Organisasi Internasional
Nama Kelompok;
I Dewa Gede Agung Khresna (04)
I Gede Agra Adi Putra (06)
I Gede Surya Sanjaya (08)
Ni Nyoman Indah Satria Pratiwi (28)
Ni Putu Rara Apriani (29)
Tahun Ajaran;
2022/2023
KATA PENGANTAR
Om Swastyastu
Puji syukur penyusun ucapkan kepada Ida Sang hyang Widhi Wasa yang telah
memberikan rahmat dan karunia-Nya sehingga Makalah Peran Indonesia dalam Menciptakan
Perdamaian Dunia melalui Organisasi Internasional ini dapat diselesaikan dengan baik.
Ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan
Makalah PPKn yang berjudul Makalah Peran Indonesia dalam Menciptakan Perdamaian
Dunia melalui Organisasi Internasional ini. Dan kami juga menyadari pentingnya akan sumber
bacaan dan referensi internet yang telah membantu dalam memberikan informasi yang akan
menjadi bahan makalah. Kami menyadari masih banyak kekurangan dalam penulisan
Makalah Peran Indonesia dalam Menciptakan Perdamaian Dunia melalui Organisasi
Internasional.
Penulis
II
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...........................................................................................................................II
DAFTAR ISI.........................................................................................................................................III
BAB I
PEMBUKAAN......................................................................................................................................1
1.1 Latar Belakang........................................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah...................................................................................................................2
1.3 Manfaat dan Tujuan.................................................................................................................2
BAB II
PEMBAHASAN....................................................................................................................................3
2.1 Peran Indonesia di Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB)....................................................3
2.1.1 Keanggotaan PBB...........................................................................................................3
2.1.2 Tujuan PBB.....................................................................................................................4
2.1.3 Prinsip Kerja PBB...........................................................................................................4
2.1.4 Organ-Organ PBB...........................................................................................................5
2.1.5 Peran Indonesia Dalam PBB............................................................................................7
2.2 Peran Indonesia dalam ASEAN (Association of South East Asian Nation)......................8
2.2.1 Terbentuknya ASEAN.....................................................................................................9
2.2.2 Tujuan ASEAN...............................................................................................................9
2.2.3 Anggota ASEAN...........................................................................................................10
2.2.4 Sekretariat ASEAN........................................................................................................11
2.2.5 Kerja Sama ASEAN......................................................................................................11
2.2.6 Peran Indonesia dalam Lingkungan Negara-Negara ASEAN........................................12
2.3 Peran Serta Indonesia dalam Gerakan Non-Blok.............................................................15
BAB III
PENUTUP............................................................................................................................................17
3.1 Kesimpulan............................................................................................................................17
3.2 Saran......................................................................................................................................18
III
BAB I
PEMBUKAAN
Salah satu tujuan nasional Indonesia sebagaimana tercantum dalam alinea ke-4
Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 adalah
ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi,
dan keadilan sosial. Salah satu konsekuensi dari tujuan tersebut adalah bangsa
Indonesia harus senantiasa berperan serta dalam menciptakan perdamaian dunia. Hal
tersebut dikarenakan bangsa Indonesia merupakan bagian dari seluruh umat manusia di
dunia sehingga sudah seharusnya bangsa Indonesia berada pada barisan terdepan dalam
upaya menciptakan perdamaian dunia.
Bangsa Indonesia menjalin kerja sama dengan bangsa lain dalam wadah
negara-negara Asia Tenggara (ASEAN). Kerja sama tersebut merupakan wujud dari
peran Indonesia dalam menciptakan perdamaian dunia. Indonesia terlibat dalam
III
berbagai organisasi internasional. Hal tersebut sebagai perwujudan dari komitmen
bangsa Indonesia dalam menciptakan perdamaian dunia.
III
BAB II
PEMBAHASAN
Penyebab dari kejadian ini yaitu sebagai protes diterimanya Malaysia menjadi anggota
tidak tetap Dewan Keamanan PBB pada tahun tersebut.Kedekatan emosional dan sejarah
antara PBB dengan Indonesia memang tidak perlu diragukan lagi. PBB secara konsisten
mendukung Indonesia untuk bisa menjadi negara yang merdeka, mandiri, dan berdaulat.
2.1.1 Keanggotaan PBB
Keanggotaan PBB terbuka bagi semua negara dengan syarat-syarat berikut
a) Negara yang bisa menjadi anggota PBB adalah negara yang cinta damai
6
b) Negara tersebut mau menerima kewajiban kewajiban yang tertera dalam
Piagam PBB
c) Oleh Perserikatan Bangsa Bangsa, negara yang bersangkutan dinilai dapat
dan mau melaksanakan kewajiban-kewajibannya
d) Diterima oleh Majelis Umum setelah mendapat rekomendasi dan Dewan
Keamanan.
Secara umum, keanggotaan PBB dibedakan menjadi dua, yaitu anggota sah
(original member) dan anggota tambahan. Anggota asli adalah negara-negara yang ikut
dalam Konferensi San Fransisco dan melahirkan PBB Adapun anggota tambahan adalah
negara-negara yang masuk menjadi anggota setelah organisasi PBB berdiri atau anggota di
luar anggota asli.
7
d) Negara-negara harus menghindari penggunaan kekerasan atau ancaman terhadap
keutuhan wilayahnya dengan cara apa pun yang bertentangan dengan tujuan PBB.
e) PBB tidak boleh campur tangan terhadap masalah dalam negeri negara mana pun
f) Negara-negara anggota perlu membantu PBB
8
Anggota tetap Dewan Keamanan masing-masing mempunyal hak veto,
yaitu hak untuk menolak (memblokir) keputusan dewan walaupun anggota
dewan yang lain menyetujui keputusan yang bersangkutan Dewan
Keamanan berwenang mengambil keputusan yang harus dilaksanakan oleh
negara-negara anggota PBB
2.1.4.3. Dewan Ekonomi dan Sosial
Dewan Ekonomi dan Sosial beranggotakan 54 negara dengan masa
kerja masing-masing tiga tahun Benkut beberapa tugas Dewan Ekonomi dan
Sosial
a) Mengoordinasikan kegiatan badan-badan khusus.
b) Mengadakan studi dan penelitian mengenai masalah-masalah
ekonomi, sosial, kebudayaan, pendidikan, dan kesehatan.
c) Melaksanakan tugas-tugas yang ditentukan dalam sidang Majelis
Umum
2.1.4.4. Dewan Perwalian
Dewan Perwalian adalah badan PBB yang bertugas menyelenggarakan
pemerintahan dan melakukan pengawasan terhadap wilayah-wilayah
perwalian.
2.1.4.5. Mahkamah Internasional
Mahkamah Internasional merupakan organisasi PBB yang menangani
bidang peradilan terhadap sengketa antarnegara. Kantor Mahkamah
Internasional berada di Den Haag, Belanda. Mahkamah Internasional
menjadi mahkamah pengadilan tertinggi di dunia.
2.1.4.6. Sekretariat
Sekretariat adalah organisasi PBB yang bertindak sebagai pusat
pelaksanaan ketatausahaan PBB. Sekretariat terdiri dari sekretaris jenderal
dan sekretaris jenderal pembantu. Sekretaris jenderal pembantu berjumlah 8
orang.
9
2.1.5 Peran Indonesia Dalam PBB
Indonesia resmi menjadi anggota PBB ke-60 pada tanggal 28 September 1950 dengan
suara bulat dari para negara anggota. Hal tersebut terjadi kurang dari setahun setelah
pengakuan kedaulatan oleh Belanda melalui Konferensi Meja Bundar. Indonesia dan PBB
memiliki keterikatan sejarah yang kuat mengingat kemerdekaan Indonesia diproklamasikan
pada tahun 1945, tahun yang sama ketika PBB didirikan. Sejak tahun itu pula PBB secara
konsisten mendukung Indonesia untuk menjadi negara yang merdeka, berdaulat, dan mandiri.
Peran PBB terhadap Indonesia pada masa revolusi fisik cukup besar seperti ketika
terjadi Agresi Militer Belanda I, Indonesia dan Australia mengusulkan agar persoalan
Indonesia dibahas dalam sidang umum PBB. Selanjutnya, PBB membentuk Komisi Tiga
Negara yang membawa Indonesia-Belanda ke meja Perundingan Renville. Ketika terjadi
Agresi militer Belanda II, PBB membentuk UNCI yang mempertemukan Indonesia-Belanda
dalam Perundingan Roem Royen.
Posisi Wakil Tetap RI dijabatnya hingga tahun 1953. Sebagai negara anggota PBB,
Indonesia terdaftar dalam beberapa lembaga di bawah naungan PBB. Misalnya, ECOSOC
(Dewan Ekonomi dan Sosial), ILO (Organisasi Buruh Internasional), maupun FAO
(Organisasi Pangan dan Pertanian). Salah satu prestasi Indonesia di PBB adalah saat Menteri
Luar Negeri Adam Malik menjabat sebagai ketua sidang Majelis Umum PBB untuk masa
10
sidang tahun 1974. Indonesia juga terlibat langsung dalam pasukan perdamaian PBB. Dalam
hal ini Indonesia mengirimkan Pasukan Garuda untuk mengemban misi perdamaian PBB di
berbagai negara yang mengalami konflik.
Pencapaian Indonesia di Dewan Keamanan (DK) PBB adalah ketika pertama kali
terpilih sebagai anggota tidak tetap DK PBB periode 1974-1975. Indonesia terpilih untuk
kedua kalinya menjadi anggota tidak tetap DK PBB untuk periode 1995-1996. Dalam
keanggotaan Indonesia di DK PBB pada periode tersebut, Wakil Tetap RI Nugroho
Wisnumurti tercatat dua kali menjadi Presiden DK-PBB.
Terakhir, Indonesia terpilih untuk ketiga kalinya sebagai anggota tidak tetap DK PBB
untuk masa bakti 2007-2009. Proses pemilihan dilakukan Majelis Umum PBB melalui
pemungutan suara dengan perolehan 158 suara dukungan dari keseluruhan 192 negara anggota
yang memiliki hak pilih. Di Komisi Hukum Internasional PBB/International Law Commission
(ILC), Indonesia mencatat prestasi dengan terpilihnya mantan Menlu Mochtar Kusumaatmadja
sebagai anggota ILC pada periode 1992-2001. Pada pemilihan terakhir yang berlangsung pada
Sidang Majelis Umum PBB ke-61, Duta Besar Nugroho Wisnumurti terpilih sebagai anggota
ILC periode 2007-2011, setelah bersaing dengan 10 kandidat lainnya dari Asia, dan terpilih
kembali untuk masa tugas 2012-2016.
Indonesia merupakan salah satu anggota pertama Dewan HAM dari 47 negara anggota
PBB lainnya yang dipilih pada tahun 2006. Indonesia kemudian terpilih kembali menjadi
anggota Dewan HAM untuk periode 2007-2010 melalui dukungan 165 suara negara anggota
PBB.
2.2 Peran Indonesia dalam ASEAN (Association of South East Asian Nation)
Negara Indonesia bertetangga dengan negara-negara lain di sekitarnya. Negara
Indonesia menjalin kerja sama dengan negara-negara lain. Wilayah Indonesia terletak di
Benua Asia, tepatnya di wilayah Asia Tenggara. Sebagai bagian dari wilayah Asia tenggara.
tentunya Indonesia juga bertetangga dengan negara-negara lainnya dalam kawasan itu. Negara
Indonesia.
11
Negara Indonesia menjalin kerja sama dengan negara-negara tetangga di Asia Tenggara
dan dunia pada umumnya. Hubungan dengan negara tetangga didasari oleh rasa saling
menghormati dan menghargai. Kerja sama negara-negara Asia Tenggara diwujudkan dalam
suatu organisasi yang disebut ASEAN.
12
2) Meningkatkan perdamaian dan stabilitas regional dengan jalan menghormati
keadilan dan ketertiban hukum d dalam negara-negara di kawasan ASEAN.
Selain itu, juga mematuhi prinsip-prinsip Piagam PBB.
3) Meningkatkan kerja sama yang aktif serta saling membantu satu dengan yang
lain di dalam menangani masalah kepentingan bersama yang menyangkut
berbagai bidang Misalnya, di bidang ekonomi, sosial, kebudayaan, teknik, ilmu
pengetahuan, dan administrasi.
4) Saling memberikan bantuan dalam bentuk sarana pelatihan dan penelitian dalam
bidang pendidikan, profesional, teknik, dan administrasi.
5) Meningkatkan kerja sama yang lebih efektif dalam meningkatkan penggunaan
pertanian serta industri, perluasan perdagangan komoditas internasional,
perbaikan saran pengangkutan dan komunikasi, serta peningkatan taraf hidup
mereka.
6) Memelihara kerja sama yang lebih erat dan bergabung dengan organisasi
internasional dan regional lainnya untuk menjajaki segala kemungkinan saling
bekerja sama secara lebih erat di antara mereka sendiri.
13
Lambang ASEAN adalah seikat batang padi yang berjumlah sepuluh batang
sesuai dengan jumlah anggotanya Lambang tersebut menggambarkan solidaritas dan
kesepakatan ASEAN serta melambangkan adanya ikatan kerja sama untuk mencapai
kemakmuran rakyatnya.
14
c) Membangun proyek-proyek industry ASEAN, seperti proyek pabrik pupuk urea
ammonia di Indonesia dan Malaysia, proyek industry tembaga di Singapura,
proyek pabrik mesin diesel di Singapura, dan proyek pabrik superfosfor di
Thailand:
d) Menciptakan preference trading arrangement (PTA) yang bertugas menentukan
tariff rendah untuk beberapa jenis barang komoditas ASEAN,
3) Sosial Di bidang sosial, ASEAN melakukannya kerja sama, antara lain sebagai
berikut:
a) Pencegahan narkoba dan penanggulangannya;
b) Penanggulangan bencana alam:
c) Perlindungan terhadap anak cacat;
d) Pemerataan kesejahteraan sosial masyarakat.
4) Budaya
a) Tukar menukar pelajaran dan mahasiswa;
b) Pemberantasan buta huruf;
c) Program tukar menukar acara televisi ASEAN;
d) Temu karya pemuda ASEAN:
e) Festival lagu ASEAN.
5) Latihan Militer Bersama. Negara-negara anggota ASEAN tetap menghindari
pembentukan pakta atau persekutuan militer. Namun, untuk meningkatkan keamanan
wilayah mereka sering menggelar latihan militer bersama. Misalnya, latihan militer
dengan sandi Elang Malindo merupakan latihan militer Angkatan Udara Indonesia
dan Malaysia.
15
proses pemulihan kembali demokrasi di Kamboja. Selain itu, Indonesia menjadi
perantara dalam perdamaian di Filipina Selatan. Indonesia sangat berperan aktif dalam
organisasi ASEAN. Sebagai sesama negara dalam satu kawasan, satu ras, satu rumpun,
hubungan negara-negara di Asia Tenggara seperti layaknya kakak beradik. Menyadari
akan hal itu, Indonesia menjadi salah satu negara pemrakarsa berdirinya ASEAN.
Peran Indonesia dalam ASEAN hingga saat ini tidak pernah surut. Bahkan,
ASEAN menjadi prioritas utama dalam politik luar negeri Indonesia. Indonesia selalu
aktif berpartisipasi dalam setiap penyelenggaraan Konferensi Tingkat Tinggi (KTT)
atau pertemuan-pertemuan ASEAN. Adapun peran Indonesia dalam lingkungan
negara-negara di kawasan Asia Tenggara, khususnya ASEAN adalah sebagai berikut.
16
Untuk melengkapi sarana kerja ASEAN, dibentuklah sebuah
sekretariat ASEAN. Negara-negara ASEAN menyepakati gedung
sekretariat ASEAN bertempat di Jakarta. Di gedung inilah Sekretaris
Jenderal ASEAN bertugas. Tiga orang tokoh dari Indonesia yang pernah
menjabat sebagai Sekretaris Jenderal ASEAN adalah H. R. Dharsono
(1977-1978), Umarjadi Nyotowijono (1978-1979), dan Rusli Noor (1989-
1992).
17
ASEAN Indonesia pertama kali menjadi tuan rumah SEA Games
kesepuluh pada tahun 1979.
2.2.6.6. Indonesia Berperan dalam Penyelenggaraan Pertemuan Informal di
Jakarta (Jakarta Informal Meeting)
Dalam membantu menyelesaikan pertikaian di Kamboja,
Indonesia mengusulkan agar dilakukan pertemuan informal di Jakarta
yang dikenal dengan Jakarta Informal Meeting (JIM). Hal itu
merupakan langkah awal pertemuan perdamaian untuk menyelesaikan
pertikaian di Kamboja.
Gerakan Non-Blok (GNB) dimulai oleh 5 negara yang terdiri dari Indonesia, India, Ghana,
Mesir, dan Yugoslavia. Kelima negara ini membentuk GNB dengan tujuan khusus, yaitu:
18
GNB mempunyai arti yang khusus bagi bangsa Indonesia yang dapat dikatakan lahir
sebagai negara netral, yang tidak memihak. Hal tersebut tercermin dalam Pembukaan Undang-
Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 yang menyatakan bahwa kemerdekaan
adalah hak segala bangsa, dan oleh sebab itu maka penjajahan di atas dunia harus dihapuskan
karena tidak sesuai dengan perikemanusiaan dan perikeadilan. Selain itu, diamanatkan pula
bahwa Indonesia ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan,
perdamaian abadi, dan keadilan sosial. Kedua mandat tersebut juga merupakan falsafah dasar
GNB.
Sesuai dengan politik luar negeri yang bebas dan aktif, Indonesia memilih untuk
menentukan jalannya sendiri dalam upaya membantu tercapainya perdamaian dunia dengan
mengadakan persahabatan dengan segala bangsa. Sebagai perwujudan dari politik luar negeri
yang bebas dan aktif, selain sebagai salah satu negara pendiri GNB, Indonesia juga senantiasa
setia dan memegang teguh prinsip-prinsip dan aspirasi GNB. Sikap ini secara konsisten
ditunjukkan Indonesia dalam kiprahnya pada masa kepemimpinan Indonesia pada tahun 1992–
1995.
Selama tiga tahun dipimpin Indonesia, banyak kalangan menyebut GNB berhasil
memainkan peran penting dalam percaturan politik global. Lewat Jakarta Message, Indonesia
memberi warna baru pada gerakan ini dengan meletakkan titik berat kerja sama
pada pembangunan ekonomi. Akan tetapi, meskipun demikian, politik dan keamanan negara-
negara sekitar tetap menjadi perhatian. Dengan kontribusi positifnya selama ini, Indonesia
dipercaya untuk turut menyelesaikan berbagai konflik regional, antara lain konflik berdarah di
Kamboja, gerakan separatis Moro di Filipina, dan sengketa di Laut Cina Selatan.
Meskipun sekarang Indonesia tidak lagi menjabat sebagai pimpinan GNB, namun tidak
berarti bahwa penanganan oleh Indonesia terhadap berbagai permasalahan penting GNB akan
berhenti atau mengendur. Sebagai anggota GNB, Indonesia akan tetap berupaya
menyumbangkan peranannya untuk kemajuan GNB dimasa yang akan datang dengan
mengoptimalkan pengalaman yang telah didapat selama menjadi Ketua GNB.
19
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Secara umum, organisasi internasional dapat diartikan sebagai organisasi bukan negara
yang berkedudukan sebagai subjek hukum internasional dan mempunyai kapasitas untuk
membuat perjanjian internasional. Indonesia terlibat dalam berbagai organisasi internasional.
Hal tersebut sebagai perwujudan dari komitmen bangsa Indonesia dalam menciptakan
perdamaian dunia. Peran Indonesia dalam menciptakan perdamaian melalui organisasi
internasional yaitu melalui PBB, ASEAN, dan GNB.
20
a) Indonesia adalah pelopor terjadinya Konferensi Asia-Afrika (KAA) yang membuat
Gerakan Non-Blok (GNB) tercipta.
b) Dalam periode pertama KTT GNB, Indonesia berhasil mengundang banyak negara dan
mengajak negara-negara tersebut untuk bergabung dalam Gerakan Non-Blok.
3.2 Saran
Peran Indonesia dalam perdamaian dunia, bahwa kedudukan bangsa Indonesia sangat
penting dalam pergaulan internasional demi menegakkan perdamaian dunia. Upaya Indonesia
untuk ikut berperan serta dalam perwujudan perdamaian dunia tentunya akan efektif jika
didukung oleh warga negaranya.
21