaktifkan adalah Dewan Perwalian (Trusteeship Council) Perserikatan
Bangsa-Bangsa (tidak aktif semenjak tahun 1994 setelah
kemerdekaan Palau, satu-satunya wilayah perwalian PBB yang tersisa)
Lima dari enam organ utama Perserikatan Bangsa-Bangsa terletak
di Markas Besar Perserikatan Bangsa-Bangsa berkedudukan di wilayah
internasional di Manhattan, New York City, USA; sedangkan sebuah
organ utama PBB yaitu Mahkamah Internasional berkedudukan di Den
Haag, Belanda.
Adapun lembaga-lembaga besar lainnya berbasis di kantor PBB di
Jenewa, Wina, dan Nairobi. Lembaga PBB lainnya tersebar di seluruh
dunia. Lembaga-lembaga khusus yang berada di bawah Sistem
PBB meliputi Grup Bank Dunia, Organisasi Kesehatan Dunia, Program
Pangan Dunia, Organisasi Pendidikan, Keilmuan, dan Kebudayaan PBB,
dan Dana Anak-anak PBB. Petugas terpenting dalam hierarki PBB
adalah Sekretaris Jenderal, yang saat ini dijabat oleh Antonio
Guterres dari Portugal sejak tahun 2017, menggantikan Ban Ki
Moon dari Korea Selatan. Organisasi-organisasi non-pemerintah dapat
memperoleh status konsultatif di ECOSOC dan badan-badan lain untuk
berpartisipasi di PBB.
5
Biasanya Sekretaris Jenderal melakukan pidato pertama, diikuti oleh
pimpinan dewan. Sidang pertama diadakan pada tanggal 10 Januari 1946
di Westminster Central Hall di London, dan dihadiri oleh wakil dari 51
negara.
Ketika Majelis Umum mengadakan pemilihan pada masalah-
masalah penting, minimal diperlukan dua pertiga suara dari seluruh
anggota yang hadir. Contoh masalah penting ini termasuk: rekomendasi
tentang perdamaian, dan keamanan; pemilihan anggota untuk badan PBB;
pemasukan, suspensi, dan pengusiran anggota; dan hal-hal anggaran.
Sedang masalah-masalah lain yang ditentukan cukup oleh suara mayoritas.
Setiap negara anggota memiliki satu suara. Selain hal-hal persetujuan
anggaran, resolusi tidak mengikat pada anggota. Majelis dapat membuat
rekomendasi mengenai setiap masalah dalam lingkup PBB, kecuali
masalah perdamaian, dan keamanan yang berada di bawah pertimbangan
Dewan Keamanan.
Dapat dibayangkan, dengan struktur satu negara memiliki satu
suara maka dapat terjadi negara-negara yang mewakili dari hanya delapan
persen populasi mampu meloloskan resolusi dengan suara dua-pertiga
(lihat Daftar negara menurut jumlah penduduk). Namun, karena resolusi
ini tidak lebih dari sekadar rekomendasi, sulit dibayangkan situasi dimana
ketika rekomendasi dari delapan persen populasi dunia akan diikuti oleh
sembilan puluh dua persen lainnya, jika mereka semua menolak resolusi
tersebut.
6
Keamanan memiliki kekuatan untuk membuat keputusan yang mengikat
bahwa pemerintah negara anggota telah sepakat untuk melaksanakan,
menurut ketentuan Piagam Pasal 25. Keputusan Dewan dikenal sebagai
Resolusi Dewan Keamanan PBB.
Dewan Keamanan terdiri dari 15 negara anggota, yang terdiri dari
5 anggota tetap—Tiongkok, Prancis, Rusia, Inggris, dan Amerika Serikat
—dan 10 anggota tidak tetap, saat ini, Bosnia dan
Herzegovina, Brasil, Kolombia, Gabon, Jepang, Jerman, India, Lebanon,
Nigeria, Portugal, dan Afrika Selatan. Lima anggota tetap memegang hak
veto terhadap resolusi substantif tetapi tidak prosedural, dan
memungkinkan anggota tetap untuk memblokir adopsi tetapi tidak
berkuasa untuk memblokir perdebatan resolusi tidak dapat diterima untuk
itu. Sepuluh kursi sementara diadakan selama dua tahun masa jabatan
dengan negara-negara anggota dipilih oleh Majelis Umum secara regional.
Presiden Dewan Keamanan diputar secara abjad setiap bulan.
7
apakah berbentuk soft law atau hard law . Kedua bentuk legalisasi ini
merujuk pada longgar (weak) atau kuat (rigid) nya aturanaturan yang
mengikat (binding) pada para pihak yang terlibat di dalamnya.
Pada hakikatnya, perjanjian internasional merupakan sumber
hukum internasional yang paling utama yang diakui oleh masyarakat
internasional, dimana tertampung kehendak dan persetujuan negara-negara
di dalamnya untuk mencapai tujuan bersama. Perlu diketahui bahwa dalam
hukum internasional, dikenal 2 jenis sumber hukum, yaitu hard law dan
soft law. Istilah hard law dan soft law berasal dari pandangan pakar hukum
yang digunakan untuk membedakan secara sederhana antara hukum yang
mengikat dan tidak mengikat. Hard law mendapatkan namanya dari
sifatnya yang keras, yatu mengikat negara-negara. Ketika berhadapan
dengan hard law berarti terdapat kewajiban yang telah dirumuskan secara
jelas dan mengikat secara hukum, dalam hal ini dibuat secara saksama
melalui ajudikasi atau penerbitan peraturan terperinci dan mendelegasikan
kewenangan untuk menafsirkan dan mengimpelementasikan perjanjian
tersebut. Dengan demikian, hard law menghasilkan suatu “compliance
pull”, yaitu kekuatan atau tekanan untuk patuh yang lebih besar, sehingga
negara-negara lebih ditekan untuk mematuhi hard law. Apabila terjadi
pelanggaran hard law, maka biaya yang ditimbulkan akan lebih besar
disbanding soft law. Pada umumnya, hard law menggunakan istilah
perjanjian berupa konvensi, konvenan, protokol, dan treaty.
8
berkaitan dengan ekonomi, sosial, politik, kebudayaan, atau lainnya
bahkan yang melibatkan hak asasi manusia dan kebebasan fundamental
selama masalah tersebut berada dalam lingkup Piagam PBB. Pasal 10
Piagam PBB menyebutkan: Majelis Umum dapat membicarakan segala
soal yang termasuk dalam ruang lingkup Piagam ini atau yang
berhubungan dengan kekuasaan dan fungsi sesuatu badan seperti yang
ditentukan dalam Piagam ini dengan pengecualian ketentuan Pasal 12,
dapat mengemukakan rekomendasi-rekomendasi kepada anggota
Perserikatan Bangsa-Bangsa atau kepada Dewan Keamanan atau kepada
kedua badan tersebut mengenai segala soal dan hal yang demikian itu.
9
sengketa secara damai. Berdasarkan hal tersebut maka setiap negara
anggota dan bukan anggota PBB dapat menerima kewajiban dari resolusi
selama negara tersebut menyatakan keinginannya lebih dulu.
10
ancaman terhadap perdamaian, perkosaan perdamaian dan tindakan
serangan.
11
internasional yang mengikat bagi negara anggota berdasarkan Pasal 25
Piagam serta bagi negara bukan anggota berdasarkan Pasal 2 ayat (6)
yakni Prinsip-prinsip Hukum Internasional.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pendirian Perserikatan Bangsa-Bangsa (Selanjutnya disingkat
PBB) dilatarbelakangi oleh kekhawatiran umat manusia terhadap
perdamaian dan keamanan internasional yang didasarkan pada pengalaman
PD I dan Perang Dunia Kedua (Selanjutnya disingkat PD II).
Kekhawatiran umat manusia ini nampak melalui pembukaan Piagam PBB
yang berbunyi: “We the Peoples of the United Nations determined to save
our succeeding generations from scourge of war, which twice in our
lifetime has brought sorrow to mandkind and ..”
Majelis Umum PBB atau Sidang Umum PBB adalah salah satu
dari enam badan utama PBB. Majelis ini terdiri dari anggota dari seluruh
negara anggota dan bertemu setiap tahun di bawah seorang Presiden
Majelis Umum PBB yang dipilih dari wakil-wakil. Pertemuan pertama
diadakan pada 10 Januari 1946 di Balai Tengah
Westminster di London dan termasuk wakil dari 51 negara.
12
menurut ketentuan Piagam Pasal 25. Keputusan Dewan dikenal sebagai
Resolusi Dewan Keamanan PBB.
Hard law diartikan sebagai perjanjian yang memiliki kekuatan
mengikat secara hukum, sedangkan soft law hanya mengikat secara moral.
13
DAFTAR PUSTAKA
Buku
Marlina, Sharon alfa. 2018 Skripsi Analisis hukum resolusi dewan keamanan pbb
terhadap uji coba nuklir lintas benua oleh korea utara. Makassar, Universitas
Hasanuddin.
Albayumi, Fuat. 2012 Jurnal, Soft Law Sebagai Sebuah Strategi: Stud Kasus
Piagam Asean (Asean Charter).
Internet
http://p2k.um-surabaya.ac.id/id3/3045-2942/Pbb-Perserikatan-Bangsa-
Bangsa_14637_p2k-um-surabaya.html
https://id.wikipedia.org/wiki/Perserikatan_Bangsa-Bangsa
https://id.wikipedia.org/wiki/Dewan_Keamanan_Perserikatan_Bangsa-
Bangsa#Sejarah
https://www.google.com/search?
q=hard+law+dan+soft+law&oq=hard+law+dan+soft+law&aqs=chrome..69i57.63
80j0j7&sourceid=chrome&ie=UTF-8
https://docplayer.info/35877396-Hard-law-dan-soft-law-dalam-hukum-
internasional-dan-implementasinya-di-indonesia.html
https://www.pphbi.com/karakteristik-hard-law-dan-soft-law-dalam-perjanjian-
internasional/
14
https://www.kompasiana.com/anakkampushukum/5fa41709f5f3293821347372/ap
a-itu-soft-law-dalam-hukum-internasional?page=2
15