Anda di halaman 1dari 5

TUGAS LTM MPKT Pekan 3

Nama : Milan Baros Silitonga


NPM : 2206050970
Kelas : MPKT 06

2.1 Hakikat Negara


Hakikat merupakan inti sari atau dasar (KBBI). Maka, hakikat negara bisa
didefinisikan sebagai penjelasan mengenai negara yang mencakup pengertian, sifat,
fungsi dan unsur-unsur negara yang mana aspek-aspek tersebut harus dipahami oleh
warga negara.
Negara memiliki beberapa pengertian oleh para ahli, beberapa diantaranya ialah
sebagai berikut:
i. Plato menyatakan bahwa negara adalah suatu tubuh yang senantiasa maju,
berevolusi, dan terdiri dari orang-orang (individu-individu).
ii. Aristoteles menyatakan bahwa negara adalah suatu kekuasaan masyarakat
(persekutuan dari pada keluarga dan desa/kampung) yang bertujuan untuk
mencapai kebaikan yang tertinggi bagi umat manusia.
iii. Grotius menyatakan bahwa negara ibarat suatu perkakas yang dibuat manusia
untuk melahirkan keberuntungan dan kesejahteraan umum.
iv. Thomas Hobbes menyatakan bahwa negara adalah suatu tubuh yang dibuat oleh
orang banyak, yang masing-masing orang berjanji untuk memakainya sebagai
alat keamanan dan perlindungan bagi mereka.
v. Karl Marx menyatakan bahwa negara adalah suatu alat kekuasaan bagi manusia
(penguasa) untuk menindas kelas manusia yang lain.
Maka bisa kita simpulkan bahwa negara merupakan kelompok sosial yang
mendiami sebuah wilayah dan berada di bawah lembaga politik maupun pemerintah
yang efektif, memiliki kesatuan politik, berdaulat dan memiliki sebuah tujuan sosial
yang ingin dicapai oleh negara tersebut.
Terdapat pula pengertian sebuah negara dari sudut pandang geografi yaitu antara
lain negara daratan (land lock country)—disebut juga negara terisolasi—yakni negara
yang tidak punya akses ke laut. Akses ke laut harus melalui satu atau dua negara
tetangga. Negara demikian bisa dikelilingi oleh hanya satu negara.
Ada pula negara yang berbatasan dengan laut. Negara ini meliputi (1) negara
Pantai, (2) negara Pulau (negara dengan satu pulau utama dan beberapa pulau kecil),
dan (3) negara Kepulauan (negara yang terdiri dari beberapa gugus pulau). Setiap
pantai—daratan—memiliki wilayah laut selebar 3 nautical miles (NM) dari garis
pantai (coastline).
Negara Indonesia sendiri bisa diartikan sebagai negara kepulauan terbesar di dunia
yang terbentang di khatulistiwa sepanjang 3200 mil (5.120 km2) dan terdiri atas 13.667
pulau besar dan kecil. Nama Indonesia berasal dari bahasa Yunani, yaitu Indo yang
berarti Indoa dan Nesia yang berarti kepulauan.
John Locke mengemukakan bahwa sebuah negara memiliki fungsi yang dibagi
dalam tiga bagian yaitu: 1) Fungsi legislasi, yakni fungsi membuat undang-undang dan
peraturan, 2)fungsi Eksekutif, yaitu fungsi untuk melaksanakan peraturan dan 3) fungsi
Federatif, yaitu fungsi untuk mengurusi urusan luar negeri dan urusan perang damai.
Selain tiga fungsi di atas, fungsi sebuah negara juga dirumuskan ke dalam empat
fungsi antara lain:
• Melaksanakan Penertiban (Law And Order)
Fungsi ini sangat penting, yaitu negara mencegah terjadinya pertikaian atau
perselisihan yang mungkin muncul di tengah masyarakat yang menjadi salah
satu faktor penghalang proses tercapainya tujuan sebuah negara.
• Fungsi Kemakmuran dan Kesejahteraan
Fungsi ini sangat penting terutama untuk negara yang memiliki paham negara
kesejahteraan (welfare staat). Negara berusaha agar masyarakat dapat hidup
dengan sejahtera, terutama dibidang ekonomi dan sosial masyarakat. Maka dari
itu banyak negara yang melakukan pembangunan dan membuat undang-undang
sedemikian yang menyejahterakan masyarakatnya termasuk Indonesia.
• Fungsi Pertahanan dan Keamanan
Fungsi ini diperlukan untuk menjaga kemungkinan terjadinya serangan dari
luar negara (misalnya ancaman dari negara luar). Fungsi ini sangat penting
karena menyangkut keberlangsungan sebuah negara tersebut.
• Fungsi Keadilan
Fungsi negara ini dilaksanakan oleh badan penegak hukum, khususnya badan-
badan peradilan. Negara harus dapat menegakkan hukum secara tegas dan tanpa
adanya unsur kepentingan tertentu menurut hak dan kewajiban yang telah di
kontribusikan kepada bangsa dan negara.

2.1.1 Rakyat
Salah satu aspek yang menjadikan sebuah negara ialah rakyat. Rakyat terdiri
dari beberapa orang yang mempunyai ideologi yang sama dan tinggal di daerah atau
pemerintahan yang sama dan mempunyai hak dan kewajiban yang sama yaitu untuk
membela negaranya bila diperlukan.
Konsep tentang rakyat yaitu rakyat disebut sebagai penghuni. Mereka yang
disebut rakyat merupakan penduduk atau semua orang yang bertujuan menetap dalam
wilayah tertentu untuk jangka waktu yang relative panjang. Rakyat dapat
diklasifikasikan sebagai (1) penghuni tetap maupun berpindah-pindah (nomad) dalam
wilayah tersebut dan (2) warga negara dan warga negara asing. Konsep demikian
dimaksudkan untuk mengantisipasi bahwa di era global saat ini amat jarang negara
yang rakyatnya dari segi ras dan etnik bersifat homogen.
Bagi beberapa negara di dunia, termasuk negara Indonesia, rakyat merupakan
pemegang kekuasaan tertinggi. Maksunya ialah keputusan-keputsan yang diambil oleh
sebuah negara tak lepas dari pengawasan dan persetujuan rakyat. Konsep ini mirip
dengan demokrasi, yaitu dari rakyat, oleh rakyat dan untuk rakyat.
Rakyat memiliki beberapa hak dan kewajiban sebagai berikut:
Hak rakyat:
• Fakir miskin dan anak telantar dipelihara oleh negara (Pasal 34, Bab XIV, UUD
1945).
• Rakyat berhak meminta penghidupan yang layak (Pasal 27, Bab X, UUD 1945).
• Rakyat berhak meminta layanan kesehatan, pendidikan, dan hiburan kepada
negaranya.
• Rakyat berhak didampingi pengacaranya jika dituduh melakukan tindak
kriminal.
• Rakyat berhak untuk membela dan menjaga stabilitas negara.
Kewajiban rakyat:
• Ikut berpartisipasi dalam pemilihan umum.
• Ikut mengkritik dan membangun roda pemerintahan.
• Menjadi elemen penting dalam aspek politik.
• Berkewajiban mengikuti politik praktis.
• Berkewajiban mengikuti peraturan-peraturan politik yang telah ditetapkan
negara dan siap menerima sanksi jika melanggar.
Referensi

Tim Revisi. 2017. Buku Ajar MPKT A. Depok: PPKPT Universitas Indonesia.
Affandi, Mukhtar, Ilmu-ilmu Kenegaraan, Bandung: Alumni, 1971.
Bohari, H, Hukum Anggaran, Jakarta: Raja Grafindo Persada, 1992.

Anda mungkin juga menyukai