Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH

NASIONALISME DAN PENDIDIKAN KARAKTER


BANGSA
Untuk memenuhi nilai UTS mata kuliah PPKN

Dosen Pembimbing:
Bpk. Kahrudin Ibrahim .SH.

Disusun Oleh :
Cindy Salsabillah
(2022441120)
PRODI AKUNTANSI 1 D
FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS FLORES
2022

i
ii
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha
Penyayang. Kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah
melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada penulis, sehingga dapat
menyelesaikan makalah PPKN yang berjudul nasionalisme dan pendidikan
karakter bangsa
Makalah ini telah disusun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan
dari berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk
itu saya menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah
berkontribusi dalam pembuatan makalah ini.
Terlepas dari itu semua, saya menyadari sepenuhnya bahwa masih ada
kekurangan, baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena
itu, dengan tangan terbuka penulis menerima segala saran dan kritik dari pembaca
agar dapat dilakukan perbaikan pada makalah ini .
Akhir kata, saya berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi
masyarakat maupun inspirasi terhadap pembaca.

Ende ,14 November 2022

Cindy Salsabillah

ii
DAFTAR ISI

Kata pengantar......................................................................................ii
Daftar isi.................................................................................................iii
.................................................................................................................
Bab I Pendahuluan...................................................................................................1
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
1.1 Latar Belakang ....................................................................................................1
....................................................................................................................................
1.2 Rumusan Masalah ............................................................................................2
............................................................................................
1.3 Tujuan Penulisan ..............................................................................................2
Bab II pembahasan .................................................................................................3
2.1 Pengertian Nasionalisme...............................................................................................3

2.2 Pengertian Pendidikan Karakter Bangsa...............................................................4


2.3 Menumbuhkan Jiwa Nasionalisme terhadap Generasi Muda Melalui
Pendidikan Karakter Bangsa................................................................................6
2.4 Landasan Hukum Nasionalisme dan pendidikan karakter bangsa.......................8
Bab III Penutup........................................................................................................12
3.1 Kesimpulan..........................................................................................................12
3.2 Saran.....................................................................................................................12
Daftar Pustaka..........................................................................................................13

iii
iv
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Memudarnya rasa nasionalisme pada generasi muda akhir-akhir ini
semakin jelas terlihat. Hal ini menjadi salah satu penyebab menurunnya karakter
anak-anak bangsa. Hal ini terjadi karena enerasi muda tidak mampu
mengendalikan diri dan menyaring budaya masuk yang sesuai dengan budaya
kita. Sehingga para pelajar dan anak bangsa mengikuti budaya barat dengan
alasan trend, padahal budaya barat bertentangan dengan budaya kita. Melemahnya
nasionalisme dikalangan anak muda disebabkan beberapa faktor, salah satunya
sikap keluarga dan lingkungan sekitar serta sekolah yang tidak mencerminkan
rasa nasionalisme, sehingga anak muda meniru sikap tersebut. Anak muda
merupakan anak yang masih meniru hal-hal yang baru terhadap lingkungan
sekitarnya.
Penanaman nasionalisme sejak dini melalui pendidikan karakter dapat
mengembalikan kecintaan pada generasi muda terhadap tanah airnya. Rasa
nasionalisme sangat penting diterapkan pada anak-anak Indonesia sejak dini
karena nasionalisme sangat penting. Jika generasi muda bangsa sudah tidak cinta
lagi dengan negaranya sendiri apa jadinya negara kita mendatang. Generasi muda
harus bangga dengan negara kelahirannya. Cara yang dapat dilakukan generasi
muda sangatlah simpel, misalnya: melaksanakan upacara bendera, berlatih untuk
aktif dalam berorganisasi, memperingati hari besar nasional, serta melalui lagu-
lagu nasional.
Selain kesadaran dari diri sendiri rasa nasionalisme juga bisa dibentuk
melalui pendidikan karakter. Pendidikan Karakter merupakan pendidikan yang
harus didapatkan anak sejak kecil. Karena itu pendidikan karakter dapat
digunakan untuk membentuk perbuatan ataupun tingkah laku seorang anak.
Upaya untuk membentuk karakter bangsa dapat dilakukan melalui pendidikan
formal. Dalam hal ini pendidikan formal yang dimaksud adalah sekolah. Sekolah

1
dapat mengaplikasikan pendidikan karakter untuk membentuk karakter-karakter
siswa sehingga akan terwujud suatu karakter  bangsa yang baik.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa pengertian nasionalisme?
2. Apa pengertian pendidikan karakter bangsa?
3. Bagaimana menumbuhkan jiwa nasionalisme terhadap generasi muda
melalui pendidikan karakter bangsa?
4. Apa saja landasan hukum nasionalisme dan pendidikan karakter
bangsa ?

1.3 Tujuan Penulisan


2. Untuk mengetahui pengertian nasionalisme.
3. Untuk mengetahui pengertian pendidikan karakter bangsa.
4. Untuk mengetahui bagaimana menumbuhkan jiwa nasionalisme terhadap
generasi muda melalui pendidikan karakter bangsa?
5. Untuk mengetahui apa saja landasan hukum nasionalisme dan pendidikan
karakter bangsa

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Nasionalisme

Asal kata Nasionalisme adalah nation yang berarti bangsa. Dalam,


pengertian antropologis dan sosiologis, Bangsa adalah suatu persekutuan hidup
yang berdiri sendiri dan masing-masing anggota persekutuan hidup merasa satu
kesatuan ras, bahasa, agama, sejarah dan adat-istiadat. Sedangkan dalam
pengertian politik adalah masyarakat dalam suatu daerah yang sama, dan mereka
tunduk pada kedaulatan negaranya sebagai suatu kekuasaan tertinggi keluar dan

kedalam. Sedangkan mengenai nasionalisme sendiri banyak rumusan,


diantaranya :
1. Hans Kohn
“Nasionalisme adalah suatu paham yang berpendapat bahwa
kesetiaan tertinggi individu harus diserahkan kepada Negara kebangsaan”.
2. Nazaruddin Sjamsuddin
“Nasionalisme adalah suatu konsep yang berpendapat bahwa kesetiaan
individu diserahkan sepenuhnya kepada Negara”.
3. Mahatma Gandhi
“Buat saya, maka cinta saya pada tanah air itu, masuklah dalam cinta
pada segala manusia”. Sementara menurut Sartono Kartodirjo, bahwa
nasionalisme memuat tentang kesatuan/unity, kebebasan/ liberty, kesamaan/

equality, demokrasi, kepribadian nasional serta prestasi kolektif. Jadi


nasionalisme adalah suatu paham kesadaran untuk hidup bersama sebagai suatu
bangsa karena adanya kebersamaan kepentingan, rasa senasib sepenanggungan
dalam menghadapi masa lalu dan masa kini serta kesamaan pandangan, harapan
dan tujuan dalam merumuskan cita-cita masa depan bangsa. Untuk mewujudkan
kesadaran tersebut dibutuhkan semangat patriot dan perikemanusiaan yang tinggi,

3
serta demokratisasi dan kebebasan berfikir sehingga akan mampu
menumbuhkan semangat persatuan dalam masyarakat pluralis.
Nasionalisme Indonesia adalah nasionalisme yang sejak awal anti
kolonialisme dan anti imperialisme karena kolonialisme dan imperialisme inilah

yang menghilangkan harga diri manusia (the human dignity). Pembentukan


Indonesia sebagai Nation selain faktor kesamaan geografis, bahasa, kohesifitas
ekonomi, dan yang paling pokok adalah make up psikologis sebagai bangsa
terjajah. Pengalaman penderitaan bersama sebagai kaum terjajah melahirkan
semangat solidaritas sebagai satu komunitas yang mesti bangkit dan hidup
menjadi bangsa merdeka. Semangat tersebut oleh para pejuang kemerdekaan
dihidupi tidak hanya dalam batas waktu tertentu, tetapi terus-menerus.
Substansi Nasionalisme Indonesia mempunyai dua unsur: Pertama,
kesadaran mengenai persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia yang terdiri atas
banyak suku, etnik, dan agama. Kedua, kesadaran bersama bangsa Indonesia
dalam menghapuskan segala bentuk penjajahan dan penindasan dari bumi

Indonesia. Dalam pembacaan teks Proklamasi Kemerdekaan dengan jelas


dinyatakan “atas nama bangsa Indonesia”, sedang dalam Pembukaan UUD 1945
secara tegas dikatakan, “segala bentuk penjajahan dan penindasan di dunia harus
dihapuskan karena tidak sesuai dengan perikemanusiaan dan perikeadilan.”

2.2 Pengertian Pendidikan Karakter Bangsa

Undang-Undang Republik Indonesia nomor 20 tahun 2003 tentang


Sistem Pendidikan Nasional (UU Sisdiknas) merumuskan fungsi dan tujuan
pendidikan nasional yang harus digunakan dalam mengembangkan upaya
pendidikan di Indonesia. Pasal 3 UU Sisdiknas menyebutkan, “Pendidikan
nasional berfungsi mengembangkan dan membentuk watak serta peradaban
bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa,
bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang
beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat,

4
berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta
bertanggung jawab”. Tujuan pendidikan nasional itu merupakan rumusan
mengenai kualitas manusia Indonesia yang harus dikembangkan oleh setiap
satuan pendidikan. Oleh karena itu, rumusan tujuan pendidikan nasional menjadi
dasar dalam pengembangan pendidikan karakter bangsa.
Untuk mendapatkan wawasan mengenai arti pendidikan karakter
bangsa perlu dikemukakan pengertian istilah karakter bangsa, dan pendidikan.
Pengertian yang dikemukakan di sini dikemukakan secara teknis dan digunakan
dalam mengembangkan pedoman ini. Guru-guru Antropologi, Pendidikan
Kewarganegaraan, dan mata pelajaran lain, yang istilah-istilah itu menjadi pokok
bahasan dalam mata pelajaran terkait, tetap memiliki kebebasan sepenuhnya
membahas dan berargumentasi mengenai istilah-istilah tersebut secara
akademik.
Karakter adalah watak, tabiat, akhlak, atau kepribadian seseorang yang
terbentuk dari hasil internalisasi berbagai kebajikan (virtues) yang diyakini dan
digunakan sebagai landasan untuk cara pandang, berpikir, bersikap, dan
bertindak. Kebajikan terdiri atas sejumlah nilai, moral, dan norma, seperti jujur,
berani bertindak, dapat dipercaya, dan hormat kepada orang lain. Interaksi
seseorang dengan orang lain menumbuhkan karakter masyarakat dan karakter
bangsa. Oleh karena itu, pengembangan karakter bangsa hanya dapat dilakukan
melalui pengembangan karakter individu seseorang. Akan tetapi, karena
manusia hidup dalam ligkungan sosial dan budaya tertentu, maka pengembangan
karakter individu seseorang hanya dapat dilakukan dalam lingkungan sosial yang
berangkutan. Artinya, pengembangan karakter bangsa hanya dapat dilakukan
dalam suatu proses pendidikan yang tidak melepaskan peserta didik dari
lingkungan sosial, masyarakat, dan bangsa. Jadi pendidikan karakter bangsa
haruslah berdasarkan nilai-nilai Pancasila. Dengan kata lain, mendidik karakter
bangsa adalah mengembangkan nilai-nilai Pancasila pada diri peserta didik
melalui pendidikan hati, otak, dan fisik.
Pendidikan adalah suatu usaha yang sadar dan sistematis dalam
mengembangkan potensi peserta didik. Pendidikan adalah juga suatu usaha

5
masyarakat dan bangsa dalam mempersiapkan generasi mudanya bagi
keberlangsungan kehidupan masyarakat dan bangsa yang lebih baik di masa
depan. Keberlangsungan itu ditandai oleh pewarisan karakter yang telah dimiliki
masyarakat dan bangsa. Oleh karena itu, pendidikan adalah proses pewarisan
karakter bangsa bagi generasi muda dan juga proses pengembangan karakter
bangsa untuk peningkatan kualitas kehidupan masyarakat dan bangsa di masa
mendatang. Dalam proses pendidikan karakter bangsa, secara aktif peserta didik
mengembangkan potensi dirinya, melakukan proses internalisasi, dan
penghayatan nilai-nilai menjadi kepribadian mereka dalam bergaul di masyarakat,
mengembangkan kehidupan masyarakat yang lebih sejahtera, serta
mengembangkan kehidupan bangsa yang bermartabat.
Jadi dapat disimpulkan bahwa, pendidikan karakter bangsa merupakan
upaya untuk mencetak bangsa yang bermartabat dan bermoral melalui
pendidikan.

2.3 Menumbuhkan Jiwa Nasionalisme terhadap Generasi Muda Melalui


Pendidikan Karakter Bangsa

Seperti yang pernah dikemukakan oleh Presiden RI Dr. H. Susilo


Bambang Yodhoyono bahwa ada lima isu penting dalam dunia pendidikan. Salah
satunya isu mengenai hubungan pendidikan dengan pembentukan watak atau
dikenal dengan pembangunan karakter (character building). Presiden menyatakan
bahwa kemajuan pendidikan tidak boleh melupakan pembangunan karakter. Oleh
karena itu, Presiden melalui Kementrian Pendidikan Nasional (Kemendiknas)
meluncurkan Program Pendidikan Karakter.
Penanaman jiwa nasionalisme perlu dilakukan di sekolah, hal ini
dikarenakan bahwa sekolah merupakan tempat pendidikan dan pembentukan jiwa
serta semangat bagi generasi muda yang akan menentukan masa depan bangsa
Indonesia di masa yang akan datang. Selain itu, sejumlah besar generasi muda
penerus bangsa Indonesia masih berstatus sebagai pelajar di sekolah sehingga

6
apabila sekolah mampu memberikan pendidikan nasionalisme penguatan karakter
bangsa Indonesia maka akan selamatlah di masa yang akan datang.
Penanaman jiwa nasionalisme serta penguatan karakter bangsa bagi
seluruh pelajar dan mahasiswa di Indonesia akan memperkokoh persatuan dan
kesatuan bangsa dalam rangka mewujudkan NKRI yang kuat dan kokoh serta
berkepribadian. Dalam rangka membentuk dan menumbuhkan rasa nasionalisme
serta karakter bangsa bagi pelajar dan mahasiswa di perlukan suatu sarana yang
dapat melengkapi penyelenggaraan pendidikan di sekolah. Sajian informasi
berupa materi yang menarik dan relevan dengan semangat kemudahan pelajar dan
mahasiswa, perlu dikembangkan dengan tepat.
UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal 3
menjelaskan bahwa pendidikan nasional berfungsi untuk mengembangkan dan
membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka
mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta
didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Yuhan Yang
Maha Esa, berkhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi
warganegara yang demokratis serta bertanggungjawab.
Tujuan tersebut merupakan rumusan mengenai kualitas manusia
Indonesia yang harus dikembangkan oleh setiap satuan pendidikan. Rumusan
tujuan pendidikan nasional inilah yang menjadi landasan pengembangan karakter
bangsa. Dimana, pendidikan karakter bersifat terus menerus dan berkelanjutan
(continuous) dimulai dari pendidikan usia dini agar terinternalisasi dengan baik
dalam diri anak didik.
Program konkret Kemendiknas dalam membangun karakter bangsa yakni
dengan menggalakkan program dan kegiatan pendidikan karakter pada seluruh
satuan dan kewarganegaraan, baik kurikuler maupun ekstra, merevitalisasi
kembali kelompok mata pelajaran kepribadian agar menjadi sumber progresif,
dengan member dan memperkuat value of character & value of orientation for the
future, mengembangkan program pendidikan karakter dan anekaragam pelatihan
yang tepat dan efektif.

7
Landasan dasar pendidikan karakter adalah nasionalisme dengan
memberikan orientasi nilai (value of orientation) bagi kemajuan peradaban bangsa
dan Negara kedepan dengan mengintegrasikan semangat nasionalisme dengan
kebutuhan kemajuan bangsa di masa depan.
Sehingga dengan pendidikan karakter inilah terciptanya satu perubahan
dari sekadar good menjadi great yang dibutuhkan bagi kesuksesan membangun
peradaban bangsa di masa depan. Great character, great personality, and great
achievement for the future dapat dijabarkan secara konkrit. Sejatinya kepribadian
dan citra diri bangsa menjadi kekuatan etos, semangat etik dan moral yang
diharapkan bagi kemajuan bangsa ini di masa depan.

2.4 Landasan Hukum Nasionalisme dan pendidikan karakter bangsa

Indonesia adalah Negara Kesatuan yang memiliki identitas nasional yaitu


Undang-Undang Dasar 1945 sebagai konstitusi Negara Indonesia, Pancasila
sebagai ideologi bangsa, bahasa Indonesia sebagai bahasa persatuan, beragam
budaya nasional, lagu kebangsaan Indonesia Raya, 17 Agustus 1945 sebagai hari
lahirnya Negara Indonesia, lambang Negara yakni Burung garuda, yang semuanya
tidak dapat dipisahkan dari jati diri Negara Indonesia. Identitas Nasional harus
diperjuangkan dan dicintai oleh seluruh rakyat Indonesia. Menjunjung tinggi
tanah air Indonesia adalah kewajiban rakyat Indonesia sebagai bentuk kecintaan
pada bangsa dan sebagai perwujudan sikap nasionalisme Indonesia. Menurut
Amin (2013:2), dampak buruk globalisasi yang membawa kebudayaan-
kebudayaan baru menjadikan komposisi kebudayan masyarakat
Indonesia menjadi lebih kompleks atau rumit. Karena banyaknya kebudayaan
baru yang datang dan diterima begitu saja, menyebabkan terjadinya
penyimpangan kebudayaan di masyarakat. Belum lagi masalah klasik yang sepele
namun berdampak serius seperti perbedaan suku, agama, ras dan antar golongan
yang semakin memecah belah persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia.
Melihat dari kondisi tersebut, semangat nasionalisme harus dimiliki oleh
seluruh rakyat Indonseia terutama para generasi penerus bangsa. Anak-anak

8
bangsa harus mendapatkan pendidikan nasional yang dapat menumbuhkan
semangat nasionalisme. Seperti yang dinyatakan oleh Amin (2013:2) membangun
anak-anak bangsa Indonesia dan kepribadian bangsa diperlukan suatu usaha, salah
satu yang terpenting adalah melalui pendidikan secara nasional, tujuan yang
hendak dicapai melalui pendidikan secara nasional antara lain bahwa pendidikan
nasional harus mampu menumbuhan dan memperdalam rasa cinta tanah air
dengan kemajemukan dan keberagaman yang ada di Indonesia, mempertebal
semangat kebangsaan, dan rasa kesatuan dan persatuan berbangsa dan bernegara
5 Prinsip Nasionalisme dalam NKRI:

1. Kesatuan (Unity)
Unity berasal dari bahasa Inggris yang artinya kesatuan. Maka, pada
prinsip nasionalisme, unity adalah kesatuan yang ditetapkan dalam wilayah
teritorial, ideologi, sistem politik pemerintahan, sistem perekonomian, dan
pertahanan.
2. Kebebasan (Freedom)
Selanjutnya ada kebebasan atau dalam bahasa Inggris disebut sebagai
freedom. Nah, maksud dari prinsip freedom yakni bebas dalam beragama,
berbicara, berpendapat, berkelompok, dan berorganisasi.

3. Kesamaan (Equality)
Yang ketiga yaitu kesamaan atau equality. Prinsip kesamaan mengacu
pada kedudukan hukum, hak, serta kewajiban warga negara.

4. Kepribadian (Personality) dan Identitas (Identity)


Prinsip nasionalisme dalam NKRI yang selanjutnya yaitu kepribadian. Itu
berarti, warga negara memiliki harga diri, rasa kebangsaan, dan rasa sayang
terhadap kepribadian serta identitas bangsa.

5. Prestasi (Achievement)

9
Yang terakhir yaitu prestasi. Dalam kaitannya, cita-cita untuk mewujudkan
kesejahteraan, kebesaran, dan kemanusiaan bangsanya.
Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 87 Tahun 2017 tentang Penguatan
Pendidikan Karakter hadir dengan pertimbangan bahwa dalam rangka
mewujudkan bangsa yang berbudaya melalui penguatan nilai-nilai religius, jujur,
toleran, disiplin, bekerja keras, kreatif, mandiri, demokratis, rasa ingin tahu,
semangat kebangsaan, cinta tanah air, menghargai prestasi, komunikatif, cinta
damai, gemar membaca, peduli lingkungan, peduli sosial, dan bertanggung jawab,
pemerintah memandang perlu penguatan pendidikan karakter. Maka atas dasar
pertimbangan tersebut, pada tanggal 6 September 2017, Presiden Joko Widodo
telah menandatangani Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 87 Tahun 2017 tentang
Penguatan Pendidikan Karakter.

Dalam Perpres 87 Tahun 2017 tentang Penguatan Pendidikan Karakter


disebutkan, Penguatan Pendidikan Karakter yang selanjutnya disingkat PPK
adalah gerakan pendidikan di bawah tanggung jawab satuan pendidikan untuk
memperkuat karakter peserta didik melalui harmonisasi olah hati, olah rasa, olah
pikir, dan olah raga dengan pelibatan dan kerja sama antara satuan pendidikan,
keluarga, dan masyarakat sebagai bagian dari Gerakan Nasional Revolusi Mental
(GNRM).

Penguatan Pendidikan Karakter, menurut Perpres 87 Tahun 2017 tentang

Penguatan Pendidikan Karakter, memiliki tujuan:      

a. membangun dan membekali Peserta Didik sebagai generasi emas


Indonesia Tahun 2045 dengan jiwa Pancasila dan pendidikan karakter
yang baik guna menghadapi dinamika perubahan di masa depan;
b. mengembangkan platform pendidikan nasional yang meletakkan
pendidikan karakter sebagai jiwa utama dalam penyelenggaraan
pendidikan bagi Peserta Didik dengan dukungan pelibatan publik yang

10
dilakukan melalui pendidikan jalur formal, nonformal, dan informal
dengan memperhatikan keberagaman budaya Indonesia; dan

c. merevitalisasi dan memperkuat potensi dan kompetensi pendidik, tenaga


kependidikan, Peserta Didik, masyarakat, dan lingkungan keluarga dalam
mengimplementasikan PPK.

“PPK dilaksanakan dengan menerapkan nilai-nilai Pancasila dalam pendidikan


karakter terutama meliputi nilai-nilai religius, jujur, toleran, disiplin, bekerja
keras, kreatif, mandiri, demokratis, rasa ingin tahu, semangat kebangsaan, cinta
tanah air, menghargai prestasi, komunikatif, cinta damai, gemar membaca, peduli
lingkungan, peduli sosial, dan bertanggung jawab,” bunyi Pasal 3 Perpres Nomor
87 Tahun 2017 tentang Penguatan Pendidikan Karakter.

Ruang lingkup Peraturan Presiden Nomor 87 Tahun 2017 tentang Penguatan


Pendidikan Karakter meliputi:

1. penyelenggaraan PPK yang terdiri atas:


a. PPK pada Satuan Pendidikan jalur Pendidikan Formal;

b. PPK pada Nonformal;

c. PPK pada Informal,

2. pelaksana dan

3. pendanaan

11
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Adapun kesimpulan yang dapat diambil dari pembahasan yang telah penulis jabarkan
sebelumnya adalaha sebagai berikut:
1. Nasionalisme adalah suatu paham kesadaran untuk hidup bersama sebagai suatu bangsa
karena adanya kebersamaan kepentingan, rasa senasib sepenanggungan dalam
menghadapi masa lalu dan masa kini serta kesamaan pandangan, harapan dan tujuan
dalam merumuskan cita-cita masa depan bangsa. Untuk mewujudkan kesadaran
tersebut dibutuhkan semangat patriot dan perikemanusiaan yang tinggi, serta
demokratisasi dan kebebasan berfikir sehingga akan mampu menumbuhkan
semangat persatuan dalam masyarakat pluralis.
2. Pendidikan karakter bangsa merupakan upaya untuk mencetak bangsa yang bermartabat
dan bermoral melalui pendidikan.
3. Penanaman jiwa nasionalisme serta penguatan karakter bangsa bagi seluruh pelajar dan
mahasiswa di Indonesia akan memperkokoh persatuan dan kesatuan bangsa dalam
rangka mewujudkan NKRI yang kuat dan kokoh serta berkepribadian. Dalam rangka
membentuk dan menumbuhkan rasa nasionalisme serta karakter bangsa bagi pelajar dan
mahasiswa di perlukan suatu sarana yang dapat melengkapi penyelenggaraan
pendidikan di sekolah.
4. Dasar hukum nasionalisme kita yaitu Pancasila dan UUD 1945, Peraturan Presiden
(Perpres) Nomor 87 Tahun 2017 tentang Penguatan Pendidikan Karakter hadir dengan
pertimbangan bahwa dalam rangka mewujudkan bangsa yang berbudaya

3.2 Saran
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu penulis
sangat mengharapkan saran dan kritik yang sifatnya membangun agar dalam pembuatan makalah
selanjutnya bisa lebih baik lagi, atas perhatiannya penulis ucapkan terimakasih.

12
DAFTAR PUSTAKA

Badri Yatim Bung Karno,Islam dan Nasionalisme, Jakarta: Logos Wacana Ilmu,1999.
Hans Kohn, Nasionalisme, Arti dan Sejarahnya, Jakarta: Pembangunan, 1984.
Iman Toto K Raharjo dan Suko Sudarso, Bung Karno, Islam, Pancasila dan NKRI,
Jakarta: KNRI, 2006.
Kementerian PNBPPPK, Pengembangan Pendidikan Budaya dan Karakter Bangsa, Jakarta:
Pusat Kurikulum, 2010.
Nazaruddin Syamsudin, Bung Karno Kenyataan Politik dan Kenyataan Praktek, Jakarta: Rajawali,
1988.
Redaksi Great publisher, buku pintar politik: sejarah, pemerintahan, dan ketatanegaraan,
Yogyakarta: Galang Perss, 2009.
Sartono Kartodirjo, Multidimensi Pembangunan Bangsa Etos Nasionalisme dan Negara
Kesatuan, Yogyakarta: Kanisisus, 1999.
Suhartono, Sejarah Pergerakan Nasional, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 1994.
Yani Emirta, Menumbuhkan Jiwa Nasionalisme Pada Generasi Muda Bangsa dan Peran
Pemerintah Dalam Menumbuhkan Jiwa Nasionalisme Generasi Muda Bangsa melalui
Pendidikan Pembangunan Karakter, (Jurnal: Academia.edu, 2016).

13

Anda mungkin juga menyukai