Anda di halaman 1dari 91

YAYASAN KESEJAHTERAAN PENDIDIKAN DAN PERUMAHAN

SEKOLAH MENENGAH ATAS TARUNA NUSANTARA

`
BAHAN AJAR

PENDIDIKAN PANCASILA
Dan KEWARGANEGARAAN

SMA Kelas
XI/SMT II

DISUSUN OLEH : DRA. IGA PUTU ARYASTUTI SADHAKA., M.Pd

PENERBIT SMA TARUNA NUSANTARA


Jl. Raya Purworejo km.5 , Magelang 56172. Telp (0293) 364195

i
Kata Pengantar
Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa. Atas berkat dan
rahmat- Nya pulalah buku bahan ajar Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan
SMA/MA ini dapat diselesaikan dengan baik. Untuk itu kami berterima kasih kepada
semua pihak yang telah membantu dan memberi dukungan.

Buku bahan ajar ini adalah media yang diperuntukkan bagi siswa kelas XI
SMA Taruna Nusantara (lingkungan sendiri) untuk memahami kehidupan
berkewarganegaraan yang sesuai dengan pancasila. Disusun sesuai kurikulum 2013
(Edisi Revisi 2016) yang berbasis pengetahuan, keterampilan, dan sikap, buku ini
dharapkan dapat membantu siswa dalam memenuhi tuntutan kompetensi.

Tidak ada gading yang tak retak, Begitupun bahan ajar ini yang kami yakin masih
jauh dari sempurna. Oleh karena itu kami mengharapkan kritik dan saran untuk
perbaikan bahan ajar cetakan selanjutnya. Akhir kata, selamat belajar dan semoga
sukses.

Magelang, Januari 2021

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

Halaman Judul ........................................................................................................ i


Kata Pengantar ....................................................................................................... ii
Daftar Isi .................................................................................................................. iii
BAB IV PERAN INDONESIA DALAM PERDAMAIAN DUNIA
A. Peran Indonesia Dalam Menciptakan Perdamaian Dunia Melalui
Hubungan Internasional .................................................................... 3
1. Makna Hubungan Internasinal .................................................... 3
2. Pengertian Hubungan Internasional Menurut Para Ahli .............. 3
3. Pentingnya Hubungan Internsional ............................................. 4
4. Politik Luar Negeri Indonesia dalam Menjalin Hubungan
Internasional................................................................................. 5
5. Bentuk-Bentuk Kerjasama Internasional dan Contohnya ............ 7
B. Peran Indonesia Dalam Menciptakan Perdamaian Dunia Melalui
Hubungan Internasional .................................................................... 18
1. Konferensi Asia-Afrika (1955) .................................................... 18
2. Kontingen Garuda (1957- sekarang) ............................................ 20
3. Gerakan Non-Blok (1961) ........................................................... 20
4. Membentuk ASEAN (1967) ........................................................ 22
5. Sengketa Laut Tiongkok (2002-sekarang) ................................... 22
6. Anggota Tidak Tetap Dewan Keamanan PBB (2007-2008) ....... 23
C. Istilah-Istiah Dalam Perjanjian Internasional .................................... 23
D. Tahapan Perjanjian Internasional ...................................................... 29
E. Kedudukan Perwakilan Diplomatik Indonesia ................................. 35
1. Pengertian Perwakilan Diplomatik .............................................. 35
2. Tujuan diadakannya suatu perwakilan di negara lain adalah
sebagai berikut : ........................................................................... 36
3. Tugas serta Fungsi dari Perwakilan Diplomatik Republik
Indonesia ...................................................................................... 37
4. Perangkat Perwakilan Diplomatik Republik Indonesia ............... 38
EVALUASI ............................................................................................ 40
REFERENSI .......................................................................................... 41

iii
BAB V` MEWASPADAI ANCAMAN TERHADAP NEGARA
KESATUAN REPUBLIK INDONESIA ............................................. 42
1. ANCAMAN TERHADAP INTEGRASI NASIONAL .................... 43
2. ANCAMAN MILITER ..................................................................... 44
3. ANCAMAN NON MILITER ........................................................... 48
BAB VI PERSATUAN DAN KESATUAN BANGSA DALAM NEGARA
REPUBLIK INDONESIA .................................................................... 55
A. Makna Persatuan dan Kesatuan ........................................................ 56
1. Arti Penting Persatuan dan Kesatuan serta Bhinneka Tunggal
Ika ................................................................................................ 59
2. Pengertian Persatuan dan Kesatuan ............................................. 60
3. Prinsip Persatuan dan Kesatuan ................................................... 61
4. Tahap pembinaan persatuan bangsa Indonesia itu yang paling
menonjol: ..................................................................................... 63
B. Kehidupan Bernegara Dalam Konsep Negara Kesatuan Republik
Indonesia ........................................................................................... 63
1. Pengertian, Tujuan, dan Fungsi Negara secara Universal ........... 63
2. Perbedaan Negara Kesatuan dan Negara Federal ........................ 64
3. Sistem Pemerintahan Indonesia Sebelum diamandemen
Undang-Undang Dasar Tahun 1945 ............................................ 65
4. Sistem Pemerintahan Negara Kesatuan Republik Indonesia
setelah di Amandemen Undang-Undang Dasar Tahun 1945. ..... 67
5. Perbedaan Sistem Pemerintahan Sebelum dan Sesudah
Amandemen ................................................................................. 68
C. Faktor Pendorong dan Penghambat Integrasi Nasional di Indonesia
1. Faktor Pendorong
2. Faktor Penghambat
3. Prilaku yang Menunjukkan Sikap Menjaga Keutuhan Negara
Kesatuan Republik Indonesia
Evaluasi
DAFTAR PUSTAKA
Penulis & editor bahan ajar pendidikan pancasila dan kewarganegaraan
SMA TARUNA NUSANTARA

iv
BAB 4 PERAN INDONESIA DALAM
PERDAMAIAN DUNIA

Tujuan pembelajaran
Setelah mempelajari materi ini, siswa diharapkan mampu :

1. Mensyukuri peran Indonesia dalam mewujudkan perdamaian dunia sebagai anugrah


Tuhan Yang Maha Esa
2. Bersikap toleran dan cinta damai sebagai refleksi peran Indonesia dalam
peerdamaian duniaa dalam hidup bermasyarakat, berbangsa dan bernegara
3. Menganalisa dinamika peran Indonesia dalam perdamaian dunia sesuai Undang-
Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945
4. Mendemontrasikan hasil analisis tentang peran Indonesia dalam perdamaian dunia
sesuai Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia tahun 1945.

Karakter yang dikembangkan


1. Religius
setelah mempelajari bab ini, siswa diharapkan dapat bersyukur kepada Tuhan Yang
Maha Esa atas politik bebas aktif yang diterapkan Indonesia untuk bekerjasama dengan
negara lain. Dengan demikian, Indonesia bebas bekerja sama dengan negara lain.
Dengan demikian Indonesia bebas bekerjasama dan berperan aktif untuk menjaga
perdamaian dunia.

2. Toleransi
Setelah mempelajari bab ini, siswa diharapkan menyadari pentingnya saling
menghargai perbedaan dalam masyarakat baik secara nasional maupun internasional.
Dengan demikian siswa belajar salah satu hal penting dalam hubungan diplomatik

3. Peduli Sosial
Setelah mempelajari bab ini siswa diharapkan mengembangkan kepekaan terhadap
kebutuhan orang lain. Kepekaan tersebut sangat dibutuhkan jika suatu saat mereka
menjadi seorang pejabat atau diplomat.

4. Bersahabat atau komunikatif.


Setelah mempelajari bab ini siswa diharapkan berlatih bekerja sama menciptakan
suasana yang aman dan kondusif dilingkungan sekolah. Dengan demikian ketika
mereka menduduki berbagai posisi penting dipemerintahan kelak, mereka telah
memiliki pengalaman untuk berperan aktif untuk bekerjasama dan menciptakan
perdamaian di dunia.

1
APERSEPSI

Perhatikan gambar tersebut Gambar diatas merupakan lambang dari PBB


yaitu singkatan dari perserikatan bangsa-bangsa, merupakan organisasi
internasional yang didirikan pada tanggal 24 Oktober th 1945 untuk mendorong
kerjasama internasional. Badan ini merupakan pengganti dari Liga Bangsa-Bangsa
dan didirikan setelah Perang Dunia I untuk mencegah konflik serupa. Buatlah 5
(lima ) pertanyaan mengenai gambar di atas berkaitan dengan peran Indonesia
dalam perdamaian dunia. Bentuklah lima kelompok dan diskusikan jawaban dari
pertanyaan yang telah disusun tersebut .
Siswa sudah berdiskusi mengenani hubungan dan peran antara pemerintah
Indonesia dalam perdamaian dunia. Hubungan internasional bagi Indonesia telah
banyak dibicarakan menjelang Indonesia merdeka, misalnya salah satu persoalan
dasar yang menjadi pusat perhatian adalah “ Bagaimana Pola Hubungan Ideal
antara bangsa dan negara Indonesia dengan bangsa dan negara lain. Setelah
Indonesia merdeka Indonesia dihadapkan pada situasi yang kurang menguntungkan
yaitu adanya dua negara adi daya dunia setelah Perang Dunia ke II yaitu Amerika
Serikat dan Uni soviet. Untuk itu dalam politik luar negeri Indonesia memilih tidak
bergabung pada salah satu kekuatan besar (Blok) namun berdiri diantara keduanya.
Hubungan antar bangsa yang dikehendaki adalah yang tolern, berperikemanusiaan,
tidak membenci bangsa-bangsa lain , juga hubungan yang sama derajat, tidak saling
meniadakan atau saling menyerang dan tidak dilandasi oleh sauvinisme.
Lalu bagaimanakan peran Indonesia dalam perdamaian dunia ? Bagaimana
peran Indonesia dalam menciptakan perdamaian dunia melalui hubungan
Internasional ? Bagaimana peran Indonesia dalam menciptakan perdamaian dunia
melalui organisasi Internasional ? Apa saja perjanjian Internasional yang dilakukan
Indonesia ? Bagaiman kedudukan perwakilan diplomatik Indonesia? Kita akan
mempelajari hal-hal tersebut dalam bab ini.

2
A. Peran Indonesia Dalam Menciptakan Perdamaian Dunia Melalui Hubungan
Internasional
1. Makna Hubungan Internasinal
Secara sederhana hubungan internasional berarti sebuah hubungan antar bangsa,
baik antara warga negara suatu negara dan warga negara lain, negara dan
individu /badan hukum serta negara dan negara. Namun bila dilihat secara
mendalam, hubungan internasional merupakan suatu studi mengenai interaksi
aktif antara beberapa aktor yang berpartisipasi dalam politik Internasional.,
meliputi negara-negara, organisasi internasional, organisasi non pemerintah dan
kesatua sub nasional (kelompok-kelompok atau badan-badan dalam suatu
negara), seperti birokeasi dan pemerintah domistik serta individu-individu)
2. Pengertian Hubungan Internasional Menurut Para Ahli
1) Anonymous
Menurut Anonymous menyatakan bahwa Hubungan Internasional ialah
suatu fenomena sosial ataupun sebagai disiplin ilmu atau bidang studi.
2) Dr. Hilman Adil Cleland
Menurut Hilman menyatakan bahwa Hubungan internasional ialah sebagai
subjek akademi yang terutama memperhatikan sebuah hubungan politik
antar bangsa.
3) Freddy L. Tobing
Menurut Freddy menyatakan bahwa Hubungan iternasional
ialah sebuah studi tentang hubungan yang ada diantara sebuah entitas
politik yang berdaulat yang anarkis sifatnya
4) Tulus Warsito
Menurut Tulus Waristo menyatakan bahwa Hubungan internasional ialah
sebuah studi tentang interaksi dari politik luar negeri dari beberapa
negara.
5) Drs.R.Soeprapto
Menurut Soeprapto menyatakan bahwa Hubungan internasional
ialah sebagai spesialisasi yang mengintegritaskan sebuah cabang-cabang
pengetahuan lain yang mempelajari tentang segi-segi internasional
kehidupan sosial umat manusia.

3
6) Tradisionalis
Menurut para tradisionalis menyatakan bahwa Hubungan internasional
ialah serupa dengan diplomasi dan strategi serta kerjasama dan konflik
atau yang secara lebih sederhana hubungan internasional merupakan studi
tentang perang dan damai.
7) Kenneth W.Thompson
Menurut Kenneth menyatakan bahwa Hubungan internasional ialah
suatu studi tentang rivalitas antar bangsa beserta kondisi-kondisi dan
sebuah institusi-institusi yang memperbaiki atau memperburuk suatu
rivalitas tersebut.
3. Pentingnya Hubungan Internsional
Hubungan Internasional merupakan salah satu hubungan kerja sama yang
mutlak diperlukan. Hal ini dikarenakan tidak ada satu negarapun di dunia ini
yang dapat hidup tanpa berhubungan dengan negara lain. Semua negara
memiliki ketergantungan dengan negara lain. Kerja sama antar negara
diperlukan dikerenakan beberapa faktor antara lain :
1) Faktor internal yaitu : kekhawatiran terancam kelangsungan hidup antara
negara, misalnya kerena kudeta, intervensi negara lain, hingga penguasaan
oleh negara lain
2) Faktor external yaitu: suatu negara tidak dapat berdiri sendiri tanpa bantuan
dan kerja sama dengan negara lain, untuk membantu pemecahan berbagai
masalah yang dihadapi suatu negara, baik mengenai ekonomi, politik atau
masalah sosial.
Para Tokoh pendiri Indonesia mengetahui pentingnya hubungan dengan
negara-negara lain bagi Indonesia. Sjumlah tokoh telah menjamin hubungan
dengan para pemimpin negara-negara lain sebelum Indonesia merdeka.
Setelah Indoneia memproklamasikan kemerdekaannya negara-negara
seperti : “Mesir, Australia, dan Arab Saudi mendukung kemerdekaan Indonesia.
Dukungan negara-negara tersebut membuktikan telah terjalinnya hubungan
internasional Indonesia. Dengan terjalinnya hubungan internasional tujuan dan
citi-cita luhur suatu negara lebih mudah dilakukan, terlebih seperti negara
Indonesia yang bertujuan “ ikut melaksanakan ketertiban dunia/perdamaian
dunia”.

4
4. Politik Luar Negeri Indonesia dalam Menjalin Hubungan Internasional
Kebijakan politik luar negeri Indonesia tidak terlepas dari Pembukaan
Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 pada alinea ke
empat tentang tujuan negara yaitu “ ikut serta dalam perdamaian dunia, yang
berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial”.
Pernyataan pada alinea ke empat UUD NRI Th 1945 berhubungan dengan
situasi saat itu, sebagai sebuah negara yang baru merdeka, Indonesia dihadapkan
pada satu situasi yang kurang menguntungkan, yaitu adanya dua negara adi daya
setelah Perang Dunia Ke II yaitu Amerika Serikat dan unisoviat Amerika
Serikat menjadi pimpinan Blok Barat dengan ideologi liberal dan unisoviat
memimpin Blok Timur dengan ideologi komunisme. Untuk itu dalam politik
luar negeri Indonesia tidak bergantung pada salah satu kekuatan besar atau blok,
namun berdiri diantara keduanya.
a. Politik Luar Negeri Bebas Aktif
Indonesia memiliki prinsip politik luar negeri bebas dan aktif. Bebas
dapat diartikan : Idonesia bebas bergaul dengan negara manapun, tanpa
mengingatkan diri pada salah satu blok, yaitu blok barat dan timur. Aktif
dapat diartikan Indonesia aktif bekerjasama dengan negara lain dalam
membentuk perdamaian dunia.
Prinsip politik luar negeri Bebas Aktif ini dicetuskan oleh M. Hatta
wakil Presiden RI pada 2 Sepember 1948 di depan Badan Pekerja Komite
Nasional Indonesia Pusat ( KNIP), pidatonya berjudul “ Mendayung
Diantara Dua Karang “ . Mendayung sama dengan “aktif”, sementara
diantara dua karang berarti tidak terikat pada kekuatan dua negara adi daya
saat itu yaitu Amerika Serikat dan Unisoviet dengan ideologinya masing-
masing.
Garis-garis besar politik Indonesia tentang tidak keberpihakan atau non-
aligment berdasarkan sejumlah dokumen adalah sebagai berikut
(Poesponegoro, 2008)
1) Tanpa mengikatkan diri pada fakta2 militer yang ada, berusaha
menghapuskan atau setidak-tidaknya mengurangi ketegangan
internasional yang lahir karena pertentangan dua blok dunia.

5
2) Menjauhkan diri dan meninggalkan pola penyelesaian sengketa dengan
cara kekerasan dan rekanan untuk sebaliknya mengutamakan saluran
perundingan sebagai alat.
3) Menghapuskan penjajahan, sehingga pergaulan antara bangsa dan antar
negara didasarkan pada prinsip-prinsip hidup berdampingan secara damai
dimana penghormatan terhadap integrasi wilayah, kemerdekaan,
kedaulatan dan kebebasan memilih sitem sosial, merupakan kaidah-
kaidah yang harus dijunjung tinggi.
Indonesia dengan demikian tidak memilih salah satu kelompok (barat
atau timur/ liberal atau komunis) tetapi menekankan pada peran atau
kontribusi yang dapat diberikan dalam hubungan internasional. Antara lain :
1) Indonesia memprakarsai Konferensi Asia-Afrika pada Tahun 1955 yang
di ikuti negara-negara dari Asia dan Afrika
2) Indonesia memprakarsai gerakan Non-Blok pada Tahun 1961, yaitu
kelompok negara-negara yang memilih tidak bergabung dengan blok
barat atau blok timur.
3) Terkait dengan upaya perdamaian dunia Indonesia mengirim pasukan
untuk misi perdamaian PBB Indonesia, pengirim Kontingen Garuda
(Konga) ke berbagai negara yang dilanda konflik seperti : Mesir Th 1957,
Vietnam Th 1973, Iran-Irak Th 1988, Samalia Th 1999, Bosnia Th 1994,
dan Kongo Th 2005
4) Indonesia aktif dalam berbagai organisasi regional maupun internasional
seperti : ASEAN singkatan dari Assosiation Of South East Nation /
Asosiasi Negara-negara Asia Tenggara.sejak Th 1967, OIC (
Organization of Islamic Conference) Organisasi Konferensi Islam) sejak
Th 1969. APEC ( Asia – Pasific – economic Corperation) (Kerja Sama
Ekonomi Asia-Fasifik sejak Th 1989.
5) Indonesia menjadi Anggota dewan Hak aasi Manusia PBB. Indonesia
terpilih sebagai anggota Dewan HAM untuk periode Th 2011 sd Th 2014
dan 2919-2019. Terpilihnya kembali Indonesia sebagai Anggota dewan
HAM tidak saja memungkinkan Indonesia berpartisipasi secara aktif dan
menentukan arah pembahasan suatu isu, tetapi juga secara langsung
memperjuangkan kepentingan nasional termasuk memagari kedaulatan
NKRI.

6
5. Bentuk-Bentuk Kerjasama Internasional dan Contohnya
Tak hanya setiap orang saja yang membutuhkan kerja sama, setiap
negara juga tentunya membutuhkan kerja sama yang dapat menguntungkan satu
sama lainnya. Hubungan internasional ataupun Kerja sama internasional
merupakan bentuk dari hubungan yang mana dilakukan sebuah negara dengan
negara lainnya yang memiliki tujuan untuk dapat memenuhi kebutuhan-
kebutuhan masyarakat negara tersebut serta kepentingan negara-negara lain di
dunia. Kerja sama internasional ini terdiri dari 4 bentuk. Kali ini akan dibahas
lebih lanjut mengenai kerja sama internasional atau hubungan internasional ini,
sebagai berikut:
1. Kerja Sama Bilateral
Kerja sama Bilateral adalah kerja sama yang dilakukan antar 2 negara,
misalnya saja kerja sama antara Indonesia dan Singapura, kerja sama antara
Amerika Serikat dan Arab Saudi, dan lainnya. Bentuk kerja sama ini
memiliki tujuan untuk membina hubungan yang terjalin sebelumnya dan
menjalin hubungan kerja sama dalam bentuk perdagangan. Contohnya saja,
Indonesia telah menandatangani perjanjian mengenai ekonomi dan
perdagangan yang terjalin di Asia Pasifik yang mana melibatkan 14 Negara
yang tersebar di Afrika, Timur Tengah, Eropa Timur, Eropa Barat, dan
Amerika Latin

2. Kerja Sama Regional


Merupakan bentuk kerja sama yang terjalin antara negara-negara yang
berada dalam satu wilayah atau kawasan. Tujuan dari bentuk kerja sama ini
adalah menciptakan perdagangan bebas di negara-negara pada kawasan
tertentu.
Bentuk dari kerja sama ini sudah dapat anda temukan melalui hubungan
komisi regional yang dibentuk PBB dari kawasan Asia Timur, Eropa, dan
Amerika Latin. Komisi ini dibentuk dengan mengembangkan kebijakan
bersama yang biasanya digunakan untuk menyelesaikan masalah pada
pembangunan khususnya dalam bidang ekonomi. Beberapa contoh dari
bentuk kerja sama regional ini antara lain adalah:

7
1) ASEAN (Association of South East Asia Nations)

ASEAN atau perhimpunan bangsa-bangsa yang berada di kawasan Asia


Tenggara yang terbentuk tanggal 8 Agustus 1967. Pembentukan ASEAN
ini ditandai dengan adanya Deklarasi Bangkok yang mana ditandatangani
oleh 4 menteri luar negeri serta 1 wakil perdana menteri

11 Negara Anggota ASEAN beserta ibukotanya adalah,

1. Indonesia dengan Ibukotanya Jakarta


2. Malaysia dengan Ibukotanya Kuala Lumpur
3. Singapura dengan Ibukotanya Singapura
4. Brunei Darusalam dengan Ibukotanya Bandar seri Begawan
5. Thailand dengan Ibukotanya Bangkok
6. Filipina dengan Ibukotanya Manila

8
7. Kamboja dengan Ibukotanya Phomn Phen
8. Vietnam dengan Ibukotanya Hanoi
9. Myanmar dengan Ibukotanya Naypyidaw
10. Laos dengan Ibukotanya Vientiane
11. Timor Leste dengan Ibukotanya Dili
tentang ASEAN > Tentang ASEAN

2) APEC (Asia Pacific Economic Coorperation)


Merupakan bentuk kerja sama yang dilakukan di kawasan Asia Pasifik
dalam bidang ekonomi. Kerja sama ini dicetuskan pertama kali oleh Bob
Hawke, Mantan Perdana Menteri Australia. Kerja sama ini merupakan
forum kerja sama bidang ekonomi terbuka, tidak mengikat, dan infromal
namun tetap berjalan sesuai dengan aturan WTO dan perjanjian
Internasional.
NEGARA ANGGOTA APEC ( Asia-Pacific Economic Cooperation )

Negara-negara Anggota APEC, APEC adalah singkatan dari Asia-


Pacific Economic Cooperation atau dalam bahasa Indonesia disebut
dengan Kerjasama Ekonomi Asia Pasifik, APEC adalah sebuah
Organisasi International yang bertujuan untuk meningkatkan
Pertumbuhan Ekonomi dan kesejahteraan serta mempereratkan
kerjasama diantara negara-negara anggota yang berada di kawasan
Asia Pasifik. APEC didirikan pada tahun 1989 yang diprakarsai oleh 12
negara yang memiliki garis pantai di Samudera Pasifik. Saat ini APEC

9
yang merupakan Forum Ekonomi ini telah memiliki 21 Anggota dan
berkantor Pusat di Singapura.
APEC mengadakan KTT (Konferensi Tingkat Tinggi) setiap tahun
yang lokasi KTT tersebut dirotasi setiap tahun diantara anggota-anggota
APEC itu sendiri. KTT APEC yang pertama diselenggarakan di Australia
pada tahun 1989 dan KTT yang kedua (1990) diadakan di Singapura.
Indonesia telah 2 kali menjadi Tuan Rumah KTT APEC yakni pada tahun
1994 di Bogor dan tahun 2013 di Bali. Tahun 2014, KTT APEC akan
diadakan di Beijing, China.

21 Anggota APEC (Asia-Pacific Economic Cooperation)


Berikut ini adalah Daftar Negara-negara Anggota APEC (Asia-Pacific
Economic Cooperation) beserta Ibukota dan tahun Negara tersebut
bergabung ke dalam APEC.
No. NAMA NEGARA ANGGOTA IBU KOTA TAHUN
BERGABUNG
1 Australia Canberra 1989
2 Brunei Darussalam Bandar Seri Begawan 1989
3 Kanada Ottawa 1989
4 Indonesia Jakarta 1989
5 Jepang Tokyo 1989
6 Korea Selatan Seoul 1989
7 Malaysia Kuala Lumpur 1989
8 Selandia Baru Wellington 1989
9 Filipina Manila 1989
10 Singapura Singapura 1989
11 Thailand Bangkok 1989
12 Amerika Serikat Washington DC 1989
13 China (Republik Rakyat China) Beijing 1991
14 Hong Kong (China) Hong Kong 1991
15 Taiwan (Republik China)* Taipei 1991
16 Meksiko Mexico City 1993
17 Papua Nugini Port Moresby 1993
18 Chile Santiago 1994
19 Peru Lima 1998
20 Rusia Moskwa 1998
21 Vietnam Hanoi 1998

Saat ini APEC memiliki 21 (dua puluh satu ) anggota ekonomi yaitu :
Australia, Brunai Darussalam, Kanada, Chili, Cina, Malaysia, Meksiko,

10
Selandia Baru, Papua Nugini, Peru, Philipina, Rusia, Singapura, Taiwan,
Thailand, Amerika Serikat, Vietnam, Indonesia, Hong Kong, Jepang dan
Korea selatan.
APEC Business Travel Card (ABTC) - Direktorat Jenderal ...

3. Kerja Sama Multilateral


Merupakan bentuk kerja sama yang dilakukan oleh beberapa
Negara-negara, dengan jumlah 2 ataupun lebih yang tidak dibatasi dengan
kawasan ataupun wilayah. Sehingga kerja sama ini dapat dilakukan dalam
satu kawasan maupun berbeda kawasan. Anggota dari kerja sama ini terdiri
dari 2 kategori, yaitu anggota utama dan aktif. Yang dimaksud dengan
anggota utama merupakan negara yang memiliki kekuatan menengah
sedangkan untuk anggota aktif adalah negara-negara kecil yang memiliki
peranan yang terbatas ataupun memiliki sedikit kekuatan dalam bidang
internasional. Biasanya negara-negara yang masuk ke dalam aggota aktif
sukarela untuk bergabung di dalam kerja samanya tersebut. Contoh dari
bentuk kerja sama multilateral ini adalah PBB, OKI, WTO, dan lainnya.

4. Kerja Sama Internasional


Merupakan bentuk kerja sama yang dilakukan antar Negara-negara
yang ada di seluruh dunia. Ada beberapa bentuk kerja sama pada bidang-
bidang tertentu, antara lain adalah:

World Trade Organization (Inggris)


Organisation mondiale du commerce (Perancis)
Organización Mundial del Comercio (Spanyol)
Organisasi Perdagangan Dunia (Indonesia)

Logo resmi WTO

11
Anggota
Anggota, juga anggota UE
Pengamat
Non anggota

Tanggal 1 Januari 1995; 22 tahun lalu


pembentuka
n
Jenis Organisasi perdagangan internasional
Tujuan Regulasi perdagangan internasional
Kantor pusat Centre William Rappard, Geneva, Swiss
Koordinat 46,12°LU 6,09°BTKoordinat: 46,12°LU 6,09°BT
Wilayah Seluruh dunia
layanan
Jumlah 161 negara anggota[1]
anggota
Bahasa resmi Inggris, Perancis, Spanyol[2]
Direktur Roberto Azevêdo
Jenderal
Anggaran 196 juta Swiss franc (sekitar 209 juta US$) tahun
2011.[3]
Karyawan 640[4]
Situs web www.wto.org

Dalam bidang ekonomi, mempunyai bentuk-bentuk kerja sama yang sangat


penting dalam internasional sebagai berikut:
1) WTO (World Trade Organization), WTO memiliki tujuan untuk
mendiskusikan serta memecahkan masalah perdangan yang terjalin antar
Negara. Prinsip-prinsip dari WTO ini adalah liberasi perdagangan, non
diskriminasi, serta stabilitas hubungan perdagangan.
(Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas).
Organisasi Perdagangan Dunia (bahasa Inggris: WTO, World
Trade Organization) adalah organisasi internasional yang mengawasi
banyak persetujuan yang mendefinisikan "aturan perdagangan" di antara
anggotanya (WTO, 2004a). Didirikan pada 1 Januari 1995untuk
menggantikan GATT, persetujuan setelah Perang Dunia IIuntuk
meniadakan hambatan perdagangan internasional. Prinsip dan persetujuan

12
GATT diambil oleh WTO, yang bertugas untuk mendaftar dan
memperluasnya.
WTO merupakan pelanjut Organisasi Perdagangan
Internasional(ITO, International Trade Organization). ITO disetujui
oleh PBB dalam Konferensi Dagang dan Karyawan di Havana pada Maret
1948, namun ditutup oleh Senat AS (WTO, 2004b).
WTO bermarkas di Jenewa, Swiss. Direktur Jenderal sekarang ini
adalah Pascal Lamy (sejak 1 September 2005). Pada Juli 2008 organisasi
ini memiliki 153 negara anggota. Seluruh anggota WTO diharuskan
memberikan satu sama lain status negara paling disukai, sehingga
pemberian keuntungan yang diberikan kepada sebuah anggota WTO
kepada negara lain harus diberikan ke seluruh anggota WTO (WTO,
2004c).
Pada akhir 1990-an, WTO menjadi target protes oleh gerakan anti-
globalisasi.
WTO memiliki berbagai kesepakatan perdagangan yang telah
dibuat, namun kesepakatan tersebut sebenarnya bukanlah kesepakatan
yang sebenarnya. Karena kesepakatan tersebut adalah pemaksaan
kehendak oleh WTO kepada negara-negara untuk tunduk kepada
keputusan-keputusan yang WTO buat.
Privatisasi pada prinsip WTO memegang peranan sungguh
penting. Privatisasi berada di top list dalam tujuan WTO. Privatisasi yang
didukung oleh WTO akan membuat peraturan-peraturan pemerintah sulit
untuk mengaturnya. WTO membuat sebuah peraturan secara global
sehingga penerapan peraturan-peraturan tersebut di setiap negara belum
tentulah cocok. Namun, meskipun peraturan tersebut dirasa tidak cocok
bagi negara tersebut, negara itu harus tetap mematuhinya, jika tidak,
negara tersebut dapat terkena sanksi ekonomi oleh WTO.
Negara-negara yang tidak menginginkan keputusan-keputusan yang
dirasa tidak fair, tetap tidak dapat memberikan suaranya. Karena
pencapaian suatu keputusan dalam WTO tidak berdasarkan konsensus
dari seluruh anggota. Merupakan sebuah rahasia umum bahwa empat
kubu besar dalam WTO (Amerika Serikat, Jepang, Kanada, dan Uni
Eropa) lah yang memegang peranan untuk pengambilan keputusan.

13
Pertemuan-pertemuan besar antara seluruh anggota hanya dilakukan
untuk mendengarkan pendapat-pendapat yang ada tanpa menghasilkan
keputusan. Pengambilan keputusan dilakukan di sebuah tempat yang
diberi nama "Green Room". Green Room ini adalah kumpulan negara-
negara yang biasa bertemu dalam Ministerial Conference (selama 2 tahun
sekali), negara-negara besar yang umumnya negara maju dan memiliki
kepentingan pribadi untuk memperbesar cakupan perdagangannya.
Negara-negara berkembang tidak dapat mengeluarkan suara untuk
pengambilan keputusan.
Referensi[sunting | sunting sumber]
1. ^ Members and Observers at WTO official website
2. ^ Languages, Documentation and Information Management
Division at WTO official site
3. ^ "WTO Secretariat budget for 2011". WTO official site. Diakses
tanggal 25 August 2008.
4. ^ Understanding the WTO: What We Stand For_ Fact File
2) IMF (International Monetary Fund), adalah organisasi yang mana dapat
memberikan pinjaman untuk negara-negara yang memang membutuhkan.
Biasanya negara yang melakukan pinjaman adalah negara yang memiliki
kondisi mata uang tidak stabil maupun tidak mampu membayar hutang.
Tujuan dari pembentukan IMF ini adalah meningkatkan kestabilan
keuangan Internasional.
3) OPEC (Organization Petrolium Exporting Countries), OPEC pertama
kali didirkan oleh 5 negara yang mengekspor minyak terbesar yaitu Arab
Saudi, Iran, Irak, Kuwait dan Venezuela pada tahun 1960. Tujuan dari
organisasi ini adalah untuk memenuhi kebutuhan minyak yang ada di
dunia, mengatur pemasaran minyak antara sesama negara pengekspor
minyak.
Bidang militer dan pertahanan, mempunyai beberapa ikatan kerja
sama yang penting sebagai berikut:
a) SEATO ( South East Asia Treaty Organization), Bentuk kerja
sama ini didirkan oleh pakta militer yang mana memiliki tujuan untuk
dapat mencegah pertumbuhan komunisme yang ada di Kawasan Asia
Tenggara.

14
b) ANZUS (Autralia, New Zealand, United States), pakta militer ini
didirikan dengan tujuan mencegah perkembangan komunisme yang
berada di kawasan 3 negara tersebut.
c) NATO (North Atlantic Treaty Organization), pakta militer yang ada
di atlantik utara yang mana memiliki tujuan untuk menghilangkan
segala persengketaan di politik internasional, Tidak adanya ancaman
militer yang terjadi di kalangan internasional, perselesaian sengketa
dengan damai, membela negara-negara anggota.
d) KAA (Konferensi Asia Afrika), organisasi non blok yang berdiri
pada 18-24 April 1955. KAA ini memiliki tujuan untuk menciptakan
perdamaian serta ketentraman pada kehidupan Negara-negara yang
berada di dalam kawasan Asia Afrika.
Bidang sosial, mempunyai peranan yang penting dalam tugasnya
untuk internasional sebagai berikut:
a) FAO, organisasi milik PBB yang fokus pada bidang pangan dan
pertanian yang memiliki markas di Roma, Italia. Tujuan dari
organisasi ini adalah untuk peningkatan taraf hidup seluruh manusia
sehingga tidak terjadi kelaparan.
b) ILO, organisasi milik buruh internasional yang memiliki tujuan untuk
saling peduli dengan nasib buru lainnya yang ada di dunia serta
memfasilitasi pendapat-pendapat mereka.
c) UNICEF, organisasi yang fokus pada kondisi-kondisi anak yang ada
di seluruh negara di dunia. Pendidikan juga mempunyai beberapa
bidang kerjasama yang penting dalam hubungan internasional sebagai
berikut:
d) UNESCO yang merupakan organisasi milik PBB yang berdiri pada 4
November 1946 yang mana memiliki tujuan untuk memajukan kerja
sama yang terjalin antar negara pada bidang pendidikan, kebudayaan,
dan sains. Hingga saat ini, UNESCO telah beranggotakan kurang
lebih 191 negara yang memiliki beberapa tujuan penting, antara lain
adalah:
1. Meningkatkan kerjasama yang terjalin antar negara yang ada di
dunia, khususnya pada bidang pendidikan, kebudayaan, dan sains.

15
2. Memberantas buta huruf serta memajukan program wajib belajar
bagi seluruh masyarakat di dalam negara-negara anggota.
3. Mengangkat derajat serta martabat kehidupan

5. Alasan Pentingnya Kerja Sama Internasional


Hubungan bentuk-bentuk kerjasama internasional tentunya sangat
bermanfaat, dengan adanya kerja sama internasional maka sebuah negara
dapat mengusahakan untuk memenuhi kebutuhan hidup masyarakatnya serta
eksistensi keberadaan negara tersebut di dalam lingkup internasional. Selain
itu kerja sama nternasional ini juga dapat menciptakan perdamaian dan
kesejahteraan di dalam kehidupan yang mana tentu saja merupakan
keinginan setiap manusia yang ada di dunia. Setiap negara memiliki
kelebihan, kekurangan, serta kepentingan yang berbeda satu sama lainnya
Inilah yang mendorong kerja sama internasional terjadi di antara satu negara
dengan negara lainnya.

6. Fungsi Kerja Sama Internasional,


Ada beberapa fungsi dari kerja sama internasional, antara lain sebagai
berikut :
1. Akan menguntungkan masing-masing negara yang menjalin kerja sama
internasional tersebut sehingga dapat meningkatkan kesejahteraan
ekonominya.
2. Terjalinnya rasa untuk saling menghargai dan menghormati satu sama
lainnya terkait ideologi negara.
3. Mewujudkan perdamaian serta ketertiban yang ada di dunia.
4. Meningkatkan ilmu pengetahuan dan teknologi yang ada di negara
tersebut.
5. Meninglatkan bidang keamanan dan pertahanan negara.

7. Tujuan Kerjasama Internasional


Berikut ini beberapa tujuan dari terjalinnya kerja sama internasional:
1. Memicu pertumbuhan ekonomi yang membaik di setiap negara.
2. Menciptakan kemerataan rasa adil dan sejahtera untuk seluruh
masyarakat.

16
3. Memperluas lapangan pekerjaan.
4. Memperkuat jalinan persahabatan antar negara.
5. Mewujudkan pengertian dalam hal membina serta menegakkan rasa
kedamaian di dunia antar bangsa.

8. Dampak Kerjasama Internasional


Hubungan kerja sama internasional yang terjalin nyatanya juga dapat
memberikan sebuah dampak bagi negara, baik itu dampak positif maupun
dampak negatif, berikut ini dampak positif dan negatif yang dapat terjadi.
1) Dampak positif, dalam hubungan kerja sama internasional sebagai
berikut:
a. Dengan adanya bentuk-bentuk kerjasama internasional yang terjalin
secara tidak langsung akan membuka kesempatan bagi negara-negara
lain untuk dapat berdiskusi mengenai kesalahpahaman yang terjadi
b. Dapat memberikan motivasi dan inspirasi untuk negara-negara yang
berkembang sehingga dapat berkembang lebih baik lagi.
c. Mengurangi konflik yang terjadi antar negara sehingga dapat
mencegah terjadinya peperangan.

2) Dampak negatif, dalam hubungan kerja sama internasional sebagai


berikut:
a. Secara tidak langsung akan membuat setiap negara dapat
mengintervensi negara lainnya bahkan ikut campur dalam urusan
negara lain yang mana nantinya akan mengurangi kedaulatannya.
b. Menuntut antar negara untuk saling terbuka, hal ini bisa beresiko
informasi negara bocor.
c. Budaya bangsa yang lama akan terkikis karena masuknya budaya
baru
d. Ketergantungan pada negara lain
e. Susunan kenegaraan dapat meniru negara lainnya,dengan tidak
memperhatikan apakah sistem tersebut cocok atau tidak.

17
B. Peran Indonesia Dalam Menciptakan Perdamaian Dunia Melalui Hubungan
Internasional
Indonesia memiliki peran tersendiri dalam perdamaian dunia. Sikap politik
Indonesia adalah bebas dan aktif. Bebas artinya Indonesia tidak memihak ke blok
manapun, blok barat atau blok timur. Walaupun tidak memihak kemanapun
Indonesia juga bersikap Aktif artinya Indonesia turut serta berpartisipasi dalam
perdamaian dunia. Indonesia sudah menunjukkan komitmennya sebagai negara yang
menjunjung tinggi perdamaian dunia sejak merdeka tahun 1945. Kemudian pada
tahun 1957 Indonesia mulai bergabung dalam misi-misi perdamaian dalam naungan
PBB (United Nations). Secara garis besar berikut ini adalah berbagai kontribusi
Indonesia dalam menjaga perdamaian dunia:
1. Konferensi Asia-Afrika (1955)
Indonesia menjadi salah satu pelopor tercetusnya Konferensi Asia-Afrika
yang tujuannya adalah menghimpun persatuan negara-negara Asia-Afrika yang
pada saat itu baru memperoleh kemerdekaan, mempromosikan serta
meningkatkan kerja sama antar negara serta menentang segala bentuk penjajahan.
Konferensi ini dipelopori oleh menteri luar negeri Indonesia pada saat itu, Ali
Sastroamidjojo beserta 4 pemimpin negara lainnya Pakistan, India, Bangladesh
dan Myanmar yang kemudian diikuti 24 negara Asia-Afrika lainnya.

18
Wajib Baca

Melihat Kamar Presiden Soekarno di Hotel Savoy Homann, Dari Dulu Tata
Letaknya Tak Berubah
Senin, 19 Juni 2017 21:28 WIB

fasko dehotman/tribun jabar


Tempat tidur yang pernah digunakan oleh Presiden Soekarno di Hotel Savoy
Homann.
Laporan WartawanTribun Jabar, Fasko Dehotman
TRIBUNNEWS.COM, BANDUNG - Tahukah Anda, Presiden Soekarno pada
Koferensi Asia Afrika 1955, ternyata menginap semalam di Hotel Savoi Homann?
Hotel yang berjarak sekitar 50 meter dari Gedung Merdeka Jalan Asia Afrika
Bandung ini memiliki banyak catatan sejarah perjuangan bangsa Indonesia.
Kamar yang sempat disinggahi Soekarno berada di lantai tiga. Kamarnya
bernomor 244.
"Kamar ini dulu dipakai Presiden Soekarno untuk penyelenggaraan KAA pada
tahun 1955," ujar Ruth Melati Public Relation Savoy Hotel, di Hotel Savoy
Homann, Senin (19/6/2017).
Hampir semua isi dan tata letak barang-barang yang saat itu digunakan
Soekarno tak ada yang berubah. Hanya, beberapa penambahan saja agar kamar
ini terlihat lebih indah dan nyaman.
Pada koridor kamar hotel tersebut banyak dijumpai foto-foto dari zaman dulu
saat KAA digelar.

19
Mulai dari foto Presiden Soekarno bersama petinggi negara-negara Asia-Afrika
hingga foto Presiden Jokowi tahun 2015 lalu.
Saat memasuki kamar bernomor 244 tersebut, Anda akan menjumpai ruang tamu
yang cukup luas.

Kamar 244 hotel Savoy Homann tempat Presiden Soekarno menginap. (fasko
dehotman/tribun jabar)
Di ruang tamu tersebut terdapat dua sofa berwarna krem, dua meja berwarna
hitam, dan satu bingkai foto yang berukuran cukup besar.
Bingkai foto tersebut berisi kolase 5 foto-foto Soekarno pada saat KAA tahun
1955.

2. Kontingen Garuda (1957- sekarang)


Kontingen Garuda disingkat KONGA adalah pasukan penjaga perdamaian
yang anggotanya diambil dari militer Indonesia yang bertugas dibawah naungan
Perserikatan Bangsa-Bangsa. Sejak misi pertamanya tahun 1957, Kontingen
Garuda sampai sekarang masih aktif dalam melakukan berbagai misi perdamaian.
Negara-negara yang pernah menjadi tujuan dalam misi Kontingen Garuda adalah
negara-negara di Timur Tengah seperti Mesir, Lebanon, Palestina, Irak. Negara
Asean seperti Filipina, Kamboja dan Vietnam. Juga negara-negara di Eropa Timur
seperti Georgia dan Bosnia.

3. Gerakan Non-Blok (1961)


Indonesia menjadi salah satu pelopor yang tergabung dalam Gerakan Non-
Blok, sebuah perhimpunan dari bangsa-bangsa yang tidak beraliansi dengan
negara-negara dengan kekuatan besar manapun. Pada saat itu Soekarno bersama
dengan beberapa pemimpin negara lainnya medeklarasikan keinginan mereka

20
untuk tidak terlibat konfrontasi yang muncul menanggapi terjadinya perang dingin
antara blok barat dan blok timur. Saat ini organisasi beranggotakan 120 negara.
SEKILAS INFO
Indonesia Ajak Gerakan Non-Blok Reformasi Dewan Keamanan PBB
Oleh : Tempo.co
Jumat, 16 September 2016 09:00 WIB

Menlu Retno LP Marsudi saat Pertemuan Tingkat Menteri Gerakan Non Blok,
menjelang KTT GNB ke-17 di Venezuela, 15 September 2016. dok. Kementerian Luar
Negeri RI
TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Luar Negeri Retno L.P. Marsudi, yang menghadiri
pertemuan tingkat menteri Gerakan Non-Blok (GNB), mendorong dunia internasional
melakukan sejumlah hal dalam rangka menghadapi tantangan dan krisis abad ini.
“Pada abad ke-21, GNB harus memainkan peran strategis, menjadi mitra global yang
bertanggung jawab dan bermanfaat bagi rakyatnya,” ujar Retno di Pulau Margarita,
Venezuela, seperti dikutip dari keterangan pers Kementerian Luar Negeri RI, Jumat,
16 September 2016
Pertemuan tingkat menteri pada 15 September itu diadakan menjelang pelaksanaan
Konferensi Tingkat Tinggi GNB ke-17 bertema "Peace, Sovereignty, and Solidarity
for Development” (Perdamaian, Kedaulatan, dan Solidaritas bagi Pembangunan),
yang akan diadakan pada 17-18 September besok.
Retno, mewakili Indonesia, mendorong semua negara anggota melakukan setidaknya
tiga langkah nyata. Pertama, kata dia, GNB perlu memperkuat semangat
multilateralisme, di mana semua negara memiliki suara yang sama.
"GNB harus secara aktif mendorong dan berkontribusi terhadap upaya reformasi
Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), khususnya Dewan Keamanan dan Sekretariat

21
PBB, agar selaras, transparan, efisien, dan representatif,” kata Retno.
Yang kedua, Retno mendorong GNB mengupayakan penanganan tantangan ekonomi
global melalui kemitraan yang melibatkan seluruh pihak, termasuk kerja sama antara
negara maju dan berkembang. Retno pun mengajak negara anggota memperbaiki
cara kerja internal agar tidak terjebak menjadi talk shop organization. Benah diri,
ujar Retno, sangat diperlukan agar GNB menjadi organisasi yang memiliki
kredibilitas tinggi, relevan, dan efektif saat menangani masalah global.
"Anggota GNB harus memimpin dengan memberi contoh untuk memastikan bahwa
nilai-nilai yang diperjuangkan pada tingkat global diterapkan di negaranya masing-
masing, menyelesaikan berbagai masalah yang ada di dalam negeri dan di
kawasannya,” tutur Retno.
Tema yang diusung forum tersebut pada KTT tahun ini, menurut dia, sudah mewakili
dasar dari pembentukan GNB. “Namun, setelah 55 tahun sejak terbentuk GNB, dunia
masih kurang damai, kedaulatan dan solidaritas belum tercapai,” ucap Retno.
Dalam pertemuan level menteri itu, Retno pun menyampaikan rencana pencalonan
Indonesia sebagai anggota tidak tetap Dewan Keamanan PBB periode 2019-2020.
KTT GNB ke-17 akan dipimpin Presiden Venezuela Nicolas Maduro Moros, yang
sekaligus akan menjadi Ketua GNB periode 2016-2019. Venezuela menggantikan
Iran, yang menjadi Ketua GNB sejak 2012. Adapun delegasi RI akan dipimpin Wakil
Presiden Jusuf Kalla.
KTT GNB rencananya mengesahkan Dokumen Akhir, yang berisi pandangan anggota
GNB terhadap berbagai permasalahan global. Ada juga Deklarasi Margarita, yang
berisi penegasan semua kepala pemerintahan anggota GNB mengenai prinsip yang
diambil untuk menghadapi tantangan global yang menjadi perhatian bersama.

4. Membentuk ASEAN (1967)


Indonesia dan Malaysia yang sempat berkonfrontasi akhirnya berdamai.
Kedua negara bersama negara Asia Tenggara lainnya, Singapura, Thailand dan
Filipina merasa perlu untuk menciptakan perdamaian antar negara di kawasan
Asia Tenggara. Akhirnya pada tahun 1967 terbentuklah ASEAN untuk
mempererat hubungan politik, social, ekonomi dan keamanan di Asia Tenggara.
Saat ini, negara ASEAN berjumlah 10 negara ditambah 5 negara perluasan.

5. Sengketa Laut Tiongkok (2002-sekarang)


Melalui Declaration of Conduct (DoC) pada 2002, Indonesia sampai
sekarang memiliki peran yang besar untuk menciptakan perdamaian di Laut Cina
Selatan. Indonesia pada akhirnya menginginkan negara-negara yang terlibat untuk

22
merumuskan Code of Conduct, yaitu sebuah kesepakatan bersama yang mengatur
apa saja dan tidak boleh dilakukan di wilayah sengketa.

6. Anggota Tidak Tetap Dewan Keamanan PBB (2007-2008)


Indonesia menjadi anggota Tidak Tetap Dewan Keamanan PBB pada
tahun 2007-2008, pada masa tersebut Indonesia konsisten menyerukan untuk
berdirinya negara Palestina yang merdeka dan diakui dunia. Menyerukan
keterlibatan internasional yang berimbang dalam penyelesaian konflik Israel-
Palestina. Menyerukan agar kedua belah mematuhi parameter perdamaian yang
ditetapkan PBB. Hal-hal diatas adalah wujud nyata dari komitmen bangsa
Indonesia untuk menjaga perdamaian dunia. Tidak hanya berhenti disitu, sampai
sekarang Indonesia juga masih selalu aktif dalam mendukung perdamaian dunia
seperti penyelesaian konflik di Timur Tengah juga menyerukan penanggulangan
terhadap masalah terorisme yang berkembang belakangan di dunia internasional.

C. Istilah-Istiah Dalam Perjanjian Internasional


1. Traktat (Treaty), yaitu perjanjian paling formal yang merupakan persetujuan
dari dua Negara atau lebih. Perjanjian ini khusus mencakup bidang politik dan
bidang ekonomi.Beberapa contoh dari traktat atau treaty adalah: Treaty Banning
Nuclear Weapon Tests in the Atmosphere, in Outer Space and Underwater of
August 5, 1963 (Traktat tentang larangan Melakukan Percobaan Senjata Nuklir
di Atmosphir, Angkasa Luar, dan di Bawah Air, tanggal 5 Agustus 1963).
2. Konvensi (Convention), yaitu pesetujuan formal yang bersifat multilateral, dan
tidak berurusan dengan kebijaksanaan tingkat tinggi (high policy). Persetujuan
ini harus dilegalisasi oleh wakil-wakil yang berkuasa penuh
(plaenipotentiones).Contoh: Konvensi Jenewa, dan lain lain. Sebagai contoh
dari beberapa konvensi, misalnya: Convention on International Liability for
Damage Caused by Space Objects of November 29, 1971 (Konvensi tentang
Tanggung Jawab Internasional atas Kerugian oleh Benda-Benda Angkasa,
tanggal 29 Nopember 1971). Convention for the Suppression of Unlawful Acts
Against the Savety of Civil Aviation of September 23, 1971 (Konvensi
mengenai Pemberantasan Tindakan-Tindakan Melawan Hukum Terhadap
Keselamatan Penerbangan Sipil, 23 September 1971). Namun ada pula
perjanjian yang sebenarnya merupakan perjanjian bilateral tetapi diberi nama

23
konvensi, seperti Perjanjian antara Pemerintah Perancis dan Spanyol tentang
Garis Batas Kedua Negara di Teluk Biscay, dengan nama Convention between
the Government of the French Republic and the Government Spanish State on
the Delimitation of the Two States in the Bay of Biscay, 29 January 1974, yang
mulai berlaku pada tanggal 5 April 1975.
3. Pesetujuan (Agreement), yaitu perjanjian yang bersifat teknis atau administratif.
Agreement tidak diartikan karena sifatnya tidak seresmi trakat dan konvensi.
Beberapa contoh dari persetujuan (Agreement) adalah: Agreement Between the
Government of the Republic of Indonesia and the Government of the
Commonwealth of Australia Establishing Certain Seabed Boundaries, Mei 18,
1971 (Persetujuan antara Pemerintah Republik Indonesia dan Persemakmuran
Australia tentang Penetapan Garis-Garis Batas Dasar Laut Tertentu, tanggal 18
Mei 1971).
4. Perikatan (Arrangement), yaitu istilah yang digunakan untuk transaksi-transaksi
yang bersifat sementara. Perikatan ini tidak seresmi trakat dan konvensi. Contoh:
Arrangement Studi Kelayakan Proyek Tenaga Uap di Aceh yang ditandatangani
tanggal 19-02-1976 antara Departemen Pertambangan RI dan President the
Canadian International Development Agency.
5. Proses Verbal, yaitu catatan-catatan atau ringkasan-ringkasan atau kesimpulan-
kesimpulan konferensi diplomatik, atau catatan-catatan suatu permufakatan.
Proses verbal tidak diratifikasi.
6. Piagam (Statute), yaitu himpunan peraturan yang ditetapkan oleh persetujuan
internasional baik mengenai pekerjaan maupun kesatuan-kesatuan tertentu
seperti pengawasan internasional yang mencakup tentang minyak atau mengenai
lapangan kerja lembaga-lembaga internasional. Piagam itu dapat digunakan
sabagai alat tambahan untuk pelaksanaan suatu konvensi (seperti piagam
kebebasan transit). Organisasi internasional yang menggunakan istilah piagam
atau charter untuk konstitusinya, misalnya Perserikatan Bangsa-Bangsa yang
piagamnya secara otentik disebut Charter of the united Nation, demikian juga
Organisasi Persatuan Afrika Unity, dan Charter of the Organisations of
American States, 1948. Contoh umum yang paling dikenal dari perangkat
internasional tersebut adalah piagam PBB tahun 1945.

24
7. Protokol (Protocol), yaitu persetujuan yang tidak resmi dan pada umumnya
dibuat oleh kepala Negara, mengatur masalah-masalah tambahan seperti
penafsiran klausul-klausul tertentu. Ada dua macam protocol, yaitu:
1. Protocol of Signatur : Yaitu protokol penandatanganan, merupakan perangkat
tambahan suatu perjanjian internasional yang dibuat oleh pihak-pihak yang
sama pada perjanjian, protokol tersebut berisikan hal-hal yang berkaitan
dengan penafsiran pasal-pasal tertentu pada perjanjian dan hal-hal yang
berkaitan dengan peraturan teknik pelaksanaan perjanjian.
2. Optional Protocol (Protokol tambahan : yaitu protokol yang memberikan hak
tambahan hak dan kewajiban selain yang diatur dalam perjanjian
internasional. Contoh protokol tambahan, konvensi internasional mengenai
hak-hak sipil dan politik tahun 1966.
3. Protocol based on a framework v : Protokol ini merupakan perangkat yang
mengatur kewajiban-kewajiban khusus dalam melaksanakan perjanjian
induknya. v Protokol untuk mengubah beberapa perjanjian internasional
seperti Protocol of Amending the Agreement 1945, Conventions and protokol
on Natur in Drugs v Protokol yang merupakan perlengkapan perjanjian
sebelumnya seperti Protocol of 1967 Relating to the Status of Refugees yang
merupakan pelengkap dari Convention of relating to the Status Refugees.
8. Deklarasi (Declaration), yaitu Perjanjian internasional yang berbentuk trakat,
dan dokumen tidak resmi. Deklarasi sebagai trakat bila menerangkan suatu judul
dari batang tubuh ketentuan trakat, dan sebagai dokumen tidak resmi apabila
merupakan lampiran pada trakat atau konvensi, Deklarasi sebagai persetujuan
tidak resmi bila mengatur hal-hal yang kurang penting. Salah satu contoh dari
deklarasi adalah Declaration of Principles Governing the Seabed and the Ocean
Floor, and the Subsoil Thereof, Beyond the Limit of National Jurisdiction
(Deklarasi tentang Prinsip-Prinsip Pengaturan Dasar Laut dan Dasar Samudera-
Dalam serta Tanah di Bawahnya di Luar Batas-Batas Yurisdiksi Nasional).
Contoh: Declaration of Human Rights 1947, Declaration of Zone of Peace,
Freedom and Neutrality, 1971.
9. Modus (Vivendi), yaitu dokumen untuk mencatat persetujuan internasional yang
bersifat sementara, sampai berhasil diwujudkan perjumpaan yang lebih
permanen, terinci, dan sistematis serta tidak memerlukan ratifikasi.

25
10. Pertukaran Nota, yaitu metode yang tidak resmi, tetapi akhir-akhir ini banyak
digunakan. Biasanya, pertukaran nota dilakukan oleh wakil-wakil militer dan
negara serta dapat bersifat multirateral. Akibat pertukaran nota ini timbul
kewajiban yang menyangkut mereka.
11. Ketentuan Penutup (Final Act), yaitu ringkasan hasil konvensi yang
menyebutkan negara peserta, nama utusan yang turut diundang, serta masalah
yang disetujui konferensi dan tidak memerlukan ratifikasi. Contoh: Final Act
General Agreement on Tariff and Trade (GATT) 1974.
12. Ketentuan Umum (General Act), yaitu trakat yang dapat bersifat resmi dan tidak
resmi. Misalnya, LBB (Liga Bangsa-Bangsa) menggunakan ketentuan umum
mengenai arbitasi untuk menyelesaikan secara damai pertikaian internasional
tahun1928. Nama general act dipakai oleh Liga Bangsa-bangsa dalam kasus
General Act for the Pasific Settlement of International Disputes yang
dikeluarkan oleh Majelis Liga pada tahun 1928 dan naskah revisinya disahkan
oleh Majelis Umum Perserikatan Bangsa-bangsa tanggal 28 April 1949.
13. Charter, yaitu istilah yang dipakai dalam perjanjian internasional untuk
pendirian badan yang melakukan fungsi administraif. Misalnya, Antalantic
Charter.Pakta (Pact), yaitu istilah yang menunjukan suatu persetujuan yang lebih
khusus (Pakta Warsawa). Pakta membutuhkan ratifikasi.
14. Convernant, yaitu anggaran dasar LBB (Liga Bangsa-Bangsa). Istilah kovenan
(Covenant) juga mengandung arti yang sama dengan piagam, jadi digunakan
sebagai konstitusi suatu organisasi internasional. Sebuah organisasi internasional
yang konstitusinya memakai istilah covenant dalah Liga Bangsa-Bangsa
(Covenant of the League of Nations). Di samping itu suatu perjanjian yang
bukan merupakan konstitusi organisasi internasional ada juga yang memakai
istilah covenant seperti Kovenan Intenasional tentang Hak-Hak Sipil dan Politik,
tanggal 16 Desember 1966 (Internasonal Covenant on Civil and Political Rights
of December 16. 1966) dan Kovenan Internasional tentang Hak-Hak Ekonomi,
Sosial dan Budaya, 16 Desember 1966 (International Covenant on Economic,
Social, and Cultural Rights, December 16, 1966).
15. Diplomasi (Diplomacy), yaitu sarana yang sah (legal), terbuka dan terang-
terangan yang digunakan oleh suatu Negara dalm melaksanakan poltik luar
negeri. Untuk menjalin hubungan di antara Negara-negara itu, biasanya negara
tersebut saling menempatkan perwakilan (konsuler atau kedutaan).

26
16. Negoisasi, yaitu untuk mengadakan perundingan / pembicaraan baik dengan
Negara di mana ia diakreditas maupun oleh Negara lain.
17. Pakta (pact) yaitu traktat dalam pengertian sempit yang pada umumnya berisi
materi politis. Istilah pakta dalam bahasa Inggris pact dipergunakan untuk
perjanjian-perjanjian internasional dalam bidang militer, pertahanan, dan
keamanan. Misalnya perjanjian tentang organisasi kerjasama pertahanan dan
keamanan Atlantik Treaty Organisation/NATO disebut dengan pakta atlantik.
18. Agreed minutes, yaitu risalah yang disepakati.
19. Summary record, yaitu catatan singkat, ikhtisar
20. Letter of intens yaitu nota kesepakatan.
21. Balance of Power Konsep sistem perimbangan kekuasaan yang menggambarkan
bagaimana negara dalam mengurus masalah-masalah yang berkaitan dengan
keamanan nasional dalam konteks perubahan aliansi dan blok demi menjaga
kelangsungan hidup negara-negara.
22. Imperialisme Perluasan negara secara fisik dengan hubungan Superior-Inferior
yang menggambarkan keadaan wilayah dan rakyat lain tunduk terhadap negara
tersebut.
23. Hegemoni Perluasan kekuasaan atau pengaruh suatu negara ke negara atau
kawasan lain.
24. Perang Dingin Merupakan ketegangan dan permusuhan yang sangat ekstrim
antara blok barat dengan blok timur setelah perang dunia II. Ditandai oleh
manuver-manuver politik, pertikaian diplomatik, perang psikologis, adu
ideologi, perang ekonomi, perlombaan senjata, dan spionase.
25. Aliansi Sebuah perjanjian untuk saling mendukung secara militer antara dua
negara atau lebih.
26. Konsiliasi Merupakan prosedur penyelesaian pertikaian secara damai dan
memperkenankan perwakilan kelompok negara yang bertikai menyusun pakta
pertikaian dan mempergunakannya sebagai basis untuk mencari solusi.
27. Mobilisasi Tindakan yang dilakukan pemerintah suatu negara untuk
menempatkan kekuatan-kekuatan negara dalam keadaan siap perang.
28. Extra-Territoriality Penerapan jurisdiksi suatu negara di wilayah negara lain,
dibentuk melalui perjanjian dan dengan tujuan melindungi warga negaranya dari
negara lain tersebut yang tentu saja memiliki perbedaan sistem budaya dan
hukum.

27
29. Consul Wakil negara yang dikirim ke luar negeri untuk memajukan kepentingan
nasional (komersial dan industri) negaranya, serta untuk memberikan
perlindungan bagi warga negara nasional yang tinggal atau dalam perjalanan di
negara lain tersebut.
30. Embargo Maklumat pemerintah yang melarang warganya untuk berdagang dan
menjalin hubungan tertentu dengan sebuah atau beberapa negara asing,
digunakan sebagai senjata kebijaksanaan ekonomi nasional dalam mencapai
tujuan strategis atau politis tertentu.
31. Non Governmental Organization Suatu oranisasi privat yang berfungsi sebagai
mekanisme yang menghasilkan hubungan kerjasama diantara kelompok-
kelompok swasta (non-pemerintah) dalam ihwal internasional dan global.
32. Pacta Sunt Servanda Aturan umum hukum internasional yang menyatakan
bahwa perjanjian bersifat mengikat dan harus dilaksanakan.
33. Sabotase Penghancuran fasilitas militer, industri, komunikasi, dan transportasi di
negara musuh atau wilayah musuh secara terselubung, biasanya dilakukan oleh
agen profesional internasional.
34. Revolusi Suatu perubahan mendasar dalam kelembagaan pada prinsip politik,
ekonomi, sosial suatu negara secara cepat dan mendesak melalui penggulingan
pemerintahan yang berkuasa.
35. Terrorisme Aktivitas teror, kekerasan, menebar ancaman, dan ketakutan oleh
salah satu aktor internasional dalam upaya mencapai tujuan tertentu.
36. Status Quo Kebijaksanaan yang bersifat konservatif dan defensif dalam upaya
mempertahankan apa yang telah diraih dan dicapainya selama ini, serta berupaya
untuk menciptakan stabilitas dan menghindari perubahan.
37. Geopolitik Sebuah gambaran mengenai politik suatu negara dengan menekankan
upaya menganalisa, menerangkan dan meramalkan perilaku politik serta
kapabilitas suatu negara dalam terminologi lingkungan fisik manusia.
38. Decision makers/ing Orang orang yang memiliki pengaruh dalam menghasilkan
sebuah kebijakan politik suatu negara terhadap negara lain melalui berbagai
proses informasi, data dsb. serta pemikiran yang mendalam melalui berbagai
aspek.
39. Mutual Legal Assistance Perjanjian yang diadakan antara dua negara atau lebih
dalam rangka memberikan bantuan yang bersifat untuk saling membantu

28
D. Tahapan Perjanjian Internasional
Perjanjian internasional dibuat melalui beberpa tahap. Berikut pembahasan
tahap-tahap tersebut berdasarkan pendapat para ahli dan hukum positif di Indonesia
antara lain :
1. Pendapat para ahli
a. Mochtar Kusumaatmaja
1) Perundingan (negosiation)
2) Penandatanganan (signature)
3) Pengesahan (ratification)
b. Pierre Fraymond
1) Presedur normal terdiri dari : persetujuan parlemen, melalui tahap
perundingan (negosiation), penandatanganan (signature), persetujuan
perlemen (the approval of parliament) dan (ratification)
2) Prosedur yang disederhanakan. Tidak mensyaratkan persetujuan
parlemendan ratifikasi. Sejatinya prosedur ini timbul karena ada kondisi
yang mengharuskan pengaturan hubungan internasional diselesaikan
dengan cepat.
3) Perundingan adalah pembicaraan dan pembahasan yang dilakukan para
utusan delegasi dari pemerintah negara peserta terhadap materi yang
akan ditungkan di dalam naskah perjanjian. Mengenai siapa yang dapat
mewakili suatu negara dalam suatu perundingan internasional, hukum
internasional tidak mengaturnya, karena hal tersebut merupakan persoalan
intern dari masing-masing negara yang bersangkutan.
Hukum internasional mengadakan suatu ketentuan, yaitu dengan adanya suatu
„kuasa penuh” (full power) artinya orang-orang yang mewakili suatu negara dalam
suatu perundingan untuk mengadakan perjanjian inter-nasional harus membawa
surat kuasa penuh (full power). Tanpa ini seseorang tidak dapat dianggap secara sah
sebagai wakil dari suatu negara, sehingga sebagai konsekuensinya ia tidak akan
dapat mengesahkan naskah suatu perjanjian internasional atas nama negaranya.
Dalam hal ini ada pengecualiannya, yaitu jika sejak semula para peserta sudah
menemukan bahwa kuasa penuh semacam itu tidak diperlukan.

29
Keharusan untuk menunjukkan full power/credential tersebut tidak berlaku
bagi:
(1) Kepala Negara,
(2) Kepala Pemerintah,
(3) Menteri Luar Negeri dan
(4) Kepala Perwakilan Diplomatik (dalam perundingan negara dimana ia
ditempatkan).Untuk memeriksa sah atau tidaknya surat-surat kuasa tersebut
dibentuk panitia pemeriksaan surat-surat kuasa penuh.
Perundingan dalam pembukaan perjanjian internasional dilakukan dengan
bermusyawarah saling berbicara. Dalam pembuatan perjanjian internasional
multilateral perundingan dilakukan dalam konferensi diplomatik, dan ini merupakan
perundingan yang resmi. Jika dari perundingan tersebut telah mencapai kata
sepakat baik menggenai isi maupun rumusan naskah perjanjian, maka kesepakatan
itu harus diinformasikan secara resmi. Tahap inilah yang disebut dengan tahap
pengadopsian naskah perjanjian atau penerimaan naskah perjanjian (adoption of the
text). Untuk perjanjian-perjanjian yang diadakan melalui konferensi internasional
multilateral, penerimaan naskah perjanjian ini dilakukan dengan pemungutan suara.
Penerimaan naskah perjanjian barulah sah, jika disepakati oleh 2/3 dari negara-
negara yang hadir dan memberikan suaranya atau sesuai dengan kesepakatan
negara-negara peserta. Naskah perjanjian yang telah diterima oleh wakil-wakil
tersebut, meskipun isinya sudah tidak perlu dipersoalkan lagi, namun dari segi
redaksinya maupun rumusan-rumusan kalimatnya masih dapat disempurnakan, guna
menghindarkan dan mengurangi kesalahan dalam menafsirkan maupun
menerapkannya.

30
Wapres Ungkap Rahasia Keberhasilan Perdamaian Aceh
Nurdin Hasan
Banda Aceh
2015-11-16

Wakil Presiden Muhammad Jusuf Kalla (duduk tengah) diapit Gubernur Aceh Zaini
Abdullah (kiri) dan Wali Nanggroe Aceh, Tengku Malik Mahmud Al-Haythar
(kanan) berfoto bersama usai seminar internasional 10 tahun MoU Helsinki di Banda
Aceh, 14 November 2015.
BeritaBenar
Wakil Presiden Jusuf Kalla mengungkapkan, rahasia di balik suksesnya perundingan
antara delegasi Indonesia dan pimpinan GAM di Helsinki yaitu pertemuan digelar
tertutup dan draf kesepakatan hanya diketahui orang tertentu saja.
Kalla menyampaikan hal itu saat menjadi pembicara dalam di acara puncak seminar
internasional memperingati 10 tahun perjanjian perdamaian antara Indonesia dan
gerilyawan Gerakan Aceh Merdeka (GAM) di Banda Aceh, Minggu 15 November.
"Yang terpenting dalam proses pencapaian suatu perdamaian adalah pembicaraan tidak
terbuka, tidak boleh diketahui selain yang berkonflik. Kalau hasil pembicaraan
diketahui seluruh rakyat pasti banyak yang protes. Itulah kenapa proses perundingan
Helsinki sangat tertutup sampai bulan keenam," katanya.
Pemerintah Indonesia dan GAM menandatangani perjanjian perdamaian bersejarah di
Helsinki, ibukota Finlandia, 15 Agustus 2005, untuk mengakhiri konflik bersenjata
selama hampir 30 tahun di Aceh yang diperkirakan menewaskan lebih 25.000 orang,
mayoritas warga sipil. Jusuf Kalla, yang saat itu menjabat wakil presiden, mengaku
mengambil tanggung jawab di balik pertemuan yang dimediasi oleh pemenang hadiah
Nobel Perdamaian 2008 yaitu bekas Presiden Finlandia Martti Ahtisaari.
Kalla menambahkan draf kesepakatan Helsinki hanya diketahui mediator dari Crisis
Management Initiative (CMI) – lembaga pimpinan Ahtisaari, tim perunding kedua belah

31
pihak, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dan dia sendiri sebagai wapres.
"Menteri pun tak tahu apa yang dibicarakan. DPR ingin tahu, saya katakan tidak boleh
karena bukan hak anda untuk tahu. DPR mendesak, jangan jual negara. Saya katakan
tidaklah menjual negara karena itu urusan pemerintah, bukan urusan DPR. Jadi, DPR
tidak perlu tahu," ujarnya, mengenang momentum satu dekade lalu karena ada sebagian
anggota DPR memprotes pemerintah yang berunding dengan GAM di luar negeri.
Kalla mengakui, semua tahapan pembicaraan di Helsinki diikutinya dari tempat tidur
melalui telepon tim perunding pemerintah. Hal itu karena perbedaan waktu antara
Jakarta dan Helsinki. Bila tim perunding Indonesia keliru berbicara, dia segera
menegurnya.
Model penyelesaian konflik
Proses perdamain di Aceh banyak dijadikan model penyelesaian konflik di
negara lain. Gubernur Aceh, Zaini Abdullah menyatakan, "Kita ingin tunjukkan kepada
dunia bahwa proses perdamaian di Aceh adalah model penyelesaian konflik yang bisa
diterapkan di wilayah konflik lain," katanya.
Hal ini juga diakui oleh Pieter Feith, mantan ketua Aceh Monitoring Mission (AMM),
lembaga khusus yang dibentuk untuk mengawasi implementasi butir-butir MoU
Helsinki.
“Saya selalu menceritakan tentang Aceh kepada dunia seperti di Ukraina, Filipina dan
negara-negara lain. Perdamaian di sini memang bisa dijadikan model kepada dunia,”
ujarnya, seraya menambahkan selama satu dekade, Aceh sudah banyak berubah ke arah
lebih baik.
Sementara itu, Kala mengaku pernah beberapa kali diminta untuk membantu
penyelesaian konflik di Thailand Selatan, tapi menurutnya, perundingan di sana sulit
diwujudkan karena tidak ada kepemimpinan yang jelas dan tidak ada garis komando
seperti dalam perundingan tentang Aceh.
KKR dan gugatan ke pengadilan
Kendati mengakui banyak kemajuan yang didapat, Zaini tetap mendesak Pemerintah
Pusat untuk segera menyelesaikan beberapa regulasi yang belum dituntaskan. Selain itu,
dia juga mendesak pemerintah membentuk Komisi Kebenaran dan Rekonsiliasi (KKR),
Pengadilan Hak Asasi Manusia (HAM) dan Komisi Bersama Penyelesaian Klaim.
Alasannya, agar perdamaian di Aceh benar-benar sempurna.
Terkait KKR, Dewan Perwakilan Rakyat Aceh (DPRA) sudah mengesahkan qanun
(peraturan daerah) tahun 2013. Tapi hingga kini qanun tersebut belum juga
dilaksanakan, meski kalangan aktivis HAM dan keluarga korban sudah sangat sering
menuntutnya.
Mengenai Komisi Bersama Penyelesaian Klaim, Yayasan Advokasi Rakyat Aceh
(YARA) telah mendaftarkan gugatan ke Pengadilan Negeri Banda Aceh, Jumat 13
November, agar para pihak yang terlibat dalam MoU Helsinki “tidak amnesia” pada
implementasi perjanjian itu.
Mereka yang digugat adalah Gubernur Aceh (tergugat I), Malik Mahmud (tergugat II)
Presiden RI (tergugat III), mediator perdamaian GAM-RI, Martti Ahtisaari (tergugat
IV) dan DPRA (tergugat V).
"Kami ingin ingatkan kembali agar mereka tidak amnesia bahwa ada satu hal peting dari
MoU yang sampai kini belum dibentuk yaitu komisi klaim. Padahal, komisi klaim harus
dibentuk dua tahun setelah penandatangan MoU, tapi sampai sekarang belum dibentuk,"
ujar Ketua YARA, Safaruddin.
Menurutnya, perayaan seremonial MoU Helsinki tidak ada artinya jika masih banyak
korban konflik dan mantan kombatan belum mendapatkan keadilan. Padahal, hakikat
dari perdamaian adalah untuk mewujudkan kesejahteraan bagi seluruh rakyat Aceh.

32
Adapun Tahapan perjanjin internasional adalah sebagai beikut :
1. Tahap Penandatanganan
Naskah perjanjian yang telah diterima namun masih disempurnakan, maka
jika penyempurnaan itu telah selesai dan tidak ada lagi masalah yang prinsip,
maka tindakan selanjutnya adalah menerapkan naskah perjanjian itu sebagai
naskah yang autentik. Langkah ini disebut sebagai pengesahan naskah
perjanjian. Adapun cara pengesahan ini ditempuh berdasarkan tatacara yang
ditentukan sendiri di dalam salah satu pasal dari naskah perjanjian tersebut. Jika
tidak ditegaskan di dalam salah satu pasal naskah perjajian, maka pihak-pihak
yang berpartisipasi dalam proses pembuatan perjanjian tersebut dapat
menentukan cara lain yang mereka sepakati bersama. Adapun cara pengesahan
naskah perjanjian tersebut adalah dengan penandatanganan oleh wakil-wakil
negara peserta.
Jika sejak semula telah disepakati bahwa perjanjian cukup dibuat lewat dua
tahap, maka tahap penandatanganan ini sekaligus menandai mulai berlakunya
perjanjian internasional. Akan tetapi, jika sejak semula telah dirancang bahwa
perjanjian internasional akan dibuat lewat tiga tahap penandatanganan ini hanya
berarti bahwa wakil-wakil negara peserta telah menyetujui naskah perjanjian dan
bersedia menerima serta akan meneruskannya kepada pemerintah negaranya

33
2. Tahap Pengesahan
Naskah perjanjian yang telah ditandatangani oleh para wakil dari negara-
negara peserta kemudian dibawa pulang untuk diserahkan kepada pemerintah
negaranya. Selanjutnya terserah pada pemerintah dari masing-masing negara
peserta akan diapakan naskah perjanjian tersebut. Bisa jadi karena begitu
pentingnya naskah perjanjian tersebut bagi negara peserta, maka perjanjian itu
disahkan terhadap naskah perjanjian inilah yang disebut ratifikasi.
Mengenai ratifikasi internasional, di dalam praktik antara negara satu
dengan lainnya tidak sama. Dalam hal ini dapat dibedakan ke dalam tiga sistem,
yaitu:
1) Ratifikasi oleh badan eksekutif (misalnya Jepang, dan Italia).
2) Ratifikasi oleh badan legislatif (misalnya Elsavador, dan Honduras).
3) Ratifikasi oleh badan legislatif dan eksekutif (sistem ratifikasi itu banyak
digunakan oleh negara-negara yang ada sekarang ini).
Dari uraian tentang sistem ratifikasi maka dapatlah dirumuskan bahwa
ratifikasi adalah perbuatan negara yang dalam taraf internasional menetapkan
persetujuannya untuk terikat pada suatu perjanjian internasional yang sudah
ditandangani oleh para utusannya. Pelaksanaan ratifikasi itu tergatung pada
hukum nasional negara yang bersangkutan. Dasar pembenaran ratifikasi itu
antara lain adalah bahwa negara berhak untuk meninjau kembali hasil
perundingan utusannya sebelum menerima kewajiban yang telah ditetapkan
dalam perjanjian internasional yang bersangkutan, dan bahwa negara tersebut
mungkin memerlukan penyesuaian hukum nasionalnya dengan ketentuan-
ketentuan yang diperjanjikan. Namun demikian satu hal yang harus dicatat,
bahwa hukum internasional tidak mewajibkan negara yang utusannya telah
menandatangani hasil perundingan yang dilakukannya, untuk meratifikasi
persetujuan tersebut. Tidak adanya kewajiban ini karena negara adalah
berdaulat. Menurut Hukum Positif Indonesia adalah
1) Dalam pasal 11 ayat (1) UUD 1945 adalah Presiden dengan persetujuan DPR
membuat perjanjian dengan negara lain. Dalam hal bahwa suatu perjanjian
menimbulkan akibat yang luas dan mendasar bagi kehidupan rakyat yang
terkait dengan beban keuangan negara, dan/atau mengharuskan perubahan
atau pembentukan undang-undang , maka pembuatan perjanjian internasional
tersebut harus dengan persetujuan DPR.

34
2) Undang-undang No. 24 Tahun 2000
Dalam pasal 4 Undang-Undang No. 24 thun 2000, dijelaskan bahwa
pembuatan perjanjian internasional antar pemerintah RI dengan negara lain
dan organisasi internasonal dilaksanakan berdasarkan kesepakatan dan
dengan etikat baik . Selain itu pemerintah RI berpedoman pada kepentingan
nasional dan berdasarkan prinsip2 kesamaan kedudukan saling
menguntungkan dan memperhatikan baik hukum nasional dan internsional
yang berlaku. Tahap yang dilalui adalah penjajakan, perundingan, perumusan
naskah, penerimaan, dan penendatanganan. Selanjutnya diikuti dengan
pengesahan internasional jika memang diisyaratkan oleh perjanjian
internasional tersebut.

E. KEDUDUKAN PERWAKILAN DIPLOMATIK INDONESIA


1. Pengertian Perwakilan Diplomatik
Duta besar dan konsul jendral merupakan dua unsur yang terapat pada
perwakilan suatu negara di negara lain. Hal tersebut adalah instrumen ata sarana
yang melaksanakan hubungan internasional yang berkedudukan di negara lain.
Perwakilan suatu negara di negara lain dapat dikelompokan menjadi dua,
1) perwakilan dalam arti politik sering disebut perwakilan diplomatik.
2) perwakilan non – politik sering juga disebut dengan istilah konsuler.
Perwakilan diplomatik adalah perwakilan yang berbagai kegiatannya
mewakili negara dalam melaksanakan hubungan diplomatik dengan negara
penerima atau suatu negara dan organisasi internasional, atau dengan kata lain,
perwakilan yang kegiatannya melaksanakan kepantingan negaranya di luar
negara. Seseorang yang diberikan tugas sebagai perwakilan diplomatik atau
negara tersebut adalah sebagai diplomat.
Dalam menjalin hubungan internasional atau hubungan diplomatik
dengan negara lain, suatu negara biasanya menempatkan perwakilan diplomatik
dengan negara lain atau negara mitranya.
Proses pembukaan serta pengangkatan perwakilan diplomatik di antara kedua
negara yang telah menjalin hubungan diplomatik, secara garis besar dilakukan
melalui beberapa tahapan sebagai berikut ini :
1) Kedua negara atau kedua belah pihak yang melakukan kegiatan pendahuluan
yang diawali dengan melakukan pertukaran informasi mengenai

35
kemungkinan dibukanya perwakilan diplomatik. Kegiatan ini sering
dilakukan oleh kepala negara atau departemen luar negeri oleh masing-
masing negara.
2) Masing-masing kedua belah pihak kemudian mengajukan permohonan
mengenai persetujuan ( agreement ) untuk menempatkan diplomat atau (
duta besar atau duta ) yang telah dicalonkan oleh masing-masing kedua
belah pihak negara. Setiap diplomat yang telah dicalonkan oleh kedua pihak
negara tersebut belum pasti diterima , seluruhnya tergantung oleh penilaian
negara yang akan menerimanya. Apabila seorang calon diplomat
dianggap persona non – grata oleh negara yang akan menerima, berati calon
diplomat tersebut ditolak. Dengan demikian, harus diajukan kembali calon
lain hingga medapatkan persetujuan.
3) Setelah mendapat persetujuan oleh negara penerima atau kedua belah pihak
untuk saling menempatkan kedua diplomat, maka diplomat tersebut
memperoleh surat kepercayaan ( letter of credence ) dari departemen luar
negeri oleh masing-masing kedua belah pihak negara yang telah
ditandatangani oleh kepala negara. Surat kepercayaan tersebut menjelaskan
kebenaran identitas calon diplomat yang telah ditempatkan.
4) Para penerima surat kepercayaan atau para diplomat wajib menemui direktur
protok departemen luar negeri untuk mendapatkan keterangan tentang
ketentuan yang harus mereka laksanakan ketika menjalankan tugas.
5) Penyerahan suarat kepercayaan oleh diplomat kepada pihak atau negara yang
akan menerima. Surat kepercayaan tersebut kemudia diserahkan lengasung
kepada kepala negara peneria. Adapun, surat kepercayaan kuasa usaha, yang
diberikan kepada mentri luar negeri oleh negara penerima. Dalam suatu
upacara penyerahan surat kepercayaan tersebut, seorang diplomat harus
menyampaikan pidato di hadapan seluruh peserta dan kepala negara
penerima. Isi pidato tersebut harus sudah diketahui oleh menteri luar negeri
negara penerima.
2. Tujuan diadakannya suatu perwakilan di negara lain adalah sebagai
berikut :
1. Memelihara kepentingan negaranya terhadap negara lain, sehingga jika
terjadi suatu konflik perwakilan tersebut bisa mengambil langkah untuk
menyelesaikannya.

36
2. Melindungi seluruh warga negara sendiri yang sedang bertempat tinggal di
negara penerima.
3. Menerima berbagai pengaduan atau komplain untuk diteruskan kepada
pemerintah negara penerima.

3. Tugas serta Fungsi dari Perwakilan Diplomatik Republik Indonesia


Secara umum seorang diplomat atau perwakilan diplomatik memiliki
tugas yang mencakup berbagai hal sebagai berikut ini :
1. Representasi, adalah selain untuk mewakili pemerintahan negaranya
sendiri, diplomat juga bisa melakukan proses, mengadakan penyelidikan
dengan pemerintah negara penerima. Diplomat juga mewakili
kebijaksanaan politik pemerintahan negaranya.
2. Negosiasi, adalah mengadakan proses perundingan atau pembicaraan baik
dengan negara tempat diplomat tersebut diakreditaskan maupun dengan
negara lain.
3. Observasi, adalah menelaah dengan teliti setiap peristiwa atau kejadian di
negara penerima yang mungkin dapat mempengaruhi kepentingan
negaranya.
4. Proteksi, adalah melindungi pribadi , harta benda dan kepentingan warga
negaranya yang sedang berada di luar negeri.
5. Persahabatan, adalah meningkatkan hubungan persahabatan antara negara
pengirim dengan negara penerima, baik pada bidang ekonomi, kebudayaan
maupun ilmu pengetahuan dan teknologi.
Dalam menjalankan tugasnya, seorang diplomat bisa berfungsi sebagai
lambang prestise negaranya di luar negeri dan mewakili kepala negaranya
sendiri si negara penerima. Selain itu, diplomat bisa menjadi sebagai perwakilan
yuridis dari pemerintah negaranya sendiri.
Contohnya, seorang diplomat bisa menandatangani suatu perjanjian, meratifikasi
dokumen, mengumumkan pernyataan sertalain-lain. Seorang diplomat bisa juga
berfungsi sebagai perwakilan politk. Dalam menjalankan fungsinya tersebut,
seorang diplomat bisa menjadi alat penghubung timbal balik antara kepentingan
negaranya dengan kepentingan negara penerima.
Berdasarkan Konvensi Wina Tahun 1961, disebutkan bahwa fungsi perwakilan
diplomatk adalah sebagai berikut :

37
1. Memiliki kepentingan negara pengirim di negara penerima.
2. Melindungi kepentingan negara pengirim dan warga negara di negara
penerima di dalam batas yang diizinkan oleh hukum internasional.
3. Mengadakan persetujuan dengan pemerintah negara penerima.
4. Memberikan keterangan mengenai kondisi dan perkembangan negara
penerima, sesuai dengan Undang Undang dan melaporkan kepada pemerintah
negara pengirim.
5. Memelihara hubungan persahabatan antara kedua belah pihak negara.
Berkaitan dengan hal di atas, Bangsa Indonesia penempatan perwakilan
diplomatik di negara lain berfungsi sebagai sarana sebagai berikut ini :
1. Mewakili negara Republik Indonesia secara keseluruhan di negara penerima
atau pada suatu organisasi internasional.
2. Melindungi kepentingan nasional dan seluruh warga negara indonsia di
negara penerima.
3. Melaksanakan pengamatan, penilaian dan pelaporan.
4. Memperthankan kebebasan Indonesia terhadap imperialisme dalam segala
bentuk dan manifestasinya dengan melaksanakan ketertiban dunia
berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial.
5. Mengabdi kepada kepentingan nasional dalam mewujudkan masyarakat adil
dan makmur.
6. Menciptakan persahabatan yang aik antara negara Republik Indonesia dan
seluruh negara negara guna menjamin pelaksanaan tugas negara perwakilan
diplomatik.
7. Menyelenggarakan bimbingan dan pengawasan terhadap seluru warga negara
Indonesia yang berada di wilayah kerjanya.
8. Menyelenggarakan urusan pengamanan, penerangan, konsuler protokol,
komunikasi dan persediaan.
9. Melaksanakan ursan tata usaha, kepegawaian, keuangan, perlengkapan dan
urusan rumah tangga perakilan diplomatik.

4. Perangkat Perwakilan Diplomatik Republik Indonesia


Secara umum seluruh negara yang membuka perwakilan diplomatik di
negara lain, memiliki perangkat perwakilan diplomatik. Unsur dan perangkan
perwakilan diplomatik Indonesia terdiri dari lembaga sebagai berikut :

38
a) Duta Besar Luar Biasa dan Berkuasa Penuh
Perangkat ini merupakan kepala perwakilan diplomatik tinggi yang
bertanggung jawab kepada Presiden Republik Indonesia melalui Mentri Luar
Negeri.
b) Kuasa Usaha
Kuasa usaha adalah pejabat dinas luar negeri dan pegawai luar negeri lainnya
yang telah ditunjuk oleh mentri luar negeri untuk bertindak sebagai kepala
perwakilan diplomatik.
c) Atase Atase Republik Indonesia
1. Atase Pertahanan
Atase pertahanan merupakan perwira TNI atau POLRI dari kementrian
pertahanan dan keamanan yang diperbantukan kepada menteri luar
negeri.
Perwira ditempatkan di perwakilan luar negeri dengan status unsur korps
diplomatik. Perwira melaksanakan berbagai tugas perwakilan luar negeri
di bidang pertahanan dan keamanan.
2. Atase Teknis
Atase teknis merupakan pegawai negeri Republik Indonesia dari
kementrian luar negeri atau pegawai negeri dari kementrian lain atau dari
lembaga pemerintahan non – kementrian.
Mereka diperbantukan kepada kementrian luar negeri untuk
melaksanakan tugas teknis sesuai dengan tugas pokok kementrian yang
telah mengirimkannya atau sesuai dengan tugas pokok lembaga
pemerintah.

Diskusikan tentang :
Kewenangan korp Perwakilan Diplomatik dan Konsuler untuk mempererat hubungan
antar negara. Berikan contohnya yang nyata.
Bentuklah kelompok kecil yang terdiri dari 4-5 orang siswa kemudian hasil diskusi di
presentasikan kedepan kelas.

39
EVALUASI
I. Uraian
Jawablah pertanyaan –pertanyaan dibawah ini dengan jelas dan benar !

1. Jelaskan apa yang dimaksud dengan hubungan internasional menurut para ahli!
2. Jelaskan Klasifikasi hubungan internasional !
3. Jelaskan apa yang dimaksud dengan hubungan multilateral !
4. Jelaskan Tujuan Hubungan Internasinal!
5. Jelaskan Tahapan Hubungan internasional menurut para ahli !
6. Jelaskan Tahapan Internasional menurut Hukum Positif yang berlaku di
Indonesia !
7. Apa peran Indonesia dalam ASEAN!
8. Jelaskan peran Indonesia dalam PBB!
9. Jelaskan apa yang dimaksud dengan hubungan luar negeri yang bebas aktif !
10. Sebutkan organisasi internasional yang kalian ketahui !

II. Tugas Individu


1. Baca dan pahami materi tentang sarana hubungan internasional. Carilah dua
contoh tentang organisasi internasional berikut anggota2nya !
2. Bentuklah kelompok yang terdiri dari 4-5 orang siswa. Buatlah Mine Map
tentang presedur pembuatan perjanjian internasional antara Indonesia dengan
negara lain. Carilah informasi di berbagai media kemudian sertakan film pendek
durasi 5 menit dan presentasikan didepan kelas.

40
Referensi
1. Ironi Pasukan Pbb: Lupakan Kejayaan Kontingen Garuda. 1999. SiaR News
Service. Diakses tanggal 26 Juli 2017.
2. Asian-African Conference Timeline. The Jakarta Post. 23 April 2015. Diakses
tanggal 26 Juli 2017.
3. The Non-Aligned Movement: Background Information”. Government of Zaire. 21
September 2001. Diakses tanggal 26 Juli 2017.
4. Peran Indonesia dalam Penyelesaian Sengketa Laut Cina Selatan. 1 June 2016.
UNAIR News. Diakses tanggal 26 Juli 2017.
5. Isu Palestina. 20 Januari 2016. KEMENLU Indonesia. Diakses tanggal 26 Juli
2017.
6. Lubis Yusnawan. 2015. Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan. Jakarta :
Pusat Kurikulum dan Perbukuan, Balitbang.

41
BAB 5 MEWASPADAI ANCAMAN TERHADAP
NEGARA KESATUAN REPUBLIK
INDONESIA
APERSEPSI

42
A. ANCAMAN TERHADAP INTEGRASI NASIONAL
Seperti yang telah kita ketahui bersama bahwa Negara Kesatuan Republik
Indonesia adalah negara kepulauan yang terdiri dari berbagai suku bangsa, adat
istiadat, bahasa, agama yang beraneka ragam. Semua itu adalah karunia Tuhan
Yang Maha Esa yang wajib dan harus kita syukuri. Adapun keaneka ragaman
tersebut merupakan sesuatu yang sangat penting dan pital menjadi kekuatan dan
sekaligus kelemahan apabila persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia goyah.
Perhatikanlah peta dunia, para siswa akan dapat menunjukkan posisi
negara Indonesia yang berada di tengah-tengah dunia dilewati garis khatulistiwa,
diapit oleh dua benua yaitu Asia dan Australia, serta berada diantara dua samudera
yaitu Samudera Hindia dan Pasifik.
Kondisi tersebut menunjukkan bahwa wilayah Indonesia berada pada posisi yang
sangat strategis. Bahwa posisi silang negara Indonesia tidak hanya meliputi aspek
kewilayahan saja, melainkan meliputi pula aspek-apek kehidupan sosial, antara
lain:
1. Penduduk Indonesia berada diantara daerah berpenduduk padat di utara dan
daerah berpenduduk jarang di selatan.
2. Ideologi Indonesia terletak antara komunisme di utara dan liberalisme di
selatan.
3. Demokrasi Pancasila berada diantara demokrasi rakyat di utara (Asia daratan
bagian utara) dan demokrasi liberal di selatan.
4. Ekonomi Indonesia berada diantara sistem ekonomi sosialis di utara dan sistem
ekonomi kapitalis di selatan
5. Masyarakat Indonesia berada diantara masyarakat sosialis di utara dan
masyarakat individualis di selatan.
6. Kebudayaan Indonesia dinatara kebuadayaan timur di utara dan kebudayaan
barat di selatan.
Sistem pertahanan dan keamanan Indonesia berada diantara sistem
pertahanan continental di utara dan sistem pertahanan maritim di barat, selatan dan
timur. Posisi silang Indonesia sebagaimana diuraikan di atas merupakan sebuah
potensi sekaligus ancaman bagi integrasi nasional bangsa Indonesia.
Dikatakan sebuah potensi karena akan memberikan dampak positif bagi
kemajuan bangsa Indonesia serta akan memperkokoh keberadaan Indonesia sebagai
negara yang tidak dapat disepelekan perannya dalam menunjang kemajuan serta

43
terciptanya perdamaian dunia. Akan tetapi, posisi silang ini juga mejadikan
Indonesia sebagai negara yang tidak terbebas dari ancaman yang dapat memecah
belah bangsa.
Ketika dikelas X siswa teleh membahas tentang ancaman terhadap negara
Indonesia dan sekarang akan dilanjutkan pembahasan mengenai hal tersebut untuk
menegtahui banyaknya ancaman yang tanpa kita sadari dapat merusak integrasi
nasional.
Adapaun ancaman dimaksud dapat berupa ancaman phisik dan non phisik,
konvensional dan non konvensionel, global atau lokal, segera atau mendatang,
potensial atau aktual, militer atau non militer, langsung atau tidak langsung, dari
luar negeri atau dalam negeri serta menggunakan kekerasan senjata atau tanpa
senjata.
Bila kita perhatikan isi Undang-Undang Republik Indonesia No. 17 Tahun
2011 tentang inteligent negara adalah setiap upaya pekerjaan kegiatan dan tindakan
baik dari dalam maupun dari luar negeri yang dinilai dan atau dibuktikan dapat
membahayakan keselamatan bangsa, keamanan, kedaulatan, keutuhan wilayah
negara kesatuan republik Indonesia dan kepentingan nasional diberbagai aspek,
baik idiologi, politik, ekonomi, sosial budaya maupun pertahanan kemanan.
1. ANCAMAN MILITER
Ancaman militer berkaitan ancaman di bidang pertahanan dan keamanan.
Ancaman militer adalah ancaman yang menggunakan kekuatan bersenjata dan
terorganisasi yang dinilai mempunyai kemampuan membahayakan kedaulatan
negara, keutuhan wilayah, dan keselamatan segenap bangsa. Ancaman militer
dapat berupa agresi/invasi, pelanggaran wilayah, pemberontakan bersenjata,
sabotase, spionase, aksi teror bersenjata, dan ancaman keamanan laut dan udara.
a. Agresi suatu negara yang dikategorikan mengancam kedaulatan negara,
keutuhan wilayah, dan keselamatan segenap bangsa Indonesia mempunyai
bentuk-bentuk mulai dari yang berskala paling besar sampai dengan yang
terendah.
b. Invasi merupakan bentuk agresi yang berskala paling besar dengan
menggunakan kekuatan militer bersenjata yang dikerahkan untuk menyerang
dan menduduki wilayah Indonesia. Bangsa Indonesia pernah merasakan
pahitnya diinvasi atau diserang oleh Belanda yang ingin kembali menjajah
Indonesia sebanyak dua kali, yaitu 21 Juli 1947 dan 19 Desember 1948.

44
c. Bentuk lain dari ancaman militer yang peluang terjadinya cukup tinggi adalah
tindakan pelanggaran wilayah (wilayah laut, ruang udara dan daratan)
Indonesia oleh negara lain. Konsekuensi Indonesia yang memiliki wilayah
yang sangat luas dan terbuka berpotensi terjadinya pelanggaran wilayah.
d. Pemberontakan bersenjata. Pemberontakan tersebut pada dasarnya
merupakan ancaman yang timbul dan dilakukan oleh pihak-pihak tertentu di
dalam negeri, tetapi pemberontakan bersenjata tidak jarang disokong oleh
kekuatan asing, baik secara terbuka maupun secara tertutup. Pemberontakan
bersenjata melawan pemerintah Indonesia yang sah merupakan bentuk
ancaman militer yang dapat merongrong kewibawaan negara dan jalannya
roda pemerintahan. Dalam perjalanan sejarah, bangsa Indonesia pernah
mengalami sejumlah aksi pemberontakan bersenjata yang dilakukan oleh
gerakan radikal, seperti DI/TII, PRRI, Permesta, Pemberontakan PKI
Madiun, serta G-30-S/PKI. Beberapa sejumlah aksi pemberontakan
bersenjata tersebut tidak hanya mengancam pemerintahan yang sah, tetapi
juga mengancam tegaknya Negara Kesatuan Republik Indonesia yang
berlandaskan Pancasila dan UUD Negara Republik Indonesia Tahun
1945.Indonesia memiliki sejumlah objek vital nasional dan instalasi strategis
yang rawan terhadap aksi sabotase, sehingga harus dilindungi. Fungsi
pertahanan negara ditujukan untuk memberikan perlindungan terhadap objek-
objek vital nasional dan instalasi strategis dari setiap kemungkinan aksi
sabotase dengan mempertinggi kewaspadaan yang didukung oleh teknologi
yang mampu mendeteksi dan mencegah secara dini.
e. Spionase dilakukan oleh agen-agen rahasia dalam mencari dan mendapatkan
rahasia pertahanan negara dari negara lain. Kegiatan spionase dilakukan
secara tertutup dengan menggunakan kemajuan ilmu pengetahuan dan
teknologi, sehingga tidak mudah dideteksi. Kegiatan tersebut merupakan
bentuk ancaman militer yang memerlukan penanganan secara khusus untuk
melindungi kepentingan pertahanan dari kebocoran yang akan dimanfaatkan
oleh pihak lawan.
f. Aksi teror bersenjata merupakan bentuk kegiatan terorisme yang mengancam
keselamatan bangsa dengan menebarkan rasa ketakutan yang mendalam serta
menimbulkan korban tanpa mengenal rasa perikemanusiaan. Sasaran aksi
teror bersenjata dapat menimpa siapa saja, sehingga sulit diprediksi dan

45
ditangani dengan cara-cara biasa. Perkembangan aksi teror bersenjata yang
dilakukan oleh teroris pada dekade terakhir meningkat cukup pesat dengan
mengikuti perkembangan politik, lingkungan strategis, dan ilmu pengetahuan
dan teknologi.
g. Gangguan keamanan di laut dan udara merupakan bentuk ancaman militer
yang mengganggu stabilitas keamanan wilayah nasional Indonesia. Kondisi
geografi Indonesia dengan wilayah perairan serta wilayah udara Indonesia
yang terbentang pada pelintasan transportasi dunia yang padat, baik
transportasi maritim maupun dirgantara, berimplikasi terhadap tingginya
potensi gangguan ancaman keamanan laut dan udara. Bentuk-bentuk
gangguan keamanan di laut dan udara yang mendapat prioritas perhatian
dalam penyelenggaraan pertahanan negara meliputi pembajakan atau
perompakan, penyelundupan senjata, amunisi dan bahan peledak atau bahan
lain yang dapat membahayakan keselamatan bangsa, penangkapan ikan
secara ilegal, atau pencurian kekayaan di laut, termasuk pencemaran
lingkungan.

Wajib Baca

EKSISTENSI TNI DALAM MENGHADAPI ANCAMAN MILITER DAN NIR


MILITER MULTIDIMENSIONAL DI ERA MILENIAL Oleh: Prof. Dr. Armaidy
Armawi, M.Si. Ketua Program Studi Ketahanan Nasional Sekolah Pascasarjana
Universitas Gadjah Mada Darto Wahidin, S.Pd. Peneliti Pada Program Studi
Ketahanan Nasional Sekolah Pascasarjana Universitas Gadjah Mada Pendahuluan
Dunia saat ini telah berada dalam sebuah penyatuan, proses penyatuan tersebut
dilakukan secara serentak yang dikenal dengan nama globalisasi. Merujuk pada
pengertian globalisasi yang dapat diartikan sebagai suatu proses yang menghasilkan
dunia tunggal, masyarakat di seluruh dunia menjadi saling tergantung satu dengan
yang lainnya di semua aspek kehidupan politik, ekonomi, dan budaya (Sztompka,
1994; Hallak, 1998; Martono, 2014). Dengan demikian, dapat dipahami bahwa
sesungguhnya globalisasi sebagai sebuah proses yang akan menjadikan dunia dalam
satu area yang dapat dikendalikan melalui satu kekuatan global. Berhubungan
dengan hal ini, negara-negara yang mempunyai kekuatan besar yang akan
mengendalikan proses tersebut. Ohmae (1990) dengan tegas menyebutkannya
sebagai the bordeless world atau yang dikenal sebagai dunia tanpa batas. Dalam hal
ini ruang lingkup globalisasi ini tidak mengenal batas-batas sebuah negara, bahkan
antara negara satu dengan yang lainnya sudah tidak ada batasannya lagi. Dalam
perkembangannya ternyata globalisasi telah membawa empat kekuatan besar,
seperti: investment (investasi modal), industry (perkembangan industri), information
technology (teknologi informasi), dan individual consumers (konsumen individu)
(Ohmae, 1990). Keempat kekuatan besar tersebut telah mewarnai negara-negara

46
yang ada di dunia. Salah satunya di Indonesia, sebagai negara yang masih
berkembang dengan cakupan wilayah yang luas dari Sabang hingga Marauke, jumlah
penduduk yang menempati urutan keempat di dunia, setelah Republik Rakyat
Tiongkok, India, dan Amerika Serikat. Dalam konteks geopolitik posisi negara dan
wilayah yang sangat strategis tersebut ternyata Indonesia dimanfaatkan oleh negara-
negara yang sudah maju dalam berbagai macam bentuk yang dinamakan dengan
globalisasi. Posisi strategis Indonesia telah dimanfaatkan oleh negara lain dalam
berbagai macam bentuknya, Indonesia dijadikan konsumen dalam perdagangan bagi
produk-produk negara lain, sehingga Indonesia hanya dijadikan sebagai pasar.
Dalam konteks geostrategis, hal tersebut tentunya menjadi suatu bentuk ancaman
yang dapat mengancam eksistensi Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
Berkaitan dengan hal tersebut, saat ini diperlukan pemahaman terhadap lingkungan
strategis dengan berbagai macam fenomena yang terjadi, seperti: fenomena alam,
fenomena dunia, globalisasi, kemajuan teknologi, geoekonomi dan geopolitik
negara-negara, keamanan dalam negeri, dan kejahatan lintas negara (Marsetio, 2014:
121-125). Dinamika lingkungan strategis dunia saat ini berkembang sangat dinamis
dan harus dapat diantisipasi oleh Indonesia. Apalagi jika dikaitkan dengan politik
luar negeri Indonesia sebagai negara yang menganut politik bebas aktif. Artinya,
dalam hal tersebut Indonesia tidak boleh memihak salah satu blok maupun salah satu
negara, di sini Indonesia harus memainkan peran menjadi negara penengah.
Kontribusi Indonesia dalam pecaturan dunia sangat di butuhkan oleh negara-negara
lainnya. Namun disisi lain, Indonesia juga menghadapi persoalan yang tidak kalah
peliknya di dalam negerinya sendiri. Dalam perjalanan sejarah, sesungguhnya
Indonesia mampu mengatasi berbagai macam ancaman yang melanda dan
menimpanya wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia. Tetapi, kesiapsiagaan
tetap harus di nomor satukan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Berangkat
dari uraian di atas, maka dapat di tarik sebuah pertanyaan, bagaimana eksistensi TNI
di era milenial saat ini?; apa saja ancaman militer dan nir militer yang bersifat
multidimensional?; dan bagaimana penguatannya dalam konteks ketahanan
nasional?. Pertanyaanpertanyaan tersebut merupakan 6 EDISI KHUSUS 2019
permasalahan yang dapat dijawab dan dijelaskan, mengingat hal tersebut sangat
penting dalam mengkaji eksistensi TNI terkait dengan berbagai persoalan yang
terjadi dalam era milenial ini. Eksistensi TNI di Era Milenial Sebelum membahas
secara detail terkait Tentara Nasional Indonesia (TNI), alangkah baiknya untuk
mengkaji sekilas terkait dengan konsep eksistensi. Eksistensi secara etimologi
berasal dari aliran filsafat eksistensialisme, dalam bahasa latinnya dikenal dengan
istilah existere yang berarti muncul, ada, timbul, memilih keberadaan aktual.
Gerakan eksistensialisme sendiri sangat menentang esensialisme. Istilah eksistensi,
sebagaimana yang diungkapkan oleh Bagus (2005: 185), yang menjadi pusat
perhatian dalam hal situasi manusia. Dalam konteks yang sama terkait dengan istilah
eksistensi disampaikan pula oleh Kirkegaard bahwa eksistensi sebagai suatu
keputusan yang berani diambil oleh manusia untuk menentukan hidupnya dan
menerima konsekuensi yang telah manusia ambil (Martin, 2001). Manakala manusia
tersebut berani untuk bereksistensi maka manusia tersebut telah bereksistensi dengan
sebenarnya. Begitupun sebaliknya, jikalau manusia tidak berani untuk bereksistensi
maka dapat dipastikan manusia itu tidak bereksistensi dengan sebenarnya. Dengan
runtuhnya rezim orde baru dan digantikan oleh reformasi, ternyata semangat
reformasi pada dasarnya didorong oleh keinginan untuk menjadi bangsa yang lebih
baik di masa depan (future) dalam segala aspek kehidupan bermasyarakat,
berbangsa, dan bernegara. Hal ini ternyata membawa suatu transformasi terhadap

47
sistem kenegaraan di Indonesia, tidak terkecuali juga menimpa militer. Proses
transformasi yang terjadi dapat dilihat dari pergantian nama yang semula Angkatan
Bersenjata Republik Indonesia (ABRI) menjadi Tentara Nasional Indonesia (TNI).
Hakikat dari transformasi Tentara Nasional Indonesia dalam reformasi terkait dengan
transformasi dari dwifungsi untuk menuju militer yang professional (Widjojo, 2015:
xvii). Bahkan dalam konteks politik praktis peran militer di Indonesia telah
diminimalkan. Dengan disahkannya UndangUndang Nomor 34 Tahun 2004, pada
konteks pengerahan dan penggunaan kekuatan militer ternyata Tentara Nasional
Indonesia (TNI) berkedudukan di bawah Presiden. Selanjutnya, dalam hal kebijakan
maupun strategi pertahanan dan dukungan administrasi, Tentara Nasional Indonesia
berada di Sumber: Biro Humas Kemhan 7 EDISI KHUSUS 2019 bawah koordinasi
Kementerian Pertahanan Republik Indonesia (Huda, 2015: 254). Wujud nyata
amanah dalam konstitusi tersebut menempatkan posisi Tentara Nasional Indonesia
senantiasa berkiprah untuk mencegah terjadinya ancaman militer dan nir militer serta
memberikan andil dalam memajukan bangsa dan negara. Pada masa damai Tentara
Nasional Indonesia dibutuhkan atensinya sebagai kekuatan dalam membantu
pemerintahan melalui berbagai macam tugas khusus atau yang dikenal dengan
Operasi Militer Selain Perang (OMSP). Oleh karena itu, tantangan yang dihadapi
oleh Tentara Nasional Indonesia pada era milenial ini sangat berat karena dengan
kemajuan teknologi, informasi, dan komunikasi spektrum ancaman menjadi tidak
mudah lagi untuk dideteksi, sehingga konsep perangpun sudah mengalami
transformasi yang begitu kompleks. Artinya, sekarang perang bukan hanya
berhubungan dengan kekuatan fisik atau berhadapan secara langsung (face to face)
sebagaimana yang terjadi dalam perang dunia I dan II. Perang saat ini telah
mengalami suatu bentuk pergeseran (shiffting) paradigma. Dengan perkembangan
ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) mulai bermunculan istilah berbagai macam
perang, yakni: perang asimetris, perang ideologi, perang pola pikir (mindset), perang
informasi, dan masih banyak lagi yang lainnya. Kesemua hal tersebut dapat
dikatakan menjadi suatu ancaman bagi Negara Kesatuan Republik Indonesia,
sehingga Tentara Nasional Indonesia juga harus dapat mengubah paradigmanya
dalam melihat persoalan dinamika lingkungan strategi global yang sangat cepat
berubah, sehingga harus dibarengi dengan ketersediaan anggaran yang memadai dan
sumber daya manusia yang unggul serta berdaya saing. Ancaman Militer dan Nir
Militer Bersifat Multidimensional Dinamika lingkungan strategi global yang begitu
cepat, telah menggeser suatu paradigma bahwa ancaman itu saat ini telah bersifat
multidimensional. Merujuk pada Buku Putih Pertahanan Indonesia (2008) bahwa
ancaman dapat dibedakan menjadi ancaman militer dan ancaman nir militer atau
yang lebih dikenal juga dengan ancaman non militer. Kedua ancaman tersebut
sesungguhnya sangat membahayakan keamanan dan kelangsungan hidup dalam
kehidupan bangsa dan negara. Ancaman
https://www.google.com/search?q=Ancaman+non+militer&oq=Ancaman+non+milit
er&aqs=chrome..69i57j0l7.9790j0j4&sourceid=chrome&ie=UTF-8

2. ANCAMAN NON MILITER


Ancaman non-militer pada hakikatnya ancaman yang menggunakan
faktor-faktor non-militer dinilai mempunyai kemampuan yang membahayakan
kedaulatan negara, kepribadian bangsa, keutuhan wilayah negara, dan
keselamatan segenap bangsa. Ancaman ini salah satunya disebabkan oleh

48
pengaruh negatif dari globalisasi. Globalisasi yang menghilangkan sekat atau
batas pergaulan antar bangsa secara disadari ataupun tidak telah memberikan
dampak negatif yang kemudian menjadi ancaman bagi keutuhan sebuah negara,
termasuk Indonesia.
Ancaman non-militer diantaranya dapat berdimensi ideologi, politik,
ekonomi dan sosial budaya.
a. Ancaman di Bidang Ideologi
Berkaitan dengan ideologi, terdapat kelompok kelompok yang pernah
melakukan pemberontakan maupun kudeta, ingin menggantikan Pancasila
dengan lain. Pemberontakan ini biasanya dilakukan kelompok ektrim kiri
dan kanan . (Pembrontakan Partai Komunis. Usaha mengganti pancasila
dengan ideologi komunisme pernah dilakukan oleh Partai Komunis
Indonesia (PKI). Pembrontakan dilakukan di Madiun
b. Ancaman di Bidang Politik
Ancaman di bidang politik dapat bersumber dari luar negeri maupun dalam
negeri. Dari luar negeri, ancaman di bidang politik dilakukan oleh suatu
negara dengan melakukan tekanan politik terhadap Indonesia. Intimidasi,
provokasi, atau blokade politik merupakan bentuk ancaman non-militer
berdimensi politik yang sering kali digunakan oleh pihak-pihak lain untuk
menekan negara lain. Kedepan, bentuk ancaman yang berasal dari luar
negeri diperkirakan masih berpotensi terhadap Indonesia, yang memerlukan
peran dari fungsi pertahanan non-militer untuk menghadapinya.
Ancaman yang berdimensi politik yang bersumber dari dalam negeri dapat
berupa penggunaan kekuatan berupa pengerahan massa untuk
menumbangkan suatu pemerintahan yang berkuasa, atau menggalang
kekuatan politik untuk melemahkan kekuasaan pemerintah. Selain itu,
ancaman separatisme merupakan bentuk lain dari ancaman politik yang
timbul di dalam negeri. Sebagai bentuk ancaman politik, separatisme dapat
menempuh pola perjuangan politik tanpa senjata dan perjuangan bersenjata.
Pola perjuangan tidak bersenjata sering ditempuh untuk menarik simpati
masyarakat internasional. Oleh karena itu, separatisme sulit dihadapi
dengan menggunakan kekuatan militer. Hal ini membuktikan bahwa
ancaman di bidang politik memiliki tingkat resiko yang besar yang
mengancam kedaulatan, keutuhan, dan keselamatan bangsa.

49
c. Ancaman di Bidang Ekonomi
Pada saat ini ekonomi suatu negara tidak bisa berdiri sendiri. Hal tersebut
merupakan bukti nyata dari pengaruh globalisasi. Dapat dikatakan, saat ini
tidak ada lagi negara yang mempunyai kebijakan ekonomi yang tertutup
dari pengaruh negara lainnya. Globalisasi perekonomian merupakan suatu
proses kegiatan ekonomi dan perdagangan dimana negara-negara di seluruh
dunia menjadi satu kekuatan pasar yang semakin terintegrasi dengan tanpa
rintangan batas teritorial negara. Globalisasi perekonomian mengharuskan
penghapusan seluruh batasan dan hambatan terhadap arus modal, barang
dan jasa. Ketika globalisasi ekonomi terjadi, batas-batas suatu negara akan
menjadi kabur dan keterkaitan antara ekonomi nasional dengan
perekonomian internasional akan semakin erat. Globalisasi perekonomian di
satu pihak akan membuka peluang pasar produk dari dalam negeri ke pasar
internasional secara kompetitif, sebaliknya juga membuka peluang
masuknya produk-produk global ke dalam pasar domestik.
Hal tersebut tentu saja selain menjadi keuntungan, juga menjadi ancaman
bagi kedaulatan ekonomi suatu negara. Adapun pengaruh negatif globalisasi
ekonomi yang dapat menjadi ancaman kedaulatan Indonesia khususnya
dalam bidang ekonomi diantaranya:
a) Indonesia akan dibanjiri oleh barang-barang dari luar seiring dengan
adanya perdagangan bebas yang tidak mengenal adanya bataa-batas
negara. Hal ini mengakibatkan semakin terdesaknya barang-barang lokal
terutama yang tradisional, karena kalah bersaing dengan barang-barang
dari luar negeri.
b) Cepat atau lambat perekonomian negara kita akan dikuasai oleh pihak
asing, seiring dengan semakin mudahnya orang asing menanamkan
modalnya di Indonesia, yang pada akhirnya mereka dapat mendikte
atau menekan pemerintah atau bangsa kita. Dengan demikian bangsa
kita akan dijajah secara ekonomi oleh negara investor.
c) Timbulnya kesenjangan sosial yang tajam sebagai akibat dari adanya
persaingan bebas. Persaingan bebas tersebut akan menimbulkan adanya
pelaku ekonomi yang kelah dan yang menang. Pihak yang menangakan
dengan leluasa memonopoli pasar, sedangkan yang kalah akan menjadi
penonton yang senantiasa tertindas.

50
d) Sektor-sektor ekonomi rakyat yang diberikan subsidi semakin
berkurang, koperasi semakin sulit berkembang dan penyerapan tenaga
kerja dengan pola padat karya semakin ditinggalkan, sehingga angka
pengangguran dan kemiskinan susah dikendalikan. e) Memperburuk
prospek pertumbuhan ekonomi jangka panjang. Apabila hal-hal yang
dinyatakan di atas berlaku dalam suatu negara, maka dalam jangka
pendek pertumbuhan ekonominya menjadi tidak stabil. Dalam
jangka panjang pertumbuhan yang seperti ini akan mengurangi lajunya
pertumbuhan ekonomi. Pendapatan nasional dan kesempatan kerja akan
semakin lambat pertumbuhannya dan masalah pengangguran tidak dapat
diatasi atau malah semakin memburuk. Pada akhirnya, apabila
globalisasi menimbulkan efek buruk kepada prospek pertumbuhan
ekonomi jangka panjang suatu negara, distribusi pendapatan menjadi
semakin tidak adil dan masalah sosial ekonomi masyarakat semakin
bertambah buruk .
d. Ancaman di Bidang Sosial dan Budaya
Ancaman yang berdimensi sosial budaya dapat dibedakan atas
ancaman dari dalam, dan ancaman dari luar. Ancaman dari dalam didorong
oleh isu-isu kemiskinan, kebodohan, keterbelakangan, dan ketidakadilan.
Isu tersebut menjadi titik pangkal timbulnya permasalahan, seperti
separatisme, terorisme, kekerasan, dan bencana akibat perbuatan manusia.
Isu tersebut akan mengancam persatuan dan kesatuan bangsa, nasionalisme,
dan patriotisme. Ancaman dari luar timbul sebagai akibat dari pengaruh
negatif globalisasi, diantaranya adalah: a). Munculnya gaya hidup konsumtif
dan selalu mengkonsumsi barang-barang dari luar negeri. b). Munculnya
sifat hedonisme, yaitu kenikmatan pribadi dianggap sebagai suatu nilai
hidup tertinggi. Hal ini membuat manusia suka memaksakan diri untuk
mencapai kepuasan dan kenikmatan pribadinya tersebut, meskipun harus
melanggar norma-norma yang berlaku di masyarakat. Seperti
mabukmabukan, pergaulan bebas, foya-foya dan sebagainya. c). Adanya
sikap individualisme, yaitu sikap selalu mementingkan diri sendiri serta
memandang orang lain itu tidak ada dan tidak bermakna. Sikap seperti ini
dapat menimbulkan ketidakpedulian terhadap orang lain, misalnya sikap
selalu menghardik pengemis, pengamen dan sebagainya. d) Munculnya

51
gejala westernisasi, yaitu gaya hidup yang selalu berorientasi kepada budaya
barat tanpa diseleksi terlebih dahulu, seperti meniru model pakaian yang
biasa dipakai orang-orang barat yang sebenarnya bertentangan dengan nilai
dan norma-norma yang berlaku misalnya memakai rok mini, lelaki memakai
anting-anting dan sebagainya. e) Semakin memudarnya semangat gotong
royong, solidaritas, kepedulian dan kesetiakawanan sosial. f) Semakin
lunturnya nilai-nilai keagamaan dalam kehidupan bermasyarakat.

INFO KEWARGANEGARAAN
Peristiwa yang dapat Menimbulkan Pecahnya Bangsa Indonesia – Pada artikel kali ini
saya akan menjelaskan singkat mengenai sebenarnya apa saja sih peristiwa-peristiwa yang
dapat menimbulkan pecahnya persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia ini? Anda penasaran?
Langsung saja kita simak penjabaran berikut ini.
Namun sebelumnya Negara kita ini yaitu wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia yang
tentunya sudah kita ketahui Negara yang kaya akan sumber daya alam yang melimpah, yang
luas nan subur, hal tersebut merupakan salah satu karunia dari Tuhan yang Maha Esa untuk
kita semua sebagai rakyat Indonesia.

Peristiwa yang dapat Menimbulkan Pecahnya Bangsa Indonesia


Dan semua rakyak Indonesia hendaknya wajib dalam memelihara kekayaan tersebut dengan
sebaik-baiknya. Dan berusaha semaksimal mungkin agar kekayaan tersebut akan tetap utuh
selamanya. Mengapa demikian? Keutuhan Negara republik Indonesia sangat penting untuk
dipertahankan bersama guna kemakmuran, dan kesejahteraan bangsa Indonesia ini.

Adapun dalam setiap Negara atau bangsa memiliki ancaman-ancaman tersendiri, baik
ancaman dari dalam maupun dari luar. Acaman yaitu suatu kegiatan usaha yang dinilai dapat
membahayakan kedaulatan sebuah Negara , keutuhan wilayahnya dan keselamatan warga
didalamnya baik dari dalam maupun luar negeri.

Dan keutuhan yang berasal dari kata utuh yang memiliki arti tetap atau tidak berkurang sesuai
dengan aslinya, atau tidak berubah atau tidak terbagi-bagi. Lalu apa kah keutuhan Negara itu?
Keutuhan Negara ialah bahwa Negara memiliki wilayah yang tidak terbagi-bagi namun
merupakan suatu kesatuan yang utuh, baik dari daratan, lautan, udara didalam sebuah
naungan Negara.

52
Lalu apa sebenarnya Peristiwa yang dapat Menimbulkan Pecahnya Bangsa Indonesia ini?salah
satunya ialah memudarnya rasa nasionalisme dan patriotisme didalam diri kita. Hal ini tentu
menjadi ancaman yang dapat mengancam dan menghancurkan bangsa Indonesia. Hal tersebut
terjadi dikarenakan ketahanan nasional akan menjadi lemah dan dapat dengan mudahnya
ditembus oleh pihak luar atau tidak adanya benteng yang kokoh didalam Negara ini bisa saja
Indonesia dijajah oleh pihak luar. Bangsa Indonesia sudah dijajah sedari dulu sejak rasa
nasionalisme dan patriotisme pemuda memudar. Bukan dijajah dalam bentuk fisik, namun
dijajah secara mental dan ideology.

Kasus yang Mengancam Pecahnya Bangsa Indonesia


Seperti yang kita ketahui bahwa sangat banyak sekali kebudayaan dan paham barat yang
masuk ke dalam bangsa Indonesia. Kemampuan local genius bangsa sudah tidak lagi berjalan
dengan seharusnya. Sehingga banyak budaya dan paham barat yang berpengaruh negatif dapat
dengan mudah masuk dan diterima oleh bangsa Indonesia. Dengan terjadinya hal itu, maka
akan terjadi akulturasi, bahkan hal tersebut dapat menghilangnya kebudayaan dan kepribadian
bangsa yang seharusnya menjadi jati diri bangsa.

Dalam aspek-aspek perekonomian Negara indonesia, dengan telah memudarnya rasa


nasionalisme dan patriotisme pemuda, dapat mengakibatkan perekonomian sebuah bangsa
Indonesia ini akan jauh tertinggal dari Negara-negara tetangga. Pada Saat ini masyarakat
Indonesia hanya memikirkan apa yang Negara berikan untuk mereka, bukan memikirkan apa
yang mereka dapat berikan pada Negara. Dengan keegoisan inilah, masyarakat lebih menuntut
hak daripada kewajibannya sebagai warga Negara. Sikap individual yang lebih mementingkan
diri sendiri dan hanya memperkaya diri sendiri tanpa memberikan retribusi pada Negara,
mengakibatkan perekonomian Negara semakin lemah.

Sebab - Sebab Melunturnya Nasionalisme Bangsa Indonesia


Mengapa hal ini dapat terjadi? Tentu ada sebab nya mengapa memudar dan melunturnya
Nasionalisme Bangsa? Hal ini diperkuat juga dengan berbagai sikap dalam memaknai
berbagai peristiwa penting bagi Negara Indonesia . adapun contoh sederhana nya
digambarkan sebagai berikut :
1. Kurangnya kesadaran masyarakat “hanya” untuk memasang bendera di depan rumah,
kantor atau pertokoan. Dan bagi yang tidak mengibarkannya mereka punya berbagai
macam alas an entah benderanya sudah sobek atau tidak punya tiang bendera, malas ,
cuaca buruk, dan lain-lain. Mereka mampu membeli sepeda motor baru, baju baru tiap
tahun yang harganya ratusan bahkan jutaan tapi mengapa untuk bendera merah putih

53
yang harganya tidak sampai ratusan saja mereka tidak sanggup?hal ini sungguh sangat
memperihatinkan bukan? Bagaimana Negara kita dapat maju jika masyarakat didalam nya
saja tidak perduli terhadap Negara sendiri.

2. Lebih tertariknya masyarakat terhadap produk impor dibandingkan dengan produk buatan
dalam negeri,lebih banyak mencampurkan bahasa asing dengan bahasa Indonesia untuk
meningkatkan gengsi, dan lain-lain.

3. Pada peringatan hari-hari besar nasional, seperti Sumpah Pemuda, hannya dimaknai
sebagai serermonial dan hiburan saja tanpa menumbuhkan rasa nasionalisme dan
patriotisme dalam benak mereka

4. Pada saat upacara bendera, masih banyak rakyat yang tidak memaknai arti dari upacara
tersebut. Upacara merupakan wadah untuk menghormati dan menghargai para pahlawan
yang telah berjuang keras untuk mengambil kemerdekaan dari tangan para penjajah. Para
pemuda seakan sibuk dengan pikirannya sendiri, tanpa mengikuti upacara dengan
khidmad.

Dapat ditarik kesimpulan bahwa Peristiwa yang dapat Menimbulkan Pecahnya Bangsa
Indonesia adalah memudarnya rasa nasionalisme dan patriotisme didalam diri kita sebagai
rakyat Indonesia, kurang pedulinya terhapat peristiwa penting seperti saat tanggal 17 Agustus
tidak mau mengikuti upacara bendera.dan masih banyak lagi. Solusi nya adalah kita sebagai
rakyat Indonesia harusnya lebih peduli dan memegang teguh rasa nasionalisme dan patriotisme
terutama didalam diri kita sendiri dulu.

54
PERSATUAN DAN KESATUAN BANGSA
BAB 6
DALAM NEGARA REPUBLIK INDONESIA
Tujuan pembelajaran
Setelah mempelajari materi ini siswa diharapkan mampu :
1. Bersyukur pada Tuhan Yang Maha esa atas nilai nilai yang membentuk kesadaran
atas nilai-nilai Persatuan dan Kesatuan bangsa dalam Negara Kesatuan Republik
Indonesia
2. Bersikap Responsif dan proaktif dalam menererapkan nilai-nilai Persatuan dan
Kesatuan bangsa dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia
3. Mengidentifikasikan faktor pendorong dan penghambat Persatuan dan Kesatuan
bangsa dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia
4. Menyaji hasil identifikasi tentang faktor pendorong dan penghambat persatuan dan
kesatuan bangsa dalam negara Kesatuan Republik Indonesia

Karakter yang dikembangkan


Religius
Setelah mempelajari bab ini siswa diharapkan bersyukur kapada tuhan Yng Maha Esa
atau semangat dan berbagai hal yang mendukung persatuan dan kesatuan dalam
negara kesatuan republik Indonesia.
Semangat Kebangsaan
Setelah mempelajari Bab ini, diharapkan sikap nasionalisme dan patriotisme terhadap
Negara Kesatuan Republik Indonesia berkembang sehingga mereka dengan pikiran
jernih dapat melakukan berbagai hal yang mendukung persatuan dan kesatuan bangsa.
Cinta tanah Air.
Setelah mempelajari bab ini, siswa diharapkan mampu proaktif terhadap nilai-nilai
yang mendukung Persatuan dan Kesatuan
Peduli Lingkungan
Setelah mempelajari bab ini, siswa diharapkan memiliki rasa memiliki terhadap
Indonesia, terlebih terhadap kelestraian lingkungan. Dengan demikian mereka sadar
dan rela untuk melakukan berbagai hal, seperti menjaga lingkungan baik disekolah,
tempat tinggal maupun masyarakat luas.

55
APERSEPSI

Amati Gambar diatas, diskusikan makna apa yang terkandung dalam gambar
tersebut. Pembahasan tentu terkait dengan bab yang sedang dibahas yaitu persatuan dan
kesatuan bangsa dalam negara Republik Indonesia.
Indonesia merupakan negara yang kaya akan keberagaman suku, budaya serta
agama. Hal ini adalah Anugrah Tuhan Yang Maha Kuasa yang patut kita syukuri.
Mensyukuri apa yang kita miliki berarti menghargai dan menjaganya dari berbagai hal
yang dapat mengancam. Melalui prinsip Bhineka Tunggal Ika bangsa Indonesia wajib
menjauhkan diri dari sikap-sikap mementingkan kelompok sendiri, sukuisme, dan
panatisme yang berlebihan sehingga dapat terhindar dari perpecahan bangsa. Berbagai
cara dapat dilakukan untuk dapat mempertahankan persatuan bangsadari negara
republik Indonesia.
Bab ini akan membahas mengenai berbagai hal dalam merumuskan dan
mempertahankan persatuan dan kesatuan negara republik Indonesia. Untuk itu kita
mulai dengan mempelajari makna persatuan dan kesatuan bangsa bagaimana kesatuan
dan persatuan tercatat dalam sejarah Indonesia kemudian pembahasan dilanjutkan
mengenai kehidupan bernegara kesatuan republik Indonesia, faktor faktor pendorong
dan penghambat persatuan dan kesatuan bangsa Indonesiaserta akan diakhiri dengan
pembahasan mengenai prilaku yang menunjukkan sikap menjaga keutuhan negara
kesatuan republik Indonesia.

A. Makna Persatuan dan Kesatuan


1. Arti Penting Persatuan dan Kesatuan serta Bhinneka Tunggal Ika
Seperti yang anda ketahui bahwa persatuan Indonesia terbentuk melalui
pejuangan yang panjang. Bangsa Indonesia adalah bangsa yang mejemuk
dengan ratusan suku bangsa, bahasa, maupun adat istiadat, dengan ribuan pulau

56
dan penduduk yang besar. Untuk mencapai persatuan bangsa
diproklamasikannya Kemerdekaan bukanlah hal yang mudah dilakukan.
Persatuan dan kemerdekaan negara dapat dicapai karena Rahmat Tuhan Yang
Maha Esa dan persatuan rakyat Indonesia. Untuk memahami makna persatuan
dan kesatuan Indonsia anda harus mengerti terlebih dahulu arti persatuan dan
kesatuan. Persatuan dan Kesatuan berasal dari arti kata “satu yang berarti utuh
tidak terpecah-pecah. Berdasarkan Kamus Besar Indonesia edisi ke empat
persatuan adalah gabungan, (ikatan, kumpulan dan sebagainya); beberapa
bagian yang sudah bersatu; perserikatan; serikat. Jadi pengertian kesatuan
berarti perihal satu; keesaan: sifat tunggal; satuan. Adapun bangsa Indonesia
adalah suku bangsa yang menghuni wilayah Indonesia dari Sabang sampai
Merauke. Jadi persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia dapat diartikan
bersatunya berbagai bangsa dengan yang memiliki perbedaan suku, bahasa,
maupun adat istiadat yang mendiami wilayah Indonesia menjadi satu
kebulatan utuh dan serasi. Dalam kehidupan bernegara, pengamalan sikap
persatuan dan kesatuan diwujudkan dalam bentuk perilaku, antara lain:
1. mempertahankan persatuan dan kesatuan wilayah Indonesia;
2. meningkatkan semangat Bhinneka Tunggal Ika;
3. mengembangkan semangat kekeluargaan; serta
4. menghindari penonjolan SARA. Lebih dari 84 tahun yang lalu para pemuda
Indonesia telah mengikrarkan bentuk perilaku yang mendukung persatuan
dan kesatuan. Ikrar kesepakatan para pemuda tersebut diwujudkan dalam
sumpah yang dicetuskan pada tanggal 28 Oktober 1928.
5. Menjunjung bahasa persatuan bahasa Indonesia seperti dinyatakan dalam
Sumpah Pemuda merupakan bentuk perilaku mengamalkan tetap tegaknya
persatuan dan kesatuan. Salah satu contoh perilaku mendukung persatuan
dan kesatuan lainnya, yaitu kita memiliki rasa bangga sebagai bangsa dan
negara.
6. Bentuk dari rasa bangga terhadap bangsa dan negara diwujudkan dengan
sikap mencintai dan menggunakan produk dalam negeri. Apabila produk
dalam negeri digunakan, dengan sendirinya para pengusaha yang
menciptakan berbagai produk dan pegawainya akan tetap memiliki
penghasilan dan dapat menciptakan kesejahteraan rakyat Indonesia.

57
Masyarakat Indonesia yang sejahtera akan lebih kuat memiliki bangsa dan
negara Indonesia jika dibandingkan dengan masyarakat yang tidak sejahtera.
Alinea kedua Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik
Indonesia Tahun 1945 menyatakan, “… merdeka, bersatu, berdaulat, adil dan
makmur”. Oleh karena itu, untuk mewujudkan persatuan dan kesatuan, seluruh
tindakan pemerintah, rakyat, dan bangsa Indonesia harus mengarah kepada
terciptanya keadilan dan kemakmuran bagi seluruh bangsa Indonesia. Menikmati
kemakmuran merupakan hak seluruh bangsa Indonesia, seperti mendapatkan
pendidikan bagi seorang anak usia sekolah. Pemerintah telah menyatakan wajib
belajar sembilan tahun. Artinya, seluruh warga negara Indonesia secara
peraturan berhak dan wajib menempuh pendidikan sampai ke jenjang SMP/MTs.
Namun, di jalanan sering kita melihat ada anak-anak usia sekolah yang
menghabiskan waktunya tanpa mengenyam pendidikan dan melakukan hal yang
tidak berguna bersama teman-temannya.
Semboyan Bhinneka Tunggal Ika memiliki makna sesuai dengan
keberagaman masyarakat Indonesia saat ini. Pada awalnya Bhinneka Tunggal
Ika dahulu hanya untuk menyatukan kehidupan di tengah keberagaman
beragama dan keyakinan, ternyata semboyan ini masih sangat sesuai dengan
keadaan Indonesia saat ini. Masyarakat Indonesia semakin hari semakin
memiliki keberagaman yang sangat banyak. Kita tidak hanya beranekaraga
dalam agama, suku bangsa, ras, budaya, dan gender. Namun juga semakin
beragam dalam cara berpikir, berpendapat, berorganisasi, partai politik, aliran
musik, cara berpakaian, dan sebagainya Persatuan dan Kesatuan Bangsa -
Bangsa Indonesia dikenal sebagai negara yang majemuk, ditandai dengan
banyaknya suku, etnis, budaya, agama, adat istiadat di dalamnya. Di sisi lain,
Bangsa Indonesia dikenal memiliki masyarakat multikultural, masyarakat yang
anggotanya memiliki latar belakang budaya (cultural background) beragam.
Multikulturalitas dan Kemajemukan ini menggambarkan banyaknya keragaman
yang ada. Bila dikelola secara benar, keberagaman dapat menghasilkan energi
yang luar biasa besar. Namun sebaliknya bila tidak dikelola secara benar,
kemajemukan dan multikulturalitas dapat menghasilkan perpecahan. oleh karena
itu Persatuan dan Kesatuan adalah hal yang mutlak bagi bangsa Indonesia.
Pancasila sebagai Pemersatu Bangsa

58
2. Pengertian Persatuan dan Kesatuan
Persatuan dan kesatuan berasal dari kata "satu" yang memiliki arti utuh
atau tidak terpecah-belah. Kata Persatuan sendiri bisa diartikan sebagai
perkumpulan dari berbagai komponen yang membentuk menjadi satu.
Sedangkan Kesatuan merupakan hasil perkumpulan tersebut yang telah menjadi
satu dan utuh. Sehingga kesatuan erat hubungannya dengan keutuhan. Dengan
demikian persatuan dan kesatuan memiliki makna "bersatunya berbagai macam
corak yang beraneka ragam menjadi satu kebulatan yang utuh dan serasi".
Persatuan dan kesatuan Bangsa Indonesia dapat diartikan sebagai persatuan
bangsa / negara yang menduduki wilayah Indonesia. Persatuan itu didorong
untuk mencapai kehidupan yang bebas dalam wadah negara yang merdeka dan
berdaulat.
Pada masa perjuangan kemerdekaan Indonesia, istilah "Persatuan
Indonesia" merupakan faktor kunci yaitu sebagai sumber motivasi, semangat
dan penggerak perjuangan Indonesia. Hal tersebut juga tercantum pada
Pembukaan UUD 1945 yang berbunyi: "Dan perjuangan pergerakan Indonesia
tlah sampelah pada saat yang berbahagia dengan selamat sentosa menghantarkan
rakyat Indonesia kdepan pintu gerbang kemerdekaan Negara Indonesia yang
merdeka, bersatu, berdaulat, adil dan makmur". Persatuan dan kesatuan bangsa
Indonesia sudah tampak saat proklamasi kemerdekaan bangsa Indonesia yang
juga merupakan awal dibentuknya Negara Kesatuan Republik Indonesia
(NKRI). dalam Pasal 1 ayat 1 UUD. Negara Republik Indonesia Tahun 1945

59
menyatakan bahwa, "Negara Indonesia merupakan negara kesatuan yang
berbentuk republik". selanjutnya ditegaskan dalam Sila ketiga Pancasila tentang
tekad bangsa Indonesia mewujudkan persatuan tersebut.
Adapun Makna Persatuan dan Kesatuan antara lain :
1. Menjalin rasa kekeluargaan, persahabatan dan sikap saling tolong menolong
antar sesama dan bersikap nasionalisme.
2. Menjalin rasa kemanusiaan memiliki sikap saling toleransi serta
keharmonisan untuk hidup secara berdampingan.
3. Rasa persatuan dan kesatuan menjalin rasa kebersamaan dan saling
melengkapi satu sama lain..

3. Prinsip Persatuan dan Kesatuan


Jika dikaji lebih jauh, dari arti dan makna persatuan dan kesatuan terdapat
beberapa prinsip persatuan dan kesatuan dari keberagaman di Indonesia yang
juga harus kita hayati:
a. Prinsip Nasionalisme Indonesia
Kita harus mencintai bangsa Indonesia, namun hal tersebut bukan berarti
kita harus mengagung-agungkan bangsa kita sendiri. Kita tidak bisa
memaksakan kehendak kita kepada negara lain karena pandangan seperti itu
akan mencelakakan sebuah bangsa, sikap tersebut bertentangan dengan sila
kedua "Kemanusiaan yang adil dan beradab".
b. Prinsip Bhinneka Tunggal Ika
Prinsip ini mengharuskan kita mengakui bahwa bangsa Indonesia adalah
bangsa yang terdiri dari berbagai agama, suku, adat istiadat dan bahasa yang
majemuk. Hal itu mewajibkan kita untuk saling menghargai dan bersatu
sebagai bangsa Indonesia.
c. Prinsip Kebebasan yang Bertanggung jawab
Sebagai makhluk ciptaan Tuhan YME. kita memiliki kebebasan dan
tanggung jawab tertentu terhadap diri kita sendiri, terhadap sesama manusia,
dan tanggung jawab dalam hubungannya dengan Tuhan YME.
d. Prinsip Persatuan Pembangunan untuk Mewujudkan Cita-cita
Reformasi
Dengan semangat persatuan Indonesia, kita harus dapat mengisi
kemerdekaan serta melanjutkan pembangunan menuju masyarakat yang

60
lebih sejahtera, adil dan makmur. Karena Persatuan merupakan modal dasar
pembangunan nasional.
e. Prinsip Wawasan Nusantara
Melalui wawasan nusantara, kedudukan masyarakat Indonesia diletakkan
dalam kerangka kesatuan politik, budaya, ekonomi, sosial serta pertahanan
keamanan. Dengan wawasan ini, manusia Indonesia merasa satu, sebangsa
senasib sepenanggungan, dan setanah air, serta memiliki satu tekad dalam
mewujudkan cita-cita pembangunan nasional.

4. Tahap pembinaan persatuan bangsa Indonesia itu yang paling menonjol:


a. Perasaan senasib
Bangsa Indonesia memiliki sejarah yang panjang berada dalam masa
penjajahan (pemerintahan kolonial). Kondisi tersebut telah melahirkan rasa
memiliki perasaan senasib untuk bebas dari cekraman penjajah. Perasaan
Senasib sepenanggungan ketika sama-sama merasakan penjajahan
menjadikan mereka bersatu untuk berjuang melawan penjajah tanpa
memandang latar belakang agama, suku, asal-usul etnis, bahasa maupun
golongan.
b. Sumpah Pemuda
Kebulatan tekad untuk menciptakan Persatuan Indonesia kemudian tercermin
di ikrar Sumpah Pemuda pada tanggal 28 Oktober 1928 di Jakarta yang
diprakarsai oleh pemuda perintis kemerdekaan yang berbunyi:
1) Kami Putra dan Putri Indonesia Mengaku Bertumpah darah Satu Tanah
Air Indonesia.
2) Kami Putra dan Putri Indonesia Mengaku Berbangsa Satu Bangsa
Indonesia.
3) Kami Putra dan Putri Indonesia Menjunjung Bahasa Persatuan Bahasa
Indonesia.
Sampai sekarang Sumpah Pemuda sering disebut sebagai pangkal tumpuan
cita-cita menuju Indonesia merdeka. walaupun pada kenyataanya persatuan
berkali-kali mengalami gangguan dan kerenggangan.
c. Kebangkitan Nasional
Kebangkitan Bangsa Indonesia untuk mencapai Indonesia merdeka yang
sangat momunental ditandai dengan lahirnya Budi Utomo pada 20 Mei 1908,

61
Budi Utomo merupakan sebuah organisasi pemuda yang didirikan oleh Dr.
Sutomo beserta para mahasiswa STOVIA. Organisasi ini bersifat sosial,
ekonomi, dan kebudayaan tetapi tidak bersifat politik. Berdirinya Budi
Utomo menjadi awal gerakan yang bertujuan mencapai kemerdekaan Bangsa
Indonesia walaupun pada saat itu organisasi ini awalnya hanya ditujukan
bagi golongan berpendidikan Jawa. Setelah Organisasi Budi Utomo lahir
kemudian bermunculan organiasasi lain yang bertujuan mencapai
Kemerdekaan Indonesia. Organisasi tersebut adalah, Serikat Islam Tahun
1911, Muhammadiyah Tahun 1912, Indiche Partij Tahun 1911, Perhimpunan
Indonesia Tahun 1924, Partai Nasional Indonesia Tahun 1929, Partindo
Tahun 1933 dan sebagainya. Integrasi pergerakan dalam mencapai cita-cita
itu pertama kali tampak dalam bentuk federasi seluruh organisasi politik /
organisasi masyarakat yang ada yaitu permufakatan perhimpunan-
perhimpunan Politik Kemerdekaan Indonesia pada tahun 1927.
d. Proklamasi Kemerdekaan
Proklamasi kemerdekaan Indonesia yang terjadi pada 17 Agustus 1945
merupakan titik kulminasi dari perjuangan bangsa Indonesia, ini berarti
bahwa sejarah perjuangan bangsa Indonesia telah mencapai puncaknya pada
saat diproklamasikan. Puncak bukanlah akhir, oleh karena itu perjuangan
belum selesai karena itu kita sebagai generasi muda harus tetap berjuang
untuk mempertahankan dan mengisi kemerdekaan di segala bidang
kehidupan. Proklamasi memiliki makna bahwa bangsa Indonesia telah
berhasil melepaskan diri dari segala bentuk penjajahan dan sejak saat itu
bangsa Indonesia bebas menentukan nasibnya sendiri tanpa campur dari
negara lain.
Jadi arti Penting Persatuan dan Kesatuan Bangsa adalah sebagai alat untuk
mencapai cita-cita proklamasi kemerdekaan yakni masyarakat yang sejahtera, adil
dan makmur. Karena Persatuan sangatlah penting untuk mencapai kesejahteraan
bagi sebuah negara.

TUGAS
Diskusikan dalam kelompok saudara contoh – contoh dari tahapan pembinaan
persatuan bangsa Indonesia itu yang paling menonjol:

62
B. Kehidupan Bernegara Dalam Konsep Negara Kesatuan Republik Indonesia
Negara Kesatuan Republik Indonesia merupakan Negara yang dibentuk dan
dibuat berdasarkan semangat nasionalisme bangsa Indonesia dengan tujuan untuk
melindungi seluruh bangsa dan tanah air Indonesia, memajukan kesejahteraan
umum, mencerdaskan kehidupan bangsa serta ikut dalam melaksanakan ketertiban
dunia yang berdasarkan kemerdekaan perdamaian abadi dan keadilan sosial
1. Pengertian, Tujuan, dan Fungsi Negara secara Universal
Kata “ Negara “ berasal dari bahasa sansekerta “ Nagari atau Negara “
yang memiliki arti kota. Negara secara umum memiliki arti sempit dan arti luas.
Dalam arti sempit Negara disamakan dengan lembaga tertinggi dalam kehidupan
social yang memimpin, mengkoordinasi dan mengatur masyarakat agar dapat
hidup wajar dan terus berkembang, sedangkan Negara dalam arti luas ialah
kesatuan sosial yang diatur secara institusional dan melampaui masyarakat –
masyarakat terbatas untuk mewujudkan kepentingan bersama. Banyak ahli yang
mengungkapkan mengenai pengertian dari Negara, setiap ahli pun memiliki
pengertian menurut titik pandangnya masing – masing.
Dari berbagai macam pengertian tersebut maka kita dapat
mengelompokannya menjadi pengertian Negara yang ditinjau dari : 1)
organisasi kekuasaan, 2) organisasi politik, 3) organisasi kesusilaan dan 4)
integeritas antara pemerintahan dan rakyatnya
a. Tujuan Negara
Merumuskan dan membuat tujuan suatu Negara itu sangat penting
untuk dilakukan sebagai pedoman dalam bernegara diantaranya :
1) Menyusun Negara dan mengendalikan perlengkapan Negara,
2) Mengatur kehidupan rakyat
3) Mengarah segala aktivitas-aktivitas di Negara
Setiap Negara memiliki tujuannya masing-masing yang ingin dicapai
berdasarkan undang-undang yang menjadi pedomannya. Tujuan Negara
sangat dipengaruhi oleh kondisi geografis, tata nilai social, pengaruh politik
dari penguasa Negara serta sejarah pembentuk Negara tersebut.
Pada dasarnya Negara memiliki tujuan sebagai berikut : a)
Menyelenggarakan ketertiban umum, b). Memiliki kesejahteraan
umum, c) Memperluas kekuasaan semata

63
Berikut beberapa pendapat para ahli mengenai tujuan Negara :
1. Roger H Soltau, tujuan Negara merupakan salah satu usaha agar rakyat
berkembang serta mengembangkan daya cipta sebebas mungkin.
2. Montesquieu, tujuan Negara ialah untuk melindungi diri manusia hingga
dapat tercipta kehidupan yang tentram, aman dan bahagia.
3. Plato, tujuan Negara ialah untuk memajukan kesusilaan manusia
4. John Locke, tujuan Negara adalah untuk menjamin suasana hukum
individu secara alamiah
5. Aristoteles : tujuan Negara ialah untuk menjamin kebaikan hidup warga
atau rakyat Negara
6. Harold J Laski, tujuan Negara ialah guna menciptakan keadaan dan
kondisi agar rakyat dapat memenuhi keinginannya secara maksimal
b. Fungsi Negara
Terlepas dari ideologi yang dianut oleh setiap negara secara umum.
Setiap negara menyelenggarakan beberapa fungsi minimal yang harus ada
dalam sebuah negara.
Adapun Fungsi dari negara antara lain :
a) Melaksanakan ketertiban umum untuk mencapai tujuan bersama dan
mencegah terjadinya bentrok antar masyarakat, maka dengan begitu
setiap Negara harus melaksanakan penertiban umum. Dalam fungsi ini
Negara dapat dikatakan atau difungsikan sebagai stabilisator.
b) Berusaha untuk menyejahterakan dan memakmurkan rakyatnya.
c) Pertahanan, Fungsi ini harus dimiliki oleh sebuh Negara untuk dijadikan
sebagai antisipasi kemungkinan terjadinya serangan yang dapat
mengancam keselamatan dan keberlangsungan hidup bangsa serta untuk
menjamin teggaknya kedaulatan negara. Untuk itu sebuh negara harus
memiliki pertahanan yang kuat dan alat pertahanan yang mumpuni.
d) Penegakan keadilan yang dilakukan oleh lembaga peradilan negara
2. Perbedaan Negara Kesatuan dan Negara Federal
1. Negara kesatuan adalah Negara yang tidak tersusun dari beberapa Negara,
dengan kata lain hanya ada satu Negara tanpa menggabungkan beberapa
Negara atau melakukan perluasan Negara. Dalam hal ini Negara kesatuan
hanya memiliki satu pemerintahan pusat yang memiliki kekuasaan atau
wewenang tertinggi dalam segala lapangan pemerintah. Pemerintah ini lah

64
yang kemudian memiliki tingkatan paling tnggi dalam memutuskan sesuatu
di dalam sebua Negara tersebut.
2. Negara federal merupakan Negara yang disusun dari beberapa Negara yang
semula berdiri sendiri kemudian mengatakan ikatan kerja sama yang efektif,
namun Negara – Negara tersebut masing – masing memiliki kewenangan
yang dapat diurus sendiri – sendiri
3. Dalam Negara federal terdapat dua macam pemerintahan antara lain sebagai
berikut :
a) Pemerintah federal, pemerintahan gabungan atau pemerintahan ikatan
atau bisa kita sebut dengan pemerintah pusatnya.
b) Pemerintah Negara bagian, pemerintah yang dibuat oleh masing –
masing Negara. Negara akan dianggap ketika ia telah memenuhi ketiga
unsur yakni pemerintahan yang berdaulat, bangsa dan wilayah.

3. Sistem Pemerintahan Indonesia Sebelum diamandemen Undang-Undang


Dasar Tahun 1945
Sistem Pemerintahan Negara Indonesia Berdasar UUD 1945 sebelum Di
amandemen tertuang dalam penjelesan UUD 1945 yang membahas 7 kunci
pokok sistem pemerintahan negara Indonesia, adalah :
a. Indonesia adalah Negara yang berdasar atas hukum (rechtsstaat)
b. Sistem Konstitusinal.
c. Kekuasaan tertinggi di tangan MPR.
d. Presiden adalah penyelenggara pemerintah Negara yang tertinggi di bawah
MPR.
e. Presiden tidak bertanggung jawab kepada DPR.
f. Menteri Negara adalah pembantu presiden, dan tidak bertanggung jawab
terhadap DPR.
g. Kekuasaan Kepala Negara tidak tak terbatas.
Berdasarkan 7 kunci pokok sistem pemerintaan orde lama Indonesia pada
masa dahulu menganut sistem pemerintahan Presidensial menurut UUD 1945.
Sistem pemerintahan tersebut dijalankan dimasa kekuasaan Presiden Suharto.
Dimana presiden pada waktu itu memegang peranan yang amat besar dalam
pemerintahan. Pada masa tersebut, Presiden memiliki beberapa wewenang.

65
Berikut Wewenang Presiden Berdasarkan UUD 1945 Sebelum Amandemen :
1. Pemegang kekuasaan legislative.
2. Pemegang kekuasaan sebagai kepala pemerintahan.
3. Pemegang kekuasaan sebagai kepala Negara.
4. Panglima tertinggi dalam kemiliteran.
5. Berhak mengangkat & melantik para anggta MPR dari utusan daerah atau
glngan.
6. Berhak mengangkat para menteri dan pejabat Negara.
7. Berhak menyatakan perang, membuat perdamaian, dan perjanjian dengan
Negara lain.
8. Berhak mengangkat duta dan menerima duta dari Negara lain.
9. Berhak memberi gelaran, tanda jasa, dan lain – lain tanda kehrmatan.
10. Berhak memberi grasi, amnesty, ablisi, dan rehabilitasi.

Wewenang tersebut biasa disebut dengan hak prerogratif presiden. Tentu dalam
prakteknya Sistem Pemerintahan Presidensial ini memiliki beberapa dampak
negatif, berikut adalah dampak negatif dari Sistem Pemerintahan Presidensial
Dampak Positif Pemerintahan Dampak Negatif Pemerintahan
Presidensil Presidensial
1. Terjadi pemusatan kekuasaan Negara 1. Presiden dapat mengendalikan seluruh
pada satu lembaga, yaitu presiden. penyelenggaraan pemerintahan.
2. Peran pengawasan & perwakilan DPR 2. Presiden mampu menciptakan
semakin lemah. pemerintahan yang kmpak dan slid.
3. Pejabat – pejabat Negara yang diangkat 3. Sistem pemerintahan lebih stabil,
cenderung dimanfaat untuk lyal dan tidak mudah jatuh atau berganti.
mendukung kelangsungan kekuasaan 4. Konflik dan pertentangan antar
presiden. pejabat Negara dapat dihindari.
4. Kebijakan yang dibuat cenderung
menguntungkan rang – rang yang dekat
presiden.
5. Menciptakan perilaku KKN.
6. Terjadi persnifikasi bahwa presiden
dianggap Negara.
7. Rakyat dibuat makin tidak berdaya, dan
tunduk pada presiden.

Pada akhir tahun 99an Indonesia mengalami masa reformasi. Dimana


terjadi demonstrasi besar-besaran di seluruh Indonesia Raya dalam rangka untuk
menggulingkan Presiden Suharto pada waktu itu. Karena rakyat Indonesia
bertekat untuk membentuk suatu pemerintahan yang demokratis alias

66
bebas. Oleh karena itu dibentuklah Sistem Pemerintahan berdasarkan Konstitusi
(Konstitusional). Yang bercirikan :
1. Adanya pembatasan kekuasaan ekskutif.
2. Jaminan atas hak – hak asasi manusia dan warga Negara.

Diskusikan
Bentuklah kelompok yang terdidi dari 4 smp 5 siswa kemudian diskusikan tugas-tugas
lembaga negara sebelum dilaksanakannya amandemen terhadap Undang-Undang
Dasara Th 1945
Kemudian presentasikan ke depan kelas secara bergantian

4. Sistem Pemerintahan Negara Kesatuan Republik Indonesia setelah di


Amandemen Undang-Undang Dasar Tahun 1945.
Setelah terjadi amandemen, Sistem Pemerintahan Indonesia mengalami
perubahan pokok-pokok kunci pemerintahan, yaitu :
1. Bentuk Negara kesatuan dengan prinsip otonomi yang luas. Wilayah Negara
terbagi menjadi beberapa provinsi.
2. Bentuk pemerintahan adalah Republik.
3. Sistem pemerintahan adalah Presidensial.
4. Presiden adalah kepala Negara sekaligus kepala pemerintahan.
5. Kabinet atau menteri diangkat leh presiden dan bertanggung jawab kepada
presiden.
6. Parlemen terdiri atas dua (bikameral), yaitu DPR dan DPD.
7. Kekuasaan yudikatif dijalankan oleh mahkamah agung dan badan peradilan
di bawahnya.
Pada dasarnya tidak ada yang banyak berubah, Indonesia tetap menganut
sistem pemerintahan Presidensial dimana Presiden sebagai kepala negara dan
kepala pemerintahan. Presiden tidak bertanggung jawab kepada Parlemen.
Namun ada beberapa variasi dari sistem pemerintahan presidensial di
Indnesia adalah sebagai berikut :
1. Presiden sewaktu – waktu dapat diberhentikan MPR atas usul dan
pertimbangan dari DPR.

67
2. Presiden dalam mengangkat pejabat Negara perlu pertimbangan dan/atau
persetujuan DPR.
3. Presiden dalam mengeluarkan kebijakan tertentu perlu pertimbangan
dan/atau persetujuan DPR.
4. Parlemen diberi kekuasaan yang lebih besar dalam hal membentuk undang–
undang dan hak budget (anggaran).
Dengan demikian, ada perubahan – perubahan baru dalam sistem
pemerintahan Indonesia. Hal itu diperuntukkan dalam memperbaiki sistem
presidensial yang lama. Perubahan baru tersebut, antara lain adanya pemilihan
presiden secara langsung, sistem bicameral, mekanisme check and balance, dan
pemberian kekuasaan yang lebih besar kepada parlemen untuk melakukan
pengawasan dan fungsi anggaran.

5. Perbedaan Sistem Pemerintahan Sebelum dan Sesudah Amandemen


Dalam sejarah indonesia, sudah beberapa kali pemerintah melakukan
amandemen pada UUD 1945. Hal ini tentu saja dilakukan untuk menyesuaikan
undang-undang dengan perkembangan zaman dan memperbaikinya sehingga
dapat menjadi dasar hukum yang baik. Dalam proses tersebut, terdapat
perbedaan antara sistem pemerintahan sebelum dilakukan amandemen dan
setelah dilakukan amandemen. Perbedaan tersebut adalah:
1. Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR)
Sebelum dilakukan amandemen, Majelis Permusyawaratan Rakyat
merupakan lembaga tertinggi negara sebagai pemegang dan pelaksana
sepenuhnya kedaulatan rakyat.
Wewenang Majelis Permusyawaratan Rakyat Sebelum Amandemen
UUD NRI Th 1945
1. Membuat putusan-putusan yang tidak dapat dibatalkan oleh lembaga negara
yang lain, termasuk penetapan Garis-Garis Besar Haluan Negara yang
pelaksanaannya ditugaskan kepada Presiden/Mandataris.
2. Memberikan penjelasan yang bersifat penafsiran terhadap putusan-putusan
Majelis.
3. Menyelesaikan pemilihan dan selanjutnya mengangkat Presiden Wakil
Presiden.
4. Meminta pertanggungjawaban dari Presiden/ Mandataris mengenai
pelaksanaan Garis-Garis Besar Haluan Negara dan menilai
pertanggungjawaban tersebut.
5. Mencabut mandat dan memberhentikan Presiden dan memberhentikan
Presiden dalam masa jabatannya apabila Presiden/mandataris sungguh-
sungguh melanggar Haluan Negara dan/atau Undang-Undang Dasar.

68
6. Mengubah undang-Undang Dasar.
7. Menetapkan Peraturan Tata Tertib Majelis.
8. Menetapkan Pimpinan Majelis yang dipilih dari dan oleh anggota.
9. Mengambil/memberi keputusan terhadap anggota yang melanggar
sumpah/janji anggota.
Setelah amandemen, MPR berkedudukan sebagai lembaga tinggi negara
yang setara dengan lembaga tinggi negara lainnya seperti Lembaga
Kepresidenan, DPR, DPD, BPK, MA, dan MK.

Info Kewarganegaraan
PERUBAHAN -PERUBAHAN TERHADAP KETATANEGARAAN SETELAH
AMANDEMEN UUD 1945
POSTED BY MR RIDWAN POSTED ON 8:48:00 PM WITH NO COMMENTS

POKOK-POKOK SISTEM PEMERINTAHAN REPUBLIK INDONESIA


 Bentuk negara adalah kesatuan dengan prinsip otonomi yang luas dengan 35
provinsi termasuk daerah istimewa.
 Bentuk pemerintahan adalah republik dengan sistem presidensial.
 Pemegang kekuasaan eksekutif adalah presiden sebagai kepala negara sekaligus
kepala pemerintahan.
 Kabinet atau menteri diangkat dan diberhentikan serta bertanggungjawab kepada
presiden.
 Parlemen pemegang kekuasaan Eksekutif yang terdiri dari 2 kamar yaitu DPR dan
DPD yang merupakan sekaligus anggota MPR. Anggota DPR dipilih rakyat melalui
pemilu dengan sitem proporsional terbuka, DPD dipilih rakyat secara langsung
melalui pemilu yang berasal dari masing-masing provinsi sejumlah 4 orang setiap
provinsi dengan sistem pemilihan distrik perwakilan banyak.
 Kekuasaan Yudikatif dijalankan oleh mahkamah agung dan badan peradilan di
bawahnya.
PERUBAHAN -PERUBAHAN TERHADAP KETATANEGARAAN SETELAH
AMANDEMEN UUD 1945 (Lihat UUD 1945)
1. Negara indonesia adalah negara hukum (Jiwa pasal 1 ayat 3 UUD 1945).
2. Sistem Konstitusional (jiwa pasal 2 ayat 1, pasal 3 ayat 3, pasal 4 ayat 1,
Pasal 5 ayat 1 dan 2.
3. Kekuasaan negara tertinggi di tangan Majelis Permusyawaratan Rakyat (Jiwa

69
Pasal 2 ayat .
Tugas dan wewenang MPR berdasarkan pasal 3 UUD 45, adalah :
a. megubah dan menetapkan UUD 45
b. Melantik presiden dan wapres
c. Dapat memberhentikan presiden dan atau wakil presiden dalam masa jabatannya
menurut UUD 45.
4. Presiden ialah penyelenggara pemerintah negara tertinggi menurut UUD 1945,
(jiwa Pasal 3 ayat 2, pasal 4 ayat 1 dan 2).
5. Presiden tidak bertanggung jawab kepada DPR. Tentang presiden diatur dalam pasal4
sampai pasal 16 UUD 45 sedangkan DPR diatur dalam pasal 19 sampai Pasal 22 B.
6. Menteri negara ialah pembantu presiden, menteri negara tidak bertanggung
jawab Kepada DPR (jiwa pasal 17 Uud 45).
7. Kekuasaan kepala negara tidak tak terbatas (jiwa pasal 3 ayat 3, pasal 20 A
Ayat 2 dan 3).
8. Kedaulatan berada di tangan rakyat dan dilakukan menurut UUD 45 (pasal 1).
9. MPR lembaga bikameral atau sistem 2 kamar yaitu DPR dan DPD (pasal 2
UUD 1945.
10. Masa jabatan presiden maksimal 2 periode (pasal 7 UUD 45).
11. Pencantuman HAM (pasal 28 A sampai pasal 28 J);
12. Presiden dan wakil presiden dipilih langsung.
13. Penghapusan DPA diganti dengan Dewan pertimbangan di bawah presiden.
14. Penghapusan GBHN sebagai tugas MPR.
15. Pembentukan Mahkamah Konstitusi dan Komisi yudisial (pasal 24 B dan
Pasal 24 c.
16. Anggaran pendidikan minimal 20% (pasal 31).
17. Negara kesatuan tidak boleh diubah (pasal 37).
18. Penjelasan UUD 45dihapus.
19. Penegasan demokrasi ekonomi.

70
STRUKTUR KETATANEGARAAN RI SEBELUM AMANDEMEN UUD 1945
1. Jiwa dan pandangan hidup bangsa Indonesia
2. Pembukaan UUD 1945
3. Undang-undang Dasar 1945
4. MPR
5. Presiden
6. DPA
7. DPR
8. BPK
9. MA

STRUKTUR KRTATANEGARAAN RI SETELAH AMANDEMEN UUD 1945


1. Undang-undang Dasar 1945
2. Presiden
3. Wakil Presiden
4. Kehakiman
MK, MA , KY
5. MPR, DPD, DPR
6. BPK

Adapun Wewenang Majelis Permusywaratan Rakyat Setelah Amandemen


Undang-Undang Dasar NRI Th 1945 adalah sebagai berikut :
1. Menghilangkan supremasi kewenangannya
2. Menghilangkan kewenangannya menetapkan GBHN
3. Menghilangkan kewenangannya mengangkat Presiden (karena presiden
dipilih secara langsung melalui pemilu)
4. Tetap berwenang menetapkan dan mengubah UUD.
5. Melantik presiden dan/atau wakil presiden
6. Memberhentikan Presiden dan/atau Wakil Presiden dalam masa
jabatannya

71
7. Memilih Wakil Presiden dari dua calon yang diusulkan oleh Presiden
dalam hal terjadi kekosongan Wakil Presiden
8. Memilih Presiden dan Wakil Presiden dari dua pasangan calon Presiden
dan Wakil Presiden yang diusulkan oleh partai politik atau gabungan
partai politik yang pasangan calon Presiden dan Wakil Presidennya
meraih suara terbanyak pertama dan kedua dalam Pemilu sebelumnya
sampai berakhir masa jabatannya, jika Presiden dan Wakil Presiden
mangkat, berhenti, diberhentikan, atau tidak dapat melakukan
kewajibannya dalam masa jabatannya secara bersamaan.
9. MPR tidak lagi memiliki kewenangan untuk menetapkan GBHN

2. Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Sebelum Amandemen UUD Th 1945


Presiden tidak dapat membubarkan DPR yang anggota-anggotanya
dipilih oleh rakyat melalui pemilihan umum secara berkala lima tahun sekali.
Meskipun demikian, Presiden tidak bertanggung jawab kepada DPR.
Adapun wewenang DPR sebelum amandemen UUD NRI Th 1945
1. Memberikan persetujuan atas RUU yang diusulkan presiden.
2. Memberikan persetujuan atas PERPU.
3. Memberikan persetujuan atas Anggaran.
4. Meminta MPR untuk mengadakan sidang istimewa guna meminta
pertanggungjawaban presiden.
5. Tidak disebutkan bahwa DPR berwenang memilih anggota-anggota BPK
dan tiga hakim pada Mahkamah Konstitusi.

Wewenang DPR setelah amandemen UUD NRI Tahun 1945


Setelah amandemen, Kedudukan DPR diperkuat sebagai lembaga
legislatif dan fungsi serta wewenangnya lebih diperjelas seperti adanya peran
DPR dalam pemberhentian presiden, persetujuan DPR atas beberapa
kebijakan presiden, dan lain sebagainya.
Adapun wewenang DPR Setelah Amandemen UUD NRI Tahun h 1945
adalah sebagai berikut :
a. Membentuk Undang-Undang yang dibahas dengan Presiden untuk
mendapat persetujuan bersama

72
b. Membahas dan memberikan persetujuan Peraturan Pemerintah Pengganti
Undang-Undang
c. Menerima dan membahas usulan RUU yang diajukan DPD yang
berkaitan dengan bidang tertentu dan mengikutsertakannya dalam
pembahasan
d. Menetapkan APBN bersama Presiden dengan memperhatikan
pertimbangan DPD
e. Melaksanakan pengawasan terhadap pelaksanaan UU, APBN, serta
kebijakan pemerintah

3. PRESIDEN Sebelum amandemen UUD NRI Tahunh 1945


Presiden selain memegang kekuasaan eksekutif (executive power),
juga memegang kekuasaan legislative (legislative power) dan kekuasaan
yudikatif (judicative power). Presiden mempunyai hak prerogatif yang
sangat besar. Tidak ada aturan mengenai batasan periode seseorang dapat
menjabat sebagai presiden serta mekanisme pemberhentian presiden dalam
masa jabatannya, sehingga presiden bisa menjabat seumur hidup.
Adapun Wewenang Presiden adalah sebagai berikut :
1. Mengangkat dan memberhentikan anggota BPK.
2. Menetapkan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang (dalam
kegentingan yang memaksa)
3. Menetapkan Peraturan Pemerintah
4. Mengangkat dan memberhentikan menteri-menteri
Wewenang Presiden Setelah Amandemen UUD Tahun 1945
Kedudukan presiden sebagai kepala negara, kepala pemerintahan dan
berwenang membentuk Undang-Undang dengan persetujuan DPR. Masa
jabatan presiden adalah lima tahun dan dapat dipilih kembali selama satu
periode.
Adapun wewenang Presiden setelah amandemen UUD NRI Tahun 1945
antara lain :
1. Memegang kekuasaan pemerintahan menurut UUD
2. Presiden tidak lagi mengangkat BPK, tetapi diangkat oleh DPR dengan
memperhatikan DPD lalu diresmikan oleh presiden.

73
3. Memegang kekuasaan yang tertinggi atas Angkatan Darat, Angkatan
Laut, dan Angkatan Udara
4. Mengajukan Rancangan Undang-Undang kepada Dewan Perwakilan
Rakyat (DPR). Presiden melakukan pembahasan dan pemberian
persetujuan atas RUU bersama DPR serta mengesahkan RUU menjadi
UU.
5. Menetapkan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang (dalam
kegentingan yang memaksa)
6. Menetapkan Peraturan Pemerintah
7. Mengangkat dan memberhentikan menteri-menteri
8. Menyatakan perang, membuat perdamaian dan perjanjian dengan negara
lain dengan persetujuan DPR
9. Membuat perjanjian internasional lainnya dengan persetujuan DPR
10. Menyatakan keadaan bahaya

4. Mahkamah Konstitusi Sebelum Amandemen UUD NRI Tahun 1945


Mahkamah konstitusi berdiri setelah amandemen UUD NRI Tahun 1945
Wewenang Mahkamah Konstitusi antara lain adalah :
1. Berwenang mengadili pada tingkat pertama dan terakhir yang
putusannya bersifat final untuk menguji Undang-Undang terhadap
Undang-Undang Dasar, memutus sengketa kewenangan lembaga negara
yang kewenangannya diberikan oleh UUD 1945, memutus pembubaran
partai politik, dan memutus perselisihan tentang hasil Pemilihan Umum
2. Wajib memberi putusan atas pendapat Dewan Perwakilan Rakyat
mengenai dugaan pelanggaran oleh Presiden dan/atau Wakil Presiden
menurut UUD 1945.
Ketua Mahkamah Konstitusi :
Ketua Mahkamah Konstitusi dipilih dari dan oleh Hakim Konstitusi
untuk masa jabatan 3 tahun. Masa jabatan Ketua MK selama 3 tahun yang
diatur dalam UU 24/2003 ini sedikit aneh, karena masa jabatan Hakim
Konstitusi sendiri adalah 5 tahun, sehingga berarti untuk masa jabatan kedua
Ketua MK dalam satu masa jabatan Hakim Konstitusi berakhir sebelum
waktunya (hanya 2 tahun).
Hakim Konstitusi

74
Mahkamah Konstitusi mempunyai 9 Hakim Konstitusi yang
ditetapkan oleh Presiden. Hakim Konstitusi diajukan masing-masing 3 orang
oleh Mahkamah Agung, 3 orang oleh Dewan Perwakilan Rakyat, dan 3
orang oleh Presiden. Masa jabatan Hakim Konstitusi adalah 5 tahun, dan
dapat dipilih kembali untuk 1 kali masa jabatan berikutnya.

5. Mahkamah Agung
Sebelum amandemen UUD NRI Th 1945 mempunyai Kedudukan
antara lain sebagai berikut : Kekuasan kehakiman menurut UUD 1945
sebelum amandemen dilakukan oleh Mahkamah Agung dan lain-lain badan
kehakiman (Pasal 24 (1)). Kekuasaan kehakiman hanya terdiri atas badan-
badan pengadilan yang berpuncak pada Mahkamah Agung. Lembaga ini
dalam tugasnya diakui bersifat mandiri dalam arti tidak boleh diintervensi
atau dipengaruhi oleh cabang-cabang kekuasaan lainnya, terutama eksekutif.
Adapun Wewenang Mahkamah Agung Sebelum adanya amandemen UUD
NRI Tahun 1945 adalah : Mahkamah Agung berwenang dalam kekuasaan
kehakiman secara utuh karena lembaga ini merupakan lembaga kehakiman
satu-satunya di Indonesia pada saat itu.
Setelah amandemen UUD NRI Tahun 1945 Kedudukan
Mahkamah Agung : merupakan lembaga negara yang memegang
kekuasaan kehakiman, disamping itu sebuah mahkamah konstitusi di
Indonesia (pasal 24 (2) UUD 1945 hasil amandemen ). Dalam melaksanakan
kekusaan kehakiman , Mahkamah Agung membawahi beberapa macam
lingkungan peradilan , yaitu Lingkungan Peradilan umum, Lingkungan
Peradilan Agama, Lingkungan Peradilan Militer, dan Lingkungan Peradilan
Tata Usaha Negara( Pasal 24 (2) UUD 1945 hasil amandemen).
Sedangkan Wewenangnya adalah sesuai dengan Fungsinya
berkaitan dengan kekuasaan kehakiman diatur dalam Undang-undang seperti
Kejaksaan, Kepolisian, Advokat/Pengacara dan lain-lain :
a. Berwenang mengadili pada tingkat kasasi, menguji peraturan perundang-
undangan di bawah Undang-Undang, dan mempunyai wewenang
lainnya yang diberikan oleh Undang –Undang
b. Memberikan pertimbangan dalam hal Presiden memberi grasi dan
rehabilitasi

75
6. Badan Pemeriksa Keuangan ( BPK ) Sebelum amandemen UUD NRI
Tahun 1945
Untuk memeriksa tanggung jawab tentang keuangan negara diadakan
suatu Badan Pemeriksa Keuangan yang peraturannya ditetapkan dengan
Undang-undang. Hasil Pemeriksaan itu diberitahukan kepada Dewan
Perwakilan Rakyat” pasal 23

BPK Sesudah Amandemen UUD NRI Th 1945


1. Pasal 23F (1) Anggota BPK dipilih oleh DPR dengan memperhatikan
pertimbangan DPD dan diresmikan oleh Presiden. (2) Pimpinan BPK
dipilih dari dan oleh anggota.
2. Pasal 23G (1) BPK berkedudukan di ibukota negara dan memiliki
perwakilan di setiap propinsi
(2) Ketentuan lebih lanjut mengenai BPK di atur dengan undang-undang

Info Kewarganegaraan
Menjaga Keutuhan NKRI
Saat UUD 1945 diamandemen, terdapat dua hal penting yang tidak akan pernah
mengalami perubahan, yaitu mengenai bentuk Negara dan Pembukaan UUD 1945.
Negara Kesatuan Republik Indonesia yang lahir saat Proklamasi Kemerdekaan tanggal
17 Agustus 1945 tidak dapat diganggu gugat oleh siapapun dan eksistensinya dijamin
oleh UUD 1945 sesuai dengan Pasal 37 ayat 5 yang berbunyi : “Khusus mengenai
bentuk Negara Kesatuan Republik Indonesia tidak dapat dilakukan perubahan”.
Pembukaan UUD 1945 adalah hal kedua yang tidak akan pernah mengalami perubahan
karena merupakan kaidah Negara yang bersifat paling mendasar yang memuat dasar
Negara, tujuan Negara, cita-cita, serta asas politik Negara.
Terdapat empat pikiran pokok yang terkandung dalam Pembukaan UUD 1945 yaitu :
1. Negara melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia
dengan berdasar atas persatuan dengan mewujudkan keadilan sosial bagi seluruh rakyat
Indonesia.
2. Negara hendak mewujudkan keadilan sosial bagi seluruh rakyat.

76
3. Negara Indonesia adalah Negara yang berkedaulatan rakyat berdasar atas kerakyatan
dan permusyawaratan perwakilan.
4. Negara berdasar atas Ketuhanan Yang Maha Esa menurut Dasar kemanusiaan yang adil
dan beradab.

C. Faktor Pendorong dan Penghambat Integrasi Nasional di Indonesia


Indonesia adalah negara yang kaya akan keberagaman. Keberagaman itu
tersebar dari Sabang sampai Merauke yang terwujud dalam beberapa aspek seperti
suku, agama, ras, dan kelompok-kelompok dalam masyarakat. Keberagaman yang
dimiliki oleh Indonesia merupakan salah satu kebanggaan tersendiri yang tidak
dimiliki oleh negara lain. Oleh karena itu, pendahulu kita yaitu tokoh perumusan
Pancasila sebagai dasar negara telah menetapkan Pancasila sebagai dasar negara
yang memiliki salah satu fungsi untuk menjadi pegangan hidup bermasyarakat di
tengah-tengah keberagaman yang dimiliki oleh Indonesia.
Integrasi nasional merupakan usaha yang dilakukan oleh pemerintah negara
Indonesia untuk mempersatukan segala bentuk perbedaan yang ada di masyarakat
Indonesia. Integrasi nasional yang dilakukan oleh pemerintah juga merupakan salah
satu cara merawat kemajemukan bangsa Indonesia yang dilakukan oleh pemerintah
baik itu pemerintah pusat maupun daerah. Kedua pemerintah ini saling bersinergi
untuk mewujudkan integrasi nasional sebagai salah satu syarat masyarakat
madani di Negara Kesatuan Republik Indonesia. Dalam usahanya mewujudkan
integrasi nasional, terdapat beberapa faktor pendorong dan penghambat terjadinya
integrasi nasional.
1. Faktor Pendorong
Faktor pendorong integrasi nasional mempengaruhi kemajuan suatu
proses atau tindakan tertentu yang dilakukan oleh seseorang maupun kelompok.
Dalam mewujudkan integrasi nasional, terdapat beberapa faktor yang
mendorong terwujudnya integrasi nasional di Indonesia. Adapun faktor
pendorong tersebut diantaranya:
a. Rasa Senasib-Seperjuangan
Indonesia telah mengalami sejarah yang kelam di masa lalu, terutama
zaman dimana Indonesia dijajah oleh bangsa lain selama bertahun-tahun.
Dalam sejarah kemerdekaan Indonesia 17 Agustus 1945, perjuangan yang

77
dilakukan oleh setiap elemen masyarakat untuk memperoleh kemerdekaan
bukanlah sesuatu yang sifatnya main-main. Berbagai perbedaan yang ada
dimiliki oleh masyarakat saat itu dikesampingkan demi memperjuangkan
terwujudnya kemerdekaan Indonesia. Rasa senasib seperjuangan di masa
lalu yang terbawa sampai dengan masa sekarang menjadi salah satu faktor
pendorong untuk mewujudkan integrasi nasional. Jika di masa lalu rasa
senasib seperjuangan digunakan untuk memujudkan kemerdekaan Indonesia,
di era sekarang ini rasa senasib seperjuangan digunakan untuk memperkuat
stabilitas nasional demi terwujudnya persatuan Indonesia dalam integrasi
nasional.
b. Pemaknaan Ideologi Nasional
Ideologi nasional negara kita Indonesia adalah Pancasila. Sebagai
ideologi nasional, Pancasila tidak dapat digantikan oleh ideologi manapun.
Walalupun Indonesia terdiri dari banyak kepercayaan, arti penting dan
fungsi Pancasila sebagai pandangan hidup bangsa Indonesia tidak bisa
terlepas dari kehidupan sehari-hari masyarakat. Pemaknaan ideologi nasional
yaitu Pancasila dilakukan melalui implementasi nilai-nilai Pancasila dalam
kehidupan sehari-hari untuk mewujudkan integrasi nasional di Indonesia.
Melalui pemaknaan ideologi nasional yaitu Pancasila dalam kehidupan
sehari-hari, integrasi nasional akan lebih mudah untuk diwujudkan.
c. Keinginan Untuk Bersatu
Perbedaan dan kemajemukan di Indonesia bukanlah salah satu alasan
untuk dijadikan faktor penyebab konflik sosial yang terjadi di kalangan
masyarakat. Justru perbedaan inilah yang membuat masyarakat Indonesia
mempunyai keinginan untuk mempersatukan perbedaan di dalam satu
kesatuan bangsa yang utuh. Baik di dalam masyarakat tradisonal dan
modern, keinginan untuk mempersatukan perbedaan di dalam kehidupan
sehari-hari tentunya ada. Dalam kehidupan berbangsa negara dan berbangsa
Indonesia, keinginan untuk mempersatukan bangsa merupakan salah satu
perwujudan nilai-nilai luhur Pancasila sebagai dasar negara.
Indonesia yang merupakan negara kepulauan dimana memiliki
banyak pulau yang tersebar di wilayah Indonesia tentunya membutuhkan
strategi tersendiri untuk mempersatukan setiap pandangan yang berkembang
di masyarakat pulau tersebut. Salah satu pendorong untuk mempersatukan

78
seluruh nusantara yang memiliki karakteristik masing-masing daerah adalah
lahirnya Sumpah Pemuda. Sumpah pemuda yang lahir pada 28 Oktober 1928
adalah tonggak awal timbulnya persatuan Indonesia dalam sejarah
kemerdekaan Indonesia. Bagi pelajar di Indonesia, Sumpah Pemuda yang
menjadi pendorong untuk mempersatukan Indonesia mempunyai makna
tersendiri agar para pelajar di Indonesia memiliki semangat untuk
menyatukan perbedaan yang ditemuinya dalam kehidupan sehari-hari.
d. Antisipasi Ancaman Dari Luar
Walupun Indonesia sudah merdeka selama 71 tahun, bukan tidak
mungkin ancaman dari luar itu masuk ke Indonesia. Ancaman-ancaman dari
luar di era globalisasi sekarang ini tidak dapat diartikan sebagai ancaman
yang menjajah seperti pada masa kemerdekaan Indonesia. Oleh karena itu,
untuk mengantisipasi ancaman dari luar dalam kaitannya dengan bahaya
globalisasi dan modernisasi, integrasi nasional perlu diwujudkan di setiap
lapisan masyarakat yang ada tinggal di wilayah Indonesia.

2. Faktor Penghambat
Faktor penghambat sendiri merupakan suatu penghalang untuk
melakukan tindakan secara individu maupun kelompok. Beberapa faktor
penghambat terwujudnya integrasi nasional diantaranya:
a. Kurangnya penghargaan terhadap kemajemukan
Indonesia adalah negara yang memiliki jumlah suku dan kebudayaan
terbanyak di dunia. Namun sayangnya, ada beberapa pandangan masyarakat
terhadap pemerintah tentang keberagaman ini. Ada beberapa kemajemukan
yang terdapat di dalam masyarakat yang kurang diperhatikan oleh
pemerintah terutama yang berkaitan dengan kebudayaan setempat.
Kurangnya penghargaan terhadap kemajemukan yang dilakukan oleh
pemerintah maupun masyarakat Indonesia sendiri membuat kemajemukan
itu terkikis secara perlahan-lahan.
b. Kurangnya Toleransi
Kurangnya toleransi terhadap keberagaman dan kemajemukan yang
ada di masyakat menjadi salah satu penyebab konflik sosial. Dampak akibat
konflik sosial yang terjadi di dalam masyarakat terutama dalam hal yang
berkaitan dengan toleransi akan mengurangi rasa persatuan dan kesatuan

79
bangsa. Selain itu, kurangnya toleransi terhadap perbedaan yang terjadi
secara terus-menerus akan membuat sebuah bangsa hancur akan sendirinya
sehingga integrasi nasional tidak akan pernah terwujud. Kemajemukan yang
dimiliki oleh Indonesia ditanggapi serius oleh pemerintah pusat dengan
adanya penetapan otonomi daerah. Pemerintah pusat memberlakukan
otonomi daerah bukan semata-mata untuk memajukan setiap wilayah yang
ada di Indonesia, tetapi juga untuk menjaga kemajemukan yang ada di
daerah tersebut. Melalui otonomi daerah, fungsi pemerintah daerah dalam
pembangunan dan pengembangan potensi daerah menjadi lebih maksimal
karena pemerintah daerahlah yang lebih tahu bagaimana cara untuk
memaksimalkan pembangunan dan pengembangan potensi yang ada.
Pemberlakukan otonomi daerah yang sesuai dengan asas-asas pemerintahan
daerah menurut UU No. 32 Tahun 2004 merupakan salah satu cara yang
ditempuh oleh pemerintah pusat dalam rangka untuk mewujudkan integrasi
nasional.
c. Kurangnya Kesadaran Diri
Kurangnya kesadaran diri dalam diri masyarakat untuk menjaga
persatuan dan kesatuan juga menjadi salah satu faktor yang mengambat
terwujudnya integrasi nasional. Di era globalisasi, masyarakat menjadi lebih
individualistis dan cenderung tidak memperdulikan kondisi dan situasi yang
ada di sekitarnya. Jika tidak dicegah, rasa kesadaran diri yang berkurang
sebagai dampak globalisasi akan makin mempersulit terwujudnya integrasi
nasional. Oleh karena itu, diperlukan kiat-kiat untuk membangun karakter
bangsa di era globalisasi untuk meningkatkan kesadaran diri masyarakat
untuk mewujudkan rasa persatuan dan kesatuan demi terwujudnya integrasi
nasional bangsa.

3. Prilaku yang Menunjukkan Sikap Menjaga Keutuhan Negara Kesatuan


Republik Indonesia
a. Pentingnya Menjaga Keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia
Perjalanan bangsa Indonesia untuk mencapai kemerdekaan dilalui
dengan berbagai perjuangan. Perjuangan dilakukan dengan semangat
kebangsaan dan cinta tanah air oleh para pahlawan. Persatuan dan kesatuan
merupakan modal utama untuk mencapai kemerdekaan tersebut. Hingga

80
pada tangal 17 Agustus 1945 rakyat Indonesia memproklamirkan
kemerdekaan Indonesia yang diwakili oleh Bung Karno dan Bung Hatta.
Seluruh komponen bangsa Indonesia memiliki keinginan untuk membela
dan mempertahankan kemerdekaan . Selain itu, juga mempertahankan
kemerdekaan dan menjaga kedaulatan NKRI berdasarkan Pancasila dan
UUD 1945.
Sikap yang harus dilakukan untuk melindungi keutuhan NKRI antara lain
sebagai berikut:
a. Menjaga kebanggaan kita sebagai bangsa Indonesia
b. Menjaga persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia
c. Memanfaatkan kekayaan budaya untuk kepetingan rakyat Indonesia
d. Menjaga Indonesia untuk warisan anak cucu
e. Menjaga Indonesia untuk menghargai jasa para pahlawan
f. Saling menghormati perbedaan
g. Mempertahankan kesamaan dan kebersamaan
h. Menaati peraturan

b. Partispasi Rakyat dalam Menjaga Keutuhan Negara Kesatuan


Republik Indonesia
Partisipasi rakyat dalam keutuhan NKRI dapat dilakukan diberbagai
lingkungan kehidupan, baik lingkungan keluarga, lingkungan masyarakat
dan juga lingkungan sekolah.
1. Di lingkungan keluarga Contoh partisipasi di lingkungan keluarga
antara lain sebagai berikut:
a. Melaksanakan kegiatan sehari-hari secara tertib dan teratur
b. Senantiasa rajin belajar bagi anggota keluarga yang masih bersekola
c. Ikut menjaga harta benda keluarga
d. Patuh dan taat terhadap tata krama dan aturan keluarga
2. Di lingkungan masyarakat . Contoh partisipasi di lingkungan
masyarakat antara lain sebagai berikut:
a. Melaksanakan kerja bhakti yang diadakan oleh kampung sesuai
kemampuan
b. Melaksanakan kegiatan ronda malam bagi warga yang sudah dewasa
c. Membuang sampah pada tempatnya

81
d. Hidup rukun dengan semangat kekeluargaan dalam lingkungan
keluarga
3. Di lingkungan sekolah . Contoh partisipasi di lingkungan sekolah antara
lain sebagai berikut:
a) Menaati tata tertib yang berlaku di sekolah
b) Menggalang kerjasama antar teman tanpa memandang latar
belakang agama, suku, ras dan golongan
c) Hidup rukun dengan warga sekolah
d) Tidak membeda-bedakan teman dalam bergaul
e) tidak pernah membeda-bedakan (ras,suku,agama dll)
f) Mengikuti upacara bendera dengan Tertib

82
Evaluasi
A. Pilihan Ganda
Pilihlah Salah Satu Jawaban yang paling tepat !
1. Pada hakekatnya arti persatuan dan kesatuan merupakan bersatunya berbagai
bangsa yang mendiami Indonesia menjadi satu ...
A. Kebulatan yang utuh
B. Keharmonisan yang sederajat
C. Persamaan harkat dan martabat
D. Kesetaraan golongan
E. Komponen utama
2. Dalam kehidupan yang demokratis ini, masyarakat bebas mengemukakan
pendapatnya selama tidak bertentangan hukum dan nilai normayang berlaku
dalam masyrakat. Hal ini sesuai dengan prinsip persatuan dan kesatuan yaitu :
A. Bebas yang bertanggung jawab
B. Bebas yang beretika
C. Bebas yang normatif
D. Bebas yang kreatif
E. Bebas yang demokratis
3. Cara pandang bangsa Indonesia tentang diri dan lingkungannya Pancasila dan
UUD NRI Th 1945 dengan mengutamakan persatuan dan kesatuan bangsa serta
kesatuan wilayah dalam menyelenggarakan kehidupan bermasyarakat, berbangsa
dan bernegara dikenal dengan ...
A. Wawasan nusantara
B. Falsafah pancasila
C. Pandangan bangsa
D. Wawasan kebangsaan
E. Jati diri bangssa
4. Dewasa ini masyarakat mudah tersulut emosinya dengan pemberitaan –
pemberitaan berita palsu yang mengarah kepada permasalahn SARA ( suku,
agama, Ras dan antar golongan ). Kondisi tersebut sangat membahayakan karena
bisa menimbulkan konflik SARA. Sikap yang dapat dilakukan untuk
mengantisipasi bahaya tersebut adalah ...
A. memblokir semua pemberitaan di media
B. menghapus semua media-media palsu
C. melaporkan kepada pihak yang berwajib
D. menyebarkan berita-berita untuk mendapatkan dukungan
E. mengklarifikasi kebenaran suatu pemberitaan.
5. Manifestasinya prilaku intoleransi pada masyarakat Indonesia yang mejemuk,
menjadi ancaman yang memecah belah bangsa. Sikap yang dapat kita lakukan
untuk menjaga persatuan dan kesatuan bangsa adalah ...
A. Meningkatkan toleransi terhadap perbedaan
B. Menjaga keutuhan kelompok
C. Menjalin kerjasama disegala bidang

83
D. Menghindari keributan dengan orang lain
E. Menghargai apresiasi kelompok mayoritas.
6. Keberagaman masyarakat Indonesia menjadi aset yang tidak dimiliki oleh bangsa
lain, namun hal ini juga menimbulkan potensi ancaman terhadap persatuan dan
kesatuan. Berikut yang bukan ancaman tersebut adalah ....
A. konflik antar etnis
B. kesenjangan ekonomi
C. gerakan separatisme
D. prilaku intoleransi
E. sikap inklusif
7. Perhatikan Pernyataan berikut ini :
1. Memegang kekuasaan pemerintahan menurut UUD
2. Presiden tidak lagi mengangkat BPK, tetapi diangkat oleh DPR dengan
memperhatikan DPD lalu diresmikan oleh presiden.
3. Memegang kekuasaan yang tertinggi atas Angkatan Darat, Angkatan Laut,
dan Angkatan Udara
4. Mengesahkan Rancangan Undang-Undang
5. Menetapkan Undang-Undang (dalam kegentingan yang memaksa)
Dari pernyataan tersebut diatas yang merupakan tugas dan wewenang presiden
adalah ...
A. 1, 2, 3
B. 1, 3, 4
C. 1, 4, 5
D. 2, 3, 5
E. 3, 4, 5
8. Perhatikan pernyataan berikut ini :
1. Menjaga kebanggaan kita sebagai bangsa Indonesia
2. Menjaga persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia
3. Memanfaatkan kekayaan budaya untuk kepetingan rakyat Indonesia
4. Menjaga Indonesia untuk perdamaian dunia
5. Menjaga Indonesia untuk hubungan luar negeri
Dari pernyataan tersebut diatas yang merupakan sikap yang harus dilakukan
untuk melindungi keutuhan NKRI adalah ...
A. 1, 2, 3
B. 1, 3, 4
C. 1, 2, 5
D. 2, 3, 4
E. 3, 4, 5
10. Sikap yang dapat dilakukan oleh seorang siswa dalam menjaga keutuhan bangsa
Indonesia adalah ...
A. Ikut dalam kegiatan wajib militer
B. Mempelajari strategi pertahanan dan keamanan
C. Mencintai dan menggunakan produk lokal
D. Menerapkan tindakan bela negara dalam aspek kehidupan
E. Bersikap ekslusif terhadap suku lain

84
B. SOAL URAIAN
Jawablah pertanyaan dibawah ini dengan jelas dan benar !
1. Jelaskan hakekat persatuan dan kesatuan Indonesia !
2. Apa makna Sumpah Pemuda bagi bangsa Indonesia !
3. Jelaskan prinsip2 persatuan dan kesatuan dan persatuan bangsa Indonesia !
4. Jelaskan Variasi pemerintahan Indonesia setelah perubahan UUD NRI Th 1945 !
5. Jelaskan faktor – faktor yang mendorong persatuan dan kesatuan bansa
Indonesai !
6. Implementasi nilai-nilai pancasila dalam kehidupan sehari-hari dapat mendorong
persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia. Jelaskan makna pernyataan terebut !
Berikan cntoh konkrit dalam kehidupan nyata!
7. Apa saja faktor yang menghambat persatuan dan kesatuan bangsa Indnesia ?
8. Jelaskan perilaku yang dapat anda kembangkan sebagai seorang siswa dalam
menjaga keutuhan bangsa dan negara Indonesia !
9. Sebagai bangsa Indonesia yang majemuk, masyarakat Indonesia mengalami
banyak kendala dalam proses integrasi dalam menuju persatuan dan kesatuan.
Jelaskan mengapa demikian ?
10. Jelaskan perilaku –perilaku yang dapat dikembangkan untuk menjaga NKRI!

85
DAFTAR PUSTAKA
1. Ironi Pasukan Pbb: Lupakan Kejayaan Kontingen Garuda. 1999. SiaR News
Service. Diakses tanggal 26 Juli 2017.
2. Asian-African Conference Timeline. The Jakarta Post. 23 April 2015. Diakses
tanggal 26 Juli 2017.
3. The Non-Aligned Movement: Background Information”. Government of Zaire. 21
September 2001. Diakses tanggal 26 Juli 2017.
4. Peran Indonesia dalam Penyelesaian Sengketa Laut Cina Selatan. 1 June 2016.
UNAIR News. Diakses tanggal 26 Juli 2017.
5. Isu Palestina. 20 Januari 2016. KEMENLU Indonesia. Diakses tanggal 26 Juli
2017.
6. Undang-Undang Dasar Negara Kesatuan Republik Indonesia Th 1945, MPRRI
7. Yuyus Kardiman, dkk 2013 : Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan Untuk
SMA/MA Kelas XI. Penerbit : Erlangga

86
Penulis & editor bahan ajar pendidikan pancasila dan kewarganegaraan
SMA TARUNA NUSANTARA

KELAS PENULIS EDITOR JUMLAH


HALAMAN
XI DRA IGA P Aryastuti Dyah Kartika Dewi,. 206Hal
Sadhaka MPd MPd

87

Anda mungkin juga menyukai