Alhamdullilah kami ucapkan atas segala nikmat dan segalanya yang telah Allah SWT berikan
kepada kita. Dan tak lupa juga terimakasih kepada Allah karena berkat rahmatnya kami dapat
mengerjakan dan menyelesaikan tugas PPKn yang diberi oleh guru pembimbing kami yang baik dan
sabar dalam mengajar dan memberi ilmu kepada kami, ibu pengajar Nikmatul Muhimah, S.Pd.
Tugas PPKn yang kami dapatkan membahas tentang Perserikat Bangsa Bangsa yang biasa
disingkat PBB. Makalah ini ditulis oleh kelompok kami, yaitu kelompok I. Kita di kelompok ini
bertugas sebagai pembuat makalah Peran Indonesia dalam PBB meliputi sejarah PBB, Sejarah
Kemerdekaan Indonesia dan Peran Indonesia di PBB.
Dalam pembuatan makalah ini kami tahu masih ada kekurangan atau kesalahan, oleh karena
itu kami berharap pembaca dapat memberi kritik maupun saran agar kami bisa menjadi lebih baik lagi
dalam mengerjakan makalah lainnya atau dalam mengerjakan tugas lainnya.
Terimakasih kami ucapkan sekali lagi dan semoga makalah ini bermanfaat bagi pembaca dan
juga penulis. Amiinn.
Penulis
ii
Daftar Isi
Halaman
iii
BAB I
PENDAHULUAN
Organisasi Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) dapat dengan nyata kita rasakan di seluruh dunia,
termasuk di Indonesia seperti ketika bencana gempa dan tsunami yang melanda aceh dan nias juga
proses perdamaian di berbagai belahan dunia lainnya. Sebaliknya Indonesia juga berperan aktif dalam
Organisasi Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB). Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) adalah organisasi
internasional yang beranggotakan negara-negara berdaulat yang bertujuan menghindari perang dunia
dan mala petaka kemanusiaan akibat perang. Piagam PBB ditandatangani oleh delegasi 51 negara
pada tanggal 26 Juni 1945. Dan Piagam PBB mulai beroperasi pada tanggal 24 Oktober 1945. Seperti
Liga Bangsa-Bangsa,
Tujuan utama Organisasi Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) adalah menjaga perdamain dan
keamanan internasional, menyelesaikan sengketa secara damai, melakukan tindakan kolektif,
mencegah ancaman terhadap perdamaian, mempromosikan kerja sama sosial ekonomi internasional
dan hak asasi manusia. Keanggotaan Organisasi Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) terbuka bagi
negara-negara yang cinta damai untuk mendukung penyelesaian sengketa secara damai. Negara
Indonesia mendukung penuh tujuan utama PBB, yaitu menjaga perdamaian dan keamanan dunia. Hal
ini tercantum dalam Pembukaan UUD 1945 di alinea keempat. Maka dalam makalah ini akan
membahas Organisasi Perserikatan Bangsa-Bangsa, Kemerdekaan Indonesia menuju negara berdaulat
dan Peran Indonesia di PBB.
1.2 Tujuan
Dalam pembuatan makalah tentang Peran Indonesia dalam Organisasi Perserikatan Bangsa-
Bangsa ini memiliki beberapa tujuan, diantaranya adalah:
1. Menyelesaikan tugas PPKn dari guru pengajar, Ibu Nikmatul Muhimah, S.Pd
2. Mempelajari tentang Organisasi Internasional Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).
3. Mempelajari Kemerdekaan Indonesia menuju negara berdaulat.
iv
4. Mengetahui Peran Indonesia di PBB.
1.3 Manfaat
Selain ada tujuan pembuatan makalah ini, ada juga manfaat dari makalah ini, yaitu menambah
wawasan kita tentang organisasi internasional Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) dan juga
belajar tentang sejarah PBB. Kemerdekaan Indonesia menuju negara berdaulat dan Peran
Indonesia di PBB.
v
BAB II
PEMBAHASAN
Perserikatan Bangsa-Bangsa atau biasa disingkat PBB (bahasa Inggris: United Nations atau
disingkat UN) adalah organisasi internasional yang beranggotakan negara-negara berdaulat yang
bertujuan menghindari perang dunia dan mala petaka kemanusiaan akibat perang. Piagam PBB
ditandatangani oleh delegasi 51 negara pada tanggal 26 Juni 1945. Dan Piagam PBB mulai beroperasi
pada tanggal 24 Oktober 1945. Seperti Liga Bangsa-Bangsa, tujuan utama PBB adalah menjaga
perdamain dan keamanan internasional, menyelesaikan sengketa secara damai, melakukan tindakan
kolektif,mencegah ancaman terhadap perdamaian, mempromosikan kerjasama sosial ekonomi
internasional dan hak asasi manusia. Keanggotaan PBB terbuka bagi negara-negara yang cinta damai
untuk mendukung penyelesaian sengketa secara damai.
Sejarah berdirinya PBB antara lain Liga Bangsa-Bangsa dianggap gagal mencegah
meletusnya Perang Dunia II (1939-1945). Untuk mencegah meletusnya Perang Dunia Ketiga, yang
mana tidak diinginkan oleh seluruh umat manusia, pada tahun 1945 PBB didirikan untuk
menggantikan Liga Bangsa-Bangsa yang gagal dalam rangka untuk memelihara perdamaian
internasional, dan meningkatkan kerjasama dalam memecahkan masalah ekonomi, sosial, dan
kemanusiaan internasional.
Rencana konkrit awal untuk organisasi dunia baru ini dimulai di bawah naungan Departemen
Luar Negeri AS pada tahun 1939. Franklin D. Roosevelt dipercaya sebagai seorang yang pertama
menciptakan istilah "United Nations" atau Perserikatan Bangsa-Bangsa sebagai istilah untuk
menggambarkan negara-negara Sekutu. Istilah ini pertama kali secara resmi digunakan pada 1 Januari
1942, ketika 26 pemerintah menandatangani Piagam Atlantik, dimana masing-masing negara berjanji
untuk melanjutkan usaha perang.
Pada tanggal 25 April 1945, Konferensi PBB tentang Organisasi Internasional dimulai di San
Francisco, dihadiri oleh 50 pemerintah, dan sejumlah organisasi non-pemerintah yang terlibat dalam
penyusunan Piagam Perserikatan Bangsa-Bangsa. PBB resmi dibentuk pada 24 Oktober 1945 atas
vi
ratifikasi Piagam oleh lima anggota tetap Dewan Keamanan-Perancis, Republik Tiongkok, Uni
Soviet, Inggris dan Amerika Serikat-dan mayoritas dari 46 anggota lainnya. Sidang Umum pertama,
dengan 51 wakil negara, dan Dewan Keamanan, diadakan di Church House, London pada 10 Januari
1946.
Lambang PBB yang menampakkan globe dengan garis lintang dan bujur membentuk 33
kolom. Tak hanya itu, di dalam logo nya pun, terdapat segmen coretan sebanyak 33 juga berupa
tebaran ranting dan dedaunan Akasia. Apakah hanya sekedar kebetulan? Simbol nomor 33 adalah
melambangkan 33 tingkatan dalam organsasi rahasia Freemasonry produk Yahudi. Pohon akasia,
mungkin bisa diartikan dengan “semak yang membakar” yang Moses (Nabi Musa) temukan di tengah
padang pasir dan merupakan kayu yang oleh Tuhan diperintahkan kepada Moses untuk gunakan
sebagai bahan Bahtera / Kapal, Meja, dan Tempat Beribadah.
Asas Perserikatan Bangsa-Bangsa sebagai berikut: (1) Persamaan derajat dan kedaulatan
semua negara anggota, (2) Persamaan hak dan kewajiban semua negara anggota, (3) Penyelesaian
sengketa dengan cara damai, (4) Setiap anggota akan memberikan bantuan kepada PBB sesuai
ketentuan Piagam PBB dan (5) PBB tidak boleh mencampuri urusan dalam negeri negara anggota.
Berdasarkan Konferensi San Fransisco menghasilkan suatu piagam yang menyebutkan organ-
organ PBB sebagai berikut:
vii
Keanggotaan organisasi internasional Perserikatan Bangsa-Bangsa PBB terdiri dari 2 macam,
yaitu:
1) Anggota asli (orginal members) yang terdiri dari 50 negara yang menandatangani Piagam San
Fransisco 26 Juni 1945. Pada tanggal 15 Oktober 1945 Polandia menyusul sehingga menjadi
51 negara.
2) Anggota tambahan, yakni negara-negara anggota PBB yang masuk kemudian berdasar syarat-
syarat disetujui Majelis Umum PBB.
Syarat-syaratnya adalah sebagai berikut.
a) Negara merdeka.
b) Negara yang cinta damai.
c) Sanggup mematuhi ketentuan-ketentuan yang tercantum dalam Piagam PBB.
d) Diusulkan oleh Dewan Keamanan dan disahkan oleh Majelis Umum PBB.
Indonesia merdeka pada 17 Agustus 1945, setelah sebelumnya berada di bawah penjajahan
Belanda dan Jepang. Proklamasi Kemerdekaan Indonesia dibacakan langsung oleh Soekarno dengan
didampingi Mohammad Hatta di Jalan Pegangsaan Timur Nomor 56 Jakarta Pusat. Tercapainya
Kemerdekaan Indonesia tentu menoreh peristiwa bersejarah yang cukup panjang. Sebuah negara yang
terbentuk harus memenuhi unsur-unsur terbentuknya negara. Ada dua unsur sebuah negara, yaitu
unsur konstitutif (unsur pokok) dan unsur deklaratif (unsur tambahan). Berikut adalah penjelasan
secara singkat antara unsur konstitutif dan unsur deklaratif.
viii
b) Penduduk yang menetap
Menurut Austin Renney, penduduk suatu negara digolongkan menjadi dua, yaitu warga
negara dan orang asing. Warga negara ialah orang-orang yang memiliki kedudukan resmi
sebagai anggota penuh suatu negara. Mereka memberikan kesetiaannya kepada negara itu,
menerima perlindungan darinya, dan menikmati hak untuk ikut serta dalam proses politik.
Sementara, orang asing ialah warga negara lain yang dengan izin pemerintah setempat
menetap di negara yang bersangkutan.
Perbedaan lainnya, setiap warga negara mempunyai hubungan yang tidak terputus dengan
negaranya, meskipun yang bersangkutan telah berdomisili di luar negeri selama ia tidak
memutuskan kewarganegaraannya.
c) Kedaulatan
Kedaulatan ialah kekuasaan yang tertinggi dalam suatu negara untuk membuat suatu
undang-undang serta melaksanakannya dengan semua cara yang tersedia, termasuk dengan
paksaan. Negara mempunyai kekuasaan untuk memaksa penduduknya agar menaati undang-
undang serta peraturan pelaksana lainnya. Negara mempunyai kekuasaan tertinggi pula
untuk mempertahankan kemerdekaannya terhadap serangan dari negara lain serta
mempertahankan kedaulatan ke luar. Untuk itu, negara menuntut loyalitas yang mutlak dari
warga negaranya.
d) Pemerintahan yang berdaulat
Setiap negara mempunyai pemerintah yang berwenang untuk merumuskan serta
melaksanakan berbagai keputusan yang mengikat seluruh penduduk di dalam wilayahnya.
Pemerintah ialah sekelompok manusia serta lembaga yang membuat serta melaksanakan
aturan-aturan bagi masyarakat tertentu.
B. Unsur Deklaratif (unsur tambahan)
Unsur deklaratif merupakan unsur yang sifatnya pernyataan dan bersifat melengkapu unsur
konstitutif. Negara- negara baru sangat berkepentingan untuk terpenuhinya unsur deklaratif,
khususnya unsur pengakuan dari negara lain. Unsur-unsur deklaratif mencakup tujuan negara,
undang-undang dasar, pengakuan dari negara lain secara de jure ataupun secara de facto, serta
masuknya negara dalam perhimpunan bangsa-bangsa (PBB).
Jika unsur-unsur terbentuknya suatu negara belum lengkap, maka negara tersebut belum diakui
sebagai negara yang berdaulat secara penuh dalam dunia internasional. Diketahui terdapat dua macam
jenis pengakuan kedaulatan suatu negara, yaitu pengakuan secara de facto dan de jure.
A. De facto adalah bentuk pengakuan suatu negara terhadap negara lain yang sudah memenuhi
syarat-syarat sebagai suatu negara, seperti adanya wilayah, rakyat, dan pemerintahan. Contonya
ix
adalah suatu negara yang secara hukum de jure belum diakui sebagai negara. Tetapi, secara de
facto negara tersebut memang sudah berdiri dan memiliki sosio-ekonomi yang berjalan. Secara
umum, terdapat 2 jenis pengakuan de facto, yaitu de facto yang bersifat tetap dan juga de
facto yang bersifat sementara. Perbedaan dari keduanya adalah pada rentang waktu dan
implikasinya. De facto yang bersifat tetap artinya suatu negara ataupun instansi mengakui
keberadaan negara atau fenomena tertentu tanpa memperhatikan kondisi sekarang dan kondisi
kedepannya. Artinya, jika negara tersebut misalnya hancur kedepannya, maka pengaku akan
tetap mengakui bahwa negara tersebut ada dan bahkan memperjuangkannya. Pengakuan de facto
tetap ini umumnya akan menyebabkan hubungan baik antara kedua negara ataupun lembaga
tersebut. Bahkan, hal ini bisa berujung kepada perdagangan internasional dan kerjasama
internasional lainnya. Sedangkan, de facto yang bersifat sementara adalah ketika pengakuan
suatu pihak terhadap pihak lain berlandaskan kondisinya sekarang dan proyeksi kondisinya di
masa depan. Pada pengakuan de facto secara sementara, jika negara ataupun fenomena yang
diakui tersebut hilang atau runtuh, maka pengakuan ini pun akan langsung dicabut oleh
pengakunya.
B. Sementara de jure adalah pengakuan yang dinyatakan secara resmi oleh negara lain berdasarkan
hukum internasional tentang keberadaan negara baru. Secara umum, de jure ini membahas
apakah suatu fenomena ataupun kejadian sudah ada hukum yang mengaturnya. Oleh karena itu,
aspek utama dari de jure ini adalah legalitas hukumnya, tidak peduli kondisi lapangan seperti
apa. Jika dikontekskan kepada kemerdekaan dan berdirinya suatu negara, pertanyaan utama
dari de jure adalah apakah negara tersebut sudah memiliki syarat berdirinya negara dan diakui
secara hukum oleh komunitas internasional. Disini, de jure tidak peduli apakah negara tersebut
benar-benar punya tanah kekuasaan, masyarakat, ataupun tentara. Yang penting adalah legalitas
hukumnya. Istilah De jure ini memiliki dua buah sifat, yakni de jure penuh dan juga de
jure yang bersifat tetap. De jure yang bersifat tetap artinya adalah pengakuan yang diberikan
untuk selamanya kepada negara ataupun suatu fenomena tertentu. Umumnya, pengakuan seperti
ini hanya diberikan kepada negara-negara yang memiliki hubungan erat dengan negara
pengakunya. Sedangkan, de jure yang bersifat penuh artinya adalah bahwa negara tersebut sudah
diakui secara penuh oleh negara pengaku. Oleh karena itu, sudah dimungkinkan adanya
hubungan internasional dan juga kerjasama internasional antara kedua negara ini.
x
Pengakuan de jure kemerdekaan Indonesia Secara de jure, Indonesia merdeka pada tanggal
18 Agustus 1945, setelah UUD 1945 disahkan, presiden dan wakil presiden dipilih, serta dilantiknya
lembaga legislatif (KNIP). Mesir baru mengakui kedaulatan negara RI secara de jure pada 10 Juni
1947, dengan menunjuk HM Rasjidi sebagai kuasa usaha RI, serta membuka Kedutaan Besar di
Kairo. Kemudian pada 29 Juli 1947, pengakuan secara de jure diberikan kepada NKRI oleh Lebanon.
Sedangkan pengakuan de jure kemerdekaan Indonesia dari Belanda baru diberikan pada 27 Desember
1949, dan PBB pada 28 September 1950. Dengan adanya pengakuan de jure, sebuah negara akan
mendapatkan hak dan kewajibannya sebagai masyarakat internasional.
Dalam sejarah perjuangan negara yang mengakui Kemerdekaan Indonesia secara de facto
pertama kali adalah Mesir, tanggal 22 Maret 1946. Selain Mesir, beberapa negara lain yang juga
mengakui negara Indonesia secara de facto yakni: India, Australia, Suriah, Lebanon, Arab Saudi,
Yaman, Palestina, Vatikan, dan Belanda.
1. Mesir
xi
perwakilan diplomat Indonesia mengadakan perjanjian persahabatan dengan Suriah di
Damaskus. Melalui penandatangan perjanjian tersebut, Indonesia secara resmi telah diakui
sebagai negara yang berdaulat oleh pemerintah Suriah.
5. Lebanon
Tanggal 21 Juli 1947, Indonesia melalukan misi diplomatik ke Lebanon. Dalam kunjungan
tersebut, Agus Salim berunding bersama Perdana Menteri Lebanon Riadh al Solh. Setelah
berunding, didapatkan hasil bahwa pemerintah Lebanon secara resmi memberi pengakuan
kemerdekaan kepada Indonesia pada 29 Juli 1947.
6. Arab Saudi
Setelah Lebanon, misi selanjutnya adalah berkunjung ke Arab Saudi. Dalam kunjungan ke
Arab Saudi, Indonesia diwakili oleh Mohammad Rasjidi sebagai ketua diplomat yang
berunding dengan Raja Abdul Aziz al Saud. Perundingan keduanya pun menghasilkan
pengakuan kemerdekaan terhadap Indonesia pada 21 November 1947.
7. Yaman
Yaman mengakui kemerdekaan RI pada 20 November 1947 yang disampaikan oleh
perwakilan Yaman di Liga Arab. Yaman sendiri menjadi negara Arab terakhir yang mengakui
kedaulatan Indonesia pada masa Revolusi Indonesia.
8. Palestina
Palestina secara de facto mengakui kemerdekaan RI setahun sebelum proklamasi kemerdekaan
Indonesia, yaitu tanggal 6 September 1944. Pengakuan ini kemudian disebarluaskan ke
seluruh dunia Islam oleh mufti besar Palestina Syekh Muhammad Amin Al-Husaini.
9. Vatikan
Selain negara Arab, negara Eropa yang juga memberi pengakuan resmi kemerdekaan
Indonesia adalah Vatikan, pada 6 Juli 1947. Pengakuan Vatikan atas kemerdekaan Indonesia
ditandai dengan dibentuknya Apostolic Delegate atau Kedutaan Besar Vatikan di Jakarta. Latar
belakang dukungan Vatikan terhadap kemerdekaan Indonesia adalah karena persamaan prinsip
antara keduanya, yaitu:
1) Mendukung terciptanya perdamaian dunia
2) Menolak pandangan ateisme di dunia
3) Mendukung terciptanya kerukunan antar umat beragama di dunia
4) Menciptakan keadilan sosial bagi seluruh umat manusia
5) Memelihara kesejahteraan seluruh umat manusia
10. Belanda
Setelah Vatikan, negara Eropa selanjutnya yang mengakui kemerdekaan Indonesia adalah
Belanda. Pengakuan kedaulatan Indonesia oleh Belanda terjadi setelah Konferensi Meja
Bundar di Den Haag, Belanda, 23 Agustus 1949 hingga 2 November 1949. Dalam KMB,
xii
Belanda bersedia mengakui kedaulatan RI secara penuh. Indonesia juga sepakat untuk
membentuk Uni Personal dengan Kerajaan Belanda.
Negara Indonesia mendukung penuh tujuan utama PBB, yaitu menjaga perdamaian dan keamanan
dunia. Hal ini tercantum dalam Pembukaan UUD 1945 di alinea keempat. Dukungan tersebut
dibuktikan dengan Indonesia jadi anggota PBB pada 28 September 1950, hampir setahun setelah
pengakuan kedaulatan Indonesia oleh Belanda. Walaupun pernah keluar dari keanggotaan PBB pada 7
Januari 1965, Indonesia kembali jadi anggota PBB pada 28 September 1966 hingga saat ini. Sebagai
salah satu anggota, Indonesia musti menjalankan peran-peran yang tertuang dalam pasal 2 Bab 1
Piagam PBB, yaitu ikut berperan dalam menjaga perdamaian dunia, memberi bantuan kemanusiaan di
berbagai negara, dan membantu menyelesaikan konflik di berbagai negara.
xiii
terserang badai tropis topan harold dan bantuan tersebut meliputi bahan-bahan makanan dan
minuman serta beberapa barang lainnya seperti tenda handuk dan selimut.
5. Indonesia Menjadi Anggota Komisi Hukum PBB
Internasional commision pada periode 1992-2001.menteri luar negeri Indonesia Mochtar
kusumaatmaja terpilih sebagai anggota ILSI. selanjutnya pada periode 2007- 2011 diplomat
senior diplomasi Indonesia, yaitu Nugroho Wisnu Murti menjadi salah satu peserta terpilih
untuk berkiprah di badan internasional tersebut setelah bersaing dengan 10 kandidat lainnya
dari Asia dan terpilih kembali untuk masa tugas 2012-2016.
6. Indonesia Menjadi Anggota Dewan HAM
Indonesia merupakan salah satu anggota pertama dewan HAM dari 47 negara anggota PBB
lainnya. yang dipilih pada tahun 2006. Indonesia kemudian terpilih kembali menjadi anggota
dewan HAM untuk periode 2007-2010 melalui dukungan 165 suara negara anggota PBB.
kemudian pada periode 2020-2022 Indonesia terpilih kembali menjadi anggota dewan HAM
PBB berkat dukungan sebanyak 174 suara dari berbagai negara.
Negara Indonesia mendukung penuh tujuan utama PBB, yaitu menjaga perdamaian dan
keamanan dunia. Hal ini tercantum dalam Pembukaan UUD 1945 di alinea keempat. Dukungan
tersebut dibuktikan dengan Indonesia jadi anggota PBB pada 28 September 1950, hampir setahun
setelah pengakuan kedaulatan Indonesia oleh Belanda. Walaupun pernah keluar dari keanggotaan
PBB pada 7 Januari 1965, Indonesia kembali jadi anggota PBB pada 28 September 1966 hingga saat
ini.
xiv
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) mulai beroperasi pada tanggal 24 Oktober 1945
merupakan satu perwujudan dari kemerdekaan yaitu menjaga perdamaian dan keamanan. Tujuan
utama Organisasi Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) adalah menjaga perdamain dan keamanan
internasional, menyelesaikan sengketa secara damai, melakukan tindakan kolektif, mencegah
ancaman terhadap perdamaian, mempromosikan kerja sama sosial ekonomi internasional dan hak
asasi manusia.
Sebuah negara yang terbentuk harus memenuhi unsur-unsur terbentuknya negara. Ada dua
unsur sebuah negara, yaitu konstitutif (unsur pokok) dan unsur deklaratif (unsur tambahan).
Selain itu, terdapat dua macam pengakuan kemerdekaan suatu negara, yaitu dengan de facto dan
de jure, supaya menjadi negara yang berdaulat dan masuk sebagai anggota PBB. Dalam sejarah
perjuangan negara yang mengakui Kemerdekaan Indonesia secara de facto pertama kali adalah
Mesir, tanggal 22 Maret 1946. Selain Mesir, beberapa negara lain yang juga mengakui negara
Indonesia secara de facto yakni: India, Australia, Suriah, Lebanon, Arab Saudi, Yaman, Palestina,
Vatikan, dan Belanda.
Peran Indonesia di PBB, diantaranya:
1. Menjadi Pemimpin dan Anggota Tetap.
2. Indonesia Terlibat Langsung Dalam Pasukan Perdamaian PBB.
3. Indonesia Menjadi Dewan Keamanan atau DK PBB.
4. Indonesia Menyumbang Bantuan Kemanusiaan.
5. Indonesia Menjadi Anggota Komisi Hukum PBB.
6. Indonesia Menjadi Anggota Dewan HAM.
xv
Daftar Pustaka
https://cimahikota.go.id/artikel/detail/1221-sejarah-indonesia-pasca-kemerdekaan
https://www.kompas.com/stori/read/2021/12/03/130000279/pengakuan-pbb-terhadap-kemerdekaan-
indonesia
https://www.kompas.com/stori/read/2021/09/13/120000779/pengakuan-secara-de-facto-
kemerdekaan-indonesia
https://insanpelajar.com/de-facto-dan-de-jure/
https://www.kompas.com/stori/read/2021/12/14/100000279/apa-perbedaan-antara-pengakuan-de-
facto-dan-de-jure-utm_source=Various&utm_medium=Referral&utm_campaign=Top_Desktop
https://amp.kompas.com/stori/read/2022/12/23/110000579/kapan-indonesia-menjadi-anggota-pbb-
https://www.detik.com/jateng/berita/d-6361344/sejarah-hari-perserikatan-bangsa-bangsa-24-
oktober-dan-isi-piagam-pbb
https://www.kompas.com/skola/read/2022/09/12/110000969/peran-indonesia-dalam-pbb?page=all
xvi
MAKALAH PERAN INDONESIA DALAM
PERSERIKATAN BANGSA-BANGSA (PBB)
Kelompok : 1
Disusun Oleh :
- Ferdian Rizky R. (07)
- Fery Romadoni (08)
- Irma Afriyanti (11)
- Kenya Naura Syifa S. (12)
- Lhunna Eka F. A. A. (13)
- M. Alwi Asshidiq (15)
- Najwa Husain (20)
- Shelomita Chandra A. (25)
- Yuliana Azzahra (28)
xviii