【 01 】
Pengertian Bangsa dan
Negara
PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN
Bangsa(nation) adalah suatu jiwa dan suatu asas spiritual. ia adalah suatu
Menurut : kesatuan solidaritas yang besar.
Ernest Renana
【 02 】
UNSUR - UNSUR
NEGARA
a. rakyat
PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN
Penduduk yang merupakan anggota yang sah dan resmi dari suatu negara dan dapat diatur
sepenuhnya oleh pemerintah negara yang bersangkutan dinamakan warga negara Sementara itu, di
luar itu semua dinamakan orang asing atau warga negara lain. Status kewarganegaraan suatu negara
akan berimplikasi sebagai berikut (Samekto dan kridalaksana, 2008: 59).
1. Hak atas perlindungan diplomatik di luar negeri merupakan hak kewarganegaraan. suatu negara
berhak melindungi warganya di luar negeri
2. Kewarganegaraan menuntut kesetiaan dan salah satu bentuk kesetiaan tersebut adalah kewajiban
melaksanakan wajib militer
3. Suatu negara berhak untuk menolak mengekstradisi warga negaranya kepada orang lain
4. Berdasarkan praktik secara garis besar kewarganegaraan merupakan Warga negaraan seseorang
dapat diperoleh.
• Berdasarkan kewarganegaraan orang tua
• Berdasarkan tempat kelahiran
• Berdasarkan asas Ius Sanguinis dan ius soli
• Melalui naturalisasi atau melalui perkawinan, misalnya seorang istri yang mengambil
kewarganegaraan suami, atau dengan permohonan yang diajukan kepada negara
b. Wilayah dengan Batas - Batas Tertentu
Pada umumnya wilayah suatu negara meliputi wilayah darat, wilayah laut, dan wilayah udara. Walaupun
ada negara tertentu yang karena letaknya di tengah benua sehingga tidak memiliki wilayah laut, seperti
Afganistan Mongolia Austria, Hungaria, Zambia, Bolivia, dan sebagainya. Batas wilayah Negara Indonesia
ditetapkan dalam perjanjian dengan negara lain yang berbatasan. Berdasarkan pasal 5 persetujuan Perpindahan
yang ditetapkan dalam Konferensi Meja Bundar Perjanjian perjanjian internasional itu sekarang berlaku juga bagi
negara Indonesia. Perjanjian-perjanjian tersebut adalah Konvensi London 1814 di mana Inggris menyerahkan
kembali wilayah Hindia Belanda kepada kerajaan Belanda, dan beberapa traktat lainnya berkenaan dengan
wilayah negara (Utrecht, 1966: 308).
1. Batas laut teritorial laut teritorial adalah laut yang merupakan bagian wilayah suatu negara dan berada di
bawah kedaulatan negara yang bersangkutan
2. Batas landas kontinen landas kontinen adalah dasar lautan baik dari segi geologi maupun segi morfologi
merupakan kelanjutan dari kontinen atau benuanya
3. Batas zona ekonomi eksklusif pada tanggal 21 Maret 1980 pemerintah Indonesia mengumumkan zona
ekonomi eksklusif titik pengumuman pemerintahan ini kemudian disahkan dengan undang-undang nomor 5
tahun 1983. Batas ZEE adalah 200 mil dari garis dasar ke arah laut bebas.
c. Pemerintahan Yang Berdaulat
Kedaulatan negara dapat diartikan sebagai kedaulatan ke dalam dan kedaulatan keluar. kedaulatan ke
dalam adalah kekuasaan tertinggi untuk mengatur rakyatnya sendiri. Sedangkan kedaulatan keluar adalah
kekuasaan tertinggi yang harus dihormati oleh negara-negara lain dengan kedaulatannya pemerintah berhak
mengatur negaranya sendiri tanpa campur tangan negara lain. Kedaulatan merupakan kekuasaan yang mutlak
dan Abadi, tidak terbatas dan tidak dapat dibagi-bagi. Menurutnya tidak ada kekuasaan lain yang lebih tinggi
yang dapat membatasi kekuasaan negara. Kedaulatan membawakan sifat-sifat berikut.
1. Asli, dalam arti tidak diturunkan dari kekuasaan yang lain.
2. Tertinggi, dalam arti tidak ada kekuasaan lain yang lebih tinggi yang dapat membatasi kedaulatan.
3. Abadi atau kekal, dalam arti keberadaannya tetap.
4. Tidak dapat dibagi dalam arti hanya ada satu kekuasaan tertinggi saja dalam negara.
PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN
【 03 】
SIFAT - SIFAT NEGARA
a. Sifat Memaksa
Dengan
. sifat ini maksudnya bahwa kekuasaan
negara berlaku bagi semua orang diwilayah negara
yang bersangkutan.
PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN
【 04 】
TUJUAN DAN FUNGSI
NEGARA
PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN
3. Perubahan Konstitusi
Perubahan konstitusi dapat terjadi dengan berbagai cara,
yaitu :
a. Perubahan resmi
b. Penafsiran hakim dan
c. Kebiasaan ketatanegaraan/konvensi.
C. PERANAN KONSTITUSI DALAM KEHIDUPAN BERNEGARA
RERENCANGAN