PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN
BAB IV “NEGARA DAN WARGA NEGARA”
Disusun oleh:
Yulia Putri Hoirun Nisa 193402012
Firman Hakiki Budiman 193402035
Alen Purnama 193402064
Muhamad Saeful Alim 193402091
Arlin Yuliyanti 193402102
Rijal Al Farisi 193402104
M Fadhlan Noor S 193402178
Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR......................................................................................................2
BAB I................................................................................................................................4
PENDAHULUAN.............................................................................................................4
A. Latar Belakang.....................................................................................................4
B. Rumusan Masalah................................................................................................4
C. Tujuan Masalah...................................................................................................4
BAB II...............................................................................................................................6
PEMBAHASAN...............................................................................................................6
A. Pengertian Negara................................................................................................6
B. Teori-Teori Terbentuknya Negara.....................................................................6
C. Unsur Terbentuknya Negara...............................................................................7
D. Bentuk Negara......................................................................................................8
E. Sifat-Sifat Negara.................................................................................................9
F. Fungsi Negara.......................................................................................................9
G. Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI)...............................................9
H. Pengertian Warga Negara.............................................................................10
I. Asas-Asas Kewarganegaraan............................................................................10
J. Status Kewarganegaraan...................................................................................10
K. Warga Negara Indonesia...............................................................................11
L. Syarat-Syarat Pemohonan Menjadi WNI........................................................11
M. Peran Warga Negara......................................................................................11
N. Hak dan Kewajiban Setiap Warga Negara......................................................12
BAB III...........................................................................................................................14
PENUTUP.......................................................................................................................14
DAFTAR PUSTAKA.....................................................................................................15
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Negara dalam bahasa inggris dikenal dengan state, etat (Prancis),
dan staat (Belanda). Penyebutan Negara dalam beberapa istilah tersebut
bermula dari bahasa Latin, yakni kata status atau statum yang berarti suatu
keadaan atau segala sesuatu yang bersifat tegak, tetap, dan sesuai pada
penempatannya.
Didalam suatu Negara, pasti ada warga Negara. Warga Negara
adalah suatu hak untuk berpartisipasi secara utuh dalam berbagai kegiatan
struktur politik, social, dan kehidupan kultural melalui pemberian ide,
gagasan, bahkan ikut serta dalam menciptakan bentuk-bentuk atau formula
yang tepat di dalamnya.
Sehubungan dengan materi yang penyusun akan bahas, maka
penyusun mengambil judul “NEGARA DAN WARGA NEGARA”.
B. Rumusan Masalah
a. Pengertian Negara
b. Teori-teori terbentuknya Negara
c. Unsur terbentuknya Negara
d. Bentuk Negara
e. Sifat-sifat Negara
f. Fungsi Negara
g. Negara kesatuan republic Indonesia (NKRI)
h. Pengaertian warga Negara
i. Asas-asas kewarganegaraan
j. Status kewarganegaraan
k. Warga Negara Indonesia (WNI)
l. Syarat-syarat permohonan menjadi WNI
m. Peran warga Negara
n. Hak dan kewajiban warga Negara
C. Tujuan Masalah
a. Mengetahui pengertian Negara
b. Mengetahui teori-teori terbentuknya suatu Negara
c. Mengetahui unsur terbentuknya Negara
d. Mengetahui bentuk Negara
e. Mengetahui sifat-sifat Negara
f. Mengetahui fungsi Negara
g. Mengetahui Negara kesatuan republic Indonesia (NKRI)
h. Mengetahui pengertian warga Negara
i. Mengetahui asas-asas kewarganegaraan
j. Mengetahui status kewarganegaraan
k. Mengetahui warga Negara Indonesia (WNI)
l. Mengetahui syarat permohonan menjadi WNI
m. Mengetahui peran warga Negara
n. Mengetahui hak dan kewajiban warga Negara
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Negara
George Jellineck mengartikan Negara sebagai sebuah bentuk
organisasi kekuasaan dan sekumpulan orang yang mendiami suatu
wilayah. Helgen mendefinisikan Negara sebagai suatu bentuk organisasi
kesusilaan dari hasil perpasuan/sintesis antara kemerdekaan individual dan
kemerdekaan yang bersifat universal.
Adapun pengertian Negara yang dikemukakan Logema, yaitu suatu
organisasi kemasyarakatan yang memiliki kekuasaan untuk mengatur dan
melindungi masyarakat dalam mencapai tujuan. Pengertian itu senada
dengan Harold J. Lasky bahwa Negara merupakan suatu bentuk
pengintegrasian masyarakat yang memiliki kewenangan secara sah dan
memaksa dibanding dengan individu ataupun kelompok yang menjadi
bagian dari masyarakat tersebut. Begitu pula yang disampaikan Roger H.
Soltau tentang Negara bahwa Negara merupakan alat agency atau alat
kewenangan masyarakat untuk mengatur dan mengendalikan
permasalahan bersama.
B. Teori-Teori Terbentuknya Negara
a. Teori Perjanjian Masyarakat
Teori ini menyatakan bahwa Negara terbentuk berdasarkan hasil
perjanjian masyarakat yang pada awalnya tidak mempunyai suatu
organisasi pemerintah. Tokoh-tokoh sebagai pendukung teori
perjanjian masyarakat diantaranya adalah John Locke, Thomas
Hobbes, dan J.J Rousseau.
b. Teori Ketuhanan
Teori ini memiliki pendapat bahwa sebuah Negara dan kekuasaan
seorang penguasa merupakan pemberian tuhan (asalnya dari tuhan).
Tokoh-tokoh sebagai pendukung teori ketuhanan adalah Agustinus,
Thomas Aquino, dan Frederick Julius Sthal. Teori ini mengandung
tiga unsur penting, yaitu didirikan dibawah kekuasaan tuhan,
kekuasaan seorang pemimpin, dan berpendapat bahwa tidak ada
bentuk kedaulatan selain kedaulatan tuhan.
c. Teori Kekuatan
Teori ini memiliki pendapat bahwa kekuatan (power) menjadi
sumber terbentuknya suatu Negara. Negara terbentuk dikarenakan
adanya debuah kompetisi kekuatan (power) dimana
individu/kelompok yang paling kuat membentuk sebuah Negara.
Tokoh-tokoh sebagai pendukung teori kekuatan (power) adalah
Ludwig Gunplowitz, Karl Marx, H.J Laski, dan Machiavelli.
d. Teori Organis
Teori ini menyatakan bahwa Negara diibaratkan sebagai sebuah
organisme makhluk hidup. Negara dapat disamakan dengan tulang
belulang manusia, undang-undang sebagai pangkal syaraf, pimpinan
sebagai kepala, dan masyarakat sebagai daging makhluk hidup itu.
e. Teori Historis
Negara merupakan suatu lembaga/badan-badan social yang tidak
dibuat/dibentuk, tetapi muncul sesuai kebutuhan manusia secara
evolusioner. Negara sebagai suatu lembaga/badan social sangat
dipengaruhi oleh aspek geografis, waktu, dan perkembangan zaman
yang berfungsi untuk memenuhi segala kebutuhan manusia.
C. Unsur Terbentuknya Negara
Secara universal, unsur-unsur untuk membentuk sebuah Negara
dibedakan dalam dua unsur, yaitu unsur yang bersifat konstitutif dan
deklaratif. Unsur konstitutif adalah unsur yang mutlak (wajib
terpenuhi) ketika sebuah Negara didirikan/dibentuk. Unsur konstitutif
yaitu memiliki rakyat, wilayah, dan pemerintahan. Adapun unsur
deklaratif hanya sebagai bentuk penerangan adanya sebuah Negara.
Unsur deklaratif yaitu pengakuan dari Negara lain, baik secara de
facto maupun de jure.
a. Rakyat
Negara sebagai organisasi resmi haruslah memiliki anggota
organisasi di dalamnya yang terdiri atas orang-orang yang ikut terlibat
dalam kegiatan bernegara dan diberi nama warga Negara.
Seseorang yang bertempat tinggal di sebuah Negara dapat
dikatakan sebagai warga Negara apabila dapat memenuhi berbagai
perrsyaratan yuridis dari Negara tersebut. Orang yang tidak atau
belum memenuhi persyaratan yuridis Negara tersebut dinamakan
orang asing (WNA).
b. Wilayah
Wilayah merupakan bagian di muka bumi yang dijadikan tempat
untuk melaksanakan roda organisasi Negara oleh warga Negara. Di
dalam wilayah itulah (darat, laut, dan udara) warga Negara dapat
melaksanakan kegiatan dari segala aspek kehidupan, baik kehidupan
berbangsa maupun kehidupan bernegara sesuai prinsip kedaulatan
yang dimilikinya.
c. Pemerintahan
Pemerintahan di sini diartikan sebagai pemerintahan yang
memiliki kedaulatan, baik kedaulatan ke dalam maupun ke luar untuk
melaksanakan tugas dan kewenangan dalam mengatur kepentingan
warga Negara dan tujuan Negara.
System pemerintahan di berbagai Negara memiliki karakteristik
tersendiri. System pemerintahan yang diterapkan Negara-negara di
dunia antara lain, yaitu:
1. System pemerintahan parlementer
Dalam system pemerintahan parlementer kekuasaan
pemerintahan dijalankan oleh parlemen. Artinya, parlemen
memegang peranan penting dalam menjalankan pemerintahan
dan memiliki kewenangan dalam pengangkatan seorang
perdana menteri sebagai kepala pemerintahan.
2. System pemerintahan presidensial
Pada system pemerintahan presidensial, presiden
memegang kekuasaan sangat kuat karena bertugas sebagai
kepala Negara sekaligus sebagai kepala pemerintahan dan
memimpin cabinet (menteri).
3. System pemerintahan campuran
Pada system pemerintahan campuran, pemerintahan
memiliki presiden yang memegang jabatan kepala Negara juga
terdapat perdana menteri yang menjabat sebagai kepala
pemerintahan untuk memimpin cabinet dan cabinet harus
bertanggung jawab kepada parlemen. Hal yang menjadi
pembeda yaitu dalam sistempemerintahan campuran, presiden
tidak memiliki posisi dominan dalam pemerintahan.
D. Bentuk Negara
a. Negara Kesatuan
Negara kesatuan adalah Negara yang susunannya bersifat tunggal
atau Negara yang tidak terdiri atas Negara-negara bagian. Dalam
Negara kesatuan hanya terdapat satu pemerintahan pusat sebagai
pemegang kekuasaan tertinggi dalam pemerintahan Negara. Negara
kesatuan disebut juga sebagai Negara unitaris.
b. Negara Serikat (Federal/Federasi)
Negara serikat/federal merupakan Negara yang di dalamnya terdiri
atas beberapa Negara bagian. Negara serikat (Federal) memiliki
konsep dasar (basic concept) yaitu adanya pembagian kekuasaan
(power) dan kewenangan (authority) antara pemerintah Negara serikat
(Federal) dengan unit federasi. Menurut C.F. Strong (2011: 144) ada
tiga konsep yang membedakan antara Negara serikat (Federal).
Pertama, cara pembagian kekuasaan antara pemerintah Negara serikat
(Federal) dengan Negara bagian. Kedua, bentuk otoritas untuk
melindungi supremasi konstitusi yang berada di atas
kekuasaan/otoritas Negara serikat dan kekuasaan/otoritas Negara-
negara bagian apabila di kemudian hari terjadi konflik diantara Negara
federal dan Negara bagian. Ketiga, dilihat dari cara perubahan
konstitusi apabila dihendaki perubahan dengan cara semacam itu.
Menurut C.F. Strong sebagaimana dikutip oleh Budiarjo
(2008:276) ada beberapa bentuk Negara serikat (Federal), dan dapat
disimpulkan tidak ditemukan ada dua Negara serikat (Federal) yang
equivalen. Perbedaan-perbedaannya terdapat dalam dua item yaitu:
cara bagaimana kekuasaan dibagi antara pemerintah Negara federal
dan pemerintah Negara-negara bagian. Badan yang memiliki
wewenang menyelesaikan perselisihan antara pemerintah Negara
federal dan pemerintah Negara bagian ketika timbul perselisihan.
E. Sifat-Sifat Negara
a. Mempunyai Sifat Memaksa
Sifat memaksa artinya Negara memiliki kekuasaan (power) dan
kewenangan (authority) dalam menggunakan kekerasan supaya
kebijakan atau peraturan yang dibuat dapat ditaati oleh berbagai aspek
kenegaraan
b. Memiliki Sifat Monopoli
Sifat monopoli maksudnya Negara memiliki kekuasaan (power)
dan kewenangan (authority) dalam menggunakan sifat monopoli
dalam penetapan tujuan Negara untuk kepentingan rakyat atau
mencapai cita-cita sebuah Negara.
c. Memiliki Sifat Mencakup Semua
Mencakup semua Negara memiliki kekuasaan (power) dan
kewenangan (authority) dalam menggunakan seluruh kebijakan
ataupun aturan hukum yang ada berlaku bagi semua orang tanpa
terkecuali.
F. Fungsi Negara
a. Fungsi Negara Menurut John Locke
John Locke menjelaskan bahwa Negara memiliki tiga fungsi, yaitu:
fungsi legislative artinya Negara berfungsi untuk membuat dan
menetapkan peraturan, fungsi eksekutif artinya Negara berfungsi
untuk melaksanakan peraturan, fungsi federative artinya Negara
berfungsi untuk melaksanakan urusan luar negeri, perang, serta damai.
b. Fungsi Negara Menurut Monstequieu
Monstequieu mengemukakan bahwa Negara memiliki fungsi yang
dibagi menjadi tiga buah kekuasaan yang saling terpisah (Trias
Political/teori mengenai pemisahan kekuasaan), yaitu fungsi
legislative (kekuasaan untuk membuat dan menetapkan undang-
undang), fungsi eksekutif (kekuasaan untuk menjalankan undang-
undang), dan fungsi yudikatif (kekuasaan untuk mengadili pihak-
pihak yang melanggar undang-undang).
G. Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI)
Sebagaimana Pasal 1 ayat (1) UUD NRI Tahun 1945 menjelaskan
bahwa Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) adalah Negara
kesatuan yang berbentuk republic. Hal senada juga ditetapkan dalam Pasal
18 ayat (1) UUD NRI Tahun1945 bahwa Negara Kesatuan Republik
Indonesia (NKRI) dibagi atas daerah-daerah provinsi dan daerah provinsi
itu dibagi atas kabupaten dan kota, yang tiap-tiap provinsi, kabupaten, dan
kota itu mempunyai pemerintahan daerah yang diatur dengan undang-
undang.
Tujuan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) sesuai
dengan Alinea IV Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik
Indonesia Tahun 1945, yaitu melindungi segenap bangsa Indonesia dan
seluruh tumpah darah Indonesia, memajukan kesejahteraan umum,
mencerdaskan kehidupan bangsa, serta ikut melaksanakan ketertiban dunia
yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi, dan keadilan social.
Sebagai Negara kesatuan yang berbentuk republic, Indonesia
memiliki fungsi antara lain fungsi dalam pembentukan lembaga Negara,
dungsi dalam pembuatan undang-undang dasar, dan fungsi dalam
penetapan APBN (Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara), fungsi
Negara dalam menyusun undang-undang dan peraturan perundang-
undangan, fungsi dalam pemeriksaan dan pertanggungjawaban keuangan
Negara, fungsi dalam pertimbangan, fungsi dalam penyelenggaraan
kemakmuran, fungsi dalam kehakiman, serta fungsi dalam perencanaan.
H. Pengertian Warga Negara
G Murdock menyatakan bahwa warga Negara adalah suatu hak
untuk berpartisipasi secara utuh dalam berbagai kegiatan struktur politik,
social, dan kehidupan kultural melalui pemberian ide, gagasan, bahkan
ikut serta dalam menciptakan bentuk-bentuk atau formula yang terpat di
dalamnya.
Ketentuan Pasal 26 ayat (1) UUD NRI Tahun 1945 menegaskan
bahwa warga Negara Indonesia adalah orang-orang bangsa Indonesia asli
dan orang-orang bangsa lain (asing) yang disahkan san ditetapkan dengan
undang-undang sebagai warga Negara Indonesia.
I. Asas-Asas Kewarganegaraan
a. Asas Ius-Sanguinis (Berdasarkan Keturunan)
Ius dalam bahasa latin berarti hukum dan sanguinis artinya darah.
Dengan demikian ius sanguinis diartikan sebagai bentuk
kewarganegaraan seseorang diperoleh dan ditentukan berdasarkan
garis keturunan orang tersebut.
b. Asas Ius-Soli (Tempat Kelahiran)
Ius soli merupakan istilah dalam asas penentuan kewarganegaraan
yang diambil dari bahasa latin, ius artinya hukum/pedoman
sedangkan soli dari kata solum yang berarti negeri/tanah/daerah.
Dalam asas ius soli, kewarganegaraan seseorang ditetapkan
berdasarkan tempat kelahirannya.
J. Status Kewarganegaraan
a. Apatride
Apatride merupakan sebuah konsep mengenai adanya seorang
penduduk yang sama sekali tidak memiliki kewarganegaraan.
b. Bipatride
Bipatride merupakan merupakan sebuah konsep mengenai adanya
seorang penduduk yang memiliki dua kewarganegaraan sekaligus
(dwi kewarganegaraan).
c. Multipatride
Multi artinya banyak patride berarti kewarganegaraan. Dengan kata
lain multipatride menunjuk pada konsep mengenai seseorang yang
memiliki banyak kewarganegaraan.
PENUTUP