Anda di halaman 1dari 29

MAKALAH

ANALISIS WAWASAN KEBANGSAAN DI INDONESIA

Dosen Pembimbing

Dr. H. Muh. Kadarisman, SH, M.Si

Disusun Oleh:

Inna Anjal Oktasari Putri (2016730126)

Mochamad Fajar Al Falah (2019730137)

Risa Ayu Lestari (2019730151)

Thariq Mahathir Adinata (2019730156)

PROGRAM STUDI KEDOKTERAN

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN KESEHATAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JAKARTA


2019

KATA PENGANTAR

Assalammu’alaikum warrahmatullahi wabarakatuh

Puji syukur kami ucapkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
memberikan rahmat dan karunia-Nya, sehingga kami dapat menyusun laporan
makalah ini mengenai “Wawasan Kebangsaan di Indonesia”.

Makalah ini disusun dalam rangka memenuhi tugas mata kuliah Civic.
Terimakasih kami ucapkan kepada dosen yang terlibat dalam pembuatan makalah ini
atas segala pengarahannya, sehingga makalah ini dapat kami susun dengan cukup
baik dan juga kepada semua teman yang ikut membantu dalam melancarkan proses
penyusunan makalah kami.

Kami menyadari banyak kekurangan dalam penulisan makalah, serta


perbaikan dan tingkatan, dari segi isi, bahasa, analisis, dan sebagainya. Oleh karena
itu, kami meminta maaf, atas kekurangan tersebut. Hal ini disebabkan terbatasnya
pengetahuan, wawasan, dan keterampilan yang kami ketahui. Selain itu, kritik dan
saran dari pembaca sangat kami harapkan, guna untuk kesempurnaan laporan.

Semoga makalah ini, dapat bermanfaat dan memberikan wawasan berupa


ilmu pengetahuan untuk kita semua.

Wassalammu’alaikum warrahmatullahi wabarakatuh

Jakarta, 27 November 2019

ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...................................................................................................ii
DAFTAR ISI................................................................................................................iii
BAB I.............................................................................................................................1
PENDAHULUAN.....................................................................................................1
1.1 Latar Belakang.................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah............................................................................................1
1.3 Tujuan Pembuatan Makalah.............................................................................2
BAB II...........................................................................................................................3
LANDASAN TEORI.................................................................................................3
2.1 Pengertian Wawasan Kebangsaan....................................................................3
2.2 Wawasan Kebangsaan Indonesia.....................................................................4
2.3 Fungsi Wawasan Kebangsaan..........................................................................7
2.4 Makna Wawasan Kebangsaan..........................................................................7
2.5 Nilai Dasar Wawasan Kebangsaan..................................................................8
2.6 Landasan Wawasan Kebangsaan.....................................................................8
2.7 Unsur Dasar Wawasan Kebangsaan.................................................................8
2.8 Asas Wawasan Kebangsaan.............................................................................9
2.9 Hakekat Wawasan Kebangsaan.....................................................................10
2.10 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Wawasan Kebangsaan.........................10
2.11 Implementasi Wawasan Kebangsaan...........................................................13
BAB III........................................................................................................................15
PEMBAHASAN......................................................................................................15
3.1 Penyebab Menurunnya Semangat Kebangsaan yang Terjadi pada Generasi
Muda
3.2 Upaya yang Dilakukan Untuk Meningkatkan Wawasan Kebangsaan Melalui
Pendidikan Bela Negara.......................................................................................17
BAB IV........................................................................................................................23

iii
PENUTUP................................................................................................................23
4.1 Kesimpulan.....................................................................................................23
4.2 Saran...............................................................................................................23
DAFTAR PUSTAKA..................................................................................................25

iv
BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

Wawasan kebangsaan sebagai sudut pandang suatu bangsa dalam memahami


keberadaan jati diri dan lingkungannya pada dasarnya merupakan penjabaran dari
falsafah bangsa itu sesuai dengan keadaan wilayah suatu negara dan sejarah yang
dialami. Wawasan ini menentukan cara suatu bangsa memanfaatkan kondisi
geografis, sejarah, sosial budayanya dalam mencapai cita-cita dan menjamin
kepentingan nasionalnya serta bagaimana bangsa itu memandang diri dan
lingkungannya baik ke dalam maupun ke luar.

Wawasan kebangsaan Indonesia lahir dari kesadaran segenap masyarakat


untuk bersatu memperjuangkan kemerdekaan, kesejahteraan, dan kedamaian
bangsa Indonesia. Sesuai dengan ciri khas bangsa Indonesia yang majemuk dan
wilayahnya berupa kepulauan yang terletak di wilayah Asia Tenggara. Wawasan
kebangsaan Indonesia merupakan pedoman yang sifatnya filosofis dan normatif,
wawasan kebangsaan Indonesia perlu digalakkan dengan maksud agar warga
negara menyadari pentingnya hidup besama sebagai bangsa atas dasar kesamaan
hak dan kewajiban di depan hukum. Wawasan kebangsaan bertujuan
menghidupkan kembali semangat kebangsaan, mendorong terwujudnya hidup
yang harmonis, menjaga keutuhan bangsa serta mendorong pencapaian cita-cita
tujuan nasional.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa penyebab menurunnya semangat kebangsaan yang terjadi pada generasi
muda?
2. Bagaimana cara meningkatkan wawasan kebangsaan Indonesia pada setiap
warga negara Indonesia?

1
1.3 Tujuan Pembuatan Makalah
Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas yang diberikan oleh Bapak Dr.
HM. Kadarisman, S.H, M.Sc mata kuliah Civic serta menambah pengetahuan
tentang konsep wawasan kebangsaan di Indonesia.

2
BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Pengertian Wawasan Kebangsaan

Wawasan Kebangsaan terdiri dari dua suku kata yaitu “Wawasan” dan
“Kebangsaan”. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (2003) dinyatakan bahwa
secara etimologis istilah “wawasan” berarti: hasil mewawas, tinjauan, pandangan
dan dapat juga berarti konsepsi cara pandang. Wawasan Kebangsaan sangat
identik dengan Wawasan Nusantara yaitu cara pandang bangsa Indonesia dalam
mencapai tujuan nasional yang mencakup perwujudan Kepulauan Nusantara
sebagai kesatuan politik, sosial budaya, ekonomi dan pertahanan keamanan
(Suhady dan Sinaga, 2006).

“Kebangsaan” berasal dari kata “bangsa” yang menurut Kamus Besar Bahasa
Indonesia (2003) berarti kelompok masyarakat yang bersamaan asal keturunan,
adat, bahasa, dan sejarahnya, serta berpemerintahan sendiri. Sedangkan
“kebangsaan” mengandung arti (1) ciri-ciri yang menandai golongan bangsa, (2)
perihal bangsa; mengenai (yang bertalian dengan) bangsa, (3) kesadaran diri
sebagai warga dari suatu negara.

Dengan demikian wawasan kebangsaan dapat diartikan sebagai konsepsi cara


pandang yang dilandasi akan kesadaran diri sebagai warga dari suatu negara akan
diri dan lingkungannya di dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Prof.
Muladi, Gubernur Lemhannas RI, meyampaikan bahwa wawasan kebangsaan
adalah cara pandang bangsa Indonesia mengenai diri dan lingkungannya,
mengutamakan kesatuan dan persatuan wilayah dalam penyelenggaraan
kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Kesatuan atau integrasi
nasional bersifat kultural dan tidak hanya bernuansa struktural mengandung satu
kesatuan ideologi, kesatuan politik, kesatuan sosial budaya, kesatuan ekonomi,
dan kesatuan pertahanan dan keamanan.

3
Wawasan kebangsaan menentukan cara bangsa mendayagunakan kondisi
geografis negara, sejarah, sosio-budaya, ekonomi dan politik serta pertahanan
keamanan dalam mencapai cita-cita dan menjamin kepentingan nasional.
Wawasan kebangsaan menentukan bangsa menempatkan diri dalam tata
berhubungan dengan sesama bangsa dan dalam pergaulan dengan bangsa lain di
dunia internasional. Wawasan kebangsaan mengandung komitmen dan semangat
persatuan untuk menjamin keberadaan dan peningkatan kualitas kehidupan
bangsa dan menghendaki pengetahuan yang memadai tentang tantangan masa
kini dan masa mendatang serta berbagai potensi bangsa.

Wawasan kebangsaan dapat juga diartikan sebagai sudut pandang/cara


memandang yang mengandung kemampuan seseorang atau kelompok orang
untuk memahami keberadaan jati diri sebagai suatu bangsa dalam memandang
dirinya dan bertingkah laku sesuai falsafah hidup bangsa dalam lingkungan
internal dan lingkungan eksternal (Suhady dan Sinaga, 2006).

Dengan demikian dalam kerangka NKRI, wawasan kebangsaan adalah cara


kita sebagai bangsa Indonesia di dalam memandang diri dan lingkungannya
dalam mencapai tujuan nasional yang mencakup perwujudan Kepulauan
Nusantara sebagai kesatuan politik, sosial budaya, ekonomi dan pertahanan
keamanan, dengan berpedoman pada falsafah Pancasila dan UUD 1945 atau
dengan kata lain bagaimana kita memahami Wawasan Nusantara sebagai satu
kesatuan POLEKSOSBUD dan HANKAM.

2.2 Wawasan Kebangsaan Indonesia

Konsep kebangsaan merupakan hal yang sangat mendasar bagi bangsa


Indonesia. Dalam kenyataannya konsep kebangsaan itu telah dijadikan dasar
negara dan ideologi nasional yang terumus di dalam Pancasila sebagaimana
terdapat dalam Alinea IV Pembukaan UUD 1945. Konsep kebangsaan itulah
yang membedakan bangsa Indonesia dengan bangsa-bangsa lain di dunia ini.

4
Dorongan yang melahirkan kebangsaan kita bersumber dari perjuangan untuk
mewujudkan kemerdekaan, memulihkan martabat kita sebagai manusia.
Wawasan kebangsaan Indonesia menolak segala diskriminasi suku, ras, asal-usul,
keturunan, warna kulit, kedaerahan, golongan, agama dan kepercayaan kepada
Tuhan Yang Maha Esa, kedudukan maupun status sosial. Konsep kebangsaan
kita bertujuan membangun dan mengembangkan persatuan dan kesatuan.

Dalam zaman Kebangkitan Nasional 1908 yang dipelopori oleh Budi Utomo
menjadi tonggak terjadinya proses Bhineka Tunggal Ika. Berdirinya Budi Utomo
telah mendorong terjadinya gerakan-gerakan atau organisasi-organisasi yang
sangat majemuk, baik di pandang dari tujuan maupun dasarnya.

Dengan Sumpah Pemuda, gerakan Kebangkitan Nasional, khususnya kaum


pemuda berusaha memadukan kebhinnekaan dengan ketunggalikaan.
Kemajemukan, keanekaragaman seperti suku bangsa , adat istiadat, kebudayaan,
bahasa daerah, agama dan kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa tetap ada
dan dihormati.

Wawasan kebangsaan Indonesia tidak mengenal adanya warga negara kelas


satu, kelas dua, mayoritas atau minoritas. Hal ini antara lain dibuktikan dengan
tidak dipergunakannya bahasa Jawa misalnya, sebagai bahasa nasional tetapi
justru bahasa melayu yang kemudian berkembang menjadi bahasa Indonesia.

Derasnya pengaruh globalisasi, bukan mustahil akan memporak porandakan


adat budaya yang menjadi jati diri kita sebagai suatu bangsa dan akan
melemahkan paham nasionalisme. Paham nasionalisme adalah suatu paham yang
menyatakan bahwa loyalitas tertinggi terhadap masalah duniawi dari setiap
warga bangsa ditunjukan kepada negara dan bangsa.

Meskipun dalam awal pertumbuhan nasionalisme diwarnai oleh slogan yang


sangat terkenal, yaitu: liberty, equality, fraternality, yang merupakan pangkal
tolak nasionalisme yang demokratis, namun dalam perkembangannya

5
nasionalisme pada setiap bangsa sangat diwarnai oleh nilai-nilai dasar yang
berkembang dalam masyarakatnya masing-masing, sehingga memberikan ciri
khas bagi masing-masing bangsa.

Wawasan kebangsaan Indonesia menjadikan bangsa yang tidak dapat


mengisolasi diri dari bangsa lain yang menjiwai semangat bangsa bahari yang
terimplementasikan menjadi wawasan nusantara bahwa wilayah laut Indonesia
adalah bagian dari wilayah negara kepulauan yang diakui dunia. Wawasan
kebangsaan merupakan pandangan yang menyatakan negara Indonesia
merupakan satu kesatuan dipandang dari semua aspek sebagai pandangan hidup
bangsa Indonesia dalam mendayagunakan konstelasi Indonesia, sejarah dan
kondisi sosial budaya untuk mengejawantahan semua dorongan dan rangsangan
dalam usaha mencapai perwujudan aspirasi bangsa dan tujuan nasional yang
mencakup kesatuan politik, kesatuan sosial budaya, kesatuan ekonomi, kesatuan
pertahanan keamanan (Suhady dan Sinaga, 2006).

Wawasan kebangsaan Indonesia yang menjadi sumber perumusan kebijakan


desentralisasi pemerintahan dan pembangunan dalam rangka pengembangan
otonomi daerah harus dapat mencegah disintegrasi / pemecahan negara kesatuan,
mencegah merongrong wibawa pemerintah pusat, mencegah timbulnya
pertentangan antara pemerintah pusat dengan pemerintah daerah. Melalui upaya
tersebut diharapkan dapat terwujud pemerintah pusat yang bersih dan akuntabel
dan pemerintah daerah yang tumbuh dan berkembang secara mandiri dengan
daya saing yang sehat antar daerah dengan terwujudnya kesatuan ekonomi,
kokohnya kesatuan politik, berkembangnya kesatuan budaya yang memerlukan
warga bangsa yang kompak dan bersatu dengan ciri kebangsaan, netralitas
birokrasi pemerintahan yang berwawasan kebangsaan, sistem pendidikan yang
menghasilkan kader pembangunan berwawasan kebangsaan.

Wawasan kebangsaan Indonesia memberi peran bagi bangsa Indonesia untuk


proaktif mengantisipasi perkembangan lingkungan stratejik dengan memberi

6
contoh bagi bangsa lain dalam membina identitas, kemandirian dan menghadapi
tantangan dari luar tanpa konfrontasi dengan meyakinkan bangsa lain bahwa
eksistensi bangsa merupakan aset yang diperlukan dalam mengembangkan nilai
kemanusiaan yang beradab (Sumitro dalam Suhady dan Sinaga, 2006).

2.3 Fungsi Wawasan Kebangsaan

Sebagai pedoman, motivasi, dorongan serta rambu-rambu dalam menentukan


segala kebijaksanaan, keputusan, tindakan dan perbuatan, baik bagi
penyelenggara negara di tingkat pusat dan daerah maupun bagi seluruh rakyat
dalam kehidupan bermasyarakat, bernegara dan berbangsa.

Tujuan Wawasan Kebangsaan adalah mewujudkan nasionalisme yang tinggi


di segala bidang dari rakyat Indonesia yang lebih mengutamakan kepentingan
nasional dari pada kepentingan orang perorangan, kelompok, golongan, suku
bangsa/daerah.

2.4 Makna Wawasan Kebangsaan

Wawasan Kebangsaan bagi bangsa Indonesia memiliki makna:

1. Wawasan kebangsaan mengamanatkan kepada seluruh bangsa agar


menempatkan persatuan, kesatuan, serta kepentingan dan keselamatan bangsa
dan negara di atas kepentingan pribadi atau golongan;
2. Wawasan kebangsaan mengembangkan persatuan Indonesia sedemikian rupa
sehingga asas Bhinneka Tunggal Ika dipertahankan;
3. Wawasan kebangsaan memberi tempat pada patriotisme;
4. Dengan wawasan kebangsaan yang dilandasi oleh pandangan hidup Pancasila,
bangsa Indonesia telah berhasil merintis jalan menjalani misinya di tengah-
tengah tata kehidupan di dunia;

7
5. NKRI yang merdeka, bersatu, berdaulat, adil dan makmur bertekad untuk
mewujudkan bangsa yang maju dan mandiri serta sejahtera lahir batin, sejajar
dengan bangsa lain yang sudah maju.

2.5 Nilai Dasar Wawasan Kebangsaan

Nilai Wawasan Kebangsaan yang terwujud dalam persatuan dan kesatuan


bangsa memiliki enam dimensi yang bersifat mendasar dan fundamental, yaitu:

1. Penghargaan terhadap harkat dan martabat manusia sebagai makhluk ciptaan


Tuhan Yang Maha Esa;
2. Tekad bersama untuk berkehidupan kebangsaan yang bebas, merdeka, dan
bersatu;
3. Cinta akan tanah air dan bangsa;
4. Demokrasi atau kedaulatan rakyat;
5. Kesetiakawanan sosial;
6. Masyarakat adil-makmur.

2.6 Landasan Wawasan Kebangsaan

 Idiil => Pancasila


 Konstitusional => UUD 1945

2.7 Unsur Dasar Wawasan Kebangsaan

1. Wadah (Contour)

Wadah kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara meliputi seluruh


wilayah Indonesia yang memiliki sifat serba nusantara dengan kekayaan alam dan

8
penduduk serta aneka ragam budaya. Bangsa Indonesia memiliki organisasi
kenegaraan yang merupakan wadah berbagai kegiatan kenegaraan dalam wujud
suprastruktur politik dan wadah dalam kehidupan bermasyarakat adalah berbagai
kelembagaan dalam wujud infrastruktur politik.

2. Isi (Content)

Adalah aspirasi bangsa yang berkembang di masyarakat dan cita-cita serta


tujuan nasional.

3. Tata laku (Conduct)

Hasil interaksi antara wadah dan isi yang terdiri dari :

- Tata laku Bathiniah yaitu mencerminkan jiwa, semangat dan mentalitas yang
baik dari bangsa Indonesia. 
- Tata laku Lahiriah yaitu tercermin dalam tindakan, perbuatan dan perilaku
dari bangsa Indonesia. 

Kedua tata laku tersebut mencerminkan identitas jati diri/kepribadian bangsa


berdasarkan kekeluargaan dan kebersamaan yang memiliki rasa bangga dan cinta
terhadap bangsa dan tanah air sehingga menimbulkan rasa nasionalisme yang
tinggi dalam semua aspek kehidupan nasional.

2.8 Asas Wawasan Kebangsaan

Merupakan ketentuan-ketentuan dasar yang harus dipatuhi, ditaati, dipelihara


dan diciptakan agar terwujud demi tetap taat dan setianya komponen/unsur
pembentuk bangsa Indonesia(suku/golongan) terhadap kesepakatan
(commitment) bersama. Asas wawasan kebangsaan terdiri dari:

1. Kepentingan/Tujuan yang sama

2. Keadilan

3. Kejujuran

9
4. Solidaritas

5. Kerjasama

6. Kesetiaan terhadap kesepakatan

2.9 Hakekat Wawasan Kebangsaan

Adalah keutuhan nusantara/nasional, dalam pengertian cara pandang yang


selalu utuh menyeluruh dalam lingkup nusantara dan demi kepentingan nasional.
Berarti setiap warga bangsa dan aparatur negara harus berfikir, bersikap dan
bertindak secara utuh menyeluruh dalam lingkup dan demi kepentingan bangsa
termasuk produk-produk yang dihasilkan oleh lembaga negara.

2.10 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Wawasan Kebangsaan

1. Wilayah ( Geografi )
a. Asas Kepulauan ( Archipelago )

Kata ‘Archipelago’ dan ‘Archipelagic’ berasal dari italia yaitu ‘Archipelagos’,


kata ‘archi’ yakni terpenting dan kata ‘pelagos’ berarti laut atau wilayah lautan.
jadi dapat disimpulkan bahwa archipelago adalah lautan terpenting. Lahirnya asas
archipelago mengandung pengertian bahwa pulau-pulau tersebut selalu dalam
kesatuan utuh semaentara tempat perairanatau lautan antara pulau-pulau berfungsi
sebagai penghubung dan bukan sebagai unsur pemisah.

b. Kepulauan Indonesia

Wilayah Indische Archipel yang dikuasai Belanda dinamakan Nederandsch


OostIndishe Archipelago. Itulah wilayah jajahan Belanda yang kemudian menjadi
wilayahNegara Kesatuan Republik Indonesia. Sebagai sebutan untuk kepulauan
ini sudah banyak nama yang dipakai yaitu ‘Hindia Timur’, ‘Insulinde’ oleh
Multatuli, ‘Nusantara’,‘Indonesia’, ‘Hindia Belanda (Nederlandsch-indie)’ pada
masa penjajahan Belanda. Nama Indonesia mengandung arti yang tepat, yaitu

10
kepulauan India. Dalam bahasa Yunani, ‘Indo’ berarti India dan ‘nesos’ berarti
pulau.

Sebutan ‘Indonesia’ merupakan ciptaan ilmuwan J.R Logan dalam Journal of


The Indian Archipelago And East Asia (1850). Maka pada awal abad ke-20
perkumpulan mahasiswa Indonesia di Belanda menyebut dirinya sebagai
‘Perhimpunan Indonesia’. Berikutnya pada peristiwa Sumpah Pemuda tanggal 28-
10-1928 kata Indonesia di pakai sebagai sebutan bagi bangsa, tanah air dan
bahasa. Kemudian dipertegas lagi pada proklamasi kemerdekaan RI pada tanggal
17 Agustus 1945, Indonesia menjadi nam resmi negara dan bangsa Indonesia
sampai sekarang.

c. Konsep Tentang Wilayah Lautan

Dalam perkembangan hukum laut internasional dikenal beberapa konsep


mengenai kepemilikan dan kepemilikan wilayah laut, yaitu Res Cimmunis
menyatakan bahwa laut itu adalah milik masyarakat dunia karena tidak dapat
dimiliki oleh masing – masing Negara.

Negara Kepulauan adalah negara yang seluruhnya terdiri dari satu atau lebih
kepulauan dan dapat mencakup pulau – pulau yang lain. Kepulauan adalah suatu
gugusan pulau, termasuk bagian pulau, perairan diantaranya. LautTeritorial
adalah satu wilayah laut yang lebarnya tidak melebihi 12 mil laut diukur dari garis
pangkal, sedangkan garis pangkal adalah garis air surutterendah sepanjangpantai. 

d. Karakteristik Wilayah Nusantara

Kepulauan Indonesia terletak pada batas astronomi sebagai berikut:

Utara : ± 6°08’LU

Selatan : ± 11°15’LS

Barat : ± 94°45’BT

11
Timur : ± 141°05’ BT

Luas wilayah Indonesia seluruhnya adalah 5.193.250 km², yang terdiri dari
daratan seluas 2.027.087 km² dan perairan seluas 3.166.163 km².

2. Geopolitik dan Geostrategi

a. Geopolitik

Geografi mempelajari fenomena geografi dari aspek politik, sedangkan


geopolitik mempelajari fenomena politik dari aspek geografi. Geopolitik
menjelaskan dasar pertimbangan dalam menentukan alternatif kebijakan nasional
untuk mewujudkan tujuan tertentu.

b. Geostrategi

Geostrategi adalah politik dalam pelaksanaan, yaitu upaya bagaimana


mencapaitujuan atau sasaran yang ditetapkan sesuai dengan keinginan keinginan
politik.Sebagai contoh pertimbangan geostrategis untuk negara dan bangsa.

· Geografi : wilayah Indonesia terletak di antara dua benua, Asia dan Australia;
serta diantara samudra Pasifik dan samudra Hindia.

· Demografi : penduduk Indonesia terletak di antara penduduk jarang di selatan


(Australia) dan penduduk padat di utara (RRC dan Jepang)

· Ideologi : ideologi Indonesia (Pancasila) terletak di antara liberalisme di selatan(


Australia dan Selandia Baru) dan komunisme di utara ( RRC, Vietnam dan
KoreaUtara).

· Politik : Demokrasi Pancasila terletak di antara demokrasi liberal di selatan dan


demokrasi rakyat ( diktatur proletar) di utara.

· Ekonomi : Ekonomi Indonesia terletak di antara ekonomi Kapitalis dan selatan


Sosialis di utara.

12
· Sosial : Masyarakat Indonesia terletak di antara masyarakat individualisme di
selatan dan masyarakat sosialisme di utara.

· Budaya : Budaya Indonesia terletak di antara budaya Barat di selatan danbudaya


Timur di utara.

3. Perkembangan Wilayah Indonesia dan Dasar Hukumnya

· Sejak 17 Agustus 1945 sampai dengan 13 Desember 1957

Pada masa tersebut wilayah Negara Republik Indonesia bertumpu pada


wilayah daratan pulau-pulau yang saling terpisah oleh perairan atau selat di antara
pulau-pulauitu. Wilayah laut teritorial masih sangat sedikit karena untuk setiap
pulau hanya ditambah perairan sejauh 3 mil di sekelilingnya.

2.11 Implementasi Wawasan Kebangsaan

 Kehidupan politik

Menciptakan iklim penyelenggaraan Negara yang sehat dan dinamis. Hal


tersebut nampak dalam wujud pemerintahan yang kuat, aspiratif dan terpercaya
yang dibangun sebagai penjelmaan kedaulatan rakyat.

 Kehidupan ekonomi

Menciptakan tatanan ekonomi yang benar-benar menjamin pemenuhan dan


peningkatan kesejahteraan dan kemakmuran rakyat secara merata dan adil. Di
samping itu, mencerminkan tanggungjawab pengelolaan sumber daya alam yang
memperhatikan kebutuhan masyarakat antardaerah secara timbal balik serta
kelestarian sum berdaya alam itu sendiri.

 Kehidupan sosial budaya

Menciptakan sikap batiniah dan lahiriah yang mengakui, menerima dan


menghormati segala bentuk perbedaan atau kebhinekaan sebagai kenyataan hidup

13
sekaligus sebagai karunia Sang Pencipta. Implementasi ini juga akan mencipta
kan kehidupan masyarakat dan bangsa yang ru kun dan bersatu tanpa membeda-
bedakan suku, asal-usul daerah, agama atau kepercayaan, ser ta golongan
berdasarkan status sosialnya.

 Kehidupan Pertahanan Keamanan

Menumbuh-kembangkan kesadaran cinta tanah air dan bangsa, yang lebih


lanjut akan membentuk sikap bela ne gara pada setiap warga negara Indonesia.
Kesadaran dan sikap cinta tanah air dan bangsa serta bela negara ini akan menjadi
modal utama yang akan menggerakkan partsisipasi setiap warga negara Indonesia
dalam me nanggapi setiap bentuk ancaman, seberapapun kecilnya dan
darimanapun datangnya atau setiap gejala yang membahayakan keselamatan
bangsa daqn kedaulatan Negara

14
BAB III

PEMBAHASAN
3.1 Penyebab Menurunnya Semangat Kebangsaan yang Terjadi pada Generasi
Muda

Dari pengalaman sejarah bangsa, sejak Budi Utomo 1908  yang kita peringati
sebagai Hari Kebangkitan Nasional dan ikrar Sumpah Pemuda 1928, Proklamasi
Kemerdekaan 1945 sampai dengan saat ini, kita telah mangalami pasang surut
dan dinamika dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Saat ini kita telah
masuk pada era globalisasi, transparansi dan reformasi yang sedang menguji
keberadaan bangsa Indonesia, tanpa disadari keadaan tersebut telah mampu
mengeser nilai-nilai bangsa yang selama ini terpatri kuat dan menjiwai
kehidupan berbangsa, bernegara dan bermasyarakat. Nilai-nilai kebangsaan yang
terkandung dalam Pancasila tidak lagi menjadi bagian yang harus dimengerti,
dipahami dan diamalkan dalam kehidupan bermasyarakat. Sebaliknya telah
menjurus kearah kehidupan individualistik dan materalistik  yang mengakibatkan
semakin jauh dari nilai-nilai jati diri, kepribadian dan keimanan bangsa
Indonesia.

Kecenderungan semakin memudarnya Wawasan Kebangsaan tercermin dari


perilaku hidup yamg semakin memprihatinkan. Sentimen dan fanatisme suku, ras
dan antar golongan semakin menonjol sehingga seringkali rentan terhadap
terjadinya gesekan-gesekan dan konflik bernuansa SARA diberbagai daerah.
Kondisi tersebut diperparah oleh perbuatan sebagian kelompok masyarakat yang

15
secara sadar menjual bangsanya sendiri kepada bangsa asing dengan menguasai
isu-isu HAM, Demokratisasi dan lingkungan hidup untuk kepentingan sesaat,
tanpa mempertimbangkan kepentingan bangsa yang lebih besar. Sulit rasanya
bagi bangsa Indonesia untuk kembali bangkit dari keterpurukan saat ini ditengah
deras masuknya faham asing yang bertentangan dengan faham
Pancasila sehingga ancaman terjadinya disintegrasi bangsa tanpa disadari telah
mengancam sendi-sendi kehidupan bangsa Indonesia.

Pancasila sebagai ideologi, falsafah, pandangan hidup dan alat pemersatu


bangsa telah mampu mempersatukan keberagaman bangsa Indonesia selama
kurun  waktu 62 tahun dalam sebuah wadah Negara Kesatuan Republik
Indonesia mulai terusik keberadaannya. Pancasila tidak lagi menjadi bagian yang
harus dipahami, dimengerti dan diamalkan oleh setiap anak bangsa terutama
sejak digulirkannya era reformasi. Indikasi tersebut dapat dirasakan bahwa
paham kebangsaan yang telah diproklamirkan pada tanggal 17 Agustus 1945
didasari perasaan senasib dan sepenang-gungan, kerelaan berkorban dan
semangat patriotisme tidak lagi tertanam dalam hati sanubari setiap anak
bangsa sehingga membuat bangsa Indonesia semakin lemah dan rentan terhadap
terjadinya bentrokan-bentrokan bernuansa SARA.

Semangat kebangsaan dan wawasan kebangsaan yang merupakan motivasi


untuk mempertahankan Negara Kesatuan Republik Indonesia semakin memudar
tidak lagi terpancar dalam perilaku kehidupan bangsa sehingga keengganan
membela dan mempertahankan bangsa dari berbagai kemungkinan ancaman
tidak lagi menjadi tanggungjawab bersama seluruh komponen bangsa. Ditambah
lagi paham komunis yang dulunya merupakan bahaya latent yang harus tetap kita
waspadai, kini masyarakat sudah kurang peka bahkan cenderung tidak
memperdulikan lagi, sehingga mereka bebas mengekspresikan keberadaanya
serta terbuka  untuk masuk keberbagai lini melalui partai-partai yang ada saat ini
dan sungguh sangat memprihatin-kan kita.

16
Selain dari pada itu kondisi politik yang sangat lemah akibat
lengsernya ”Kepemimpinan Nasional” mengakibatkan rentannya kondisi politik
bangsa Indonesia saat itu, demikian juga kondisi ekonomi yang melanda bangsa
Indonesia yang telah membuat semakin menambah beban kehidupan masyarakat.
Sulitnya mendapatkan lapangan pekerjaan menjadi pengangguran masyarakat
meningkat. Kesenjangan ekonomi yang cukup dalam tersebut telah mendorong
sentimen etnis sehingga berpotensi muncul  terjadinya pertikaian dan  tindak
kriminalitas baik secara kualitas maupun kuantitas.

Dibidang sosial budaya mengalami kemerosotan yang tajam, disebabkan oleh


derasnya kemajuaan ilmu pengetahuan dan teknologi elektronik yang menembus
sampai ke pelosok desa tanpa ada penangkal atau batas. Hal tersebut dapat
merusak akhlak dan moral masyarakat khususnya moral generasi muda. Nilai-
nilai budaya yang mengakar dalam kehidupan sehari-hari tercermin dalam
Pancasila semakin ditinggalkan, kecenderungan mengadopsi budaya asing
mewarnai seluruh sendi kehidupan berbangsa. Kondisi tersebut lambat laun
menjadikan masyarakat kehilangan jati dirinya sebagai bangsa yang  memiliki
budaya Adi Luhung yaitu budaya yang mempunyai nilai-nilai tinggi untuk
mempersatukan bangsa yang kita kagumi ini.

3.2 Upaya yang Dilakukan Untuk Meningkatkan Wawasan Kebangsaan Melalui


Pendidikan Bela Negara

 Kebijakan 

Dalam upaya meningkatkan wawasan kebangsaan masyarakat melalui


Pendidikan Pendahuluan Bela Negara (PPBN), maka kebijakan yang ditetapkan
adalah :

Peningkatan kesadaran warga negara dalam kehidupan berbangsa dan


bernegara, diarahkan untuk mewujudkan kehidupan yang harmonis dari seluruh
masyarakat Indonesia dalam wadah NKRI yang berdaulat, aman, sentosa yang

17
mempunyai tingkat wawasan kebangsaan yang tinggi. Kesadaran masyarakat
bernegara dan berbangsa yang tinggi,  tercermin  pada  perilaku warga negara
Indonesia yang  rela  berkorban  dan  cinta  kepada  tanah  airnya   yang diperoleh
melalui  Pendidikan  Pendahuluan  Bela Negara (PPBN),  sehingga masyarakat
Indonesia dapat  hidup damai dan sejahtera dalam suasana demokrasi dan tegak
hukum, pemimpin bangsa yang mengutamakan kepentingan negara dan bangsa
diatas kepentingan pribadi dan golongan, serta pemerintah dan pemimpin nasional
yang mencintai rakyat dan mendapat kepercayaan penuh serta dicintai rakyatnya.

 Strategi / Tujuan

Lingkungan Pemukiman dan Pekerjaan. Meningkatkan kemampuan dan


pengusaan materi PPBN para penatar dalam melaksanakan penyuluhan wawasan
kebangsaan serta membentuk organisasi penyelenggara PPBN yang terpadu.

Lingkungan Pendidikan. Membentuk dan meningkatkan kemampuan dalam


PPBN para guru/pengajar/dosen di lingkungan pendidikan. Mewujudkan kegiatan
kesiswaan dan kepramukaan yang dapat menumbuhkan dan meningkatkan
wawasan kebangsaan.

Mewujudkan media massa yang kondusif untuk membantu upaya PPBN.


Menghimbau pemerintah untuk membuat program PPBN yang konsisten dan
terpadu serta membuat peraturan yang dapat menjaga sikap mental generasi
muda.

 Sasaran     
- Lingkungan Pemukiman.

Keluarga Terbentuknya motivasi juang dan semangat kebangsaan di


lingkungan keluarga.

Aparat Terkait Terwujudnya organisasi pembina serta kegiatan yang


terprogram dan terpadu dengan melibatkan semua pihak.

18
Tokoh Agama Terwujudnya kepedulian tokoh agama dalam
menanamkan semangat kebangsaan melalui jalur agama.

- Lingkungan Pendidikan.

Dukungan dunia pendidikan.  Terwujudnya guru/pengajar/dosen yang punya


tanggung jawab moral dalam menanamkan semangat kebangsaan serta
pemahaman materi PPBN yang optimal. Kegiatan Ekstra Kurikuler.
Terselenggaranya kegiatan ekstra kurikuler yang dapat disisipi PPBN dan
menumbuhkan wawasan kebangsaan.

Kegiatan Kepramukaan. Terselenggaranya kegiatan kepramukaan yang dapat


menumbuh kan sikap hidup mandiri, ulet dan pantang menyerah sebagai modal
dasar dalam menanamkan semangat bela negara.

Media Massa.  Terwujudnya media massa yang dapat membantu membentuk


opini masyarakat dalam rangka menanamkan jiwa atau semangat bela negara.

Komitmen Pemerintah. Adanya program - program pemerintah yang


diterapkan oleh instansi yang berwenang secara konsisten dan bertanggung jawab
serta adanya peraturan yang dapat mengeliminir pemanfaatan generasi muda
secara sempit.

- Lingkungan Pekerjaan.

Terciptanya kondisi di lingkungan pekerjaan yang dapat menumbuhkan


semangat wawasan kebangsaan.

Metode pendekatan yang dapat digunakan dalam melaksanakan upaya


meningkatkan wawasan kebangsaan, antara lain :

 Focused Group Discussion (FGD)

Dengan mengadakan suatu pendekatan dengan cara berkumpul secara grup


untuk berdiskusi dianggap mampu untuk memperdalam wawasan kebangsaan

19
yang akan di sosialisasikan nantinya. Karena selain adanya sosialisasi, di dalam
diskusi tersebut juga kita dapat melakukan tanya-jawab, tukar-pikiran,
serta sharing-sharing antara peserta satu dengan yang lainnya mengenai ilmu
wawasan kebangsaan.

 Out Bound Orientation (OBO)

Melalui pendekatan ini, dipercaya dapat memberikan efek kekeluargaan yang


erat karena pada saat outbound berlangsung, sosialisasi dapat diberikan dalam
bentuk tantangan yang harus dipecahkan hanya dengan kerjasama yang erat antar
peserta.

 Public Debate Simulation/Exercise

Pendekatan ini memberikan perspektif baru dan segar dalam berbagai sudut
pandang, sehingga sudah pasti dapat memberikan kita suatu gambaran luas
mengenai wawasan kebangsaan.

 Seminar

Ini adalah pendekatan yang bisa dikatakan cukup intens karena adanya suatu
komunikasi dua arah, sehingga diharapkan para peserta nanti dapat memahami
materi wawasan kebangsaan dengan cukup baik.

 Peran Lingkungan Pemukiman

Keluarga, tokoh agama dan aparat terkait.      Peran keluarga dalam


menanamkan wawasan kebangsaan yang berisikan ketangguhan dalam upaya
pembelaan negara sangat penting dan vital sekali khususnya bagi generasi muda.
Oleh karena itu para orang tua harus terlebih dahulu diberikan pembekalan dan
pemahanan bela negara. Tokoh agama diberdayakan untuk dapat membekali
norma agama dan ikut menjaga moralitas generasi muda. Bahwa generasi muda
relatif labil jiwanya dalam mencari jati dirinya, tidak dapat dipungkiri.

20
Oleh karena itu keterpengaruhan generasi muda karena arus globalisasi yang
melanda dunia saat ini harus mendapatkan resep penangkalan untuk tidak
memperparah dekadensi moral yang terjadi dengan melihat fenomena pergaulan
bebas, penggunaan narkoba dan lain-lainnya. Aparat terkait yang ada di daerah
harus melaksanakan kegiatan yang terpadu untuk upaya pembekalan baik kepada
orang tua maupun generasi muda itu sendiri. Keterpaduan ini harus dilakukan
mulai dari tahap perencanaan sampai dengan tahap evaluasi untuk mendapatkan
suatu kesimpulan yang bisa dipertanggung jawabkan.

 Peran Dunia Pendidikan

Peran dunia pendidikan untuk membekali semangat bela negara cukup


penting. Pengajar atau guru secara formal harus mendidik anak didiknya dan
berperan langsung serta terukur dalam pembekalan materi PPKN/Pendidikan
Kewarganegaraan baik di sekolah dasar, sekolah lanjutan maupun di perguruan
tinggi. Mereka harus betul-betul mampu dan menguasai materi yang diberikan
kepada anak didiknya. Para pendidik/pengajar seyogyanya mendapatkan
semacam penataran PPBN sehingga materi yang diberikan bisa dipertanggung
jawabkan.

Kegiatan Ekstra Kurikuler yang dilakukan diluar jam pelajaran dapat juga
dimanfaatkan untuk upaya penanaman semangat pembelaan negara. Kegiatan
OSIS atau SENAT dapat dijadikan untuk memupuk rasa tanggung jawab dan
kebersamaan serta belajar untuk dapat mengesamping kan atau meninggalkan
berbagai macam kepentingan pribadi dan dapat mengedepankan kepentingan
bersama   yang  diwadahi  oleh  satu  organisasi  dalam mencapai tujuan yang
disepakati bersama. Kegiatan lain yang dapat memupuk rasa sportifitas dan
percaya diri yang tinggi adalah dengan kegiatan pecinta alam, latihan bela diri,
serta latihan Menwa yang diselenggarakan atau dikendalikan oleh pihak sekolah
dan perguruan tinggi.

 Peran Media Massa

21
Media massa mempunyai pengaruh yang sangat besar dalam membentuk
opini yang berkembang dimasyarakat, baik yang positif maupun negatif. Dalam
kaitan ini media massa dapat diajak ikut serta membantu membentuk opini
masyarakat dalam rangka menanamkan jiwa atau semangat bela negara. Yang
termasuk media cetak diantaranya adalah koran, majalah, tabloid, bulletin,
dll. Yang dimaksud lain-lain ini adalah semua jenis bacaan yang beredar secara
umum. Karena dapat dibaca dan akan membentuk opini masyarakat. Media cetak
harus membuat redaksional sedemikian rupa yang dapat membangkitkan minat
pembaca supaya mempunyai semangat bela negara.

 Komitmen Pemerintah

Pemerintah harus mempunyai keinginan yang kuat dan konsisten dalam upaya
penanaman semangat pembelaan  terhadap negara ini. Sebetulnya materi-materi
yang ada dalam upaya bela negara cukup jelas dan simpel atau sederhana. Namun
sesederhana apapun bila tidak ditangani secara serius akan membuahkan hasil
yang tidak optimal. Pemerintah harus berupaya sedemikian rupa dengan program
rutin maupun yang bersifat non program, sebagai upaya terobosan bila program
rutin yang sudah berjalan baik melalui peran (jalur) pendidikan atau melalui peran
kantor Kesbanglinmas dirasa kurang optimal.

Selain itu ada hal lain yang harus dilakukan pemerintah terkait dengan rumor
yang nyata terlihat kebenarannya dan tidak ada maksud untuk menuduh atau
mencari kambing hitam bahwa ada oknum anak bangsa yang memanfaatkan jiwa
patriotisme dan kelabilan jiwa generasi muda untuk kepentingan politiknya.

Pemerintah harus membuat peraturan atau undang-undang yang bisa


mengatasi oknum anak bangsa yang selalu mengatasnamakan untuk kepentingan
rakyat kecil dengan melaksanakan manouver politik termasuk unjuk rasa yang
menggunakan massa generasi muda. Demikian juga diplomat yang bertanggung
jawab terhadap eksistensi bangsa ini harus berkemampuan dan punya kiat supaya
bangsa ini bisa eksis dan tidak dengan mudah diobok-obok oleh negara asing.

22
BAB IV

PENUTUP

4.1 Kesimpulan

Wawasan kebangsaan adalah cara pandang bangsa Indonesia mengenai diri


dan lingkungannya, mengutamakan kesatuan dan persatuan wilayah dalam
penyelenggaraan kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.

Perkembangan dunia saat ini begitu pesat diiringi perkembangan teknologi


informasi yang terus bergerak dengan cepat mempengaruhi pola pikir manusia
bahkan gaya hidup dalam kehidupan manusia sehari-hari. Perkembangan ini yang
juga sangat berpengaruh besar pada generasi muda. Di era globalisasi kita dapat
melihat peranan pemuda Indonesia dalam membangun bangsa dinilai sangat
kurang.

Hal ini disebabkan karena kurangnya perhatian para pemuda terhadap bangsa,
dimana nilai akan rasa nasionalisme dikalangan generasi muda sudah mulai luntur.
Informasi yang berkembang saat ini dimana akses untuk mendapatkan informasi
hampir tidak ada halangan menyebabkan generasi muda bangsa kita mudah untuk
terpengaruh oleh informasi negative yang bertentangan dengan budaya bangsa. 

Oleh sebab itu harus ada upaya yang dilakukan khususnya bagi generasi muda
bagaimana kita menanamkan rasa nasionalisme yang tinggi melalui pemahaman
wawasan kebangsaan yang baik sehingga generasi muda memiliki daya tangkap
yang baik terhadap segala sesuatu yang mengganggu stabilitas Negara Indonesia.

23
4.2 Saran

1. Mahasiswa sebagai agent of change hendaknya turut berpartisipasi dalam


membela Negara Kesatuan Republik Indonesia dengan berkepribadian sesuai
nilai-nilai yang tertuang dalam UUD 1945.
2. Setiap warga Negara harus berani mengeluarkan argumennya dalam forum-
forum dinegara – Negara lain untuk dapat membuktikan bahwa Indonesia
mampu untuk bersaing dalam kancah internasional.
3. Warga juga harus mampu membela negaranya dari budaya-budaya lain,
sehingga budaya dalam negeri selalu dibudidayakan dalam masyarakat
belakangan ini.

           

24
DAFTAR PUSTAKA

Departemen Pendidikan Nasional. 2003. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta:


Balai Pustaka.

Humas. 2017. Wawasan Kebangsaan. http://ditjenpp.kemenkumham.go.id/kegiatan-


umum/3496-kuliah-umum-wawasan-kebangsaan-bersama-menteri-hukum-dan-ham-
ri-melalui-teleconference.html (diakses tanggal 26 November 2019)

Kartasasmita, Ginandjar. 2012. Pembangunan Nasional dan Wawasan Kebangsaan.

Lemhannas RI. 2012. Wawasan Kebangsaan. Jakarta.

Marsono. 2013. Pendidikan Kewarganegaraan. Jakarta: In Media.

Puspen. 2006. Meningkatkan Wawasan Kebangsaan Melalui Pendidikan Bela


Negara. https://tni.mil.id/view-3836-meningkatkan-wawasan-kebangsaan-melalui-
pendidikan-bela-negara.html (diakses tanggal 26 November 2019)

Rachman, Arief. 2012. Meningkatnya Nilai-Nilai Wawasan Kebangsaan Dapat


Memperkokoh Keutuhan NKRI.
https://pusatamalpancasila.wordpress.com/2012/08/07/meningkatnya-nilai-nilai-
wawasan-kebangsaan-dapat-memperkokoh-keutuhan-nkri-3/ (diakses tanggal 26
November 2019)

25

Anda mungkin juga menyukai