Anda di halaman 1dari 16

Mata Kuliah Dosen Pengampu

Ilmu Negara Syed Agung Afandi, S.IP., M.IP

MAKALAH
UNSUR-UNSUR (ELEMEN-ELEMEN) FORMAL PEMBENTUK NEGARA

DI SUSUN OLEH:

KELOMPOK 9

1. ARY YUDHA FEBRIAN (12170511065)


2. DIAN SRI RAHAYU (12170521414)
3. RAHMAT DWI YUANDA (12170514171)

PRODI ILMU ADMINISTASI NEGARA

FAKULTAS EKONOMI DAN ILMU SOSIAL

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTAN SYARIF KASIM RIAU

PEKANBARU

2022/2023
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kepada kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan
rahmat dan karunianya, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini guna
memenuhi tugas kelompok untuk mata kuliah Ilmu negara, dengan judul “Unsur-unsur
(Elemen-elemen) Formal Pembentuk Negara”

Kami mengucapkan terimakasih terhadap bantuan pihak yang telah berkontribusi


dengan memberikan sumbangan pikiran dan materi serta saran dan kritik sehingga
makalah ini dapat terselesaikan. Harapan kami, informasi dan materi yang terdapat
dalam makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca.

Demikian makalah ini kami buat, Kami menyadari sepenuhnya bahwa masih
ada kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya, serta
keterbatasan pengetahuan dan pengalaman. Untuk itu kami sangat mengharapkan kritik
dan saran dari pembaca untuk kesempurnaan makalah ini agar kami bisa membuat
karya makalah yang lebih baik pada kesempatan berikutnya.

Pekanbaru, 28 Mei 2022

Kelompok 9

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .................................................................................... i


DAFTAR ISI ................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................... 1
A. Latar Belakang ..................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ................................................................................ 1
C. Tujuan Makalah ................................................................................... 1
BAB II PEMBAHASAN ................................................................................ 2
A. Pengertian Unsur-unsur (Elemen-elemen) Formal Pembentuk
Negara .................................................................................................. 2
B. Unsur-unsur terbentuknya negara ........................................................ 2
C. Unsur Kemampuan Melakukan Hubungan Dengan Negara
Lain ...................................................................................................... 10
BAB III PENUTUP ........................................................................................ 12
A. Kesimpulan .......................................................................................... 12
B. Saran ..................................................................................................... 12
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 13

ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Negara adalah sebuah wilayah yang dihuni rakyat dan pemerintahan dan
mendapat pengakuan. Ada banyak nama-nama negara di dunia. Meski begitu
ada unsur pembentuk negara yang harus dipenuhi hingga sebuah wilayah
dikategorikan sebagai sebuah negara, dan di dalam Negara tentu saja terdapat
masyarakat untuk dapat terjadi pembentukan Negara karena tanpa masyarakat
maka tidak akan ada pemerintahan dan tentu saja tidak bakal ada elemen-
elemen pembentukan Negara. Oleh karena itu strategis jika pembahasan
tentang elemen-elemen pembentukan Negara, yang menjadi tolak paparan
selanjutnya untuk mencapai pengetahuan elemen-elemen pembentukan Negara
tersebut akan dikemukan materi yang meliputi:
Pengertian unsur-unsur(elemen-elemen) formal pembentukan Negara, unsur
wilayah, unsur rakyat, unsur dalam melaksanakan pembentukan Negara.

B. Rumusan Masalah
1. Jelaskan pengertian Unsur-unsur (Elemen-elemen) Formal Pembentuk
Negara!
2. Apa saja unsur-unsur terbentuknya negara?
3. Jelaskan Unsur Kemampuan Melakukan Hubungan Dengan Negara Lain!

C. Tujuan Makalah
1. Mendefinisikan pengertian Unsur-unsur (Elemen-elemen) Formal
Pembentuk Negara
2. Mendefiniskan unsur-unsur terbentuknya negara
3. Mendefiniskan Unsur Kemampuan Melakukan Hubungan Dengan Negara
Lain

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Unsur-unsur (Elemen-elemen) Formal Pembentuk Negara


Berdasarkan etimologi, kata 'negara' berasal dari kata staat dalam
bahasa Belanda dan Jerman, lalu state dalam bahasa Inggris, etat dalam bahasa
Perancis, dan status atau statum dalam bahasa Latin. Kata ini berarti
'meletakkan dalam keadaan berdiri', 'menempatkan', atau 'membuat berdiri'.
Negara adalah kelanjutan dari keinginan manusia untuk bergaul dengan orang
lain dalam rangka menyempurnakan kebutuhan hidupnya. Sementara, bangsa
dapat diartikan juga sebagai sekumpulan manusia yang dipersatukan oleh rasa
kebangsaannya. Moh. Koesnardi dan Bintan R. Saragih mengemukakan
pendapat mengenai unsur-unsur negara sebagai berikut “unsur-unsur negara
adalah bagian-bagian yang menjadikan negara itu ada. Dengan lengkapnya
unsur-unsur itu maka lengkaplah negara bagaikan sebuah rumah yang bertiang
lengkap.”

B. Unsur-unsur Terbentuknya Negara


Syarat-syarat terbentuknya unsur negara ada dua yaitu unsur deklaratif dan
unsur konstitutif
a. Unsur deklaratif
Unsur deklaratif adalah unsur yang tidak mutlak ada ketika suatu negara
berdiri. Tetapi, unsur ini boleh dipenuhi setelah suatu negara berdiri. Unsur
deklaratif merupakan pengakuan dari negara lain. Hal ini memperkuat
terbentuknya sebuah negara. Unsur deklaratif ialah unsur yang bentuknya
pernyataan serta hanya sebagai pelengkap dari unsur konstitutif. Walaupun
unsur deklaratif tidak termasuk unsur pembentuk (konstitutif), dalam tata
peraturan internasional unsur deklaratif ini sangat diperlukan. Sebuah
negara yang baru merdeka perlu mamiliki unsur deklaratif, yang terpenting
adalah adnya pengakuan dari negara lainnya.

2
Unsur-unsur deklaratif mencakup terdapatnya tujuan negara, konstitusi,
adanya pengakuan terhadap negara lain yaitu secara de jure ataupun secara
de facto, serta negara tersebut masuk dalam perhimpunan dalam bangsa,
seperti PBB. Pengakuan (recognition) pada sebuah negara ialah aktivitas
yang bersifat bebas dari satu ataupun lebih negara agar memberi pengakuan
terhadap eksistensi sebuah negara tertentu yang ditempat tinggali oleh
masyarakat manusia yang mana secara politis sudah terorganisisr, tidak
memiliki kaitan terhadap negara yang sudah terlebih dahulu ada dan bisa
melakukan kewajiban-kewajiban sesuai hukum internasional.
Dengan perbuatan ini, negara yang sudah memberi pengakuan terhadap
negara lain tersebut mampu mengakui keberadaan negara tersebut sebagai
negara yang termasuk dalam masyarakat internasional. Pengakuan sebuah
negara terhadap negara lain bukan termasuk unsur yang menjadi penentu
terhadap sebuah negara, tetapi termasuk dalam unsur yang begitu penting
dalam melakukan hubungan antarnegara. Tidak terdapat sebuah negara
yang mampu menjalani aktivitasnya tanpa bantuan dari negara lain.
Dengan adanya alat komunikasi yang semakin berkembang mampu
memudahkan dalam melakukan hubungan dengan negara-negara lainnya.
Arti dari pengakuan terhadap negara lain ialah agar menjalin sebuah negara
baru mampu menempati tempat yang sama sebagai sebuah badan politik
yang merdeka serta berdaulat di dalam keluarga bangsa internasional.
Dengan itu, negara mampu melakukan hubungan terhadap negara lainnya
secara aman serta sempurna. Negara tidak akan merasa khawatir jika
jabatannya sebagai kesatuan politik akan merasa terganggu dengan negara
yang sudah ada. Pengakuan sebuah negara terhadap keberadaan negara lain
dilandaskan oleh banyak pertimbangan. Pertimbangan yang utama ialah
negara tersebut sudah memenuhi syarat untuk menjadi sebuah negara.
Persyaratan tersebut ditentukan oleh hukum internasional, terkhusus pada
Konvensi Montevideo 1933.

3
Ciri-ciri pokok sebuah negara sebagai pelaku hukum internasional ialah
mempunyai hal-hal berikut ini:
1. Penduduk yang menetap
2. Wilayah tertentu
3. Sebuah pemerintahan
4. Keahlian dalam menjalin hubungan terhadap negara-negara lainnya.

Macam-macam pengakuan terhadap negara lain, ialah antara lain:


1. Pengakuan de facto
Pengakuan de facto adalah pengakuan berdasarkan kenyataan yang ada
atau dakta yang sungguh-sungguh nyata tentang berdirinya suatu
negara. Pengakuan de facto juga tergolong menjadi dua, yakni:
 Pengakuan de facto yang bersifat tetap, artinya pengakuan dari
negara lain terhadap suatu negara yang hanya bisa menimbulkan
hubungan di bidang perdagangan dan ekonomi.
 Pengakuan de facto bersifat sementara, artinya pengakuan dari
negara lain tanpa melihat perkembangan negara tersebut. Jika
negara itu hancur, maka negara lain akan menarik
pengakuannya.
2. Pengakuan de jure
Pengakuan de jure adalah pengakuan berdasarkan pernyataan resmi
menurut hukum internasional. Pengakuan de jure terbagi menjadi dua
yaitu:
 Pengakuan de jure bersifat tetap, yang berarti pengakuan dari
negara lain yang berlaku untuk selamanya karena kenyataan
memperlihatkan adanya pemerintahan yang stabil.
 Pengakuan de jure bersifat sementara, yang artinya adalah
terjadinya hubungan antarnegara yang mengakui dan diakui
dalam hubungan ekonomi, dagang, serta diplomatik. Negara

4
yang mengakui berhak mempunyai konsulat atau kedutaan di
negara yang diakui tersebut.

Pengakuan de facto tidak sekuat seperti pengakuan de jure. Secara


umum, sebelum memperoleh pengakuan secara de jure, negara
tersebut memperoleh pengakuan de facto terlebih dahulu dari negara
lain. Perbedaan dari pengakuan de jure dengan pengakuan de facto,
ialah sebagai berikut:

1. Wakil-wakil negara yang mendapat pengakuan secara de facto


tidak memiliki hak terhadap kekebalan serta hak istimewa
secara diplomatic
2. Pengakuan secara de facto tidak mampu ditarik ulang.
3. Negara yang telah mendapat pengakuan secara de jure mampu
melakukan klaim terhadap semua barang ataupun benda yang
terdapat di dalam wilayah negara yang mengakuinya.

b. Unsur konstitutif
Unsur konsititif ialah unsur pembentuk yang menjadi unsur mutlak, unsur
yang wajib ada sebagai terbentuknya negara. Sebuah negara akan
mengalami kesusahan untuk melaksanakan penyelenggaraan
kehidupannya, apabila masih mempunyai kesulitan dalam salah satu dari
unsur konstitutifnya.
Seperti, negara Palestina masih memiliki masalah yang berhubungan
dengan wilayah negara. Wilayahnya sedang mengalami sengketa dengan
negara Israel, walaupun Palestina sudah mempunyai rakyat serta
pemerintahan. Bangsa Eskimo yang yang hidup di Kutub Utara tidak
mampu disebut sebagai negara, karena tidak mempunyai pemerintahan
Unsur konstitutif negara ialah unsur yang menjadi penentu ada atau
tidaknya sebuah negara. Dengan tidak terdapatnya salah satu unsur
berakibat tidak terdapatnya sebuah negara. Unsur konstitutif negara

5
meliputi terdapatnya wilayah yang mecakup darat, udara, serta perairan
(secara khusus perairan tidak wajib), rakyat ataupun masyarakat, serta
pemerintahan yang sudah berdaulat. Unsur konstitutif terbagi menjadi tiga
yaitu:
1. Unsur Rakyat
Ada beberapa istilah yang memiliki pengertian yang berdekatan dengan
istilahrakyat seperti etnis, ras, bangsa, natie danmasyarakat sehingga
dapat dikemukakan sebagai berikut. Rakyat adalah sekumpulan orang
yang hidup di suatu tempat. Huala Adolf merumuskan pengertian rakyat
yaitu sekumpulan manusia dari kedua jenis kelamin yang hidup bersama
sehingga merupakan suatu masyarakat meskipun mereka ini mungkin
berasal dari keturunan yang berlainan, menganut kepercayaan yang
berlainan ataupun memiliki kulit yang berlainan.”
Soerjono Soekanto mengemukakan bahwa etnis adalah suatu kelompok
masyarakat atas dasar kepentingan yang sama tanpa organisasi yang
tetap. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia memberi penjelasan
mengenai istilah etnis yang lebih tepat yakni suatu kelompok sosial
yang mempunyai arti atau kedudukan tertentu karena keturunan, adat,
agama bahasa dan sebagainya.
Kamus Besar Bahasa Indonesia mendefinisikan ras sebagai golongan
bangsa berdasarkan ciri-ciri fisik atau rumpun bangsa. Ciri-ciri fisik
(jasmaniah) yang sama berkenaan dengan warna kulit, warna rambut,
bentuk wajah dan sebagainya. Oleh karena itu, sering dikemukakan
bahwa ras (rumpun) adalah sekelompok orang sebagai suatu kesatuan
yang memiliki ciri-ciri jasmaniah yang sama. Ciri-ciri fisik yang sama
yang terdapat pada sekelompok orang terjadi karena ikatan darah atau
keturunan yang sama. Oleh karena itu, ras dapat juga dikategorikan
sebagai suatu kelompok sosial yang berbentuk paguyuban atas dasar
ikatan darah atau keturunan yang sama.

6
Bangsa adalah salah satu bentuk paguyuban. Dalam pengertian bangsa
sebagai suatu paguyuban terdapat hasrat untuk mempertahankan
golongan, perasaan bersatu, harga diri, adat-istiadat yang sama
meskipun anggota-anggotanya tidak saling mengenal satu dengan
lainnya. Pendapat yang kurang lebih sama juga dikemukakan Moh.
Koesnardi dan Bintan R. Saragih sebagai berikut “Bangsa diartikan
sebagai sekumpulan manusia yang merupakan suatu kesatuan karena
mempunyai perasaan kebudayaan. Misalnya bahasa, agama dan
sebagainya. Sebagai contoh, atas dasar persamaan bahasa orang
menyebut bangsa Arab walaupun di dalamnya terdiri atas bangsa-
bangsa Mesir, Irak, Yordania dan sebagainya.”
Sedangkan pengertian natie dianggap sama dengan bangsa jika ditinjau
dari sudut pandang kesadaran seperti diajarkan oleh teori subjektif
sebagaimana dikemukakan di atas. Golongan kedua membuat
perbedaan tentang pengertian bangsa dan natie. Moh. Koesnardi dan
Bintan R. Saragih misalnya mengemukakan komentar sebagai berikut
“Natie diartikan sebagai sekumpulan manusia yang merupakan suatu
kesatuan karena mempunyai kesatuan politik yang sama.”
2. Unsur wilayah
Secara historis, unsur wilayah merupakan unsur primer pembentuk
negara. Moh. Koesnardi dan Bintan R. Saragih juga mengemukakan
pendapat sebagai berikut: “Yang dimaksud dengan wilayah tertentu
ialah batas wilayah di mana kekuasaan negara itu berlaku. Dengan lain
perkataan, kekuasaan negara itu tidak berlaku di luar batas wilayahnya
karena bisa menimbulkan sengketa internasional walaupun sebagai
pengecualian dikenal apa yang disebut daerah-daerah eksteritorial yang
artinya kekuasaan negara bisa berlaku di luar wilayah kekuasaannya
sebagai pengecualian misalnya di tempat kediaman kedutaan asing
berlaku kekuasaan negara asing itu.”

7
Aspek pertama wilayah negara adalah wilayah darat. Wilayah darat
merupakan wilayah yang sangat penting baik ditinjau dari sudut
pandang hukum nasional maupun hukum internasional. Sejak dahulu
kala, ketika hubungan antarnegara belum berkembang pesat seperti
sekarang dan teknologi dirgantara belum dikenal, wilayah darat
merupakan wilayah yang paling penting. Bahkan, seperti disinggung di
atas, unsur wilayah darat yang sangat penting sampai melahirkan suatu
doktrin dalam Ilmu Negara yang disebutdoktrin patrimonial.
Aspek kedua unsur wilayah negara adalah wilayah laut. Huala Adolf
mengemukakan pendapat tentang wilayah laut sebagai bagian dari
unsur konstitutif negara sebagai berikut “Kedaulatan Negara atas
wilayah laut merupakan suatu pembahasan yang sangat penting dewasa
ini.” Dalam Hukum Internasional, batas-batas wilayah laut suatu negara
dibedakan dalam berbagai pengertian. Dalam Hukum Internasional,
wilayah laut dibedakan atas (a) laut teritorial, (b) zona tambahan
(continuous zone), (c) zona ekonomi eksklusif, dan (d) landas kontinen.
Aspek ketiga unsur wilayah negara adalah wilayah udara. “Wilayah
udara suatu negara merupakan ruang udara di atas wilayah daratan dan
(apabila memiliki laut) di atas laut teritorial negara tersebut. Dengan
demikian, perbatasan ruang udara antara dua negara merupakan garis
lurus (vertikal) yang ditarik garis lurus ke atas dari perbatasan wilayah
darat dan laut teritorial antara kedua negara.” Batas-batas wilayah suatu
negara pada ruang udara memang belum dapat ditentukan Hukum
Internasional sampai sekarang.Namun, ada beberapa doktrin tentang
batas-batas kedaulatan suatu negara atas ruang angkasa yaitu doktrin
ketinggian maksimum yang dapat dicapai pesawat udara biasa atau
doktrin berdasarkan kemampun negara yang bersangkutan untuk secara
efektif melaksanakan

8
kedaulatannya. Namun, sampai sekarang belum ada kesepakatan
mengenai doktrin- doktrin tersebut.
3. Unsur Pemerintah yang berdaulat
Asep A. Sahid Gatra mengemukakan definisi pemerintah yang
berdaulat sebagai berikut “Unsur ketiga dari negara yang sifatnya
mutlak adalah pemerintah. Di sini, yang dimaksud adalah seseorang
atau beberapa orang yang memerintah menurut hukum negaranya.”
Dengan perkataan lain, menurut kedua penulis di atas, pemerintah yang
berdaulat adalah pemerintah yang memerintah berdasarkan atau
menurut hukum. Namun, masalahnya, pemerintah yang memerintah
menurut hukum tidak secara otomatis dipatuhi oleh rakyatnya.
Pemerintah merupakan sarana kelengkapan negara yang memiliki tugas
untuk memimpin badan negara agar tercapai tujuan dari sebuah negara.
Oleh sebab itu, pemerintah kadang-kadang menjadi personifikasi suatu
negara.
Pemerintah melakukan penegakan terhadap hukum serta membenahi
kekacauan, melakukan perdamaian serta meluruskan kepentingan-
kepentingan yang melenceng. Pemerintah yang melakukan penetapan,
menyatakan serta menjalankan keinginan-keinginan setiap masyarakat
yang termasuk dalam badan politik tersebut yang dimaksud adalah
negaar. Pemerintah merupakan lembaga yang melakukan pengaturan
terhadap masalah sehari-hari, serta melaksanakan kepentingan-
kepentingan bersama.
Pemerintah menjalankan tujuan-tujuan negara serta melaksanakan
fungsi-fungsi demi kesejahteraan bersama. Pemerintah sebuah negara
memiliki kekuasaan ke luar serta ke dalam. Kekuasaan ke luar,
maksudnya ialah pemerintah memiliki kuasa secara bebas, tidak terikat
serta tidak tunduk terhadap kedaulatan lainnya, mamiliki jabatan yang
sama dengan negara lainnya, sehingga memiliki kebebasan tanpa ada
campur tangan dari negara lain. Berkuasa ke dalam, maksunya adalah

9
pemerintah mempunyai kekuasaan tertinggi untuk mengatur badan
negara sesuai terhadap peraturan perundang-undangan.
Ada penulis lain yang memandang pengertian pemerintah yang
berdaulat dari sudut pandang sosiologis. Moh. Koesnardi dan Bintan R.
Saragih misalnya mengemukakan komentar sebagai berikut “Suatu hal
yang penting ialah bahwa pemerintah yang berkuasa harus diakui oleh
rakyatnya karena pada hakekatnya pemerintah merupakan pembawa
suara dari rakyat sehingga pemerintah dapat berdiri dengan stabil.”
Dengan perkataan lain, menurut kedua penulis, pemerintah yang
berdaulat adalah pemerintah yang diakui oleh rakyat karena
menyuarakan suara rakyat sehingga menghasilkan pemerintahan yang
stabil.

C. Unsur Kemampuan Melakukan Hubungan Dengan Negara Lain


Pengertian kemampuan mengadakan hubungan dengan negara lain adalah
terminologi yang tidak mudah dijelaskan. Hal itu berkaitan dengan berbagai hal
yang belum jelas mengenai unsur konstitutif pembentuk negara yang keempat
tersebut. Pertama, belum ada parameter (kriteria) yang tepat untuk menentukan
suatu negara memiliki atau belum memiliki
kemampuan untuk mengadakan hubungan dengan negara lain. Kedua, belum
ada instansi yang berhak untuk menyatakan suatu negara dianggap mampu atau
belum mampu mengadakan hubungan dengan negara lain. Sedangkan Sefriani
mengemukakan suatu pengertian pengakuan sebagai berikut“Pengakuan
terhadap negara baru adalah suatu pernyataan atau sikap dari satu pihak untuk
mengakui eksistensi suatu entitas politik baru sebagai suatu negara baru di
mana dengan pengakuan itu berarti bahwa pihak yang mengakui siap bersedia
mengadakan hubungan dengan pihak yang diakui.”

10
Institut Hukum Internasional (The Institute of International Law) merumuskan
definisi pengakuan sebagai “Tindakan satu atau lebih negara untuk mengakui
suatu kesatuan masyarakat yang terorganisir yang mendiami wilayah tertentu
bebas dari negara lain serta mampu menaati kewajiban-kewajiban hukum
internasional dan menganggapnya sebagai anggota masyarakat internasional.”

11
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Negara adalah sebuah wilayah yang dihuni rakyat dan pemerintahan dan
mendapat pengakuan. Ada banyak nama-nama negara di dunia dan didalam
Negara terdapat bagian-bagian yang harus terpenuhi agar terciptanya suatu
Negara, yaitu wilayah, masyarakat, pemerintahan, dan diakui oleh Negara lain.
Unsur pembentukan negara terbagi menjadi unsur rakyat, unsur wilayah, dan
unsur pemerintah yang berdaulat

B. Saran
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih banyak kekurangan dan jauh dari
kata sempurna. Tentunya penulis akan terus memperbaiki makalah dengan
mengacu kepada sumber sumber yang dapat dipertanggungjawabkan. Dengan
penulisan makalah ini, penulis berharap pembaca dapat memahaminya serta
dapat mengetahui mengenai “Unsur-unsur (Elemen-elemen) Formal
Pembentuk Negara”

12
DAFTAR PUSTAKA

Usur-unsur trbentuknya Negara, http://syaiful-syaifulnazar.blogspot.com/, Agustus


2013
Unsur-unsurterbentuknua Negara, http://photofinanda.blogspot.com/2012/01/unsur-
unsur-terbentuknya-bangsa-dan.html, Agustus 2013
Azhary. Ilmu Negara Pembahasan Buku Prof. Mr. Kranenburg. Jakarta: Ghalia,
Indonesia, 1986. Negara Hukum Indonesia : Analisis Yuridis Normatif Tentang Unsur
- unsurnya. Jakarta: UIPress, 1995.

13

Anda mungkin juga menyukai