Anda di halaman 1dari 21

Peran Indonesia Dalam Menciptakan Perdamaian Dunia Melalui

Organisasi Internasional

SMA NEGERI 2 SUKAWATI


XI MIPA III

Nama Kelompok;
I Dewa Gede Agung Khresna (04)
I Gede Agra Adi Putra (06)
I Gede Surya Sanjaya (08)
Ni Nyoman Indah Satria Pratiwi (28)
Ni Putu Rara Apriani (29)

Tahun Ajaran;
2022/2023
KATA PENGANTAR

Om Swastyastu

Puji syukur penyusun ucapkan kepada Ida Sang hyang Widhi Wasa yang telah
memberikan rahmat dan karunia-Nya sehingga Makalah Peran Indonesia dalam Menciptakan
Perdamaian Dunia melalui Organisasi Internasional ini dapat diselesaikan dengan baik.

Ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan
Makalah PPKn yang berjudul Makalah Peran Indonesia dalam Menciptakan Perdamaian
Dunia melalui Organisasi Internasional ini. Dan kami juga menyadari pentingnya akan sumber
bacaan dan referensi internet yang telah membantu dalam memberikan informasi yang akan
menjadi bahan makalah. Kami menyadari masih banyak kekurangan dalam penulisan
Makalah Peran Indonesia dalam Menciptakan Perdamaian Dunia melalui Organisasi
Internasional.

Sukawati, Jumat 27 Januari 2023

Penulis

II
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...........................................................................................................................II
DAFTAR ISI.........................................................................................................................................III
BAB I
PEMBUKAAN......................................................................................................................................1
1.1 Latar Belakang........................................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah...................................................................................................................2
1.3 Manfaat dan Tujuan.................................................................................................................2
BAB II
PEMBAHASAN....................................................................................................................................3
2.1 Peran Indonesia di Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB)....................................................3
2.1.1 Keanggotaan PBB...........................................................................................................3
2.1.2 Tujuan PBB.....................................................................................................................4
2.1.3 Prinsip Kerja PBB...........................................................................................................4
2.1.4 Organ-Organ PBB...........................................................................................................5
2.1.5 Peran Indonesia Dalam PBB............................................................................................7
2.2 Peran Indonesia dalam ASEAN (Association of South East Asian Nation)......................8
2.2.1 Terbentuknya ASEAN.....................................................................................................9
2.2.2 Tujuan ASEAN...............................................................................................................9
2.2.3 Anggota ASEAN...........................................................................................................10
2.2.4 Sekretariat ASEAN........................................................................................................11
2.2.5 Kerja Sama ASEAN......................................................................................................11
2.2.6 Peran Indonesia dalam Lingkungan Negara-Negara ASEAN........................................12
2.3 Peran Serta Indonesia dalam Gerakan Non-Blok.............................................................15
BAB III
PENUTUP............................................................................................................................................17
3.1 Kesimpulan............................................................................................................................17
3.2 Saran......................................................................................................................................18

III
BAB I
PEMBUKAAN

1.1 Latar Belakang


Perdamaian dunia adalah sebuah gagasan kebebasan, perdamaian, dan kebahagian
bagi seluruh negara dan bangsa. Perdamaian dunia melintasi perbatasan melalui hak
asasi manusia, teknologi, pendidikan, teknik, pengobatan, diplomat dan pengakhiran
bentuk pertikaian. Sejak 1945, Perserikatan Bangsa-Bangsa dan lima anggota permanen
Majelis Keamanannya (AS, Rusia, China, Prancis, dan Tritania Raya) bekerja untuk
menyelesaikan konflik tanpa perang atau deklarasi perang.

Untuk menciptakan perdamaian dunia, negara kita perlu menjalin hubungan


yang baik dengan negara lain. Menjalin hubungan yang baik antar negara dapat
dilakukan dengan cara mengikuti atau menjadi angota dari sebuah organisasi
internasional. Secara umum organisasi internasional dapat diartikan sebagai organisasi
yang berkedudukan sebagai subjek hukum internasional dan mempunyai kapasitas
untuk membuat perjanjian internasional.

Salah satu tujuan nasional Indonesia sebagaimana tercantum dalam alinea ke-4
Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 adalah
ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi,
dan keadilan sosial. Salah satu konsekuensi dari tujuan tersebut adalah bangsa
Indonesia harus senantiasa berperan serta dalam menciptakan perdamaian dunia. Hal
tersebut dikarenakan bangsa Indonesia merupakan bagian dari seluruh umat manusia di
dunia sehingga sudah seharusnya bangsa Indonesia berada pada barisan terdepan dalam
upaya menciptakan perdamaian dunia.

Bangsa Indonesia menjalin kerja sama dengan bangsa lain dalam wadah
negara-negara Asia Tenggara (ASEAN). Kerja sama tersebut merupakan wujud dari
peran Indonesia dalam menciptakan perdamaian dunia. Indonesia terlibat dalam

III
berbagai organisasi internasional. Hal tersebut sebagai perwujudan dari komitmen
bangsa Indonesia dalam menciptakan perdamaian dunia.

1.2 Rumusan Masalah


Dari latar belakang diatas maka rumusan masalah yang akan dibahas pada
makalah kali ini adalah sebagai berikut:

1.2.1 Bagaimana peran Indonesia di Perserikatan Bangsa-Bangsa(PBB)?


1.2.2 Bagaimana peran Indonesia di ASEAN (Association of South East Asian
Nation)?
1.2.3 Bagaimana peran Indonesia dalam gerakan nonblok?

1.3 Manfaat dan Tujuan


1.3.1 Mengetahui tentang peramaian dunia.
1.3.2 Mengetahui kontribusi Indonesia dalam perdamaian dunia.
1.3.3 Mengetahui organisasi-organisasi perdamaian dunia.
1.3.4 Mengetahui peran Indonesia dalam perdamaian dunia.

III
BAB II
PEMBAHASAN

Secara umum organisasi internasional dapat diartikan sebagai organisasi yang


berkedudukan sebagai subjek hukum internasional dan mempunyai kapasitas untuk membuat
perjanjian internasional. Karena merupakan subjek hukum internasional, organisasi
internasional mempunyai hak dan kewajiban yang ditetapkan dalam konvensi-konvensi
internasional. Organisasi internasional pada umumnya beranggotakan negara-negara. Akan
tetapi, meskipun demikian, tidak menutup kemungkinan organisasi internasional terdiri dari
berbagai badan hukum atau badan usaha, bergantung dari sifat organisasi tersebut.

Indonesia terlibat dalam berbagai organisasi internasional. Hal tersebut sebagai


perwujudan dari komitmen bangsa Indonesia dalam menciptakan perdamaian dunia. Berikut
ini adalah peran Indonesia dalam beberapa organisasi Internasional

2.1 Peran Indonesia di Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB)


Salah satu peran Indonesia dalam menciptakan perdamaian dunia adalah bergabung
dengan Perserikatan Bangsa-Bangsa atau biasa dikenal dengan sebutan PBB. Tanggal 28
September 1950 merupakan hari bersejarah, karena di tanggal tersebut Indonesia bergabung
dengan PBB. Namun, pada tahun 1965 Indonesia sempat keluar dan kemudian kembali lagi
pada tanggal 28 September 1966.

Penyebab dari kejadian ini yaitu sebagai protes diterimanya Malaysia menjadi anggota
tidak tetap Dewan Keamanan PBB pada tahun tersebut.Kedekatan emosional dan sejarah
antara PBB dengan Indonesia memang tidak perlu diragukan lagi. PBB secara konsisten
mendukung Indonesia untuk bisa menjadi negara yang merdeka, mandiri, dan berdaulat.
2.1.1 Keanggotaan PBB
Keanggotaan PBB terbuka bagi semua negara dengan syarat-syarat berikut
a) Negara yang bisa menjadi anggota PBB adalah negara yang cinta damai

6
b) Negara tersebut mau menerima kewajiban kewajiban yang tertera dalam
Piagam PBB
c) Oleh Perserikatan Bangsa Bangsa, negara yang bersangkutan dinilai dapat
dan mau melaksanakan kewajiban-kewajibannya
d) Diterima oleh Majelis Umum setelah mendapat rekomendasi dan Dewan
Keamanan.

Secara umum, keanggotaan PBB dibedakan menjadi dua, yaitu anggota sah
(original member) dan anggota tambahan. Anggota asli adalah negara-negara yang ikut
dalam Konferensi San Fransisco dan melahirkan PBB Adapun anggota tambahan adalah
negara-negara yang masuk menjadi anggota setelah organisasi PBB berdiri atau anggota di
luar anggota asli.

2.1.2 Tujuan PBB


Berikut beberapa tujuan didirikannya Perserikatan Bangsa-Bangsa
a) Menjaga perdamaian di seluruh dunia
b) Mengembangkan hubungan bersahabat di antara bangsa-bangsa.
c) Bekerja sama membantu rakyat untuk hidup lebih baik melenyapkan kemiskinan
penyakit, dan buta aksara di dunia, menghentikan perusakan lingkungan, sorts
mendorong penghormatan terhadap hak hak dan kebebasan manusia.
d) Menjadi pusat untuk membantu bangsa-bangsa dalam rangka mencapai tujuan.

2.1.3 Prinsip Kerja PBB


Berikut adalah prinsip-prinsip yang melandasi kinena PBB dan para anggotanya dalam
mewujudkan tujuan

a) Semua negara anggota memiliki kedaulatan yang sederajat


b) Semua negara anggota harus mematuhi Piagam PBB
c) Negara negara harus berusaha untuk menyelesaikan perselisihan mereka dengan cara
damai

7
d) Negara-negara harus menghindari penggunaan kekerasan atau ancaman terhadap
keutuhan wilayahnya dengan cara apa pun yang bertentangan dengan tujuan PBB.
e) PBB tidak boleh campur tangan terhadap masalah dalam negeri negara mana pun
f) Negara-negara anggota perlu membantu PBB

2.1.4 Organ-Organ PBB


Untuk mencapai tujuan PBB dibentuklah tiga macam organ PBB yaitu organ
utama, organ subsider dan organ khusus. Organ utama PBB terdiri dari:

2.1.4.1. Majelis Umum


Majelis Umum adalah badan PBB yang anggotanya mencakup semua
anggota PBB Majelis Umum berkuasa mengatur organisasi dan
administrasi PBB, kecuali masalah yang sedang diselesaikan oleh Dewan
Keamanan PBB. Tugas dan kekuasaan Majelis Umum sangat luas, antara
lain sebagai berikut:
a) Penetapan keanggotaan
b) Mengadakan perubahan plagam
c) Berhubungan dengan keuangan
d) Berhubungan dengan perdamaian dan keamanan internasional
e) Memilih anggota tidak tetap Dewan Keamanan, Dewan Ekonomi
dan Sosial, Dewan Perwalian, Hakim Mahkamah Interasional, dan
sebagainya.
2.1.4.2. Dewan Keamanan
Dewan Keamanan PBB anggotanya dibedakan menjadi dua yaltu
sebagai berikut:
a) Anggota tetap yang terdiri dari Republik Rakyat Cina, Prancis,
Rusia, Inggris, dan Amerika Serikat.
b) Anggota tidak tetap, dipilih oleh Majella Umum PBB berdasarkan
pembagian geografis untuk masa jabatan selama dua tahun.

8
Anggota tetap Dewan Keamanan masing-masing mempunyal hak veto,
yaitu hak untuk menolak (memblokir) keputusan dewan walaupun anggota
dewan yang lain menyetujui keputusan yang bersangkutan Dewan
Keamanan berwenang mengambil keputusan yang harus dilaksanakan oleh
negara-negara anggota PBB
2.1.4.3. Dewan Ekonomi dan Sosial
Dewan Ekonomi dan Sosial beranggotakan 54 negara dengan masa
kerja masing-masing tiga tahun Benkut beberapa tugas Dewan Ekonomi dan
Sosial
a) Mengoordinasikan kegiatan badan-badan khusus.
b) Mengadakan studi dan penelitian mengenai masalah-masalah
ekonomi, sosial, kebudayaan, pendidikan, dan kesehatan.
c) Melaksanakan tugas-tugas yang ditentukan dalam sidang Majelis
Umum
2.1.4.4. Dewan Perwalian
Dewan Perwalian adalah badan PBB yang bertugas menyelenggarakan
pemerintahan dan melakukan pengawasan terhadap wilayah-wilayah
perwalian.
2.1.4.5. Mahkamah Internasional
Mahkamah Internasional merupakan organisasi PBB yang menangani
bidang peradilan terhadap sengketa antarnegara. Kantor Mahkamah
Internasional berada di Den Haag, Belanda. Mahkamah Internasional
menjadi mahkamah pengadilan tertinggi di dunia.
2.1.4.6. Sekretariat
Sekretariat adalah organisasi PBB yang bertindak sebagai pusat
pelaksanaan ketatausahaan PBB. Sekretariat terdiri dari sekretaris jenderal
dan sekretaris jenderal pembantu. Sekretaris jenderal pembantu berjumlah 8
orang.

9
2.1.5 Peran Indonesia Dalam PBB
Indonesia resmi menjadi anggota PBB ke-60 pada tanggal 28 September 1950 dengan
suara bulat dari para negara anggota. Hal tersebut terjadi kurang dari setahun setelah
pengakuan kedaulatan oleh Belanda melalui Konferensi Meja Bundar. Indonesia dan PBB
memiliki keterikatan sejarah yang kuat mengingat kemerdekaan Indonesia diproklamasikan
pada tahun 1945, tahun yang sama ketika PBB didirikan. Sejak tahun itu pula PBB secara
konsisten mendukung Indonesia untuk menjadi negara yang merdeka, berdaulat, dan mandiri.

Peran PBB terhadap Indonesia pada masa revolusi fisik cukup besar seperti ketika
terjadi Agresi Militer Belanda I, Indonesia dan Australia mengusulkan agar persoalan
Indonesia dibahas dalam sidang umum PBB. Selanjutnya, PBB membentuk Komisi Tiga
Negara yang membawa Indonesia-Belanda ke meja Perundingan Renville. Ketika terjadi
Agresi militer Belanda II, PBB membentuk UNCI yang mempertemukan Indonesia-Belanda
dalam Perundingan Roem Royen.

Pemerintah RI mengutus Lambertus Nicodemus Palar sebagai Wakil Tetap RI yang


pertama di PBB. Duta Besar Palar bahkan telah memiliki peran besar dalam usaha
mendapatkan pengakuan internasional terhadap kemerdekaan Indonesia pada saat konflik
antara Belanda dan Indonesia pada tahun 1947. Duta Besar Palar memperdebatkan posisi
kedaulatan Indonesia di PBB dan di Dewan Keamanan. Pada saat itu palar hanya sebagai
“peninjau” di PBB karena Indonesia belum menjadi anggota pada saat itu. Pada saat berpidato
di muka Sidang Majelis Umum PBB ketika Indonesia diterima sebagai anggota PBB, Duta
Besar Palar berterima kasih kepada para pendukung Indonesia dan berjanji bahwa Indonesia
akan melaksanakan kewajibannya sebagai anggota PBB.

Posisi Wakil Tetap RI dijabatnya hingga tahun 1953. Sebagai negara anggota PBB,
Indonesia terdaftar dalam beberapa lembaga di bawah naungan PBB. Misalnya, ECOSOC
(Dewan Ekonomi dan Sosial), ILO (Organisasi Buruh Internasional), maupun FAO
(Organisasi Pangan dan Pertanian). Salah satu prestasi Indonesia di PBB adalah saat Menteri
Luar Negeri Adam Malik menjabat sebagai ketua sidang Majelis Umum PBB untuk masa

10
sidang tahun 1974. Indonesia juga terlibat langsung dalam pasukan perdamaian PBB. Dalam
hal ini Indonesia mengirimkan Pasukan Garuda untuk mengemban misi perdamaian PBB di
berbagai negara yang mengalami konflik.

Pencapaian Indonesia di Dewan Keamanan (DK) PBB adalah ketika pertama kali
terpilih sebagai anggota tidak tetap DK PBB periode 1974-1975. Indonesia terpilih untuk
kedua kalinya menjadi anggota tidak tetap DK PBB untuk periode 1995-1996. Dalam
keanggotaan Indonesia di DK PBB pada periode tersebut, Wakil Tetap RI Nugroho
Wisnumurti tercatat dua kali menjadi Presiden DK-PBB.

Terakhir, Indonesia terpilih untuk ketiga kalinya sebagai anggota tidak tetap DK PBB
untuk masa bakti 2007-2009. Proses pemilihan dilakukan Majelis Umum PBB melalui
pemungutan suara dengan perolehan 158 suara dukungan dari keseluruhan 192 negara anggota
yang memiliki hak pilih. Di Komisi Hukum Internasional PBB/International Law Commission
(ILC), Indonesia mencatat prestasi dengan terpilihnya mantan Menlu Mochtar Kusumaatmadja
sebagai anggota ILC pada periode 1992-2001. Pada pemilihan terakhir yang berlangsung pada
Sidang Majelis Umum PBB ke-61, Duta Besar Nugroho Wisnumurti terpilih sebagai anggota
ILC periode 2007-2011, setelah bersaing dengan 10 kandidat lainnya dari Asia, dan terpilih
kembali untuk masa tugas 2012-2016.

Indonesia merupakan salah satu anggota pertama Dewan HAM dari 47 negara anggota
PBB lainnya yang dipilih pada tahun 2006. Indonesia kemudian terpilih kembali menjadi
anggota Dewan HAM untuk periode 2007-2010 melalui dukungan 165 suara negara anggota
PBB.

2.2 Peran Indonesia dalam ASEAN (Association of South East Asian Nation)
Negara Indonesia bertetangga dengan negara-negara lain di sekitarnya. Negara
Indonesia menjalin kerja sama dengan negara-negara lain. Wilayah Indonesia terletak di
Benua Asia, tepatnya di wilayah Asia Tenggara. Sebagai bagian dari wilayah Asia tenggara.
tentunya Indonesia juga bertetangga dengan negara-negara lainnya dalam kawasan itu. Negara
Indonesia.

11
Negara Indonesia menjalin kerja sama dengan negara-negara tetangga di Asia Tenggara
dan dunia pada umumnya. Hubungan dengan negara tetangga didasari oleh rasa saling
menghormati dan menghargai. Kerja sama negara-negara Asia Tenggara diwujudkan dalam
suatu organisasi yang disebut ASEAN.

2.2.1 Terbentuknya ASEAN


ASEAN singkatan dari Association of South East Asian Nations atau dalam bahasa
Indonesia dikenal sebagai Perbara (Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara).
Terbentuknya ASEAN didasari oleh adanya kepentingan-kepentingan bersama dan
masalah-masalah bersama di Asia Tenggara. Terbentuknya ASEAN juga ditandai dengan
ditandatanganinya Deklarasi Bangkok. Dengan terbentuknya ASEAN akan memperkukuh
ikatan solidaritas, terciptanya perdamaian, dan kerja sama yang saling menguntungkan di
antara negara-negara di Asia Tenggara. ASEAN didirikan pada tanggal 8 Agustus 1967 di
Bangkok, ibu kota negara Thailand yang diprakarsai oleh lima Menteri Luar Negeri berikut
ini.

1. Indonesia : Adam Malik


2. Malaysia : Tun Abdul Razak
3. Thailand : Thanat Khoman
4. Filipina : Narcisco Ramos
5. Singapura : S. Rajaratnam

2.2.2 Tujuan ASEAN


Tujuan terbentuknya ASEAN tercantum dalam naskah Deklarasi Bangkok, antara
lain sebagai berikut.

1) Mempercepat pertumbuhan ekonomi, kemajuan sosial, serta pengembangan


kebudayaan di kawasan ASEAN melalui usaha bersama dalam semangat dan
persahabatan untuk memperkukuh landasan sebuah masyarakat bangsa-bangsa
Asia Tenggara yang sejahtera dan damai.

12
2) Meningkatkan perdamaian dan stabilitas regional dengan jalan menghormati
keadilan dan ketertiban hukum d dalam negara-negara di kawasan ASEAN.
Selain itu, juga mematuhi prinsip-prinsip Piagam PBB.
3) Meningkatkan kerja sama yang aktif serta saling membantu satu dengan yang
lain di dalam menangani masalah kepentingan bersama yang menyangkut
berbagai bidang Misalnya, di bidang ekonomi, sosial, kebudayaan, teknik, ilmu
pengetahuan, dan administrasi.
4) Saling memberikan bantuan dalam bentuk sarana pelatihan dan penelitian dalam
bidang pendidikan, profesional, teknik, dan administrasi.
5) Meningkatkan kerja sama yang lebih efektif dalam meningkatkan penggunaan
pertanian serta industri, perluasan perdagangan komoditas internasional,
perbaikan saran pengangkutan dan komunikasi, serta peningkatan taraf hidup
mereka.
6) Memelihara kerja sama yang lebih erat dan bergabung dengan organisasi
internasional dan regional lainnya untuk menjajaki segala kemungkinan saling
bekerja sama secara lebih erat di antara mereka sendiri.

2.2.3 Anggota ASEAN


Pada awal berdirinya, jumlah anggota ASEAN hanya lima negara, yaitu
Indonesia, Malaysia, Thailand, Singapura, dan Filipina. Keanggotaan ASEAN sifatnya
terbuka, maksudnya negara-negara di kawasan Asia Tenggara yang belum tergabung
dalam ASEAN boleh menjadi anggota ASEAN dengan memenuhi persyaratan yang
telah ditentukan.

Pada tanggal 7 Januari 1984 Brunei Darussalam bergabung dan diterima


menjadi anggota ASEAN yang keenam. Pada tanggal 28 Juli 1995 Vietnam bergabung
dan diterima menjadi anggota ASEAN yang ketujuh. Disusul Laos dan Myanmar
bergabung dan diterima sebagai anggota ASEAN pada tanggal 23 Juli 1997. Anggota
yang terakhir adalah Kamboja bergabung dan diterima sebagai anggota ASEAN pada
tanggal 16 Desember 1998. Dengan demikian jumlah anggota ASEAN ada 10 negara.

13
Lambang ASEAN adalah seikat batang padi yang berjumlah sepuluh batang
sesuai dengan jumlah anggotanya Lambang tersebut menggambarkan solidaritas dan
kesepakatan ASEAN serta melambangkan adanya ikatan kerja sama untuk mencapai
kemakmuran rakyatnya.

2.2.4 Sekretariat ASEAN


ASEAN untuk menjalankan organisasinya memerlukan sebuah sekretariat ASEAN
yang sifatnya permanen. Pada bulan Juli 1976 didirikan Gedung Sekretariat ASEAN di
Jakarta. Sekretariat ASEAN dipimpin oleh sekretaris jenderal yang diangkat oleh Sidang
Menteri ASEAN. Jabatan Sekjen ASEAN dijabat secara bergilir oleh setiap negara anggota
menurut nama negara berdasarkan abjad, Masa jabatan seorang Sekjen ASEAN adalah
empat tahun. Sekjen ASEAN bertanggung jawab kepada Sidang Menteri manakala
bersidang dan kepada Komite Tetap pada waktu-waktu lainnya. Selain itu, Sekjen ASEAN
bertanggung jawab atas pelaksanaan semua fungsi dan tanggung jawab yang dipercayakan
kepadanya oleh Sidang Menteri ASEAN dan Komite Tetap.

2.2.5 Kerja Sama ASEAN


Negara-negara anggota ASEAN saat ini menjalin kerja sama dalam bidang politik,
ekonomi, sosial, budaya, dan latihan militer bersama.

1) Politik Di bidang politik, ASEAN sepakat untuk menyelesaikan segala permasalahan


melalui meja perundingan. ASEAN sepakat untuk menjadikan kawasan Asia
Tenggara sebagai kawasan bebas senjata nuklir.
2) Ekonomi Di bidang ekonomi, ASEAN berupaya menciptakan kerja sama
perdagangan yang saling menguntungkan. Bentuk kerja sama ekonomi dapat
direalisasikan, antara lain sebagai berikut:
a) Membuka pusat promosi ASEAN untuk perdagangan, investasi, dan
pariwisatadi Tokyo;
b) Menyediakan cadangan pangan (terutama beras);

14
c) Membangun proyek-proyek industry ASEAN, seperti proyek pabrik pupuk urea
ammonia di Indonesia dan Malaysia, proyek industry tembaga di Singapura,
proyek pabrik mesin diesel di Singapura, dan proyek pabrik superfosfor di
Thailand:
d) Menciptakan preference trading arrangement (PTA) yang bertugas menentukan
tariff rendah untuk beberapa jenis barang komoditas ASEAN,
3) Sosial Di bidang sosial, ASEAN melakukannya kerja sama, antara lain sebagai
berikut:
a) Pencegahan narkoba dan penanggulangannya;
b) Penanggulangan bencana alam:
c) Perlindungan terhadap anak cacat;
d) Pemerataan kesejahteraan sosial masyarakat.
4) Budaya
a) Tukar menukar pelajaran dan mahasiswa;
b) Pemberantasan buta huruf;
c) Program tukar menukar acara televisi ASEAN;
d) Temu karya pemuda ASEAN:
e) Festival lagu ASEAN.
5) Latihan Militer Bersama. Negara-negara anggota ASEAN tetap menghindari
pembentukan pakta atau persekutuan militer. Namun, untuk meningkatkan keamanan
wilayah mereka sering menggelar latihan militer bersama. Misalnya, latihan militer
dengan sandi Elang Malindo merupakan latihan militer Angkatan Udara Indonesia
dan Malaysia.

2.2.6 Peran Indonesia dalam Lingkungan Negara-Negara ASEAN


Indonesia adalah negara terbesar di Asia Tenggara dan memegang peranan
penting dalam hal keamanan dan stabilitas di Asia Tenggara. Indonesia mempunyai
peranan besar dalam membentuk kesepakatan untuk menciptakan stabilitas regional
dan perdamaian. Misalnya, Indonesia telah mengambil peran utama dalam membantu

15
proses pemulihan kembali demokrasi di Kamboja. Selain itu, Indonesia menjadi
perantara dalam perdamaian di Filipina Selatan. Indonesia sangat berperan aktif dalam
organisasi ASEAN. Sebagai sesama negara dalam satu kawasan, satu ras, satu rumpun,
hubungan negara-negara di Asia Tenggara seperti layaknya kakak beradik. Menyadari
akan hal itu, Indonesia menjadi salah satu negara pemrakarsa berdirinya ASEAN.

Peran Indonesia dalam ASEAN hingga saat ini tidak pernah surut. Bahkan,
ASEAN menjadi prioritas utama dalam politik luar negeri Indonesia. Indonesia selalu
aktif berpartisipasi dalam setiap penyelenggaraan Konferensi Tingkat Tinggi (KTT)
atau pertemuan-pertemuan ASEAN. Adapun peran Indonesia dalam lingkungan
negara-negara di kawasan Asia Tenggara, khususnya ASEAN adalah sebagai berikut.

2.2.6.1. Indonesia sebagai Salah Satu Penggagas Berdirinya ASEAN


Indonesia bersama empat negara lain, yaitu Thailand, Malaysia,
Filipina, dan Singapura memprakarsai berdirinya organisasi regional di
kawasan Asia Tenggara yang kemudian diberi nama ASEAN Pendirian
ASEAN ditandai dengan penandatanganan Deklarasi Bangkok di
Thailand. Wakil Indonesia yang ikut dalam penandatanganan Deklarasi
Bangkok adalah Menteri Luar Negeri Adam Malik.
2.2.6.2. Indonesia sebagai Tuan Rumah Penyelenggara Konferensi Tingkat Tinggi
ASEAN Pertama
Indonesia menjadi tuan rumah KTT ASEAN pertama yang
dilaksanakan di Bali pada tanggal 23-24 Februari 1976. KTT ASEAN
pertama menghasilkan beberapa keputusan sebagai berikut.
a) Deklarasi ASEAN Ball Concord 1, berisi berbagai program yang
akan menjadi kerangka kerja sama ASEAN, meliputi bidang
politik, ekonomi, sosial, dan budaya.
b) Disepakatinya prinsip-prinsip dasar perjanjian persahabatan dan
kerja sama antarnegara di kawasan Asia Tenggara.
2.2.6.3. Indonesia sebagai Tempat Berdirinya Gedung Sekretariat ASEAN

16
Untuk melengkapi sarana kerja ASEAN, dibentuklah sebuah
sekretariat ASEAN. Negara-negara ASEAN menyepakati gedung
sekretariat ASEAN bertempat di Jakarta. Di gedung inilah Sekretaris
Jenderal ASEAN bertugas. Tiga orang tokoh dari Indonesia yang pernah
menjabat sebagai Sekretaris Jenderal ASEAN adalah H. R. Dharsono
(1977-1978), Umarjadi Nyotowijono (1978-1979), dan Rusli Noor (1989-
1992).

Dalam hal ini Indonesia telah dipercaya oleh semua negara


anggota ASEAN sebagai tempat yang strategis Sekretariat ASEAN
dipimpin oleh seorang sekretaris jenderal. Sekretaris jonderal diangkat
secara bergilir dalam sidang mentori ASEAN setiap dua tahun sekali

2.2.6.4. Indonesia sebagai Pemrakarsa Dibentuknya Komunitas Asia Tenggara


Pada saat KTT ASEAN kesembilan yang dilaksanakan di Bali
tanggal 7-8 Oktober 2003. Indonesia memprakarsai terbentuknya
komunitas Asia Tenggara yang mengarah pada persatuan negara-negara
di kawasan Asia Tenggara. Dalam KTT ini dihasilkan Deklarasi
ASEAN Bali Concord II yang menetapkan bahwa komunitas ASEAN
didasarkan pada tiga pilar sebagai berikut.
a) ASEAN Economic Community (AEC)
b) ASEAN Security Community (ASC)
c) ASEAN Socio-Cultural Community (ASCC)
2.2.6.5. Peran Indonesia dalam Bidang Olahraga
Indonesia tidak hanya berperan aktif dalam kerja sama di bidang
politik, ekonomi, sosial, budaya, pertahanan, dan keamanan, tetapi juga
berperan aktif dalam bidang olahraga Peran aktif Indonesia dalam
bidang olahraga di Asia Tenggara ditunjukkan dalam penyelenggaraan
SEA Games SEA Games diadakan setiap dua tahun sekali. Tempat
penyelenggaraarinya bergantian di antara negara-negara anggota

17
ASEAN Indonesia pertama kali menjadi tuan rumah SEA Games
kesepuluh pada tahun 1979.
2.2.6.6. Indonesia Berperan dalam Penyelenggaraan Pertemuan Informal di
Jakarta (Jakarta Informal Meeting)
Dalam membantu menyelesaikan pertikaian di Kamboja,
Indonesia mengusulkan agar dilakukan pertemuan informal di Jakarta
yang dikenal dengan Jakarta Informal Meeting (JIM). Hal itu
merupakan langkah awal pertemuan perdamaian untuk menyelesaikan
pertikaian di Kamboja.

2.3 Peran Serta Indonesia dalam Gerakan Non-Blok


Gerakan Non-Blok (GNB) merupakan kumpulan negara yang menyatakan sikap tidak
memihak kelompok tertentu. Bagi Indonesia, Gerakan Non-Blok (GNB) merupakan wadah
yang tepat bagi negara-negara berkembang untuk memperjuangkan cita-citanya dan untuk itu
Indonesia senantiasa berusaha secara konsisten dan aktif membantu berbagai upaya ke arah
pencapaian tujuan dan prinsip-prinsip Gerakan Non-Blok.

Gerakan Non-Blok (GNB) dimulai oleh 5 negara yang terdiri dari Indonesia, India, Ghana,
Mesir, dan Yugoslavia. Kelima negara ini membentuk GNB dengan tujuan khusus, yaitu:

a) Melindungi keamanan internasional yang terjadi dalam banyak negara dan


membuatnya menjadi lebih damai.
b) Membantu proses pencapaian pelepasan senjata dengan menggunakan kebijakan
pengawasan internasional efektif.
c) Membantu proses pembentukan tata ekonomi yang lebih damai di seluruh
dunia.
d) Membantu proses penerapan fungsi PBB agar berjalan secara lebih efektif.
e) Mewujudkan pembentukan sosial dan ekonomi yang lebih baik di berbagai
negara.

18
GNB mempunyai arti yang khusus bagi bangsa Indonesia yang dapat dikatakan lahir
sebagai negara netral, yang tidak memihak. Hal tersebut tercermin dalam Pembukaan Undang-
Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 yang menyatakan bahwa kemerdekaan
adalah hak segala bangsa, dan oleh sebab itu maka penjajahan di atas dunia harus dihapuskan
karena tidak sesuai dengan perikemanusiaan dan perikeadilan. Selain itu, diamanatkan pula
bahwa Indonesia ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan,
perdamaian abadi, dan keadilan sosial. Kedua mandat tersebut juga merupakan falsafah dasar
GNB.

Sesuai dengan politik luar negeri yang bebas dan aktif, Indonesia memilih untuk
menentukan jalannya sendiri dalam upaya membantu tercapainya perdamaian dunia dengan
mengadakan persahabatan dengan segala bangsa. Sebagai perwujudan dari politik luar negeri
yang bebas dan aktif, selain sebagai salah satu negara pendiri GNB, Indonesia juga senantiasa
setia dan memegang teguh prinsip-prinsip dan aspirasi GNB. Sikap ini secara konsisten
ditunjukkan Indonesia dalam kiprahnya pada masa kepemimpinan Indonesia pada tahun 1992–
1995.

Selama tiga tahun dipimpin Indonesia, banyak kalangan menyebut GNB berhasil
memainkan peran penting dalam percaturan politik global. Lewat Jakarta Message, Indonesia
memberi warna baru pada gerakan ini dengan meletakkan titik berat kerja sama
pada pembangunan ekonomi. Akan tetapi, meskipun demikian, politik dan keamanan negara-
negara sekitar tetap menjadi perhatian. Dengan kontribusi positifnya selama ini, Indonesia
dipercaya untuk turut menyelesaikan berbagai konflik regional, antara lain konflik berdarah di
Kamboja, gerakan separatis Moro di Filipina, dan sengketa di Laut Cina Selatan.

Meskipun sekarang Indonesia tidak lagi menjabat sebagai pimpinan GNB, namun tidak
berarti bahwa penanganan oleh Indonesia terhadap berbagai permasalahan penting GNB akan
berhenti atau mengendur. Sebagai anggota GNB, Indonesia akan tetap berupaya
menyumbangkan peranannya untuk kemajuan GNB dimasa yang akan datang dengan
mengoptimalkan pengalaman yang telah didapat selama menjadi Ketua GNB.

19
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Secara umum, organisasi internasional dapat diartikan sebagai organisasi bukan negara
yang berkedudukan sebagai subjek hukum internasional dan mempunyai kapasitas untuk
membuat perjanjian internasional. Indonesia terlibat dalam berbagai organisasi internasional.
Hal tersebut sebagai perwujudan dari komitmen bangsa Indonesia dalam menciptakan
perdamaian dunia. Peran Indonesia dalam menciptakan perdamaian melalui organisasi
internasional yaitu melalui PBB, ASEAN, dan GNB.

Peran Indonesia dalam PBB (Perserikatan Bangsa-Bangsa) yaitu:

a) Indonesia mengirimkan pasukan perdamaian dunia yang diberi nama Kontingen


Garuda.
b) Indonesia pemah menjadi anggota tidak tetap Dewan Keamanan PBB.
c) Indonesia pernah ditunjuk sebagai ketua Sidang Umum PBB. yaitu Adam Malik.
d) Indonesia turut aktif dalam upaya mewujudkan perdamaian dunia sebagai salah satu
tujuan PBB melalui inisiatif Inisiatif Indonesia untuk menyelenggarakan Jakarta
Informal Meeting (JIM) dalam rangka menyelesaikan pertikaian di Kamboja.

Peran Indonesia dalam ASEAN yaitu:

a) Sebagai salah satu pelopor berdirinya ASEAN.


b) Sebagai tuan rumah KTT ASEAN pertama (Bali,23-24 Februari) dan kesembilan
(Bali,7-8 Oktober 2003).
c) Sebagai tempat berdirinya Gedung Sekretariat ASEAN.
d) Penyelenggara pertemuan informal pemimpin negara ASEAN pertama di Jakarta.
e) Penyelenggara SEA Games.

Peran Indonesia dalam Gerakan Non-Blok:

20
a) Indonesia adalah pelopor terjadinya Konferensi Asia-Afrika (KAA) yang membuat
Gerakan Non-Blok (GNB) tercipta.

b) Dalam periode pertama KTT GNB, Indonesia berhasil mengundang banyak negara dan
mengajak negara-negara tersebut untuk bergabung dalam Gerakan Non-Blok.

c) Indonesia berhasil menyelenggarakan dan memimpin KTT GNB X yang


diselenggarakan di 2 wilayah secara sekaligus, yaitu Bogor dan Jakarta.

3.2 Saran
Peran Indonesia dalam perdamaian dunia, bahwa kedudukan bangsa Indonesia sangat
penting dalam pergaulan internasional demi menegakkan perdamaian dunia. Upaya Indonesia
untuk ikut berperan serta dalam perwujudan perdamaian dunia tentunya akan efektif jika
didukung oleh warga negaranya.

21

Anda mungkin juga menyukai