Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN

“IDENTITAS DAN INTEGRASI”

Diajukan untuk memenuhi salah sstu tugas mata kuliah Kewarganegaraan

Dosen Pengampu :

Dwi Sutariningsih S.Pd

Disusun Oleh :

Ibti Karimah (23S1FAM0053)

PROGRAM PENDIDIKAN FARMASI

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN IBNU SINA AJIBARANG

TAHUN AKADEMIK 2023/2024

KATA PENGANTAR

i
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat rahmat,
karunia serta hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan tugas makalah Pendidikan
Kewarganegaraan ini yang membahas mengenai Identitas dan Integrasi. Makalah ini berisi
tentang beberapa hal mengenai identitas nasional Indonesia, integrasi nasional, dan
pengembangan integrasi di Indonesia. Makalah ini diselesaikan secara bersama oleh kami
sebagai dasar penyelesaian tugas mata kuliah Pendidikan Kewarganegaraan.

Kami berharap agar makalah ini dapat bermanfaat bagi para pembaca dan bagi kami
juga dapat memberikan ilmu pengetahuan kepada semua pembaca agar dapat memahami
tentang integrasi dan agar dapat menambah wawasan yang sudah dimiliki mengenai integrasi
itu sendiri.

Dalam penyusunan makalah ini masih jauh dari kesempurnaan oleh karena itu kami
mengharapkan kritik dan saran dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini. Kritik dan
saran yang dapat membangun dan membantu kami mengembangkan isi dari makalah ini.

Kami mengucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu
penyusunan makalah ini. Kepada semua pihak yang telah memberikan sumber dan referensi
untuk kami dalam penyusunan makalah ini.

DAFTAR ISI

ii
COVER................................................................................................................i
KATA PENGANTAR.........................................................................................ii
DAFTAR ISI........................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang.........................................................................................1
B. Rumusan Masalah....................................................................................2
C. Materi Pengantar......................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN
A. Bangsa dan Identitas................................................................................4
B. Identitas Nasional Indonesia....................................................................5
C. Negara Kebangsaan Indonesia.................................................................9
D. Integrasi Nasional....................................................................................11
E. Pengembangan Integrasi di Indonesia.....................................................13
BAB III PENNUTUP..........................................................................................16
DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................17

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Identitas nasional merupakan ciri khas yang dimiliki suatu bangsa yang tentunya
berbeda antara satu bangsa dengan bangsa yang lain. Indonesia adalah salah satu Negara
yang memiliki bermacam identitas nasional yang mengkhaskan dan tentunya berbeda dari
Negara-negara lainnya.
Beragamnya suku bangsa serta bahasa di Indonesia, merupakan suatu tantangan
besar bagi bangsa ini untuk tetap dapat mempertahankan identitasnya, terlebih di era
globalisasi seperti saat ini. Globalisasi diartikan sebagai suatu era atau zaman yang
ditandai dengan perubahan tatanan kehidupan dunia akibat kemajuan ilmu pengetahuan
dan teknologi, khususnya teknologi informasi sehingga interaksi manusia menjadi sempit,
serta seolah- olah dunia tanpa ruang. Era Globalisasi dapat berpengaruh terhadap nilai-
nilai budaya bangsa Indonesia.
Identitas nasional adalah citra diri dari sebuah bangsa yang dilihat oleh Negara
lain. Jangan sampai kita tergiur oleh arus global yang menampilkan pesona Negara lain,
sehingga kita terlena dan takjub yang pada akhirnya bisa membuat kita untuk melupakan
dan tidak mau mengenal identitas bangsa kita sendiri. Untuk itu, sebagai generasi muda
Indonesia seharusnya kita sudah mengenal dan mengetahui apa saja identitas nasional
bangsa kita. Namun pada kenyataannya banyak generasi muda Indonesia yang belum tahu
tentang apa itu identitas nasional dan apa saja wujud dari identitas nasional bangsa
Indonesia itu sendiri. Hakikatnya, sebagai warga Negara yang baik seharusnya kita
mengerti dan memahami arti serta tujuan dan apa saja yang terkandung dalam Identitas
Nasional.
Di Indonesia istilah integrasi masih sering disamakan dengan istilah pembaruan
atau asimilasi, padahal kedua istilah tersebut memiliki perbedaan. Integrasi diartikan
dengan integrasi kebudayaan, integrasi sosial, dan pluralisme sosial. Sementara
pembauran dapat berarti penyesuian antar dua atau lebih kebudayaan mengenai berapa
unsur kebudayaan (cultural traits) mereka yang berbeda atau bertentangan, agar dapat
dibentuk menjadi suatu sistem kebudayaan yang selaras (harmonis). Caranya adalah
melalui difusi (penyebaran), dimana unsur kebudayaan baru diserap kedalam suatu

1
kebudayaan yang berada dalam kedaan konflik dengan unsur kebudayaan tradisional
tertentu. Cara penanggulanagan masalah konflik adalah melalui modifikasi dan
koordinasi dari unsur-unsur kebudayaan baru dan lama (Theodorson & Theodorson, 1979
dalam Dhananjaja, 1999).

B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa makna dari bangsa dan identitas bagi suatu bangsa ?
2. Bagaimana identitas nasional menjadi karakter bangsa ?
3. Bagaimana integrasi kebangsaan nasional berpengaruh terhadap negara ?
4. Apa makna dari integrasi nasional ?
5. Bagaimana pengembangan integrasi di Indonesia ?

C. PENGANTAR MATERI

Pendidikan Kewarganegaraan penting diberikan agar mahasiswa menjadi pribadi yang


paham tentang hak dan kewajibannya sebagai Warga Negara Indonesia, berpikir kritis,
bertoleransi tinggi, pribadi yang cinta damai, menjadi sosok yang mengenal dan
berpartisipasi dalam kehidupan politik lokal, nasional, dan internasional.

Urgensi pendidikan pancasila di perguruan tinggi, yaitu agar mahasiswa tidak


tercerabut dari akar budayanya sendiri dan agar mahasiswa memiliki pedoman atau kaidah
penuntun dalam berpikir dan bertindak dalam kehidupan sehari-hari dengan berlandaskan
nilai-nilai Pancasila.

Ada dua landasan yang digunakan dalam pendidikan kewarganegaraan, yakni hukum
dan historis. Landasan hukum adalah segala hal yang menyangkut peraturan dasar
pelaksanaan pendidikan kewarganegaraan. Sementara landasan historis lebih mengarah pada
fakta sejarah yang menjadi dasar pengembangan pendidikan tersebut. Landasan historis
pendidikan kewarganegaraan berangkat dari upaya dan perjuangan bangsa Indonesia untuk
mencapai kemerdekaan.

a. Perjuangan pahlawan dari berbagai pelosok negeri untuk melawan penjajahan


b. Munculnya berbagai pergerakan melalui pendirian organisasi pemuda, seperti Taman
Siswa dan Boedi Oetomo (Budi Utomo)
c. Sumpah Pemuda pada 28 Oktober 1928 sebagai perwujudan tekad dan semangat
pemuda untuk:

2
- Bertanah air satu, tanah air Indonesia
- Berbangsa satu, bangsa Indonesia
- Berbahasa persatuan, bahasa Indonesia
d. Pada masa penjajahan, pemuda telah berjuang untuk membentuk negara Indonesia
yang merdeka, bersatu, berdaulat, adil, dan makmur
e. Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia 17 Agustus 1945 Perjuangan bangsa
Indonesia di awal kemerdekaan
f. Perjuangan bangsa Indonesia untuk menghadapi pemberontakan, penyelewengan,
serta separatis.
Pendidikan kewarganegaraan telah dimulai jauh sebelum Indonesia merdeka. Dalam
sejarah, berdirinya organisasi Boedi Oetomo tahun 1908 disepakati sebagai Hari Kebangkitan
Nasional karena pada saat itulah bangsa Indonesia mulai tumbuh kesadaran sebagai bangsa.
Setelah Boedi Oetomo, berdiri pula organisasi-organisasi pergerakan lain, seperti Syarikat
Islam, Muhammadiyah, Indische Party, PSII, PKI, NU, dsb. yang memiliki tujuan sama, yaitu
ingin melepaskan diri dari penjajahan Belanda.
Akhirnya setelah perjuangan panjang, Soekarno Hatta, atas nama bangsa Indonesia
berhasil memproklamasikan kemerdekaan Indonesia pada tanggal 17 Agustus 1945. Namun,
setelah merdeka pun bangsa Indonesia masih harus berjuang mempertahankan kemerdekaan
karena ternyata penjajah masih belum bersedia mengakui kemerdekaan Indonesia.
Sumber historis pendidikan Pancasila memiliki pengaruh yang besar terhadap
pengebangan materi dan substansi pendidikan Pancasila. Sumber historis ini memberikan kita
pemahaman tentang bagaimana Pancasila lahir dari semangat kemerdekaan, perssatuan, dan
kebhinekaan bangsa Indonesia.
Secara historis, lahirnya pelajaran Pkn ini bersumber dari penyelenggaraan organisasi
pergerakan yang betujuan untuk membangun rasa kebangsaan dan cita-cita Indonesia
merdeka. Secara historis, epistemologis, dan pedogogis, Pendidikan Kewarganegaraan
berfungsi sebagai pogram kurikuler dimulai dengan diintroduksikannya mata pelajaran Civics
dalam kurikulum SMA tahun 1962. Pelajaran ini berisikan materi tentang pemerintahan
Indonesia berdasarkan Undang-Undang Dasar 1945.

3
BAB II
PEMBAHASAN

A. BANGSA DAN IDENTITAS


Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), pengertian bangsa adalah
kelompok masyarakat yang bersamaan asal keturunan, adat, bahasa, dan sejarahnya, serta
berpemerintahan sendiri. Sekelompok masyarakat atau orang bisa dikatakan sebagai
sebuah bangsa ketika memenuhi unsur-unsur berikut ini.
1) memiliki asal-usul dalam sejarah bersama dalam suatu bentuk ikatan atau sentimen
kolektif
2) memiliki bahasa, struktur sosial, dan sistem politik yang dikehendaki
3) adanya wilayah sebagai ruang hidup tempat bermukim dan mencari nafkah bagi
kelangsungan hidup
4) memiliki dan menunjukkan identitas kolektif yang menjadi atribut sebuah budaya
sehingga dapat membedakannya dengan bangsa lain.
Syarat mutlak adanya sebuah bangsa adalah persetujuan bersama yang
mengandung keinginan untuk hidup bersama dan bersedia untuk berkorban demi
mencapai tujuan. Jika warga dari suatu bangsa rela mengorbankan jiwa raganya demi
eksistensi bangsanya, maka bangsa tersebut akan tetap bersatu.

Dalam segi sosiologis, bangsa adalah persekutuan hidup pada masyarakat yang
awalnya berdiri sendiri namun akhirnya merasa kesatuan ras, bahasa, keyakinan dan
budaya. Dari segi politis, bangsa adalah masyarakat dalam suatu daerah yang sama dan
mereka patuh pada kedaulatan negara, dan kedaulatan negara itu merupakan kekuasaan
tertinggi. Dalam kata lain, mereka terikat oleh kekuasaan politik.

Identitas sendiri bisa disebut sebagai sifat atau jati diri yang melekat pada sesuatu.
Identitas Nasional ini merupakan hal buatan karena identitas nasional ini dibuat, dan
disepakati oleh warga dari suatu bangsa sebagai identitasnya. Berdasarkan hal itu, setiap
bangsa yang ada saat ini memiliki identitasnya masing-masing sesuai dengan keunikan,
sifat dan karakter dari suatu bangsa. Hal ini tergantung dari bagaimana suatu bangsa
terbentuk secara historis. Identitas nasional yang dimiliki oleh suatu bangsa tidak bisa
dipisahkan dengan jati diri suatu bangsa.

4
Istilah natie atau nation mulai tidak asing pada tahun 1835. Nation yang memiliki
arti bangsa atau nasional, nasionalisme, atau paham kebangsaan. Istilah bangsa ini
memiliki arti masyarakat yang bentuknya terwujud dalam sejarah dan memiliki unsur-
unsur satu kesatuan bahasa, satu kesatuan daerah, satu kesatuan ekonomi, satu kesatuan
hubungan ekonomi, satu kesatuan jiwa.

B. IDENTITAS NASIONAL INDONESIA

Identitas Nasional berasal dari kata identity yang berarti ciri, tanda atau jati diri
yang melekat pada sesuatu yang membedakan dengan yang lain dan kata nasional yang
berarti kelompok lebih besar yang diikat oleh kesamaan fisik seperti budaya, agama,
bahasa, dan kesamaan non fisik seperti keinginan, cita-cita dan tujuan. Pada hakikatnya
identitas nasional merupakan manifestasi nilai-nilai budaya yang tumbuh dan
berkembang dalam berbagai aspek kehidupan dengan suatu ciri khas yang menjadikannya
berbeda dengan bangsa lain. Dengan demikian, identitas nasional menunjuk pada jati diri
yang bersumber dari nilai-nilai budaya suatu bangsa sehingga identitas nasional memiliki
hubungan yang erat dengan kebudayaan nasional.

Dalam berkehidupan berbangsa dan bernegara, sangatlah penting bagi suatu


negara untuk memiliki identitas nasional. Mengapa demikian, Karena identitas nasional
merupakan jati diri bangsa yang bersifat khas dan menjadi pandangan hidup dalam
mencapai cita-cita dan tujuan hidup bersama. Pada era globalisasi ini eksistensi bangsa-
bangsa di dunia sedang dihadapkan oleh tantangan yang sangat kuat dari kekuatan
internasional baik di bidang ekonomi, sosial, budaya dan politik. Apabila bangsa tersebut
tidak mempunyai atau tidak mampu mempertahankan identitas nasional yang menjadi
kepribadiannya, maka bangsa tersebut akan mudah goyah dan terombang-ambing oleh
tantangan zaman.

Pada konteks ke-Indonesiaan, identitas nasional bangsa Indonesia adalah identitas


yang bersumber dari nilai luhur pancasila yang aktualisasinya tercermin dalam
penyelenggaraan kehidupan masyarakat, berbangsa dan bernegara. Identitas tersebut
menunjuk pada lambang, simbol atau identitas yang bersifat nasional seperti bahasa
Indonesia, bendera merah putih, lagu Indonesia Raya, Garuda Pancasila, dan Bhineka
Tunggal Ika. Guna menjaga identitas nasional, maka rasa cinta tanah air dan integrasi
nasional menjadi satu hal yang penting.

5
Bila dilihat dalam konteks Indonesia, maka identitas nasional itu merupakan
manifestasi nilai-nilai budaya yang tumbuh dan berkembang dalam berbagai aspek
kehidupan dari ratusan suku yang “di himpun” dalam satu kesatuan Indonesia menjadi
kebudayaan nasional dengan acuan pancasila dan roh “Bhineka Tunggal Ika” sebagai
dasar dan arah pengembangannya. Dengan kata lain dapat dikatakan bahwa hakikat
identitas nasional kita sebagai bangsa didalam hidup dan kehidupan berbangsa dan
bernegara adalah Pancasila yang aktualisasinya tercermin dalam penataan kehidupan kita
dalam arti luas, misalnya dalam aturan perundang-undangan atau hukum, sistem
pemerintahan yang diharapkan,nilai-nilai etik dan moral yang secara normatif diterapkan
didalam pergaulan baik dalam tataran nasional maupun internasional dan sebagainya.
Nilai-nilai budaya yang tercermin didalam identitas nasional tersebut bukanlah barang
jadi yang sudah selesai dalam kebekuan normatif dan dogmatis, melainkan sesuatu yang
“terbuka” yang cenderung terus menerus bersemi karena hasrat menuju kemajuan yang
dimiliki oleh masyarakat pendukungnya. Konsekuensi dan implikasinya adalah bahwa
identitas nasional adalah sesuatu yang terbuka untuk ditasfir dengan diberimakna baru
agar tetap relevan dan fungsional dalam kondisi aktual yang berkembang dalam
masyarakat.

Identitas Nasional Indonesia merujuk pada suatu bangsa yang majemuk.


Kemajemukan itu merupakan gabungan dari unsur-unsur pembentuk identitas yaitu
sebagai berikut :

1. Suku Bangsa
Suku bangsa adalah golongan sosial yang khusus yang bersifat askriptif (ada sejak
lahir), yang sama coraknya dengan golongan umur dan jenis kelamin. Di
Indonesia terdapat banyak sekali suku bangsa atau kelompok etnis dengan tidak
kurang 300 dialek bangsa.
2. Agama
Bangsa Indonesia dikenal sebagai masyarakat yang agamis. Agama-agama yang
tumbuh dan berkembang di Nusantara adalah Agama Islam, Kristen, katolik,
Hindu, Budha, dan Konghuchu. Agama Konghuchu pada masa orde baru tidak
diakui sebagai agama resmi negara namun sejak pemerintahan Presiden
Abdurrahman Wahid, istilah agama resmi negara dihapuskan.

6
3. Kebudayaan
Kebudayaan adalah pengetahuan manusia sebagai makhluk social yang isinya
adalah perangkat-perangkat atau model-model pengetahuan yang secara kolektif
digunakan oleh pendukung- pendukungnya untuk menafsirkan dan memahami
lingkungan yang dihadapi dan digunakan sebagai rujukan atau pedoman untuk
bertindak (dalam bentuk kelakuan dan benda-benda kebudayaan) sesuai dengan
lingkungan yang dihadapi.
4. Bahasa
Bahasa merupakan unsur pendukung identitas nasional yang lain.Bahasa dipahami
sebagai sistem perlambang yang secara arbiter dibentuk atas unsur-unsur bunyi
ucapan manusia dan digunakan sebagai sarana berinteraksi antar manusia.
5. Wilayah nusantara yaitu wilayah Indonesia yang terdiri dari beribu-ribu pulau
yang terbentang di khatulistiwa.
6. Ideologi pancasila sebagai ideologi dan dasar negara

Dari unsur-unsur identitas nasional tersebut diatas, dapat dirumuskan


pembagiannya menjadi 3 bagian sebagai berikut:

1. Identitas Fundamental: yaitu pancasila yang merupakan falsafah bangsa, dasar


negara, dan ideologi negara.
2. Identitas instrumental: yang berisi UUD 1945 dan tata perundangannya, bahasa
indonesia, lambang negara, bendera negara, lagu kebangsaan “Indonesia Raya”.
3. Identitas alamiah: yang meliputi negara kepulauan (archipelago) dan pluralisme
dalam suku, bahasa, budaya, dan agama serta kepercayaan(agama).

Beberapa bentuk identitas nasional Indonesia adalah sebagai berikut.


1. Bahasa Nasional / Bahasa Persatuan yaitu Bahasa Indonesia
Bahasa Indonesia adalah salah satu identitas nasional Indonesia yang penting.
Sekalipun Indonesia memiliki ribuan bahasa daerah, kedudukan bahasa Indonesia
yang digunakan sebagai bahasa penghubung berbagai kelompok etnis yang
mendiami kepulauan Nusantara memberikan nilai identitas tersendiri bagi bangsa
Indonesia.
2. Bendera Negara yaitu Sang Merah Putih
Bendera Negara Republik Indonesia, yang secara singkat disebut Bendera Negara,
adalah Sang Saka Merah Putih, Sang Merah Putih, Merah Putih, atau kadang

7
disebut Sang Dwiwarna (dua warna). Bendera Negara Sang Merah Putih
berbentuk empat persegi panjang dengan ukuran lebar 2/3 (dua-pertiga) dari
panjang serta bagian atas berwarna merah dan bagian bawah berwarna putih yang
kedua bagiannya berukuran sama.
3. Lagu kebangsaan yaitu Indonesia Raya
Indonesia Raya adalah lagu kebangsaan Republik Indonesia. Lagu ini pertama kali
diperkenalkan oleh komponisnya, Wage Rudolf Soepratman, pada tanggal
28Oktober 1928 pada saat Kongres Pemuda IIdi Batavia. Lagu ini menandakan
kelahiran pergerakan nasionalisme seluruh nusantara di Indonesia yang
mendukung ide satu “Indonesia” sebagai penerus Hindia Belanda, daripada
dipecah menjadi beberapa koloni.
4. Lambang Negara dan Dasar Falsafah Negara yaitu Pancasila
Pancasila adalah ideologi dasar bagi negara Indonesia. Nama ini terdiri dari dua
kata dari Sanskerta: pañca berarti lima dan śīla berarti prinsip atau asas. Pancasila
merupakan rumusan dan pedoman kehidupan berbangsa dan bernegara bagi
seluruh rakyat Indonesia. Tanggal 1 Juni diperingati sebagai hari lahirnya
Pancasila.
5. Semboyan Negara yaitu Bhinneka Tunggal Ika
Bhinneka Tunggal Ika adalah moto atau semboyan Indonesia. Frasa ini berasal
dari bahasa Jawa Kuna dan sering kali diterjemahkan dengan kalimat “Berbeda-
beda tetapi tetap satu”.
6. Konstitusi (Hukum Dasar) Negara yaitu UUD 1945
Istilah dalam bahasa inggris constitution atau dalam bahasa belanda constitutie
secara harfiah sering diterjemahkan dalam bahasa indonesia yaitu undang-undang
dasar. Ditinjau dari segi kekuasaan undang-undang dasar dapat dipandang sebagai
lembaga atau kumpulan asas-asas yang menetapkan bagaimana kekuasaan itu
dibagi anatara beberapa lembaga kenegaraan. Mengacu konsep trias
politika,kekuasaan dibagi anatar badan eksekutif, legislatif dan yudikatif.
7. Bentuk Negara Kesatuan Republik Indonesia yaitu berkedaulatan rakyat
Kedaulatan rakyat mengandung arti kekuasaan tertinggi ada pada rakyat. Dengan
demikian makna kedaulatan rakyat adalah demokrasi, yang berarti pemerintahan
yang kekuasaan tertinggi terletak/bersumber pada rakyat.

8
8. Konsepsi Wawasan Nusantara
Wawasan nusantara adalah cara pandang dan sikap bangsa Indonesia mengenai
diri dan bentuk geografinya berdasarkan Pancasiladan UUD 1945. Dalam
pelaksanannya, wawasan nusantara mengutamakan kesatuan wilayah dan
menghargai kebhinekaan untuk mencapai tujuan nasional.

C. NEGARA KEBANGSAAN INDONESIA

Rasa kebangsanaan adalah kesadaran berbangsa, yakni rasa yang lahir secara
alamiah karena adanya kebersamaan sosial yang tumbuh dari kebudayaan, sejarah, dan
aspirasi perjuangan masa lampau, serta kebersamaan dalam menghadapi tantangan
sejarah masa kini. Dinamisasi rasa kebangsaan ini dalam mencapai cita-cita bangsa
berkembang menjadi wawasan kebangsaan, yakni pikiran-pikiran yang bersifat nasional
dimana suatu bangsa memiliki cita-cita kehidupan dan tujuan nasional yang jelas.
Berdasarkan rasa dan paham kebangsaan itu, timbul semangat kebangsaan atau semangat
patriotisme.

Secara historis, paham kebangsaan telah terbukti mampu mentransformasikan


kesadaran dari yang awalnya bersifat sempit berdasar kesukuan atau keagamaan,menjadi
kesadaran nasional, kesadaran akan ke-Indonesiaan. Sebelum spirit kebangsaan Indonesia
muncul, yang lebih dulu mengemuka adalah spirit berdasar suku, agama, atau
kedaerahan. Misalnya dalam bentuk Jong Java, Jong Ambon, Jong Islam, Jong
Sumatera,Jong Celebes dan sebagainya. Baru kemudian, seiring meluasnya pengaruh
Budi Utomo pada 1908, Sarekat Islam (SI) pada 1911, dan Pergerakan Indonesia
(IndonesischeVereniging) pada 1921, maka embrio spirit kebangsaan yang bersifat
nasional muncul ke permukaan. Ini kemudian melahirkan Sumpah Pemuda pada 1928
yang secara eksplisit mengemukakan semangat kebangsaan Indonesia. Dari sini akhirnya
bermuara pada lahirnya negara kebangsaan Indonesia pada 17 Agustus 1945.

1. Semangat Kebangsaan
Hal-hal yang terkandung dalam jiwa semangat kebangsaan adalah sebagai berikut.
a. Pro Patria dan Primus Patiralis, artinya mencintai tanah air dan mendahulukan
kepentingan tanah air
b. Jiwa solidaritas dan kesetiakawanan dari semua lapisan masyarakat terhadap
perjuangan kemerdekaan.

9
c. Jiwa toleransi atau tenggang rasa antaragama, antarsuku, antargolongan, dan
antarbangsa.
d. Jiwa tanpa pamrih dan bertanggung jawab.
e. Jiwa ksatria dan kebesaran jiwa yang tidak mengandung balas dendam.

Adapun nilai-nilai yang terkandung dalam semangat kebangsaan sebagai


perwujudankeikhlasan, yaitu sebagai berikut.
a. Semangat menentang dominasiasing dalam segala bentuknya,terutama
penjajahan dari suatu bangsa terhadap bangsa lain.
b. Semangat pengorbanan seperti pengorbanan harta benda jiwaraga.
c. Semangat tahan derita dan tahanuji.
d. Semangat kepahlawanan.
e. Semangat persatuan dankesatuan.
f. Percaya pada diri sendiri.

2. Wawasan Kebangsaan
Wawasan kebangsaan mengandung tuntutan suatu bangsa untuk mewujudkan jati
diri, serta mengembangkan perilaku sebagai bangsa yang meyakini nilai-nilai
budayanya, yang lahir dan tumbuh sebagai penjelmaan kepribadiannya. Wawasan
kebangsaan merupakan jiwa, cita-cita, atau falsafah hidup yang tidak lahir dengan
sendirinya. Ia sesungguhnya merupakan hasil konstruksi dari realitas sosialdan politik
(sociallyand politicallyconstructe). Pidato Bung Karno atau perhatian Hatta mengenai
wawasan kebangsaan adalah bagian penting dari konstruksi elit politik terhadap
bangunan citra (image) bangsa Indonesia. Apa pun perbedaan pandangan elit tersebut,
persepsi itu telah membentuk kerangka berpikir masyarakat tentang wawasan
kebangsaan.
Mengadopsi pemikiran Talcott Parsons mengenai teori sistem, wawasan
kebangsaan dapat dipandang sebagai suatu falsafah hidup yang berada pada tataran
sub-sistem budaya. Dalam tataran ini wawasan kebangsaan dipandang sebagai “way
of life”atau merupakan kerangka/peta pengetahuan yang mendorong terwujudnya
tingkah lakudan digunakan sebagai acuan bagi seseorang untuk menghadapi dan
menginterpretasi lingkungannya.
Dapat dipahami bila wawasan kebangsaan hanya tumbuh dan dapat diwujudkan
dengan energi yang diberikan oleh sub sistem lainnya. Sub-sistem politik akan
10
memberikan energi kepada bekerjanya sub-sistem ekonomi, untuk kemudian
memberikan energi bagi sub-sistem sosial dan pada akhirnya kepada sub-sistem
budaya. Sebaliknya, apabila sub-sistem budaya telah bekerja dengan baik karena
energi yang diberikan oleh sub-sistem lainnya, maka sub-sistem budaya ini akan
berfungsi sebagai pengendali(control) atau yang mengatur dan memelihara kestabilan
bekerjanya sub-sistem sosial.

D. INTEGRASI NASIONAL

Integrasi nasional berasal dari dua kata, yaitu “Integrasi” dan “Nasional”. Integrasi
berasal dari bahas inggris, Integrate artinya menyatupadukan, menggabungkan,
mempersatukan. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, Integrasi artinya pembauran
hingga menjadi satu kesatuan yang bulat dan utuh. Kata Nasional berasal dari bahasa
Inggris, nation yang artinya bangsa. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, integrasi
nasional mempunyai arti politis dan antropologis.
a. Secara politis
Integrasi secara politis berarti penyatuan berbagai kelompok budaya dan sosial
dalam kesatuan wilayah nasional yang membentuk suatu identitas nasional.
b. Secara atropologis
Integrasi secara antropologis berarti proses penyesuaian di antara unsur-unsur
kebudayaanyang berbeda sehingga mencapai suatu keserasian fungsi dalam
kehidupan masyarakat.

Faktor-faktor pendorong integrasi nasional sebagai berikut.

1. Faktor sejarah yang menimbulkan rasa senasib dan seperjuangan.


2. Keinginan untuk bersatu di kalangan bangsa Indonesia sebagaimana dinyatakan
dalam Sumpah Pemuda tanggal 28 Oktober 1928.
3. Rasa cinta tanah air di kalangan bangsa Indonesia, sebagaimana dibuktikan
perjuangan merebut, menegakkan, dan mengisi kemerdekaan.
4. Rasa rela berkorban untuk kepentingan bangsa dan Negara, sebagaimana
dibuktikan oleh banyak pahlawan bangsa yang gugur di medan perjuangan.
5. Kesepakatan atau konsensus nasional dalam perwujudan Proklamasi
Kemerdekaan, Pancasila dan UUD 1945, bendera Merah Putih, lagu kebangsaan
Indonesia Raya, bahasa kesatuan bahasa Indonesia.

11
Faktor-faktor penghambat inegrasi nasional sebagai berikut.
1. .Masyarakat Indonesia yang heterogen (beraneka ragam) dalam faktor-faktor
kesukubangsaan dengan masing-masing kebudayaan daerahnya, bahasa daerah,
agama yang dianut, ras dan sebagainya.
2. Wilayah negara yang begitu luas, terdiri atas ribuan kepulauan yang dikelilingi
oleh lautan luas.
3. Besarnya kemungkinan ancaman, tantangan, hambatan dan gangguan yang
merongrong keutuhan, kesatuan dan persatuan bangsa, baik yang berasal dari
dalam maupun luarnegeri.
4. Masih besarnya ketimpangan dan ketidakmerataan pembangunan dan hasil-hasil
pembangunan menimbulkan berbagai rasa tidak puas dan keputusasaan di masalah
SARA (Suku, Agama, Ras, dan Antar-golongan), gerakan separatisme dan
kedaerahan, demonstrasi dan unjuk rasa.
5. Adanya paham “etnosentrisme” di antara beberapa suku bangsa yang
menonjolkan kelebihan-kelebihan budayanya dan menganggap rendah budaya
suku bangsa lain.

Integrasi masyarakat yang sepenuhnya memang sesuatu yang tidak mungkin


diwujudkan, karena setiap masyarakat disamping membawakan potensi integrasi juga
menyimpan potensi konflik atau pertentangan. Persamaan kepentingan, kebutuhan untuk
bekerja sama, serta konsensus tentang nilai-nilai tertentu dalam masyarakat, merupakan
potensi yang mengintegrasikan. Sebaliknya perbedaan-perbedaan yang ada dalam
masyarakat seperti perbedaan suku, perbedaan agama, perbedaan budaya, dan perbedaan
kepentingan adalah menyimpan potensi konflik, terlebih apabila perbedaan-pebedaan itu
tidak dikeloladan disikapi dengan cara dan sikap yang tepat. Namun apapun kondisi
integrasi masyarakat merupakan sesuatu yang sangat dibutuhkan untuk membangun
kejayaan bangsa dan negara,dan oleh karena itu perlu senantiasa diupayakan. Kegagalan
dalam mewujudkan integrasi masyarakat berarti kegagalan untuk membangun kejayaan
nasional, bahkan dapat mengancam kelangsungan hidup bangsa dan negara yang
bersangkutan.

12
E. PENGEMBANGAN INTEGRASI DI INDONESIA
1. Alasan diperlukan Integrasi Nasional
Integrasi nasional penting untuk diwujudkan dalam kehidupan masyrakat Indonesia
dikarenakan Indonesia merupakan negara yang masih berkembang atau dapat
dikatakan negara yang masih mencari jati diri. Selain itu, integrasi nasional sangat
penting untuk diwujudkan karena integrasi nasional merupakan suatu cara yang dapat
menyatukan berbagai macam perbedaan yang ada di Indonesia.
2. Sumber Historis, Sosiologis, Politik tentang Intregitas Nasional
Mengintegrasikan bangsa umumnya menjadi tugas pertama bagi negara yang baru
merdeka. Hal ini dikarenakan negara baru tersebut tetap menginginkan agar semua
warga yang ada di dalam wilayah negara bersatu untuk negara yang bersangkutan.
a. Perkembangan sejarah integrasi di Indonesia
Menurut Suroyo (2002), ternyata sejarah menjelaskan bangsa kita sudah
mengalami pembangunan integrasi sebelum bernegara Indonesia yang merdeka.
Menurutnya, adatiga model integrasi dalam sejarah perkembangan integrasi di
Indonesia, yakni 1)model integrasi imperium Majapahit, 2) model integrasi
kolonial, dan 3) modelintegrasi nasional Indonesia.
1) Model integrasi imperium Majapahit
Model integrasi pertama ini bersifat kemaharajaan (imperium) Majapahit.
2) Model integrasi kolonial
Model integrasi kedua atau lebih tepat disebut dengan integrasi atas wilayah
Hindia Belanda baru sepenuhnya dicapai pada awal abad XX dengan wilayah
yang terentang dari Sabang sampai Merauke.
3) Model integrasi nasional Indonesia
Model integrasi ketiga ini merupakan proses berintegrasinya bangsa Indonesia
sejak bernegara merdeka tahun 1945.Integrasi model ketiga dimaksudkan
untuk membentuk kesatuan yang baru yakni bangsa Indonesia yang merdeka,
memiliki semangat kebangsaan (nasionalisme) yang baru atau kesadaran
kebangsaan yang baru.
Dalam sejarahnya, penumbuhan kesadaran berbangsa tersebut dilalui dengan
tahapan-tahapan sebagai berikut:
1) Masa Perintis Masa perintis adalah masa mulai dirintisnya semangat
kebangsaan melalui pembentukan organisasi-organisasi pergerakan.

13
2) Masa PenegasMasa penegas adalah masa mulai ditegaskannya semangat
kebangsaan pada diri bangsa Indonesia yang ditandai dengan peristiwa
Sumpah Pemuda tanggal 28 Oktober 1928.
3) Masa PercobaanBangsa Indonesia melalui organisasi pergerakan mencoba
meminta kemerdekaan dari Belanda. Organisasi-organisasi pergerakan yang
tergabung dalam GAPI (Gabungan Politik Indonesia) tahun 1938
mengusulkan Indonesia Berparlemen. Namun, perjuangan menuntut Indonesia
merdeka tersebut tidak berhasil.
4) Masa Pendobrak Pada masa tersebut semangat dan gerakan kebangsaan
Indonesia telah berhasil mendobrak belenggu penjajahan dan menghasilkan
kemerdekaan.

3. Pengembangan Integrasi di Indonesia


Howard Wriggins dalam Muhaimin & Collin MaxAndrews (1995) menyebu
tada lima pendekatan atau cara bagaimana para pemimpin politik mengembangkan
integrasi bangsa. Kelima pendekatan yang selanjutnya disebut sebagai faktor yang
menentukan tingkat integrasi suatu negara adalah:
a. Adanya ancaman dari luar
Adanya ancaman dari luar dapat menciptakan integrasi masyarakat.
Masyarakat akan bersatu, meskipun berbeda suku, agama dan ras ketika
menghadapi musuh bersama. Contoh, ketika penjajah Belanda ingin kembali
ke Indonesia, masyarakat Indonesia bersatu padu melawannya.
b. Gaya politik kepemimpinan
Gaya politik para pemimpin bangsa dapat menyatukan atau mengintegrasikan
masyarakat bangsa tersebut. Pemimpin yang karismatik, dicintai rakyatnya
dan memiliki jasa-jasa besar umumnya mampu menyatukan bangsanya yang
sebelumya tercerai berai. Misal Nelson Mandela dari Afrika Selatan. Gaya
politik sebuah kepemimpinan bisa dipakai untuk mengembangkan integrasi
bangsanya.
c. Kekuatan lembaga- lembaga politik Lembaga politik, misalnya birokrasi, juga
dapat menjadi sarana pemersatu masyarakat bangsa. Birokrasi yang satu dan
padu dapat menciptakan sistem pelayanan yang sama, baik, dan diterima oleh
masyarakat yang beragam. Pada akhirnya masyarakat bersatu dalam satu
sistem pelayanan.
14
d. Ideologi Nasional
Ideologi merupakan seperangkat nilai-nilai yang diterima dan disepakati.
Ideologi juga memberikan visi dan beberapa panduan bagaimana cara menuju
visi atau tujuan itu. Jika suatu masyarakat meskipun berbeda-beda tetapi
menerima satu ideologi yang sama maka memungkinkan masyarakat tersebut
bersatu.
e. Kesempatan pembangunan ekonomi
Jika pembangunan ekonomi berhasil dan menciptakan keadilan, maka
masyarakat bangsa tersebut bisa menerima sebagai satu kesatuan. Namun jika
ekonomi menghasilkan ketidakadilan maka muncul kesenjangan atau
ketimpangan.

15
BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Identitas dan Integritas nasional Indonesia pada dasarnya cukupbaik namun


sedikit terjadi permasalahan pada integritas nasionalyang mengakibatkan konflik-konflik
di berbagai daerah kita sebagaipenerus bangsa harus menyadari bahwa integrasi nasional
itupenting agar tercapai Indonesia yang kuat.

16
DAFTAR PUSTAKA

https://www.academia.edu/28961340/Makalah_Identitas_Nasional

https://www.academia.edu/5235533/Makalah_Kebangsaan

https://www.academia.edu/40566971/Makalah_Integrasi_Nasional

https://id.scribd.com/document/510182185/Pengembangan-Integrasi-Di-Indonesia

17

Anda mungkin juga menyukai