Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

BAB I PENGANTAR PENDIDIKAN KEWARNEGARAAN

DOSEN PEMBIMBING :
Randy Fadillah Gustaman, M.Pd

DISUSUN OLEH :
RIZKY ILHAMI (193402222)
M. FAHRUZZAMAN (193402054)
GHANI AZMI HAKIKI (193402180)
MOCHAMAD FAUZI A. (193402069)
PADLI IMANDUDIN (193402159)
SATRIO ANANTA LUTHFI (193402193)
DAFFA EKA FAKHRI (193402125)

UNIVERSITAS SILIWANGI

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

MANAJEMEN

(2020)
KATA PENGANTAR

Syukur Alhamdulillah senantiasa kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang


telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya. Sehingga kami dapat menyelesaikan
makalah ini guna memenuhi tugas kelompok untuk mata kuliah Pendidikan
Kewarganegaraan.
Kami menyadari bahwa dalam pembuatan makalah ini tidak terlepas dari
bantuan banyak pihak yang dengan tulus memberikan doa. Saran dan kritik
sehingga makalah ini dapat terselesaikan.
Kami menyadari bahwa dalam pembuatan makalah ini masih jauh dari kata
sempurna dikarenakan terbatasnya pengalaman dan pengetahuan yang kami
miliki. Oleh karena itu, kami mengharapkan segala bentuk saran serta masukan
bahkan kritik yang membangun dari berbagai pihak. Akhirnya kami berharap
semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi perkembangan pendidikan.

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.......................................................................................................i
DAFTAR ISI.....................................................................................................................ii
BAB I................................................................................................................................1
A. Latar Belakang.......................................................................................................1
B. Rumusan Masalah..................................................................................................2
BAB II...............................................................................................................................3
A. Pengertian..............................................................................................................3
B. Landasan Pendidikan Kewarganegaraan................................................................5
C. Fungsi dan Tujuan Penidikan Kewarganegaraan....................................................7
D. Sejarah Pendidikan Kewarganegaraan di Indonesia...............................................7
BAB III...........................................................................................................................10
A. Kesimpulan..........................................................................................................10

ii
BAB I
PEMBUKAAN

A. Latar Belakang
Latar belakang lahirnya pendidikan Kewarganegaraan berawal dari
perjalanan sejarah panjang bangsa Indonesia yang dimulai sejak dari perebutan
dan mempertahankan kemerdekaan sampai pada pengisian kemerdekaan,
bahkan terus berlangsung hingga zaman reformasi. Kondisi perebutan dan
mempertahankan kemerdekaan itu ditanggapi oleh bangsa indonesia
berdasarkan kesamaan nilai-nilai perjuangan bangsa yang senantiasa tumbuh
dan berkembang. Kesamaan nilai-nilai tersebut dilandasi oleh jiwa, tekad dan
semangat kebangsaan. Kesemuanya itu tumbuh dan berkembang menjadi
kekuatan yang mampu mendorong proses Negara Kesatuan Republik
Indonesia.
Pendidikan kewarganegaraan diselenggarakan untuk membekali para
mahasiswa selaku secalon pemimpian dimasa depan dengan kesadaran bela
negara serta kemampuan berpikir secara komprehensif integral dalam rangka
ketahanan nasional kesadaran bela negara ini berwujud sebagai kerelaan dan
kesadaran melakukan kelangsungan hidup bangsa melalui profesinya
kesadaran bela negara dengan demikian kesadaran bela negara mengandung
arti :
a. Kecintaan kepada tanah air,
b. Kesadaran berbangsa dan bernegara,
c. Keyakinan akan pancasila dan UUD 1945,\
d. Kerelaan berkorban bagi bangsa dan negara serta\
e. Sikap dan perilaku awal bela negara.
Negara Indonesia diproklamasikan kemerdekaannya dari penjajahan pada
tanggal 17 Agustus 1945 kemerdekaan yang diproklamasikan itu berangkat
dari perjalanan sejarah peperangan yang panjang yang berabad-abad lamanya
melawan penjajahan dalam suasana perpecahan tidak adanya semangat

1
2

persatuan dan kesatuan menyebabkan lamanya dibumi nusantara.


Penjajahan itu mengakibatkan kebodohan dan penderitaan yang pada awal
abad ke-20 mendorong timbulnya semangat kebangsaan kebangkitan nasional
ini ditandai dengan lahirnya gerakan Budi Utomo pada tahun 1908 peristiwa
sumpah pemuda yang diikrarkan pada tanggal 28 oktober 1928 merupakan
tonggak sejarah yang sangat penting. Sumpah tersebut merupakan perjuangan
sikap dan tekad bangsa Indonesia untuk bersatu dalam wadah negara bangsa
dan bahasa Indonesia. “Satu tanah air menunjukkan serta kesatuan geografis
satu bangsa menunjukkan satu kesatuan politikdan satu bahasa menujukkan
satu kesatuan sosial budaya” tekad ini mewujudkan perjuagan yang akhirnya
melahirkan proklamasi kemerdekaan bangsa Indonesia pada tanggal 17
Agustus 1945.
Perjalanan panjang sejarah bangsa Indonesia yang dimulai sejak era sebelum
dan selama penjajahan kemudian dilanjutkan dengan era perebutan dan
mempertahankan kemerdekaan sampai hingga era kemerdekaan menimbulkan
kondisi dan menuntut yang berbeda sesuai dengan zamannya. Kondisi dan
tuntutan yang berbeda indones ditanggapi oleh bangsa Indonesia berdasarkan
kesamaan nilai-nilai perjuangan bangsa yang senantiasa tumbuh dan
berkembang. Kesamaan nilai-nilai tersebut dilandasi oleh jiwa tekad dan
semangat kebangsaan. Kesamaan itu timbul menjadi kekuatan yang mampu
mendorong proses terwujudnya negara kesatuan Republik Indonesia dalam
wadah nusantara.

B. Rumusan Masalah.
1. Apa pendidikan kewarganegaraan?
2. Apa Landasan Hukum Kewarganegaraan?
3. Apa Fungsi Dan Tujuan Pendidikan Kewarganegaraan?
4. Bagaimana Sejarah Pendidikan Kewarganegaraan di Indonesia?
3
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian
Pendidikan kewarganegaraan adalah mata kuliah yang konsen dalam
pembentukan karakter warga negara, Karakter warga negara yang hendak dicapai
yaitu warga negara Indonesia yang terampil cerdas dan berkarakter sesuai
Pancasila dan konstitusi.
Pendidikan kewarnegaraan menurut para ahli. :
1. David kerr.mengemukakan Pendidikan kewarnegaraan ditapsirkan secara
luas untuk mempersiapkan generasi muda dalam memahami tanggung
jawabnya sebagai warga negara.
2. Jhon J. Cogan dan Raydericot mengemukakan Pendidikan kewarnegaraan
merupakan sebuah program pendidikan yang memiliki fokus utama
terhadap pembentukan karakter warga negara.
3. Numan Soemantri Memiliki pendapat lain tentang pendidikan
kewarnegaraan inti dari konsep yang di utarakan beliau adalah penanaman
pendidikan dasar warga negara. Dimana warga negara tersebut akan di
didik menjadi warga negara yang dapat diandalkan oleh bangsa-Nya.
4. Winarno Menyatakan bahwa pendidikan kewarnegaraan memiliki objek
kajian tentang kebijakan dan budaya kewarnegaraan sebagai kerangka
kerja keilmuannya ditopang oleh ilmu pendidikan dan ilmu politik serta
disiplin ilmu lain yang relevan.
5. Azyumardi Azra mengemukakan : Pendidikan kewarnegaraan lebih
spesifik kepada materi bahwa pendidikan kewarnegaraan mengkaji
tentang pemerintah konstitusi lembaga demokrasi Rule Of Law Hak asasi
manusia, Hak dan kewajiban serta demokrasi
6. Zamroni mengemukakan : Bahwa tujuan pendidikan kewarnegaraan
untuk mempersiapkan warga negara berfikir kritis dan bertindak
demokrasi. Zamroni juga ingin menyampaikan bahwa pendidikan

3
4

7. demokrasi merupakan salah satu alasan untuk mewujudkan warga negara


yang demokrastis, kesadaran terhadap nilai-nilai demokrasi akan
membantu menjamin hak-hak warga negara. Penanaman nilai demokrasi
sebagai upaya menumbuhkan komitmen dalam benak warga negara untuk
memperkukuh NKRI.
8. Abdul Aziz Wahab mengemukakan : Pendidikan kewarnegaraan adalah
media pengajaran yang akan mengIndonesiakan mahasiswa/I secara
sadar,cerdas, dan penuh akan tanggung jawab.
9. Cholisin Mengemukakan : Pendidikan kewarnegaraan merupakan
pendidikan politik yang memfokuskan kepada peranan-peranan warga
negara. Warga negara memiliki peran penting dalam kehidupan
bernegara.
Indonesia merupakan sebuah negara yang didalamnya memiliki tingkat
keanekaragaman, baik dalam agama, suku, budaya, dan Bahasa. Dalam sebuah
negara atau bangsa yang memiliki keanekaragaman yang tinggi, yang diperlukan
sebuah konsepsi untuk dapat mempersatukan seluruh perbedaan yang ada. Seperti
disampaikan oleh Cogan dan Derricot (1998:115) sebagai berikut.
1. Kemampuan mengenal dan mendekati masalah sebagai warga masyarakat
global.
2. Kemampuan bekerja sama dengan orang lain dan memilkul tanggung
jawab atau kewajibannya dalam masyarakat.
3. Kemampuan untuk memahami, menerima dan menghormati perbedaan –
perbedaan budaya.
4. Kemampuan berfikir kritis dan sistematis.
5. Kemampuan menyelesaikan konflik dengan cara damai tanpa kekerasan.
6. Kemampuan mengubah gaya hidup dan pola makanan pokok yang sudah
biasa guna melindungi lingkungan.
7. Memiliki kepekaan menuju dan mempertahankan Hak Asasi Manusia
(Seperti hak kaum wanita, minoritas etnik, dan sebagainya.)
8. Kemauan dan kemampuan berpartisipasi dalam kehidupan politik pada
tingkat pemerintahan local, nasional, dan internasional.
5

Berdasarkan beberapa pendapat dan konsep pendidikan kewarganegaraan


yang disampaikan para tokoh dapat diambil kesimpulan bahwa pendidikan
kewarganegaraan merupakan mata pelajaran wajib yang harus diberikan
diberbagai tingkatan pendidikan. Isi dari pendidikan kewarganegaraan mengenai
segala konsep dan informasi mengenai warga negara secara kritis dan
bertanggung jawab dengan didasari oleh Pancasila dan Undang – Undang Dasar
Negara Republik Indonesia tahun 1945. Pendidikan kewarganegaraan pada
hakikatnya lebih intens terhadap beberapa perkembangan warga negara yaitu,
pengembangan kompetensi kewarganegaraan (civic competence), akhlak warga
negara (civic virtue), serta nilai – nilai dan kepercayaan terhadap demokrasi
(democratic value and beliefs). Sehingga pada akhirnya, dari seluruh unsur –
unsur tersebut akan menjadi pedoman dalam pembentukan karakter warga negara
berkualitas yang memahami hak dan kewajibannya sebagai warga negara.

B. Landasan Pendidikan Kewarganegaraan


Mata kuliah pendidikan kewarganegaraan merupakan pendidikan wajib
sebagaimana diatur dalam Undang – Undang Nomor 12 Tahun 2012 tentang
Pendidikan Tinggi. Pasal 35 ayat (3) undang – undang tersebut mewajibkan
perguruan tinggi untuk memberikan mata kuliah pendidikan kewarganegaraan
kepada mahasiswa. Pasal 35 ayat (3) menjelaskan bahwa mata kuliah
kewarganegaraan merupakan pendidikan Pancasila, Undang – Undang Dasar
Negara Republik Indonesia Tahun 1945, Negara Kesatuan Republik Indonesia,
dan Bhineka Tunggal Ika untuk membentuk mahasiswa menjadi warga negara
yang memiliki rasa kebangsaan dan cinta tanah air. Aturan tersebut senada dengan
Keputusan Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Nomor 43/Dikti/Kep/2006
tentang Rambu – Rambu Pelaksanaan Kelompok Mata Kuliah Kepribadian di
Perguruan Tinggi. Peraturan tersebut menjelaskan bahwa substansi sajian materi
pendidikan kewarganegaraan (PKn) terdiri atas filsafat Pancasila, identitas
nasional, politik dan strategi, demokrasi Indonesia, hak asasi manusia dan the rule
of law, hak dan kewajiban warga Negara, geopolitik Indonesia, dan geostrategi
Indonesia.
6

Menurut Branson (1999: 4) Pendidikan Kewarganegaraan harus mencakup


tiga komponen sebagai berikut.
1. Pengetahuan Kewarganegaraan (Civic Knowledge)
Civic knowledge merupakan kemampuan akademik yang berasal
dari teori atau konsep politik,hukum dan moral yang akan menjadi sebuah
dasar kompetensi dalam pengembangan warga negara.
2. Keterampilan kewernegaraan (civic skill)
Warga negara Indonesia tidak hanya memiliki pengetahuan yang
cerdas.warga negara Indonesia harus memiliki keterampilan yang baik.dia
mampu mengaplikasikan pengetahuannya sebagai bekal baginya untuk
berbakti kepada bangsa dan negara .kemampuan warga negara dalam
mengaplikasikan pengetahuannya semata-mata untuk kepentingan
bersama,bukan hanya untuk kepentingan pribadi
3. Watak kewernegaraan (civic disposition)
Pengetahuan dan keterampilan kewaarganegaraan belum cukup
untuk membentuk warga negaran Indonesia yang baik.diperlukan watak
kewarganegaraan.ini yang akan membedakan sikap warga negara
Indonesia dalam memandang sesuatu dan melakukan sesuatu watak ini
pula yang akan memberikan pemahaman tentang pantas dan tidak pantas
baik dan buruk atau tepat ataupun tidak tepat terhadap suatu hal.

a. Menjadi Anggota Masyarakat yang Independen (Mandiri)


Sebagai warga negara Indonesia yang baik, orang Indonesia harus
memiliki tingkat kesadaran tinggi terhadap peraturan yang berlaku selain
itu, warga negara Indonesia harus bertangung jawab terhadap konsekuensi
dari segala sesuatu yang di lakukan. Sebagai bagian dari bangsa yang
demokratis, warga negara Indonesia harus siap dalam menerima kewajiban
moral dan legal demi mendukung perwujudan negara Indonesia sesuai
demokrasi Pancasila.

b. Memenuhi Tanggung Jawab Personal Kewarganegaraan di Bidang


Ekonomi dan Politik
7

Sikap dan tindakan yang mencerminkan karakter bangsa Indonesia


seutuhnya seperti mengurus diri sendiri, memberi nafkah keluarga, aktif
dalam mengamati isu-isu politik, terlibat dalam pemilihan umum taat
membayar pajak, menjadi saksi di pengadilan, memberikan pelayanan
kepada masyarakat, serta menjadi pemimpin sesuai kemampuan.
c. Menghormati Harkat dan Martabat Temanusiaan Tiap Individu
Sebagai bangsa Indonesia sudah sepantasnya bersikap dan
bertindak sesuai nilai-nilai pancasila dalam hal ini, nilai kemanusiaa yang
adil dan beradab. Sikap dan tindakan yang mencerminkan menghormati
harkat dan martabat antara lain mendengarkan pendapat orang lain,
berperilaku santun, menghargai hak dan kepentingan sesama warga
negara, dan mematuhi prinsip aturan mayoritas, namun tetap menghargai
hak minoritas untuk berbeda pendapat.

C. Fungsi dan Tujuan Penidikan Kewarganegaraan


Tujuan pendidikan kewarganegaraan menurut DIRJEN DIKTI Nomor
43/Dikti/Kep/2006 tertuang dalam visi misi sebagai berikut :
Visi : Pendidikan kewarganegaraan di perguruan tinggi merupakan sumber nilai
dan pedoman dalam pengembangan dan penyelenggaraan program studi, guna
mengamtarkan mahasiswa memantapkan kepribadainya sebagai manusia
seluhurnya.
Misi : Pendidikan kewarganegaraan diperguruan tinggi ditunjukan untuk
membantu mahasiswa memantapkan kepribadianya agar konsisten dan mampu
mewujudkan nilai-nilai dasar Pancasila, rasa kebangsaan, dan cinta tanah air
dalam menguasai, menerapkan, dan mengembangkan ilmu pengetahuan,
teknologi, dan seni dengan rasa akan tanggung jawab.

D. Sejarah Pendidikan Kewarganegaraan di Indonesia.


1. Dalam kurikulum tahun 1968 dan 1969
Istilah Civis dan Pendidikan Kewargaan Negara digunakan secara bertukar
pakai (interchangeably). Misalnya dalam Kurikulum SD 1968 digunakan istilah
Pendidikan Kewargaan Negara yang dipakai sebagai nama mata pelajaran, yang di
8

dalamnya tercakup sejarah Indonesia, geografi Indonesia, dan Civics


( diterjemahkan sebagai pengetahuan Kewargaan Negara). Dalam Kurikulum
SMP 1968 digunakan istilah Pendidikan Kewargaan Negaraan yang berisikan
sejarah Indonesia dan Konsititusi termasuk UUD 1945.
2. Dalam tahun 1973/1974
Pendidikan Kewiraan dimulai tahun 1973/1974, sebagai bagian dari
kurikulum pendidikan nasional, dengan tujuan untuk menumbuhkan kecintaan
pada tanah air dalam bentuk PPBN yang dilaksanakan dalam dua tahap, yaitu
tahap awal yang diberikan kepada peserta didik SD sampai sekolah menengah
dan pendidikan PPBN tahap lanjut diberikan di PT dalam bentuk pendidikan
kewiraan.
3. Dalam Kurikulum tahun 1975
Istilah Pendidikan Kewargaan Negara diubah menjadi Pendidikan Moral
Pancasila (PMP) yang berisikan materi Pancasila sebagaimana diuraikan dalam
Pedoman Penghayatan dan pengamalan Pancasila atau P4. Perubahan ini sejalan
dengan misi pendidikan yang diamanatkan oleh Tap. MPR II / MPR / 1973. Mata
pelajaran PMP ini merupakan mata pelajaran wajib untuk SD, SMP, SMA, SPG
dan sekolah Kejuruan.
4. Kurikulum PPKn 1994
Kurikulum ini mengorganisasikan materi pembelajarannya bukan atas
dasar rumusan butir-butir nilai P4, tetapi atas dasar konsep nilai yang
disaripatikan dari P4 dan sumber resmi lainnya yang ditata dengan menggunakan
pendekatan spiral meluas atau Spiral of concept development (Taba, 1967).
Pendekatan ini mengarkulasikan sila-sila Pancasila dengan jabaran nilainnya
untuk setiap jenjang pendidikan dan kelas secara catur wulan dalam setiap kelas.
5. Dalam tahun 2004
Dengan berlakunya Undang-undang Sistem pendidikan Nasional No. 20
tahun 2003, diberlakukan kurikulum yang dikenal dengan nama Kurikulum
berbasis kompetensi tahun 2004 dimana Pendidikan Kewarganegaraan berubah
nama menjadi Kewarganegaraan.
6. Tahun 2006
9

Namanya berubah kembali menjadi Pendidikan Kewarganegaraan, dimana


secara substansi tidak terdapat perubahan yang berarti, hanya kewenangan
pengembangan kurikulum yang diserahkan pada masing-masing satuan
pendidikan, maka kurikulum tahun 2006 ini dikenal dengan Kurikulum Tingkat
Satuan Pendidikan (KTSP).
Berbagai perubahan yang dialami dalam pengimlementasian PKn sebagaimana
diuraikan atas menunjukkan telah terjadinya ketidakajekan dalam kerangka pikir,
yang sekaligus mencerminkan telah terjadinya krisis konseptual, yang berdampak
pada terjadinya krisis operasional kurikuler secara Konseptual istilah Pendidikan
Kewarganegaraan dapat terangkum sebagai berikut :
a. Kewarganegaraan (1956)
b. Civics (1959)
c. Kewarganegaraan (1962)
d. Pendidikan Kewarganegaraan (1968)
e. Pendidikan Moral Pancasila (1975)
f. Pendidikan Pancasila Kewarganegaraan (1994)
g. Pendidikan Kewarganegaraan (UU No. 20 Tahun 200
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Dijaman generasi milenial pada sekarang pentingnya pendidikan atau
pemahaman lebih jauh terhadap kewarganegaraan, karena dalam pemahaman
kewarganegaraan tersebut menjelaskan tentang poin – poin penting, dan salah
satunya adalah yang telah di paparkan diatas. Selain daripada itu fungsi dari
pemahaman lebih jauh tentang pendidikan kewarganegaraan yaitu memiliki
fungsi – fungsi esensial dalam meningkatkan kualitas dan kuantitas manusia
atau generasi muda khususnya untuk memiliki kemampuan hidup secara
personal, bangsa, dan negara sekaligus meningkatkan rasa cinta pada negara.

10

Anda mungkin juga menyukai