DISUSUN OLEH :
Kurnia RM (R011191001)
Risna (R011191125)
FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS HASANUDDIN
2020
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan ke-hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas
rahmat dan hidayah-Nya. Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah untuk
memberikan wawasan mengenai mata kuliah Pendidikan Kewarganegaraan,
dengan judul “UPAYA MEMPERTAHANKAN IDENTITAS NASIONAL”.
Kami berharap semoga tulisan ini dapat memberi informasi yang berguna
bagi pembacanya, terutama mahasiswa, supaya kelak menjadi pribadi yang
beridentitas nasional, karena kita adalah penerus Bangsa Indonesia.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
SAMPUL ...................................................................................................... i
BAB I Pendahuluan
BAB II Pembahasan
A. Kesimpulan ............................................................................. 14
B. Saran ....................................................................................... 14
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Identitas nasional merupakan ciri khas yang dimiliki satu bangsa yang
tentunya berbeda antara satu bangsa, dengan bangsa yang lain. Indonesia adalah
salah satu Negara yang memiliki bermacam identitas nasional yang mengkhaskan
dan tentunya berbeda dengan Negara-negara lainnya. Mayoritas dari masyarakat
mengasosiakan identitas nasional mereka dengan negara dimana mereka
dilahirkan.
Seringkali kita marah ketika aset identitas nasional kita direbut atau ditiru oleh
Negara lain, tapi dalam pengaplikasiannya kita sebagai warga negara Indonesia
hanya bersikap pasif dan enggan untuk menggembangkannya.
Identitas Nasional merupakan pengertian dari jati diri suatu Bangsa dan
Negara, Selain itu pembentukan Identitas Nasional sendiri telah menjadi
ketentuan yang telah di sepakati bersama. Menjunjung tinggi dan
mempertahankan apa yang telah ada dan berusaha memperbaiki segala kesalahan
dan kekeliruan di dalam diri suatu Bangsa dan Negara sudah tidak perlu di
tanyakan lagi, Terutama di dalam bidang Hukum.
B. Rumusan masalah
1. Bagaiamana realita atau kondisi identitas nasional di Indonesia?
2. Masalah apa saja yang timbul dalam upaya mempertahankan identitas
nasional?
1
3. Apa solusi untuk masalah yang timbul dalam upaya mempertahankan
identitas nasional
C. Tujuan penulisan
1. Mengetahui realita atau kondisi identitas nasional di Indonesia
2. Mengetahui masalah yang timbul dalam upaya mempertahankan identitas
nasional
4. Mengetahui solusi untuk masalah yang timbul dalam upaya
mempertahankan identitas nasional
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
budaya luar, mulai mengalami degradasi. Pernyataan ini diperkuat oleh Dokhin
dkk (2016) yang menyatakan bahwa arus globalisasi yang deras menawarkan gaya
hidup yang cenderung pragmatis serta bergaya hidup konsumtif terbukti secara
perlahan-lahan telah mereduksi nilai-nilai yang diajarkan dalam kearifan lokal.
Jika diamati, hal ini dapat kita lihat dengan mulai tidak tertariknya generasi muda
sekarang dengan seni budaya asli Indonesia seperti wayang, ludruk, seni tari,
silat,dsb. Hal ini diindikasi karena generasi sekarang lebih banyak larut dengan
kemajuan teknologi, sehingga melupakan kearifan lokal yang seharusnya
dipelihara dan diturunkan dari generasi ke generasi. Selain itu, menurunnya
kesadaran dari pihak orangtua untuk mengenalkan budaya asli Indonesia kepada
generasi penerusnya (anak) juga menjadi salah satu penyebab telah mereduksinya
nilai-nilai yang diajarkan dalam kearifan lokal.Jika diamati,pada masa sekarang
orangtua cenderung memperlengkapi dan mengajarkan bagaimana menggunakan
teknologi yang canggih dibanding mengenalkan nilai-nilai budaya asli Indonesia
sejak dini.
Identitas nasional adalah ciri khas dari suatu negara yang menjadi
pembeda dari negara lain. Namun, di era millenial yang sekarang berlangsung
kebanyakan masyarakat Indonesia malah menyepelekan identitas nasional. Warga
Indonesia sekarang banyak yang mengikuti dan terpengaruh oleh budaya asing.
4
Budaya-budaya barat yang masuk ke negara, rasanya sangat cepat diserap oleh
masyarakat Indonesia. Masyarakat cenderung lebih menyukai budaya barat
dibanding budayanya sendiri. Ini menjadi tantangan sendiri bagi negara Indoneisa
untuk mengembangkan dan mempertahankan identitas nasional negara kita.
Selain meniru budaya barat, salah satu masalah yang paling menghambat
upaya pertahana identitas nasional yaitu masih maraknya disintegrasi yang terjadi
di negara kita. Salah satu contohnya yaitu lepasnya Timor-Timur dari Indonesia.
Contoh lainnya yaitu, warga indonesia yang masih menganggap suku papua
5
rendah dan tidak berpendidikan. Di kalangan pelajar saja, tawuran anatar sekolah
merupakan salah satu bentuk dari disintegrasi.
1. Sebab dari dalam diri sendiri yaitu yang menyangkut kemampuan internal
atau kualitas pribadi manusia. Hal ini kadang terjadi dari sistem
pemahaman dan interprestasi yang kurang tepat terhadap sistem nilai
budaya, sehingga menjadi rujukan perilaku yang fatalistik, tidka saling
menghargai martabat masing-masing, tidak saling mengetahui dan
menghargai identitas individu, penggunaan bahasa yang tidak
proporsional, menonjolkan/mengagung-agungkan filosofi suku bangsanya
ditenga-tengah perkauman lainnya, lemah wataknya bangsa Indonesia:
dikuasai oleh indoktrinasi dan pemujaan terhadap materi.
2. Sebab Kultural, yakni yang menyangkut pandangan nilai dan sikap mental
serta perilaku masyarakat. Hal ini tumbuh dari sistem nilai budaya yang
menghargai cara-cara kehidupan yang menghindari kesenanagan dan
keharmonisan hidup duniawi. Orang atau kelompok yang demikian itu
menghindar dari tekanan hidup duniawi dengan memilih melakukan
kegiatan-kegiatan yang selalu meresahkan masyarakat dan akhirnya
membawa dampak pada kesengsaraan orang banyak. Nilai budaya yang
dianutnya semakin melonggar baik sebagai akibat perubahan sosial yang
melanda hampir semua aspek kehidupan maupun kurang fungsionalnya
tokoh-tokoh agama dalam mengekspresikan nilai-nilai adat dan agama
dalam kehidupan sehari-hari. Tidak saling mengenal dan saling
menghargai kebudayaan kelompok etnis masingmasing, tidak diterimanya
nilai-nilai yang berlaku dalam masyarakat setempat, penggunaan bahasa
daerah yang tidak proporsional, dan ynag tidak kalah parahnya adalah
sikap ekspolifis dikalangan suku-suku bangsa tertentu yang pada akhirnya
menimbulkan kecemburuan bagi perkauman yang lain.
3. Sebab Struktural, artinya ada struktur kekuasaan yang memberikan
ruang/peluang bagi lahirnya desintegrasi bangsa seperti rendahnya
6
legitimasi pemerintahan, kekacauan ekonomi, tingginya represi,
banyaknya pelanggaran HAM dan ketidakadilan pemerintah pusat dalam
memperlakukan daerah terutama persoalan keuangan daerah, porsi
pembangunan yang kecil, penempatan aparat pemerintah yang tidak
memperhatikan dan tidak memperhitungkan elit-elit local, penyalahgunaan
kekuasaan dan hukum, pertarungan misi antar segenap unsur kekuasaan,
penataan ruang kota tanpa memberdayakan warga masyarakat lokal yang
tergusur, pembangunan prasarana umum (pasar) yang cenderung tidak
memperhatikan kemampuan warga lokal, serta pembangunan berbagai
fasilitas umum yang menimbulkan dampak rusaknya kebudayaan lokal.
Upaya atau solusi yang bisa dilakukan untuk mempertahankan Identitas Nasional
yaitu Pelestarian Indegenous Knowledge melalui Pengembangan Teknologi pada
PerpustakaanNasional.
1. Identitas Nasional
Dalam buku ajar Pendidikan Kewarganegaraan untuk Perguruan Tinggi
(2016), disebutkan bahwa identitas nasional merupakan jati diri yakni ciri-
ciri atau karakeristik, perasaan atau keyakinan tentang kebangsaan yang
membedakan bangsa Indonesia dengan bangsa lain. Hidayat (2009: 18)
7
mengartikan identitas nasional sebagai ungkapan nilai-nilai budaya suatu
bangsa yang bersifat khas dan membedakan dengan bangsa lain. Adapun
unsur pembentuk identitas nasional antara lain: sejarah, kebudayaan, suku
bangsa, agama dan bahasa. Sehubungan dengan kebudayaan, aspek
kebudayaan yang menjadi unsur pembentuk identitas nasional adalah akal
budi, peradaban dan pengetahuan.
2. Perpustakaan Digital
Perpustakaan
Dalam bukunya, Basuki (1991) menyebutkan bahwa perpustakaan
diartikan sebuah ruangan atau gedung yang digunakan untuk menyimpan
buku dan terbitan lainnya yang biasanya disimpan menurut tata susunan
tertentu yang digunakan pembaca bukan untuk dijual.Sutarno (2006: 11),
lebih dalam merinci mengenai arti perpustakaan sebagai suatu ruangan,
bagian dari gedung/ bangunan atau gedung tersendiri yang berisi buku-
buku koleksi yang disusun dan diatur demikian rupa, sehingga mudah
untuk dicari dan dipergunakan apabila sewaktuwaktu diperlukan oleh
pembaca. Sedangkan jika mengacu pada tujuan perpustakaan umum
menurut UNESCO tahun 1972 adalah:
Memberikan kesempatan bagi kalayak umum untuk membaca
bahan pustaka yang dapat membantu meningkatkan kearah
kehidupan yang layak
Sebagai penyedia sumber informasi yang cepat, tepat dan murah
bagi masyarakat
Mengembangkan kemampuan masyarakat melalui bahan pustaka
Sebagai agen kultural atau pusat utama kehidupan budaya dengan
menumbuhkan apresiasi budaya pada masyarakat.
Digital
8
Microsoft Word, Microsoft Excel, jpeg, GIF,dsb (Saleh,
2010).Wikipedia mendefinisikan digital merupakan penggambaran
dari suatu keadaan bilangan yang terdiri dari angka 0 dan 1 atau off
dan on (bilangan biner). Sedangkan dalam KBBI Digital berhubungan
dengan angka-angka untuk sistem perhitungan tertentu; berhubungan
dengan penomoran.
Perpustakaan Digital
9
sampai pada artefak digital, yang tidak tergantikan oleh bentuk
tercetak.
“Merawat dan menjaga kearifan lokal budaya itu sangat penting sekali karena
intervensi peradaban barat dan peradaban negara lain itu sangat terus mendesak
kita,” ujar Presiden Jokowi.
Dengan kekayaan budaya yang begitu besar tentunya hal ini juga
menyadarkan kita bahwa Indonesia juga memiliki potensi kearifan lokal yang
tentunya sangat besar.Meliono (2011), mengatakan bahwa secara langsung atau
tidak langsung, budaya memberikan pengaruh pada pembentukan kearifan
lokal.Tetapi ditengah potensi kearifan lokal sebagai harta kekayaan bangsa
10
Indonesia, disisi lain peradaban dan pengaruh dari luar negeri juga ikut
mempengaruhi potensi kearifan lokal yang kita miliki. Kearifan lokal yang
seharusnya dilestarikan dan dijaga, sejalan dengan perkembangan teknologi dan
pengaruh budaya luar, mulai mengalami degradasi. Pernyataan ini diperkuat oleh
Dokhin dkk (2016) yang menyatakan bahwa arus globalisasi yang deras
menawarkan gaya hidup yang cenderung pragmatis serta bergaya hidup konsumtif
terbukti secara perlahan-lahan telah mereduksi nilai-nilai yang diajarkan dalam
kearifan lokal. Jika diamati, hal ini dapat kita lihat dengan mulai tidak tertariknya
generasi muda sekarang dengan seni budaya asli Indonesia seperti wayang,
ludruk, seni tari, silat,dsb. Hal ini diindikasi karena generasi sekarang lebih
banyak larut dengan kemajuan teknologi, sehingga melupakan kearifan lokal yang
seharusnya dipelihara dan diturunkan dari generasi ke generasi. Selain itu,
menurunnya kesadaran dari pihak orangtua untuk mengenalkan budaya asli
Indonesia kepada generasi penerusnya (anak) juga menjadi salah satu penyebab
telah mereduksinya nilai-nilai yang diajarkan dalam kearifan lokal. Jika diamati,
pada masa sekarang orangtua cenderung memperlengkapi dan mengajarkan
bagaimana menggunakan teknologi yang canggih dibanding mengenalkan nilai-
nilai budaya asli Indonesia sejak dini.
11
kolektif digunakan oleh pendukung-pendukungnya untuk menafsirkan dan
memahami lingkungan yang dihadapi dan digunakan sebagai rujukan atau
pedoman untuk bertindak (dalam bentuk kelakukan dan benda- benda
kebudayaan) sesuai dengan lingkungan yang dihadapi.
12
dalam (internal) dimungkinkan karena keterbatasan sumber daya manusia yang
dimiliki, sumber dana, ide pengembangan,dsb. Sedangkan hambatan dari luar
(eksternal) dimungkin dapat terjadi karena kurang tertariknya generasi saat ini
dengan warisan budaya Indonesia, pengaruh perkembangan teknologi, juga
kesadaran orangtua/ generasi pendahulu untuk menurunkan warisan budaya/
kearifan lokal nya ke generasi berikutnya.Oleh karena itu, pada uraian berikutnya
penulis berupaya untuk menuliskan beberapa ide dari manifestasi perpustakaan
nasional untuk menghadapi hambatan-hambatan yang ada, baik internal maupun
eksternal.
Budaya adalah bentuk jamak dari kata”Budi” dan “Daya” yang berarti
cinta, karas dan rasa, dan kebudayaan adalah hasil dari cipta, karsa dan rasa
tersebut. Kata budaya berasal dari bahasa Sansekerta”buddhaya”, adalah bentuk
jamak dari buddhi yang mempunyai arti budi dan akal. Kata kebudayaan dalam
bahasa Belanda disebut”cultuur”, dan dalam bahasa Inggris”culture” yang berasal
dari bahasa latin”colere”yang berarti mengolah, mengerjakan,menyuburkan dan
mengembangkan tertutama mengoah tanah atau bertani [8]. Perkembangan
budaya yang ada didalam masyarakat sangatlah banyak dan beragam, oleh sebab
itu perlu adanya pemahaman bahwa budaya merupakan sebuah kekayaan yang
luhur serta kita wajib untuk menjaganya bersama, maka dalam hal itu akan
muncul rasa memiliki akan budaya bersama. Rasa idelisme akan luntur jika kita
memiliki rasa memiliki budaya bersama sebagai bentuk sebuah identitas.
13
pelestarian budaya. Contohnya masyarakat dianjurkan mempelajari tarian daerah
dengan baik, agar setiap tahunnya tarian ini dapat di tampilkan dan diperkenalkan
pada khalayak dengan demikian selain melestarikan kita juga memperkenalkan
kebudayaan kita pada orang banyak.
Indonesia memiliki kebudayaan yang sangat luar biasa, dan dalam kebudayaan
daerah memiliki ciri khas masing-masing yang tidak bisa dipukul rata. Selain itu
14
bangsa Indonesia juga memiliki budaya lokal yang beraneka ragam. Sebagai
generasi penerus kita wajib menjaga sebuah eksistensi budaya lokal.
Selain itu peran pemerintah dalam melestarikan budaya bangsa juga sangatlah
penting. Bagaimanapun pemerintah memiliki peran yang cukup untuk strategis
dalam upaya pelestarian kebudayaan daerah tanah air. Pemerintah harus
mengimplementasikan kebijakan-kebijakan yang mengarah pada upaya
pelestarian kebudayaan nasional. Salah satu kebijakan pemerintah yang pantas di
dukung adalah penampilan kebudayaan- kebudayaan daerah disetiap event-event
akbar nasional, misalnya tari-tarian, lagu daerah, dan sebagainya. Semua itu harus
dilakukan sebagai upaya pengenalan kepada generasi muda, bahwa budaya yang
ditampilkan itu adalah warisan dari leluhurnya. Bukan berasal dari negara
tetangga. Demikian juga upaya-upaya melalui jalur formal pendidikan
15
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Identitas nasional adalah ciri khas bangsa Indonesia yang membedakan bangsa
Indonesia dnegan bangsa lain. Di era globalisasi sekarang sangat banyak
tantangan dalam menghadapi ketidakpedulian masyarakat terhadap identitas
nasional. Perlahan-lahan identitas nasional akan hilang apabila tidak
dipertahankan. Salah satu upaya mempertahankan identitas nasional yaitu dengan
adanya program perpustakaan digital.
B. Saran
Kami berharap agar makalah ini dapat diberikan perincian yang harus ada
dalam makalah sehingga menjadi pembelajaran tambahan untuk kami dan dapat
lebih menyempurnakan makalah makalah ini.
16
DAFTAR PUSTAKA
Saepuddin, E., Damayani, N. A., & Rusmana, A. (2018). Model Literasi Budaya
Masyarakat Tatar Karang di Kecamatan Cipatujah Kabupaten
Tasikmalaya. Berkala Ilmu Perpustakaan dan Informasi.
Dalam bagian ini, terdiri dari judul, logo kampus atau universitas, data lengkap
penulis, jurusan, fakultas, kota, dan tahun kapan makalah itu dibuat.
2. Kata Pengantar
Biasanya pembuatan makalah ini diawali dengan kalimat puji-pujian kepada Allah
SWT ataukepada Tuhan, gambaran sedikit mengenai makalah, ucapan terima
kasih, dan terakhir biasanya terdapat harapan penulis ataupun permintaan suatu
sumbangsih saran dan kritik.
3. Daftar Isi
Yaitu bagian yang berisi poin-poin yang terdapat dalam makalah beserta nomor
halamannya.
4. BAB I Pendahuluan
Dalam makalah yang Anda buat tersebut, bagian BAB I ialah bab tentang
pendahuluan yangsecara umum berisi tentang gambaran umum tentang makalah,
nasalah yang akan di bahas,latar belakang kenapa Anda mengangkat
permasalahan tersebut. Adapun struktur pada BAB Iini yang meliputi :
Pada bagian ini, Anda akan membahas secara tuntas permasalahan yang Anda
angkat padaBAB I. Pada bagian ini adalah suatu bagian dari isi sesungguhnya
makalah Anda. Dalam bagian pembahasan, Anda juga harus memaparkan fakta-
fakta yang memperkuat tulisan Anda.Harus berisi suatu kajian referensi beberapa
atau banyak penulis yang mendukung gagasanyang Anda sampaikan. Pada bagian
ini pula, asumsi pribadi Anda akan diminimalkan. Artinya asumsi yang Anda buat
harus ada kajian literatur maupun referensi dari sebelumnya.Mengungkap suatu
fakta.
Pada bagian kedua dari terakhir ini, Anda harus membuatkan semacam
kesimpulan dari pembahasan yang Anda bahas pada BAB II. Ada pula yang harus
menambahkan saran.
7. Daftar Pustaka
Berisi daftar suatu referensi rujukan yang Anda ambil untuk makalah Anda.
Referensi rujukanini dapat berupa buku-buku, jurnal, skripsi, data dari internet
dan lain sebagainya. Terdapatkaidah atau aturan penulisan suatu daftar pustaka
yang Anda harus penuhi.
8. Lampiran
Ini tidak mutlak dan harus ada. Pada bagian ini Anda melampirkan suatu data-
data pendukungmakalah Anda. Bisa berupa foto-foto kegiatan, isi materi yang
akan dibahas atau dibuat dansebagainya