Anda di halaman 1dari 9

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala Rahmat, sehingga kami
dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini dalam bentuk maupun isinya yang mungkin
sangat sederhana.

Resume ini berisikan tentang “Unsur - Unsur Negara”. Semoga Resume ini dapat
dipergunakan sebagai salah satu acuan, petunjuk maupun pedoman dan juga berguna untuk
menambah pengetahuan bagi para pembaca.

Reseume ini kami akui masih banyak kekurangan karena pengalaman yang kami
miliki masih sangat terbatas. Oleh karena itu kami harapkan kepada para pembaca untuk
memberikan masukan-masukan yang bersifat membangun untuk kesempurnaan Resume ini.

Darussalam, 13 Oktober 2021

Razali

1
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR................................................................................................................1
DAFTAR ISI..............................................................................................................................2
BAB I.........................................................................................................................................3
PENDAHULUAN......................................................................................................................3
A. Latar Belakang................................................................................................................3
BAB II........................................................................................................................................4
PEMBAHASAN........................................................................................................................4
A. Asal Mula Terjadinya Negara.........................................................................................4
B. Unsur-Unsur Negara.......................................................................................................4
BAB III.......................................................................................................................................8
PENUTUP..................................................................................................................................8
A. Kesimpulan......................................................................................................................8
B. SARAN...........................................................................................................................8
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................................9

2
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Secara etimologi, “negara” berasal dari bahasa asing yaitu, Staat (Belanda, German), atau
State (Inggris). Kata Staat maupun State berasal dari bahasa Latin, yaitu status atau statum yang
berarti “ menempatkan dalam keadaan berdiri, membuat berdiri, dan
menempatkan”. Kata status juga dapat diartikan sebagai suatu keadaan tegak dan tetap. Kata “
negara” yang lazim digunakan di Indonesia berasal dari bahasa Sansekerta nagari atau nagara yang
berarti “ wilayah atau kota, atau penguasa”. Pada masa kerajaan Majapahit abad XIV, seperti ditulis
dalam buku “ Negarakertagama “ karangan Mpu Prapanca (1365), digambarkan tentang pemerintahan
Majapahit yang menghormati musyawarah, hubungan antar daerah, dan hubungan dengan negara-
negara tetangga.

Hakikat negara adalah organisasi kekuasaan. Yaitu lembaga yang memiliki kekuasaan
tertinggi/terluas bila dibandingkan dengan organisasi lainnya dalam masyarakat. Sebuah organisasi
kekuasaan bisa disebut negara bila memiliki unsur-unsur tertentu, meliputi: rakyat, wilayah,
pemerintah yang berdaulat dan pengakuan oleh negara lain.

3
BAB II
PEMBAHASAN

A. Asal Mula Terjadinya Negara

Istilah negara sudah dikenal sejak zaman Renaissance, yaitu pada abad ke-15. Pada
masa itu telah mulai digunakan istilah Lo Stato yang berasal dari bahasa Italia, yang
kemudian menjelma menjadi L’etat’ dalam bahasa Perancis, The State dalam bahasa Inggris
atau Deer Staat dalam bahasa Jerman dan De Staat dalam bahasa Belanda.

B. Unsur-Unsur Negara

Untuk melengkapi arti dari negara itu sendiri kiranya diperlukan juga adanya unsur-
unsur negara. Yang dimaksud dengan unsur negara adalah bagian bagian yang menjadikan
negara itu ada. Dengan lengkapnya unsur-unsur negara itu maka lengkaplah sudah negara itu
berdiri.

a. Unsur-unsur Negara Secara Yuridis

Dikemukakan oleh Logemann yang terdiri dari :

1. Gebiedsleer (wilayah hukum) yang meliputi darat,laut,udara serta orang dan batas
wewenangnya.
2. Persoonsleer (subjek hukum) , unsur subjek hukum daripada negara adalah
Pemerintah Yang Berdaulat
3. De leer van de rechtsbetrekking (hubungan hukum) Maksudnya adalah hubungan
hukum antara penguasa dan dikuasai termasuk hubungan hukum ke luar dengan
negara lainnya secara internasional

b. Unsur-unsur Negara Secara Sosiologis

Dikemukakan oleh Rudolf Kjellin yang melanjutkan ajaran Ratzel dalam bukunya
Der Staat als Lebensform. Menurut beliau unsur-unsur negara itu adalah :

1. Faktor sosial yang meliputi :


a. Unsur masyarakat
b. Unsur ekonomis
c. Unsur kulturil
2. Faktor Alam yang meliputi :
a. Unsur wilayah
b. Unsur bangsa

4
c. Unsur Negara Deklaratif

Pengakuan dari negara lain

Selain wilayah, rakyat, dan pemerintah yang berdaulat (unsur konstitutif), pengakuan
dari negara lain juga merupakan salah satu unsur -unsur negara tetapi bukan unsur
mutlak(deklaratif) . Dalam arti kata, bukan merupakan pembentuk negara, melainkan bersifat
menerangkan adanya suatu negara. Tanpa pengakuan dari negara lain suatu negara tetap
dapat berdiri, misalnya USA memproklamasikan kemerdekaannya. pada 1776, sedangkan
pengakuan dari Inggris baru diberikan pada 1873.
Pengakuan dari negara lain terdiri atas dua macam , yakni:

1. De facto
Merupakan pengakuan berdasarkan kenyataan(fakta) bahwa di atas wilayah itu
diakui telah berdiri suatu negara. Pengakuan tersebut diberikan berdasarkan
realita jika suatu masyarakat politik tersebut telah memenuhi syarat utama
sebagai sebuah negara.
a. Pengakuan de facto bersifat sementara
Artinya pengakuan yang diberi tanpa melihat apakah negara itu bertahan
atau tidak di masa depan. Apabila negara baru itu hancur maka negara
tersebut akan menarik kembali pengakuannya.
b. Pengakuan de facto bersifat tetap
Artinya pengakuan dari negara lain terhadap suatu negara hanya bisa
menimbulkan hubungan di bidang ekonomi dan perdagangan. Sementara
itu, hubungan untuk tingkat duta belum bisa terlaksana.
2. De jure
Merupakan pengakuan berdasarkan pernyataan resmi menurut hukum
internasional, sehingga suatu negara mendapatkan hak-hak dan kewajibannya
sebagai anggota keluarga Bangsa-Bangsa di dunia.
a. Pengakuan de jure bersifat tetap
Artinya pengakuan dari negara lain berlaku dalam jangka waktu selama-
lamanya setelah melihat adanya jaminan bahwa pemerintahan negara baru
tersebut akan stabil salam jangka waktu yang lama.
b. Pengakuan de jure bersifat penuh
Artinya terjadi hubungan antara negara yang mengakui dan diakui meliputi
hubungan seperti hubungan dagang, ekonomi serta diplomatik. Negara yang
mengakuinya berhak untuk menempati konsular atau membuka kedutaan.

Diantara para sarjana hukum internasional tedapat 2 golongan yaitu Golongan


pertama dan Golongan ke dua.
Hukum Internasional secara ipso facto menganggap bahwa masyarakat politik yang
bersangkutan sebagai suatu negara dengan hak dan kewajiban yang dengan sendirinya

5
melekat padanya. Golongan pertama ini dikatakan menganut declaratory theory atau
evidentiary theory atau teori deklaratif.
Sedangkan golongan kedua berpendapat sebaliknya bahwa walaupun unsur
kenegaraan telah dimiliki oleh suatu masyarakat politik, namun tidaklah ia secara otomatis
dapat diterima sebagai negara ditengah masyarakat internasional. Masyarakat politik mulai
diterima sebagai negara baru dan berkedudukan sebagai sebuah negara, ditengah haknya
sebagai negara baru.Golongan kedua disebut sebagai constitutive theory (teori konstitutif)
Menurut J.G. Starke, unsur atau persyaratan inilah yang paling penting dari segi
hukum internasional. Ini yang membedakan negara dengan unit yang lebih kecil seperti
anggota federasi atau proktektorat yang tidak menangani sendiri urusan luar negeri dan tidak
diakui oleh negara lain sebagai anggota masyarakat internasional yang mandiri
Menurut R.C Hingorani, unsur ini bukan saja penting tapi itu adalah sebuah
keharusan bagi suatu negara untuk memperoleh rakyat internasional.Dengan adanya status
unsur ini, negara tersebut independen dalam mengatur masalah dalam dan luar negerinya.
Negara dalam konsep Montevideo Convention adalah negara sebagai subjek hukum
internasional . Untuk menjadi subjek hukum internasional pemerintah negara yang
bersangkutan harus mempunyai kemampuan melakukan hubungan internasional dengan
negara lain.
Negara yang belum merdeka seperti negara dominion,negara mandat, negara
dibawah perwalian termasuk pengertian negara sebagai subjek hukum internasional.
Walaupun masih terbatas, negara tersebut memiliki kemampuan dan dapat melakukan
hubungan dengan negara lain.

Dukungan Palestina
Palestina adalah negara pertama yang mengakui kedaulatan dan kemerdekaan RI.
Palestina diwakili oleh mufti besar syekh Muhammad Amin al-Husaini mengakui
kedaulatan Indonesia secara de facto pada 6 September 1944.

Dukungan Mesir
Usaha dimulai dari penggalangan opini umum lewat pemberitaan media yang
memberikan kesempatan luas kepada mahasiswa Indonesia untuk menulis tentang
kemerdekaan Indonesia di koran lokal Mesir.
Aksi demo di Kairo tidak hanya dengan slogan dan spanduk, para pendemo sebagian besar
merupakan para pemuda dan pelajar yang kerap melakukan aksi pembakaran, pelemparan
batu dan teriakan permusuhan terhadap Belanda.
Atas kuatnya dukungan rakyat Mesir terhadap kemerdekaan RI membuat
pemerintahan Mesir mengakui kedaulatan pemerintahan RI pada 22 Maret 1946. Mesir juga
merupakan negara pertama yang mengakui kedaulatan RI. Palestina mengakui setahun
sebelum negara Indonesia Merdeka. Disisi lain ada juga yang menyebutkan bahwa yang
pertama kali menyebutkan bahwa yang pertama kali mengakui kemerdekaan Indonesia
secara de facto dan de jure adalah Vatikan, negerinya paus.
Secara resmi keputusan sidang Dewan Liga Arab tanggal 18 November 1946 menganjurkan
semua negara anggotanya supaya mengakui Indonesia sebagai negara merdeka yang

6
berdaulat. Alasannya didasarkan pada kaitan keagamaan, persaudaraan dan kekeluargaan.

d. Unsur-unsur Negara Secara Konstitutif

3 hal unsur-unsur negara:


1. Wilayah Tertentu
2. Rakyat
3. Pemerintah yang Diakui

7
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

Wilayah tertentu adalah batas wilayah dimana kekuasaan negara itu berlaku. Dengan
begitu, kekuasaan negara tidak berlaku diluar batas wilayah karena dapat menimbulkan
sengketa internasional, walaupun sebagai pengecualian dikenal apa yang disebut daerah-
daerah eksteritorial yang berarti kekuasaan negara bisa berlaku di luar daerah kekuasaannya
sebagai pengecualian
Setiap negara mempunyai penduduk dan kekuasaan negara menjangkau semua penduduk di
dalam wilayahnya.penduduk dalam suatu negara biasanya menunjukkan beberapa ciri khas
yang membedakan dari bangsa lain. perbedaan ini tampak misalnya dalam kebudayaan,nilai-
nilai politiknya, atau identitas nasionalnya.
Pemerintah dalam sebuah negara minimal terdiri atas tiga bentuk lembaga yang berbeda yang
mempunyai kedudukan yang sama dalam menetapkan dan mengatur kebijakan dalam suatu
negara. Lembaga tersebut yaitu, lembaga legislatif, lembaga eksekutif, dan lembaga
yudikatif. Di Indonesia Lembaga Legislatif adalah MPR dan DPR, Lembaga Eksekutif adalah
Presiden yang dibantu para Menteri, dan Lembaga Yudikatif adalah Mahkamah Agung.
Adapun unsur-unsur negara yang adalah harus ada rakyat, wilayah tertentu, dan pemerintahan
yang berdaulat juga pengakuan dari negara lain. Apabila salah satu unsur tersebut tidak ada
atau tidak lengkap, maka tidak bisa disebut sebagai negara.

B. SARAN

Negara dapat dikatakan sebagai negara seutuhnya apabila unsur-unsur negara dapat
terpenuhi sehingga setiap negara perlu untuk memiliki tiap unsurnya. Bahkan unsur deklaratif
juga terasa penting bagi kelangsungan suatu negara, karena apabila tidak ada pengakuan dari
negara lain artinya negara tersebut tidak dapat menjalankan hubungan dengan negara lain.
Negara juga perlu memiliki pemerintah yang berdaulat artinya pemerintah mempunyai
kekuasaan penuh terhadap suatu wilayah dan rakyatnya baik kedalam ataupun keluar. Hal ini
penting agar suatu negara tidak dapat diganggu gugat oleh negara lain.

8
DAFTAR PUSTAKA

Busroh, A., D. (2011). Ilmu Negara edisi satu cetakan kedelapan. Jakarta: Bumi Aksara
Busroh, A., D. (2015). Ilmu Negara, Jakarta: Bumi Aksara
Chotib. (2007). Kewarganegaraan 1:Menuju Masyarakat Madani. Jakarta: Yudhistira
Haboddin, M. (2015). Pengantar Ilmu Pemerintahan. Malang: Universitas Brawijaya Press.
Koesnardi,Moh dan Prof Dr. Bintan R.Saragih, MA, (2000). Ilmu Negara Edisi Revisi
Cetakan keempat. Jakarta: Gaya Media Pratama.
Pureklolon, T., T. (2018). Politik Nasionalisme : Narasi Nasionalisme dalam Membangun
Kesadaran Berpolitik dan Bernegara. Malang: Intrans Publishing.

Anda mungkin juga menyukai