Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

NEGARA DAN KONSTITUSI

DISUSUN :
NAMA : AGUS RIYANTO
NIM : 2021 29 001
PRODI : D III KEPERAWATAN

STIKES DARUL MA’ARIF AL-INSAN


BATURAJA
2021
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Dimulailah memasuki era baru supremasi hukum dengan melakukan
serangkaian reformasi baik dibidang politik maupun reformasi sistem hukum yang
dapat menjamin sendi-sendi kehidupan konstitusional yang berbasiskan kepada
kedaulatan rakyat dalam arti bahwa rakyat memiliki kekuasaan yang tertinggi dan
mempunya kewenangan untuk melakukan setiap pengawasan terhadap semua.
Negara konstitusional didefinisikan sebagai negara yang memiliki kekuasaan-
kekuasaan untuk memerintah, hak-hak pihak yang diperintah (rakyat) dan
hubungan di antara keduanya.
Perletakan dasar konstitusional bagi pembentukan DPD sebagai bagian
dari MPR dan berdampingan dengan DPR dalam parlemen Indonesia.
Amandemen UUD 1945 merupakan bagian dari pergeseran starategi
konstitusionalisasi kehidupan bernegara dan berpemerintahan sekaligus
merupakan salah satu dimensi dari konstitusional yang mecuat dalam rangka
reformasi Konstitusi di Indonesia, di mana MPR terdiri atas anggota DPR dan
DPD yang dipilih melalui pemilihan umum.

B. Rumusan Masalah
1. Jelaskan pengertian Negara?
2. Unsur-unsur apa saja yang dibutuhkan untuk membangun suatu Negara?
3. Jelaskan tentang konstitusi?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian tentang Negara.
2. Untuk mengetahui unsur-unsur yang dibutuhkan untuk membangun suatu
Negara
3. Untuk mengetahui pengertian konstitusi.  
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Negara
Negara berbeda dengan bangsa. Jika bangsa merujuk pada kelompok
orang atau persekutuan hidup, sedangkan negara merujuk pada sebuah organisasi
sekelompok orang yang berada di dalamnya. Istilah negara merupakan terjemahan
dari kata bahasa Inggris, state; bahasa Belanda dan Jerman, staat, serta bahasa
Prancis, etat. Kata-kata tersebut diambil dari bahasa Latin, status atau statum,
yang berarti keadaan yang tegak serta tetap atau sesuatu yang memiliki sifat-sifat
yang tegak serta tetap. Di Indonesia, istilah negara berasal dari bahasa Sanskerta,
yaitu nagari atau nagara yang berarti wilayah atau penguasa.
Secara terminologi, negara diartikan sebagai oraganisasi tertinggi di antara
suatu kelompok masyarakat yang mempunyai cita-cita untuk bersatu hidup dalam
daerah tertentu dan mempunyai pemerintahan yang berdaulat. Pengertian ini
mengandung nilai konstitutif dari sebuah negara yang menyaratkan adanya unsur
dalam sebuah negara yaitu rakyat, wilayah, kedaulatan dan pengakuan dari negara
lain.
Berikut ini pendapat beberapa pakar kenegaraan berikut ini tentang negara.
1. Aristoteles
Menurut Aristoteles, negara (polis) adalah suatu persekutuan dari keluarga dan
desa untuk mencapai kehidupan yang sebaikbaiknya.
2. Mac Iver
Negara adalah persembatanan (penarikan) yang bertindak lewat hukum yang
direalisasikan oleh pemerintah yang dilengkapi dengan kekuasaan untuk memaksa
dalam satu kehidupan yang dibatasi secara teritorial mempertegak syaratsyarat
lahir yang umum dari ketertiban sosial.
3. Logeman
Negara adalah organisasi kemasyarakatan yang dengan kekuasaannya bertujuan
untuk mengatur dan mengurus masyarakat tertentu.
B. Unsur-unsur Terbentuknya Negara
Unsur-unsur negara adalah bagian yang penting untuk membentuk suatu
negara, sehingga negara memiliki pengertian yang utuh. Jika salah satu unsur
tidak terpenuhi, maka tidak sempurnalah negara itu. Negara dapat memiliki status
yang kokoh jika didukung oleh minimal tiga unsur utama, yaitu rakyat, wilayah,
dan pemerintah berdaulat. Selain itu, ada satu unsur tambahan, yaitu pengakuan
dari negara lain.
1. Rakyat
Suatu negara harus memiliki rakyat yang tetap. Rakyat merupakan unsur
terpenting dari terbentuknya negara. Rakyat menjadi pendukung utama
keberadaan sebuah negara. Hal ini karena rakyatlah yang merencanakan,
mengendalikan, dan menyelenggarakan sebuah negara. Dalam hal ini rakyat
adalah semua orang yang berada di wilayah suatu negara serta tunduk pada
kekuasaan negara tersebut.
2. Wilayah
Adanya wilayah merupakan suatu keharusan bagi negara. Wilayah adalah
tempat bangsa atau rakyat suatu negara tinggal dan menetap. Wilayah yang
dimaksud dalam hal ini meliputi daratan, lautan, udara, ekstrateritorial, dan batas
wilayah negara.Wilayah merupakan unsur kedua setelah rakyat. Dengan adanya
wilayah yang didiami oleh manusia, negara akan terbentuk. Jika wilayah tersebut
tidak ditempati secara permanen oleh manusia, mustahil untuk membentuk suatu
negara. Wilayah memiliki batas wilayah tempat kekuasaan negara itu berlaku.
Wilayah suatu negara sebagai berikut.
 Wilayah daratan, meliputi seluruh wilayah daratan dengan batas-batas
tertentu dengan negara lain.
 Wilayah lautan, meliputi seluruh perairan wilayah laut dengan batas-batas
yang ditentukan menurut hukum internasional.
 Wilayah udara atau dirgantara, meliputi wilayah di atas daratan dan lautan
negara yang bersangkutan.
3. Pemerintahan yang Berdaulat
Kedaulatan sangat diperlukan bagi sebuah negara. Tanpa kedaulatan, sebuah
negara tidak akan berdiri tegak. Negara tidak memiliki kekuasaan untuk mengatur
rakyatnya sendiri, terlebih mempertahankan diri dari negara lain. Oleh karena itu,
kedaulatan merupakan unsur penting berdirinya negara. Jadi, pemerintah yang
berdaulat berarti pemerintah yang mempunyai kekuasaan penuh untuk
memerintah baik ke dalam maupun ke luar. Kedaulatan suatu negara mempunyai
empat sifat sebagai berikut.
 Permanen. Artinya, kedaulatan itu tetap ada pada negara selama negara itu
tetap ada (berdiri) sekalipun mungkin negara itu mengalami perubahan
organisasinya.
 Asli. Artinya, kedaulatan itu tidak berasal dari kekuasaan lain yang lebih
tinggi, tetapi asli dari negara itu sendiri.
 Bulat/tidak terbagi-bagi. Artinya, kedaulatan itu merupakan satusatunya
kekuasaan yang tertinggi dalam negara dan tidak dapat dibagi-bagi. Jadi,
dalam negara hanya ada satu kedaulatan.
 Tidak terbatas/absolut. Artinya, kedaulatan itu tidak dibatasi oleh siapa
pun sebab apabila bisa dibatasi berarti ciri kedaulatan yang merupakan
kekuasaan tertinggi akan hilang.
4. Pengakuan dari Negara Lain
Pengakuan dari negara lain diperlukan sebagai suatu pernyataan dalam
hubungan internasional. Hal ini dilakukan untuk mencegah terjadinya ancaman
dari dalam (kudeta) atau campur tangan negara lain. Selain itu, pengakuan dari
negara lain diperlukan untuk menjalin hubungan terutama dalam bidang ekonomi,
politik, sosial, budaya, dan pertahanan keamanan. Macam-macam bentuk
pengakuan ialah sebagai berikut.
 Pengakuan de facto, artinya pengakuan menurut kenyataan. Suatu negara
diakui karena memang secara nyata telah memenuhi unsur-unsurnya
sebagai negara.
 Pengakuan de jure, artinya pengakuan berdasarkan hukum. Dalam hal ini,
suatu negara diakui secara formal memenuhi persyaratan yang ditentukan
oleh hukum internasional untuk dapat berpartisipasi aktif dalam tata
pergaulan internasional.

C. Sifat Negara
Miriam Budiardjo menyatakan bahwa setiap negara mempunyai sifat-sifat berikut:
1. Memaksa
Sifat memaksa artinya negara mempunyai kekuasaan untuk memaksa
kekerasan fisik secara sah. Tujuannya ialah agar peraturan perundang-undangan
ditaati, ketertiban dalam masyarakat tercapai, serta anarki (kekacauan) alam
masyarakat dapat dicegah. Alat pemaksanya bermacam-macam, seperti polisi,
tentara, dan berbagai persenjataan lainnya. Contohnya, setiap warga negara harus
membayar pajak. Orang yang menghindari kewajiban ini dapat dikenakan denda
atau harta miliknya disita, bahkan dapat dikenakan hukuman kurungan.
2. Monopoli
Sifat monopoli yaitu hak negara guna melaksanakan sesuatu sesuai dengan
tujuan bersama dari masyarakat. Contohnya, menjatuhkan hukuman kepada setiap
warga negara yang melanggar peraturan, menjatuhkan hukuman mati,
mewajibkan warga negaranya untuk mengangkat senjata jika negaranya diserang
musuh, memungut pajak, menentukan mata uang yang berlaku dalam wilayahnya,
serta melarang aliran kepercayaan atau aliran politik tertentu yang dinilai
bertentangan dengan tujuan masyarakat.
3. Mencakup semua
Sifat mencakup semua berarti semua peraturan perundang-undangan (misalnya
keharusan membayar pajak) barlaku untuk semua orang tanpa terkecuali. Hal ini
memang diperlukan karena kalau sesorang dibiarkan berada di luar ruang lingkup
aktivitas negara, maka usaha negara kearah tercapainya cita-cita negara.

D. Konstitusi
1. Pengertian Konstitusi
Dari segi bahasa istilah konstitusi berasal dari kata constituer (Prancis) yang
berarti membentuk. Maksudnya yaitu membentuk, menata, dan menyusun suatu
negara. Demikian pula dalam bahasa Inggris kata constitute dapat berarti
mengangkat, mendirikan atau menyusun. Dalam bahasa Belanda, istilah konstitusi
dikenal dengan sebutan gronwet yang berarti undang-undang dasar.
Istilah konstitusi pada umumnya menggambarkan keseluruhan sistem
ketatanegaraan suatu negara. Sistem itu berupa kumpulan peraturan yang
membentuk, mengatur atau memerintah negara. Peraturan-peraturan tersebut ada
yang tertulis sebagai keputusan badan yang berwenang dan ada yang tidak tertulis
yang berupa kebiasaan dalam praktik penyelenggaraan negara. Dengan demikian,
pengertian konstitusi sampai dewasa ini dapat menunjuk pada peraturan
ketatanegaraan baik yang tertulis maupun tidak tertulis.
Selain itu, beberapa ahli juga mengemukakan pengertian konstitusi sebagai
berikut.
a. E.C. Wade
Konstitusi adalah naskah yang memaparkan rangka dan tugas pokok dari
badan pemerintahan suatu negara dan menentukan pokok-pokok cara kerja badan
tersebut.
b. KC. Wheare
Konstitusi adalah keseluruhan sistem ketatanegaraan suatu negara yang berupa
kumpulan peraturan yang membentuk an mengatur pemerintahan negara.
c. Herman Heller
Herman Heller membagi konstitusi menjadi tiga pengertian, yaitu:
 Konstitusi yang bersifat politik sosiologis, yaitu konstitusi yang
mencerminkan kehidupan politik masyarakat.
 Konstitusi yang bersifat yuris, yaitu konstitusi merupakan kesatuan kaidah
yang hidup di dalam mayarakat.
 Konstitusi yang bersifat politis, yaitu konstitusi yang ditulis dalam suatu
naskah sebagai undang-undang.
d. CF. Strong
Menurut CF. Strong, konstitusi merupakan kumpulan asas yang
didasarkan pada kekuatan pemerintah, hak-hak yang diperintah, serta hubungan-
hubungan antara keduanya yang diatur
e. Sri Soemantri
Konstitusi merupakan naskah yang memuat suatu bangunan negara dan
sendi-sendi sistem pemerintahan negara.
Dari beberapa pendapat para ahli tersebut, dapat disimpulkan bahwa ada dua
pengertian konstitusi, yaitu
 Dalam arti luas, merupakan suatu keseluruhan aturan dan ketentuan dasar
(hukum dasar yang meliputi hukum dasar tertulis dan hukum dasar tidak
tertulis yang mengatur mengenai suatu pemerintahan yang
diselenggarakan di dalam suatu negara;
 Dalam arti sempit, merupakan undang-undang dasar, yaitu suatu dokumen
yang berisi aturan-aturan dan ketentuan-ketentuan yang bersifat pokok dari
ketatanegaran suatu negara.

2. Kedudukan Konstitusi
Kedudukan konstitusi dalam kehidupan ketatanegaraan pada suatu negara
sangat penting karena menjadi ukuran kehidupan dalam bernegara dan berbangsa
untuk mengetahui aturan-aturan pokok yang ditujukan baik kepada penyelenggara
negara maupun masyarakat dalam ketatanegaraan. Kedudukan tersebut adalah
sebagai berikut.
a. Sebagai hukum dasar 
Dalam hal ini, konstitusi memuat aturan-aturan pokok mengenai
penyelengara negara, yaitu badan-badan/lembaga-lembaga pemerintahan dan
memberikan kekuasaan serta prosedur penggunaan kekuasaan tersebut kepada
badan-badan pemerintahan.
b. Sebagai hukum tertinggi
Dalam hal ini, konstitusi memiliki kedudukan yang lebih tinggi terhadap
peraturan-peraturan yang lain dalam tata hukum pada suatu negara. Dengan
demikian, aturan-aturan di bawah konstitusi tidak bertentangan dan harus sesuai
dengan aturan-aturan yang terdapat pada konstitusi.
3. Jenis-jenis Konstitusi
Konstitusi dapat dibedakan dalam dua macam.
a. Konstitusi tertulis,
yaitu suatu naskah yang menjabarkan (menjelaskan) kerangka dan tugas-
tugas pokok dari badan-badan pemerintahan serta menentukan cara kerja dari
badan-badan pemerintahan tersebut. Konstitusi tertulis ini dikenal dengan sebutan
undang-undang dasar.
b. Konstitusi tidak tertulis,
merupakan suatu aturan yang tidak tertulis yang ada dan dipelihara dalam
praktik penyelenggaraan negara di suatu negara. Konstitusi tidak tertulis ini
dikenal dengan sebutan konvensi.

4. Unsur-unsur Konstitusi
Unsur-unsur yang harus dimuat di dalam konstitusi menurut pendapat Lohman
adalah:
a. Konstitusi sebagai perwujudan kontak sosial, yaitu merupakan perjanjian
dari kesepakatan antara warga negara dengan pemerintah;
b. Konstitusi sebagai penjamin hak asasi manusia, yaitu merupakan penentu
hak dan kewajiban warga negara dan badan-badan pemerintah;
c. Konstitusi sebagai forma regiments, yaitu merupakan kerangka
pembangunan pemerintah.

5. Sifat Konstitusi
Menurut pendapat dari C.F. Strong (dalam Miriam Budiardjo: 1985), suatu
konstitusi dapat bersifat kaku atau bisa juga supel tergantung pada apakah
prosedur untuk mengubah konstitusi itu sudah sama dengan prosedur membuat
undang-undang di negara yang bersangkutan atau belum. Dengan demikian, sifat
dari konstitusi dapat dibedakan menjadi dua, yaitu
a. Konstitusi yang bersifat kaku (rigid), hanya dapat diubah melalui prosedur
yang berbeda dengan prosedur membuat undang-undang pada negara yang
bersangkutan;
b. Konstitusi yang bersifat supel (flexible), sifat supel disini diartikan bahwa
konstitusi dapat diubah melalui prosedur yang sama dengan prosedur
membuat undang-undang pada negara yang bersangkutan.

6. Tujuan Konstitusi
Pada umumnya, konstitusi mempunyai tujuan untuk membatasi kekuasaan
penyelenggara negara agar tidak dapat berbuat sewenang-wenang serta dapat
menjamin hak-hak warga negara. Tujuan konstitusi ini merupakan suatu gagasan
yang dinamakan dengan konstitusionalisme. Maksud dari konstitusionalisme
adalah suatu gagasan yang memandang pemerintah (penyelenggara pemerintahan)
sebagai suatu kumpulan kegiatan yang diselenggarakan oleh dan atas nama rakyat.

7. Fungsi Konstitusi
Fungsi konstitusi bagi suatu negara sebagai berikut.
a. Membatasi atau mengendalikan kekuasaan penguasa agar dalam menjalankan
kekuasaannya tidak sewenang-wenang terhadap rakyatnya.
b. Memberi suatu rangka dan dasar hukum untuk perubahan masyarakat yang
dicita-citakan dalam tahap berikutnya.
c. Sebagai landasan penyelenggaraan negara menurut suatu sistem
ketatanegaraan tertentu yang dijunjung tinggi oleh semua warga negaranya,
baik penguasa maupun rakyat (sebagai landasan struktural).
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Negara adalah oraganisasi tertinggi di antara suatu kelompok masyarakat
yang mempunyai cita-cita untuk bersatu hidup dalam daerah tertentu dan
mempunyai pemerintahan yang berdaulat. Pengertian ini mengandung nilai
konstitutif dari sebuah negara yang menyaratkan adanya unsur dalam sebuah
negara yaitu rakyat, wilayah, kedaulatan dan pengakuan dari negara lain.
Istilah konstitusi pada umumnya menggambarkan keseluruhan sistem
ketatanegaraan suatu negara. Sistem itu berupa kumpulan peraturan yang
membentuk, mengatur atau memerintah negara. Peraturan-peraturan tersebut ada
yang tertulis sebagai keputusan badan yang berwenang dan ada yang tidak tertulis
yang berupa kebiasaan dalam praktik penyelenggaraan negara

B. Saran
1. Diharapkan masyarakat mengetahui tentang Negara dan Konstitusi di negara
kita.
2. Diharapkan informasi ini dapat tersebar luas ke masyarakat agar terbentuk
jiwa nasionalisme sebagai tonggak kemajuan Negara
3. Pemerintah sebagai pelaksana aparatur negara setiap hari dan parlemen
seharusnya dapat bersinergis dalam menjalankan kepemerintahan agar
Indonesia menjadi terarah yang lebih baik.
DAFTAR PUSTAKA

Buku ajar mata kuliah wajib umum “ PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN ”


oleh, Direktorat Jendral Pembelajaran dan Kemahasiswaan Kementerian
Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi Republik Indonesia. (2016).
Budiarto, Miriam, Dasar-dasar Ilmu politik, Jakarta: Gramedia Pustaka Media,
1987

Diponolo, GS., Ilmu Negara, Jilid 1, Jakarta :Balai Pustaka, 1975

Lubis, M. Solly, Asas-asas Hukum Tata Negara, Bandung, Alumni, 1982


Ashiddiqie, Jimly., Gagasan Kedaulatan Rakyat Dalam Konstitusi Dan
Pelaksanaannya Di Indonesia, PT. Ictiar Baru Van Hoeve, Jakarta 1994

Anda mungkin juga menyukai