J U R N A L/TUGAS RESUME
Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan rahmat dan
hidayah-Nya, penulis menyampaikan salam dan salam sejahtera bagi kita semua.
Kami ingin mengucapkan terima kasih yang setinggi-tingginya atas kesempatan dan dukungan
yang diberikan kepada kami untuk menyusun jurnal MOOC PPPK ini. Jurnal MOOC PPPK
ini disusun sebagai langkah awal untuk mewujudkan ide dan konsep yang kami yakini memiliki
potensi besar dalam memberikan kontribusi positif bagi lingkungan sekitar.
Semua usaha ini tidak terlepas dari dukungan, bimbingan, dan kerjasama dari berbagai pihak.
Oleh karena itu, kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu
dan mendukung proses penyusunan jurnal MOOC PPPK ini. Semoga ide dan upaya yang kami
perjuangkan dapat memberikan nilai tambah yang signifikan bagi perkembangan yang
berkelanjutan.
Kami menyadari bahwa jurnal MOOC PPPK ini masih memerlukan masukan dan saran yang
membangun. Oleh karena itu, kami mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari
berbagai pihak agar jurnal MOOC PPPK ini dapat terus ditingkatkan dan menjadi landasan
yang kuat untuk pelaksanaan rencana di masa depan.
Akhir kata, semoga jurnal MOOC PPPK ini dapat menjadi langkah awal yang positif dan
bermanfaat bagi semua pihak yang terlibat.
Terima kasih
Penulis
i
DAFTAR ISI
ii
RESUME AGENDA I
terbentuknya organisasi Boedi Oetomo di Jakarta tanggal 20 Mei 1908 sekira pukul 09.00.
Para mahasiswa sekolah dokter Jawa di Batavia (STOVIA) menggagas sebuah rapat kecil
yang diinisiasi oleh Soetomo. Di depan rekan-rekannya para calon dokter lainnya, Soetomo
mahasiswa yang hadir saat itu, antara lain : Goenawan Mangoenkoesoemo, Soeradji,
Soewarno, dan lain-lain. Tanpa mereka sadari, rapat kecil tersebut sesungguhnya menjadi
titik awal dimulainya pergerakan nasional menuju Indonesia Merdeka. Juni 1908, koran
Dalam maklumat yang ditandatangani oleh Soewarno selaku Sekretaris diumumkan bahwa
: “Boedi Oetomo berdiri untuk memperbaiki keadaan rakyat kita, terutama rakyat kecil”.
mengelola kehidupan berbangsa dan bernegara yang dilandasi oleh jati diri bangsa (nation
character) dan kesadaran terhadap sistem nasional (national system) yang bersumber dari
Pancasila, UUD NRI Tahun 1945, NKRI, dan Bhinneka Tunggal Ika, guna memecahkan
berbagai persoalan yang dihadapi bangsa dan negara demi mencapai masyarakat yang
1
B. Analisis Isu Kontemporer
Perubahan adalah sesuatu keniscayaan yang tidak bisa dihindari, menjadi bagian yang
selalu menyertai perjalanan peradaban manusia. Cara kita menyikapi terhadap perubahan
adalah hal yang menjadi faktor pembeda yang akan menentukan seberapa dekat kita dengan
Masyarakat pada level lokal dan regional (Community/ Culture), Nasional (Society), dan
Dunia (Global).
Menurut DePorter (2009:172), selain dapat meningkatkan daya ingat terhadap suatu
informasi, mind mapping juga mempunyai manfaat lain, yaitu sebagai berikut.
2
C. Kesiapsiagaan Bela Negara
Kesiapsiagaan bela negara merupakan aktualisasi nilai nilai bela negara dalam
kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara sesuai peran dan profesi warga
negara, demi menjaga kedaulatan negara, keutuhan wilayah dan keselamatan segenap
bangsa dari segala bentuk ancaman yang pada hakikatnya mendasari proses nation and
character building.Proses nation and character building tersebut didasari oleh sejarah
perjuangan bangsa, sadar akan ancaman bahaya nasional yang tinggi serta memiliki
semangat cinta tanah air,kesadaran berbangsa dan bernegara, yakin Pancasila sebagai
Salah satu nilai-nilai dasar bela negara adalah memiliki kemampuan awal bela
negara, baik secara fisik maupun non fisik. Secara fisik dapat ditunjukkan dengan cara
menjaga kesamaptaan (kesiapsiagaan) diri yaitu dengan menjaga kesehatan jasmani dan
rohani. Sedangkan secara non fisik, yaitu dengan cara menjaga etika, etiket, moral
dan memegang teguh kearifan lokal yang mengandung nilai-nilai jati diri bangsa yang
Dengan demikian, maka untuk bisa melakukan internalisasi dari nilai-nilai dasar
bela negara tersebut, kita harus memiliki kesehatan dan kesiapsiagaan jasmani maupun
mental yang mumpuni, serta memiliki etika, etiket, moral dan nilai kearifan lokal
sesuai dengan jati diri bangsa Indonesia. Oleh karena itu dalam Bab III ini sebagai
wujud bahwa kita,memiliki kemampuan awal bela negara, maka kita akan membahas
tentang Kesehatan Jasmani dan Mental; Kesiapsiagaan Jasmani danMental; Etika, Etiket
3
Untuk melakukan bela negara, diperlukan suatukesadaran bela negara. Dikatakan bahwa
kesadaran bela negaraitu pada hakikatnya adalah kesediaan berbakti pada negara dankesediaan
berkorban membela negara. Cakupan bela negara itusangat luas, dari yang paling halus, hingga
yang paling keras.Mulai dari hubungan baik sesama warga negara sampaibersama-sama
berbuat yang terbaik bagi bangsa dan negara. Sebagaimana tercantum dalam Modul IPelatihan
Beberapa contoh bela negara dalam kehidupan sehari- hari di zaman sekarang di berbagai
lingkungan:
4
RESUME AGENDA II
A. Berorientasi Pelayanan
customer sudah dapat terpenuhi, melainkan harus terus ditingkatkan dan diperbaiki
agar mutu layanan yang diberikan dapat melebihi harapan customer. Layanan hari ini
harus lebih baik dari hari kemarin, dan layanan hari esok akan menjadi lebih baik dari hari
ini( doing something better and better).” Berorientasi Pelayanan merupakan salah satu nilai
yang terdapat dalam Core Values ASN BerAKHLAK yang dimaknai bahwa setiap ASN
Berorientasi Pelayanan yang semestinya dipahami dan dimplementasikan oleh setiap ASN
tuntutan kebutuhan warga negaranya. Tidak hanya terkait dengan bentuk dan jenis
pelayanan publik yang mereka butuhkan akan tetapi juga terkait dengan mekanisme
pelayanan. Sebagai klien masyarakat, birokrasi wajib mendengarkan aspirasi dan keinginan
masyarakat.
5
memenuhi kebutuhan setiap warga negara melalui suatu sistem pemerintahan yang
rangka memenuhi kebutuhan dasar dan hak sipil setiap warga negara atas barang
(UU Pelayanan Publik). Pelayanan publik yang prima dan memenuhi harapan
Peraturan Presiden Nomor 81 Tahun 2010 tentang Grand Design Reformasi Birokrasi
frasa pelayanan publik (public service) dalam kamus tersebut memiliki arti “a
provides for people in general in a particular society (layanan seperti pendidikan atau
transportasi yang disediakan oleh pemerintah atau organisasi resmi untuk orang-orang
pada umumnya dalam masyarakat tertentu)”. Davit McKevitt dalam Modul Pelatihan
Dasar Calon Pegawai Negeri Sipil “Pelayanan Publik” (2017), menyatakan bahwa “Core
Public Services maybe defined as those sevices which are important for the protection and
promotion of citizen well-being, but are in are as where the market is in capable of
reaching or even approaching a socially optimal state; heatlh, education, welfare and
B. Akuntabel
Akuntabilitas dan Integritas adalah dua konsep yang diakui oleh banyak pihak menjadi
landasan dasar dari sebuah Administrasi sebuah negara (Matsiliza dan Zonke, 2017).
Kedua prinsip tersebut harus dipegang teguh oleh semua unsur pemerintahan dalam
6
sebuah sistem yang memiliki integritas yang baik akan mendorong terciptanya
Akuntabilitas, Integritas itu sendiri, dan Transparansi. Integritas adalah konsepnya telah
disebut filsuf Yunani kuno, Plato, dalam The Republic sekitar 25 abad silam, adalah tiang
utama dalam kehidupan bernegara. Semua elemen bangsa harus memiliki integritas
tinggi, termasuk para penyelenggara negara, pihak swasta, dan masyarakat pada
umumnya. Akuntabilitas dan Integritas Personal seorang ASN akan memberikan dampak
sistemik bila bisa dipegang teguh oleh semua unsur. Melalui Kepemimpinan,
Kejelasan, dan Konsistensi, dapat membangun lingkungan kerja ASN yang akuntabel
Akuntabilitas adalah kata yang seringkali kita dengar, tetapi tidak mudah
adalah sesuatu yang sangat penting, tetapi tidak mengetahui bagaimana cara
responsibilitas atau tanggung jawab. Namun pada dasarnya, kedua konsep tersebut
jawab yang berangkat dari moral individu, sedangkan akuntabilitas adalah kewajiban
segala tindak dan tanduknya sebagai pelayan publik kepada atasan, lembaga pembina,
7
Pentingnya Akuntabilitas
Akuntabilitas adalah prinsip dasar bagi organisasi yang berlaku pada setiap
sering diartikan berbeda-beda. Adanya norma yang bersifat informal tentang perilaku PNS
yang menjadi kebiasaan (“how things are done around here”) dapat mempengaruhi perilaku
anggota organisasi atau bahkan mempengaruhi aturan formal yang berlaku. Seperti
misalnya keberadaan PP No. 94 Tahun 2021 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil, belum
sepenuhnya dipahami atau bahkan dibaca oleh setiap CPNS atau pun PNS. Oleh sebab itu,
pola pikir PNS yang bekerja lambat, berdampak pada pemborosan sumber daya dan
memberikan citra PNS berkinerja buruk. Dalam kondisi tersebut, PNS perlu merubah
membentuk sikap, dan prilaku bertanggung jawab atas kepercayaan yang diberikan.
konstitusional);
antara pemerintah yang diwakili oleh PNS dengan masyarakat. Kontrak antara kedua
belah pihak tersebut memiliki ciri antara lain: Pertama, akuntabilitas eksternal yaitu
akuntabilitas interaksi merupakan pertukaran sosial dua arah antara yang menuntut
8
kekuasaan struktural (pemerintah dan publik) yang dapat dilakukan secara asimetri
C. Kompoten
Perilaku kompeten sebagaimana dalam uraian modul ini, diharapkan menjadi bagian
kompetitif, yang diperlukan dalam era global yang amat dinamis dan kompetitif, sejalan
1. Setiap ASN sebagai profesional sesuai dengan kualifikasi, kompetensi, dan kinerja.
Selain ciri tersebut ASN terikat dengan etika profesi sebagai pelayan publik.
adalah keniscayaan.
Pendekatan pengembangan mandiri ini disebut dengan Heutagogi atau disebut juga
Perilaku lain ASN pembelajar yaitu melakukan konektivitas dalam basis online
network.
Sumber pembelajaran lain bagi ASN dapat memanfaatkan sumber keahlian para
pakar/konsultan, yang mungkin dimiliki unit kerja atau instansi tempat ASN bekerja
diri sendiri dalam interaksi dengan pegawai dalam organisasi dan atau luar
organisasi.
9
3. Membantu Orang Lain Belajar:
Perilaku berbagi pengetahuan bagi ASN pembelajar yaitu aktif dalam “pasar
dalam repositori di mana ia dapat dengan mudah, disimpan dan diambil (Knowledge
Repositories).
Aktif untuk akses dan transfer Pengetahuan (Knowledge Access and Transfer),
D. Harmonis
Membangun budaya harmonis tempat kerja yang harmonis sangat penting dalam
suatu organisasi. Suasana tempat kerja yang positif dan kondusif juga berdampak bagi
berbagai bentuk organisasi. Identifikasi potensi disharmonis dan analisis strategi dalam
10
1. Peran ASN
umum, menurut Undang-Undang No. 5 Tahun 2014 Pasal 11 tentang ASN, tugas
undangan
2. Budaya Harmonis
Realita lingkungan selalu mengalami perubahan sehingga situasi dan kondisi juga
mesin suatu masa akan kehabisan energi dan perlu di ‘charge’ ulang. Oleh karena
itu upaya menciptakan suasana kondusif yang harmonis bukan usaha yang
dilakukan sekali dan jadi untuk selamanya. Upaya menciptalkan dan menjaga
suasana harmonis dilakukan secara terus menerus. Mulai dari mengenalkan kepada
seluruh personil ASN dari jenjang terbawah sampai yang paling tinggi, memelihara
suasana harmonis, menjaga diantara personil dan stake holder. Kemudian yang
tidak boleh lupa untuk selalu menyeseuaikan dan meningkatkan usaha tersebut,
11
ASN dan seluruh pemangku kepentingannya. Upaya menciptakan budaya harmonis
di lingkungan bekerja tersebut dapat menjadi salah satu kegiatan dalam rangka
aktualisasi penerapannya.
E. Loyal
Bagi seorang Pegawai Negeri Sipil, kata loyal dapat dimaknai sebagai kesetiaan,
paling tidak terhadap cita-cita organisasi, dan lebih-lebih kepada Negara Kesatuan
Seorang pegawai yang loyal akan selalu taat pada peraturan. Sesuai dengan
pengertian loyalitas, ketaatan ini timbul dari kesadaran amggota jika peraturan
taat tanpa merasa terpaksa atau takut terhadap sanksi yang akan diterimanya
peraturan dan gaya kerja organisasi, punya rasa loyalitas yang besar pula.
Sesungguhnya seorang pegawai yang loyal dapat dilihat dari seberapa besar dia
adalah “melakukan hal yang benar, dengan mengetahui bahwa orang lain tidak
12
mengetahuinya apakah Anda melakukannya atau tidak”. Secara konsisten
mereka bekerja dengan melakukan hal yang benar, tidak hanya sekedar
mengikuti paham/kepercayaan pribadi dan tanpa peduli orang lain tahu atau
tidak.
Ketika seorang pegawai memiliki sikap sesuai dengan pengertian loyalitas, maka
secara otomatis ia akan merasa memiliki tanggung jawab yang besar terhadap
kepentingan organisasi.
Pegawai yang memiliki sikap sesuai dengan pengertian loyalitas, tidak segan
untuk bekerja sama dengan anggota lain. Bekerja sama dengan orang lain dalam
perusahaan untuk dapat mencapai tujuan yang tidak mungkin dicapai oleh
Adanya rasa ikut memiliki pegawai terhadap organisasi akan membuat pegawai
memiliki sikap untuk ikut menjaga dan bertanggung jawab terhadap organisasi
Loyal, merupakan salah satu nilai yang terdapat dalam Core Values ASN yang
13
a. Memegang teguh ideologi Pancasila, Undang-Undang Dasar Negara Republik
Indonesia tahun 1945, setia kepada NKRI serta pemerintahan yang sah;
b. Menjaga nama baik sesama ASN, pimpinan instansi dan negara; serta
keberhasilan suatu usaha yang mempunyai tujuan yang mulia, dedikasi ini bisa
juga berarti pengabdian untuk melaksanakan cita-cita yang luhur dan diperlukan
profesionalisme, finansial atau, tenaga yang diberikan kepada pihak lain untuk
keyakinan bahwa kesetiaan terbesar mesti diberikan untuk negara atau suatu
sikap cinta tanah air atau bangsa dan negara sebagai wujud dari cita-cita dan
tujuan yang diikat sikap-sikap politik, ekonomi, sosial, dan budaya sebagai wujud
ataupun tenaga sebagai perwujudan kesetiaan, cinta, kasih sayang, hormat, atau
14
F. Adaptif
roda pemerintahan; (3) kecenderungan pelaksanaan tugas yang lebih bersifat rule
driven dan sebatas menjalankan rutinitas kewajiban, sebagai cerminan tidak adanya
kreativitas untuk melahirkan inovasi; serta terutama (4) masih adanya keluhan
masyarakat karena merasa tidak puas atas mutu layanan aparatur, sebagai cerminan
penyelenggaraan layanan yang kurang bermutu. Standar mutu pelayanan, ASN yang
responsif dan cerdas dalam menyelenggarakan pelayanan, serta literasi publik atas
komitmen mutu yang lebih baik. Penekanan pada mutu kerja juga secara makna juga
tertuang dalam peran Pegawai ASN sebagaimana ditetapkan pada Pasal 12 UU No. 5
Tahun 2014 tentang ASN, yaitu “sebagai perencana, pelaksana, dan pengawas
15
pelaksanaan kebijakan dan pelayanan publik yang profesional, bebas dari intervensi
process pelayanan publik, isu keamanan atau cybersecurity menjadi perhatian serius,
harus beradaptasi terhadap penggunaan internet ini, bukan hanya dalam hal
penggunaannya saja, tetapi juga harus diiringi dengan peningkatan kesadaran mengenai
pentingnya melindungi diri dan organisasi dari kejahatan saiber. Adaptasi tidak berhenti
di kemampuan menggunakan, tetapi juga antisipasi dari konsekuensi yang mungkin timbul
oleh penggunaan media sosial. Dulu bentuk komunikasi banyak dilakukan secara
konvensional, yaitu seperti tatap muka atau komunikasi langsung melalui saluran telepon.
Komunikasi masa juga dilakukan melalui media radio atau televisi dengan bentuk yang
terbatas. Bandingkan saat ini di mana komunikasi dapat dilakukan oleh siapapun melalui
media sosial. Pemilik pesan dengan mudah bisa menyebar luaskan pesannya ke publik
G. Kolaboratif
16
Pemerintahan yang terlibat, kecuali ditentukan lain dalam ketentuan peraturan
perundangundangan”
Pemerintahan diatur juga mengenai Bantuan Kedinasan yaitu kerja sama antara
melaksanakannya sendiri;
17
v. jika penyelenggaraan pemerintahan hanya dapat dilaksanakan dengan biaya,
peralatan, dan fasilitas yang besar dan tidak mampu ditanggung sendiri oleh
Kolaboratif merupakan nilai dasar yang harus dimiliki oleh ASN. Sekat-sekat
Calon ASN muda diharapkan nantinya menjadi agen perubahan yang dapat
beberapa negara lainnya diharapkan dapat juga terwujud di Indonesia. Semua ASN
18
RESUME AGENDA III
A. SMART ASN
Dunia digital saat ini telah menjadi bagian dari keseharian kita. Berbagai
fasilitas dan aplikasi yang tersedia pada gawai sering kita gunakan untuk mencari
informasi bahkan solusi dari permasalahan kita sehari-hari. Durasi penggunaan internet
harian masyarakat Indonesia hingga tahun 2020 tercatat tinggi, yaitu 7 jam 59 menit
(APJII, 2020). Angka ini melampaui waktu rata-rata masyarakat dunia yang hanya
menghabiskan 6 jam 43 menit setiap harinya. Bahkan menurut hasil survei Asosiasi
Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) tahun 2020, selama pandemi COVID-19
mayoritas masyarakat Indonesia mengakses internet lebih dari 8 jam sehari. Pola
kebiasaan baru untuk belajar dan bekerja dari rumah secara daring ikut membentuk
perilaku kita berinternet. Literasi Digital menjadi kemampuan wajib yang harus dimiliki
oleh masyarakat untuk saling melindungi hak digital setiap warga negara. Guna
mendukung percepatan transformasi digital, ada 5 langkah yang harus dijalankan, yaitu:
19
informasi secara aman dan tepat melalui teknologi digital untuk pekerjaan, pekerjaan
yang layak, dan kewirausahaan. Ini mencakup kompetensi yang secara beragam disebut
sebagai literasi komputer, literasi TIK, literasi informasi dan literasi media.
Hasil survei Indeks Literasi Digital Kominfo 2020 menunjukkan bahwa rata-rata skor
indeks Literasi Digital masyarakat Indonesia masih ada di kisaran 3,3. Sehingga literasi
digital terkait Indonesia dari kajian, laporan, dan survey harus diperkuat. Penguatan
B. Majemen ASN
semakin mudah untuk berhubungan dari suatu negara ke negara lain, globalisasi ekonomi
menjadi semakin nyata yang ditandai dengan persaingan yang tinggi di tingkat
oleh birokrasi kita dengan baik jika kita ingin dapat memenangkan persaingan tersebut.
Selain itu Indeks Persepsi Korupsi (The Corruption Perceptions Index) Indonesia
berdasarkan data dari Transparency International juga masih rendah pada nilai indeks 34
( dari nilai indeks bersih korupsi 100 ) dan berada pada ranking 107 dari 175 negara
pada tahun 2014. Hal ini tentunya menjadi kendala karena pembangunan nasional dalam
era persaingan global menuntut adanya birokrasi yang efisien, berkualitas, transparan, dan
tantangan tersebut, pemerintah melalui UU Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil
Negara telah bertekad untuk mengelola aparatur sipil negara menjadi semakin
professional. Undang-undang ini merupakan dasar dalam manajemen aparatur sipil negara
yang bertujuan untuk membangun aparat sipil negara yang memiliki integritas, profesional
20
dan netral serta bebas dari intervensi politik, juga bebas dari praktek KKN, serta mampu
Kedudukan atau status jabatan PNS dalam system birokrasi selama ini dianggap belum
profesionalitas birokrasi, maka konsep yang dibangun dalam UU ASN tersebut harus jelas.
Berikut .Beberapa konsep yang ada dalam UU No. 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil
PNS merupakan warga negara Indonesia yang memenuhi syarat tertentu, diangkat
sebagai Pegawai ASN secara tetap oleh pejabat pembina kepegawaian untuk menduduki
jabatan pemerintahan, memiliki nomor induk pegawai secara nasional. Sedangkan PPPK
adalah warga Negara Indonesia yang memenuhi syarat tertentu, yang diangkat oleh Pejabat
Pemerintah untuk jangka waktu tertentu dalam rangka melaksanakan tugas pemerintahan.
21
KESIMPULAN
Berdasarkan Resume Agenda yang telah disusun diatas kita dapat menyimpulkan
bahwa, Pegawai ASN berhimpun dalam wadah korps profesi Pegawai ASN Republik
Indonesia. Korps profesi Pegawai ASN Republik Indonesia memiliki tujuan: menjaga kode
etik profesi dan standar pelayanan profesi ASN; dan mewujudkan jiwa korps ASN sebagai
pemersatu bangsa. Untuk menjamin efisiensi, efektivitas, dan akurasi pengambilan keputusan
dalam Manajemen ASN diperlukan Sistem Informasi ASN. Sistem Informasi ASN
diselenggarakan secara nasional dan terintegrasi antar- Instansi Pemerintah Sengketa Pegawai
ASN diselesaikan melalui upaya administratif. Upaya administratif terdiri dari keberatan dan
banding administratif.
ASN sebagai profesi berlandaskan pada kode etik dan kode perilaku. Kode etik dan
kode perilaku ASN bertujuan untuk menjaga martabat dan kehormatan ASN. Kode etik dan
kode perilaku yang diatur dalam UU ASN menjadi acuan bagi para ASN dalam
memberikan ruang bagi tranparansi, akuntabilitas, obyektivitas dan juga keadilan. Beberapa
langkah nyata dapat dilakukan untuk menerpakan sistem ini baik dari sisi perencanaan
mendapatkan pegaway yang tepat dan berintegritas untuk mencapai visi dan misinya
22