Anda di halaman 1dari 9

Resume Demokrasi, Batas Wilayah Laut, dan Identitas Nasional

Disusun Oleh:

Muhammad Athallah Rayhan Maladi

NIM:

01031382025138

Dosen Pembimbing:

Yanuar Syam Putra, S.H., M.H

Fakultas Ekonomi

Jurusan Akuntansi

Universitas Sriwijaya
A. Demokrasi
a. Definisi Demokrasi
Demokrasi secara umum menurut para ahli:
1. Abraham Lincoln (Presiden Amerika Ke – 16), Demokrasi adl pemerintahan dari rakyat,
oleh rakyat, dan untuk rakyat.
2. Giovani Satori, Demokrasi dipandang sebagai suatu sistem tidak seorangpun dapat
memilih dirinya sendiri tidak seorangpun dapat mengidentifikasikan dengan
kekuasaannya, kemudian tdk dpt merebut dari kekuasaan lain dgn cara tak terbatas dan
tanpa syarat.
3. Carol C. Gould, Demokrasi adalah suatu bentuk pemerintahan yg di dalamnya rakyat
memerintah sendiri, baik melalui partisipasi langsung dalam merumuskan keputusan
yang mempengaruhi mereka maupun dengan cara memilih wakil – wakil mereka.
Demokrasi menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, adalah bentuk pemerintahan dimana
segenap rakyat turut serta memerintah dgn peraturan wakilnya.

b. Kewarganegaraan
Kewargenagaraan memiliki definisi yang telah ditetapkan berdasarkan Pasal 1 UU No.12
Tahun 2006 tentang Kewarganegaraan:
1. Warga negara adalah warga suatu negara yang ditetapkan berdasarkan peraturan
perundang –undangan
2. Kewarganegaraan segala hal ihwal yang berhubungan denga warga negara
3. Pewarganegaraan adalah tata cara bagi oang asing untuk memperoleh Kewarganegaraan
RI melalui permohonan.
Tata cara agar seseorang bisa memperoleh kewarganegaraan tercantum dalam Pasal 9 UU
No. 12/2006, yaitu:
a). 18 tahun atau sudah kawin
b). Sudah bertempat tinggal di Indonesia paling singkat 5 tahun berturut turut atau 10 tahun
tidak berturut turut
c). Sehat jasmani dan rohani
d). Tidak pernah dipidana
e). Tidak berkewarganegaraan ganda
f). Ada pekerjaan atau berpenghasilan tetap
g). Membayar uang kewargenagaraan ke kas negara.
Jika seseorang telah mendapatkan kewarganegaraan tersebut, maka mereka juga dapat
kehilangan identitas kewarganegaraannya. Berdasarkan Pasal 23 UU No. 12/2006, seseorang
dapat kehilangan kewarganegaraanya karena:
a). Atas kemauannya sendiri
b). Tidak mau melepaskan kewarganegaraan lain
c). Telah berusia 18 tahun dan mengajukan permohonan melepaskan diri dari
kewarganegaraan RI
d). Masuk dinas tentara asing tanpa seizin Presiden
e). Masuk secara sukarela dalam tentara asing
f). Sukarela mengangkat sumpah dan janji setia pada negara asing
g). Terlibat dalam pemilihan ketatanegaraan suatu negara asing
h). Mempunyai paspor yang menunjukan asal kewarganegaraannya dari asal negara asing
i). Bertempat tinggal 5 tahun berturut – turut di negara asing dan bukan dalam rangka dinas
negara, tanpa alasan yang jelas serta dengan sengaja tidak menyatakan keinginannya
untuk tetap menjadi WNI sebelum waktu 5 tahun berakhir.
Dalam kewarganegaraan terdapat beberapa asas dalam negara, yaitu:
1. Ius Soli, suatu penentuan kewarganegaraan seseorang berdasarkan tempat kelahiran.
2. Ius Sanguinis, suatu penentuan kewarganegaraan seseorang berdasarkan keturunan.
3. Naturalisasi perpindahan kewarganegaraan atas kehendaknya sendiri berdasarkan
persyaratan yang berlaku dalam suatu negara.
Kewarganegaraan memiliki bentuknya dalam bentuk nasionalisme di wilayah NKRI.
Berdasarkan Sila Ke – 3 Pancasila “Persatuan Indonesia” dan Bhineka Tunggal Ika “Sumpah
Pemuda” yang memiliki fungsi:
I. Mampu mnempatkan persatuan, kesatuan, serta kepentingan dan keselamatan bangsa dan
negara sebagai kepemilikan Bersama di atas kepemilikan pribadi dan golongan
II. Mengembangkan rasa kecintaaan kepada tanah air dan bangsa
III. Sanggup & rela berkorban untuk kepentingan negara dan bangsa bila diperlukan.
IV. Mengembangkan rasa kebanggaan berkebangsaan dan bertanah air Indonesia.
V. Memelihara ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdakaan, perdamaian abadi, dan
keadilan.

c. Nasionalisme
Nasionalisme memiliki definisinya. Terdapat tiga definisi nasionalisme berdasarkan para
ahli, yaitu:
1. Ernest Renan, nasionalisme adalah kehendak untuk bersatu dan bernegara.
2. Otto Baur, nasionalisasi adalah suatu persatuan Karakter yang timbul karena perasaan
senasib.
3. Hans Kohn, nasionalisasi secara fundamental timbul dari National Counciousness.
Jadi nasionalisasi adalah bentuk rasionalisasi dari Kesadaran Nasional berbangsa dan
bernegara.
Nasionalisme memiliki bentuk bentuknya. Bentuk bentuk tersebut antara lain:
1. Nasionalisasi kewarganegaraan adlaah sejenis nasionalisasi negara dengan kebenaran
politik dari penyertaan aktif rakyatnya
2. Nasionalisasi romantik disebut juga dengan nasionalisasi organik, nasionalisasi identitas,
hasil dari bangsa atau ras menurut semangat romanitisme
3. Nasionalisasi budaya dengan kebenaran politik dari budaya bersama
4. Nasionalisasi Kenegaraan yaitu Variasi Nasionalisasi Kewarganegaraan digabung dengan
Nasionalisasi Etnis
5. Nasionalisasi agama Negara memperoleh legitimasi politik dari persamaan agama

d. Negara
Negara adalah suatu organisasi di antara sekelompok/ beberapa kelompok manusia yang
bersama-sama mendiami suatu wilayah (territory) tertentu dengan mengakui adanya suatu
pemerintahan yang mengurus tata tertib dan keselamatan sekelompok atau beberapa kelompok
manusia tadi.
Negara memiliki unsur unsur negara, yaitu:
1. Rakyat; diartikan sebagai sekumpulan manusia yang memiliki persamaan dan bersama-
sama mendiami suatu wilayah tertentu.
2. Wilayah Wilayah Negara mutlak di perlukan untuk tempat tinggal rakyatnya dan
pemerintah menjalankan pemerintahannya yang terdiri dari daratan,perairan, dan udara.
3. Pemerintahan yang berdaulat; adalah badan yang mengatur urusan sehari-hari yang
menjalankan kepentingan – kepentingan bersama.
4. Pengakuan dari Negara lain; Pengakuan atas terbentuknya negara terbagi menjadi 2 yaitu
pengakuan de facto dan pengakuan de iure, secara de facto Indonesia merdeka pada
tanggal 17 Agustus 1945, secara de iure Indonesia diakui dunia internasional sejak
tanggal 18 agustus 1945.
Negara juga memiliki proses untuk bisa terbentuk menjadi suatu negara. Proses
terbentuknya negara antara lain:
1. Occupatie (Pendudukan); Hal ini terjadi ketika suatu wilayah yang tidak bertuan dan
tidak dikuasai kemudian diduduki dan dikuasai oleh suku, kelompok tertentu.
2. Fusi (Peleburan); Fusi merupakan gabungan dua negara atau lebih. Hal ini terjadi ketika
negara-negara kecil yang mendiamisuatu wilayah mengadakan perjanjian untuk saling
melebur menjadi negara baru.
3. Cessie (Penyerahan); Hal ini terjadi ketika suatu wilayah diserahkan kepada negara lain
berdasarkan suatu perjanjian tertentu.
4. Accsie (Penaikan); Hal ini terjadi ketika suatu wilayah terbentuk akibat penaikan lumpur
sungai atau timbul dari dasar laut atau delta. Kemudian wilayah tersebut dihuni oleh
sekelompok orang sehingga terbentuklah negara.
5. Anexatie (Pencaplokan); Suatu bangsa berdiri disuatu wilayah yang dikuasai (dicaplok)
oleh bangsa lain tanpa reaksi berarti.
6. Proclamation (Proklamasi); Hal ini terjadi karena ketika penduduk pribumi dari suatu
wilayah yang diduduki oleh bangsa lain mengadakan perjuangan (Perlawanan) sehingga
berhasil merebut wilayahnya kembali, dan menyatakan kemerdekaannya.
7. Inovation (Pembentukan baru); Hal ini terjadi karena adanya keinginan dari sekelompok
masyarakat yang menginginkan perubahan dalam pemerintahan di Negaranya.
8. Separatische (Pemisahan); Suatu wilayah negara yang memisahkan diri dari negara yang
semula menguasainya kemudian mengatakan kemerdekaannya.
e. UDHR dan HAM
1. UDHR
UDHR (Universal Declaration of Human Rights) atau HAM (Hak Asasi Manusia) adalah
hak yang telah ada atau didapat sejak manusia itu dalam kandungan sampai manusia itu
dilahirkan.
2. HAM
HAM berat merupakan pelanggaran terhadap kehidupan orang banyak atau sering dikenal
dengan istilah Genosida (Pembunuhan massal/menghabiskan seluruh generasi umat
manusia baik itu dari segi suku, ras, dan agama).

B. Batas Wilayah Laut


a. Batas Wilayah Laut
Setiap negara berhak menetapkan lebar laut wilayahnya hingga suatu batas yang tidak
melebihi12 mil laut, diukur dari garis pangkal yang ditentukan sesuai dengan konvensi ini.
Penjelasan di atas merupakan ketentuan batas wilayah laut di seluruh negara.
b. Landasan Kontinen
Landas kontinen suatu negara pantai meliputi dasar laut dan tanah di bawahnya dari
daerah di bawah permukaan laut yang terletak di luar laut wilayahnya sepanjang kelanjutan
alamiah wilayah daratannya hingga pinggiran luar tepi kontinen, atau hingga suatu jarak
200 mil laut dari garis pangkal darimana lebar laut Wilayah diukur, dalam hal pinggiran luar
tepi kontinen tidak mencapai jarak tersebut.
c. Zona Ekonomi Eksklusif
ZEE adalah suatu daerah di luar dan berdampingan dengan laut teritorial, yang tunduk
pada rezim hukum khusus yang ditetapkan berdasarkan hak hak dan yursidiksi negara pantai
dan hak hak serta kebebasan negara lain, diatur oleh ketentuan ketentuan yang relevan dalam
konvensi.
d. Deklarasi Djuanda (13 Desember 1957)
1. Segala Perairan di sekitar yang menghubungkan kepulauan dan bagian pulau yang
termasuk daratan RI
2. Lalu Lintas Damai
3. Penentuan Batas Laut Teritorial.
e. Lalu Lintas Damai
Lintas adil damai sepanjang tidak merugikan bagi kedamaian, ketertiban atau keamanan
negara pantai. Lintas tersebut harus dilakukan sesuai dengan ketentuan Konvensi dan peraturan
hukum internasional lainnya.
f. Wawasan Nusantara
Menurut LEMHANNAS 1999, bahwa WaNus merupakan cara pandang dan sikap bangsa
Indonesia tentang diri dan lingkungannya beragam dan bernilai strategis dengan persatuan-
kesatuan wilayah dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara untuk tujuan
nasional.
g. Geopolitik dan Geostrategis
1. Geopolotik
Geopolitik tentang segala sesuatu yang berhubungan dengan konstilasi geografis negara
dengan keuntungan geografis negara tersebut, untuk penyelenggaraan pemerintahan
nasional dan penetuan kebijaksanaan nasional.
2. Geostrategis
Geostrategis merupakan kebijaksanaan, pelaksanaan dalam menentukan sarana atau cara
penggunaan mencapai tujuan nasional dengan konstilasi geografis negara.
h. Ketahanan Nasional
Ketahanan Nasional merupakan kondisi dinamis dgn segenap aspek kehidupan yg
terintegrasi dan pertahanan nasional berisi ketanguhan kemampuan mengembangkan kekuatan
nasional, dalam mengatasi HTAG (Hambatan,Tantangan, Ancaman, dan Gangguan) dari luar/
dlm utk menjamin identitas, integritas, dan kelangsungan hidup bangsa.

C. Identitas Nasional
a. Pengertian
Kata “identitas” berasal dari kata identity berarti ciri-ciri, tanda-tanda, atau jati diri yang
melekat pada seseorang atau sesuatu yang membedakannya dengan yang lain. Sedangkan
“Nasional” menunjuk pada sifat khas kelompok yang memiliki ciri-ciri kesamaan, baik fisik
seperti, budaya, agama, bahasa, maupun non-fisik seperti, keinginan, cita-cita, dan tujuan. Jadi,
“Identitas nasional” adalah identitas suatu kelompok masyarakat yang memiliki ciri dan
melahirkan tindakan secara kolektif yang diberi sebutan nasional.
Namun menurut Koenta Wibisono (2005) pengertian Identitas Nasional pada hakikatnya
adalah “manifestasi nilai-nilai budaya yang tumbuh dan berkembang dalam aspek kehidupan
suatu bangsa (nasion) dengan ciri-ciri khas, dan dengan yang khas tadi suatu bangsa berbeda
dengan bangsa lain dalam kehidupannya”.
Pengertiannya secara umum merupakan sesuatu yang terbuka untuk diberi makna baru
agar tetap relevan dan fungsional dalam kondisi aktual yang berkembang dalam masyarakat.
b. Parameter Nasional
Parameter artinya suatu ukuran atau patokan yang dapat digunakan untuk menyatakan
sesuatu itu menjadi khas. Parameter identitas nasional berarti suatu ukuran yang digunakan
untuk menyatakan bahwa identitas nasional itu menjadi ciri khas suatu bangsa. Negara
memiliki indikator identitas nasional, antara lain:
1. Pola perilaku yang nampak dalam kegiatan masyarakat yaitu adat-istiadat, tata kelakuan,
kebiasaan.
2. Lambang-lambang yang menjadi ciri bangsa dan negara yaitu bendera, bahasa, lagu
kebangsaan.
3. Alat perlengkapan yang digunakan untuk mencapai tujuan yaitu bangunan, peralatan
manusia, dan teknologi.
4. Tujuan yang dicapai suatu bangsa yaitu budaya unggul, prestasi di bidang tertentu.
c. Unsur Unsur Pembentuk Identitas Nasional Indonesia
1. Sejarah
2. Kebudayaan:
a). Akal budi
b). Peradaban: i-pol-ek-sos-han
c). Pengetahuan
3. Budaya unggul
4. Suku bangsa: keragaman/majemuk
5. Agama: multiagama
6. Bahasa
7. Ukuran parameter sosiologis:
a). suku bangsa
b). kebudayaan
c). bahasa
d) kondisi georafis

Anda mungkin juga menyukai