Disusun Oleh:
2020/2021
Daftar Isi
Daftar Isi..........................................................................................................
Kata Pengantar................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang.....................................................................................
B. Rumusan Masalah................................................................................
C. Tujuan....................................................................................................
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian nasionalisme......................................................................
B. Sejarah Lahirnya nasionalise .............................................................
C. Bentuk – bentuk dari nasionalisme ....................................................
A. Kesimpulan..........................................................................................
B. Saran....................................................................................................
Daftar Pustaka.................................................................................................
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT. Yang mana atas
rahmat dan inayah-NYA jualah sehingga makalah yang berjudul “bentuk – bentuk
nasionalisme” ini dapat terselesaikan sebagaimana yang diharapkan. Shalawat
serta salam senantiasa tercurahkan kepada junjungan kita, Nabi besar Muhammad
SAW. Nabi yang telah membawa kita dari alam yang penuh kegelapan menuju
alam yang terang-benderang.
Tidak lupa pula penulis menyampaikan rasa terima kasih yang tak terhingga
kepada segala pihak yang telah turut membantu dalam penyelesaian makalah ini,
terutama kepada dosen penanggung jawab matakuliah “Pendidikan Budaya dan
Nasionalisme” ini.
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Nasionalisme secara umum adalah pengabdian yang tinggi oleh
bangsa terhadap negaranya yang diperlihatkan melalui sikap dan tingkah
laku individu atau masyarakat (Budiyono, 2007: 208). Keutuhan dan
kekokohan suatu negara, tentu saja dipengaruhi oleh sifat nasionalisme
bangsanya, selain nasionalisme, seorang bangsa juga harus mempunyai
sikap patriotisme. Nilai nasionalisme merupakan jiwa bangsa Indonesia
yang akan terus melekat selama bangsa Indonesia masih berdiri.
Nasionalisme sebagai salah satu paham untuk mengingatkan generasi
muda akan kegigihan usaha para pejuang Indonesia dalam merebut
kemerdekaan. Jasa para pahlawan memang harus dikenang, namun
dikenang saja tidaklah cukup. Para pahlawan bangsa yang telah gugur
tentu akan bangga bila perjuangan mereka diteruskan oleh generasi saat ini
karena perjuangan mereka belum selesai. Makna nasionalisme secara
politis merupakan manifestasi kesadaran nasional yang mengandung cita-
cita dan pendorong bagi suatu bangsa, baik untuk merebut kemerdekaan
atau mengenyahkan penjajahan maupun sebagai pendorong untuk
membangun dirinya maupun lingkungan masyarakat, bangsa dan
negaranya (Budiyono, 2007: 211). Sebagai warga negara Indonesia, sudah
tentu merasa bangga dan mencintai bangsa dan negara Indonesia.
Nasionalisme Pancasila pada prinsipnya merupakan pandangan
atau paham kecintaan rakyat Indonesia terhadap bangsa dan tanah air yang
didasarkan pada nilai-nilai Pancasila. Prinsip nasionalisme Pancasila
dilandasi nilai-nilai Pancasila yang diarahkan agar bangsa Indonesia
senantiasa menempatkan persatuankesatuan, kepentingan dan keselamatan
bangsa dan negara di atas kepentingan pribadi. Rasa nasionalisme yang
tinggi dapat menjadi tali pengikat antara bangsa dengan warga negaranya
(Budiyono, 2007: 213).
Pengaruh era globalisasi sangat rentan terhadap penurunan rasa
nasionalisme. Rasa nasionalisme dikalangan pelajar di Indonesia semakin
rendah. Hal ini dapat terlihat ketika banyak warga negara yang lebih
membanggakan budaya bangsa lain dan acuh terhadap kekayaan yang
menjadi ciri khas bangsa sendiri. Cara berpakaian oleh kebanyakan
remaja-remaja Indonesia yang berdandan seperti selebritis yang cenderung
mengarah ke budaya Barat. Tidak banyak remaja yang mau melestarikan
budaya bangsa dengan mengenakan pakaian yang sopan sesuai dengan
kepribadian bangsa. Dilihat dari sikap, banyak anak muda yang tingkah
lakunya tidak kenal sopan santun dan cenderung tidak ada rasa peduli
terhadap lingkungan. Selain itu tawuran antara pelajar juga sering terjadi.
Keadaan diperparah lagi ketika sosok pemimpin yang tidak dapat
dijadikan contoh bagi para generasi muda. Berdasarkan berbagai
kenyataan yang ada pada sekarang ini sangat rentan terjadi disintegrasi
bangsa yang dapat menghancurkan negara, sehingga perlu ada penguatan
nilai-nilai nasionalisme guna memperkuat dan menyatukan bangsa
Indonesia.
Rasa nasionalisme merupakan bagian terpenting yang harus
diimplementasikan dalam kehidupan sehari-hari. Sekolah merupakan salah
satu lembaga yang dapat digunakan untuk menumbuhkan semangat
nasionalisme kepada generasi muda. Salah satu kegiatan disekolah yang
mampu menumbuhkan rasa nasionalisme yaitu melalui upacara bendera
hari Senin, seperti yang terdapat pada Peraturan Menteri Pendidikan dan
Kebudayaan No. 23 Tahun 2015 Tentang Penumbuhan Budi Pekerti,
menjelaskan bahwa pelaksanakan upacara bendera setiap hari Senin
dengan mengenakan seragam atau pakaian yang sesuai dengan ketetapan
sekolah sangat penting dilakukan. Hal ini dikarenakan di dalam proses
pelakasanaan upacara bendera terdapat bagian-bagian yang dinilai mampu
menumbuhkan semangat nasionalisme, seperti menyanyikan lagu
Indonesia Raya saat pengibaran bendera, pembacaan teks Pancasila,
Pembukaan UUD 1945, dan mengheningkan cipta. Pelaksanaan kegiatan
upacara yang biasa dilaksanakan setiap hari Senin diharapkan mampu
memberikan kontribusi dalam menumbuhkan nilai nasionalisme kepada
siswa, sehingga tercipta karakter siswa yang sesuai dengan nilai-nilai yang
tertuang dalam falsafah Pancasila.
B. Rumusan Masalah
1. Apakah yang dimaksud dengan nasionalisme?
2. Sejarah lahirnya nasionalisme ?
3. Bagaimana bentuk nasionalisme di Indonesia ?
C. Tujuan
1. Mengetahui apa yang dimaksud dengan nasionalisme.
2. Mengetahui sejarah lahirnya nasionalisme.
3. Mengetahui bentuk-bentuk nasionalisme.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Nasionalisme
Ada beberapa tokoh mrngrmukakan tentang pengertian nasionalisme.
1. Menurut Ernest Renan: nasionalisme adalah kehendak untuk Bersatu
dan bernegara
2. Menurut Otto Bauar: nasionalisme adalah suatu persatuan perangai
atau karakter yang timbul karena perasaan senasib.
3. Menurut Hans Khon: nasionalisme secara fundamental timbul dari
adanya national counciosness. Dengan perkataan lain nasionalisme
adalah formalisasi (bentuk) dan rasionalisasi inilah yang membentuk
nation dalam arti politik, yaitu negara nasional.
4. Menurut L. Stoddard: nasionalisme adalah suatu kepercayaan yang
dimiliki leh sebagian terbesar individu dimana mereka menyatakan
rasa kebangsaan sebagai perasaan memiliki secara Bersama di dalam
suatu bangsa.
5. Menurut Dr. Hentz dalam bukunya yang berjudul Nationality in
History and Politics mengemukakan empat unsur nasionalisme, yaitu:
1. Hasrat untuk mencapai kesatuan.
2. Hasrat untuk mencapai kemerdekaan.
3. Hasrat untuk mencapai keaslian.
4. Hasrat untuk mencapai kehormatan bangsa.
Dari definisi itu Nampak bahwa negara dan bangsa adalah sekelompok
manusia yang:
C. Bentuk-Bentuk Nasionalisme
1. Nasionalisme Kewarganegaraan
(atau nasionalisme sipil) adalah sejenis nasionalisme di mana
negara memperoleh kebenaran politik dari penyertaan aktif
rakyatnya, "kehendak rakyat"; "perwakilan politik". Teori ini
mula-mula dibangun oleh Jean-Jacques Rousseau dan menjadi
bahan-bahan tulisan. Antara tulisan yang terkenal adalah buku
berjudul Du Contract Sociale (atau dalam Bahasa Indonesia
"Mengenai Kontrak Sosial").
2. Nasionalisme etnis adalah sejenis nasionalisme di mana negara
memperoleh. kebenaran politik dari budaya asal atau etnis
sebuah masyarakat. Dibangun oleh Johann Gottfried von Herder,
yang memperkenalkan konsep Volk (bahasa Jerman untuk
"rakyat").
3. Nasionalisme romantik (juga disebut nasionalisme organik,
nasionalisme identitas) adalah lanjutan dari nasionalisme etnis di
mana negara memperoleh kebenaran politik secara semulajadi
("organik") hasil dari bangsa atau ras; menurut semangat
romantisme. Nasionalisme romantik adalah bergantung kepada
perwujudan budaya etnis yang menepati idealisme romantik;
kisah tradisi yang telah direka untuk konsep nasionalisme
romantik. Misalnya "Grimm Bersaudara" yang dinukilkan oleh
Herder merupakan koleksi kisah-kisah yang berkaitan dengan
etnis Jerman.
4. Nasionalisme Budaya adalah sejenis nasionalisme di mana
negara memperoleh kebenaran politik dari budaya bersama dan
bukannya "sifat keturunan" seperti warna kulit, ras dan
sebagainya. Contoh yang terbaik ialah rakyat Tionghoa yang
menganggap negara adalah berdasarkan kepada budaya. Unsur
ras telah dibelakangkan di mana golongan Manchu serta ras-ras
minoritas lain masih dianggap sebagai rakyat negara Tiongkok.
Kesediaan dinasti Qing untuk menggunakan adat istiadat
Tionghoa membuktikan keutuhan budaya Tionghoa. Malah
banyak rakyat Taiwan menganggap diri mereka nasionalis
Tiongkok sebab persamaan budaya mereka tetapi menolak RRC
karena pemerintahan RRT berpaham komunisme.
5. Nasionalisme kenegaraan ialah variasi nasionalisme
kewarganegaraan, selalu digabungkan dengan nasionalisme
etnis. Perasaan nasionalistik adalah kuat sehingga diberi lebih
keutamaan mengatasi hak universal dan kebebasan. Kejayaan
suatu negeri itu selalu kontras dan berkonflik dengan prinsip
masyarakat demokrasi. Penyelenggaraan sebuah 'national state'
adalah suatu argumen yang ulung, seolah-olah membentuk
kerajaan yang lebih baik dengan tersendiri. Contoh biasa ialah
Nazisme, serta nasionalisme Turki kontemporer, dan dalam
bentuk yang lebih kecil, Franquisme sayap-kanan di Spanyol,
serta sikap 'Jacobin' terhadap unitaris dan golongan pemusat
negeri Prancis, seperti juga nasionalisme masyarakat Belgia,
yang secara ganas menentang demi mewujudkan hak kesetaraan
(equal rights) dan lebih otonomi untuk golongan Fleming, dan
nasionalis Basque atau Korsika. Secara sistematis, bilamana
nasionalisme kenegaraan itu kuat, akan wujud tarikan yang
berkonflik kepada kesetiaan masyarakat, dan terhadap wilayah,
seperti nasionalisme Turki dan penindasan kejamnya terhadap
nasionalisme Kurdi, pembangkangan di antara pemerintahan
pusat yang kuat di Spanyol dan Prancis dengan nasionalisme
Basque, Catalan, dan Corsica.
6. Nasionalisme agama ialah sejenis nasionalisme di mana negara
memperoleh legitimasi politik dari persamaan agama. Walaupun
begitu, lazimnya nasionalisme etnis adalah dicampuradukkan
dengan nasionalisme keagamaan. Misalnya, di Irlandia semangat
nasionalisme bersumber dari persamaan agama mereka yaitu
Katolik; nasionalisme di India seperti yang diamalkan oleh
pengikut partai BJP bersumber dari agama Hindu.
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari beberapa penjelasan di atas dapat di simpulkan bahwa
nasionalisme adalah pandangan tentang rasa cinta yang wajar
terhadap bangsa,negara dan sekaligus menghormati negara lain.
Sikap nasionalisme yang ada sejak jaman duhulu harus tetap
kita tanamkan pada jiwa kita. Nasionalisme sebagai modal awal
dalam membangun bangsa dan negara indonesia adalan negara
generasi indonesia.
B. Saran
Nasionalisme hendak nya ditumbuhkan sejak dini lewat
pembekalan pembelajaran kewarganegaraan dan sejarah lewat
sektor pendidikan baik secara formal maupun informal. Warga
negara khususnya generasi muda diharapkan lebih menjiwai,
menghargai, dan melestarikan identitias nasional bangsa
indonesia seperti (adat istiadat, lagu,bahasa, dan kebangsaan)
demi menumbuhkan semangat nasionalisme.
DAFTAR PUSTAKA
De Dreu, CKW. & De Vries, NK. (2001). Group Consensus and Minority