Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH

NASIONALISME DAN PANCASILA

Disusun Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Konsep Dasar PPKN
Semester 3 Yang Diampuh Oleh:

Bapak H. Dedi Sudrajat, S.Pd, M.M

Disusun oleh:

Kelompok 4

Aindah Eka Pratiwi : 60403070122152


Repi Heryanto : 60403070122131
M. Daelani Abdullah : 60403070122119
Neng Safitri : 60403070122158
Dwi Thania Salsabila : 60403070122111
Intan Purnawanti : -

SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

BINA MUTIARA SUKABUMI KAMPUS 2 SURADE 2023

Jalan Sengkol Dua, Desa Citanglar-Surade, Sukabumi-Jawa Barat, Kode POS: 43179
KATA PENGANTAR

Segala puji kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat
rahmat dan hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini yaitu tentang
Nasionalisme dan Pancasila. Makalah ini diajukan dalam rangka memenuhi tugas mata
kuliah Konsep Dasar PPKN.

Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua dan dengan adanya
penyusunan makalah seperti ini, pembaca dapat belajar dengan baik dan benar
mengenai nasionalisme dan Pancasila.

Penulis mengucapkan terimakasih kepada pihak-pihak yang telah memberi


sumbangsi kepada kami dalam penyelesaian makalah ini. Dan tentunya penulis juga
menyadari bahwa masih terdapat banyak kesalahan dan kekurangan pada makalah ini.
Hal ini karena keterbatasan kemampuan penulis. Oleh karena itu, penulis senantiasa
menanti kritik dan saran yang bersifat membangun dari semua pihak guna
penyempurnaan makalah ini.

Semoga dengan adanya makalah ini kita dapat belajar bersama demi kemajuan kita
dan kemajuan ilmu pengetahuan.

Kebonwaru, 14 Oktober 2023

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ..................................................................................... i

DAFTAR ISI ................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN................................................................................. 1

A. Latar Belakang .................................................................................. 1

B. Rumusan Masalah .............................................................................. 1

C. Tujuan Penulisan ............................................................................... 1

D. Manfaat Penulisan ............................................................................. 2

BAB II PEMBAHASAN ................................................................................. 3

A. Pengertian Nasionalisme ................................................................... 3

B. Latar Belakang Nasionalisme ............................................................ 5

C. Faktor Ekternal Dan Internal Lemahnya Nasionalisme..................... 6

D. Contoh Sikap Nasionalisme Siswa Di Sekolah................... 8

E. Pengertian Pancasila............................................................ 11

F. Peranan Pancasila Dalam Menumbuhkan Rasa Nasionalisme .......... 6

BAB III PENUTUP ....................................................................................... 14

A. Kesimpulan ........................................................................................ 14

B. Saran .................................................................................................. 14

DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 15

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Salah satu permasalahan yang dihadapi bangsa Indonesia dewasa ini adalah
memudarnya semangat nasionalisme dan patriotisme di kalangan generasi muda.
Hal ini disebabkan banyaknya pengaruh budaya asing yang banyak masuk di
negara kita, akibatnya banyak generasi muda yang melupakan budaya sendiri
karena menganggap bahwa budaya asing merupakan budaya yang lebih modern
dibanding budaya bangsa sendiri. Hal ini berakibat nilai-nilai luhur bangsa
banyak diabaikan hampir terjadi disebagian besar generasi muda. Sejak dahulu
dan sekarang ini serta masa yang akan datang peranan pemuda atau generasi
muda sebagai pilar, penggerak dan pengawal jalannya pembangunan nasional
sangat diharapkan. Melalui organisasi dan jaringannya yang luas, pemuda dan
generasi muda dapat memainkan peran yang lebih besar untuk mengawal jalann
pembangunan nasional. Berbagai permasalahan yang timbul akibat rasa
nasionalisme dan kebangsaan yang memudar banyak terjadi belakangan ini,
banyak generasi muda atau pemuda yang mengalami disorientasi, dislokasi dan
terlibat pada suatu kepentingan yang hanya mementingkan diri pribadi atau
sekelompok tertentu dengan mengatasnamakan rakyat sebagai alasan dalam
kegiatanya.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana nasionalisme di Indonesia saat ini?
2. Apa saja factor eksternal dan internal yang mempengaruhi melemahnya
nasionalisme?
3. Bagaimana contoh sikap nasionalisme siswa di sekolah?
4. Apa yang dimaksud dengan Pancasila?
5. Bagaimana peranan Pancasila dalam menumbuhkan rasa nasionalisme dalam
generasi muda?

C. Tujuan
1. Mengetahui bagaimana nasionalisme di Indonesia saat ini

1
2. Mengetahui factor internal dan eksternal yang mempengaruhi melemahnya
nasionalisme
3. Mengetahui apa saja contoh nasionalisme pada siswa
4. Menegtahui apa yang dimaksud dengan Pancasila
5. Menegetahui bagaimana peranan Pancasila dalam menumbuhkan rasa
nasionalisme dalam generasi muda

D. Manfaat
Manfaat dibuatnya makalah ini adalah untuk menambah wawasan bagaimana
keadaan nasionalisme di Indonesia sekarang ini dan juga bagaimana peran
Pancasila dalam aturan hidup masyarakat Indonesia

2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Nasionalisme
Secara etimologis, kata nation berakar dari kata Bahasa latin natio. Kata
natio sendiri memiliki akar kata nasci, yang dalam penggunaanya klasiknya
cenderung memiliki makna negative (peyoratif). Ini karena kata nasci digunakan
masyarakat Romawi Kuno untuk menyebut ras, suku atau keturunan dari orang
yang dianggap kasar atau tidak tahu adat menurut standar atau patokan moralitas
Romawi. Padanan dengan bahasa Indonesia sekarang adalah tidak beradab,
kampungan, kedaerahan dan sejenisnya.
Kata nation dari bahasa latin ini kemudian diadopsi oleh bahasa-bahasa
turunan latin seperti Prancis, yang menerjemahkannya sebagai nation, yang
artinya bangsa atau tanah air. Dan juga Bahasa Italia yang memakai kata nascere
yang artinya “tanah kelahiran”. Dalam Bahasa Inggris pun menggunakan kata
nation untuk menyebut “sekelompok orang yang dikenal atau didefinisikan
sebagai entitas berdasarkan aspek sejarah, bahasa, atau etnis yang dimiliki oleh
mereka”. (The Grolier International Dictionary:1992). Pengertian ini jelas
mengalami perubahan karena kata nation dan nasionalisme diadopsi dan dipakai
secara positif untuk menggambarkan semangat kebangsaan suatu kelompok
Masyarakat tertentu. Dibawah pengaruh semangat penecerahan (zaman
pencerahan atau zaman Fajar Budi berlangsung selama abad 17-18), kata ini
mulai dipakai secara positif untuk menunjukkan kesatuan cultural dan
kedaulatan politik dari suatu bangsa.
“kesatuan kultural” dan “kedaulatan politik” merupakan dua kata kunci
yang penting untuk memahami nasionalisme. Nasionalisme dalam penegrtaian
kedaulatan kultural akan berbicara mengenai semangat kebangsaan yang timbul
dalam diri sekelompok suku atau Masyarakat karena mereka memiliki kesamaan
kultur. Di sini, kita berbicara mengenai nasionalisme bangsa Jerman atau bangsa
Korea atau bangsa-bangsa di Eropa Tengah dan Timur yang memiliki kesamaan
kultur. Semangat kebangsaan atas dasar kesamaan kultur ini telah terbentuk
sebelum terbentuknya suatu negara bangsa.

3
Mengacu pada pengertain ini, Indonesia jelas tidak menganut paham
nasionalisme dalam artian kesamaan kultur. Kita memiliki pluralitas budaya dan
etnis yang memustahilkan kita berbicara menegnai semangat kebangsaan atas
dasar persamaan kultur. Masih dalam konteks pengertian ini, sebenarnya wajar
saja jika orang Aceh berbicara mengenai nasinalisme Aceh, demikian pula orang
Papua, Maluku, Jawa, Batak, Bugis, Makassar, Bali, Flores, dan sebagainya.
Nasionalisme yang mereka maksudkan tentu saja adalah semangat kebangsaan
atas dasar persamaan kultur ini, dan semangat ini tidak bisa dikatakan sebagai
salah atau benar.
Penegrtian kedua adalah nasionalisme dalam arti kedaulatan politik.
Berdasarkan pengertian ini, suatu kelompok Masyarakat menentukan sikap
politik mereka atas dasar nasionalisme, entah nasionalisme cultural ataupun
nasionalsime politik untuk memperjuangkan terbentuknya sebuah negara yang
independent. Itu berarti baik kelompok Masyarakat yang memiliki kesamaan
kultur maupun multikultur dapat memiliki nasionalisme dalam arti kedaulatan
politik. Demikian pula halnya dengan negara-negara lain yang memiliki
keragaman kultur.
Nasionalisme adalah kalimat patriotic yang membuat suatu bangsa sesuai
dengan perkembangan zaman. Nasionalisme, pada awal kelahirannya dapat
diartikan sebagai faham atau ajaran yang menuntut penganutnya untuk
menyerahkan kesetiaan tertinggi kepada negara kebangsaannya. Nasionalisme
terdiri atas dua unsur yaitu kondisi atau kondisi kondisi obyektif tertentu dan
unsur emosi yang bersifat subyektif. Bahasa, agama, tradisi dan Sejarah serta
letak geografis adalah Sejarah kondisi-kondisi obyektif yang mungkin
mendorong lahrinya nasionalisme. Sedang unsur subyektif dari nasionalisme
adalah kehendak dan tujuan untuk membentuk negara.
Pernyataan bahwa sekelompok manusia mempunyai satu Bahasa, satu
agama, satu tradisi, satu kesamaan, Sejarah atau bertempat tinggal pada suatu
kesatuan geografis dapat mendorong timbulnya nasionalisme. Keanekaragaman
tadi tidak menghalangi lahirnya nasionalisme, sejauh unsur subyaktif (kehendak
dan tujuan membentuk negara) dari nasionalisme telah tumbuh diantara
kelompok manusia yang benarekaragam kondisi obyektifnya itu. Dengan kata

4
lain, kondisi-kondisi obyektif diatas, baru akan mewarnai lahirnya nasionalisme
apabila sudah diterjemahkan ke dalam kesadaran diri untuk membentuk suatu
negara.
Nasionalisme di definisikan sebagai suatu faham tentang sikap loyal yang
tulus dan rasa cinta pada negara dan bangsa dengan bentuk yang disesuaikan
dengan zamannya. Salah satu wujud nyata dari nasionalisme sebagai faham
dapat kita lihat pada saat rumusan sila-sila Pancasila dan pasal-pasal dalam UUD
1945 yang dibahas dalam sidang-sidang BPUPKI maupun PPKI. Proses dalam
perumusan sila ataupun pasal-pasal menunjukkan bagaimana pada akhirnya
golongan tua dan golongan muda harus mengakui kenyataan untuk lebih
mendahulukan kepentingan bangsa dan negara ketimbang kepentingan golongan
mereka sendiri.
Sementara proses “desak-mendesak” antara kelompok muda dan
SoekarnoCs dalam peristiwa Rengasdengklok memberi gambaran nyata
bagaimana nasionalisme sebagai Gerakan telah menjiwai kaum muda dimasa itu.
Nasionalisme merupakan kesadaran kolektif kelompok orang atau bangsa untuk
bersatu karena merasa terancam pada diri mereka, sekaligus ada pamrih
(Merdeka, Sejahtera, adil dan Makmur) kepada negara yang mereka bentuk. Bila
pamrihnya terwujud, maka munculah rasa cinta tanah air.
Nasionalisme sebagai landasan sikap untuk menjadikan kesejahteraan
seluruh warga bangsa sebagai acuan utama dalam berfikir, memilih, dan
menentukan kebijakan maupun dalam bertindak bagi setiap bangsa warga dan
Lembaga-lembaga bangsa dan Lembaga-lembaga kenegaraan maupun
kemasyarakatan tetap kita perlu saat ini. Sebab, hanya dengan itulah cita-cita
mewujudkan kemerdekaan bangsa dalam artian yang luas dapat kita wujudkan
setahap demi setahap.
B. Latar Belakang Lahirnya Nasionalisme Indonesia

Tumbuhnya paham nasionalisme bangsa Indonesia tidak dapat dilepaskan


dari
situasi politik pada abad ke 20. Pada masa itu semangat menentang kolonialisme
melanda mulaimuncul di kalangan pribumi. Ada 4 pemikiran besar tentang
watak nasionalisme Indonesia yang terjadi pada masa

5
sebelum kemerdekaan yakni paham ke islaman marxisme dan nasionalisme
Indonesia. Para analis nasionalis beranggapan bahwa islam memegang
peranan penting dalam pembentukan nasi!nalisme sebagaimana di Indonesia.

Menurut seorang pengamat nasionalisme George Mc. Turman Kahin,


bahwaIslam bukan saja merupakan matarantai yang mengikat tali persatuan mela
inkan juga merupakan simbol persamaan nasib menetang penjajahan asing dan
penindasan yang berasal dari agama lain. ikatan universal islam pada masa
perjuangan pertama kali di Indonesia dalam aksi

kolektif di pelopori oleh gerakan politik yang dilakukan oleh Syarikat


islam
yangberdiri pada awalnya BernamaSyarikat agama islam dibawah kepemimpina
n H.O.S.Tjokoroaminto, H.Agus Salim dan Abdoel Moeis telah menjadi
organisasipolitik pemula yang menjalankan program politik nasional dengan me
ndapat dukungan dari semualapisan masyarakat.

C. Factor Eksternal Dan Internal Yang Mempengaruhi Melemahnya


Nasionalisme
1. Factor eksternal yang mempengaruhi lemahnya nasionalisme
Globalisasi secara umum adalah suatu perubahan sosial dalam bentuk
semakin bertambahnya keterkaitan antara Masyarakat dengan factor-faktor
yang terjadi akibat transkulturasi dan perkembangan teknologi modern. Istilah
globalisasi dapat diterapkan dalam berbagai konteks sosial, budaya, ekonomi,
dan sebagainya. Memahami globalisasi adalah suatu kebutuhan, mengingat
majemuknya fenomena tersebut.
Kehadiran globalisasi tentunya membawa pengaruh bagi kehdiupan suatu
negara termasuk Indonesia. Pengaruh tersebut meliputi dua sisi yaitu pengaruh
negative. Pengaruh globalisasi di berbagai bidang kehidupan seperti politik,
ekonomi, ideologi, sosial budaya dan lain-lain akan mempengaruhi nilai-nilai
nasionalisme terhadap bangsa.
 Pengaruh positif globalisasi
1. Dilihat dari globalisasi politik, pemerintahan dijalankan secara
terbuka dan demokratis. Karena pemerintah adalah bagian dari

6
suatu negara, jika pemerintahan dijalankan secara jujur, bersih
dan dinamis tentunya akan mendapat tanggapan positif dari
rakyat. Tanggapan positif tersebut berupa rasa nasionalisme
terhadap negara menjadi meningkat.
2. Dari aspek globalisasi ekonomi, terbukanya pasar internasional,
meningkatan kesempatan kerja dan meningkatkan devisa
negara. Dengan adanya hal tersebut akan meningkatkan
kehdiupan ekonomi bangsa yang menunjang kehidupan
nasional bangsa.
3. Dari globalisasi sosial budaya kita dapat meniru pola berpikir
yang baik seperti etos kerja yang tinggi dan disiplin dan Iptek
dari bangsa lain yang sudah maju untuk meningkatkan
kemajuan bangsa yang pada akhirnya memajukan bangsa dan
akan mempertebal rasa nasionalisme kita terhadap bangsa
 Pengaruh negative globalisasi terhadap nilai-nilai nasionalisme
1. Globalisasi mampu meyakinkan masyarakat Indonesia bahwa
liberalisme dapat membawa kemajuan dan kemakmuran.
Sehingga tidak menutup kemungkinan berubah arah dari
ideologi Pancasila ke ideologi Liberalisme. Jika hal tersebut
terjadi akibatnya rasa nasionalisme bangsa akan hilamg.
2. Dari globalisasi aspek ekonomi, hilangnya rasa cinta terhadap
produk dalam negeri karena banyaknya produk luar negri
seperti Mc Donald, Coca-cola, Pizza Hut, dll membajiri
Indonesia. Dengan hilangnya rasa cinta terhadap produk dalam
negri menunjukkan gejala berkurangnya rasa nasionalisme
Masyarakat kita terhadap bangsa Indonesia.
3. Masyarakat kita khususnya anak muda banyak yang lupa akan
identitas diri sebagai bangsa Indonesia, karena gaya hidup
cenderung meniru adanya budaya barat yang oleh masyarakat
dunia dianggap sebagai kiblat.
4. Mengakibatkan adanya kesenjangan sosial yang tajam antara
yang kaya dan yang miskin, karena adanya persaingan bebas di

7
dalam globalisasi ekonomi. Hal tersebut yang dapat
menganggu kehidupan nasional bangsa.
5. Munculnya sikap individualisme yang menimbulkan
ketidakpedulian antar perilaku sesame warga. Dengan adanya
individuslisme maka orang tidak akan peduli dengan kehidupan
bangsanya.
Pengaruh-pengaruh di atas memang tidak secara langsung
berpengaruh terhadap nasionalisme. Akan tetapi, secara
keseluruhan dapat menimbulkan rasa nasionalisme terhadap
bangsa menjadi kurang atau hilang. Sebab globalisasi mampu
membuka cakrawala masyarakat secara global. Apa yang diluar
negeri dianggap baik memberi aspirasi kepada Masyarakat kita
untuk diterapkan di negara ini. Jika terjadi akan menimbulkan
dilematis. Bila dipenuhi belum tentu sesuai di Indonesia. Bila
tidak dipenuhi akan di anggap tidak aspiratif dan dapat
bertindak anarkis sehingga menunggu stabilitas nasional,
ketahanan nasional bahkan persatuan dan kesatuan nasional.
D. Contoh Sikap Nasionalisme Siswa di Sekolah

1. Rela Berkorban

Salah satu ciri orang yang setia terhadap bangsa dan negara Indonesia
adalah rela berkorban untuk kepentingan bangsa dan negara. Rela
berkorban artinya kesediaan dengan ikhlas untuk memberikan segala
sesuatu yang dimilikinya, sekalipun menimbulkan penderitaan bagi dirinya
sendiri demi kepentingan bangsa dan negara.

Contoh Sikap Nasionalisme Rela Berkorban Siswa di Sekolah:

 Membantu teman yang sedang kesulitan, misalnya tidak


memahami materi pelajaran.
 Meminjamkan alat tulis kepada teman yang lupa membawanya.
 Berbagi makanan atau jajan kepada teman ketika istirahat.
2. Cinta Tanah Air

8
Ciri-ciri orang yang setia terhadap bangsa dan negara Indonesia berikutnya
adalah memiliki rasa cinta Tanah Air, bangsa dan negara. Sehingga
banyak lagu bertema nasionalisme yang menggugah kecintaan pada Tanah
Air.

Contoh Sikap Nasionalisme Cinta Tanah Air dari Siswa di Sekolah:


 Menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar.
 Memakai sepatu buatan dalam negeri.
 Memakai tas buatan dalam negeri.
 Memakai pakaian batik di luar kewajiban seragam sekolah.
3. Bangga Sebagai Bangsa Indonesia
Orang yang setia terhadap bangsa dan negara Indonesia akan merasa
bangga sebagai bangsa Indonesia. Selain itu, jika nasionalisme dapat
ditanamkan pada rakyat Indonesia, maka akan tercipta sumber daya
manusia yang tidak sekedar berkualitas namun memiliki rasa bangga dan
cinta terhadap bangsa dan tanah air Indonesia.
Contoh Sikap Nasionalisme Bangga Sebagai Bangsa Indonesia dari Siswa
di Sekolah:
 Bangga saat menyanyikan lagu nasional
 Ikut menyanyikan lagu nasional ketika ada siswa lain yang sedang
menyanyikannya
4. Persatuan dan Kesatuan
Orang yang setia terhadap bangsa dan negara Indonesia memelihara
persatuan dan kesatuan. Sebagaimana sila ketiga Pancasila yang berbunyi
Persatuan Indonesia.
Contoh Sikap Nasionalisme Persatuan dan Kesatuan dari Siswa di
Sekolah:
 Menghargai pendapat teman yang berbeda.
 Tidak memaksakan kehendak kepada teman.
 Lebih menyukai belajar secara berkelompok dibandingkan secara
individu.
 Menjaga kerukunan dengan sesama teman.

9
5. Patuh Pada Peraturan
Orang yang setia terhadap bangsa dan negara Indonesia, patuh dan taat
kepada seluruh perundang-undangan yang berlaku di Indonesia. Sehingga
akan lebih berhati-hati dalam bertindak.

Contoh Sikap Nasionalisme Patuh pada Peraturan dari Siswa di Sekolah:


 Kesediaan memakai seragam sekolah sesuai peraturan
 Mengerjakan tugas piket harian
 Membuang sampah di tempat sampah
6. Berani
Orang yang setia terhadap bangsa dan negara Indonesia adalah pemberani.
Seperti para pejuang yang berani melawan penjajah meski hanya bermodal
bambu runcing.
Contoh Sikap Nasionalisme Berani dari Siswa di Sekolah:
 Maju ke depan kelas untuk mengerjakan soal yang diberikan guru,
tanpa ditunjuk terlebih dahulu.
 Memberikan pendapat jika guru memberikan pertanyaan.
 Bersedia meminta maaf atas kesalahan yang telah diperbuat.
7. Disiplin
Ciri orang yang setia terhadap bangsa dan negara Indonesia adalah
disiplin. Disiplin adalah salah satu aspek kehidupan yang diakui menjadi
salah satu faktor penting.
Contoh Sikap Nasionalisme Disiplin dari Siswa di Sekolah:
 Mengumpulkan tugas dari guru tepat waktu.
 Mengikuti pembelajaran dengan baik.
 Selalu berusaha masuk sekolah tepat waktu.
8. Jujur
Salah satu ciri orang yang setia terhadap bangsa dan negara Indonesia
adalah bersikap jujur. Jujur artinya dapat dipercaya, di mana perkataan dan
perbuatan sesuai dengan kebenaran.
Contoh Sikap Nasionalisme Jujur dari Siswa di Sekolah:
 Mengerjakan ulangan sendiri tanpa bantuan orang lain.

10
 Mau mengungkapkan pendapat sesuai keyakinannya.
 Membayar makanan yang dibelinya di kantin sekolah.
9. Pekerja keras
Salah satu ciri orang yang setia terhadap bangsa dan negara Indonesia
adalah bekerja keras. Biasanya, sikap kerja keras lebih menonjol di antara
sikap nasionalisme lainnya.
Contoh Sikap Nasionalisme Kerja Keras dari Siswa di Sekolah:
 Mau mengerjakan tugas dari guru dengan baik.
 Mencatat penjelasan guru di buku masing-masing dengan sungguh-
sungguh.
 Mau mengikuti kegiatan kerja bakti yang dilaksanakan sekolah.

E. Pengertian Pancasila

Pancasila berasal dari kata panca yang berarti lima dan sila yang berarti dasar,
sendi asas, ata peraturan tingkah laku yang penting dan baik . dengan demikian
pancasila merupakan lima dasar yang berisi pedoman atau aturan tentang
tingkah laku yang penting dan baik.Pancasila dapat kita artikan sebagai lma
dasar yang dijadikan dasar negara serta pandangan hidup bangsa. Suatu bangsa
tidak akan dapat berdiri dengan kokoh tampa dasar negara yang kuat dan tidak
dapat mengetahui dengan jelas kemana arah tujuan yang akan dicapai tampa
pandangan hidup. Dengan adanya dasar negara, suatu bangsa tidak akan
terombang ambing dalam menghadapi permasalahan baik yang dari dalam
maupun dari luar.

Peranan dan funsi pancasila pada era sekarang masih relevan karena pancasila
mencakup aspek –aspek dasar . selain itu, pancasila juga merupakan alat untuk
keamana dan kemakmuran bersama rakyat indonesia.hanya saja pelakanan
sacara konkrtinya belum bisa dilaksanakan dengan sebaik-baiknya karena
keadilan dan kemakmuran bag seluruh rakyat indonesia belum juga terwujud
sampai saat ini. Pancasila juga merupaksn kepribadian seluruh rakyat indonesia.
Akan tetapi, nilai-nilai luhur sudah sangat pudar,terkikis oleh perilaku yang
hanya mementingkan aspek ekonomi gaya hidup globalisasi yang buruk.

11
Mengingat sangat pentingnya pancasila sebagai dasar negara, maka kita harus
meneruskan perjuagan serta memelihara, melestarikan menghayati , dan
mengamalkan nilai-nilai pancasila dalam kehidupan sahari-hari agar tujuan dan
pancasila dapat terpenuhi, sehigga akan menjadi ketahanan jati diri bangsa.

F. Peranan Pancasila dalam Menumbuhkan Rasa Nasionalisme Dalam


Generasi Muda
Pancasila sejak masa Orde Baru runtuh sampai sekarang ini dianggap
sebelah mata oleh masyarakat. Hal ini disebabkan karena penyimpangan yang
dilakukan oleh pemerintah dan telah melanggar nilai-nilai dari Pancasila.
Penyimpangan terbesar dan yang paling sulit untuk dibasmi adalah masalah
KKN (Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme), masalah yang seolah-olah sudah
menjadi penyakit mendarah daging di Indonesia ini. KKN dilakukan karena
kurang adanya rasa nasionalisme dalam bangsa Indonesia tersebut, dan tidak
mengamalkan Pancasila dengan baik dan benar. Sebagai bangsa yang baik
harus dapat menentukan mana sesuatu yang baik dan mana yang buruk. Dalam
kata lain, tidak boleh melanggar nilai-nilai yang terdapat pada Pancasila.
Bangsa yang baik juga harus dapat memisahkan antara kepentingan pribadi dan
golongan, dengan kepentingan bersama yakni kepentingan bersama harus
didahulukan. Tetapi dalam keseharian, sikap mengutamakan kepentingan
bersama sangat susah dan hampir dikatakan mustahil untuk dihapuskan karena
masalah pribadi, hubungan pertemanan, relasi, dan hubungan darah merupakan
hubungan yang erat dan bahkan dapat mengalahkan rasa nasionalisme terhadap
bangsa Indonesia.
Pancasila yang sejak dahulu diciptakan sebagai dasar negara dan sudah
sejak nenek moyang kita digunakan sebagai pandangan hidup sudah
seharusnya dijadikan pedoman bagi bangsa Indonesia dalam kehidupan
bernegara, berbangsa dan bermasyarakat. Demikian juga bagi generasi muda,
Pancasila yang mulai kehilangan pamornya di kalangan generasi muda
diharapkan akan muncul kembali kejayaannya jika generasi muda mulai sadar
dan memahami fungsi Pancasila serta melaksanakan dalam kehidupan sehari-
hari.

12
Semangat nasionalisme dan patriotism di kalangan generasi muda mulai
menurun. Hal ini bisa dilihat dari banyaknya generasi muda yang menganggap
bahwa budaya barat lebih modern dibanding dengan budaya sendiri. Generasi
muda terutama di kalangan mahasiswa pelajar, banyak mengekor budaya barat
dari pada budaya sendiri. Hal ini bisa dilihat dari cara bersikap, berpakaian,
berbicara sampai pola hidup yang cenderung meniru budaya asing dari pada
budayanya sendiri. Hal ini terjadi di hamper seluruh pelosok bukan hanya di
klota-kota besar akan tetapi sudah merambah ke pelosok-pelosok desa.
Akhir-akhir ini mulai banyak dibicarakan atau dipertanyakan tentang wawasan
kebangsaan generasi muda. Banyak momentum dilakukan, mulai dari seminar,
lokakarya sampai kongres Pancasila yang sampai sekarang sudah dilaksanakan
sebanyak 4 kali (I –IV). Semua momentum tersebut selalu melibatkan generasi
muda sebagi subyek pengembang nilai-nilai Pancasila yang diharapkan dapat
memberikan peran dan kontribusinya bukan hanya sekarang tapi juga yang
akan datang menjadi aktor dan pelaku dalam pembangunan nasiponal
Menurut Rajasa (2007), generasi muda mengembangkan karakter nasionalisme
melalui tiga proses yaitu :
1. Pembangun Karakter (character builder) yaitu generasi muda berperan
membangun karakter positifr bangasa melalui kemauan keras, untuk
menjunjung nilai-nilai moral serta menginternalisasikannya pada kehidupan
nyata.
2. Pemberdaya Karakter (character enabler), generasi muda menjadi role model
dari pengembangan karakter bangsa yang positif, dengan berinisiatif
membangun kesadaran kolektif denhgan kohesivitas tinggi, misalnya
menyerukan penyelesaian konflik.
3. Perekayasa karakter (character engineer) yaitu generasi muda berperan dan
berprestasi dalam ilmu pengetahuan dan kebudayaan, serta terlibat dalam
proses pembelajaran dalam pengembangan karakter positif banmgsa sesuai
dengan perkembangan zaman.
Dari konsep Rajasa tersebut dapat dianalisa bahwa generasi muda sebagai pilar
bangsa memiliki peran yang sangat penting. Masa depan bangsa tergantung
dari para generasi muda dalam bersikap dan bertindak. Menjunjung nilai-nilai

13
moral yang baik berdasarkan nilai-nilai Pancasila dan melaksanakan dalam
kehidupan sehari-hari sangat penting dilakukan. Rasa nasionalisme yang harus
ditumbuhkan di kalangan generasi muda bukan nasionalisme yang sempit, akan
tetapi nasionalisme yang menjunjung tinggi bangsa dan negara sendiri akan
tetapi masih menghargai bangsa lain.

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Pancasila dan nasionalisme merupakan barometer moral, di mana kerangka
kewarganegaraan harus berdasarkan Pancasila. Secara fundamental Pancasila
sebagai kerangka yang kuat untuk mendefinisikan konsep kewarganegaraan
yang inklusif, sebab di dalamnya memiliki komitmen yang kuat terhadap
pluralisme dan toleransi. Komitmen inilah yang mampu mempersatukan dan
menjaga keutuhan bangsa dari berbagai perbedaan etnis, bangsa, suku, ras
dan agama. Oleh karena itu, sebagai warga Negara hendaknya memiliki
kesadaran akan tanggung jawab memikul komitmen-komitmen tersebut,
sebagai upaya menanggulangi kecemasan terhadap pudarnya rasa
nasionalisme warga Negara dengan kembali berkontemplasi, menyadari
semakin merosok dengan rajah semangat nasionalisme berbangsa dan
bernegara.
B. Saran
Kesadaran dan semangat nasionalisme generasi muda mulai menurun.
Dengan adanya ini diharapkan generasi muda meningkatkan kesadaran dan
semangat jiwa nasionalisme dengan mengamalkan nilai-nilai Pancasila
sebagai modal ketahanan dalam menghadapi ancaman-ancaman dari luar.
Oleh sebab itu, tugas pembuatan makalah ini bisa dilanjutkan sehingga
banyak hal positif yang bisa di ambil.

14
DAFTAR PUSTAKA

Darmiyati, Tri. 2011. “Pengaruh Globalisasi terhadap Nilai-nilai


Nasionalisme”. Jakarta.

Kaelan. 2011. Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan. Yogyakarta:


Paradigma.

Jamli, Edison, 2005. Kewarganegaraan. Jakarta: Bumi Aksara

Surono, ed. 2010. Nasionalisme dan Pembangunan Karakter Bangsa.


Yogyakarta: Pusat Studi Pancasila Press.

Lubis,Maulana Arafat, Pembelajaran ppkn di SD/MI implementasi


pendidikan abad 21, Medan: AKASHA SAKTI, 2018

15

Anda mungkin juga menyukai