Anda di halaman 1dari 14

Uji Hipotesis: Selisih Rata-Rata

Pertemuan Ke 6
UJU HIPOTESIS SELISIH RATA-RATA

1.Uji Selisih rata-rata


sampel independen
(bebas)
2.Uji Selisih rata-rata
sampel berpasangan
1. Uji Selisih Rata-Rata Sampel Independen
• Dibutuhkan untuk mengetahui
apakah ada perbedaan rata-rata
(mean) antara dua populasi, dengan
melihat rata-rata dua sampelnya.
• Tidak ada hubungan antara dua
sampel yang akan diuji.
• Pada uji sampel berpasangan, satu
kasus diobservasi lebih dari sekali,
dalam uji independent sample ini,
satu kasus hanya didata sekali saja.
Statistik Uji
• Sampel Besar

• Sampel Kecil
Kasus Sampel Besar
• Berikut adalah data nilai prestasi kerja karyawan yang mendapat
training dengan yang tidak mendapat training.

Dengan training Tanpa training

Rata2 nilai _ _
prestasi X1 = 300 X2 = 302
Varians S12 = 4 S22 = 4,5

Ukuran sampel n1 = 40 n2 = 30

Dengan taraf nyata 5 % ujilah apakah ada perbedaan rata-rata


prestasi kerja karyawan tersebut!
Jawaban
1. Hipotesis
Hipotesis Penelitian
Ho: tidak terdapat perbedaan rata-rata prestasi kerja karyawan antara yang
mendapat training dengan tidak
H1: terdapat perbedaan rata-rata prestasi kerja karyawan antara yang
mendapat training dengan tidak
Hipotesis Statistik
Ho: μ1 = μ2
H1: μ1 ≠ μ2
2. Daerah Kritis :
Ztabel = Zα/2=Z0,05/2 =Z 20,025 =1,96
Daerah penolakan H Daerah penolakan H
(daerah kritis) (daerah kritis)

Daerah penerimaan Luas = ½ ά


H

-1,96
d1
1,96
d2
3. Kriteria Pengujian
Terima Ho jika –Zα/2 ≤ Zhitung ≤ Zα/2
Tolak Ho jika –Zα/2 > Zhitung > Zα/2
4. Statistik Uji

5. Keputusan
Ternyata Zhitung > Zα/2 atau 4 > 1,96 maka tolak Ho dan
terima H1
6. Kesimpulan
Pada α=5% ternyata terdapat perbedaan rata-rata
prestasi kerja karyawan antara yang mendapat
training dengan tidak dengan kata lain training
Kasus sampel kecil
• Sebuah penelitian bertujuan melihat
apakah rata-rata kadar nikotin rokok
jarum lebih tinggi dibandingkan rokok
wismilak. Dari ambil sampel secara
random, 10 batang rokok jarum dan 8
batang wismilak. Dilaporkan rata-rata
kadar nikotin rokok jarum 23,1 mg
dengan standar deviasi 1,5 mg
sedangkan rokok wismilak 20,0 mg
dengan standar deviasi 1,7 mg. Ujilah
pernyataan tsb, dengan alpha 5%.
Jawaban
• Diketahui :
n1 = 10 n2 = 8
x1 = 23,1 x2 = 20,0
1. Hipotesis s1 = 1,5 s2 = 1,7
Hipotesis Penelitian
Ho: rata-rata kadar nikotin rokok djarum tidak lebih tinggi dari rokok
wismilak
H1: rata-rata kadar nikotin rokok djarum lebih tinggi dari rokok wismilak
Hipotesis Statistik
Ho: μ1 ≤ μ2
H1: μ1 > μ2
2. Daerah Kritis
tα;n1+n2-2=t0,05;10+8-2=t0,05;16 =1,746

Daerah penolakan H
(daerah kritis)

Daerah penerimaan Luas = ά


H

d
1,746
3. Kriteria Pengujian
Terima Ho jika thitung ≤ tα
Tolak Ho jika thitung > tα
4. Statistik Uji
5. Keputusan
Ternyata thitung > tα atau 4,1 > 1,746 maka tolak
Ho dan terima H1
6. Kesimpulan
Pada α=5% ternyata rata-rata kandungan
nikotin rokok djarum lebih tinggi dari
kandungan nikotin rokok wismilak
2. Uji Selisih Rata-Rata Sampel
Berpasangan (Paired Test)

• Dibutuhkan untuk mencek perbedaan yang


bermakna antara dua nilai rata-rata ketika sampel-
sampel tersebut tidak independen :

• Seperti  - sebelum dan sesudah perlakuan


- beda perlakuan
- dengan atau tanpa perlakuan
Statistik Uji yg digunakan
Kasus
• Untuk menguji apakah produktivitas karyawan meningkat setelah mengikuti
training, maka diambillah sampel 10 karyawan. Dari data sampel berpasangan
ujilah dengan taraf nyata 5% hipotesis yang menyatakan bahwa training
sungguh efektif dilaksanakan.

Produktivitas karyawan
Selisih _ _
sampel Sebelum Sesudah (d=x2-x1) [d-d] [d-d]2
training(x1) training (x2)
1 22 19 -3 -1,7 2,89
2 18 11 -7 -5,7 32,49
3 17 14 -3 -1,7 2,89
4 19 17 -2 -0,7 0,49
5 22 23 1 2,3 5,29
6 12 11 -1 0,3 0,09
7 14 15 1 2,3 5,29
8 11 19 8 9,3 86,49
9 19 11 -8 -6,7 44,89
_ 10 7 8 1 2,3 5,29
d = -1,3
-13 186,1
Jawab 
1. d0 : [d1-d2] = 0 da : [d1-d2] ≠ 0
2. Derajat kemaknaan = 5%  uji 2 arah  titik kritis t(9;0,5) = 2,262

3. Uji statistik : t  karena sampel kecil


4. Daerah penolakan H0 berada pada t<-2,262 atau t>2,262.
5. Statistik hitung :
_
• ∑d=-13  d = -1,3
_
• ∑[d-d]2 = 186,1  s2 = 186,1/9 = 20,68  s = √20,68 = 4,5
d - d0 -1,3 - 0 -1.3 - 0,9
t= = = =
s/√n 4,5/√10 1,438
6. Kesimpulan :
Statistik hitung t = -0,9 > -2,262 (berada di daerah penerimaan H0).
H0 diterima  tidak ada perbedaan produktivitas yang signifikan
sebelum dan sesudah training pada derajat kemaknaan 5%
(p>0,05).

Anda mungkin juga menyukai