Anda di halaman 1dari 36

MAKALAH PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN

“ WAWASAN NUSANTARA, KETAHANAN NASIONAL DAN


IMPLEMENTASINYA”

Dosen Pengampu : Drs. M. Pudjo Darmo, MH.

DISUSUN OLEH:

Ratna Dewi Astuti 1822100054

PROGRAM STUDI AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS WIDYA DHARMA KLATEN

2020/2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan pada Tuhan Yang Maha Esa yang telah

memberikan rahmat dan karunia-Nya dalam penyelesaian makalah berjudul

“Wawasan Nusantara dan Ketahanan Nasional”.

Penyusunan makalah ini disusun sebagai salah satu tugas yang diberikan

pada mata kuliah Pendidikan Kewarganegaraan.

Ucapan terima kasih penulis sampaikan kepada semua pihak yang telah

membantu sehingga terselesaikannya makalah ini. Demikian banyak pihak yang

turut serta membantu sehingga tidak dapat penulis sebutkan satu-persatu. Mudah-

mudahan, semua bantuan dan amal baiknya mendapat imbalan yang berlimpah

dari Tuhan Yang Maha Esa.

Penulis berharap makalah ini dapat bermanfaat bagi para pembaca.Penulis

percaya tidak ada hasil karya manusia yang sempurna. Oleh karena itu, penulis

sangat mengharapkan kritik dan saran dari pembaca yang bersifatmembangun

demi kesempurnaan makalah ini.

Semoga makalah ini sebagai makalah yang dapat memberikan sumbangan

atau kajian yang bermanfaat bagi pendidikan di sekolah dan masyarakat.

Klaten, Juni 2021

Penulis

ii
iii
DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL.............................................................................................i
KATA PENGANTAR............................................................................................ii
DAFTAR ISI..........................................................................................................iii
BAB 1 PENDAHULUAN.......................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN.........................................................................................3
2.1. Pengertian Wawasan Nusantara................................................................3
2.2. Isi Wawasan Nusantara.............................................................................4
2.3. Pengertian Wawasan Nusantara Menurut Para Ahli.................................6
1. Prof. Wan Usman..........................................................................................6
2. Munadjat Danusaputro, 1981........................................................................6
3. Sumarsono, 2002..........................................................................................7
4. Samsul Wahidin, 2010..................................................................................7
5. M. Panggabean, 1979...................................................................................7
6. Sabarti Akhadiah MK, 1997.........................................................................8
7. Srijanti, Kaelan, dan Achmad Zubaidi, 2007...............................................8
2.4. Asas Wawasan Nusantara.........................................................................9
1.  Asas Solidaritas...........................................................................................9
2. Asas Kejujuran..............................................................................................9
3. Asas Kesamaan Tujuan.................................................................................9
4. Asas Keadilan...............................................................................................9
5. Asas Kerja Sama.........................................................................................10
2.5. Implementasi Wawasan Nusantara.........................................................10
1. Implementasi di Bidang Pertahanan dan Keamanan..................................10
2. Implementasi di Bidang Politik..................................................................10
3. Implementasi di Bidang Ekonomi..............................................................11
4. Implementasi di Bidang Sosial...................................................................11
1. Perkembangan Pesat Teknologi..................................................................12
2. Kapitalisme.................................................................................................12
3. Pemberdayaan Masyarakat.........................................................................12
2.6. Pengertian Ketahanan Nasional...............................................................13

iv
2.7. Pengertian Konsepsi Ketahanan Nasional...............................................13
2.8. Ciri – Ciri Ketahanan Nasional...............................................................15
2.9. Sifat-sifat Ketahanan Nasional................................................................15
2.10. Asas-asas Ketahanan Nasional............................................................16
2.11. Pengaruh Aspek Ketahanan Nasional terhadap Kehidupan Berbangsa
dan Bernegara.....................................................................................................17
BAB III PENUTUP...............................................................................................29
A. Kesimpulan Ketahanan Nasional................................................................29
B. Saran............................................................................................................30

v
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Wawasan Nusantara


Salah satu persyaratan mutlak harus dimiliki oleh sebuah negara adalah
wilayah kedaulatan, di samping rakyat dan pemerintahan yang diakui. Konsep
dasar wilayah negara kepulauan telah diletakkan melalui Deklarasi Djuanda 13
Desember 1957. Deklarasi tersebut memiliki nilai sangat strategis bagi bangsa
Indonesia, karena telah melahirkan konsep Wawasan Nusantara yang menyatukan
wilayah Indonesia. Laut Nusantara bukan lagi sebagai pemisah, akan tetapi
sebagai pemersatu bangsa Indonesia yang disikapi sebagai wilayah kedaulatan
mutlak Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Ada bangsa yang secara eksplisit mempunyai cara bagaimana ia
memandang tanah airnya beserta lingkungannya. Cara pandang itu biasa
dinamakan wawasan nasional. Sebagai contoh, Inggris dengan pandangan
nasionalnya berbunyi: “Brittain rules the waves”. Ini berarti tanah Inggris bukan
hanya sebatas pulaunya, tetapi juga lautnya.
Tetapi cukup banyak juga negara yang tidak mempunyai wawasan, seperti:
Thailand, Perancis, Myanmar dan sebagainya. Indonesia wawasan nasionalnya
adalah wawasan nusantara yang disingkat wasantara. Wasantara ialah cara
pandang bangsa Indonesia berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar
1945 tentang diri dan lingkungannya dalam eksistensinya yang sarwa nusantara
dan penekanannya dalam mengekspresikan diri sebagai bangsa Indonesia di
tengah-tengah lingkungannya yang sarwa nusantara itu. Unsur-unsur dasar
wasantara itu ialah: wadah (contour atau organisasi), isi, dan tata laku. Dari wadah
dan isi wasantara itu, tampak adanya bidang-bidang usaha untuk mencapai
kesatuan dan keserasian dalam bidang-bidang:

1. Satu kesatuan wilayah


2. Satu kesatuan bangsa
3. Satu kesatuan budaya
4. Satu kesatuan ekonomi
5. Satu kesatuan hankam.

1
Jelaslah disini bahwa wasantara adalah pengejawantahan falsafah
Pancasila dan UUD 1945 dalam wadah negara Republik Indonesia. Kelengkapan
dan keutuhan pelaksanaan wasantara akan terwujud dalam terselenggaranya
ketahanan nasional Indonesia yang senantiasa harus ditingkatkan sesuai dengan
tuntutan zaman. Ketahanan nasional itu akan dapat meningkat jika ada
pembangunan yang meningkat, dalam “koridor” wasantara.
1.2. Latar Belakang Ketahanan Nasional
Ketahanan Nasional Terbentuknya Negara Indonesia dilatar belangi oleh
para pejuang seluruh bangsa Indonesia. Sekian lama nya bangsa indoneisa
menjadi inhcaran banyak Negara atau bangsa – bangsa lain, karena potensinya
yang dangat besar dilihat dari wilayahnya yang luas dengan kekayaan alam yang
banyak. Kebenarannya ancaman datang tidak hanya dari luar, tetapi juga dari
dalam. Harta, waktu dan nyawa mereka korbankan demi kemerdekaan Negara
Indonesia.
Sejak Negara Indonesia merdeka , Indonesia tidak lupu dari gejolak dan
ancama yang membahayakan rakyat Indonesia. Tetapi selama ini bangsa
Indonesia mampu memepertahankan kemerdekaaan dan kedaulatannya serta
mampu menegakkan wibawah pemerintahan . Indonesia harus mampu
mempertahankan kesatuan serta kedaulatan Negara dan pemerintahan dari
ancamanancaman yang datang tersebut. Negara Indonesia harus bisa memperkuat
ketahanan nasional dalam kehidupan Negara Indonesia.
Ketahanan nasional dapat terbentuk jika seluruh elmen raktyat Indonesia
ikut menjaga ketahanan dalam aspek politik, ekonomi, sosial budaya, hukum,
pertahanan, dan keamanan.kerja sama antara pemerintah dan rakyat dalam
memebentuk ketahanan nasional akan memperkuat ketahana Negara Indonesia.
Ketahanan nasional adalah kondisi bangsa Indonesia yang meliputi segenap aspek
kehidupan nasional yang terintegrasi, berisi keuletan dan ketangguhan 1
mengmbangkan kekuatan nasional, dalam menggapai dan mengatasi seagla
tantangan, ancaman, hambatan, dam gangguan baik yang datang dari luar dan dari
dalam untuk menjamin identitas, integrasi, kelangsungan hidup bangsa dan
Negara Indonesia serta perjuangan mencapai tujuan nasional Negara Indonesia.

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1. Pengertian Wawasan Nusantara


Kata wawasan berasal dari kata “wawas” ( bahasa Jawa ) yang berarti
melihat atau memandang. Jika ditambah dengan akhiran –an maka secara harfiah
berarti cara penglihatan, cara tinjau, cara pandang.
Nusantara adalah sebuah kata majemuk yang diambil dari bahasa Jawa
Kuno yakni nusa yang berarti pulau, dan antara artinya lain. Berdasarkan teori-
teori tentang wawasan, latar belakang falsafah Pancasila, latar belakang pemikiran
aspek kewilayahan, aspek sosial budaya dan aspek kesejarahan, terbentuklah satu
wawasan nasional Indonesia yang disebut dengan Wawasan Nusantara.

Berdasarkan Ketetapan MPR Tahun 1993 dan 1998 tentang GBHN,


Wawasan Nusantara yang merupakan wawasan nasional yang bersumber pada
Pancasila dan berdasarkan UUD 1945 adalah cara pandang bangsa Indonesia
tentang diri dan lingkungan sekitarnya berdasarkan ide nasionalnya yang
berlandaskan pancasila dan UUD 1945 (Undang-Undang Dasar 1945) yang
merupakan aspirasi bangsa Indonesia yang merdeka, berdaulat, bermartabat serta
menjiawai tata hidup dalam mencapai tujuan perjuangan nasional.

Wawasan Nusantara telah diterima dan disahkan sebagai konsepsi politik


kewarganegaraan yang termaktub / tercantum dalam dasar-dasar berikut ini :

 Ketetapan MPR Nomor IV/MPR/1973 tanggal 22 maret 1973


 TAP MPR Nomor IV/MPR/1978 tanggal 22 maret 1978 tentang GBHN
 TAP MPR nomor II/MPR/1983 tanggal 12 Maret 1983
Ruang lingkup dan cakupan wawasan nusantara dalam TAP MPR ’83
dalam mencapat tujuan pembangunan nasionsal :

1. Kesatuan Politik
2. Kesatuan Ekonomi

3
3. Kesatuan Sosial Budaya
4. Kesatuan Pertahanan Keamanan

2.2. Isi Wawasan Nusantara

Wawasan Nusantara mencakup :

 Perwujudan Kepulauan Nusantara sebagai Satu Kesatuan Politik, dalam


arti :

1. Bahwa kebulatan wilayah nasional dengan segala isi dan kekayaannya


merupakan satu kesatuan wilayah, wadah, ruang hidup, dan kesatuan
matra seluruh bangsa serta menjadi modal dan milik bersama bangsa.
2. Bahwa bangsa Indonesia yang terdiri dari berbagai suku dan berbicara
dalam berbagai bahasa daerah serta memeluk dan meyakini berbagai
agama dan kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa harus merupakan
satu kesatuan bangsa yang bulat dalam arti yang seluas-luasnya.
3. Bahwa secara psikologis, bangsa Indonesia harus merasa satu, senasib
sepenanggungan, sebangsa, dan setanah air, serta mempunyai tekad dalam
mencapai cita-cita bangsa.
4. Bahwa Pancasila adalah satu-satunya falsafah serta ideologi bangsa dan
negara yang melandasi, membimbing, dan mengarahkan bangsa menuju
tujuannya.
5. Bahwa kehidupan politik di seluruh wilayah Nusantara merupakan satu
kesatuan politik yang diselenggarakan berdasarkan Pancasila dan Undang-
Undang Dasar 1945.
6. Bahwa seluruh Kepulauan Nusantara merupakan satu kesatuan sistem
hukum dalam arti bahwa hanya ada satu hukum nasional yang mengabdi
kepada kepentingan nasional.
7. Bahwa bangsa Indonesia yang hidup berdampingan dengan bangsa lain
ikut menciptakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan,
perdamaian abadi, dan keadilan sosial melalui politik luar negeri bebas
aktif serta diabdikan pada kepentingan nasional.

4
 Perwujudan Kepulauan Nusantara sebagai satu Kesatuan Ekonomi,
dalam arti :

1. Bahwa kekayaan wilayah Nusantara baik potensial maupun efektif adalah


modal dan milik bersama bangsa, dan bahwa keperluan hidup sehari-hari
harus tersedia merata di seluruh wilayah tanah air.
2. Tingkat perkembangan ekonomi harus serasi dan seimbang di seluruh
daerah, tanpa meninggalkan ciri khas yang dimiliki oleh daerah dalam
pengembangan kehidupan ekonominya.
3. Kehidupan perekonomian di seluruh wilayah Nusantara merupakan satu
kesatuan ekonomi yang diselenggarakan sebagai usaha bersama atas asas
kekeluargaan dan ditujukan bagi sebesar-besar kemakmuran rakyat.
 Perwujudan Kepulauan Nusantara sebagai Satu Kesatuan Sosial dan
Budaya, dalam arti :

1. Bahwa masyarakat Indonesia adalah satu, perikehidupan bangsa harus


merupakan kehidupan bangsa yang serasi dengan terdapatnya tingkat
kemajuan masyarakat yang sama, merata dan seimbang, serta adanya
keselarasan kehidupan yang sesuai dengan tingkat kemajuan bangsa.
2. Bahwa budaya Indonesia pada hakikatnya adalah satu, sedangkan corak
ragam budaya yang ada menggambarkan kekayaan budaya bangsa yang
menjadi modal dan landasan pengembangan budaya bangsa seluruhnya,
dengan tidak menolak nilai – nilai budaya lain yang tidak bertentangan
dengan nilai budaya bangsa, yang hasil-hasilnya dapat dinikmati oleh
bangsa.
 Perwujudan Kepulauan Nusantara sebagai Satu Kesatuan Pertahanan
Keamanan, dalam arti :

1. Bahwa ancaman terhadap satu pulau atau satu daerah pada hakekatnya
merupakan ancaman terhadap seluruh bangsa dan negara.
2. Bahwa tiap-tiap warga negara mempunyai hak dan kewajiban yang sama
dalam rangka pembelaan negara dan bangsa.

5
Tujuan wawasan nusantara ke Luar adalah menjamin kepentingan nasional
dalam era globalisasi yang kian mendunia maupun kehidupan dalam negeri.
Kemudian turut serta melaksanakan ketertiban dunia berdasarkan kemerdekaan,
perdamaian abadi, keadilan sosial, dengan sikap saling menghormati.
Bangsa Indonesia harus terus-menerus mengamankan dan menjaga kepentingan
nasionalnya dalam kehidupan internasionalnya di semua aspek kehidupan, baik
politik, ekonomi, sosial budaya maupun pertahanan dan keamanan demi
tercapainya tujuan nasional yang tertera dalam UUD 1945.
Tujuan wawasan nusantara ke dalam adalah menjamin persatuan dan
kesatuan di segenap aspek kehidupan nasional, baik aspek alamiah maupun aspek
sosial.
Bangsa Indonesia harus meningkatkan kepekaannya dan berupaya mencegah
faktor-faktor penyebab timbulnya disintegrasi bangsa sedini mungkin, juga terus
mengupayakan terjaganya persatuan dan kesatuan dalam kebhinekaan.

2.3. Pengertian Wawasan Nusantara Menurut Para Ahli

Kemunculan konsep dan pemikiran wawasan nusantara disebabkan oleh


lokasi geografis, geopolitik, geostrategi, historis dan yuridis formal. Berikut ini
beberapa definisi dan makna wawasan nusantara dilihat dari berbagai sudut
pandang ahli:
1. Prof. Wan Usman
Menurut Prof. Wan Usman, wawasan nusantara adalah cara pandang
bangsa Indonesia mengenai diri dan tanah air sebagai negara kepulauan dalam
segala aspek kehidupan yang beragam.
2. Munadjat Danusaputro, 1981
Menurut Munadjat Danusaputro, wawasan nusantara adalah cara pandang
bangsa Indonesia tentang diri dan lingkungannya dalam eksistensi yang saling
berhubungan serta penerapannya di tengah lingkungan berdasarkan asas
nusantara.
Asas nusantara sendiri merupakan suatu ketentuan dasar yang harus
ditaati, dipatuhi dan dipelihara agar kepentingan nasional dapat terwujud. Cara

6
pandang Bangsa Indonesia tentang diri dan lingkungannya juga harus sesuai
dengan ide nasional Pancasila, sebagai aspirasi suatu bangsa yang merdeka,
berdaulat dan bermartabat di tengah-tengah lingkungan yang menjiwai tindak
kebijaksanaan dalam mencapai tujuan perjuangan bangsa.
3. Sumarsono, 2002
Menurut Sumarsono, wawasan nusantara merupakan nilai yang menjiwai
segenap peraturan perundang-undangan pada setiap strata di seluruh wilayah
negara, sehingga menggambarkan sikap dan perilaku, paham serta semangat
kebangsaan atau nasionalisme yang tinggi dan merupakan identitas atau jati diri
Bangsa Indonesia.
Wawasan nusantara sebagai cara pandang Bangsa Indonesia tentang
merupakan gejala sosial yang dinamis dengan tiga unsur:
 Wadah dari wawasan nusantara adalah Wilayah negara kesatuan RI berupa
nusantara dan organisasi negara RI sebagai kesatuan utuh.
 Isi wawasan nusantara adalah inspirasi Bangsa Indonesia berupa cita-cita
nasional berdasarkan pancasila dan UUD 1945.
 Tata laku dari wawasan nusantara adalah tindakan Bangsa Indonesia untuk
melaksanakan falsafah Pancasila dan UUD 1945 yang apabila
dilaksanakan dapat menghasilkan wawasan nusantara.

4. Samsul Wahidin, 2010


Menurut Samsul Wawasan Nusantara merupakan cara memahami, cara
menghayati, cara bersikap, cara bertindak, cara berpikir dan bertingkah laku bagi
bangsa Indonesia sebagai hasil dari interaksi psikologis, sosiokultural dalam arti
luas dengan aspek-aspek astagatra.
5. M. Panggabean, 1979
Menurut M. Panggabean, wawasan nusantara merupakan doktrin politik
bangsa Indonesia untuk mempertahankan kelangsungan hidup NKRI berdasarkan
Pancasila dan UUD 1945 dengan mempertimbangkan pengaruh ekonomi,
geografi, demografi, teknologi dan peluang strategis lainnya.

7
Wawasan Nusantara sebagai geopolitik Indonesia, dan nilai yang
terkandung di dalam wawasan nusantara telah diintegrasikan dalam lima aspek
secara intern yaitu kesatuan wilayah, kesatuan bangsa, kesatuan ekonomi,
kesatuan budaya, dan kesatuan pertahanan. Sedangkan untuk ekstern nilai
integrasi diarahkan untuk mewujudkan ketertiban dunia yang berdasarkan kepada
kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial.
6. Sabarti Akhadiah MK, 1997
Menurut Sabarti Akhadiah, wawasan nusantara adalah cara pandang
bangsa Indonesia tentang diri dan lingkungannya sesuai dengan Pancasila serta
UUD 1945 sebagai bentuk aspirasi bangsa yang merdeka, berdaulat dan
bermartabat yang menjiwai kebijakan dalam mencapai tujuan bangsa.
7. Srijanti, Kaelan, dan Achmad Zubaidi, 2007
Menurut Srijanti, Kaelan, dan Achmad Zubaidi, wawasan nusantara ialah
cara pandang bangsa terhadap diri dan lingkungannya berdasarkan Pancasila dan
UUD 1945, serta sesuai wilayah geografis nusantara yang menjiwai kehidupan
bangsa demi mencapai tujuan dan cita-cita nasional.

Jika mengacu pada pengertian wawasan nusantara, sebenarnya fungsi


utama dari wawasan nusantara adalah sebagai panduan, pedoman, acuan bagi
bangsa Indonesia dalam bernegara. Fungsi wawasan nusantara sendiri terbagi lagi
ke dalam 4 kategori, yaitu:
 Wawasan Pertahanan dan Keamanan nasional: Mengarah pada pandangan
geopolitik Negara Indonesia. Pandangan tersebut mencakup tanah air serta
segenap wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia.
 Wawasan Kewilayahan Indonesia: Termasuk pemahaman mengenai batas
wilayah Indonesia agar terhindar dari potensi sengketa dengan negara lain.
 Wawasan Pembangunan: Dengan beberapa unsur di dalamnya, seperti sosial
politik, kesatuan politik, pertahanan serta keamanan negara, ekonomi, dan
sosial ekonomi.

8
 Konsep Ketahanan Nasional: Konsep ketahanan sosial yang memegang
peranan penting dalam perencanaan pembangunan, kewilayahan, serta
pertahanan keamanan nasional.

2.4. Asas Wawasan Nusantara

Asas wawasan nusantara merupakan kaidah atau ketentuan dasar yang


wajib dipatuhi, dilakukan, serta dijaga oleh seluruh elemen masyarakat agar
tercipta perdamaian serta keseimbangan di Indonesia. Secara keseluruhan ada 6
asas wawasan nusantara yang wajib kamu pahami, diantaranya:
1.  Asas Solidaritas
Solidaritas adalah perasaan emosional dan moral yang terbentuk pada
hubungan antar individu atau kelompok berdasarkan rasa saling percaya,
kesamaan tujuan dan cita-cita, adanya kesetiakawanan dan rasa sepenanggungan.
Sikap solidaritas sendiri merupakan bentuk kepedulian terhadap orang lain. Sikap
solidaritas sudah selayaknya dijalankan oleh seluruh masyarakat Indonesia, tanpa
membeda-bedakan dari dan kepada siapa. Kesetiaan menjadi tonggak utama
dalam menciptakan persatuan serta kesatuan suatu negara. Rasa setia kawan atau
solidaritas dapat menjadi kekuatan tersendiri untuk mewujudkan tujuan dan cita-
cita nasional.
2. Asas Kejujuran
Kejujuran dalam berpikir serta bertindak menjadi sebuah asas wawasan
nusantara yang sangat penting. Berani berpikir dan bertindak hanya yang sesuai
dengan fakta serta kenyataan, wajib dilakukan demi tercapainya kemajuan.
3. Asas Kesamaan Tujuan
Mempunyai tujuan serta kepentingan yang sama. Sebagai contoh, di masa
kemerdekaan saat semua rakyat Indonesia melakukan berjuang bersama-sama
mengusir para penjajah.
4. Asas Keadilan
Seluruh elemen masyarakat mempunyai hak yang sama dalam
mendapatkan keadilan dan mewujudkan tujuan serta cita-cita nasional tidak boleh

9
merugikan pihak tertentu maupun mengutamakan kepentingan kelompok atau
golongan sendiri. Hal ini berlaku dalam segala aspek kehidupan bernegara, baik
keadilan secara hukum, ekonomi, politik, serta sosial.
5. Asas Kerja Sama
Dengan adanya kesadaran pada tujuan serta kepentingan yang sama akan
menciptakan kerjasama antar elemen masyarakat. Kerjasama serta koordinasi
tersebut dapat dilaksanakan atas dasar kesetaraan agar terciptanya efektivitas
dalam mencapai tujuan bersama. Sebab kebersamaan dan gotong royong ini akan
memudahkan serta meringankan suatu pekerjaan termasuk dalam menghadapi
tantangan terhadap implementasi wawasan nusantara.

2.5. Implementasi Wawasan Nusantara

Penerapan nyata wawasan nusantara dapat dilakukan melalui cara berpikir,


bersikap, bahkan berucap. Contoh penerapan wawasan nusantara sendiri dimulai
dari menjadikan Pancasila sebagai falsafah dan pedoman hidup bernegara serta
bermasyarakat. Hal ini bisa atau dapat dilakukan dengan tindakan nyata sehari-
hari yang mencerminkan nilai-nilai religius, kekeluargaan, serta menjaga
persatuan sesuai dengan Pancasila. Sikap cinta tanah air yang diwujudkan dengan
adanya sikap yang lebih menitikberatkan pada kepentingan bangsa serta negara di
atas kepentingan pribadi, golongan, serta agama. Mewujudkan pembangunan
bangsa dengan tindakan nyata serta prestasi. Berikut penerapan wawasan
Nusantara dan Tantangan yang dihadapi dalam perwujudannya di era:
1. Implementasi di Bidang Pertahanan dan Keamanan
Implementasi wawasan nusantara di bidang pertahanan dilakukan dengan
membentuk sikap dan kedisiplinan diri dalam membela Tanah Air, serta
melaporkan segala hal yang mengganggu keamanan pada aparat yang berwenang,
meningkatkan rasa persatuan serta solidaritas baik dalam satu daerah yang sama
atau daerah yang berbeda. Terakhir membangun sarana serta prasarana bagi
kegiatan atau aktivitas pengamanan wilayah Indonesia.
2. Implementasi di Bidang Politik

10
Implementasinya ada dalam Pelaksanaan kehidupan berpolitik Indonesia.
Terdapat juga dalam Undang-Undang, misalnya UU Partai Politik, dan UU
Pemilu. Implementasi wawasan nusantara di bidang politik juga dimaksudkan
untuk menciptakan pemerintahan yang kuat, bersih, dan dapat dipercaya oleh
masyarakatnya. Contoh implementasi wawasan nusantara di bidang politik yakni:
a. Menjalankan komitmen politik pada lembaga pemerintahan serta partai
politik dalam rangka meningkatkan persatuan serta kesatuan bangsa.
Keikutsertaan Indonesia di dalam politik luar negeri, dan memperkuat
korps diplomatik untuk menjaga seluruh wilayah Indonesia.
b. Pelaksanaan Pemilu dengan sistem demokrasi yang menjunjung tinggi
keadilan.
Mengembangkan sikap pluralisme dan HAM untuk mempersatukan
keberagaman di Indonesia
3. Implementasi di Bidang Ekonomi
Implementasi wawasan nusantara di bidang ekonomi terdapat pada
pemanfaatan kekayaan alam di indonesia sambil menjaga kelestarian lingkungan
hidupnya. Kekayaan dan letak geografis Indonesia yang strategis dapat
dimanfaatkan dengan maksimal untuk perekonomian negara. Orientasi bidang
ekonomi di sektor pemerintahan, industri, serta pertanian. Pembangunan ekonomi
yang seimbang serta adil di tiap-tiap daerah Indonesia sehingga tidak terjadi
kemiskinan di daerah tertentu. Otonomi daerah sendiri diharapkan dapat atau bisa
menciptakan segala macam upaya keadilan ekonomi ini Partisipasi seluruh
masyarakat Indonesia dibutuhkan dalam pembangunan ekonomi. Hal ini
kemudian akan didukung dengan pemberian fasilitas kredit mikro guna
mengembangkan usaha kecil.
4. Implementasi di Bidang Sosial
Implementasi wawasan nusantara di bidang sosial berada pada saling
menghargai dan menghormati setiap perbedaan atau keragaman yang ada di
Tanah Air. Mulai dari perbedaan, suku, ras, agama hingga budaya. Upaya lainnya
juga ada pada pelestarian serta pengembangan budaya Indonesia dan menjadikan
budaya sebagai tujuan wisata yang memberikan sumber penghasilan daerah atau

11
nasional. Menjaga keberagaman Indonesia, baik dari segi budaya, bahasa, serta
status sosial, dan juga mengembangkan keserasian di dalam kehidupan
bermasyarakat.
Pandangan Indonesia tentang Hak dan Kewajiban Manusia Indonesia
mempunyai kedudukan, hak dan kewajiban yang sama. Kesadaran bela negara
dalam mengisi kemerdekaan perjuangan yang dilakukan adalah perjuangan non
fisik untuk memerangi keterbelakangan, kemiskinan, kesenjangan sosial,
penguasaan IPTEK, peningkatan kualitas SDM, memberantas KKN, transparan
dan pemeliharaan persatuan.
1. Perkembangan Pesat Teknologi
Perkembangan teknologi serta perkembangan masyarakat global dikaitkan
dengan dunia tanpa batas yang tentu saja menjadi tantangan tersendiri untuk
Wawasan Nusantara, mengingat perkembangan ini dapat mempengaruhi pola
pikir, pola sikap dan pola tindak masyarakat dalam berbangsa dan bernegara.
Kenichi Omahe dalam bukunya Borderless Word dan The End of Nation
State menyatakan dalam perkembangan masyarakat global, batas-batas wilayah
negara dalam arti geografi dan politik relatif masih tetap, namun kehidupan dalam
satu negara tidak mungkin dapat membatasi kekuatan global yang berupa
informasi, investasi, industri dan konsumen yang semakin individual.
2. Kapitalisme
Kapitalisme merupakan suatu sistem ekonomi yang berdasarkan kepada
hak milik swasta atas beragam barang dan kebebasan individu untuk mengadakan
perjanjian dengan pihak lain dan berkecimpung dalam aktivitas-aktivitas ekonomi
yang dipilihnya sendiri berdasarkan kepentingan sendiri serta mencapai laba untuk
dirinya sendiri. Lester Thurow dalam bukunya The Future of
Capitalism menyatakan untuk dapat bertahan dalam era baru kapitalisme harus
membuat strategi baru yaitu keseimbangan (balance) antara paham individu dan
sosialis.
3. Pemberdayaan Masyarakat
Memberi peranan dalam bentuk aktivitas dan partisipasi masyarakat untuk
mencapai tujuan nasional hanya dapat dilaksanakan oleh negara-negara maju

12
dengan Buttom Up Planning, sedang untuk negara berkembang dengan adanya
keterbatasan kualitas SDM sehingga diperlukan landasan operasional berupa
GBHN. Kondisi nasional (Pembangunan) yang tidak merata mengakibatkan
keterbelakangan dan hal ini merupakan ancaman bagi integritas. Pemberdayaan
masyarakat diperlukan terutama untuk daerah-daerah tertinggal.
Setiap warga negara sesungguhnya mempunyai hak dan kewajiban yang sama
dalam membela negara dan bangsa. Dengan konsep Wawasan Nusantara secara
geografis, kepulauan Indonesia merupakan satu kesatuan yang utuh dengan
melihat kepada kesatuan politik, ekonomi, sosial budaya, dan Hankam. Demikian
info mengenai Wawasan Nusantara, semoga bermanfaat!

2.6. Pengertian Ketahanan Nasional


Ketahanan Nasional (Tannas) Indonesia adalah kondisi dinamis bangsa
Indonesia yang meliputi segenap aspek kehidupan nasional yang terintegrasi,
yaitu kesatuan menyeluruh dalam kehidupan nasional suatu bangsa baik unsur
sosial maupun alamiah, baik bersifat potensional maupun fungsional.
Ketahanan nasional berisi keuletan dan ketangguhan yang mengandung
kemampuan untuk mengembangkan kekuatan nasional dalam menghadapi dan
mengatasi segala tantangan, ancaman, hambatan, dan gangguan baik yang datang
dari luar maupun dari dalam dan Negara untuk menjamin identitas, integritas,
kelangsungan hidup bangsa dan Negara, serta perjuangan mencapai tujuan
nasional.
Dalam pengertian tersebut, Ketahanan Nasional adalah kondisi kehidupan
nasional yang harus diwujudkan. Hakikat Ketahanan Nasional Indonesia adalah
keuletan dan ketangguhan bangsa yang mengandung kemampuan
mengembangkan kekuatan nasional untuk dapat menjamin kelangsungan hidup
bangsa dan negara dalam mencapai tujuan nasional.

2.7. Pengertian Konsepsi Ketahanan Nasional

Ketahanan Nasional (Tannas) Indunesia konsepsi pengebangan kekuatan


nasional melalui pengatuarn dan penyelenggaraan kesejahteraan dan keamanan

13
yang seimbang, serasi dan selaras dalam seluruh aspek kehidupan secara utuh dan
menyeluruh dan terpadu berlandaskan Pancasila, UUD 1945, dan Wawasan
Nusantaran. Dengan kata lain, Konsepsi Ketahanan Nasional Indonesia
merupakan pedoman (sarana) untuk meningkatkan (metode) keuletan dan
ketangguhan bangsa yang mengandung kemampuan mengembangkan ke¬kuatan
nasional dengan pendekatan kesejahteraan dan keamanan.
Konsepsi ketahanan nasional Indonesia menggunakan pendekatan
kesejahteraan dan keamanan. Antara kesejahteraan dan keamanan ini dapat
dibedakan tetapi tidak dapat dipisahkan. Penyelenggaraan kesejahteraan
memerlukan tingkat keamanan tertentu, dan sebaliknya penyelenggaraan
keamanan memerlukan tingkat kesejahteraan tertentu. Tanpa kesejahteraan dan
keamanan, sistem kehidupan nasional tidak akan dapat berlangsung karena pada
dasarnya keduanya merupakan nilai intrinsik yang ada dalam kehidupan nasional.
Dalam kehidupan nasional, tingkat kesejahteraan dan keamanan nasional
merupakan tolak ukur ketahanan nasional.
Peran masing-masing gatra dalam astagrata seimbang dan saling mengisi.
Maksudnya antargatra mempunyai hubungan yang saling terkait dan saling
bergantung secara utuh menyeluruh membentuk tata laku masyarakat dalam
kehidupan nasional. Kesejahteraan dapat digambarkan sebagai kemampuan
bangsa da¬lam menumbuhkan dan mengembangkan nilai-nilai nasionalnya demi
sebesar-besarnya kemakmuran rakyat secara adil dan merata. Sedangkan
keamanan adalah kemampuan bangsa untuk melindungi nilai-nilai nasionalnya
terhadap ancaman dari luar negeri. Contoh bentuk-bentuk ancaman menurut
doktrin hankamnas (catur dharma eka karma) :

 Ancaman dari dalam negeri.


Contohnya adalah pemberontakan dan subversi yang berasal atau terbentuk dari
masyarakat indonesia.

 Ancaman dari luar negeri.


Contohnya adalah infiltrasi, subversi dan intervensi dari kekuatan kolonialisme
dan imperialisme serta invasi dari darat, udara dan laut oleh musuh dari luar negri.

14
15
2.8. Ciri – Ciri Ketahanan Nasional

Ciri – Ciri Ketahanan Nasional Merupakan kondisi sebagai prasyarat


utama bagi negara berkembang. Difokuskan untuk mempertahankan
kelangsungan hidup dan mengembangkan kehidupan. Tidak hanya untuk
pertahanan, tetapi juga untuk menghadapi dan mengatasi tantangan, ancaman,
hambatan, dan gangguan, baik yang datang dari luar maupun dari dalam, baik
secara langsung maupun tidak langsung.
Di dasarkan pada metode astagrata; seluruh aspek kehidupan nasional
tercermin dalam sistematika astagarata yang terdiri atas 3 aspek alamiah (trigatra)
yang meliputi geografi, kekayaan alam, dan kependudukan dan lima aspek sosial
(pancagatra) yang meliputi ideologi, politik, ekonomi, sosial budaya, dan
pertahanan keamanan. Berpedoman pada wawasan nasional; Wawasan nusantara
merupakan cara pandang bangsa Indonesia terhadap diri dan lingkungannya
berdasarkan Pancasila dan Undang Undang Dasar 1945. Wawasan nusantara juga
merupakan sumber utama dan landasan yang kuat dalam menyelenggarakan
kehidupan nasional sehingga wawasan nusantara dapat disebut sebagai wawasan
nasional dan merupakan landasan ketahanan nasional.

2.9. Sifat-sifat Ketahanan Nasional

Sifat-sifat ketahanan Nasional antara lain:

1. Mandiri, artinya ketahanan nasional bersifat percaya pada kemampuan dan


kekuatan sendiri dengan keuletan dan ketangguhan yang mengandung
prinsip tidak mudah menyerah serta bertumpu pada identitas, integritas,
dan kepribadian bangsa. Kemandirian ini merupakan prasyarat untuk
menjalin kerja sama yang saling menguntungkan dalam perkembangan
global.
2. Dinamis, artinya ketahanan nasional tidaklah tetap, melainkan dapat
meningkat ataupun menurun bergantung pada situasi dan kondisi bangsa
dan negara, serta kondisi lingkungan strategisnya. Hal ini sesuai dengan

16
hakikat dan pengertian bahwa segala sesatu di dunia ini senantiasa
berubah. Oleh sebab itu, uapaya peningkatan ketahanan nasional harus
senantiasa diorientasikan ke masa depan dan dinamikanya di arahkan
untuk pencapaian kondisi kehidupan nasional yang lebih baik.
3. Manunggal, artinya ketahanan nasional memiliki sifat integratif yang
diartikan terwujudnya kesatuan dan perpaduan yang seimbang, serasi, dan
selaras di antara seluruh aspek kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan
bernegara.
4. Wibawa, artinya ketahanan nasional sebagai hasil pandangan yang bersifat
manunggal dapat mewujudkan kewibawaan nasional yang akan
diperhitungkan oleh pihak lain sehingga dapat menjadi daya tangkal suatu
negara. Semakin tinggi daya tangkal suatu negara, semakin besar pula
kewibawaannya.
5. Konsultasi dan kerjasama, artinya ketahanan nasional Indoneisa tidak
mengutamakan sikap konfrontatif dan antagonis, tidak mengandalkan
kekuasaan dan kekuatan fisik semata, tetapi lebih pada sifat konsultatif dan
kerja sama serta saling menghargai dengan mengandalkan pada kekuatan
moral dan kepribadian bang

2.10. Asas-asas Ketahanan Nasional

Asas ketahanan nasional adalah tata laku yang didasari nilai-nilai yang
tersusun berlandaskan Pancasil, UUD 1945 dan Wawasan Nusantara. Asas-asas
tersebut adalah sebagai berikut:
 Asas kesejahtraan dan keamanan
Asas ini merupakan kebutuhan yang sangat mendasar dan wajib dipenuhi
bagi individu maupun masyarakat atau kelompok. Dengan demikian,
kesejahteraan dan keamanan merupakan asa dalam sistem kehidupan nasional.
Tanpa kesejateraaan dan keamanan, sesitem kehidupan nasional tidak akan dapat
berlangsung. Kesejahteraan dan keamanan merupakan nilai intrinsik yang ada
pada sistem kehidupan nasuional itu sendiri. Kesejahtrean maupun keamanan
harus selalu ada, berdampingan pada kondisi apa pun.

17
Dalam kehidupan nasional, tingkat kesejahteraan dan keamanan nasional
yang dicapai merupakan tolok ukur Ketahanan Nasional
 Asas Mawas ke Dalam da Mawas ke Luar
Sistem kehidupan nasional merupakan perpaduan segenap aspek
kehidupan bangsa yang saling berinteraksi. Di samping itu, sistem kehidupan
nasional juga berinteraksi dengan linkungan sekelilingnya. Dalam proses interaksi
tersebut dapat timbul berbagai dampak baik yang bersifat positif maupun negatif.
Untuk itu diperlukan sikap mawas ke dalam maupun keluar.

 Mawas ke Dalam
Mawas ke dalam bertujuan menumbuhkan hakikat, sifat, dan kondisi
kehidupan nasional itu sendiri berdasarkan nilai-nilai kemadirian yang
proporsional untuk meningkatkan kualitas derajat kemandirian bangsa yang ulet
dan tangguh.

 Mawas ke Luar
Mawas ke luar bertujuan untuk dapat mengantisipasi dan berperan serta
mengatasi dampak lingkungan stategis luar negeri dan menerima kenyataan
adanya interaksi dan ketergantungan dengan dunia internasional.
 Asas kekeluargaan
Asas ini bersikap keadilan, kebersamaan, kesamaan, gotong royong,
tenggang rasa dan tanggung jawab dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa
dan bernegara. Dalam hal hidup dengan asas kekeluargaan ini diakui adanya
perbedaan, dan kenyataan real ini dikembangkan secara serasi dalam kehidupan
kemitraan dan dijaga dari konflik yang bersifat merusak/destruktif.
 Asas Komprehensif Integral atau Menyeluruh Terpadu
Sistem kehidupan nasional mencakup segenap aspek kehidupan bangsa
dalam bentuk perwujudan persatuan dan perpaduan yang seimbang, serasi dan
selaras pada seluruh aspek kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
Ketahanan Nasional mencakup ketahanan segenap aspek kehidupan bangsa secara
utuh, menyeluruh dan terpadu (komprehensif intergral).

18
2.11. Pengaruh Aspek Ketahanan Nasional terhadap Kehidupan Berbangsa
dan Bernegara

Ketahanan nasional merupakan gambaran dari kondisi sistem (tata)


kehidupan nasional dalam berbagai aspek pada saat tertentu. Tiap-tiap aspek
relatif berubah menurut waktu, ruang dan lingkungan terutama pada aspek-aspek
dinamis sehingga interaksinya menciptakan kondisi umum yang sulit dipantau
karena sangan komplek. Konsepsi ketahanan nasional akan menyangkut hubungan
antar aspek yang mendukung kehidupan, yaitu:

1. Aspek yang berkaitan dengan alam besifat statis, yang meliputi Aspek
Geografi, Aspek Kependudukan, dan aspek Sumber Kekayaan Alam.
2. Aspek yang berkaitan dengan sosial bersifat dinamis, yang meliputi Aspek
Ideologi, Aspek Politik, Aspek Sosial Budaya, dan Aspek Pertahanan dan
Keamanan.
 Pengaruh Aspek Ideologi
Ideologi adalah suatu sistem nilai sekaligus kebulatan ajaran yang
memberikan motivasi. ldeologi juga mengandung konsep dasar tentang kehidupan
yang dicita-citakan oleh suatu bangsa. Secara teoretis, suatu ideologi bersumber
dari stuatu falsafah dan meruakan pelaksanaan dari sistem filsafah itu sendiri.

 Ideologi Dunia
 Liberalisme
Aliran pikiran perseorangan atau individualistik. Aliran pemikiran ini
mengajarkan bahwa negara adalah masyarakat hukum (legal society) yang disusun
atas kontrak semua individu dalam masyarakat itu (kontrak sosial). Liberalisme
bertitik tolak dari hak asasi yang melekat pada manusia sejak ia lahir dan tidak
dapat diganggu gugat oleh siapa pun termasuk penguasa kecuali atas persetujuan
yang bersangkutan. Paham Liberalisme mempunyai dasar-dasar kebabasan dan
kepentingan pribadi yang menuntut kebebasan individu secara mutlak, yaitu
kebebasan mengejar kebahagiaan hidup di tengah-tengah kekayaan materil yang
melimpah dan dicapai dengan bebas.
 Komunisme

19
Aliran pikiran golongan (class theory) yang diajarkan oleh Karl Marx,
Engels dan Lenin pada mulanya merupakan kritik Kark Marx atas kehidupan
sosial ekonomi masyarakat pada awal revolusi industri. Aliran pemikiran ini
beranggapan bahwa negara adalah susunan golongan (kelas) untuk menindas kelas
lain. Golongan ekonomi kuat menindas ekonomi lemah.
Golongan borjuis menindas golongan proletar (kaum buruh). Karena itu
Marx menganjurkan agar kaum buruh mengadakan revolusi politik untuk merebut
kekuasaan negara dari golongan kaya kapitalis dan borjuis agar kaum buruh dapat
ganti berkuasa dan mengatur negara. Sesuai dengan aliran pikiran yang melandasi
komunisme, dalam upaya merebut atau mempertahankan kekuasaan kominisme
dalam upaya merebut atau mempertahankan kekuasaan komunisme akan :

1. Menciptakan situas konflik untuk mengadu golongan- golongan, tertentu


serta menghalalkan segala cara untuk mencapai tujuan.
2. Ajaran komunis bersifat atheis, tidak percaya akan adanya Tuhan Yang
Maha Esa, dan didasarkan pada kebendaan (materialistis). Bahkan agama
dinyatakan sebagai racun bagi kehidupan bermasyarakat.
3. Masyarakat komunis bercorak Internasional. Masyarakat yang dicita-
citakan oleh komunis adalah masyarakat komunis dunia yang tidak
dibatasi oleh kesadaran nasiona1. Hal ini tercermin dalam seruan Marx
yang terkenal”Kaum buruh diseluruh dunia bersatulah!” Komunisme
menghendaki masyarakat tanpa nasionalisme.
4. Masyarakat komunisme yang dicita-citakan adalah masyarakat tanpa
kelas. Masyarakat tanpa kelas dianggap masyarakat yang dapat
memberikan suasana hidup yang aman dan tentram, tanpa pertentangan,
tanpa hak milik pribadi atas alat produksi dan tanpa pembagian kerja.
 Faham Agama
Ideologi bersumber dari falsafah agama yang termuat dalam kitab Agama.

 Ideologi Pancasila
Merupakan tatanan nilai yang digali (kristalisasi) dari nilai-nilai dasar
budaya bangsa Indonesia. Kelima sila merupakan kesatuan yang bulat dan utuh

20
sehingga pemahaman dan pengamalannya harus mencakup semua nilai yang
terkandung didalamnya.
Sila-sila Pancasila adalah :
 Ketuhanan Yang Maha Esa.
Sila Ketuhanan Yang Maha Esa mengandung nilai spiritual, memberikan
kesempatan yang seluas-luasnya kepada semua pemeluk agama dan penganut
kepercayaan kepada Tuhan yang Maha Esa untuk berkembang di Indonesia.
 Kemanusiaan yang adil dan beradab.
Sila Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab mengandung nilai kesamaan
derajat maupun kewajiban dan hak, cinta mencintai, hormat menghormati,
keberanian membela kebenaran dan keadilan, toleransi, dan gotong royong.
 Persatuan Indonesia.
Sila Persatuan Indonesia dalam masyarakat Indonesia yang luralistic
mengandung nilai persatuan bangsa dan kesatuan wilayah yang merupakan faktor
pengikat yang menjamin keutuhan nasional atas dasar Bhineka Tunggal Ik
 Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmah kebijaksanaan dalam
permusyawaratan dan perwalikan.
Sila Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmah kebijaksanaan dalam
permusyawaratan atau perwalikan menunjukan bawha kedaulatan berada di
tangan rakyat, yang diwujudkan oleh persatuan nasional yang riil dan wajar.
 Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia
Sila Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia mengandung
nilai keadilan, keseimbangan antara hak dan kewajiban, penghargaan terhadap hak
orang, gotong royong dalam suasana kekeluargaan, ringan tangan, dan kerja keras
untuk bersama-sama mewujudkan kemajuan yang merata dan berkeadlian sosial.
Ketahanan ideologi diartikan sebagai kondisi dinamik kehidupan ideologi bangsa
Indonesia yang berisi keuletan dan ketangguhan yang mengandung kemampuan
kekuatan nasional dalam menghadapi dan mengatasi segala tantangan, ancaman,
hambatan serta gangguan yang dari luar/dalam, langsung/tidak langsung dalam
rangka menjamin kelangsungan kehidupan ideologi bangsa dan negara Indonesia.
Untuk mewujudkannya diperlukan kondisi mental bangsa yang berlandaskan

21
keyakinan akan kebenaran ideologi Pancasila sebagai ideologi bangsa dan negara
serta pengamalannya yang konsisten dan berlanjut. Untuk memperkuat ketahanan
ideologi perlu langkah pembinaan sebagai berikut:

1. Pengamalan Pancasila secara obyektif dan subyektif terus dikembangkan


serta ditingkatkan.
2. Pancasila sebagai ideologi terbuka perlu terus direlefansikan dan di
aktualisasikan nilai instrumentalnya agar tetap mampu membimbing dan
mengarahkan kehidupan dalam bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara,
selaras dengan peradaban dunia yang berubah dengan cepat tanpa
kehilangan jati diri bangsa Indonesia.
3. Sesanti Bhineka Tunggal Ika dan konsep wawasan Nusantara yang
bersumber dari Pancasila harus terus di kembangkan dan ditanamkan
dalam masyarakat yang majemuk sebagai upaya untuk selalu menjaga
persatuan bangsa dan kesatuan wilayah serta moralitas yang royal dan
bangga terhadap bangsa dan negara. Disamping itu anggota masyarakat
dan pemerintah perlu bersikap wajar terhadap kebhinekaan.
4. Pancasila sebagai pandangan hidup bangsa dan dasar negara Republik
Indonesia harus dihayati dan diamalkan serta nyata oleh setiap
penyelenggaraan negara, lembaga kenegaraan, lembaga kemasyarakatan,
serta setiap warga negara Indonesia, agar kelestarian dak keampuhannnya
terjaga dan tujuan nasional serta cita-cita bangsa Indonesia terwujud,
dalam hal ini suri tauladan para pemimpin panyelenggara negara dan
pemimpin tokoh masyarakat merupakan hal yang sangat mendasar.
5. Pembangunan, sebagai pengamalan Pancasila, harus menunjukan
keseimbangan antara Fisik material dcngan mental spiritual untuk
menghindari tubuhnya materialisme dan skuarisme. Dengan
memperhatikan kondisi geografi Indonesia, pembangunan harus adil dan
merata di seluruh wilayahuntuk memupuk rasa persatuan bangsa dan
kesatuan wilayah.

22
6. Pendidikan moral Pancasila ditanamkan pada diri anak didik dengan cara
mengintegrasikannya. Ke dalam mata pelajaran lain seperti pendidikan
budi pekerti, pendidikan sejara perjuangan bangsa, bahasa Indonesia dan
kepramukaan. Pendidikan Moral Pancasila juga perlu diberikan kepada
masyarakat luas secara non formal.
 Pengaruh Aspek Politik
Politik berasal dari kata politik yang mengandung makna kekuasaan
(pemerintahan) dan atau politik yang berarti kebijaksanaan
Di Indo¬nesia, kita tidak memisahkan politik dari policik. Hubungan ini
ter¬cermin pada pemerintahan negara yang berfungsi sebagai penentu
ke¬bijaksanaan dan ingin mewujudkan aspirasi semi tuntutan masyarakat. Karena
itu, kebijaksanaan pemerintahan negana tersebut harus serasi dan selaras dengan
keinginan dan aspirasi masyarakat. Politik di Indonesia, yang harus dilihat dalam
konteks Ketahanan Nasional, meliputi dua bagian utama, yaitu Politik dalam
negeri dan Politik luar negeri.

 Politik Dalam Negeri


Politik dalam negeri adalah kehidupan politik dan kenegaraan berdasarkan
Pancasila dan UUD 1945 yang mampu menyerap aspirsi, dan dapat mendorong
partisipasi masyarakat dalam satu sistem. Unsur-unsurnya terdiri dari struktur
politik, proses politik, budaya politik, komunikasi politik, dan partisipasi politik.

1. Struktur Politik merupakan wadah penyaluran kepentingan masyarakat


dan sekaligus wadah pengkaderan pimpinan nasional.
2. Proses Politik merupakan suatu rangkaian pengambilan keputusan tentang
berbagai kepentingan politik maupun kepentingan umum yang bersifat
nasional dan penentuan dalam pemilihan kepemimpinan yang puncaknya
terselenggara dalam Pemilu.
3. Budaya Politik merupakan pencerminan dari aktualisasi hak dan
kewajiban rakyat dalam kehidupan bermasyarakat, beberbangsa, dan
bernegara, yang dilaksanakan secara dasar dan rasional melalui pendidikan
politik maupun kegiatan politik yang sesuai dengan disiplin nasional.

23
4. Komunikasi Politik merupakan suatu hubungan timbal balik dalam
kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara dimanan rakyat
merupakan sumber aspirasi dan sumber pimpinan nasional Ketahanan
pada aspek politik dalam negeri berarti sistem pemerintahan yang
berdasarkan hukum, mekanisme politik yang memungkinkan adanya
perbedaan pendapat. Kepemimpinan nasional yang mengakomodasikan
aspirasi yang hidup dalam masyarakat.
 Politik Luar Negeri
Politik luar negeri adalah salah satu sarana pencapaian kepantingan
nasional dalam pergaulan antarbangsa. Politik luar negeri Indonesia yang
berlandaskan pada Pembukaan UUD 1945 melaksanakan ketertiban dunia
berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi, keadilan sosial, serta anti
penjajahan karena tidak sesuai dcngan perikemanusiaan dan perikeadilan.
Politik luar negeri merupakan proyeksi kepentingan nasional dalam
kehidupan antar bangsa. Dijiwai oleh falsafah negara Pancasila se bagai tuntutan
moral dan etika, politik luar negeri Indonesia di tujukan pada kepentingan
nasional terutama pembangunan nasional. Dengan demikian, politik luar negeri
merupakan bagian integral dari strategi nasional dan secara keseluruhan
merupakan salah satu sarana pencapaian tujuan nasiona
Landasan Politik Luar Negeri adalah Pembukaan UUD ’45, melaksanakan
ketertiban dunia, berdasar kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial dan
anti penjajahan karena tidak sesuai dengan kemanusiaan dan keadilan. Politik
Luar Negeri Indonesia adalah bebas dan aktif. Bebas dalam pengertian Indonesia
tidak memihak pada kekuatan-kekuatan yang pada dasarnya tidak sesuai dengan
kepribadian bangsa. Aktif dalam pengertian Indonesia dalam percaturan
internasional tidak bersifat reaktif dan tidak menjadi obyek, tetapi berperan atas
dasar cita-citanya.
Untuk mewujudkan ketahanan aspek politik diperlukan kehidupan politik
bangsa yang sehat dan dinamis yang mengandung kemampuan memelihara
stabilitas politik yang bersadarkan Pancasila UUD 1945. Ketahanan pada aspek

24
politik luar negeri berarti meningkatkan kerjasama internasional yang saling
menguntungkan dan meningkatkan citra positif Indonesia.

Kerjasama dilakukan sesuai dengan kemampuan dan demi kepentingan


nasional. Perkembangan, perubahan, dan gejolak dunia terus diikuti dan dikaji
dengan seksama, memperkecil ketimpangan dan mengurangi ketidakadilan
dengan negara industri maju. Mewujudkan tatanan dunia baru dan ketertiban
dunia. Peningkatan kualitas sumber daya manusia. Melindungi kepentingan
Indonesia dari kegiatan diplomasi negatif negara lain dan hak-hak WNI di luar
negeri perlu ditingkatkan.

 Pengaruh Aspek Ekonomi


Perekonomian adalah salah satu aspek kehidupan nasional yang berkaitan
dengan pemenuhan kebutuhan masyarakat, yang meliputi produksi, distribusi,
serta konsumsi barang dan jasa, dan dengan usaha untuk meningkatkan, taraf
hidup masyarakat.
Perekonomian Indonesia. Sistem perekonomian bangsa Indonesia
mengacu pada pasal 33 UUD 1945, yang menyebutkan bahwa sistem
perekonomian Indonesia disusun sebagai usaha bersama berdasarkan asas ke-
keluargaan. Secara makro, sistem perekonomian Indonesia dapat disebut sebagai
sistem perekonomian kerakyatan. Ketahanan ekonomi diartikan sebagai kondiosi
dinamis kehidupan perekonomian bangsa yang berisi keuletan dan ketangguhan
kekuatan nasioanl dalam menghadapi serta mengatasi segala tantangan, ancaman,
hambatan dan gangguan yang datang dari luar maupun ancaman dalam negeri
secara langsung maupun tidak langsung untuk menjamin kelangsungan
perekonomian bangsa dan negara Republik Indonesia berdasar-kan Pancasila dan
UUD 1945.
 Pengaruh Aspek Sosial Budaya
Yang disebut “sosial” di sini pada hakikatnya adalah pergaulan hidup
dalam bermasyarakat yang mengandung nilai-nilai kebersamaan, senasib,
sepenanggungjawaban dan solidaritas yang merupakan unsur pemersatu. Semetara

25
“budaya” adalah sistem nilai yang merupakan hasil cipta, rasa dan karsa manusia
yang menumbuhkan gagasan-gagasan utama dan menjadi kekuatan pendukung
dalam menggerakan kehidupan.
Struktur Sosial di Indonesia. Dalam masyarakat, manusia hidup secara
berkelompok sesuai fungsi, peran dan profesinya. Kehidupan masyarakat
terstruktur berdasarkan peran dan fungsi masing-masing anggota. Kondisi Budaya
di Indonesia, kebudayaan daerah, dalam setiap kebudayaan daerah terdapat nilai-
nilai budaya yang tidak dapat dipengaruhi oleh budaya asing, yang sering disebut
sebagai local genius. Local genius ialah pangkal segala kemampuan budaya
daerah untuk menetralisir pengaruh negatif budaya asing.Kebudayaan Nosional
bersitat religius, bersifat kekeluargaan, bersifat serba selaras, bersifat kerakyatan.
Integrasi Nasional.Komunikasi dan interaksi suku-suku bangsa yang
mendiami bumi Nusantara ini pada tahun 1928 telah menghasilkan aspirasi
bersama untuk hidup bersama sebagai satu bangsa di satu tanah air. Aspirasi ini
terwujud secara sah dan diakui oleh bangsa-bangsa lain di dunia melalui
Proklamasi Kemerdekaan tanggal 17 Agustus 1945. Kenyataan sejarah
menunjukkan bahwa keanekaragaman budaya justru me¬rupakan hikmah bagi
bangsa Indonesia dan di masa lalu telah mampu memunculkan faktor-faktor
perekat persatuan atau inregrasi bangsa. Di masa depan, upaya untuk melestarikan
keberadaan faktor perekat persatuan bangsa, yaitu keinginan dan semangat untuk
hidup dan meraih crta-cita bersama, akan menjadi tugas seluruh warga bangsa.
 Pengaruh Aspek Pertahanan dan Keamanan
 Pokok-pokok Pengetahuaan Pertahanan dan Keamanan
Pertahanan dan keamanan Indonesia adalah kesemestaan daya upaya
seluruh rakyat Indonesia dalam mempertahankan dan mengamankan negara demi
kelangsungan hidup bangsa dan Negara Kesatuan Republik Indonesia. Tujuannya
adalah untuk menciptakan keamanan bangsa dan negara dalam rangka
me¬wujudkan Ketahanan Nasional Indonesia.
Ketahanan pertahanan dan keamanan diartikan sebagai kondisi dinamik
kehidupan pertahanan dan keamanan bangsa Indonesia yang mengandung
keuletan, ketangguhan, dan kemampuan dalam mengembangkan menghadapi dan

26
mengatasi segala tantangan dan hambatan yang datang dari luar maupun dari
dalam, yang secara. langsung maupun tidak langsung membahayakan identitas,
integritas, dan kelangsungan hidup bangsa dan Negara Kesatuan Iaepuhlik In-
donesia.

 Postur Kekuatan Pertahanan Dan Keamaman


Postur Kekuatan Hankam. Postur kekuatan Hankam mencakup struktur
kekuatan, tingkat kemampuan, dan gelar kekuatan. Terdapat empat pendekatan
yang digunakan untuk membangun postur kekuatan Hankam, yaitu pendekatan
ancaman, misi, kewilayahan dan politik.
Pembangunan Kekuatan Hankam. Konsepi Hankam perlu mengacu pada
konsep Wawasan Nusantara di mana Hankam mengarah pada upaya pertahanan
seluruh wilayah kedaulatan negara kesatuan RI yang meliputi wilayah laut, udara,
dan darat, termasuk pulau-pulau besar dan kecil
Gejolak Dalam Negeri. Di dalam era globalisasi saat ini dan di masa
mendatangf tidak tertutup kemungkinan munculnya campur tangan asing dengan
alasan menegakkan nilai-nilai HAM, demokrasi, penegak hukum dan lingkungan
hidup di balik kepentingan nasional mereka. Geopolitik ke arah Geoekonomi.
Kondisi ini mengimplikasi-kan semakin canggihnya upaya diplomasi guna
mencapai tujuan politik dan ekonomi. Perkembangan Lingkungan Strategis.
Perkembangan ini mengisyaratkan bahwa pergeseran geopolitik ke arah
geoekonomi membawa perubahan dalam penerapan kebijaksanaan dan strategis
negara–negara di dunia dalam mewujudkan kepentingan nasionalnya masing-
masing.

Penerapan cara-cara baru telah meningkatkan eskalasi konflik regional dan


konflik dalam negeri yang mendorong keterlibatan negara super power. Dalam
menyikapi dinamika perkembangan seperti ini, kita perlu membangun postur
kekuatan. Hankan yang dimiliki profesionalisme yang tinggi untuk
melaksanakan : pertama, kegiatan intel stra¬tegis dalam semua aspek kehidupan
nasional; kedua, upaya pertahanan darat laut dan udara; ketiga, pemeliharaan dan

27
penegakan keamanan dalam negeri secara berlanjut dalam semua aspek kehidupan
nasional; keempat, pembinaan potensi dan kekuatan wilayah dalam semua aspek.
kehidupan nasional untuk meningkatkan Tannas; serta kelima, pe¬meliharaan
stabilitas nasional dan Tannas secara menyeluruh dan berlanjut.
Mewujudkan Postur Kekuatan Hankam. Dengan mengacu pada negara-
negara lain yang hanya untuk melindungi diri sendiri dan tidak untuk kepentingan
invasi, barangkali konsep standing armed forces secara proposional dan seimbang
perlu dikembangkan.
Pengembangan konsep dengan susunan kekuatan Hankamneg ini
meliputi : pertama, perlawanan bersenjata yang terdiri atas bala nyata yang dibina
sebagai kekuatan-kekuatan TNI yang selalu siap dan yang dibina sebagai
kekuatan cadangan serta bala potensial, yaitu Polri dan Rapih yang fungsinya
adalah Wanra;, kedua, perlawanan tidak bersenjata yang terdiri atas Ratih yang
berfungsi sebagai Tibum, Linra, Kamra dan Linmas; ketiga komponen pendukung
perlawanan bersenjara dan tidak ber¬senjata sesuai bidang profesi masing-masing
dengan pemanfaatan semua sumber daya nasional, sarana, dan prasarana serta
perlindungan masyarakat terhadap bencana perang dan bencana lainnya.
 Ketahanan pada Aspek Pertahanan dan Keamanan
Pertahanan dan Keamanan harus dapat mewujudkan kesiapsiagaan serta
upaya bela negara, yang berisi ketangguhan, kemampuan dan kekuatan melalui
penyelengaraan Siskamnas (Sishankamrata) untuk menjanlin kesinambungan
Pembangunan Nasional dan kelangsungan hidup bangsa dan negara berdasarkan
Pancasila dan UUD 1945.
 Keberhasilan Ketahanan Nasional Indonesia
Untuk mewujudkan keberhasilan Ketahanan Nasional setiap warganegara
Indonesia perlu :

1. Memiliki semangat perjuangan bangsa dalam bentuk Perjuangan Non


Fisik yang disertai keuletan dan ketangguhan tanpa kenal menyerah dan
mampu mengembang-kan kekuatan nasional dalam rangka meng-hadapi
segala tantangan, ancaman, hambatan dan ganguan yang datang dari luar

28
maupun dari dalam untuk menjamin identitas, integritas, kelangsungan
hidup bangsa dan negara serta pencapaian tujuan nasional.
2. Sadar dan peduli akan pengaruh-pengaruh yang timbul pada aspek
ideologi, politik, ekonomi, soasial budaya dan pertahanan keamanan
sehingga setiap warga neraga Indonesia dapat mengeliminir pengaruh
tersebut.

29
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan Ketahanan Nasional

Ketahanan Nasional (Tannas) Indonesia adalah kondisi dinamis bangsa


Indnonesia yang meliputi segenap aspek kehidupan nasional yang terintegrasi.
Ketahanan nasional berisi keuletan dan ketangguhan yang mengandung
kemampuan untuk mengembangkan kekuatan nasional dalam menghadapi dan
mengatasi segala tantangan, ancaman, hambatan, dan gangguan baik yang datang
dari luar maupun dari dalam dan untuk menjamin identitas, integritas,
kelangsungan hidup bangsa dan Negara, serta perjuangan mencapai tujuan
nasional.

Konsepsi pengembangan kekuatan nasional melalui pengaturan dan


penyelenggaraan kesejahteraan dan keamanan yang seimbang, serasi dan selaras
dalam seluruh aspek kehidupan secara utuh dan terpadu berlandaskan Pancasila
dan UUD 1945 dan wawasan nusantara dengan kata lain konsepsi ketahanan
nasional merupakan pedoman untuk meningkatkan keuletan dan ketangguhan
bangsa yang mengandung kemampuan mengembangkan kekuatan nasional
dengan pendekatan kesejahteraan dan keamanan. Asas ketahanan Nasional
Indonesia adalah tata laku berdasarkan nilai-nilai Pancasila, UUD 1945, dan
Wawasan Nusantara yang terdiri dari:

1. Asas Kesejahteraan dan Keamanan


2. Asas Komprehensif Integral atau Menyeluruh Terpadu
3. Asas Mawas ke Dalam dan Mawas Keluar
4. Asas kekeluargaan
Dari pembahasan Wawasan Nusantara diatas dapat disimpulkan:
1. Wawasan nusantara secara garis besar merupakan cara pandang dan sikap
untuk menentukan kehidupan berbangsa dan bernegara yang berdasarkan
pada ideologi bangsa itu.

30
2. Wawasan nusantara di indonesia berdasarkan pada filsafat pancasila,
pembangunan nasional, kesatuan politik, ekonomi, sosial dan budaya,
pertahanan keamanan, serta kesatuan luas wilayah.

B. Saran

Dari hasil bahan yang telah kami bahas, kami memberikan saran kepada
semua pihak, khususnya para generasi Indonesia untuk lebih meningkatkan rasa
kesatuan terhadap bangsa indonesia agar tercapai kehidupan yang aman dan
tentram. Karena kita sebagai bangsa indonesia sebagai penerus perjuangan dan
menjaga nama baik negara kita tercinta ini. Dan kita harus memiliki sikap yang
menjaga ketahaanan dan keutuhan negara Indonesia kita tercinta ini

31

Anda mungkin juga menyukai