Anda di halaman 1dari 32

Unit 1

Negara Kesatuan Republik


Indonesia

s audara mahasiswa, pada bagian Unit 1 buku ini akan


dibahas Negara Kesatuan Republik Indonesia, terdiri
dari empat subunit, yaitu Negara, Bentuk Negara,
Bentuk Pemerintahan dan Sistem Pemerintahan,
Indonesia sebagai Negara Kesatuan yang Berbentuk Republik
serta Mempertahankan Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Setelah Saudara mempelajari Unit 4 ini, diharapkan memiliki
kompetensi:
1. Mendeskripsikan hakikat negara
2. Menjelaskan Bentuk Negara-Bentuk
Pemerintahan dan Sistem Pemerintahan
3. Memerinci bukti-bukti bahwa Indonesia adalah
negara Kesatuan yang berbentuk Republik
4. Mendeskripsikan upaya-upaya mempertahankan
Negara Kesatuan Republik Indonesia

A. Negara

1. Pengertian Negara
Negara merupakan suatu lembaga, yaitu satu sistem yang
mengatur hubungan yang ditetapkan oleh manusia antara
mereka sendiri sebagai satu alat untuk mencapai tujuan yang
paling pokok yaitu satu sistem ketertiban yang menaungi
manusia dalam melakukan kegiatan. Negara memiliki sifat
teritorial/kewilayahan dan pemerintahan yang menjalankan
kekuasaan dan pengawasan atas orang-orang dan barang-
barang dalam batas kewilayahannya (Brierly, 1996). Negara
merupakan subjek hukum yang terpenting (par excellence)

1
Konsep Dasar Pendidikan Kewarganegaraan SD

dibandingkan dengan subjek hukum internasional lainnya


(Kusumaatmadja, 1981) dan dalam hukum internasional,
terdapat pengertian bahwa suatu negara menempati satu
daerah tertentu dari permukaan bumi, dimana negara
menjalankan yurisdiksinya dengan mengenyampingkan
yurisdiksi negara lain, akan tetapi selalu tunduk kepada
hukum internasional (Brierly, 1996). Negara adalah suatu
organisasi kekuasaan atau organisasi politik, lembaga atau
badan tertinggi yang berfungsi untuk menata dan mengatur
kehidupan warga mesyarakat yang hidup di dalam
wilayahnya. Di samping itu Negara memiliki kewajiban untuk
mensejahterakan, melindungi dan mencerdaskan kehidupan
bangsa. Organisasi negara mempuyai unsur: (a) penduduk/
rakyat yang menetap, (b) wilayah/daerah, wilayah Negara
Kesatuan Republik Indonesia terdiri dari beribu-ribu pulau
besar maupun kecil yang jumlahnya ± 17.508 pulau, dengan
luas + 8.400.000 km2 yang terdiri dari wilayah daratan/
kepulauan 2.027.087 km² dan laut territorial seluas
3.166.163 km². Penduduknya berkembang pesat mulai dari
puluhan juta pada tahun 1945 dan kini, pada tahun 2018
telah menjadi 265.015.000 jiwa (BPS 2018). Wilayah Negara
RI terletak di antara dua benua yaitu Benua Asia dan Benua
Australia, dan dua samudra yaitu Samudra Indonesia dan
Samudra Pasifik. Berbagai pulau di Indonesia tersebut
merupakan satu-kesatuan yang utuh. (c) pemerintah yang
berdaulat, atau yang mempuyai kekuasaan memaksa. Ketiga
hal itu disebut unsur konstitutif negara yaitu unsur penentu
atau unsur pembentuk negara. Tiadanya salah satu unsur itu
mengakibatkan belum terbentuknya sebuah negara. Di
samping ketiga unsur konstitutif negara di atas terdapat pula
unsur deklaratif bagi sebuah negara yang berupa pengakuan
negara lain. Unsur-unsur deklaratif mencakup tujuan
negara, undang-undang dasar, pengakuan dari negara lain
secara de jure (pengakuan berdasarkan hukum. Dalam hal
ini, suatu negara diakui secara formal memenuhi persyaratan
yang ditentukan oleh hukum internasional untuk dapat

2
Negara Kesatuan Republik Indonesia

berpartisipasi aktif dalam tata pergaulan internasional)


ataupun secara de facto (pengakuan menurut kenyataan.
Suatu negara diakui karena memang secara nyata telah
memenuhi unsur-unsurnya sebagai Negara), serta masuknya
negara dalam perhimpunan bangsa-bangsa (PBB).
Pengakuan dari negara lain tentang keberadaan suatu
negara disebut sebagai unsur deklaratif bukan konstitutif,
karena unsur ini lebih bersifat menerangkan tentang adanya
negara yang keberadaannya diakui oleh negara lain tersebut.
Pengakuan ini akan sangat menentukan ruang gerak negara
yang bersangkutan dalam kancah pergaulan internasional.
Dalam arti hanya negara yang sudah mendapat pengakuan
dari negara lainlah yang dapat memasuki pergaulan antar
negara. Dengan adanya pengakuan tersebut, suatu negara
dapat mengadakan hubungan dengan negara-negara lainnya
secara aman serta sempurna. Negara tidak khawatir bahwa
kedudukannya sebagai kesatuan politik akan diganggu oleh
negara-negara yang telah ada. Lebih lanjut tentang unsur-
unsur negara akan dibahas dalam uraian berikut.

2. Unsur-unsur Negara
Unsur-unsur negara mencakup empat hal yaitu (a)
penduduk, (b) wilayah, (c) pemerintah yang berdaulat, dan
(d) pengakuan negara lain.
a. Penduduk/rakyat yang Menetap
Penduduk/rakyat merupakan unsur penting dalam
negara, karena rakyat yang pertama kali membentuk suatu
negara. Pengertian rakyat sebagai unsur negara tidak hanya
sejumlah orang yang berada di tempat tertentu, melainkan
yang paling penting adalah adanya cita-cita untuk bersatu.
Penduduk/rakyat adalah semua orang yang mendiami
daerah tertentu. Istilah mendiami mengisyaratkan bahwa
tidak semua orang yang pada suatu waktu berada di dalam
wilayah negara tertentu dapat disebut sebagai penduduk.
Sebab boleh jadi terdapat sejumlah orang yang hanya tinggal
sementara di dalam wilayah negara tertentu, untuk keperluan

3
Konsep Dasar Pendidikan Kewarganegaraan SD

tertentu seperti rekreasi, bisnis, seminar dll. Mereka ini tidak


dapat disebut sebagai penduduk negara yang bersangkutan.
Penduduk dalam suatu negara dapat dipilah menjadi dua
yaitu (a) warganegara dan (b) orang asing. Ranney (1982)
menyatakan bahwa setiap negara memiliki sejumlah orang
sebagai warganegaranya dan sejumlah yang lain sebagai
orang asing.
Warga negara adalah orang-orang yang memiliki
kedudukan resmi sebagai anggota penuh suatu negara, yang
memberikan kesetiaannya kepada negara itu, menerima
perlindungan darinya, serta menikmati hak untuk ikut serta
dalam proses politik di negara yang bersangkutan. Pada
dasarnya setiap warga negara memiliki hak dan kewajiban
yang sama tanpa terkecuali. Persmaan hak dan kewajiban
warga negara selalu dijujung tinggi untuk menghindari
berbagai kecemburuan sosial yang dapat memicu
permasalahan di kemudian hari. Warga Negara Indonesia
adalah orang-orang bangsa Indonesia asli dan bangsa lain
yang disahkan dengan undang-undang. Orang-orang bangsa
lain misalnya keturunan Belanda, Tionghoa, dan Arab yang
tinggal di Inonesia, mengakui Indonesia sebagai tumpah
darahnya, dan bersikap setia kepada negara Republik
Indonesia.
Orang asing adalah orang-orang yang untuk sementara
atau tetap bertempat tinggal di negara tertentu, tetapi tidak
berkedudukan sebagai warga negara atau dengan kata lain
orang asing adalah orang-orang yang berada di Indonesia
namun tidak mendapatkan pengakuan resmi sebagai warna
negara Indonesia. Mereka seperti turis, ataupun orang orang
luar negeri yang bekerja atau belajar di Indonesia. Bagi
mereka, status kewarganegaraannya masih sama dengan
negara asal mereka, dan di Indonesia mereka disebut
sebagai Warga Negara Asing (WNA). Sehingga tidak
memiliki hak hak sebagai WNI. Orang yang memiliki status
WNA dapat merubah statusnya menjadi WNI dengan syarat
syarat tertentu.

4
Negara Kesatuan Republik Indonesia

Seorang ibu rumah tangga warganegara Republik


Indonesia yang bekerja di Arab Saudi merupakan penduduk
Arab Saudi, sementara suami dan anak-anaknya yang
tinggal di Indonesia adalah penduduk dan sekaligus
warganegara Indonesia. Di lain pihak di wilayah Indonesia
terdapat pula sejumlah penduduk yang merupakan orang
asing, warganegara Amerika Serikat misalnya, yang bekerja
di sebuah perusahaan minyak di Indonesia.
b. Wilayah Tertentu
Wilayah suatu negara terdiri dari daratan, lautan dan
udara di atasnya. Konferensi PBB III mengenai Hukum Laut
telah mengelompokkan sebagian besar negara di dunia
atas tiga kelompok, yaitu, kelompok negara-negara pantai
(the coastal state group), negara-negara yang tidak
berpantai (the land-locked states group), dan negara-negara
yang secara geografis tidak menguntungkan (the
geographically disadvantaged states group). Wilayah
merupakan unsur mutlak bagi pembentukan suatu negara
(Mauna, 2005) karena wilayah adalah bagian tertentu dari
permukaan bumi, di mana penduduk suatu negara
bertempat tinggal secara tetap. Dalam kaitannya dengan
hukum, wilayah disebut juga sebagai daerah teritorial, yaitu
daerah di mana hukum suatu negara berlaku. Wilayah suatu
negara dapat mencakup 3 bentuk yaitu : (a) daratan
territorial, (b) laut territorial, dan (c) udara territorial. Namun
demikian tidak semua negara memiliki ketiga bentuk
wilayah tersebut. Ada negara yang hanya memiliki daratan
dan udara territorial saja, karena memang negara itu
terletak di tengah-tengah benua sehingga tidak memiliki
pantai/laut sebagai wilayahnya. Negara pantai atau negara
kepulauan seperti Indonesia misalnya, memiliki baik
daratan, udara, maupun laut territorial.
Persoalan yang sering menimbulkan persengketaan
antar negara adalah menyangkut batas-batas wilayah
suatu negara. Oleh karena itu batas-batas wilayah suatu
negara umumnya ditentukan melalui traktat atau treaty,

5
Konsep Dasar Pendidikan Kewarganegaraan SD

yaitu perjanjian antara dua atau lebih negara yang


wilayahnya saling berbatasan. Dalam setiap perjanjian
perbatasan biasanya dilengkapi dengan peta sebagai
lampiran yang berfungsi untuk mempermudah dan
memperjelas letak lokasi dari masing-masing titik-titik batas
maupun area perbatasan yang telah disepakati oleh negara
yang berbatasan (Hadiwijoyo, 2018). Wilayah merupakan
unsur negara dengan syarat bahwa kekuasaan negara yang
bersangkutan harus secara efektif diseluruh wilayah negara
yang bersangkutan. Hal ini berarti didalam wilayah tersebut
tidak boleh ada kekuasaan lain selain kekusaan negara
yang bersangkutan. Batas wilayah suatu negara ditentukan
melalui perjanjian dengan negara-negara lain. Dalam traktat
yang diadakan pada tahun 1919 di Paris ditetapkan bahwa
udara diatas tanah suatu negara termasuk wilayah negara
itu.Batas daratan territorial antar dua negara umumnya
mudah dikenali dan disepakati bersama sehingga jarang
menimbulkan persengketaan. Dengan bantuan ilmu
pengetahuan dan teknologi, seperti geografi, pemotretan
udara dan sebagainya, batas-batas wilayah daratan suatu
negara dapat ditentukan secara tepat. Di samping itu, alam
juga dapat membantu proses penentuan batas negara
misalnya dengan pegunungan, sungai, danau dan
sebagainya. Sebagai contoh, batas wilayah RI dengan
Papua Nugini antara lain juga ditentukan dengan alur
sungai Fly yang memisahkan kedua negara.
Batas laut teritorial negara juga ditentukan dengan traktat
(perjanjian internasional) jika laut itu berbatasan dengan
wilayah negara lain. Jika tidak, batas itu lazim ditentukan
secara sepihak. Pada masa lampau batas laut territorial
umumnya ditentukan sejauh 3 mil karena teknologi saat itu
baru memungkinkan jarak tembak maksimum meriam
(untuk mengamankan wilayah negara) sejauh itu. Pada
jarak itu pulalah wilayah negara dapat dikuasai sepenuhnya.
Kini batas laut teritorial umumnya ditentukan 12 mil laut.

6
Negara Kesatuan Republik Indonesia

Wilayah teritorial yang sering menimbulkan sengketa


adalah udara teritorial. Udara teritorial adalah udara yang
berada di atas daratan dan laut teritorial, di mana
kekuasaan negara dan hukumnya dapat dilaksanakan
secara efektif. Udara teritorial tersusun atas beberapa
lapisan, sesuai lapisan udara yang menyelubungi bumi yang
disebut atmosfer.
Sampai sekarang umumnya diterima anggapan bahwa
kedaulatan suatu negara di udara itu sampai pada
ketinggian di mana kapal terbang konvensional dapat
melaluinya. Kapal terbang penumpang baik sipil maupun
militer umumnya terbang di lapisan pertama atmosfer yaitu
Troposfer, di samping ada beberapa jenis kapal terbang
militer yang terbang di lapisan kedua yaitu Stratosfer.
Ada beberapa teori tentang luas wilayah udara territorial.
Teori Cooper misalnya menyatakan bahwa “sejauh mana
kedaulatan atau udara dari suatu negara dapat direalisir
tergantung pada kemampuan teknis negara itu untuk
mengadakan pengawasan atas wilayah udaranya “. Teori
Cooper disebut pula sebagai Control Theory. Sementara itu
Teori Schachter menyatakan bahwa “kedaulatan wilayah
udara ditentukan oleh sampai di mana (dalam arti seberapa
tinggi) kemampuan pesawat yang ditumpangi manusia
dapat terbang”.
Sedang Konvensi Chicago 1944 mengemukakan bahwa
ukuran batas kedaulatan wilayah udara adalah hukum
logika. Menurut logika batas itu adalah ketinggian di mana
masih ada atmosfer yang memungkinkan pesawat udara
mendapatkan daya aerodinamika. Ketinggian ini juga
ditentukan oleh kemampuan teknis pesawat udara itu.
Seperti halnya penduduk, tidak ada batasan bagi luas
minimum suatu daerah sebagai syarat berdirinya negara. Di
samping ada negara yang begitu luas wilayahnya seperti
Amerika Serikat dan RRC, ada juga negara yang berwilayah
sempit seperti negara Vatican yang luasnya hanya 1 mil
persegi atau Monaco yang luasnya 8 mil persegi.

7
Konsep Dasar Pendidikan Kewarganegaraan SD

Wilayah suatu negara dapat berkurang atau bertambah.


Wilayah negara kita misalnya, pernah mencakup Timor
Timur ketika pada tahun 1977 wilayah itu bergabung ke
negara Republik Indonesia. Namun melalui referendum
tahun 1999 rakyat Timor Timur memilih melepaskan diri dari
NKRI, sehingga wilayah RI berkurang dengan wilayah Timor
Timur. Wilayah negara India dulu mencakup baik wilayah
sekarang maupun Bangladesh, namun sejak Bangladesh
memerdekakan diri maka wilayah India berkurang dengan
wilayah negara Bangladesh itu.
c. Pemerintah yang Berdaulat
Pemerintah adalah badan negara yang mempunyai
wewenang dan kekuasaan mengatur kehidupan sosial, ekonomi,
dan politik suatu negara atau bagian-bagiannya. Sedangkan
berdaulat artinya memiliki kedaulatan pemerintah, yaitu
kedaulatan ke luar dan ke dalam. Berdaulat ke luar, artinya
mempunyai kedudukan yang sederajat dengan negara-negara
lain, sehingga pemerintah berhak untuk mengadakan hubungan
atau kerja sama dengan negara lain, selanutnya berdaulat ke
dalam, artinya pemerintah berhak untuk mengatur, mengurus
kepentingan sendiri berdasarkan peraturan perundang-
undangan yang berlaku. Menurut Ranney (1982) pemerintah
adalah "the body of people and institutions that make and
enforce laws for a particular society". Pemerintah adalah
sekelompok manusia dan lembaga yang membuat dan
melaksanakan atau menegakkan aturan bagi masyarakat
tertentu. Pemerintah adalah lembaga politik yang tertua dan
bersifat universal. Setiap komunitas, walau sederhana sekalipun
lazimnya memiliki lembaga pengatur bagi komunitas itu sendiri.
Istilah pemerintah mempunyai dua pengertian yaitu
pemerintah dalam arti luas dan pemerintah dalam arti sempit.
Pemerintahan dalam arti luas adalah kelembagaan yang
mengurus roda pemerintahan baik eksekutif, legislatif dan
yudikatif. Sedangkan pengertian dalam arti sempit adalah
lembaga yang mengurus pelaksanaan roda pemerintahan yang

8
Negara Kesatuan Republik Indonesia

disebut eksekutif, dalam suatu negara yaitu Presiden dan para


pembantunya.
d. Pengakuan Negara Lain
Jika penduduk, wilayah, dan pemerintah berdaulat
dipandang sebagai unsur yang menentukan bagi terbentuknya
negara, maka pengakuan negara lain lebih bersifat
menerangkan saja tentang adanya negara. Jadi sifatnya hanya
deklaratif, bukan konstitutif, sehingga unsur pengakuan tidak
bersifat mutlak. Pengakuan suatu negara atas negara lain
dapat bersifat (a) de facto, atau (b) de jure. Pengakuan de
facto ialah pengakuan atas fakta adanya negara, walaupun
secara hukum dalam pandangan negara yang memberi
pengakuan keberadaan negara itu masih “bermasalah”.
Pengakuan itu diberikan berdasarkan fakta/ kenyataan bahwa
satu komunitas politik telah terbentuk dan memenuhi tiga unsur
konstituf negara: wilayah, rakyat, dan pemerintah. Pengakuan
de facto lazimnya diberikan oleh suatu negara untuk
menghadapi hal-hal yang tidak dapat dielakkan dalam hubungan
internasional
Pengakuan de jure adalah pengakuan negara tertentu
terhadap keberadaan suatu negara yang cara pembentukkannya
dipandang sah menurut hukum internasional. Dengan
memperoleh pengakuan de jure suatu negara baru akan
mendapat hak-hak dan kewajiban sebagai anggota keluarga
bangsa-bangsa sedunia. Secara umum hal itu berupa hak dan
kewajiban bertindak dan diperlakukan sebagai negara yang
berdaulat penuh, di antara negara-negara lain.
Sebagai contoh: kemerdekaan bangsa Indonesia pada
17 – 8 - 1945 oleh pihak Belanda dianggap bertentangan
dengan prinsip-prinsip hukum internasional. Seharusnya
Indonesia diserahkan ke pihak Belanda terlebih dulu oleh
Jepang, dan apabila bangsa Indonesia ingin merdeka maka
kemerdekaan itu harus dilakukan atas persetujuan pihak
Belanda. Namun untuk memperjuangkan prinsip itu pemerintah
Belanda toh harus berhubungan, berunding dengan pihak
Indonesia. Oleh karena itu walau secara de jure Belanda tidak

9
Konsep Dasar Pendidikan Kewarganegaraan SD

mengakui adanya negara Republik Indonesia, namun untuk


kepentingan politik, Belanda memberikan pengakuan de facto
atas negara Republik Indonesia. Pengakuan de jure oleh
Belanda baru diberikan tanggal 27 Desember 1949, setelah
Indonesia setuju mengubah RI menjadi Republik Indonesia
Serikat.
Pengakuan de jure dan de facto secara, tidak
merupakan deskripsi atas proses pengakuan itu sendiri,
tetapi mempunyai hubungan dengan status negara atau
pemerintah tertentu untuk siapa pengakuan itu dikeluarkan.
Apabila ada bukti yang meyakinkan mengenai pengakuan de
jure, maka peradilan tidak berhak untuk membuktikan telah
adanya pengkuan de facto, juga atas suatu kesatuan yang
berada di bawah pemerintah yang diakui secara de jure, apabila
sebuah pengadila yang berkedudukan di suatu wilayah tertentu
harus menentukan suatu pemerintahan yang baru yang tidak
secara sah melaksanakan control terhadap wilyah tersebut,
maka tidak ada persoalan mengenai pengakuan de jure
terhadap pemerintah baru. Pengadilan tersebut harus
memutuskan, bukan hanya mengenai apakah rezim yang
merebut kekuasaan tersebut merupakan pemeritahan yang
berdiri secara de facto, tetapi apakah rezim itu sama sekali
merupakan suatu pemerintah yang sah menurut hukum.
Mengenai pengakuan de facto, apabila di berikan oleh negar-
Negara yang tidak termasuk kedalam kelompok Negara-negara
yang menganut kebijksanaan tidak mengakui pemerintaha yang
baru, adalah keliru menganggap pengakuan demikian sebagai
suatu pengakuan yang sifatnya selalu tentative atau yang dapat
ditarik kembali; umumnya pengakuan ini merupakan suatu
permulaan yang baik menuju bentuk pengakuan yang lebih
formal dan lebh permanen, yaitu pengakuan de jure, kedua tipe
pengakuan tersebut mensyaratkan adanya control pemerintah
yang benar-benar efektif.

10
Negara Kesatuan Republik Indonesia

B. Bentuk Negara, Bentuk Pemerintah dan Sistem


Pemerintahan

Bentuk negara, bentuk pemerintah dan sistem


pemerintahan suatu negara ditentukan oleh ciri-ciri yang melekat
pada negara yang bersangkutan, paling tidak ciri-ciri yuridis
konstitusionalnya.

1. Bentuk Negara: Kesatuan dan Serikat/Federasi


Ada dua kemungkinan bentuk suatu negara yaitu negara
kesatuan dan negara serikat. Negara kesatuan ialah negara
yang merdeka dan berdaulat di mana hanya ada satu
pemerintah pusat yang berdaulat untuk mengatur seluruh daerah
yang menjadi bagian wilayah negara yang bersangkutan. Dapat
dikatakan bahwa negara kesatuan adalah negara yang
bersusunan tunggal. Ciri utama negara kesatuan adalah
supremasi parlemen pusat dan tiadanya badan-badan lain yang
berdaulat. Bentuk negara kesatuan memiliki ciri - ciri sebagai
berikutt. a). Terdapat pemerintah pusat yang memiliki kedaulatan
baik ke dalam maupun ke luar, b) Terdapat satu UUD yang
berlaku untuk seluruh wilayah negara c) Terdapat satu kepala
negara atau pemerintahan, d). Terdapat satu badan perwakilan
rakyat.
Negara kesatuan dapat menggunakan pola pengelolaan
kekuasan negara yang sentralistis atau desentalistis.
a. Negara kesatuan dengan sistem sentralisasi, adalah negara
yang segala urusan dalam negara langsung diatur dan diurus
oleh pemerintah pusat sedang pemerintah daerah tinggal
melaksanakan keputusan pihak pemerintah pusat. Adapun
keuntungan dan kerugian negara kesatuan yang bersistem
sentralisasi, adalah: 1) Keuntungan sistem sentralisasi: b)
Adanya keseragaman (uniformitas) peraturan di seluruh
wilayah negara; c) Adanya kesederhanaan hukum, karena
hanya ada satu lembaga yang berwenang membuatnya;(d)
Penghasilan daerah dapat digunakan untuk kepentingan
seluruh wilayah Negara. 1). Kerugian sistem sentralisasi: a)

11
Konsep Dasar Pendidikan Kewarganegaraan SD

Bertumpuknya pekerjaan pemerintah pusat, sehingga sering


menghambat kelancaran jalannya pemerintahan; b)
Peraturan/ kebijakan dari pusat sering tidak sesuai dengan
keadaan/ kebutuhan daerah; c) Daerah-daerah lebih bersifat
pasif, menunggu perintah dari pusat sehingga melemahkan
sendi-sendi pemerintahan demokratis karena kurangnya
inisiatif dari rakyat; d) Rakyat di daerah kurang mendapatkan
kesempatan untuk memikirkan dan bertanggung jawab
tentang daerahnya; e) Keputusan-keputusan pemerintah
pusat sering terlambat.
b. Negara kesatuan dengan sistem desentralisasi, adalah
negara kesatuan yang memberi kewenangan kepada daerah
untuk mengatur dan mengurus rumah tangganya sendiri.
Keuntungan sistem desentralisasi: 1) Pembangunan daerah
akan berkembang sesuai dengan ciri khas daerah itu sendiri;
2) Peraturan dan kebijakan di daerah sesuai dengan
kebutuhan dan kondisi daerah itu sendiri; 3)Tidak
bertumpuknya pekerjaan pemerintah pusat, sehingga
pemerintahan dapat berjalan lancar; 3) Partisipasi dan
tanggung jawab masyarakat terhadap daerahnya akan
meningkat; 4) Penghematan biaya, karena sebagian
ditanggung sendiri oleh daerah. Sedangkan kerugian sistem
desentralisasi adalah ketidakseragaman peraturan dan
kebijakan serta kemajuan pembangunan.
Dalam kondisi kehidupan modern sekarang ini jarang ditemui
adanya negara kesatuan yang memakai sistem sentralisasi,
mengingat makin kompleksnya tugas negara dan juga luasnya
wilayah negara yang bersangkutan.
Negara Serikat adalah negara yang bersusunan jamak
karena terdiri dari negara-negara bagian, dimana urusan negara
dibagi menjadi dua, yaitu yang secara terperinci (limitatif)
diberikan kepada pemerintah federal (delegated powers)
Perbedaan antara negara kesatuan yang menganut asas
desentralisasi dengan negara serikat antara lain sebagai berikut:
a. negara bagian suatu federasi memiliki “pouvoir
constituant” yakni wewenang membentuk undang-undang

12
Negara Kesatuan Republik Indonesia

dasar sendiri serta wewenang mengatur bentuk


organisasi sendiri dalam rangka dan batas-batas
konstitusi federal, sedang dalam negara kesatuan
organisasi bagian-bagian negara secara garis besarnya
telah ditetapkan oleh pembentuk undang-undang pusat.
b. Dalam negara serikat/federal wewenang membentuk
undang undang pusat untuk mengatur hal hal tertentu
telah terperinci satu persatu dalam konstitusi federal,
sedangkan dalam negara kesatuan wewenang
pembentuk undang undang pusat ditetapkan dalam
rumusan umum, dan wewenang pembentuk undang
undang rendahan (lokal) tergantung pada badan
pembentuk undang undang pusat itu.

2. Bentuk Pemerintah: Republik – Monarkhi


a. Pemerintahan Republik
Istilah republik berasal dari kata Latin yang
berarti urusan umum atau kepentingan bersama. Istilah
tersebut mengandung pengertian bahwa kehidupan
kenegaraan haruslah menjadi, dan oleh karena itu
diarahkan untuk mewujudkan, urusan atau kepentingan
seluruh rakyat, bukan untuk memenuhi kehendak
penguasa semata. Dengan perkataan lain urusan
pemerintahan negara bukanlah urusan raja/ratu semata,
melainkan urusan seluruh rakyat negara yang
bersangkutan. Oleh karena penguasa juga harus dipilih
atau ditentukan oleh rakyat negara yang bersangkutan.
Leon Duguit, menyatakan bahwa perbedaan antara
republik dan monarkhi sebenarnya terletak pada “cara
pengisian jabatan Kepala Negaranya”. Negara
monarkhi menganut sistem pewarisan dalam pengisian
jabatan kepala negaranya, sedang negara Republik tidak
menganut sistem pewarisan. Cara yang kini lazim
dipergunakan adalah sistem pemilihan baik langsung
maupun lewat perwakilan rakyat.

13
Konsep Dasar Pendidikan Kewarganegaraan SD

b. Pemerintahan Monarkhi
Pemerintahan monarki adalah model pemerintahan yang
dikepalai oleh raja atau ratu. Dalam prakteknya, monarki
ada dua jenis yaitu: Monarki absolut dan monarki
konstutional. a) Monarki absolut adalah model
pemerintahan dengan kekuasaan tertinggi ditangan satu
orang raja atu ratu. Termasuk dalam kategori ini adalah
negara Arab saudi, Brunae, Swazilan, bhutan, dll. b)
Monarki konstitusional adalah bentuk pemerintahan yang
kekuasaan kepala negaranya (perdana mentri) dibatasi
oleh ketentuan-ketentuan kostitusi nagara. Praktek
monarki konstitusional ini adalah yang paling banyak
dipraktekan di beberapa negara, seperti Thailand,
Jepang, Inggris, jordania dan lan-lain. c) Monarki
parlamenter adalah bentuk pemerintahan yang
bertanggung jawab atas kebijaksanaan pemerintahannya
adalah mentri, Termasuk dalam kategori ini adalah
negara Inggris, Belanda, dan Malaysia. Dengan demikian
pengertian negara yang berbentuk monarki adalah
negara dimana cara penunjukan kepala negaranya
berdasarkan keturunan dari raja yang sebelumya.
Proff. Otto Koellrunter menyatakan bahwa negara
monarkhi dikuasai oleh azas ketidaksamaan di bidang
hak menjadi kepala negara, sedang negara Republik
dikuasai azas kesamaan. Di dalam negara monarkhi
masa jabatan kepala negara tidak tertentu, karena
tergantung pada kehendak si pemegang jabatan, sedang
di negara republik masa jabatan kepala negara,
cenderung dibatasi, entah 4 atau 5 tahun, sesuai dengan
jadwal pemilihan umum anggota perwakilan rakyat
negara yang bersangkutan.
3. Sistem Pemerintahan: Demokrasi v.s. Kediktatoran
a. Pemerintahan Demokrasi
Demokrasi adalah suatu bentuk pemerintahan politik
yang kekuasaan pemerintahannya berasal dari rakyat, baik
secara langsung atau melalui perwakilan. Secara

14
Negara Kesatuan Republik Indonesia

etimologis, kata demokrasi berasal dari bahasa Yunani


“demos” berarti rakyat dan “kratos” berarti kekuasaan atau
berkuasa. Dengan demikian, demokrasi artinya
pemerintahan oleh rakyat, dimana rakyatlah yang
mempunyai kekuasaan tertinggi, dan dijalankan langsung
oleh rakyat atau oleh wakil-wakil yang mereka pilih di
bawah sistem pemilihan umum. Demokrasi merupakan
suatu bentuk atau pola pemerintahan yang
mengikutsertakan secara aktif semua anggota masyarakat
dalam keputusan yang diambil oleh mereka yang diberi
wewenang (Azra, 2000) Di samping itu demokrasi dapat
diartikan sebagai bentuk sistem pemerintahan suatu
negara sebagai upaya dalam mewujudkan kedaulatan
rakyat atas kekuasaan negara untuk dijalankan oleh
pemerintah negara tersebut. Dalam demokrasi
mengandung prinsip trias politica, dimana membagi ketiga
kekuasaan politik negara yaitu eksekutif, yudikatif dan
legislative, untuk mewujudkan ketiga jenis lembaga negara
yang bersifat independen dan berada dalam kesejajaran
satu sama lain, diharapkan agar ketiga lembaga negara ini
dapat saling mengontrol dan mengawasi.
Secara umum terdapat dua bentuk demokrasi yaitu
demokrasi langsung dan demokrasi perwakilan (tak
langsung). Berikut penjelasan tentang dua hal tersebut :
1. Demokrasi langsung merupakan suatu bentuk
demokrasi dimana setiap rakyat mewakili dirinya
sendiri dalam memilih suatu kebijakan sehingga
mereka memilih pengaruh langsung terhadap keadaan
politik yang terjadi. Di era modern, sistem ini tidak
praktis karena umumnya suatu populasi negara cukup
besar dan mengumpulkan seluruh rakyat ke dalam
satu forum tidaklah mudah, selain itu sistem ini
menuntut partisipasi yang tinggi dari rakyat,
sedangkan rakyat modern cenderung tidak memiliki
waktu untuk mempelajari setiap permasalahan politik
yang terjadi di dalam negara.

15
Konsep Dasar Pendidikan Kewarganegaraan SD

2. Demokrasi perwakilan (tidak langsung) merupakan


demokrasi yang dilakukan oleh masyarakat dalam
setiap pemilihan umum untuk menyampaikan
pendapat dan mengambil keputusan bagi mereka.

b. Pemerintahan Diktator
Diktator diartikan sebagai kepala pemerintahan yang
mempunyai kekuasaan mutlak, biasanya diperoleh
melalui kekerasan atau dengan cara yang tidak
demokratis (KBBI), adapun Ciri-ciri negara diktator,
diantaranya:1) Tidak ada pergantian pimpinan negara
karena sang penguasa (diktator) tidak mau melepas
jabatannya, atau terjadi pergantian pimpinan negara
apabila sang penguasa melepas jabatannya, 2)
Menentang adanya keaneka-ragaman atau perbedaan,
dan jika ada yang berbeda sikap dengan penguasa,
orang tersebut akan ditumpas, 3) Partai politik lebih
mengedepankan fungsi sebagai sarana pendoktrinan
pemerintah kepada masyarakat, 4) Partai politik lebih
mengedepankan sosialisasi budaya dan pola pikir yang
ditentukan oleh partai, 5) Pemusatan kekuasaan pada
satu orang atau sekelompok orang, 6) Fungsi hukum
sebagai legitimasi progam penguasa.
Austin Ranney (1982) menyatakan bahwa negara yang
menganut sistem demokrasi berbeda dengan negara yang
menganut sistem kediktatoran dalam hal : (a) letak kedaulatan,
(b) kedudukan warga negara dalam politik, (c) hubungan
penguasa dengan rakyat, dan (d) prinsip pengambilan
keputusan.
a) letak kedaulatan
dalam negara diktator kedaulatan dipusatkan pada satu
orang atau sekelompok kecil elit, sedang dalam negara
demokrasi kedaulatan ada ditangan rakyat.
b) kedudukan warga negara dalam politik
dalam negara diktator berlaku asas ketidak-samaan
politik antar sesama warga-negara, kelas penguasa lebih

16
Negara Kesatuan Republik Indonesia

tinggi kedudukan politiknya dibanding rakyat biasa.


Dalam negara demokrasi semua rakyat mempunyai
persamaan kedudukan dalam bidang politik.
c) hubungan penguasa dengan rakyat
dalam negara diktator tidak ada konsultasi penguasa
kepada rakyat, sedang dalam negara demokrasi
penguasa wajib dan selalu berkonsultasi kepada rakyat
tentang apa yang menjadi aspirasi rakyat.
d) prinsip pengambilan keputusan.
dalam negara diktator berlaku aturan minoritas, artinya
yang berhak menentukan keputusan akhir kebijaksanaan
pemerintahan negara adalah sekelompok kecil
warganegara, yaitu elit penguasa itu sendiri. Dalam
demokrasi berlaku prinsip mayoritas artinya kehendak
bagian terbesar warganegaralah yang menjadi
pertimbangan utama dalam pengambilan keputusan.

C. Indonesia: Negara Kesatuan yang Berbentuk Republik

Negara Indonesia yang berdiri sejak tanggal 17 Agustus


1945 mempunyai karakteristik fisik sebagai berikut:
1) Letak dan Kedudukan Astronomis
Kepulauan Indonesia terletak di antara 94  45 ‘ dan 141
 61’ Bujur Timur serta antara 6  15’ Lintang Utara dan
11 13’ Lintang Selatan, sebelah menyebelah garis
khatulistiwa. Jarak paling jauh antara dua tempat dengan
arah :
a) Utara – Selatan = + 1.844 km
b) Barat – Timur = + 5.066 km
2) Letak dan Kedudukan Perbatasan
Dalam hubungannya dengan negara-negara tetangga
dan wilayah laut, di sebelah barat Indonesia berbatasan
langsung dengan Samudra Hindia; di sebelah Utara
berbatasan dengan wilayah India (nikobar), Selat Malaka,
Selat Singapura, Laut Cina Selatan, Malaysia, Singapura,
Vietnam dan Philipina; di sebelah Timur berbatasan

17
Konsep Dasar Pendidikan Kewarganegaraan SD

dengan Samodra Pasifik dan Papua Nugini, sedangkan


di sebelah Selatan berbatasan langsung dengan laut
Arafuru, samodra Hindia dan Australia.
3) Letak dan Kedudukan Silang
Indonesia terletak di persilangan antara dua benua (Asia
dan Australia) dan dua samodra (Hindia dan Pasifik).
Tidak saja dalam arti geografis, tetapi juga dalam segala
aspek sosial, seperti :
a) demografis : antara daerah yang berpenduduk tipis di
Selatan (Australia + 14 juta) dan daerah yang
berpenduduk padat di Utara (RRC + 1 milyard.
Jepang + 100 juta dan vietnam + 20 juta).
b) Ideologi : Antara Liberalisme di Selatan dan
Komunisme di Utara.
c) Politis : Antar sistem demokrasi parlementer di
Selatan dan Sistem Demokrasi rakyat di Utara.
d) Ekonomi : Antara Sistem Ekonomi Liberal
(Kapitalisme) di Selatan dan Sistem Ekonomi
Terpusat di Utara.
e) Sosial : Antara Individualisme di Selatan dan
Komunisme/ Sosialisme di Utara.
f) Budaya : Antara kebudayaan Barat di Selatan dan
Kebudayaan Timur (Budha/Kong Hu
Chu/Sinto/Hindu/Islam) di Utara.
g) Hankam : Antara Sistem Pertahanan Benua
(kontinental di Utara dan Sistem Pertahanan Maritim
di Barat, Selatan dan Timur).

1. Bentuk Negara Indonesia : Kesatuan


Pada masa pembentukkan UUD 1945 para pemimpin
bangsa kita lebih menyukai bentuk negara kesatuan katimbang
serikat/federasi bagi negara yang hendak mereka dirikan.
Gagasan negara persatuan dalam Pancasila mereka wujudkan
bentuk negara kesatuan, dan bukan negara serikat. Salah satu
dasar pertimbangan yang dikemukakan waktu itu adalah bahwa
negara kesatuan merupakan bentuk negara tertinggi, atau paling

18
Negara Kesatuan Republik Indonesia

akhir dalam perkembangan sejarah negara. Negara serikat


dipandang sebagai bentuk negara yang belum final, karena
ikatan dalam negara itu dinilai masih longgar. Ikatan persatuan
dalam suatu negara dipandang mencapai wujudnya yang paling
sempurna dalam wadah negara kesatuan. Oleh karena itu
mereka memilih bentuk negara kesatuan bagi negara Republik
Indonesia.
Oleh karena itulah di dalam UUD 1945 dimuat pasal-
pasal yang mengatur hal-hal yang menopang upaya memelihara
persatuan-kesatuan bangsa, yang kemudian lebih
disempurnakan melalui amandemen UUD 1945. Ketentuan-
ketentuan itu menyangkut :
(a) bentuk negara kesatuan (pasal 1 ayat 1),
negara kesatuan, merupakan bentuk negara yang
sifatnya tunggal dan tidak tersusun dari beberapa
negara yang memiliki kedaulatan, tidak terbagi, dan
kewenangannya berada pada pemerintah pusat.
Contoh negara yang berbentuk kesatuan adalah
Indonesia, Filipina, Thailand, Kamboja dan Jepang.
Gagasan untuk membentuk negara kesatuan, secara
yuridis formal tertuang dalam Pasal 1 Ayat (1)
Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia
Tahun 1945 yang menyebutkan secara tegas bahwa
“Negara Indonesia adalah negara kesatuan yang
berbentuk Republik”. Pasal ini menunjukkan bahwa
prinsip negara kesatuan Republik Indonesia adalah
pemegang kekuasaan tertinggi atas segenap urusan
negara ialah pemerintah pusat.
Rumusan kata-kata Negara Kesatuan Republik
Indonesia tertulis dalam Pasal 25 A Undang- Undang
Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945,
dengan rumusan “Negara Kesatuan Republik
Indonesia adalah sebuah negara kepulauan yang
berciri Nusantara, dengan wilayah dan batas-batas
dan hak-haknya ditetapkan dengan undang-undang”.

19
Konsep Dasar Pendidikan Kewarganegaraan SD

Pasal 37 Ayat (5) Undang-Undang Dasar Negara


Republik Indonesia Tahun 1945, sebagai ketentuan
penutup menyatakan secara tegas bahwa “Khusus
mengenai bentuk negara Kesatuan Republik
Indonesia tidak dapat dilakukan perubahan”. Hal ini
menunjukan bahwa NKRI merupakan harga mati dan
tidak dapat diganggu gugat. Pasal-pasal dalam
Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia
Tahun 1945 tersebut merupakan penguatan dan
pengokohan prinsip negara kesatuan Republik
Indonesia agar semakin kokoh dan terjaga dalam
konstitusi negara.
(b) pemerintah daerah (pasal 18, 18A, 18B),
Indonesia adalah sebuah negara kesatuan namun
terdapat pembagian kewenangan antara pemerintah
pusat dan daerah. Hal ini adalah untuk mendorong
otonomi daerah dan mendorong pembangunan
daerah menjadi lebih pesat. Hubungan antara
pemerintah pusat dan daerah dapat dijalankan secara
langsung. Undang-undang yang mengatur tegas
adalah UU no 32/2004. Pemerintah pusat memiliki
wewenang sepenuhnya dalam hal pertahanan,
keamanan, moneter, politik LN, pendidikan, dan
agama.
Pemerintah dapat menjalankan pemerintahan secara
sentralisasi atau bisa juga desentralisasi. Jika
pemerintahan dijalankan secara terpusat(sentralisasi)
semua wewenang termasuk pembuatan aturan
diambil alih oleh pemerintah pusat.

Pasca Amandemen keempat Undang-Undang Dasar


Negara Republik Indonesia Tahun 1945, prinsip
negara kesatuan sebagaimana tertuang dalam Pasal
1 Ayat (1) diperkuat oleh Pasal 18 Ayat (1) Undang-
Undang Dasar Negara Republik Indonesia tahun
1945, menegaskan bahwa Negara Kesatuan Republik

20
Negara Kesatuan Republik Indonesia

Indonesia dibagi atas daerah-daerah provinsi, dan


daerah provinsi dibagi atas kabupaten dan
kota. Tiap-tiap provinsi, kabupaten, dan kota
mempunyai pemerintahan daerah yang diatur dengan
undang-undang.
Demikian pula dalam Pasal 18 B Ayat (2) yang berisi
rumusan, bahwa negara mengakui dan menghormati
satuan-satuan pemerintahan daerah yang bersifat
khusus atau bersifat istimewa yang diatur dengan
undang-undang.
(c) bendera nasional (pasal 35),
Berdasarkan bunyi pasal 35 bahwa Bendera Merah
Putih bukan sembarang Bendera, karena memiliki
ukuran khusus. Ukuran Bendera Merah Putih diatur
dalam undang-undang nomor 24 tahun 2009 pasal
4 ayat 1 dan 3.
(d) bahasa nasional (pasal 36),
Berdasarkan bunyi pasal 36 bahwa Bahasa Indonesia
merupakan bahasa persatuan, karena bangsa
Indonesia memiliki berbagai jenis bahasa.
(e) lambang negara (pasal 36A) dan
Berdasarkan bunyi pasal 36A bahwa Burung Garuda
sebagai simbol ikatan persatuan dan menyatunya
rakyat Indonesia yang heterogen.
(f) lagu kebangsaan (pasal 36B).
Berdasarkan bunyi pasal 36B bahwa Lagu Indonesia
Raya dipilih karena sangat cocok dengan jati diri
bangsa Indonesia.
Bentuk negara kesatuan dengan pemberian otonomi
kepada pemerintah daerah merupakan struktur kenegaraan
yang menopang gagasan negara persatuan. Sedang lambang
negara, lagu kebangsaan, bendera dan bahasa adalah simbol-
simbol yang menggugah semangat persatuan bangsa Indonesia.
Melalui amandemen II tahun 2000, MPR RI mengatur lebih lanjut
bentuk negara kesatuan dengan sistem desentralisasi dalam
pasal 18, 18 A dan 18 B. sebagai berikut.

21
Konsep Dasar Pendidikan Kewarganegaraan SD

Pasal 18
(1) Negara Kesatuan Republik Indonesia dibagi atas daerah-
daerah provinsi dan daerah provinsi itu dibagi atas
kabupaten dan kota, yang tiap-tiap provinsi, kabupaten,
dan kota mempunyai pemerintah daerah, yang diatur
dengan undang-undang.
(2) Pemerintah daerah provinsi, daerah kabupaten, dan kota
mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintahan
menurut asas otonomi dan tugas pembantuan.
(3) Pemerintahan daerah provinsi, daerah kabupaten, dan
kota memiliki Dewan Perwakilan Rakyat Daerah yang
anggota-anggotanya dipilih melalui pemilihan umum.
(4) Gubernur, Bupati, dan Walikota masing-masing sebagai
kepala pemerintah daerah provinsi, kabupaten, dan kota
dipilih secara demokratis.
(5) Pemerintah daerah menjalankan otonomi seluas-luasnya,
kecuali urusan pemerintahan yang oleh undang-undang
ditentukan sebagai urusan Pemerintah Pusat.
(6) Pemerintah daerah berhak menetapkan peraturan
daerah dan peraturan-peraturan lain untuk melaksanakan
otonomi dan tugas pembantuan.
(7) Susunan dan tata cara penyelenggaraan pemerintahan
daerah diatur dalam undang-undang.
Pasal 18A
(1) Hubungan wewenang antara pemerintah pusat dan
pemerintah daerah provinsi, kabupaten, dan kota atau
antara provinsi dan kabupaten dan kota, diatur dengan
undang-undang dengan memperhatikan kekhususan dan
keragaman daerah.
(2) Hubungan keuangan, pelayanan umum, pemanfaatan
sumber daya alam dan sumber daya lainnya antara
pemerintah pusat dan pemerintahan daerah diatur dan
dilaksanakan secara adil dan selaras berdasarkan
undang-undang.
Pasal 18B
(1) Negara mengakui dan menghormati satuan-satuan
pemerintahan daerah yang bersifat khusus atau bersifat
istimewa yang diatur dengan undang-undang.

22
Negara Kesatuan Republik Indonesia

(2) Negara mengakui dan menghormati kesatuan-kesatuan


masyarakat hukum adat beserta hak-hak tradisionalnya
sepanjang masih hidup dan sesuai dengan
perkembangan masyarakat dan prinsip Negara Kesatuan
Republik Indonesia, yang diatur dalam undang-undang.

2. Bentuk Pemerintah Indonesia: Republik


Ide negara Republik sudah diungkapkan dalam
Pembukaan UUD 1945, yaitu melalui kalimat "...yang terbentuk
dalam suatu susunan Negara Republik Indonesia yang
berkedaulatan Rakyat." Oleh karena itu dalam pasal 1 ayat 1
UUD 1945 ditentukan bahwa "Negara Indonesia adalah negara
kesatuan yang berbentuk Republik". Dengan demikian nampak
bahwa sejak awal UUD 1945 memang sudah menggariskan
prinsip "res-publica", yaitu penyelenggaraan negara bagi
kesejahteraan/ kepentingan bersama.
Melalui amandemen III UUD 1945 tahun 2001 MPR
bahkan lebih menegaskan prinsip res-publika itu dalam
pengaturan tentang pemilihan presiden maupun persyaratan
untuk menjadi presiden/ wakil presiden. Pasal 6 UUD 1945 kini
diubah menjadi sebagai berikut
(1) Calon Presiden dan calon Wakil Presiden harus seorang
warga negara Indonesia sejak kelahirannya dan tidak
pernah menerima kewarganegaraan lain karena
kehendaknya sendiri, tidak pernah mengkhianati negara,
serta mampu secara rohani dan jasmani untuk
melaksanakan tugas dan kewajiban sebagai Presiden
dan Wakil Presiden.
(2) Syarat-syarat untuk menjadi Presiden dan Wakil
Presiden diatur lebih lanjut dengan undang-undang.
Sedang mengenai proses pemilihan presiden dan wakil
presiden dalam pasal 6 A ditentukan bahwa:
(1) Presiden dan Wakil Presiden dipilih dalam satu pasangan
secara langsung oleh rakyat.
(2) Pasangan calon Presiden dan Wakil Presiden diusulkan
oleh partai politik atau gabungan partai politik peserta
pemilihan umum sebelum pelaksanaan pemilihan umum.
Keseluruhan perubahan di atas menunjukkan bahwa
komitmen pada bentuk pemerintah republik kian diperkuat
landasan konsitusionalnya dalam UUD 1945.

23
Konsep Dasar Pendidikan Kewarganegaraan SD

3. Sistem Pemerintahan Indonesia: Demokrasi


Pasal-pasal dalam Batang Tubuh UUD 45 mengatur
pokok-pokok sistem pemerintahan demokrasi sebagaimana
digariskan oleh sila IV Pancasila, Kerakyatan yang dipimpin oleh
hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan.
Melalui amandemen III tahun 2001 pasal 1 ayat 2 UUD 1945
diubah sehingga berbunyi “Kedaulatan berada di tangan rakyat
dan dilaksanakan menurut Undang Undang Dasar” Perubahan di
atas menunjukkan bahwa:
(a) negara Indonesia tetap merupakan negara yang
menganut prinsip kedaulatan rakyat atau menganut
sistem pemerintahan demokrasi.
(b) walaupun letak kedaulatan masih tetap ada di tangan
rakyat namun pelaksanaannya telah berubah. Semula
kedaulatan rakyat dilaksanakan sepenuhnya oleh MPR,
sekarang pelaksanaan kedalatan dilakukan menurut
UUD. Undang Undang Dasar lah yang akan menentukan
bagaimana kedaulatan rakyat itu harus dilaksanakan.
Ada 2 (dua) alasan mengapa MPR kini sudah tidak lagi
menjadi pelaksana sepenuhnya kedaulatan rakyat. Pertama,
karena MPR kini tidak lagi memilih Presiden dan Wakil Presiden.
Menurut ketentuan yang baru Presiden dan Wakil Presiden
dipilih langsung oleh rakyat melalui pemilihan umum. Kedua,
karena kini MPR tidak lagi menyusun garis-garis besar haluan
negara (GBHN). Dengan pemilihan Presiden dan Wapres secara
langsung maka setiap calon Presiden dan Wapres harus
menyusun sendiri “GBHN” yang akan dilaksanakannya jika ia
terpilih sebagai Presiden dan Wakil Presiden. “GBHN” itu
bahkan sudah harus disosialisasikan kepada rakyat ketika para
pasangan calon Presiden dan Wakil Presiden berkampanye
menjelang pemilihan umum.
Menurut International Commision of Jurist dalam
konferensinya di Bangkok tahun 1965 syarat-syarat dasar bagi
terselenggaranya pemerintahan yang demokratis di bawah rule
of law adalah:
a. Perlindungan Konstitusional.
Yang dimaksud dengan perlindungan konstitutional
adalah adanya pengakuan atas hak-hak asasi manusia di
dalam konstitusi/Undang Undang Dasar sehingga dapat

24
Negara Kesatuan Republik Indonesia

ditegakkan dan dijamin pelaksanaannya. Pengakuan


semacam itu amat penting dituangkan dalam konstitusi
agar terdapat pegangan yang pasti baik bagi penguasa
maupun rakyat dalam menjalankan kehidupan
bernegara.
Sejak semula pasal-pasal 27, 28, 29, 30, 31 dan 34 UUD
1945 mengatur perlindungan konstitusional atas berbagai
hak asasi warganegara di Indonesia. Dalam
perkembangan terakhir melalui Sidang Tahunan I, tahun
2000 MPR RI telah memasukkan berbagai ketentuan
tentang hak asasi yang semula telah tercantum dalam
Ketetapan MPR maupun Undang Undang No. 39/1999 di
atas ke dalam pasal 28 UUD 1945 yang kini berkembang
sampai ke pasal 28 J.
b. Badan Kehakiman yang Bebas dan Tidak Memihak
Melalui amandemen III UUD 1945 prinsip kemandirian
lembaga pelaksana kekuasaan kehakiman dikukuhkan
kedalam ketentuan pasal 24 ayat (1) yang selengkapnya
berbunyi “Kekuasaan kehakiman merupakan kekuasaan
yang merdeka untuk menyelenggarakan peradilan guna
menegakkan hukum dan keadilan”.
Selanjutnya di dalam ayat 2 pasal 24 juga ditentukan
bahwa “Kekuasaan kehakiman dilakukan oleh sebuah
Mahkamah Agung dan badan peradilan yang berada di
bawahnya dalam lingkungan peradilan umum, lingkungan
peradilan agama, lingkungan peradilan militer,
lingkungan peradilan tata usaha negara, dan oleh sebuah
Mahkamah Konstitusi”.
c. Pemilihan Umum yang Bebas
Melalui amandemen III UUD 45 MPR justru mengatur
masalah pemilu dalam UUD 45. Dalam bab VIIB yang
berjudul Pemilihan Umum masalah pemilu diatur sebagai
berikut:
Pasal 22E
(1) Pemilihan umum dilaksanakan secara langsung,
umum, bebas, rahasia, jujur, dan adil setiap lima
tahun sekali.
(2) Pemilihan umum diselenggarakan untuk memilih
anggota Dewan Perwakilan Rakyat, Dewan

25
Konsep Dasar Pendidikan Kewarganegaraan SD

Perwakilan Daerah, Presiden dan Wakil Presiden dan


Dewan Perwakilan Rakyat Daerah.
(3) Peserta pemilihan umum untuk memilih anggota
Dewan Perwakilan Rakyat dan anggota Dewan
Perwakilan Rakyat Daerah adalah partai politik.
(4) Peserta pemilihan umum untuk memilih anggota
Dewan Perwakilan Daerah adalah perseorangan.
(5) Pemilihan umum diselenggarakan oleh suatu komisi
pemilihan umum yang bersifat nasional, tetap, dan
mandiri.
(6) Ketentuan lebih lanjut tentang pemilihan umum diatur
dengan undang-undang.

d. Kebebasan Menyatakan Pendapat Kebebasan


Untuk menyatakan pendapat baik secara lisan maupun
tertulis, termasuk kebebasan untuk berbeda pendapat amat
penting perannya dalam negara demokrasi. Paham
demokrasi berpandangan bahwa manusia pada dasarnya
mempunyai kemerdekaan dan kesama-derajatan asasi,
termasuk kemerdekaan kesama-derajatan dalam
bidang politik. Menurut Harold J. Laski kemerdekaan politik
seseorang itu hanya nampak melalui kemampuan masing-
masing warga untuk berperan-serta aktif dalam mengelola
masalah-masalah kenegaraan. Kemerdekaan warganegara
akan terwujud apabila masing-masing warganegara mampu
berpikir secara bebas tentang kegiatan kenegaraan dan
kemasyarakatan yang tengah terjadi, mengemukakan
pendapat mereka itu secara terbuka, dan mengoreksi
pendapat orang lain yang tidak sesuai dengan kebenaran.
Oleh karena itu kemerdekaan politik memerlukan dua syarat
pokok, yaitu tersedianya berita-berita yang benar dan
disampaikan secara jujur, serta pendidikan politik bagi setiap
warganegara. Syarat ketersediaan berita yang benar dan jujur
tersebut menuntut adanya jaminan atas kebebasan
menyatakan pendapat, termasuk di dalamnya kebebasan
pers. Kebebasan pers adalah kebebasan untuk menghimpun
dan menyebar-luaskan berita, pandangan, pemberitahuan
dan pikiran melalui pers kepada siapapun yang bersedia
menerimanya. Pers itu sendiri mencakup semua media

26
Negara Kesatuan Republik Indonesia

komunikasi massa yang berfungsi untuk memancarkan


gagasan, fikiran dan perasaan seseorang atau
sekelompok orang maupun kejadian-kejadian baik dengan
kata-kata tertulis maupun lisan.
Sejak tahun 2000, melalui amandemen II UUD 45 MPR telah
menetapkan pasal 28E yang ayat 2 nya berbunyi “Setiap
orang berhak atas kebebasan meyakini kepercayaan,
menyatakan pikiran dan sikap, sesuai dengan hati nuraninya”.
Sedang ayat 3 berbunyi “Setiap orang berhak atas kebebasan
berserikat, berkumpul, dan mengeluarkan pendapat”.
Sementara itu pasal 28F mennetukan bahwa “Setiap orang
berhak untuk berkomunikasi dan memperoleh informasi untuk
mengembangkan pribadi dan lingkungan sosialnya, serta
berhak untuk mencari, memperoleh, memiliki, menyimpan,
mengolah, dan menyampai kan informasi dengan
menggunakan segala jenis saluran yang tersedia”.
Ketentuan-ketentuan di atas menunjukkan adanya jaminan
konstitusional di dalam UUD 1945 terhadap kebebasan
warganegara Republik Indonesia dalam menyatakan
pendapat.
3.5. Kebebasan untuk Berserikat, Berorganisasi, dan
Beroposisi.
Pasal 28 Undang Undang Dasar 1945 menentukan bahwa:
"Kemerdekaan berserikat dan berkumpul, untuk
mengeluarkan fikiran dengan lisan dan tulisan dan
sebagainya ditetapkan dengan undang-undang". Ketentuan
itu menunjukkan bahwa kebebasan menyatakan pendapat,
dan berserikat dijamin dalam UUD 45.
Sejak tahun 2000, melalui amandemen II UUD 45 MPR telah
menetapkan pasal 28E yang ayat 3 nya berbunyi “Setiap
orang berhak atas kebebasan berserikat, berkumpul, dan
mengeluarkan pendapat”.
Ketentuan di atas menunjukkan adanya jaminan
konstitusional terhadap kebebasan berserikat, berkumpul dan
menyatakan pendapat di dalam UUD 1945.
e. Pendidikan Kewarganegaraan
Pendidikan kewarganegaraan pada hakikatnya merupakan
proses sosialisasi politik, yaitu proses di mana setiap
warganegara menyerap menghayati dan kemudian

27
Konsep Dasar Pendidikan Kewarganegaraan SD

melaksanakan nilai-nilai, budaya maupun perilaku politik yang


berkembang dalam mesyarakat dan/atau negara yang
bersangkutan. Pendidikan kewarganegaraan memainkan
peran penting dalam proses nation and character
building. Seperti sudah disebut di atas keterdidikan setiap
warga-negara secara politik justru menjadi salah satu dari dua
syarat perwujudan demokrasi politik. Oleh karena itu
pendidikan kewarganegaraan atau pendidikan politik amat
penting kedudukannya dalam negara demokrasi.
Pentingnya peran pendidikan politik dapat dipahami karena
melalui proses pendidikan (pada umumnya maupun
pendidikan politik pada khususnya) orang dimampukan untuk
memahami pendapat, aspirasi maupun kepentingan orang
lain. Dengan kemampuan itu merekapun dimampukan untuk
mempertimbang-kan kepentingan dan aspirasi pihak lain
dalam mewujudkan kepentingan pribadi. Dengan
perkataan lain melalui pendidikan setiap warga negara
dimampukan untuk hidup secara demokratis yaitu
memperjuangkan kepentingan pribadi dalam kerangka
menghormati kepentingan orang lain dan kepentingan
bersama.
Di samping itu melalui pendidikan setiap warganegara
dimungkinkan untuk memiliki kemampuan berpikir kritis dan
logis, baik dalam memecahkan masalah yang menyangkut
kepentingan bersama maupun dalam menilai propaganda-
propaganda politik. Dengan kemampuan itu warganegara
dihindarkan dari kecenderungan untuk menerima apa saja
yang dikemukakan politisi, maupun dicegah dari tindakan-
tindakan keliru dan merugikan kepentingan bersama. Jadi
pendidikan kewarganegaraan memungkinkan setiap
warganegara untuk berperan serta aktif dalam kegiatan hidup
bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.

D. Mempertahankan Negara Kesatuan Republik Indonesia

Negara Indonesia yang didirikan pada tanggal 17


Agustus 1945 adalah negara yang mempersatukan seluruh
wilayah yang didiami suku-suku bangsa di Nusantara ini, atau di
atas wilayah bekas jajahan Belanda di bawah satu pemerintah

28
Negara Kesatuan Republik Indonesia

berdaulat, yaitu pemerintahan negara republik Indonesia. Hal itu


tampak antara lain dari adanya telegram dari Sri Sultan
Hamengku Buwono IX, penguasa Keraton Yogyakarta kala itu,
ke pemerintah pusat di Jakarta yang berisi pesan bahwa
Yogyakarta menggabungkan diri dengan negara Republik
Indonesia.
Peristiwa perumusan sila-sila Pancasila juga
menunjukkan betapa tingginya semangat persatuan dan
kesatuan yang ada di hati para pemimpin bangsa kita. Bagian
bangsa Indonesia yang tinggal di wilayah Indonesia Timur nyaris
tidak menjadi bagian integral bangsa/negara Indonesia, kalau
saja semangat persatuan kesatuan bangsa tidak menjiwai
tindakan para pemimpin bangsa dalam merumuskan sila
pertama Pancasila. Hanya dengan semangat persatuan
kesatuan bangsa itulah negara Indonesia terbentuk sebagai
negara mencakup seluruh suku bangsa di wilayah Nusantara ini.
Pembentukkan negara Indonesia melalui proses penyatuan
suku-suku bangsa di atas merupakan satu fakta sejarah yang
tidak bisa dihapus, diingkari maupun diabaikan dalam perjalanan
bangsa Indonesia mengisi kemerdekaan.
Fakta historis tersebut membawa konsekuensi tanggung
jawab/ kewajiban bangsa Indonesia untuk selalu memelihara
persatuan-kesatuan bangsa ataupun keutuhan bangsa. Oleh
karena itu perlu terus dikembangkan sikap kesetiaan kepada
kesatuan bangsa, sikap cinta bangsa dan sikap cinta tanah air.
Kesetiaan kepada bangsa dan kebangsaan Indonesia itu
hendaknya mengatasi kesetiaan-kesetiaan primordial (kesetiaan
pada suku, daerah asal, agama) sehingga dapat menopang
tegak berdirinya negara kesatuan Republik Indonesia.
Persatuan bukan berarti penyeragaman. Dengan prinsip
persatuan, keaneka ragaman yang ada tidak hendak dihilangkan
atau diseragamkan, melainkan tetap dibiarkan hidup dan
berkembang. Namun demikian perbedaan-perbedaan yang ada
di antara berbagai suku bangsa itu tidak perlu ditonjolkan atau
bahkan menjadi ukuran utama dalam bertindak. Perbedaan itu
dipahami dan dibiarkan adanya dalam rangka mewujudkan
persatuan kesatuan bangsa. Dengan perkataan lain keaneka
ragaman bangsa dihormati dalam wadah kesatuan bangsa
Indonesia. Semboyan yang menggambarkan secara jelas prinsip

29
Konsep Dasar Pendidikan Kewarganegaraan SD

penghormatan keaneka-ragaman dalam wadah persatuan


adalah “Bhineka Tunggal Ika”.
Dalam rangka lebih mengoperasionalkan prinsip
persatuan-kesatuan bangsa maka telah dikembangkan pula
paham Wawasan Nusantara, suatu paham yang mengajarkan
agar bangsa Indonesia bersedia memandang seluruh wilayah
negeri ini, termasuk kekayaan alam yang terkandung di
dalamnya, dan seluruh aspek kehidupan manusia yang hidup di
atasnya (politik, ekonomi, sosial-budaya, pertahanan dan
keamanan) sebagai satu kesatuan yang utuh dan menyeluruh.
Wawasan Nusantara pada hakikatnya merupakan
penjabaran lebih lanjut dari prinsip kesatuan dan persatuan
bangsa yang terkandung dalam sila Persatuan Indonesia.
Prinsip-prinsip itu dikembangkan sebagai landasan bagi bangsa
Indonesia dalam memelihara dan mengembangkan integrasi
nasional.
Secara konstitusional, pasal 37 ayat 5 UUD 1945 sudah
menetapkan bahwa “Khusus tentang bentuk Negara Kesatuan
Republik Indonesia tidak dapat dilakukan perubahan”
Usaha untuk meterus mempertahankan NKRI dan
sekaligus memelihara rasa persatuan dan kesatuan bangsa atau
integrasi nasional di negeri ini masih menghadapi banyak
kendala. Secara umum kendala itu dapat dipilah ke dalam dua
jenis yaitu kendala yang bersifat (1) kultural atau yang bersifat
budayawi dan (2) struktural atau yang bersifat susunan dalam
hidup kemasyarakatan.
Beberapa kendala budaya yang menghambat proses
integrasi nasional adalah (a) kuatnya in-group feeling di
kalangan suku-suku bangsa, (b) etnosentrime, dan (c)
eksklusivisme. Perasaan in-group atau rasa kesukuan yang kuat
di kalangan suku-suku bangsa pada satu sisi memang bernilai
positif, namun pada sisi lain dapat menimbulkan sikap
pengutamaan segala sesuatu yang menyangkut sukunya secara
berlebihan sehingga menghambat perwujudan kesetiaan
terhadap negara secara nasional.
Etnosentrime adalah paham yang memandang
kebudayaan suku bangsa (etnis)nya sebagai yang terbaik
sementara kebudayaan suku bangsa (etnis) lain dianggap
rendah. Sikap semacam ini jelas tidak mendukung upaya

30
Negara Kesatuan Republik Indonesia

integrasi nasional yang mensyaratkan adanya kesediaan dari


setiap pihak untuk saling menghargai dan menghormati
kekhasan atau ciri khas pihak lain. Etnosentrisme juga dapat
mendorong lahirnya eksklusivisme, atau paham menutup diri.
Eksklusivisme akan melahirkan sikap eksklusif atau menutup diri
dari lingkungan sekitar dan hanya mengembangkan kehidupan
di dalam kelompoknya sendiri.
Sikap-sikap tersebut di atas diperkuat pula oleh kondisi
struktural (kondisi susunan kemasyarakatan) yang mengandung
benih-benih penajaman perbedaan antar warga bangsa. Secara
politis sistem politik yang tidak/ kurang demokratis menyudutkan
rakyat kecil pada posisi yang serba tidak berdaya ditengah-
tengah dominannya kekuasaan penguasa.
Sementara itu perekonomian kapitalistik yang
dikembangkan pemerintah telah melahirkan pengusaha-
pengusaha yang berkolusi dengan para pejabat dalam
mengembangkan usahanya. Dua gejala dominan tersebut telah
melahirkan gejala baru yang disebut sebagai kesenjangan
sosial. Perbedaan kondisi kehidupan sosial ekonomi dapat
menghambat tumbuhnya perasaan senasib sepenanggungan
yang merupakan prasyarat penting bagi terwujudnya persatuan
kesatuan bangsa.
Persoalan integrasi nasional itu kini juga di”ramai”kan
oleh ekses-ekses yang muncul dari pelaksanaan pemberian
otonomi yang amat luas kepada daerah Kabupaten/Kota.

Latihan

Saudara, untuk memantapkan pemahaman Anda tentang materi


yang telah diuraikan pada Unit 4 di atas, jawablah pertanyaan-
pertanyaan berikut:

1. Menurut pemahaman Anda sendiri, apakah sebenarnya


hakikat negara itu? Jelaskan!
2. Apa perbedaan antara unsur konstitutif dan unsur deklaratif
negara? Jelaskan!
3. Berikan masing-masing satu contoh konkrit pengakuan oleh
negara lain secara de jure dan de facto tentang keberadaan
suatu negara!

31
Konsep Dasar Pendidikan Kewarganegaraan SD

4. Jelaskan perbedaan antara penduduk dengan warga negara!


5. Jelaskan perbedaan pengertian bentuk negara, bentuk
pemerintahan dan sistem pemerintahan!
6. Perincilah bukti-bukti yuridis konstitusional bahwa Indonesia
adalah negara kesatuan!
7. Perincilah bukti-bukti yuridis konstitusional bahwa Indonesia
adalah negara republik!
8. Perincilan bukti-bukti bahwa Indonesia adalah negara
dengan sistem pemerintahan demokrasi !
9. Dalam rangka mempertahankan Negara Kesatuan Republik
Indonesia (NKRI), semboyan “Bhineka Tunggal Ika” itu perlu
diwujudnyatakan. Mengapa demikian? Jelaskan!
10. Jelaskan faktor-faktor eksternal apa saja yang perlu
diperhatiakn dalam mempertahakan NKRI!

32

Anda mungkin juga menyukai